Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Halusinasi pendengaran merupakan gangguan stimulus dimana pasien

mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, mengancam,

memerintahkan untuk melakukan sesuatu (kadang-kadang hal yang berbahaya

(Trimelia, 2011).Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori presepsi

yang dialami oleh pasien gangguan jiwa, klien merasakan sensasi berupa

suara, penglihatan pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus

nyata ( keliat,2014).Halusinasi merupakan suatu penyerapan panca indra tanpa

ada ransangan dari luar, orang sehat presepsinya akurat, mampu

mengidentifikasi dan menginterprestasi stimulus berdasarkan informasi yang

diterimanya melalui panca indera ( Aritonang, 2021).

Menurut WHO (2018) angka kejadian gangguan mental kronis dan

para yang menyerang lebih dari 21 jiwa dan secara umum terdapat lebih dari

23 juta orang di seluruh dunia. Lebih dari 50% orang dengan skizofernia tidak

mendapat perawatan yang tepat, 90% orang dengan skizofernia yang tidak di

obati tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah .Riskesdas

(2018), terjadi peningkatan proporsi gangguan jiwa yang signifikan pada

tahun 2018 dibandingkan tahun 2013 di mana terjadi peningkatan dari 1,7 %

per 1000 penduduk menjadi 7% per 1000 penduduk

1
2

atau dengan kata lain pada tahun 2013 dari 1000 penduduk Indonesia di temukan 17

diantaranya mengalami gangguan jiwa, sementara ditahun 2018 dari 1000 penduduk

ditemukan 70 diantanya mengalami gangguan jiwa. Untuk provinsi maluku juga

terjadi peningkatan pervalensi gangguan jiwa di tahun 2018, dimana terjadi

peningkatan dari 1,2% pada tahun 2013 menjadi 3,2 % pada tahun 2018, atau dengan

kata lain jika penduduk maluku sejumlah, 1.744.654 jiwa maka 55.808 jiwa

mengalami gangguan jiwa. (Riskesdas 2018). Data yang didapatkan pada saat penulis

melakukan studi pendahuluan yang dilakukan RSKD dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 1.1

Data Prevelensi Halusinasi Di RSKD Provinsi Maluku

Tahun Jumlah %

2019 189 29,5%


2020 95 14,9%
2021 109 17%
2022 247 38,6%
Jumlah 640 100%
Sumber : RSKD Maluku 2023

Berdasarkan tabel 1.1 prevelensi data pada tahun 2019 terdapat 189

( 29,5%), kemudian tahun 2020 terdapat 95 ( 14,9%), dan pada tahun 2021

terdapat 109 ( 17%) dan juga pada tahun 2022 terdapat 247 ( 38,6%). Dari
3

prevelensi di atas perkembangan orang dengan halusinasi pada tahun

2022 semakin meningkat.

Halusinasi pendengaran dapat terjadi dengan atau tanpa gejala

Kesehatan mental yang mendasarinya. Pertanyaan ini di dukung oleh sebuah

penelitian yang mendasarinya. Peryataan ini di dukung oleh sebuah jurnal

psychological medical tahun 2017. Disebutkan bahwa halusinasi pendengaran

tidak memiliki penyebab dasar, tetapi juga bisa terjadi tanpa kondisi yang

mendasrinya.pênyebab dari halusinasi melupiti respon metabolik terhadap

stress, gangguan neurokimiawi,lesi otak, usaha tidak sadar mempertahankan

ego dan ekspresi simbolis dari pikiran yang terpisah ( schulth and Videbeck

2013 ). Suryani (2013) dan sari & Wijaya ( 2014 ), menemukan bahwa

halusinasi diawali oleh kecemasan yang berkepanjangan O’ Briant et al

( 2014) dan Day et al (2014) menyatakan halusinasi berkaitan dengan

pengalaman yang di presepsikan kurang menyenagkan barkaitan dengan harga

diri dan akan muncul secara bertahap.

Terapi musik klasik adalah suatu metode reklasasi menggunakan

tanda-tanda terpilih dengan irama musik sastra kuno yang bertujuan baik

untuk Kesehatan fisik serta mental dalam mengontrol emosi serta mengobati

masalah gangguan psikologi (Wijayanto & Agustina,2017). Ekawati ( 2013)

menyatakan bahwa musik dapat meningkatkan vitalitas fisik individu,

menghilangkan kelelahan merendahkan kecemasan dan keteganga membantu

meningkatkan konsentrasi,memperdalam hubungan mempererat persahabatan

merangsang kreativitas, kepekaan, dan dapat memperkuat krakter serta


4

perilaku yang positif. Terapi musik merupakan salah satu bentuk dari teknik

relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi perilaku agresif, memberikan

rasatenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi,pengembangan

spiritual dan menyembuhkan gangguan psikologi. Terapi musik juga

digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam

gangguan kejiwaan dan gangguan psikologis. (Setyoadi, 2011). Metode ini

sudah dibuktikan dapat menurunkan tingkat halusinasi. Terapi diberikan

untuk memsbangkitkan gelombang otak alfa yang dapat memberikan rasa

releksasi sehingga menimbulkan perrilaku yang tenang bagi penderita

gangguan jiwa jenis halusinasi sehingga menurunkan resiko timbulnya

dampak tingkat stressor (Hartin saidah, Eko Agus Cahyano, 2016).

