RHEUMATOID ARTHRITIS
WILAYAH RT 02 RW 05 KELURAHAN TENGAH
KECAMATAN KRAMAT JATI, JAKARTA TIMUR
Disusun oleh :
Roberto Suhartono
1061050125
STATUS UJIAN
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Periode 29 Februari 7 Mei 2016
I. PENDAHULUAN
padahal gejala yang ditimbulkan akibat penyakit ini justru menjadi penghambat yang
mengganggu bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas mereka sehari-hari. 4,7
Menurut Dasar Epidemiologi (Triangle Epidemiologi) apabila ada perubahan dari
salah satu faktor, maka akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka, yang berakibat
akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. 1,7,8
Host
Agent Environment
b. Jenis kelamin
Prevalensi lebih tinggi pada wanita dibandingkan laki-laki. Lebih dari 75 %
penderita RA adalah wanita.
c. Genetik
Secara genetis, RA dipengaruhi oleh ekspresi dari gen HLA yang merupakan gen
pembentuk MHC. Penelitian mengungkapkan, 70% individu dengan gen HLA
terekspersi mengalami RA. Hal ini juga berlaku bagi kembar monozigot yang memiliki
gen tersebut.
d. Kebiasaan
Kebiasaan-kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang
tersebut seperti :
o Pola makan yang salah, terutama bagi kaum lansia sangat beresiko, sehingga harus
menjaga berat badan agar tidak kegemukan atau kelebihan gizi, dan terhindar dari
penyakit, obesitas dan sulit bergerak. Adapun bahan makanan yang bisa menimbulkan
penyakit rheumatoid arthritis, contohnya jeroan (usus, babat, hati, ginjal, paru, otak),
seafood (udang, cumi, kerang, dll), makanan yang sudah dikalengkan, daging kambing,
sapi, bebek, kacang-kacangan, sayuran (bayam, kangkung, buncis, kembang kol, daun
singkong, dll), keju, telor, makanan di goreng atau bersantan atau di masak dengan
menggunakan margarin/mentega, minuman beralkohol dan masih ada makanan lain.
Berat badan berlebih atau Obesitas beresiko tinggi terserang rheumatoid arthritis,
terutama mereka yang gemuk setelah berusia 50 tahun dan waktu muda berbadan kurus.
o Gaya hidup, di zaman yang modern ini menuntut setiap orang untuk bekerja keras, hidup
penuh tuntutan dan tekanan sehingga menjadi stress, kurang berolahraga, dan berusaha
untuk mengatasi stress tersebut dengan minuman alkohol, merokok, yang merupakan
salah satu faktor resiko penyakit rheumatoid arthritis.
o Ras atau suku, data di Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa prevalensi tertinggi
dari rheumatoid arthritis adalah pada suku Amerika Indian dibanding dengan yang Non
Indian. Walaupun demikian penyakit ini dapat dijumpai di setiap negara di dunia. Di
Indonesia terdapat suku tertentu yang mempunyai kecenderungan terserang penyakit ini
antara lain suku Minahasa dan Tapanuli.
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
FK UKI|6
o Pekerjaan, sikap badan yang salah dalam melakukan pekerjaan sehari-hari memudahkan
timbulnya reumatik. Mengangkat beban berat dari lantai dengan badan membungkuk
dapat mengakibatkan sakit pinggang.
2. Agent (Penyebab Penyakit) 1,7,8
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya
dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan penyakit. Untuk penyakit
rheumatoid arthritis yang menjadi agen adalah :
Bakteri dan Virus
Meskipun penyebab pasti rheumatoid arthritis belum diketahui jelas, namun faktor
pencetus dari lingkungan seperti Bakteri dan Virus ada hubungannya dengan penyakit
RA. Hubungan antara virus seperti virus Hepatitis B, virus Epstein Barr dapat
menyebabkan kerusakan mikrovaskuler serta proliferasi sinovia sehingga sel radang
yang muncul pada tahap awal adalah neutrofil, setelah itu limfosit, makrofag dan sel
plasma. Sel plasma memproduksi IgG dan IgM yang merupakan faktor rheumatoid.
Reaksi antigen dan antibodi ini menimbulkan kompleks imun yang mengaktifkan sistem
komplemen sehingga terjadi reaksi inflamasi.
