PENDAHULUAN
A. Latar belakang
tersebut besifat progresif yang bisa menyerang fungsi organ tubuh lainnya
peradangan kronis pada sendi tangan dan kaki yang disertai dengan gejala
tahun, pasien harus dibantu orang lain dalam aktivitas sehari-hari (sasetyo,
2013).
jenis kelamin perempuan, genetik atau riwayat keluarga, usia, gaya hidup
seperti merokok, dan konsumsi kopi lebih dari tiga cangkir sehari,
(symmons, 2006).
memelihara berat badan idealnya. Selain itu, genitik juga dampak faktor
bahwa lebih dari 355 juta orang di dunia menderita penyakit rheumatoid
arthritis. Itu berarti setiap enam orang didunia, satu diantaranya adalah
Dari tahun 2010 – 2012 diperkiran terdapat 52,2 juta orang dewasa di
lebih sering diderita oleh wanita, dan terjadi lebih sering dengan
bertambahnya umur.
indonesia. Pada tahun 2007 lalu, jumlah pasien ini mencapai 2 juta orang
dengan perbandingan pasien wanita tiga kali lebih banyak dari pria. Angka
ini diperkiran terus meningkat hingga 2025 dengan indikasi lebih dari 25%
2018.
B. Rumusan masalah
berikut :
rheumatoid arthritis?
2. Apakah ada hubungan obesitas dengan kejadian penyakit
rheumatoid arthritis?
rheumatoid arthritis?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
rheumatoid arthtritis.
rheumatoid arthritis.
rheumatoid arthrtitis.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat institusi
2. Manfaat ilmiah
3. Manfaat praktis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
belum diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris dan pada
b. Kata arthtritis berasal dari bahasa yunani, “arthon” yang berarti sendi,
dan “itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthtiris berarti radang
(febriana, 2015).
tetapi juga menyerang organ atau bagian tubuh lainnya. Secara umum,
autoimun ), dan goat karena asam urat tinggi. (iskandar junaidi, 2012).
2. Etiologi
antibodi), faktor system, infeksi virus ( suratun, heyati, manurung & raenah,
2008).
a. Faktor genetik
Gen yang berkaitan kuat adalah HLA-DRBI. Selain itu juga dapat ada
b. Faktor usia
penyakit ini jika dapat terjadi pada dewasa tua dan anak anak
pada anak-anak, jarang pada pada usia di bawah 40 tahun dan sering pada
usia 60 tahun.
c. Jenis kelamin
rasio 3:1. Meskipun mekanisme yang terkait jenis kelamin masih belum
d. Gaya hidup
kaitan antara faktor sosial dan ekonomi dengan RA, berbeda dengan
2) Merokok
3) Diet
Banyaknya isu terkait faktor risio RA sala satunya adalah makan
4) Infeksi
synovial pada pasien RA. Selain itu juga adanya parvovirus B19,
5) Pekerjaan
paparan silica.
6) Faktor hormonal
Kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor risiko pada arttritis
yang sudah terbukti. Sistem pertahanan mana pun akan aus lebih cepat
3. Patofisologi
penyakit autoimun yang dicetuskan faktor luar (infeksi, cuaca) dan faktor
virus dan bakteri sebagai pencetus awal RA. Seiring faktor cuaca yang
komplek dan reaksi imunitas selular. Tidak jelas antigen apa sebagai
pencetus awal, mungkin unfeki virus. Terjadi pembentukan faktor rematoid,
komplek (autoimun).
