Anda di halaman 1dari 7

MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

p-ISSN: 1412-4920 e-ISSN: 2775-5614


https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

DOI : _________________________

Prevalensi Obesitas Terhadap Kejadian Osteoarthritis di Poliklinik


Penyakit Dalam RS Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh

Arifah Syifaa’1, Zurriyani Zurriyani2, Zuheri Zuheri3


1
Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama
2
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama

*Corresponding author : arifasyifa1909@gmail.com

Info Artikel : Diterima ..bulan...201x ; Disetujui ...bulan .... 201x ; Publikasi ...bulan ..201x 🡪 tidak perlu diisi

ABSTRAK
Latar belakang: Osteoarthritis sering terjadi pada kalangan masyarakat yang dapat menimbulkan nyeri dan
kecacatan sehingga menggangu kegiatan sehari-hari. Satu dari beberapa faktor yang menyebabkan
perkembangan osteoarthritis yaitu obesitas. Obesitas dapat meningkatkan perkembangan osteoarthritis dengan
meningkatkan beban pada sendi melalui dampak biomekanik dan biokimia. Tujuan dilaksanakannya penelitian
ini adalah mengetahui prevalensi obesitas terhadap kejadian osteoarthritis pada pasien osteoarthritis di Poliklinik
Penyakit Dalam yang ada di RS Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh.
Metode: Metode observasional deskriptif digunakan di penelitian ini dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilaksanakan pada periode Februari - April 2021 dengan menggunakan data primer serta sekunder.
Sampel secara total sampling berjumlah 70 responden.
Hasil: Hasil penelitian berdasarkan kategori BMI didapatkan jumlah penderita osteoarthritis yang mengalami
obesitas sebanyak 49 orang (70%). Penelitian ini menunjukkan bahwa penderita osteoarthritis yang mengalami
obesitas, paling tinggi terjadi pada wanita yaitu 43 orang (87,8%), sebagian besar merupakan kelompok usia 50-
60 tahun berjumlah 23 orang (46,9%), mayoritas adalah ibu rumah tangga yaitu 33 orang (67,3%), sebagian
besar tidak memiliki riwayat genetik sejumlah 31 orang (63,3%), sebagian besar tidak ada riwayat trauma yaitu
35 orang (71,4%), dan sebagian besar mengalami osteoarthritis pada sendi lutut yaitu 35 orang (71,4%).
Simpulan: Sebagian besar responden osteoarthritis mengalami obesitas

Kata kunci: Osteoarthritis; Obesitas.

ABSTRACT
Title: Obesity Prevalence on Osteoarthritis Incidence in Internal Medicine Polyclinic of Pertamedika Ummi
Rosnati Hospital Banda Aceh.
Background: Osteoarthritis often occurs in the community which can cause pain and disability so that it
interferes with daily activities. One of several factors that lead to the development of osteoarthritis is obesity.
Obesity can promote the development of osteoarthritis by increasing the load on the joints through
biomechanical and biochemical impacts. The purpose of this study was to determine the prevalence of obesity
on the incidence of osteoarthritis in osteoarthritis patients at the Internal Medicine Polyclinic at Pertamedika
Ummi Rosnati Hospital, Banda Aceh.
Method: Descriptive observational method used in this study with a cross sectional approach. This research
was conducted during the period February-April 2021 using primary and secondary data. The sample in total
sampling amounted to 70 respondents.
Result: The results of the study based on the BMI category showed that the number of patients with
osteoarthritis who were obese was 49 people (70%). This study shows that obese osteoarthritis sufferers, the
highest occurred in women, namely 43 people (87.8%), most of them were in the 50-60 year age group totaling
23 people (46.9%), the majority were housewives, namely 33 people (67.3%), most of them did not have a
genetic history of 31 people (63.3%), most of them did not have a history of trauma as many as 35 people
(71.4%), and most of them had osteoarthritis in the knee joint, namely 35 people (71.4%).
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia xx(x), 20xx

Conclusion: Most of osteoarthritis respondent are obese.


Keywords: Osteoarthritis; Obesity.

