ABSTRAK
Pendahuluan: Rheumatoid arthritis merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan inflamasi sendi yang berlangsung
kronik dan mengenai lebih dari lima sendi (poliartritis). Gejala yang sering muncul ialah kekakuan di pagi hari. Pengobatan
secara nonfarmakologi dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat dan melakukan terapi fisik (senam
rematik) yang bisa dilakukan setiap hari. Tujuan: Menggambarkan penerapan Teknik Senam Rematik Terhadap Nyeri Sendi
Pada Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Rheumatoid arthritis. Metode Penelitian: yaitu dengan menggunakan metode
pendekatan observasional deskriptif dengan desain penelitian studi kasus. Hasil Penelitian: Setelah dilakukan penerapan
senam rematik selama 7 hari pada Ny. S didapatkan hasil nyeri pada kaki berkurang. Penerapan senam rematik dapat
menurunkan skala nyeri yang dirasakan Ny. S dari (skala 8 (0-10) menjadi 6 (0-10). Saran: Diharapkan klien mampu
melakukan terapi fisik (senam rematik) ketika pasien mengalami atau merakan nyeri pada bagian ektremitas.
Kata kunci: rheumatoid arthritis, nyeri sendi, senam rematik;
ABSTRACT
Introduction: Rheumatoid arthritis is an autoimmune disorder that causes chronic inflammation of the joints and affects
more than five joints (polyarthritis). The most common symptom is morning stiffness. Non-pharmacological treatment can be
done by changing a healthier lifestyle and doing physical therapy (rheumatic exercise) which can be done every day. A useful
aim: to general objectives describe the application of rheumatic gymnastics techniques to joint pain in gerontic nursing care
with rheumatoid arthritis. Search Methods: . The research method is to use a descriptive observational approach with a case
study research design. Results: After implementing rheumatic exercises for 7 days at Mrs. S results in reduced leg pain. The
application of rheumatic exercises can reduce the pain scale felt by Mrs. S from (scale 8 (0-10) to 6 (0-10). Suggestion: It is
expected that the client will be able to perform physical therapy (rheumatic exercise) when the patient experiences or
experiences pain in the extremities.
https://doi.org/10.33860/mnj.v1i1.265
© 2020 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons
Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
7
Madago Nursing Journal e-ISSN: 2746-9263 | p-ISSN: 2746-9271
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/MNJ Vol. 1 No. 1 (2020) | Hal. 7 – 10
pendengaran, kelainan jantung, sinusitis kronik, rematik, tulang menjadi lebih lentur, otot tetap
penurunan visus, dan gangguan pada tulang2. Masalah kencang, memperlancar peredaran darah, menjaga
muskuloskeletal seperti arthritis dan gangguan pada kadar lemak darah tetap normal, tidak mudah
tulang menjadi masalah yang sering terjadi pada mengalami cidera, dan kecepatan reaksi sel tubuh
lansia karena mempengaruhi aktivitas yang menjadi lebih baik. Setelah diajarkan senam rematik
merupakan hal vital bagi kesehatan total lansia. pada Ny. P nyeri berkurang pada daerah kakit kiri dan
Arthritis merupak penyebab utama munculnya nyeri bahu kanan, yang sebelumnya dengan skala nyeri 7
sendi. Nyeri sendi merupakan nyeri yang dirasakan Ny. P mengeluh terganggu tidak bisa melakukan
dibagian persendian dan sekitarnya akibat proses aktivitas sehari-hari secara mandiri dan masih
inflamasi maupun terjadi secara idiopatik.2 tergantung pada keluarga. Setelah dilakukan senam
Angka kejadian Rhematoid Arthritis pada tahun rematik selama 2 minggu nyerinya berkurang dengan
2018 yang dilaporkan oleh organisasi kesehatan dunia skala nyeri menjadi 3. Senam rematik yang dilakukan
WHO mencapai 20% dari penduduk dunia, dimana 2-3 kali dalam seminggu dengan durasi waktu selama
20% tersebut adalah mereka yang berusia 55 tahun ke 30-60 menit, badan terasa rileks, dan segar.7
atas, sedangkan laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis
(Riskesdas) Indonesia tahun 2018 prevalensi penyakit melakukan penelitian mengenai Penerapan Senam
Rhematoid Arthritis adalah 24,7%3. Data di Rematik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada
Kabupaten Poso pada tahun 2019 jumlah keseluruhan Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Kasus
penderita Rheumatoid Arthritis sebanyak 2.112 Rheumatoid Arthritis Di Kelurahan Gebangrejo.