Kuratif: faktor,
Menurut Hendrik L Blum, sehat fisik mental sosial di pengaruhi oleh beberapa
Menyarankan untuk berobat dan
PERILAKU :
yaitu : 6 mengobati pasien yang sudah
mengalami Rheumatoid Artritis
Pengetahuan:
Penyebab, pencegahan, penanganan,
Rehabilitatif:
gejala Rheumatoid Artritis
Melakukan semua anjuran dokter
Sikap:
Kebiasaan makan dan minum,
olahraga, merokok, trauma, sikap
tubuh
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
FK UKI|7
Ke empat faktor tersebut diatas saling berpengaruh positif satu dengan yang lain dan
tentu saja sangat berpengaruh terhadap status kesehatan seseorang. Status kesehatan akan
tercapai optimal apabila ke empat faktor tersebut positif mempengaruhi secara optimal pula.
Apabila salah satu faktor tidak optimal maka status kesehatan akan bergeser kearah dibawah
optimal. Berikut ini akan dijelaskan satu per satu ke empat faktor tersebut sebagai berikut : 9
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap status kesehatan, terlihat dari
diagram di atas dengan panah yang lebih besar dibanding faktor lainnya. Faktor Lingkungan
terdiri dari 3 bagian besar :
a. Lingkungan Fisik
Terdiri dari benda mati yang dapat dilihat, diraba, dirasakan antara lain : bangunan,
jalan, jembatan, kendaraan, gunung, air, tanah. Benda mati yang dapat dilihat dan dirasakan
tapi tidak dapat diraba : api, asap, kabut dll.. Benda mati yang tidak dapat diraba, tidak dapat
dilihat namun dapat dirasakan : udara, angin, gas, bau-bauan, bunyi-bunyian / suara dll.
b. Lingkungan Biologis
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
FK UKI|8
Terdiri dari makhluk hidup yang bergerak, baik yang dapat dilihat maupun tidak :
manusia, hewan, kehidupan akuatik, amoeba, virus, plankton. Makhluk hidup tidak bergerak :
tumbuhan, karang laut, bakteri dll.
c. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah bentuk lain selain fisik dan biologis di atas. Lingkungan
sosial tidak berbentuk secara nyata namun ada dalam kehidupan di bumi ini. Lingkungan
sosial terdiri dari sosio-ekonomi, sosio-budaya, adat istiadat, agama/kepercayaan, organisasi
kemasyarakatan dll. Melalui lingkungan sosial manusia melakukan interaksi dalam bentuk
pengelolaan hubungan dengan alam dan buatannya melalui pengembangan perangkat nilai,
ideologi, sosial dan budaya sehingga dapat menentukan arah pembangunan lingkungan yang
selaras dan sesuai dengan daya dukung lingkungan yang mana hal ini sering disebut dengan
etika lingkungan (Adnan Harahap et-al)
2. Faktor Perilaku
Faktor perilaku berhubungan dengan perilaku individu atau masyarakat, perilaku
petugas kesehatan dan perilaku para pejabat pengelola negeri ini (Pusat dan Daerah) serta
perilaku pelaksana bisnis.
Perilaku individu atau masyarakat yang positif pada kehidupan sehari-hari misalnya :
membuang sampah / kotoran secara baik, minum air masak, saluran limbah terpelihara,
mandi setiap hari secara higienis dll.
Perilaku petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan yang baik antara lain :
ramah, cepat tanggap, disiplin tinggi, terapi yang tepat sesuai diagnosa, tidak malpraktek
pemberian obat yang rasional, dan bekerja dengan penuh pengabdian.
Perilaku pemerintah Pusat dan Daerah dalam menyikapi suatu permasalahan
kesehatan masyarakat secara tanggap dan penuh kearifan misalnya : cepat tanggap terhadap
adanya penduduk yang gizinya buruk, adanya wabah penyakit, serta menyediakan sarana dan
prasarana kesehatan dan fasilitas umum ( jalan, parit, TPA, penyediaan air bersih, jalur hijau,
pemukiman sehat) yang didukung dengan peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan kesehatan dan lingkungan hidup dan menerapkan sanksi hukum yang tegas bagi
pelanggarnya.