Berdasarkan pembahasan diatas peneliti tertarik untuk mengambil

judul penelitian tentang asuhan keperawatan jiwa tn/ny. x dalam upaya

mengontrol halusinasi pendengaran dengan terapi musik klasik .

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang sudah ditulis diatas, maka rumusan masalah dala

m penelitian ini adalah bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada Tn/Ny

x dalam upaya mengentrol halusinasi pendengaran dengan terapi musik klasik

di RSKD Ambon.
5

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Menerapakan asuhan keperawatan pada Tn/Ny x dalam upaya mengontro

l halusinasi pendengaran dengan terapi musik klasik di RSKD Ambon.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian keperawatan pada Tn/Ny x dalam upaya

mengontrol halusinasi pendengaran dengan terapi musik klasik

b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn/Ny x

dalam upaya mengontrol halusinasi pendengaran dengan terapi musik

klasik

c. Membuat perencanaan Tindakan yang akan dilakukan pada Tn/Ny x

dalam upaya mengontrol halusinasi pendengaran dengan terapi musik

klasik

d. Melakukan implementasi keperawatan pada Tn /Ny x dalam upaya

mengontrol halusinasi pendengaran dengan terapi musik klasik

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada Tn/Ny x dalam upaya

mengontrol halusinasi pendengaran deangan terapi musik klasik.

D. MANFAAT PENELITIAN
6

Adapun manfaat penelitian adalah :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dan dikembangkan sebag

ai suatu pengembangan teori dalam ilmu pengetahuan yang di tarapakan kh

ususnya dibidang keperawatan jiwa mengenai pemberian terapi musik klasi

k.

2. Secara praktis

a. Bagi institusi

Hasil peneliti ini dapat menjadi refrensi pengetahuan bagi pembaca dan

peneliti yang di lakukan penelitian lanjutan.

b. Bagi Rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat

dalam melaksanakan penerapan asuhan keperawatan pada pasien halusin

asi pendengaran dalam upaya mengontrol halusinasi pendengaran denga

n terapi musik klasik

c. Bagi peneliti

Bagi peniliti ini sangat bermanfaat bagi peniliti.karena melalui penelitia

n ini, peneliti dapat memperoleh penetahuan dan pengalaman tentang pe

nerapan pada pasien halusinasi pendengaran dalam upaya terapi musik k

lasik

E. SISTEMATIKA PENULISAN
7

Sistematika penelitian ini di bagi atas beberapa bagian yang saling ber

kaitan dan di susun secara sistematika terdiri dari bagian awal, utama dan akhi

r. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman persetujuan, halaman pen

esahan, kata pengatar, daftar isi, daftar table dan gambar, daftar lampiran abstr

ak .bagian utama terdiri dari lima SUB-BAB yang terdiri dari BAB I pendahul

uan yang berisi tentang latar belakang, masalah, tujuan penelitian, manfaat pe

nelitian, keaslian penelitian sistematika penelitian.BAB II tinjauan Pustaka ya

ng berisi dasar -dasar teoritis dan berbagai konsep yang relevasi dengan peneli

tian ini dan kerangka konsep penelitian. BAB III metode penelitian yang beris

i desain penelitian, lokasi, waktu, subjek penelitian,fokus penelitian, defenisi

operasional, Teknik pengumpulan data, intrusmen penelitian, dan etika penelit

ian.

F. KEASLIAN PENULISAN
8

Tabel 1.2 keaslian penelitian

N Nama dan tahun Judul Metode Hasil

1. Dian anggri yanti , Efektifitas terapi musik One grup pre Hasil penelitian Dengan

Abdi lestari sitepu, Penurunan tingkat test Post sampel 22 responden

Kuat sitepu, piriani, halusinasi pendengaran test design memiliki Rata-rata sebelum

Wina novira Br. pada pasien Gangguan jiwa ( mean =4,32 ),

Purba Standar deviasi Sebesar)

0,646 sedengkan pada

Post- test dengan Sampel 22

Responden memilik

rata-rata sesudah

(mean =1,68),

Standar deviasi

Sebesar 0,568 p- value

(0,000)≤ a0,05 maka H0

di Tolak Hadi terima

Yang artinya Terdapat

pengaruh Efektifitas

Terapi Musik terhadap

Penurunan tingkat
9

Halusinasi jiwa.

2. Desi Penerapan terapi Studi kasus Hasil penelitian tanda dan

maharani,Nury musik klasik terhadap gejala di berikan terapi m

lutfianti fitri, tanda dan gejala usik klasik pada subyek I

uswatun hasanah halusinasi pendengar 55% dan subjek II 36% pr

, esentase tanda dan gejala s

esudah diberikan terapi m

usik klasik pada subyek I

45% dan subyek II 9%

3. Yunita.M.Fokaay Asuhan keperawatan 2023

a pada Tn/Ny x dalam studi kasus

(2023) upaya mengontrol

halusinasipendengara -

n dengan terapi

musik klasik
10

Anda mungkin juga menyukai