PENDAHULUAN kardiovaskular (CVD), kemudian penderita OA yang


mengalami nyeri dan diterapi dengan obat
Osteoartritis (OA) ialah radang sendi antiinflamasi non steroid (OAINS), penggunaan
degeneratif yang paling umum terjadi di seluruh OAINS ini dapat menyebabkan timbulnya beberapa
dunia. OA merupakan penyakit yang menyerang sendi efek samping dan komplikasi seperti pendarahan di
diarthrodial dan bersifat progresif terutama yang gastrointestinal, gangguan fungsi ginjal, hipertensi
merupakan bantalan berat badan. Hal ini ditandai dan edema, hal ini dapat meningkatkan angka
dengan hilangnya tulang rawan artikular secara mortalitas.2,10,11,12
progresif disertai pembentukan tulang subkondral
tebal dan tulang baru di margin sendi (osteofit), Perubahan gaya hidup, terutama dalam
inflamasi synovial, dan perubahan otot yang olahraga dan penurunan berat badan, sangatlah
menyebabkan nyeri, kaku, bengkak, dan hilangnya penting. Baik pedoman American Academy of
fungsi sendi normal.1,2 Orthopedic Surgeons (AAOS) maupun American
Collage Rheumatology of Osteoarthritis (ACR)
Jumlah penderita OA diseluruh dunia pada merekomendasikan bahwa pengobatan non-
tahun 2017 sebanyak 303 juta orang dan meningkat farmakologis pada OA lutut dan panggul, seperti
pada tahun 2019 sebanyak 334 juta orang. Pada tahun program manajemen diri dan penurunan berat badan,
2019, OA merupakan penyebab tertinggi ke-15 tahun merupakan cara awal bagi pasien untuk mengurangi
hidup dengan disabilitas (YLDs) di seluruh dunia dan perkembangan gejala OA.2,13 Oleh karena besarnya
berperan 2% dari total global YLDs. 3,4 Menurut pengaruh obesitas terhadap kejadian osteoarthritis,
Riskedas tahun 2018, prevalensi penyakit sendi yang sehinngga diperlukan adanya penelitian berjudul
termasuk OA di Indonesia sebanyak 7,3 %, dan angka “Prevalensi Obesitas Terhadap Kejadian
kejadian yang paling tinggi di Aceh, yaitu 13,26 %, Osteoarthritis di Poliklinik Penyakit Dalam RS
kemudian Bengkulu 12,11 %, dan Bali 10,46 %. Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh”.
Adapun angka kejadian di kabupaten Aceh yang
paling tinggi, yaitu di Pidie sejumlah 25,19 %. Angka MATERI DAN METODE
kejadian di Banda Aceh sejumlah 8,11 %. Prevalensi Metode observasional deskriptif digunakan
kelompok usia yang paling tinggi yaitu > 75 tahun di penelitian dengan pendekatan cross sectional, yaitu
sebanyak 37,97 %, 65-74 tahun yaitu 36,77%, dan 55- pengumpulan data variabel bebas serta variabel terikat
64 tahun yaitu 29,02%. OA lebih sering terjadi pada di objek penelitian dikumpulkan dalam waktu waktu
jenis kelamin wanita yaitu 15,74 % dibanding pria yang sama. Instrumen pada penelitian ini yaitu data
yaitu 10,71 %.5 Sendi yang menopang berat badan primer serta sekunder. Data primer didapatkan dari
seperti panggul, vertebra, pergelangan kaki, dan lutut teknik wawancara dan pengukuran berat dan tinggi
adalah sendi yang sangat sering terkena OA6. badan pasien, serta data sekunder yaitu rekam medis
saat kunjungan untuk melihat diagnosis pasien
Obesitas secara langsung meningkatkan osteoarthritis.
beban mekanis (biomekanik) di sendi penahan beban
yang dapat meningkatkan produksi sitokin
proinflamasi (termasuk adipokin) yang memediasi HASIL DAN PEMBAHASAN
proses katabolik OA.7 Peningkatan beban mekanis Tabel 1 Karakteristik responden OA
dinamis selama berjalan atau aktivitas fisik lainnya,
yang disebabkan oleh berat badan berlebih pada Karakteristik Juml Persentase
individu yang mengalami obesitas sangat berpengaruh responden ah (n) (%)
terhadap perkembangan OA. 8
Kelompok usia
Individu yang menderita OA sering kali
menimbulkan rasa nyeri dan kecacatan pada sendi 20-29 tahun 2 2,9
yang menyebabkan kualitas hidup pada pasien OA
menurun.7 OA yang terjadi pada panggul dan lutut 30-39 tahun 4 5,7
menimbulkan nyeri sendi, kekakuan, dan mudah lelah
sehingga sangat berpengaruh terhadap keterbatasan 40-49 tahun 7 10
fungsional seperti kesulitan berjalan.9 Keterbatasan
fungsional, lansia dan obesitas merupakan faktor 50-60 tahun 32 45,7
resiko yang dapat meningkatkan penyakit kronis
lainnya seperti perkembangan obesitas, hipertensi dan >60 tahun 25 35,7
dislipidemia yang dapat menyebabkan risiko penyakit