Faktor ini dipengaruhi oleh seberapa jauh pelayanan kesehatan yang diberikan. Hal ini
berhubungan dengan tersedianya sarana dan prasarana institusi kesehatan antara lain : Rumah
Sakit, Puskesmas, Labkes, Balai Pengobatan, serta tersedianya fasilitas pada institusi tersebut
: tenaga kesehatan, obat-obatan, alat-alat kesehatan yang kesemuanya tersedia dalam kondisi
baik dan cukup dan siap pakai.
4. Faktor Keturunan
Faktor ini lebih mengarah kepada kondisi individu yang berkaitan dengan asal usul
keluarga, ras dan jenis golongan darah. Beberapa penyakit tertentu disebabkan oleh faktor
keturunan antara lain : hemophilia, hipertensi, kelainan bawaan, albino dll.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya Rheumatoid Arthritis : 1,2,3,7
1. Lingkungan
Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya rheumatoid
arthritis. Meskipun penyebab pasti rheumatoid arthritis belum diketahui jelas, namun
faktor pencetus dari lingkungan seperti bakteri dan virus, stress ada hubungannya
dengan penyakit RA.
- Aspek biologi
Faktor pencetus dari lingkungan seperti bakteri dan virus ada hubungannya
dengan penyakit RA. Hubungan antara virus seperti virus hepatitis B, virus Epstein
Barr dapat menyebabkan kerusakan mikrovaskuler serta proliferasi sinovial sehingga
sel radang yang muncul pada tahap awal adalah neutrofil, setelah itu limfosit,
makrofag dan sel plasma. Sel plasma memproduksi IgG dan IgM yang merupakan
faktor rheumatoid. Reaksi antigen dan antibodi ini menimbulkan kompleks imun yang
mengaktifkan sistem komplemen sehingga terjadi reaksi inflamasi. Proses inflamasi
inilah yang menyebabkan terjadinya proliferasi dan kerusakan sinovial. Terjadilah
edematosa, hiperemis, nyeri.
- Aspek sosial
Faktor stress juga berhubungan dengan kasus RA, seperti tiba-tiba kehilangan
istri/suami/keluarga, kehilangan seluruh harta benda dalam suatu musibah, kehilangan
satu-satunya anak yang di sayangi, dan sebagainya, meskipun semuanya belum
terbukti.
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 10
2. Perilaku
Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan. Perilaku
hidup yang tidak sehat juga merupakan faktor resiko timbulnya penyakit artritis
reumatoid, meskipun belum pasti, seperti kebiasaan makanan yang tidak sehat,
mengkonsumsi alkohol, kurang berolahraga, merokok, dan kurang istirahat.
Kebiasaan makan dan minum
Bahan makanan yang dapat menimbulkan rheumatoid arthritis,
yaitu makan makanan yang tinggi lemak dan tinggi protein, contohnya
jeroan (usus, babat, hati, ginjal, paru, otak), seafood (udang, cumi,
kerang, dll), makanan yang sudah dikalengkan, daging kambing, sapi,
bebek, kacang-kacangan, sayuran (bayam, kangkung, buncis, kembang
kol, daun singkong, dll), keju, telor, buah-buahan (durian, nanas, air
kelapa), makanan di goreng atau bersantan atau di masak dengan
menggunakan margarin/mentega, minuman beralkohol dan masih ada
makanan lain.
Olahraga
Menurut The U.S. Centers for Disease Control and Prevention,
aktivitas yang dapat mencegah terjadinya rematik adalah dengan
berolahraga, minimal 30 menit dengan rutinitas 3-5 kali per minggu,
menurunkan berat badan, jika mengalami berat badan berlebih.
Aktivitas yang dapat dilakukan seperti pekerjaan rumah dan berkebun,
berjalan-jalan, jalan cepat, renang, bersepeda, dan senam. Kurangnya
aktivitas juga mempengaruhi terjadinya RA. Karena kegemukan
beresiko tinggi terserang rheumatoid arthritis, terutama mereka yang
gemuk setelah berusia 50 tahun dan waktu muda berbadan kurus.
Merokok
Para ilmuwan telah melaporkan bahwa perokok meningkatkan
resiko terjadinya penyakit rheumatoid arthritis.
Trauma
Pernah mengalami trauma berat pada lutut sampai terjadi
pembengkakan atau berdarah, seperti pada olahragawan.
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 11
Sikap tubuh
Sikap tubuh yang salah dalam melakukan pekerjaan sehari-hari
memudahkan timbulnya reumatik. Mengangkat beban berat dari lantai
dengan badan membungkuk dapat mengakibatkan sakit pinggang.