Semua peran ini, satu sam lainnya saling terkait dan pada akhirnya
dan mungkin organ lainnya. Sitokin merupakan local protein mediator yang
yaitu TNF a, IL-1, yang terutama dihasilkan oleh monosit atau makrofag
CCP dalam darah. RF adalah antibodi terhadap komponen Fc dari igG. Dan
didapatkan pada hampir 2/3 kasus dengan spesifisitasnya yang tinggi (95%)
dan terutama terdapat pada stadium awal penyakit. Pada saa ini RF dan anti
–CCP merupakan sarana diagnostik penting RA dan mencerminkan
patofifiologi RA. Hal ini terjadi karena hasil diferensiasi dari sel T
dari sel fibroplas yang berproliferasi, mikrovaskuler dan berbagai jenis sel
Disamping proses lokal tersebut, dapat juga terjadi proses sistemik. Salah
satu reaksi sitemik yang terjadi ialah pembentukan protein fase akut (CRP),
dan penyumbatan pembuluh darah oleh sel radang dan trombus. Pada RA
yang secara klinis sudah jelas, secara mikros akan terlihat sinovium sangat
edema dan menonjol keruang sendi dengan pembentukan vili. Secara
tulang rawal, ligamen, tendon dan tulang. Kerusakan ini akibat dua efek
yaitu kehancuran oleh cairan sendi yang mengandung zat penghancur dan
akibat jaringan granulasi serta dipercepat karena adanya pannus (putra dkk,
2013).
4. Manifestasi klinis
bulan. Sering pada keadaan awal tidak menunjukkan tanda yang jelas.
Keluhan tersebut dapat berupa keluhan umum, keluhan pada sendi dan
a. Keluhan umum
badan.
b. Kelainan sendi
pergelangan tangan, lutut dan kaki (sendi diartrosis). Sendi lainnya juga
sering berupa kau sendi dipagi hari, pembengkakan dan nyeri sendi.
5. Diagnosis
ini disebabkan oleh onset yang tidak bisa diketahui secara pasti dan hasil
yang direvisi tahun 1987 yang masih dapat digunakan dalam mendiagnosis
RA:
d. Artritis simetris, keterlibatan sendi yang sama pada kedua belah sisi
atau pergelangan tangan yaitu erosi atau dekalsifikasi tulang pada sendi
yang terlibat.
(ACR/Eular) 2010. Jika skor ≥6, maka pasien pasti menderita RA.
6. Pemeriksaan penunjang
perkembangan panas.
7. Penatalaksanaan
baik antara pasien dengan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan
yang merawatnya.
yang akan dilakukan segingga terjalin baik dan terjamin ketaatan pasin.
1) Aspirin; pasien dibawah 50 tahun dapat mulai dengan dosis 3-4 x 1g/
bulan kemudian.
8. Pencegahan
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan faktor risiko:
lainnya. Bila mungkin, aerobik juga dapat dilakukan atau senam taichi.
c. Menjaga berat badan. Jika orang semakin gemuk, lutut akan bekerja
pada sendi.
jeruk, bayam, buncis, sarden, yoghurt, dan susu skim. Selain itu vitamin
sisem bantalan sendi yang melumasi antar sendi, sehingga gesekan bisa
(Candra, 2013).
1. Merokok
dipatuhi).
rokok :
Bahaya meokok bagi kesehatan yang paling utama datang dari racun
Kedua zat tersebut akan terhirup saluran pernafasan, yang pada akhirnya
dapat memicu kerusakan organ dan menurutnya fungsi dari organ sistem
Akibatnya, tubuh akan lebih sulit melawan bibit penyakit yang berada
racun dari paparan asap rokok. Akibat tubuh akan lebih ulit melawan bibit
yang tidak dapat bekerja dengan baik saat tubuh kekurangan asupan yang
Dampak rokpk tak hanya pada saluran pernafasan saja, melainkan juga
Kandungan nikotin pada sebatang rokok dapat mebuat drah menjdi lebih
melalui darah tidak bisa diserap banyak dan optimal pada tubuh.
parah perokok menjadi lebih sedikit dibandingkan pada orang yang tidak
merokok. Hal ini menyebabkan para perokok rentan sakit dan proses
sama seperti antibodi, sel darah putih juga berfungsi untuk melawn
terjadi menyebabkan kadar sel darah putih berada dalam jumlah yang
tinggi.
tetap ada.
penderita artritis.
2. Obesitas
a. Pengertian obesitas
ukuran ideal.
dan aktivitas fisik yang dilakukan. Perhatian lebih besar mengenai kedua
b. Penentuan Obesitas
c. Resiko obesitas
1) Hipertensi
3) Diabetes Mellitus
4) Gout
radang sendi yang lebih serius jika dibandingkan dengan orang yang
5) Batu Empedu
batu empedu lebih sering terjadi pada penderita obesitas tipe buah
pembedahan.
indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30. Manusia dirancang untuk
salah satu faktor risiko pada arttritis yang sudah terbukti. Sistem
pertahanan mana pun akan aus lebih cepat bila diberi beban yang
dibandingkan orang kurus, dan ini juga merupakan efek buruk bagi
penderita artritis.