2
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia xx(x), 20xx

Jumlah 70 100% Ada 3 4,3

Jenis kelamin Tidak Ada 67 95,7

Pria 15 21,4 Jumlah 70 100%

Wanita 55 78,6
Sendi yang
Jumlah 70 100% terkena

Jenis pekerjaan Genu 52 74,3

PNS 7 10 Vertebra 4 5,7

Wiraswasta 7 10 > 1 Sendi 14 20

Mahasiswa 1 1,4 Jumlah 70 100%

Pensiun 10 14,3
Hasil penelitian tabel 1 yaitu karakteristik
Petani 3 4,3 responden didapatkan 70 orang penderita
osteoarthritis. OA paling banyak diderita oleh
IRT 41 58,6 kelompok dengan usia 50 - 60 tahun sejumlah 32
orang (45,7%), wanita lebih banyak yaitu 55 orang
ART 1 1,4 (78,6%) dibanding pria yaitu 15 orang (21,4%),
berdasarkan jenis pekerjaan, IRT paling tinggi
Jumlah 70 100% yaitu 41 orang (58,6%), kategori BMI paling tinggi
yaitu obesitas sebanyak 49 orang (70%), sebagian
tidak memiliki riwayat genetik sebanyak 43 orang
Kategori BMI (61,4%), mayoritas tidak mempunyai riwayat
trauma yaitu 49 orang (70%), sebagian besar tidak
Underweight 1 1,4 ada riwayat merokok yaitu 67 orang (95,7%), dan
lokasi sendi yang sering terkena yaitu sendi lutut
Normal 10 14,3 sebanyak 52 orang (74,3%).

Overweight 10 14,3 Tabel 2 Prevalensi obesitas terhadap kejadian OA


berdasarkan kelompok usia
Obesitas 49 70

Jumlah 70 100%
Kelompok
Riwayat genetik usia Jumlah Persentase
(tahun) (n) (%)
Ada 27 38,6
20 - 29 2 4,1
Tidak Ada 43 61,4

Jumlah 70 100% 30 - 39 3 6,1

Riwayat trauma 40 - 49 5 10,2


Ada 21 30
50 - 60 23 46,9
Tidak Ada 49 70
> 60 16 32,7
Jumlah 70 100%
Jumlah 49 100 %
Riwayat
merokok

3
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia xx(x), 20xx

Hasil tabel 2, terdapat 49 orang pasien osteoarthritis


Riwayat Jumlah Persentase
yang obesitas, mayoritas merupakan kelompok
genetik (n) (%)
dengan rentan usia 50-60 tahun (23 orang atau
46,9%).
Ada 18 36,7
Tabel 3 Prevalensi obesitas terhadap kejadian
OA berdasarkan jenis kelamin 1 Tidak ada 31 63,3

Jumlah 49 100%
Jenis Jumlah Persentase
Kelamin (n) (%) Hasil tabel 5, dari 49 pasien osteoarthritis yang
mengalami obesitas, sebagian besar tidak punya
Pria 6 12,2 riwayat genetik, yaitu sebanyak 31 orang (63,3%).