3. Pelayanan Kesehatan
Dari hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti dari data rekam medik,
pada tahun 2009 jumlah pasien yang menderita rheumatoid arthritis yang berobat, ke
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
adalah 24 orang. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dari 3 orang pasien
mengatakan bahwa mereka merasa terganggu aktivitasnya apabila nyeri rheumatoid
arthritis kambuh. Sehingga pelayan kesehatan ini sangat bermanfaat, bukan hanya
mengobati tetapi mulai dari pencegahan.
Tujuan Utama dari Pelayanan Kesehatan adalah:
a. Promotif
Tindakan promotif yang bisa dilakukan adalah dengan
memberikan pengetahuan tentang rheumatoid arthritis, sehingga
masyarakat dapat mengenal gejala, penyebab sampai dengan
pengobatan dari rheumatoid arthritis. Pemberian pengetahuan ini
antara lain dapat dilakukan dengan cara pemberian penyuluhan kepada
masyarakat.
b. Preventif
Tindakan preventif atau pencegahan dapat dilakukan dengan
cara, aktifnya para petugas puskesmas dengan mengujungi rumah para
warga dan mengingatkan tentang pola hidup sehat, terutama bagi
penderita rheumatoid arthritis.
c. Kuratif
Bagi masyarakat yang sudah terkena penyakit rheumatoid
arthritis, di sarankan untuk teratur berobat ke dokter untuk mencegah
agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit rheumatoid arthritis.
d. Rehabilitatif
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 12
B. Data Geografi
1. Data Geografi Kecamatan Kramat Jati
a. Peta Wilayah Kecamatan Kramat Jati
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 13
b. Batas Wilayah
JUMLAH
NO KELURAHAN JUMLAH KK RT RW
PENDUDUK
Kelurahan 54 5
1 27.883 8.561
Balekambang
Kelurahan Batu 85 6
2 44.678 14.461
Ampar
3 Kelurahan Tengah 49.169 14.549 89 10
4 Kelurahan Dukuh 25.506 7.920 64 6
Kelurahan Kramat 108 11
5 38.982 12.338
Jati
6 Kelurahan Cililitan 46.513 14.364 129 16
7 Kelurahan Cawang 39.188 13.491 124 12
JUMLAH 272.919 85.684 653 65
Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 15
Jumlah Penduduk
No. Usia Jumlah
Laki-Laki Wanita
1 04 11.580 11.326 22.906
2 59 11.067 10.678 21.745
3 10 14 11.636 10.563 22.199
4 15 19 11.630 11.119 22.749
5 20 24 11.843 11.119 22.962
6 25 29 13.016 13.018 26.034
7 30 34 13.931 13.145 27.076
8 35 39 13.063 12.143 25.206
9 40 44 11.441 9.800 21.241
10 45 49 10.237 8.861 19.098
11 50 54 6.787 6.463 13.250
12 55 59 5.158 4.719 9.877
13 60 64 3.342 3.286 6.628
14 65 69 2.661 2.312 4.973
15 70 74 2.070 2.098 4.168
16 > 75 1.280 1.527 2.807
JUMLAH 140.742 132.177 272.919
Cawang 0 14 2 0 4 0 1 0
Cililitan 9 11 0 4 0 5 0 2
Kramat Jati 15 24 6 4 3 1 2 0
Batu Ampar 10 18 0 4 0 2 0 0
Balekambang 8 2 8 1 3 0 6 0
Tengah 19 17 3 2 0 1 2 0
Dukuh 7 9 0 2 3 1 4 1
TOTAL 68 95 19 17 13 10 15 3
Balekambang 8 29 0 0
Tengah 10 16 2 0
Dukuh 9 10 0 0
TOTAL 77 185 26 1
Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015
Tabel 6. Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kecamatan Kramat Jati Tahun 2015
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 18
1 Puskesmas 9
2 RB Pemerintah 1
3 RB Swasta 1
7 Posyandu 105
8 Praktek Bidan 20
9 Klinik Umum/Gigi 33
10 Apotek 17
JUMLAH 191
b. Batas Wilayah
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 19
Sebelah Utara : Jln. Inpres - Jln. SMP 126- Jln. lnerbang - Kali Induk - JIn.
