PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
yang dialami oleh pasien gangguan jiwa, klien merasakan sensasi berupa
para yang menyerang lebih dari 21 jiwa dan secara umum terdapat lebih dari
23 juta orang di seluruh dunia. Lebih dari 50% orang dengan skizofernia tidak
mendapat perawatan yang tepat, 90% orang dengan skizofernia yang tidak di
peningkatan dari 1,7 % per 1000 penduduk menjadi 7% per 1000 penduduk
1
2
atau dengan kata lain pada tahun 2013 dari 1000 penduduk Indonesia
tahun 2018, dimana terjadi peningkatan dari 1,2% pada tahun 2013 menjadi
3,2 % pada tahun 2018, atau dengan kata lain jika penduduk maluku sejumlah,
2018). Data yang didapatkan pada saat penulis melakukan studi pendahuluan
Tabel 1.1
Tahun Jumlah %
Berdasarkan tabel 1.1 prevelensi data pada tahun 2019 terdapat 189
( 29,5%), kemudian tahun 2020 terdapat 95 ( 14,9%), dan pada tahun 2021
terdapat 109 ( 17%) dan juga pada tahun 2022 terdapat 247 ( 38,6%). Dari
3
tidak memiliki penyebab dasar, tetapi juga bisa terjadi tanpa kondisi yang
ego dan ekspresi simbolis dari pikiran yang terpisah ( schulth and Videbeck
2013 ). Suryani (2013) dan sari & Wijaya ( 2014 ), menemukan bahwa
tanda-tanda terpilih dengan irama musik sastra kuno yang bertujuan baik
untuk Kesehatan fisik serta mental dalam mengontrol emosi serta mengobati
positif. Terapi musik merupakan salah satu bentuk dari teknik relaksasi yang
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Ambon.
2. Tujuan Khusus
klasik
klasik
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
a. Bagi institusi
Hasil peneliti ini dapat menjadi refrensi pengetahuan bagi pembaca dan
c. Bagi peneliti
E. SISTEMATIKA PENULISAN
berkaitan dan di susun secara sistematika terdiri dari bagian awal, utama dan
akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman persetujuan, halaman
penesahan, kata pengatar, daftar isi, daftar table dan gambar, daftar lampiran
abstrak .bagian utama terdiri dari lima SUB-BAB yang terdiri dari BAB I
Pustaka yang berisi dasar -dasar teoritis dan berbagai konsep yang relevasi
dengan penelitian ini dan kerangka konsep penelitian. BAB III metode
F. KEASLIAN PENULISAN
Responden memilik
pengaruh Efektifitas
jiwa.
uswatun hasanah terhadap tanda dan kasus klasik pada subyek I 55% dan
subyek II 9%
upaya mengontrol -
halusinasipendenga
musik klasik
BAB II
10
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP HALUSINASI
1. Pengertian Halusinasi
jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas ( Yusuf, PK, &
Nihayati, 2019).
11
Keterangan :
13
a. Respon adaptif
budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas
tersebut respon
adaptif :
pengalaman ahli.
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang msih dalam batas
kewajaran.
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.
gangguan.
pada indra.
9) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran.
14
b. Respon maladaptive
dipertahankanwalaupun.
eksternal yang tidak realita atau tidak ada. Kerusakan proses emosi
sosial adalah kondisi yang dialami oleh individu dan diterima sebagai
mengancam
3. Etiologi Halusinasi
a. Predeposisi
1) Fator perkembangan
2) Faktor sosiokultural
3) Faktor biologis
4) Faktor psikologis
5) Sosial budaya
16
dunia nyata .
b. prespitasi
1) Dimensi fisik
2) Demensi Emosional
3) Dimensi intelektual
4) Dimensi sosial
control diri dan harga diri yang tidak didapatkan di dunia nyata. Isi
5) Dimensi spiritual
terganggu, karena ia sering tidur larut malam dan bangun siang. Sanat
memburuk.
4. Manefestasi Klinis
18
d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal yang tidak nyata
j. Ketakutan.
q. Nadi cepat
r. Banyak berkeringat
19
5. Klasifikasi Halusinasi
1) Halusinasi pendengaran
Data objektif antara lain : bicara ataun tertawa sendiri, marah tanpa
2) Halusinasi penglihatan
sesuatu tidak jelas. Data subjektif antara lain : melihat bayangan, sinar,
3) Halusinasi penciuman
4) Halusinasi pengecapan
6. Fase Halusinasi
sebagai berikut :
a. Fase Pertama
Disebut juga Fase comforting yaitu fase menyenangkan. Pada tahap ini
yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya, dan suka menyendiri
b. Fase Kedua
melamun dan berfikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan
yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat
otonam seperti peningkatan denyut dan tekanan darah. Klien asyik dan
c. Fase Ketiga
perhatian hanya bberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien
d. Fase Keempat
menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan
secara nyata dengan orang lain dilingkungan. Perilaku klien : terror akibat
panic, potensi bunuh diri, perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri atau
takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah. Masalah makin
22
Masalah kerja, penyakit, utang, nilai dikampus drop out dan sebagainya.
