Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN ISOLASI


SOSIAL KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh:
YAFFI ADHITYA NUGRAHA
S18053

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Isolasi sosial adalah keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain menyatakan sikap yang negatif/mengancam (Townsend, 2010). Atau
suatu keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain sekitarnya, klien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Keliat, 2010).
Isolasi sosial adalah ketidakmampuan untuk membina hubungan erat, hangat,
terbuka, dan interdependen dengan orang lain (SDKI PPNI,2016)
2. Etiologi gangguan jiwa
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut(Farida, 2012)
belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang penyebab gangguan yang
mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yang mungkin mempengaruhi
antara lain yaitu:
a. Faktor predisposisi
Beberapa factor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah:

1) Faktor perkembangan

Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu
dengan sukses. Keluarga adalah tempat pertama yang memberikan
pengalaman bagi individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari
ibu/pengasuh pada bayi akan memberikan rasa tidak aman yang dapat
menghambat terbentuknya rasa percaya diri dan dapat mengembangkan
tingkah laku curiga pada orang lain maupun lingkungan dikemudian hari.
Komunikasi yang hangat sangatpenting dalam masa ini, agar anak tidak
merasa diperlakukan sebagai objek.
2) Faktor sosial budaya
Isolasi social atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan oleh
karena norma-norma yangs alah yang dianut oleh satu keluarga, seperti
anggota tidak produktif diasingkan dari lingkungan sosial.
3) Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu factor pendukung yang menyebabkan
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang jelas
mempengaruhi adalah otak. Insiden tertinggi skizofrenia ditemukan pada
keluarga yang anggota keluarganya ada yang menderita skizofrenia.
Klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial
terdapat kelainan pada struktur otak seperti atropi, pembesaran ventrikel,
penurunan berat volume otak serta perubahan struktur limbik.
. b. Faktor presipitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor
internal maupun eksternal meliputi:
1) Stresor sosial budaya
Stresor social budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan seperti
perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai,kesepian karena ditinggal
jauh, dirawat dirumah sakit atau dipenjara.
2) Stresor psikologi
Tingkat kecemasan yang beratakan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan oranglain.
3. Manifestasi klinis
Perilaku isolasi sosial dapat beresiko terjadi perubahan persepsi sensori
halusinasi yaitu persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus ekternal).
Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolakoleh oranglain, Klien merasa
tidak aman berada dengan oranglain, klien merasabosan klien tidak mampu
berkonsentrasi dan membuat keputusan klien merasa tidak berguna. Gejala objektif
yaitu Menjawab pertanyaan dengan singkat, yaitu “ya” atau “tidak” dengan pelan
Respon verbal kurang dan sangat singkat atau tidak ada, Berpikir tentang sesuatu
menurut pikirannya sendiri, Menyendiri dalam ruangan, sering melamun, Mondar-
mandir atau sikap mematung atau melakukan gerakan secara berulang-ulang,
Apatis (kurang acuh terhadap lingkungan), Ekspresi wajah tidak berseri, Tidak
merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri, Kontak mata kurang atau
tidak ada dan sering menunduk, Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan
sekitarnya (Trimelia, 2011).
4. Patofisiologi
Salah satu gangguan berhubungan social diantaranya perilaku menarik diri
atau isolasi social yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bias dialami
pasien dengan latarbelakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan,
kekecewaan, dan kecemasan (Prabowo, 2014).
Akibat isolasi sosial adalah resiko perubahan sensori persepsi halusinasi. 
Halusinasi adalah suatu keadaan  yang merupakan gangguan pencerapan (persepsi)
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yg dapat meliputi semua system 
penginderaan  pada seseorang dalam keadaan sadar penuh baik (Nita Fitria 2010).
5. Pemeriksaan penunjang
a. Minnesolla Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
Adalah bentuk pengujian yang dilakukan oleh psikiater dan psikolog dalam
menentukan kepribadian seseorang yeng terdiri dari 556 pernyataan benar
atau salah
b. Elektroensefalografik (EEG)
Adalah suatu pemeriksaan dalam psikiatri untuk membantu membedakan
antara etiologi fungsional dan organik dalam kelainan mental
c. Test laboratorium kromosom darah untuk mengetahui apakah gangguan jiwa
disebabkan oleh genetik
d. Rontgen kepala untuk mengetahui apakah gangguan jiwa disebabkan
kelainan struktur anatomi tubuh
(Damaiyanti,2012)
6. Pengobatan
Menurut (Prabowo, 2014) isolasi social termasuk dalam kelompok penyakit
skizofrenia tak tergolongkan maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan
adalah:
Obat anti psikotik:
a. Clorpromazine (CPZ)
Indikasi untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran terganggu, daya nilai normal sosial dan titik dari
terganggu.
b. Haloperidol
Indikasi berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral
serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
c. Trihexy phenidyl (THP)
Indikasi segala jenis penyakit parkinson akibat obat misalnya fenotiazine