Tabel 6 Prevalensi obesitas terhadap kejadian OA


Wanita 43 87,8 berdasarkan Riwayat trauma

Jumlah 49 100% Riwayat Jumlah Persentase


trauma (n) (%)

Tabel 3, menunjukkan dari 49 orang pasien Ada 14 28,6


osteoarthritis yang mengalami obesitas, mayoritas
adalah wanita (43 orang atau 87,8%).
Tidak ada 35 71,4
Tabel 4 Prevalensi obesitas terhadap kejadian OA
berdasarkan jenis pekerjaan Jumlah 49 100%

Jenis Jumlah Persentase


Tabel 6 menunjukkan hasil bahwa dari 49 pasien
Pekerjaan (n) (%)
osteoarthritis yang mengalami obesitas, mayoritas
PNS 4 8,2 tidak memiliki riwayat trauma pada lokasi terjadinya
(35 orang atau 71,4%).

Wiraswasta 6 12,2 Tabel 7 Prevalensi obesitas terhadap kejadian OA


berdasarkan sendi yang terkena
Mahasiswa 1 2

Pensiun 4 8,2 Sendi yang Juml Persentas


sering terkena ah e (%)
(n)
IRT 33 67,3
Genu 35 71,4
ART 1 2
Vertebra 3 6,1
Jumlah 49 100%
>1 Sendi 11 22,4
Tabel 4, menunjukkan dari 49 pasien mayoritas
adalah IRT (33 orang atau 67,3%).osteoarthritis yang Jumlah 49 100%
mengalami obesitas, mayoritas adalah IRT (33 orang
atau 67,3%).
Tabel 7 menunjukkan hasil bahwa dari 49 pasien
osteoarthritis yang mengalami obesitas, sebagian
besar terjadi pada genu yaitu sebanyak 35 orang
Tabel 5 Prevalensi obesitas terhadap kejadian OA (71,4%).
berdasarkan riwayat genetik
Hasil penelitian data karakteristik responden,
didapatkan 70 orang penderita osteoarthritis. OA
paling banyak diderita oleh kelompok usia 50-60

4
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia xx(x), 20xx

tahun, yaitu 32 orang (45,7%), angka kejadian pada orang.21 Pada saat menopause terjadi penurunan
wanita lebih tinggi yaitu 55 orang (78,6%) dibanding hormon estrogen, dimana fungsi hormone estrogen ini
pria yaitu 15 orang (21,4%), berdasarkan jenis salah satunya meningkatkan lipolisis lemak, hal inilah
pekerjaan, paling banyak terjadi pada IRT yaitu 41 yang berkontribusi terhadap perkembangan obesitas.
orang (58,6%), kategori BMI paling tinggi yaitu 22