JIn. Kober
Sebelah Timur : Kali Baru
Sebelah Selatan : Jln. Trikora III jln H. Taiman II - Jln. Mandor Bani
Sebelah Barat : Jln. Raya Tengah Kelapa Caglak- Jln. Inpres
Jumlah penduduk
No. RW
1. 01 6.452
2. 02 4.229
3. 03 4.897
4. 04 9.718
5. 05 1.477
6. 06 3.420
7. 07 6.672
8. 08 2.858
9. 09 4.869
10. 010 4.577
Jumlah 49.169
Sumber: Profil Kelurahan Tengah tahun 2015
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 20
b. Fasilitas Pendidikan
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 21
Taman Kanak-Kanak 19
SDN/Swasta/MI 20
SLTP/Swasta/Mts 2
SLTA/Swasta/MA 3
Jumlah 44
c. Fasilitas Kesehatan
1 Rumah sakit -
2 Puskesmas 2
3 Klinik Umum/Gigi 5
4 Posyandu 17
5 Praktek Bidan 4
6 Rumah Bersalin -
7 Apotik 1
d. Pola Penyakit
Sebelum intervensi
No. Pengetahuan
N %
1 Pengertian Rheumatoid Artritis 15 65,2
2 Pemeriksaan Rheumatoid Artritis 13 56,5
Faktor Risiko Rheumatoid Artritis
3
berdasarkan usia 16 69,6
4 Faktor Risiko Rheumatoid Artritis 12 52,2
Faktor Risiko Rheumatoid Artritis
5
berdasarkan jenis kelamin 10 43,5
6 Gejala Rheumatoid Artritis 19 82,6
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 24
Keterangan :
1. Didapatkan 15 dari 23 responden (65,2%) mengetahui pengertian Rheumatoid
Artritis.
2. Didapatkan 13 dari 23 responden (56,5%) mengetahui Pemeriksaan Rheumatoid
Artritis.
3. Didapatkan 16 dari 23 responden (69,6%) mengetahui Faktor Risiko Rheumatoid
Artritis berdasarkan usia.
4. Didapatkan 12 dari 23 responden (52,2%) mengetahui Faktor Risiko Rheumatoid
Artritis.
5. Didapatkan 10 dari 23 responden (43,5%) mengetahui pencegahan Rheumatoid
Artritis.
6. Didapatkan 19 dari 23 responden (82,6%) mengetahui jenis makanan yang dapat
merangsang Rheumatoid Artritis.
7. Didapatkan 9 dari 23 responden (39,1%) mengetahui tindakan yang harus dilakukan
apabila tonsil semakin membesar.
8. Didapatkan 16 dari 23 responden (69,6%) mengetahui makanan yang harus diberikan
pada anak yang mengalami Rheumatoid Artritis.
9. Didapatkan 10 dari 23 responden (43,5%) mengetahui komplikasi Rheumatoid
Artritis.
10. Didapatkan 13 dari 23 responden (56,5%) mengetahui penyebab terjadinya
komplikasi Rheumatoid Artritis.
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 25
Kriteria nilai:
< 60 : Kurang
60-69,9 : Cukup
70-79,9 : Baik
> 80 : Sangat baik
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, diketahui bahwa rata-rata tingkat pengetahuan warga
RT 02/ RW 05 Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur masih kurang.
3. Biaya operasional
Input
SDM untuk program ini adalah 1 orang dokter muda Roberto Suhartono, S.Ked, sebagai
narasumber dan dengan dibantu 1 orang petugas kesehatan sebagai pengawas.
Dana untuk program ini bersumber dari swadaya dokter muda (Roberto Suhartono,
S.Ked). Materi yang diberikan menggunakan Power Point. Materi yang disampaikan
pada saat penyuluhan adalah Pengertian Rheumatoid Artritis, penyebab Rheumatoid
Artritis, gejala Rheumatoid Artritis, pemeriksaan Rheumatoid Artritis, pencegahan
Rheumatoid Artritis, kesembuhan Rheumatoid Artritis.
Sarana dalam melakukan penyuluhan Rheumatoid Artritis ini adalah dengan
menggunakan LCD, proyektor, dan laptop.
Penyuluhan dilakukan di salah satu rumah warga di RW 05 Kelurahan Tengah,
Kecamatan Kramat Jati tentang pengertian, penyebab, gejala, pemeriksaan, kesembuhan
Rheumatoid Artritis.