pasien.4
Rheumatoid arthritis ini merupakan kelainan
METODE PENULISAN
autoimun yang menyebabkan inflamasi sendi yang Penulisan ini menggunakan metode studi kasus,
berlangsung kronik dan mengenai lebih dari lima yaitu analisis penerapan relaksasi otot progresif pada
sendi (poliartritis). Gejala yang yang sering muncul asuhan keperawatan diabetes melitus dengan masalah
ialah kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, keperawatan ansietas. Adapun teknik pengumpulan
dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang data yang digunakan meliputi wawancara, observasi,
sendi - sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan catatan individu, atau rekam medik dan perawatan.
sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya Data yang telah terkumpul dianalisis untuk melihat
berlangsung selama beberapa menit dan selalu masalah keperawatan yang dialami klien serta
berulang dari satu jam. Belum ada pengobatan yang meninjau keefektifan intervensi yang telah dilakukan
dapat digunakan untuk menyembuhkan rheumatoid untuk menyelesaikan masalah keperawatan pasien.
arthritis.2
Salah satu dari olahraga fisik yang sederhana HASIL PENELITIAN
dan mudah dilakukan adalah senam rematik5. Senam Hasil pengkajian didapatkan data : Klien Ny. P,
rematik merupakan senam yang befokus pada umur 64 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan
mempertahankan lingkup gerak sendi secara terakhir SD, agama islam, status pernikahan menikah,
maksimal. Tujuan dari senam rematik ini yaitu tinggi badan 150 cm berat badan 54 kg, penampilan
mengurangi nyeri sendi dan menjaga kesehatan rapi, warna kulit sawo matang, dan beralamat di jalan
jasmani penderita rematik. Keuntungan lain dari Pulau Tarakan Kelurahan Gabangrejo Timur. Klien
senam rematik yaitu tulang menjadi lebih lentur, otot Ny. P mengatakan nyeri, nyeri pada bagian kaki, nyeri
tetap kencang, memperlancar peredaran darah, bertambah saat beraktifitas, skala nyeri 4, dan nyeri
menjaga kadar lemak darah tetap normal, tidak mudah dirasakan sampai sehari yaitu ketika dirasakan pada
mengalami cidera, dan kecepatan reaksi sel tubuh pagi hari sampai sebelum meminum obat untuk
menjadi lebih baik.6 menghilangkan nyeri.
Penelitian Pujiati & Mayasari (2017) tentang Pemeriksaan fisik Ny.P, Keadaan Umum baik,
Pengaruh senam rematik terhadap nyeri sendi pada kesadaran composmentis. Tekanan darah 130/100
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budimulia 04 mmHg, Nadi 96X/menit, respirasi 22X/menit, suhu
Margaguna Jakarta Selatan melaporkan bahwa 36,5oC. Bentuk kepala branchiocepalus, tidak terdapat
manfaat dari senam rematik yaitu dapat mengurangi nyeri tekan, pandangan kabur, pendengaran
nyeri sendi dan menjaga kesehatan jasmani penderita berkurang, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dada
8
Madago Nursing Journal e-ISSN: 2746-9263 | p-ISSN: 2746-9271
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/MNJ Vol. 1 No. 1 (2020) | Hal. 7 – 10
simetris kiri dan kanan, tidak terlihat penggunaan otot mengurangi nyeri sendi dan menjaga kesehatan
bantu pernapasan, bentuk dada normal chest, tidak jasmani penderita rematik.7
terdapat nyeri tekan, bentuk perut datar, tidak terdapat Pada saat pengkajian klien Ny. P merasakan
lesi, tidak ada benjolan, bising usus 12x/menit, nyeri lebih dari 1 jam (skala nyeri 8), susah tidur pada
perkusi terdengar timpani, dan tidak terdapat nyeri malam hari serta Ny. P merasa gelisah. Nyeri pada
tekan, klien mampu merubah posisi, fleksi dan ekstremitas bawah yang dirasakan klien bertambah
ekstensi kedua lengan tidak ada hambatan, flekasi dan saat klien beraktivitas (skala nyeri bisa sampai 9).