obesitas sebanyak 49 orang (70%), sebagian besar Berdasarkan hasil responden OA yang
tidak mempunyai riwayat genetik sebanyak 43 orang mengalami obesitas sebagian besar terjadi pada IRT
(61,4%), mayoritas tidak riwayat trauma berjumlah yaitu sejumlah 33 orang (67,3%). Hasil senada dengan
49 orang (70%), mayoritas tidak mempunyai riwayat penelitian (Nugroho, 2018) yang yang menyatakan
merokok yaitu 67 orang (95,7%), dan lokasi sendi bahwa sebagian besar lansia yang mengalami obesitas
yang sering terkena yaitu sendi lutut sebanyak 52 merupakan IRT yaitu sebanyak 28 orang (31,46%). 19
orang (74,3%). Aktivitas fisik yang kurang serta asupan energi yang
Hasil penelitian berdasarkan kategori BMI tinggi karbohidrat dan serat adalah penyebab obesitas
didapatkan sebagian besar responden OA mengalami pada IRT. Aktivitas fisik yang kurang pada ibu rumah
obesitas yaitu sebanyak 49 orang (70%). Hasil yang tangga dapat memunculkan resiko 5,5 kali terjadi
diperoleh ini telah sesuai dengan penelitian (Sasono, obesitas dibanding ibu rumah tangga dengan aktivitas
2017) yaitu OA paling banyak terjadi di kelompok fisik tinggi.23
obesitas sebanyak 50,9%14. Berdasarkan (Hafizh, Berdasarkan hasil responden OA yang
2015), hasil penelitiannya di instalasi rehabilitasi obesitas, mayoritas tidak mempunyai riwayat genetik
medik RSUP Kariadi Semarang bahwa terdapat 19 (31 orang atau 63,3%) dari 49 responden. Hasil ini
orang (76%) penderita OA merupakan obesitas, tidak senada dengan penelitian (F. Pan, dkk) yang
sedangkan 6 orang (24%) bukan obesitas. 15 Obesitas
melaporkan bahwa dari hasil radiologi kartilago
dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada sendi didapatkan reponden OA yang mengalami obesitas
yang menahan beban, akibatnya sendi tersebut dan memiliki riwayat genetik terjadi kerusakan
mengalami kerusakan, hasil fragmen matriks yang kartilago lebih parah dibanding yang tidak memiliki
rusak tersebut dilepaskan ke dalam rongga sendi dapat riwayat genetik.24 Responden OA yang sudah
memicu respons sinoviosit dan makrofag dan memiliki riwayat genetik OA disertai obesitas akan
selanjutnya melepaskan mediator pro-inflamasi dan meningkatkan perkembangan OA. Obesitas memiliki
katabolik lagi, proses ini disebut sebagai inflamasi dampak peningkatan beban sendi dan adipokin yang
mekanik yang dapat mempengaruhi OA.16 tinggi sehingga dapat mempercepat degradasi tulang
Obesitas tidak hanya menyebabkan rawan sendi yang telah memiliki resiko genetik OA.2
peningkatan beban sendi, tetapi juga meningkatkan
produksi adipokin (leptin, resistin, visfatin, omentin- Berdasarkan hasil responden OA yang
1, chemerin, vaspin, IL-6, TNF α, dll) oleh jaringan obesitas, mayoritas tidak ada riwayat trauma
adiposa, yang dapat meningkatkan kadar sitokin pro berjumlah 35 orang atau 71, 4%. Hasil ini tidak
inflamasi sehingga berkontribusi terhadap inflamasi. selaras dengan penelitian (Whittaker, 2015) yang
Hal ini yang menyebabkan adipokin berkontribusi menyatakan bahwa responden yang memiliki riwayat
terhadap inflamasi sinovial, produksi matrix OA pasca trauma lebih cepat meningkatkan BMI dan
metaloproteinase (MMP), degradasi tulang rawan, dan memperburuk kejadian OA dibanding yang tidak
remodeling tulang selama patogenesis OA.17,18 pernah memiliki riwayat trauma sebelumnya. 25
Berdasarkan hasil responden OA yang Responden yang memiliki riwayat trauma akan
mengalami obesitas sebagian besar terjadi pada usia mengalami keterbatasan aktivitas fisik. Penelitian
50-60 tahun, sejumlah 23 orang atau 46,9%. Hasil (Bradbury) menyatakan jika responden dengan
dari penelitian ini relevan dengan penelitian aktivitas yang sedikit memiliki BMI yang lebih
(Nugroho, 2018) bahwa mayoritas obesitas terdapat di tinggi.26
kelompok usia 60-69 tahun yang berjumlah 42 orang
atau 47,19%).19 Seiring pertambahan usia, terjadi Berdasarkan hasil responden OA yang
penurunan metabolisme dan aktivitas fisik yang mengalami obesitas sebagian besar terjadi pada sendi
menjadi faktor penyebab meningkatnya obesitas. 20 lutut yaitu sebesar 35 orang (71,4%). Penelitian yang
Selain itu pola dan asupan makan yang buruk yang dilakukan oleh (Suari, 2015) senada dengan hasil
dilakukan di masa lalu sehingga dapat mempengaruhi tersebut bahwa sendi lutut merupakan tempat paling
massa tubuh pada lansia. 19 sering berdampak OA dengan responden sejumlah
165 orang atau 83, 3%. OA dapat terjadi di sendi yang
Berdasarkan hasil responden OA yang menjadi penopang berat badan seperti panggul,
mengalami obesitas sebagian besar terjadi pada jenis vetebra lumbal, dan lutut. Sendi lutut sebagai sendi
kelamin wanita yaitu sebesar 43 orang (87,8%). Hasil yang paling sering digunakan saat beraktivitas sehari-
ini relavan dengan hasil penelitian (Nugraha, 2014) hari, seperti berjalan serta penopang massa tubuh
yaitu penderita osteoarthritis yang mengalami obesitas oleh sebab itu OA lebih sering menyerang sendi lutut.
terdiri dari 12 orang wanita sedangkan pria yaitu 2 27

5
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia xx(x), 20xx

SIMPULAN Burden of Disease Study 2019.