Proses
Program yang dijalankan seusai dengan perencanaan, intervensi ini diselenggarakan di
Jl.Cemara IV RT 02/ RW 05 Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan yaitu pukul 16.30 WIB dan
penyuluhan berlangsung lebih cepat yaitu selama 45 menit sehingga selesai pukul 17.15
WIB.
Pelaksanaan dijalankan berupa kegiatan penyuluhan mengenai penyakit Rheumatoid
Artritis, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diadakan tes sebelum maupun sesudah
penyuluhan sebagai instrumen evaluasi.
Penyuluhan dapat berjalan dengan baik. Warga cukup antusias mengikuti penyuluhan
ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan.
Dilampirkan berupa berkas dan foto kegiatan.
Output
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 32
Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai Rheumatoid Artritis hasil pre test rata-rata dari 23
responden adalah 57,83 poin. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata-
rata dari 23 responden adalah 82,61 poin. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan
pengetahuan responden sebesar 24,78 poin. Hal ini menandakan penyuluhan mengenai
Rheumatoid Artritis yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden. Jadi
selisih nilai pre test dan post test warga RT 02/ RW 05 Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat
Jati, Jakarta Timur adalah:
{(post test pre test) / pre test} x 100% = {(82,61 57,83) / 57,83} x 100% = 42,86%
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 33
Kesimpulan
Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai Rheumatoid Artritis hasil pre test rata-rata dari 23
responden adalah 57,83 poin dan masuk dalam kategori kurang. Sedangkan setelah
diberikan penyuluhan, hasil post test rata-rata dari 23 responden adalah 82,61 poin dan
menjadi kategori baik. Hal tersebut menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan
responden sebesar 42,86%%. Hal ini menandakan penyuluhan mengenai Rheumatoid Artritis
yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden
Saran
Kepada masyarakat:
Agar dapat mengimplementasikan pengetahuan yang telah diberikan mengenai
berbagi informasi mengenai Rheumatoid Artritis.
Dapat berbagi pengetahuan yang telah didapat kepada warga lain yang tidak hadir
selama penyuluhan dan warga sekitar wilayah agar informasi yang telah didapat dapat
berguna bagi seluruh masyarakat.
Dapat segera menghubungi atau pergi ke dokter apabila mengalami atau mengetahui
ada anggota keluarga atau tetangga yang mengalami gejala-gejala Rheumatoid
Artritis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jilid III.
Jakarta : EGC, 2007. Hal 2495-2502.
2. Rheumatoid Arthritis Medicines: A Guide for Adults, Available at :
http://www.effectivehealthcare.ahrq.gov/repfiles/rheumarthritisconsumerguide_Singlepa
ge.pdf
3. Rheumatoid artrhitis. 2009 Available at : http://www.nice.org.uk/guidance/cg79
4. Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Penyakit Reumatoid Artritis. 2009. Diunduh dari :
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/SKRIPSI.pdf
5. Media Informasi Peresepan Rasional Bagi Tenaga Kesehatan Indonesia. Volume 9, 2011.
Di unduh dari : piolk.ubaya.ac.id/img/layanan/24_20110728104725.pdf
6. Riskesdas 2013. Diunduh dari : http://www.litbang.depkes.go.id/Riskesdas2013
7. Konsep Terkait Menua. Diunduh dari :
www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/205312026/bab2.pdf
8. Budiman, Suyono. Kesehatan Lingkungan. 2012. Diunduh dari : http://e-
journal.kopertis4.or.id/file.php?file=karyailmiah&id=742
9. Hartati A.S. pemeriksaan rheumatoid faktor pada penderita tersangka rheumatoid
arthritis. Diunduh dari : http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=119655&val=5479
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 29 FEBRUARI-7MEI 2016
F K U K I | 36
LAMPIRAN 1
No :
artritis?
a. Darah
b. Air seni
c. Foto ronsen
d. Cairan otak
4. Menurut anda manakah dari pilihan di bawah ini yang merupakan faktor resiko dari
rheumatoid artritis?
a. Jenis kelamin
b. Genetik
c. Usia
d. Semua benar
b. laki-laki
c. Anak-anak
d. Bayi
8. Menurut anda bagian tubuh mana yang dapat terganggu akibat penyakit rheumatoid
artritis?
a. Tangan
b. Kaki
c. Bahu
d. Semua benar
LAMPIRAN 2
FOTO KEGIATAN