ekstensi sendi kaki terhambat karena nyeri dan Klien Ny. P mengalami penyakit Rheumatoid arthritis
bengkak pada sendi, terasa nyeri dan kaku pada pagi sejak tahun 2017. Intervensi yang dilakukan pada
hari, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri klien Ny. P untuk menurunkan skala nyeri yaitu cara
4, durasi nyeri lebih dari 20 menit. nonfarmakologi dengan menggunakan senam
Penilaian aktivitas klien Ny. P berdasarkan rematik. Setelah diberikan intervensi selama 1
Indeks KATZ Ny. P memiliki skor nilai A yang minggu, keluhan nyeri dipagi hari berkurang, klien
artinya kemandirian dalam hal makan, berpindah, ke menjadi lebih rileks. Intervensi yang dilakukan yaitu :
kamar kecil, berpakaian, dan mandi. Artinya adalah manajemen nyeri. Tindakan keperawatan yang di
kegiatan atau aktivitas yang Ny. P lakukan sehari-hari lakukan untuk mengatasi masalah keperawatan nyeri
masih dapat di kerjakan secara mandiri. kronis berhubungan dengan inflamasi sendi, adalah
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan terapi fisik (senam rematik).
penulis, didapatkan masalah keperawatan pada Setelah dilakukan implementasi selama 7 hari
pasien Ny. P yaitu nyeri kronis, dan Hambatan dan melakukan evaluasi keperawatan akhir, masalah
mobilitas fisik. Berdasarkan diagnosa keperawatan nyeri kronis menurun, diperoleh data subyektif pasien
yang didapatkan pada Ny. P penulis berfokus pada mengatakan pasien mulai menerima status
salah satu diagnosa keperawatan prioritas yaitu nyeri kesehatannya. Sedangkan data obyektif yang
kronis ditandai dengan data subjektif Ny. P diperoleh, klien tampak tidak gelisah lagi. Analisa
mengatakan nyeri pada bagian kaki, susah tidur saat masalah nyeri teratasi. planing pertahankan
nyeri datang pada malam hari, sering terbangun intervensi.
dimalam hari, KU: sedang, kesadaran: Dari hasil penelitian yang dilakukan pada klien
composmentis, skala nnyeri 8 (0-10), klien terlihat Ny. P sebelum dilakukan senam rematik, Ny. P
kesulitan berpindah tempat, klien terlihat meringis. mengatakan bahwa ia merasakan nyeri semakin
bertambah, susah tidur serta merasa gelisah. Nyeri
PEMBAHASAN yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk benda tajam,
Asuhan keperawatan memfokuskan pada durasi nyeri selama lebih dari 1 jam. Untuk itu peneliti
pemenuhan kebutuhan dasar manusia melalui tahap menerapkan teknik non-farmakologi yaitu terapi fisik
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi (senam rematik). Pemberian senam memiliki dampak
keperawatan, implementasi dan evaluasi. Rheumatoid psikologis langsung yakni membantu memberi
arthritis adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang perasaan santai, mengurangi ketegangan dan
menyebabkan degenerasi jaringan penyambung. meningkatkan perasaan senang karena saat senam
Jaringan penyambung yang biasanya mengalami kelenjar pituitari menambah produksi beta-endorfin.
kerusakan adalah membran sinovial yang melapisi Senam juga memperlancar kegiatan penyalur syaraf
persendian. Inflamasi akan menyebar ke struktur didalam otak yaitu meningkatkan neurotransmitter
sekitar sendi, termasuk kartilago artikular dan kapsula parasimpatis (norepinephrine, dopamine dan
sendi fibrosa. Gejala yang yang sering muncul ialah serotonin). Meningkatnya konsentrasi beta-endorfin
kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, dapat didalam darah dan parasimpatis ini menyebabkan
bersifat generalisata tetapi terutama menyerang denyut jantung dan denyut nadi menurun sehingga
sendi–sendi. Salah satu cara mengontrol nyeri sendi mengurangi nyeri yang merupakan penyebab
yaitu dengan latihan terapi fisik (senam rematik). kekakuan sendi.5
Senam rematik merupakan senam yang befokus pada Hasil penelitian pada klien Ny. P setelah
mempertahankan lingkup gerak sendi secara dilakukan pemberian senam rematik selama 1 minggu
maksimal. Tujuan dari senam rematik ini yaitu berturut-turut menunjukan perubahan yang
signifikan, sebelum dilakukan terapi skala nyeri Ny. P
9
Madago Nursing Journal e-ISSN: 2746-9263 | p-ISSN: 2746-9271
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/MNJ Vol. 1 No. 1 (2020) | Hal. 7 – 10
10