Lancet. 2020;396(10267):2006-2017.
Berdasarkan hasil penelitian prevalensi obesitas
5. Badan Penelitian dan Pengembangan
terhadap kejadian osteoarthritis di Poliklinik Penyakit
Kesehatan.
Dalam RS Pertamedika Ummi Rosnati, dapat
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL
disimpulkan sebagai berikut:
.pdf. Badan Penelit dan Pengemb
Kesehat. Published online 2018:198.
a. Karakteristik responden osteoarthritis, mayoritas
kelompok rentan usia 50 - 60 tahun (32 orang atau 6. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto
45,7%). Jenis kelamin perempuan lebih banyak (55 R, Pramud R. Buku Ajar Ilmu
orang atau 78,6%), dibanding pria (15 orang atau Penyakit Dalam. In: Setiati S, Alwi I,
21,4%). Sebagian besar terjadi pada IRT (41 atau Sudoyo AW, Simadibrata M,
58,6%). Mayoritas tidak mempunyai riwayat genetik Setyohadi B, Syam AF, eds. PAPDI.
(43 orang atau 61,4%). Mayoritas tidak ada riwayat 6th ed. Interna Publishing; 2017:3197.
trauma (49 orang atau 70%). Sebagian besar tidak
7. Firth JD, Conlon CP, Cox TM.
memiliki riwayat merokok (67 orang atau 95,7%).
Oxford Textbook of Medicine. Vol 3.
Sendi lutut merupakan lokasi sendi paling sering
6th ed. Oxford University Press;
terjadi OA (52 orang atau 74,3%).
2020.
b. Prevalensi obesitas terhadap kejadian osteoarthritis 8. Harding GT, Dunbar MJ, Hubley-
berjumlah 49 orang atau sebanyak 70% dari penderita Kozey CL, Stanish WD, Astephen
osteoarthritis. Wilson JL. Obesity is associated with
higher absolute tibiofemoral contact
c. Berdasarkan gambaran resiko pasien osteoarthritis and muscle forces during gait with
yang mengalami obesitas, sebagian besar merupakan and without knee osteoarthritis. Clin
kelompok usia 50-60 tahun berjumlah 23 orang atau Biomech. 2016;31:79-86.
46, 9%. Sebagian besar adalah wanita yang berjumlah doi:10.1016/j.clinbiomech.2015.09.01
43 orang atau 87, 8%. Mayoritas dari penderita OA 7
adalah IRT yang berjumlah 33 orang atau 67,3%.
9. Hawker GA, Gignac MAM, Badley E,
Sebagian besar tidak terdapat riwayat genetik yaitu 31
et al. A longitudinal study to explain
orang (63,3%). Sebagian besar tidak mempunyai
the pain - Depression link in older
riwayat trauma yaitu sebanyak 35 orang (71,4%).
adults with osteoarthritis. Arthritis
Sebagian besar terjadi pada sendi lutut sebanyak 35
Care Res. 2011;63(10):1382-1390.
orang (71,4%).
doi:10.1002/acr.20298
DAFTAR PUSTAKA 10. Hawker GA. Osteoarthritis is a
serious disease. Clin Exp Rheumatol.
1. Banasik J, C.copstead L. 2019;37(5):3-6.
Pathophysiology 6th Edition. In: 11. Veronese N, Cereda E, Maggi S, et al.
Elsevier. 6th ed. ; 2018:1042-1045. Osteoarthritis and mortality: A
2. Doherty M, Bijlsma J, Arden N, prospective cohort study and
Hunter D, Dalbeth N. Osteoarthritis systematic review with meta-analysis.
and Crystal Arthropathy. Oxford Semin Arthritis Rheum.
University Press; 2016. 2016;46(2):160-167.
http://dx.doi.org/10.1016/j.semarthrit.
3. James SL, Abate D, Abate KH, et al. 2016.04.002
Global, regional, and national
incidence, prevalence, and years lived 12. Cleveland RJ, Nelson1 AE, Callahan
with disability for 354 Diseases and LF. Knee and hip osteoarthritis as
Injuries for 195 countries and predictors of premature death: a
territories, 1990-2017: A systematic review of the evidence. Clin Exp
analysis for the Global Burden of Rheumatol. 2019;37:24–30.
Disease Study 2017. Lancet. 13. American Academy of Orthophaedic
2018;392(10159):1789-1858. Surgeons. Orthopaedic Knowledge
4. Cieza A, Causey K, Kamenov K, et Update. 12th ed. (N.Grauer J, ed.).
al. Global estimates of the need for American Academy of Orthopaedic
rehabilitation based on the Global Surgeons; 2017.
Burden of Disease study 2019 : a 14. Sasono B, Amanda NA, Dewi DNSS.
systematic analysis for the Global Faktor Dominan Pada Penderita

