Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia
1. Defenisi
Lanjut usia merupakan tahap terakhir dari proses pertumbuhan seorang manusia.
Proses penuaan adalah hal yang normal oleh setip individe, perubahan berbagai
aspek fisik,ental, dan social. Perubahan fisik yang dapat diamati pada seseorang
adalah rambut memutih, kulit keriput, tipis, kering dan longgar, penglihatan
berkurang, daya penciuman menurun, pendengaran berkurang, persendian kaku
dan sakit. Perubahan mental yang dialami karena perasaan kehilangan, sering
menyendiri. Perubahan sosial yang paling menonjol dengan meningkatnya usia
adalah ketidak mampuan merawat diri sendiri dalam hal kegiatan hidup sehari-
hari (Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan, 2013).
2. Kerentanan lanjut usia
Kerentanan lanjut usia merujuk pada kondisi dimanana orang lanjut usia memiliki
rasio yang lebih tinggi dalam berbagai masalah, baik dari segi kesehatan.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerentanan pada lansia antara lain
depresi, malnutrisi, penyakit bawaan, keseringan menjalani rawat inap, terlalu
banyak obat, dan faktor usia (Nilawaty, 2021).
3. Demografi lanjut usia
Lanjut usia adalah seorang yang mencaoai usia 60 tahun ke atas. Secara
menyeluruh, persentase penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia sebesar 10,48%
pada 2022. Angka tersebut turun 0,34% poin dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang mencapai 10,82% (BPS, 2022).
B. Rheumatoid Arthritis
1. Defenisi
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun kronis yang menyebabkan
peradangan dan nyeri sendi. Rheumatoid Arthritis terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh secara keliru menyerang lapisan sendi yang disebut sinovium. Sinovium
yang meradang menjadi lebih tebal dan membuat area sendi terasa nyeri serta
tampak merah dan bengkak, serta menggerakkan sendi mungkin sulit.
Rheumatoid Arthritis dapat menyerang sendi mana pun, namun lebih sering terjadi
pada pergelangan tangan, tangan, dan kaki, serta biasanya menyerang sendi yang
sama pada kedua sisi tubuh, seperti kedua tangan atau kedua lutut. Rheumatoid
Arthritis juga dapat menyebabkan masalah pada bagian tubuh lain, seperti mata,
jantung dan sistem peredaran darah, serta paru-paru (CDC, 2020).
2. Etiologi
ingginya angka kejadian Rheumatoid Arthritis dipengaruhi oleh banyak faktor
yaitu usia, jenis kelamin, genetik, hormon seks, serta imunitas. Walaupun
demikian sampai sekarang ini etiologi pasti dari penyakit Rheumatoid Arthritis
belum diketahui secara pasti (Nugroho, 2014).
3. Faktor resiko
Faktor- faktor yang dapat meningkatkan resiko Rheumatoid Arthritis meliputi :
1. Usia
Setiap persendian tulang memiliki lapisan pelindung sendi yang menghalangi
terjadinya gesekan antara tulang dan di dalam sendi terdapat cairan yang
berfungsi sebagai pelumas sehingga tulang dapat digerakkan dengan leluasa.
Pada mereka yang berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis
dan cairan tulang mulai mengental, sehingga tubuh menjadi sakit saat
digerakkan dan menigkatkan risiko Rheumatoid Arthritis.
2. Jenis kelamin
Insiden RA biasanya dua sampai tiga kali lebih tinggi pada wanita daripada
pria. Timbulnya RA, baik pada wanita dan pria tertinggi terjadi di antara pada
usia enam puluhan. Mengenai sejarah kelahiran hidup, kebanyakan penelitian
telah menemukan bahwa wanita yang tidak pernah mengalami kelahiran hidup
memiliki sedikit peningkatan risiko untuk RA. Salah satu sebab yang
meningkatkan risiko Rheumatoid Arthritis pada wanita adalah menstruasi.
Setidaknya dua studi telah mengamati bahwa wanita dengan menstruasi yang
tidak teratur atau riwayat menstruasi dipotong (misalnya, menopause dini)
memiliki peningkatan risiko RA.
3. Riwayat keluarga
Ada bukti lama bahwa genotipe HLA kelas II tertentu dikaitkan dengan
peningkatan risiko. Banyak perhatian pada DR4 dan DRB1 yang merupakan
molekul utama gen histocompatibility kompleks HLA kelas II. Asosiasi
terkuat telah ditemukan antara RA dan DRB1 yang * 0401 dan DRB1 * 0404
alel. Penyelidikan lebih baru menunjukkan bahwa dari lebih dari 30 gen
dipelajari, gen kandidat terkuat adalah PTPN22, gen yang telah dikaitkan
dengan beberapa kondisi autoimun.
4. Merokok
Diantara faktor-faktor risiko, bukti terkuat dan paling konsisten adalah untuk
hubungan antara merokok dan RA. Sebuah riwayat merokok dikaitkan dengan
sederhana sampai sedang (1,3-2,4 kali) peningkatan risiko RA. Hubungan
antara merokok dan RA terkuat di antara orang-orang yang ACPA positif
(protein anti-citrullinated / peptida antibodi), penanda aktivitas auto-imun
(Elsi, 2018).
4. Gejala
Penyakit ramatik apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan
penurunan kualitas hidup penderita karna dapat menggu aktifitas penderitanya.
Berikut beberapa gejala penderita rematik :
1. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di
pagi hari.
2. Bengkak pada tiga atau lebih sendi pada saat yang bersamaan.
3. Bengkak dan nyeri, umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan.
4. Bengkak dan nyeri, umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada
sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi di
pergelangan tangan.(Wiarto, 2019)
5. Diagnosis rheumatoid arthritis
Menurut America Rheumatology Association kriteria diagnostic Rheumatoid
Arthritis meliputi:
1. Kekakuan pagi hari di dalam dan sekitar sendi minimal 1 jam
2. Pembengkakan atau cairan di sekitar tiga atau lebih sendi secara bersamaan
3. minimal 3 sendi mengalami pembengkakan (pergelangan tangan, tangan, atau
sendi jari)
4. Arthritis melibatkan sendi yang sama di kedua sisi tubuh (arthritis simetris)
5. Subkutan nodul, benjolan pada kulit penderita Rheumatoid Arthritis.
6. RF (Rheumatoid Faktor) positif
C. Hubungan Rheumatoid Arthritis Dengan Lansia
Penyakit dapat mulia perlahan, seringkali tanpa tanda ataupun keluhan ringan dan
baru diketahui setekah keadan yang parah. Dengan bertambahnya umur, fungsi
fisiologis dapat menjadi menurun akibat proses penuaan yang terjadi dimana oenyakit
tidak menular muncul pada lanjut usia (Avita, 2018)
D. Kerangka Konsep

E. Defenisi Operasional
1. Rematik adalah suatu penyakit yang menyerang sendi dan meyerang siapa saja
yang rentan terkena penyakit rematik.
2. Rheumatoid Faktor adalah immunoglobulin yang bereaksi dengan molekul igG
3. Positif ialah dimana terbentuknya aglutinasi pada slide test
4. Negative ialah dimana tidak terbentuk aglutinasi pada slide test

Anda mungkin juga menyukai