kurang dan persepsi masalah sangat buruk. Sulit tidur berlangsung terus
dan sensorinya dapat ia kontrol bila kecwmasannya diatur, dalam tahap ini
Klien mulai merasa tidak mampu lagi mengontrolnya dan mulai berupaya
menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien mulai
menarik diri dari orang lain dengan intensitas waktu yang lama.
tubuh penderita, terapi ini dapat di pelajari dan diaplikasikan oleh penderita
24
efek nyaman bagi penderita ( purnama 2016 di ambil dari Yanti, dian
menyatakan bahwa terapi musik klasik bisa menurunkan tanda- tanda dan
music menghasilkan nilai pre test 0,484 untuk post test menghasilkan nilai
terapi musik
Jenis terapi musik antara lain musik instrumental dan musik klasik.
gembira dan sedih menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi dan
1. Pengkajian
25
2020).
menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, respon verbal
yang lambat, menarikkan dari orang lain, tidak dapat membedakan yang
nyata dan tidak nyata. Untuk dapat menjaring data yang diperlukan
(Afnuhazi, 2015) :
2) Alasan masuk Alasan klien datang ke Rumah Sakit Jiwa, biasanya klien
3) Faktor predisposisi
26
keluarga
keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan klien serta
6) Psikososial
diri klien menyadari peran sebelum sakit, saat dirawat peran klien
27
terganggu, ideal diri tidak menilai diri, harga diri klien memilki harga
7) Mental
dengan pembicaraan.
g) Persepsi Halusinasi apa yang terjadi dengan klien. Data yang terkait
menimbulkan waham.
perhatian.
b) BAB atau BAK Observasi kemampuan klien untuk BAK atau BAK
sama sekali.
e) Observasi tentang lama dan waktu tidur siang dan malam : biasanya
9) Aspek medis
2. Pohon Masalah
Untuk membuat pohon masalah, minimal harus ada tiga masalah yang
3. Diagnosa Keperawatan
pendengaran
32
4. Intervensi Keperawatan
berfokus pada masalah halusinasi sebagai diagnose penyerta lain. Hal ini
akhir yang akan dicapai. Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
halusinasi.
aktivitas.
terjadinya halusinasi.
pendengaran
Keperawatan
1. Gangguan SP1 :
presepsi sensori
1. Bina hubungan saling percaya dengan
berhubungan
mengukapkan prinsip komunikasi traupetik :
dengan halusinasi
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
pendengaran
nonverbal
adanya
selanjutnya
SP2 :
orang lain
kegiatan harian
Rasional
SP 3:
harian pasien
mendengarkan musik
kegiatan harian
memutuskan halusinasi
Rasional
diri klien
mengontrol halusinasi
SP 4:
teratur
harian
Rasional :
mengontrol halusinasi
di sukai klien
Rasional :
SP 2:
penarikan diri
yang muncul
kemampuan klien
menggunakan
Perasaannya.
Rasioanal :
42
yang dialami
SP 3:
keuntungan
tentang keuntungan
orang lain
Rasional :
SP 4:
antaranya : K-P,K-P-K,K-P
kegiatan ruangan
untuk beriinteraksi
percaya
nonverbal
sopan
yang disukai
adanya
mendengarkan pasien
sendiri
SP 2:
Kliendapat menidentifikasi
dimiliki
kemampuan mengukapkan
perasaannaya.
memberikan penilaian
negative.utamakan memberi
SP 3 :
digunakan
selama sakit.
SP 4:
melaksanakanya).
5. Implementasi Keperawatan
kondisi pasien saat ini atau tidak (Yusuf, dkk, 2015). Dalam asuhan
komunkasi terapeutik yang terdri dari fase orientasi, fase kerja, dan
kontrak waktu dan tujuan pertemuan yang diharapkan. Fase kedua yaitu
fase kerja berisi tentang beberapa pertanyaan yang akan diajukan 22 untuk
6. Evalusi Keperawatan
49
ini dilakukan terus menerus untuk menentukan apakah rencana efektif dan
meliputi respon perilaku dan emosi lebih terkendali yang sudah tidak
mengamuk lagi, bicara dan tertawa sendiri, sikap curiga, perasaan cemas
yang nyata dan tidak nyata. Pada keluarga mampu menjelaskan masalah
halusinasi yang nyata dan tidak nyata. Pada keluarga mampu menjelaskan
PENDENGARAN
pemberian terapi music klasik pada pasien halusinasi. pada ketiga artikel
tersebut
terasa damai, dan jika seseorang dalam kondisi melamun atau merasa dirinya
berada dalam suasana hati yang emosional atau tidak berfokus, musik klasik
dengan yang duduk diam saja (Stuart, 2016). Terapi musik juga merupakan
seseorang.
E. KERANGKA KONSEP
51
Pasien Tn/Ny x
dengan Halusinasi
halusinasi pendengara
n terkontrol
KETERANGAN
BAB III
METODE PENELITIAN
52
persepsi sensorik.
1. Kriterial Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
D. DEFENISI OPERASIONAL
fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa individu,
meliputi :
a) Pengkajian
b) diagnosa
c) keperawatan
d) perencanaan
2. Klien adalah seseorang yang mengalami gangguan fisik dan mental atau yang
releksasi.
1. Pengumpulan Data
3. Instrumen Penulis
55
keluarga/perawat
F. ETIKA PENELITIAN
a) Informand consent
b) Anonimity
c) Confidentiality
penelitian.
d) Justice