6
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia xx(x), 20xx

Osteoarthritis di RSUD dr. Mohamad history of total knee replacement with


Soewandhie, Surabaya, indonesia. J knee cartilage: a 10-year prospective
Med Udayana. 2020;9(11):3-8. study. Osteoarthr Cartil.
2017;25(2):227-233.
15. Hafizh M. Medik Rsup Dr . Kariadi
doi:10.1016/j.joca.2016.10.013
Semarang. 2015;4(4):1252-1260.
25. Whittaker JL, Woodhouse LJ, Nettel-
16. Berenbaum F, Wallace IJ, Lieberman
Aguirre A, Emery CA. Outcomes
DE, Felson DT. Modern-day
associated with early post-traumatic
environmental factors in the
osteoarthritis and other negative
pathogenesis of osteoarthritis. Nat
health consequences 3-10 years
Rev Rheumatol. 2018;14(11):674-681.
following knee joint injury in youth
http://dx.doi.org/10.1038/s41584-018-
sport. Osteoarthr Cartil.
0073-x
2015;23(7):1122-1129.
17. Xie C, Chen Q. Adipokines: New doi:10.1016/j.joca.2015.02.021
Therapeutic Target for Osteoarthritis?
26. Bradbury KE, Guo W, Cairns BJ,
Curr Rheumatol Rep. 2020;21(12).
Armstrong MEG, Key TJ. Association
18. Tu C, He J, Wu B, Wang W, Li Z. An between physical activity and body fat
extensive review regarding the percentage, with adjustment for BMI:
adipokines in the pathogenesis and A large cross-sectional analysis of UK
progression of osteoarthritis. Biobank. BMJ Open. 2017;7(3):1-9.
Cytokine. 2018;113:1-12. doi:10.1136/bmjopen-2016-011843
19. Nugroho KPA, Triandhini RLNKR, 27. Suari BA, Ihsan M, Burhanuddin L.
Haika SM. Identifikasi Kejadian Gambaran Penderita Osteoarthritis Di
Obesitas Pada Lansia Di Wilayah Bagian Bedah Rsud Arifin Achmad
Kerja Puskesmas Sidorejo Kidul. Periode Januari 2011 - Desember
Media Ilmu Kesehat. 2019;7(3):213- 2013. 2015;2(2):1-10.
222. doi:10.30989/mik.v7i3.294
20. Sudikno, Syarief H, Meti Dwiriani C,
Riyadi H. Faktor Risiko Obesitas
Sentral Pada Orang Dewasa Umur 25-
65 Tahun Di Indonesia (Analisis Data
Riset Kesehatan Dasar 2013) (Risk
Factors Central Obesity in 25-65
Year-Old Indonesian Adults [Analysis
Data of Basic Health Research 2013]).
Penelit Gizi dan Makanan.
2015;38(2):111-120.
21. Nugraha AS, Widyatmoko S, Jatmiko
SW. Hubungan obesitas dengan
terjadinya osteoartritis lutut pada
lansia kecamatan laweyan surakarta.
2015;7:15-18.
22. Kozakowski J, Gietka-Czernel M,
Leszczynska D, Majos A. Obesity in
menopause - Our negligence or an
unfortunate inevitability? Prz
Menopauzalny. 2017;16(2):61-65.
doi:10.5114/pm.2017.68594
23. Apriaty L, Nuryanto N. Faktor Risiko
Obesitas Ibu Rumah Tangga Di
Kelurahan Bendungan Kecamatan
Gajahmungkur Kota Semarang. J
Nutr Coll. 2015;4(4):443-449.
doi:10.14710/jnc.v4i4.10144
24. Pan F, Blizzard L, Tian J, et al. The
interaction between weight and family

Anda mungkin juga menyukai