3. Genetik
karakter atau ciri-ciri dari orang tua kepada keturunannya. Dalam proses
transformasi, karakter akan ditransfer melalui gen yang hadi dalam DNA.
DNA ini adalah hadir dalam kromosom, yang hadir dalam inti sel.
gentik dari kedua orang tua (ayah dan ibu) untuk anak-anak mereka.
itu gen yang disebut sebagai unit informasi. Setiap sel dalam organisme
memiliki satu set yang sama gen. Gen ditransfer dari orang tua kepada
keturunan mereka.
Ekspresi gen adalah aktivasi gen, yang menghasilkan protein.
dalam sintesis gen. Proses ini umumnya digunakan dalam semua eukariota,
Sebuah kode yang berisi semua jenis informasi genetik, yang hadir
menjadi protein oleh sel-sel hidup. Kode-kode ini dapat dinyatakan baik
huruf abjad dari kode DNA. Huruf-huruf ini berdiri untuk adenin timin,
Setiap kode empat bergabung dengan bahan kimia untuk sintesis protein.
jenis instruksi untuk membuat protein dalam sel. Ini adalah polimer yang
sangat panjang dan bentuk dasar DNA adalah seperti tangga bengkok.
Oleh karena itu juga disebut sebagai heliks ganda DNA. Tulang punggung
molekul DNA adalah fosfat, gula deoksi ribosa dan basa nitrogen.
Informasi dalam DNA disimpan sebagai kode terdiri dari empat basa
kimia: adenin (A), guanine (G), sitosin (C), dan timin (T).
Hal ini dapat didefinisikan sebagai transformasi sifat dari orang tua
kepada keturunannya. Setiap orang memiliki dua salinan dari setiap gen
antara yang satu warisan dari sel induk dan satu lagi adalah warisan dari
sel ayah.
Faktor genetik berperan 50% hingga 60% dalam perkembangan RA.
Gen yang berkaitan kuat adalah HLA-DRBI. Selain itu juga dapat ada gen
teridentifikasi di populasi Eropa dan jarang pada populasi Asia. Selain itu
ada kaitannya juga antara riwayat dalam keluarga dengan kejadia RA pada
keturunan selanjutnya.
rheumatoid arthtritis. Orang yang mewarisi deretan ini dari ayah maupun
Merokok
Obesitas Rheumatoid
Arhtritis
Genetik
KETERANGAN :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
F. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
komponen yang menyatu satu sama lain untuk memperoleh data dan fakta dalam
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami penyakit
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami penyakit
N
𝑛=
1 + N. d2
98
𝑛=
1 + 98(0,12 )
98
𝑛=
1 + 98.0,01
98
𝑛=
1,98
n = 49
3. Sampling
sampel, yaitu dengan total sampling semua anggota populasi menjadi sampel.
sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
berlangsung.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk menilai
kejadian rheumatoid arthtritis, merokok, obesitas, dan genetik berisi tabel cheks
list.
1. Data primer
kepada responden seperti ibu atau bapak yang terkena penyakit rheumatoid
2. Data sekunder
Data sekunder berasal dari Puskesmas Walenrang Timur berapa jumlah data
1. Pengolahan data
a. Editing
b. Coding
c. Tabulasi
cara :
variabel.
G. Analasisa Data
Analisa data kuantitatif dimaksudkan untuk mengolah dan mengorganisasikan
data, serta menemukan hasil dapat dibaca dan dapat di intreprestasikan meliputi
a. Analisa univariat
b. Analisa bivariat
Analisa data yang ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian yakni menguji
sebagi resiko dengan variabel sebagai faktor akibat degan kontinensi tingkat
H. Etika Penelitian
Terdapat empat prnsip utama yang perlu dipahami oleh peneliti yaitu
(siswanto,2014)
ditimbulkan
penelitian.
and confidentiality)
Prinsip kedua, setiap manusia dapat memliki hak-hak dsar individu termasuk
kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasian