Anda di halaman 1dari 6

JAKHKJ Vol. 7, No.

2, 2021

PENERAPAN TERAPI OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL PADA


KLIEN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI AKIBAT CHF DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA
1
Susihar, 2Anggun Pertiwi
1 2
Dosen, Mahasiswa Akper Husada Karya Jaya

ABSTRAK
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam
memompa darah untuk mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh sebagai nutrient dan oksigen secara
adekuat. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolism sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas sebagai organ atau sel.
Salah satu asuhan keperawatan pada penderita jantung adalah terapi oksigen. Terapi oksigen adalah
bagian integral dari pengelolaan untuk partisipan yang dirawat dirumah sakit, khususnya partisipan
yang sedang mengalami gangguan pernafasan yaitu untuk mempertahankan oksigenasi dalam tubuh.
Penulisan karya tulis ilmiah dengan metode studi kasus tujuan untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan oksigen dengan nasal kanul pada partisipan CHF. Hasil studi kasus dengan menggunakkan
nasal kanul, sehingga partisipan mampu mempertahankan suplai oksigen yang adekuat dalam tubuh
menunjukan adanya peningkatan suplai oksigen pada partisipan CHF yang mendapatkan terapi
oksigen sehingga dapat menunjukkan jalan nafas menjadi paten.

Kata kunci: CHF, Terapi oksigen, Nasal kanul

LATAR BELAKANG Data Rikesdas 2007 menunjukkan


Menurut WHO (2013) menunjukkan prevalensi penyakit CHF lebih tinggi pada
sebanyak 17.3 miliar orang didunia perempuan baik berdasarkan diagnose
meninggal karena penyakit kardiovaskuler (1,0%)maupun diagnose dan gejala (8.1%
dan diperkirakan meningkat menjadi 23,3 dan 6,2%) (Rikesdas 2007). Sedangkan di
miliar pada 2020 . Indonesia menepati Eropa penyakit CHF diklaim sebagai
urutan ke-4 negara dengan jumlah penyebab kematian nomer satu bagi
kematian terbanyak akibat penyakit perempuan diatas usia 65 tahun di benua
kardiovaskuler (WHO, 2013). Eropa. Hormon estrogen berperan
Menurut American Heart melindungi perempuan dari CHF, oleh
Association (AHA) pada tahun 2012 karenanya CHF terjadi pada usia
dilaporkan bahwa ada 5,7juta penduduk yang lebih tua di banding laki-laki. Mereka
Amerika Serikat yang menderita CHF juga mempunyai resiko kematian lebih
(Padila, 2012). CHF merupakan penyebab tinggi dan komorbiditas factor risiko
kematian utama pada perempuan di penyakit CHF yang lebih besar (Caroline.
Amerika Serikat, sekitar setengah juta 2011).
perempiuan meninggal karna penyakit Rumah Sakit Umum Daerah Koja
CHF setiap tahunnya, berdasarkan data (RSUD Koja) pada bulan januari tahun
tahun 2003 penyakit CHF mengakibatkan 2019 sampai dengan bulan maret 2019 di
suatu kematian setiap menitnya pada lantai 4 Ruang Kardio terdapat jumlah
perempuan di bandingkan penyakit kasus CHF sebanyak 67 kasus yang
lainnya. menderita penyakit CHF. Masalah

49 P-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892


JAKHKJ Vol. 7, No. 2, 2021

keperawatan yang muncul pada pasien amati dan di pelajari secara mendalam
dengan CHF adalah aktual atau resiko dengan menggunakan landasan teori dan
tinggi penurunan curah jantung, kejadian tersebut akan di laporkan secara
,aktual/resiko tinggi gangguan deskriptif. intrumen yang di gunakan dalam
pertukarangas, aktual/resiko tinggi penelitian ini adalah penyakit CHF.
kefektifan pola nafas, aktual /resiko tinggi
ketidakefektifan pola nafas aktual atau HASIL
resiko tinggi penurunan tingkat kesadaran, Perbandingan kasus antara 2 pasien
aktual atau resiko tinggi kelebihan-kelebihan didapatkan hasil antara partisipan 1
volume cairan, intoleransi aktivitas (Mutaqqin, mengatakan keluhan saat ini dadanya
2009). terasa sesak, napasnya sesak terengah-
Pada pasien CHF dengan masalah engah keluhan ini pun juga di rasakan oleh
oksigenasi terjadi karna ventrikel kiri tidak partisipan 2 yaitu pasien mengatakan
mampu memompa darah yg datang dari mengalami sesak napas.
paru sehingga terjadi peningkatan tekanan Riwayat penyakit masa lalu pada
dalam sirkulasi paru yang menyebabkan partisipan 1 dan partisipan 2 yaitu
cairan mendorong kejaringan paru partisipan 1 mengatakan memiliki riwayat
(Nugroho, dkk, 2016). penyakit gagal jantung sudah 5 tahun
lamanya terkena penyakit gagal jantung
METODE namun partisipan tidak mengkonsumsi
Tujuan Penelitian ini adalah untuk obat-obatan. Begitu pun partispan 2
mengetahui bagaimana pengelolaan pasien mengatakan baru saat ini mengalami
CHF dengan menggunakan asuhan penyakit gagal jantung. partisipan 1
keperawatan dengan menggunakan mengatakan keluhan saat ini dadanya
penerapan oksigenasi dengan nasal kanul terasa sesak, napasnya sesak terengah-
di RSUD Koja Jakarta Utara. Rancangan engah keluhan ini pun juga di rasakan oleh
yang digunakan pada penelitian ini partisipan 2 yaitu pasien mengatakan
menggunakan metode studi kasus. mengalami sesak napas.
Pendekatan studi kasus deskriptif ini Riwayat penyakit masa lalu pada
dimasukkan untuk mendeskripsikan secara partisipan 1 dan partisipan 2 yaitu
sistematis dan akurat suatu situasi atau partisipan 1 mengatakan memiliki riwayat
area populasi tertentu yang bersifat factual. penyakit gagal jantung sudah 5 tahun
Kasus yang dipilih dalam studi kasus harus lamanya terkena penyakit gagal jantung
dapat menunjukkan terjadinya perubahan namun partisipan tidak mengkonsumsi
atau perbedaan yang di akibatkan oleh obat-obatan. Begitu pun partispan 2
adanya perilaku terhadap konteks yang di mengatakan baru saat ini mengalami
teliti. penyakit gagal jantung
Pada pelaksanaan studi kasus ini Perencanaan tindakan keperawatan
peneliti melakukan pengelolaan pasien kepada partisipan 1 dan partisipan 2
CHF dengan menggunakan asuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
keperawatan menggunakan nasal kanul 3x24 jam di harapkan jalan nafas menjadi
pada 2 partisipan yang selanjutnya akan di paten dengan Kriteria hasil :

50 P-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892


JAKHKJ Vol. 7, No. 2, 2021

Mendemostrasikan peningkatan ventilasi rumah sakit umum daerah Koja”.prinsip


dan oksigenasi yang adekuat, TTV dalam dari pembahasan ini dengan memfokuskan
rentang normal. Dengan melakukan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan
perencanaan tindakan keperawatan pada keperawatan. Pada pembahasan ini di
kedua partisipan yaitu Pantau tanda-tanda bentuk untuk membandingkan tinjauan
vital Rasional :untuk mengetahui keadaan teori dengan asuhan keperawatan yang
klien, Posisikan pasien semi fowler untuk terdiri dari pengkajian, diagnosa
memaksimalkan ventilasi Rasional : agar keperawatan, perencanaan keperawatan,
pasien nyaman dan tidak terasa sesak, implementasi keparawatan dan evaluasi
Kolaborasi :Berikan O2 Nasal kanul 3 keperawatan. bahwa partisipan 1
liter, Rasional :agar pasien tidak sesak , mengatakan keluhan saat ini dadanya
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara terasa sesak, napasnya sesak terengah-
tambahan Rasional: untuk mengetahui engah keluhan ini pun juga di rasakan oleh
adanya suara tambahan pada kedua partisipan 2 yaitu pasien mengatakan
partisipan 1 dan partisipan 2. mengalami sesak napas, hal ini sesuai
evaluasi yang dilakukan peneliti pada dengan teori (Rilantono,dkk, 2009).
tanggal 8 mei 2019 pukul 15.00 WIB Bahwa tanda gejala penyakit CHF adalah
diperoleh hasil sebagai berikut : sesak.
S : pasien mengatakan sudah tidak terasa Riwayat penyakit masa lalu pada
sesak di bagian dada partisipan 1 dan partisipan 2 yaitu
O : pada partisipan 1 menunjukkan hasil: partisipan mengatakan memiliki riwayat
pasien tampak tenang dan rileks, tidak penyakit gagal jantung sudah 5 tahun
Nampak sesak, TD:120/82mmHg, lamanya terkena penyakit gagal jantung
RR: 18X/mnt N: 85x/mnt, CRT : 2 namun partisipan tidak mengkonsumsi
detik obat-obatan. Begitu pun partisipan 2
S: 36,4, SaO2: 96 % mengatakan baru saat ini mengalami
Pada partisipan 2 menunjukkan hasil: penyakit gagal jantung namun partisipan 2
S : Pasien mengatakan sudah tidak terasa tidak mengkonsumsi obat-obatan hal ini
sesak di bagian dada sesuai dengan teori yang di kemukakan
O: Pasien tampak tenang dan rileks, tidak oleh (Rilantono, dkk, 2009). Bahwa
Nampak sesak, TD: 120/85mmHg, RR: penyebab penyakit CHF yaitu penyebab
16X/mnt, N: 88x/mnt, S: 36,4, CRT : 2 tersering adalah cedera pada jantung itu
detik, SaO2 :98 % sendiri yang memulai siklus kegagalan
A: Masalah gangguan pertukaran gas dengan mengurangi kekuatan kontraksi
teratasi jantung, sehingga terjadi akumulasi
P : Intervensi dihentikan. volume darah di ventrikel.
Adapun pemeriksaan pada sistem
PEMBAHASAN pernapasan pada partisipan 1 dan
Pada tahap ini penulis akan partisipan 2 yaitu, Partisipan 1 terlihat sulit
membahas tentang “penerapan oksigen bernapas, sesak di dada dan napas
dengan nasal kanul pada klien gangguan terengah-engah, frekuensi pernapasan
kebutuhan oksigenasi akibat CHF di 23x/menit. Sedangkan pada partisipan 2

51 P-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892


JAKHKJ Vol. 7, No. 2, 2021

Pasien terlihat sesak napas terengah-engah, adanya suara tambahan pada kedua
frekuensi pernapasan 22x/menit. Hal ini partisipan 1 dan partisipan2. Hal ini sesuai
sesuai dengan teori (Rilantono, dkk, 2009) dengan teori (NANDA, 2015) bahwa
Bahwa gejala penyakit CHF seperti sesak perencanaan intervensi pada penyakit CHF
napas terengah-engah. adapun analisa data yaitu Pantau tanda-tanda vital Rasional
dari kedua partisipan 1 dan partisipan 2, :untuk mengetahui keadaan klien,
yaitu pada partisipan 1 data subyektifnya Posisikan pasien semi fowler untuk
mengatakan sesak di bagian dada, memaksimalkan ventilasi. Rasional : agar
Partisipan 1 juga mengatakan saat pasien nyaman dan tidak terasa sesak,
beraktifitas terlalu banyak pasien terasa Kolaborasi :Berikan O2 Nasal kanul 3
sesak adapun data objektifnya pada liter, Rasional :agar pasien tidak sesak ,
partisipan 1 yaitu RR pasien meningkat Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
23x/menit, pasien tampak menggunakan tambahan Rasional : untuk mengetahui
nasal kanul 3 liter. adanya suara tambahan.berdasarkan
Hal ini sama dengan teori evaluasi yang peneliti lakukan mengatasi
(Rilantono, dkk, 2009) mengatakan bahwa masalah gangguan pertukaran gas pada
jika melakukan aktivitas secara berlebih partisipan 1 dan partisipan 2 dengan
akan terasa sesak. Masalah yang di alami diagnosa CHF dengan tujuan jalan nafas
partisipan 2 sama dengan yang dialami menjadi paten. Namun respon partisipan 1
pada partisipan 1yaitu gangguan dan 2 yang peneliti peroleh pada hari ke 3
pertukaran gas. Hal ini sama dengan teori adalah setelah dilakukan pemeriksaan
(NANDA, 2015) bahwa masalah pada tanda-tanda vital, memposisikan pasien
penyakit CHF salah satunya adalah untuk memaksimalkan ventilasi,
gangguan pertukaran gas. pada memberikan O2 nasal kanul sebanyak 3
perencanaan tindakan keperawatan kepada liter dan mengauskultasi suara nafas
partisipan 1 dan partisipan 2 Setelah adalah partisipan 1 dan 2 mengatakan
dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam sesak berkurang dan jalan napas menjadi
di harapkan jalan nafas menjadi paten paten.
dengan Kriteria hasil :Mendemostrasikan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang KESIMPULAN
adekuat, TTV dalam rentang normal. Congestive Heart Failure (CHF)
Dengan melakukan perencanaan adalah suatu kondisi dimana jantung
tindakan keperawatan pada kedua mengalami kegagalan dalam memompa
partisipan yaitu Pantau tanda-tanda vital darah untuk mencukupi kebutuhan sel-sel
Rasional :untuk mengetahui keadaan klien, tubuhsebagai nutrien dan oksigen secara
Posisikan pasien semi fowler untuk adekuat. Hal ini mengakibatkan
memaksimalkan ventilasi Rasional : agar peregangan ruang jantung (dilatasi)guna
pasien nyaman dan tidak terasa sesak, menampung darah lebih banyak untuk di
Kolaborasi: Berikan O2 Nasal kanul 3 pompakan keseluruh tubuh Atau
liter, Rasional: agar pasientidak sesak, mengakibatkan otot jantung kaku dan
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara menebal. Jantung hanya mampu
tambahan Rasional: untuk mengetahui memompa darah untuk waktu yang singkat

52 P-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892


JAKHKJ Vol. 7, No. 2, 2021

dan dinding otot jantung yang melemah sesak di bagian dada usai pemberian
tidak mampu memompa dengan kuat. penerapan oksigenasi dengan nasal kanul
Sebagai akibatnya, ginjal sering merespon dan dilihat dari evaluasi pada tanggal 8
dengan menahan air dan garam dan akan Juni 2019 di peroleh bahwa kedua pasien
mengakibatkan bendungan cairan dalam mampu melakukan prosedur penerapan
beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, terapi oksigen dangan nasal kanul,.
paru, atau organ lainnya sehingga tubuh Sehingga pasien sudah tidak merasakan
klien menjadi bengkak (Udjianti, 2011). sesak di bagian dada dan merasakan rileks
Pengkajian yang di dapat dari kedua dan nyaman saat di berikan implementasi
pasien mmiliki kesamaan di antaranya
adanya sesak di bagian dada, ppengkajian DAFTAR PUSTAKA
fisik yang didapat dari awal pengkajian Black MJ & Hawk JH.(2009). Medikal
untuk Tn A dengan hasil TD surgical Nursing, Clinical Management
:136/93mmHG, RR: 23X/mnt, for positive Outocomes 8 th Ed Vol
2.Elsefier pteb Lid. Singapore.
N:105x/mnt, S: 36,5 CRT 3 detik
Caroline S.2011. Gambaran Faktor Demografi,
sedangkan untuk data Tn E TD:
penyakit penyerta dan gaya hidup
134/90mmHG, RR: 23X/mnt, N:105x/mnt, pada congestive Heart Failure (CHF) Di
S 36,7, CRT 3 detik, dari hasil pengkajian RSUP. Dr. Wahidin
fisik untuk pasien Tn A dan Tn E tidak ada Sudirohusodo Dan Rs. Stella Maris Makassar
perbedaan yang signifikan. Setelah dia Tahun 2011. Tersedia pada
analisa untuk kedua pasien di tarik ::http://repository.unhas.ac.id/handle/12
diagnose yang sama untuk kedua pasien 3456789/385
yaitu gangguan pertukaran pertukaran gas Majid (2010). Analis Faktor-Faktor Yang
b.d pembesaran cairan alveoli hal ini sama berhubungan dengan kejadian Rawat
dengan teori yang penulis dan bahas pada inap ulang pasien CHF di rumah Sakit
Yogyakarta tahun 2010.di peroleh
BAB sebelumnya.
pada tanggal 19 juli 2014
Intervensi atau rencana tindakan
darilotar.uiac.id/file?file+digital/202811
yang akan di berikan untuk kedua pasien 41-T520Abdul%20majid.pdf.
yaitu sama dengan tujuan setelah Hidayat, A. Aziz Alimul (2018).pengantar
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x konsepb dasar keperawatan Surabaya
24 jam di harapkan vasokontriksi tidak :Salemba Medika.
terjadi perencanaan yang akan di berikan Muttaqin, Arif.(2009)pengantar asuhan
untuk kedua pasien yaitu, melakukan keperawatan klien dengan gangguan
penerapan pemberian oksigenasi dengan sistem Cardiovaskular.jakarta Salemba
nasal kanul. Setelah dilakukan tindakan Medika.
keperawatan terbukti bahwa keduanya Nugroho, T.,Bunga,T.p.(2016) Teori Asuhan
Kperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta
efektif saat dilakukan tindakan
Nuha Medika Kemenkes. (2014).Situasi
keperawatan. Hasil tindakan keperawatan
Kelainan Jantung.Jakarta.
yang telah dilakukan oleh penulis selama Patria & Fairuz. 2012. Terapi Oksigen
3x24 jam diperoleh dari kedua pasien itu Aplikasi Klinis. Jakarta:Penerbitan
sendiri menunjukkan bahwa pasien tampak Buku Kedokteran ECG.
membaik ditandai denga sudah tidak terasa

53 P-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892


JAKHKJ Vol. 7, No. 2, 2021

Rilantono, L.L.dkk 2009 Buku Ajar


Kardiologi, balai penerbitan fakulitas
Kedokteran Universal Indonesia,
Jakarta, hal115-126,159-66
Sudoyo Aru,dkk2009. Buku Ajar Penyakit
Dalam , Jilid 1,2,3 Edisi Keempat.
Internal publishing, Jakarta.
Udjinti WJ 2011. Keperawatan
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
Medika.

54 P-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892

Anda mungkin juga menyukai