Therapy farmakologi :

a. Elektro Convulsive Therapy (ECT)


Suatu terapi psikiatri yang menggunakan energi shock listrik dalam usaha
penggobatanya
b. Therapy Kelompok
suatu psikotherapy yang dilakukan sekelompok pasien dengan bersama-
sama dengan jalan berdiskusi
c. Theraphy Lingkungan
Manusia tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan sehingga aspek
lingkungan harus mendapat perhatian khusus dalam kaitanya untuk menjaga
dan memelihara kesehatan manusia
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
Isolasi Sosial
2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial
ketidak mampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat terbuka dan
interpenden dengan orang lain

Tanda dan Subjektif Objektif


gejala
Mayor 1. Merasa ingin sendiri 1. Menarik diri
2. Merasa tidak aman ditempat 2. Tidak berminat atau
umum menolak berinteraksi
dengan orang lain atau
lingkungan
Minor 1. Merasa berbeda dengan 1. Afek datar
orang lain 2. Afek sedih
2. Merasa asik dengan 3. Riwayat ditolak
pikiranya sendiri 4.Menunjukan
3. Merasa mempunyai tujuan permusuhan
yang jelas 5. Tidak mampu
memenuhi harapan orang
lain
6. Kondisi difabel
7. Tindakan tidak berarti
8. Tidak ada kontak mata
9. Perkembangan
terlambat
10. Tidak bergairah atau
lesu
b. Harga diri rendah

Tanda dan gejala Subjektif Objektif


Mayor 1.Menilai diri 1. Enggan mencoba
negative(mis.tidak hal baru
berguna,tidak tertolong) 2. Berjalan
2. Merasa malu/bersalah menunduk
3. Merasa tidak mampu 3. Postur tubuh
melakukan apapun menunduk
4. Meremehkan kemampuan
mengatasi masalah
5. Merasa tidak memiliki
kelebihan /kemampuan positif
6. Melebih-lebihkkan penilaian
negative tentang diri sendiri
7. Menolak penilaian positif
tentang diri sendiri
Minor 1. Merasa sulit konsentrasi 1. Kontak mata kurang
2. Sulit tidur 2. Lesu dan tidak
3. Mengungkapkan bergairah
keputusasaan 3. Berbicara pelan dan
lirih
4. Pasif
5. Perilaku tidak asertif
6. Mencaripenguatan
secara berlebihan
7. Bergantung pada
pendapat orang lain
8. Sulit membuat
keputusan
9. Sering kali mencari
penegasan
3. Rencana asuhan keperawatan

No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


dx
A Keterlibatan social (L.13115) Promosi sosialisasi (I. 13498)
1. Minat interaksi 1. identifikasi kemampuan
2. Perilaku menarik diri melakukan interaksi dengan
3. Verbalisasi ketidakamanan orang lain
ditempat umum 2. identifikasi hambatan
4. Verbalisasi isolasi melakukan interaksi dengan
5. Perilaku sesuai dengan orang lain
harapan orang lain 3. berikan umpan balik positif
6. Perilaku bertujuanKontak pada setiap peningkatan
mata kemampuan
7. Afek murung/sedih 4. Motivasi meningkatkan
8. Verbalisasi perasaan berbeda keterlibatan dalam suatu
dengan orang lain hubungan
5. Anjurkan berinteraksi dengan
orang lain secara bertahap
6. Kolaborasikan dengan matih
bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan
komunikasi
B Harga diri (L. 09069) Promosi harga diri (I.09308)
1. Prasaan malu 1. Monitor verbalisasi
2. Perasaan tidak mampu merendahkan diri sendiri
melakukan apapun 2. Berikan umpan balik positif
3. Meremehkan kemampuan atas peningkatan mencapai
mengatasi masalah tujuan
4. Perilaku asertif 3. Anjurkan cara mengatasi
bullying
4. Anjurkan mengevaluasi
perilaku
5. Anjurkan mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi dengan orang
lain
6. Kolaborasikan dengan
lingkungan dan aktivitas
yang meningkatkan harga diri
DAFTAR PUSTAKA

Budi A Keliat. (2010). Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st
ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
FaridaKusumawati&Yudi Hartono. (2012).Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta: Salemba
Medika

Mukhripah Damaiyanti&Iskandar. (2012).Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung: PT Refika


Aditama

Fitria, Nita.2010.Prinsip Dasar dan aplikasi penulisan  Laporan Pendahuluan dan Strategi

Pelaksanaan Tindakan keperawatan ( LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai