2, 2021
ABSTRAK
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam
memompa darah untuk mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh sebagai nutrient dan oksigen secara
adekuat. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolism sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas sebagai organ atau sel.
Salah satu asuhan keperawatan pada penderita jantung adalah terapi oksigen. Terapi oksigen adalah
bagian integral dari pengelolaan untuk partisipan yang dirawat dirumah sakit, khususnya partisipan
yang sedang mengalami gangguan pernafasan yaitu untuk mempertahankan oksigenasi dalam tubuh.
Penulisan karya tulis ilmiah dengan metode studi kasus tujuan untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan oksigen dengan nasal kanul pada partisipan CHF. Hasil studi kasus dengan menggunakkan
nasal kanul, sehingga partisipan mampu mempertahankan suplai oksigen yang adekuat dalam tubuh
menunjukan adanya peningkatan suplai oksigen pada partisipan CHF yang mendapatkan terapi
oksigen sehingga dapat menunjukkan jalan nafas menjadi paten.
keperawatan yang muncul pada pasien amati dan di pelajari secara mendalam
dengan CHF adalah aktual atau resiko dengan menggunakan landasan teori dan
tinggi penurunan curah jantung, kejadian tersebut akan di laporkan secara
,aktual/resiko tinggi gangguan deskriptif. intrumen yang di gunakan dalam
pertukarangas, aktual/resiko tinggi penelitian ini adalah penyakit CHF.
kefektifan pola nafas, aktual /resiko tinggi
ketidakefektifan pola nafas aktual atau HASIL
resiko tinggi penurunan tingkat kesadaran, Perbandingan kasus antara 2 pasien
aktual atau resiko tinggi kelebihan-kelebihan didapatkan hasil antara partisipan 1
volume cairan, intoleransi aktivitas (Mutaqqin, mengatakan keluhan saat ini dadanya
2009). terasa sesak, napasnya sesak terengah-
Pada pasien CHF dengan masalah engah keluhan ini pun juga di rasakan oleh
oksigenasi terjadi karna ventrikel kiri tidak partisipan 2 yaitu pasien mengatakan
mampu memompa darah yg datang dari mengalami sesak napas.
paru sehingga terjadi peningkatan tekanan Riwayat penyakit masa lalu pada
dalam sirkulasi paru yang menyebabkan partisipan 1 dan partisipan 2 yaitu
cairan mendorong kejaringan paru partisipan 1 mengatakan memiliki riwayat
(Nugroho, dkk, 2016). penyakit gagal jantung sudah 5 tahun
lamanya terkena penyakit gagal jantung
METODE namun partisipan tidak mengkonsumsi
Tujuan Penelitian ini adalah untuk obat-obatan. Begitu pun partispan 2
mengetahui bagaimana pengelolaan pasien mengatakan baru saat ini mengalami
CHF dengan menggunakan asuhan penyakit gagal jantung. partisipan 1
keperawatan dengan menggunakan mengatakan keluhan saat ini dadanya
penerapan oksigenasi dengan nasal kanul terasa sesak, napasnya sesak terengah-
di RSUD Koja Jakarta Utara. Rancangan engah keluhan ini pun juga di rasakan oleh
yang digunakan pada penelitian ini partisipan 2 yaitu pasien mengatakan
menggunakan metode studi kasus. mengalami sesak napas.
Pendekatan studi kasus deskriptif ini Riwayat penyakit masa lalu pada
dimasukkan untuk mendeskripsikan secara partisipan 1 dan partisipan 2 yaitu
sistematis dan akurat suatu situasi atau partisipan 1 mengatakan memiliki riwayat
area populasi tertentu yang bersifat factual. penyakit gagal jantung sudah 5 tahun
Kasus yang dipilih dalam studi kasus harus lamanya terkena penyakit gagal jantung
dapat menunjukkan terjadinya perubahan namun partisipan tidak mengkonsumsi
atau perbedaan yang di akibatkan oleh obat-obatan. Begitu pun partispan 2
adanya perilaku terhadap konteks yang di mengatakan baru saat ini mengalami
teliti. penyakit gagal jantung
Pada pelaksanaan studi kasus ini Perencanaan tindakan keperawatan
peneliti melakukan pengelolaan pasien kepada partisipan 1 dan partisipan 2
CHF dengan menggunakan asuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
keperawatan menggunakan nasal kanul 3x24 jam di harapkan jalan nafas menjadi
pada 2 partisipan yang selanjutnya akan di paten dengan Kriteria hasil :
Pasien terlihat sesak napas terengah-engah, adanya suara tambahan pada kedua
frekuensi pernapasan 22x/menit. Hal ini partisipan 1 dan partisipan2. Hal ini sesuai
sesuai dengan teori (Rilantono, dkk, 2009) dengan teori (NANDA, 2015) bahwa
Bahwa gejala penyakit CHF seperti sesak perencanaan intervensi pada penyakit CHF
napas terengah-engah. adapun analisa data yaitu Pantau tanda-tanda vital Rasional
dari kedua partisipan 1 dan partisipan 2, :untuk mengetahui keadaan klien,
yaitu pada partisipan 1 data subyektifnya Posisikan pasien semi fowler untuk
mengatakan sesak di bagian dada, memaksimalkan ventilasi. Rasional : agar
Partisipan 1 juga mengatakan saat pasien nyaman dan tidak terasa sesak,
beraktifitas terlalu banyak pasien terasa Kolaborasi :Berikan O2 Nasal kanul 3
sesak adapun data objektifnya pada liter, Rasional :agar pasien tidak sesak ,
partisipan 1 yaitu RR pasien meningkat Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
23x/menit, pasien tampak menggunakan tambahan Rasional : untuk mengetahui
nasal kanul 3 liter. adanya suara tambahan.berdasarkan
Hal ini sama dengan teori evaluasi yang peneliti lakukan mengatasi
(Rilantono, dkk, 2009) mengatakan bahwa masalah gangguan pertukaran gas pada
jika melakukan aktivitas secara berlebih partisipan 1 dan partisipan 2 dengan
akan terasa sesak. Masalah yang di alami diagnosa CHF dengan tujuan jalan nafas
partisipan 2 sama dengan yang dialami menjadi paten. Namun respon partisipan 1
pada partisipan 1yaitu gangguan dan 2 yang peneliti peroleh pada hari ke 3
pertukaran gas. Hal ini sama dengan teori adalah setelah dilakukan pemeriksaan
(NANDA, 2015) bahwa masalah pada tanda-tanda vital, memposisikan pasien
penyakit CHF salah satunya adalah untuk memaksimalkan ventilasi,
gangguan pertukaran gas. pada memberikan O2 nasal kanul sebanyak 3
perencanaan tindakan keperawatan kepada liter dan mengauskultasi suara nafas
partisipan 1 dan partisipan 2 Setelah adalah partisipan 1 dan 2 mengatakan
dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam sesak berkurang dan jalan napas menjadi
di harapkan jalan nafas menjadi paten paten.
dengan Kriteria hasil :Mendemostrasikan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang KESIMPULAN
adekuat, TTV dalam rentang normal. Congestive Heart Failure (CHF)
Dengan melakukan perencanaan adalah suatu kondisi dimana jantung
tindakan keperawatan pada kedua mengalami kegagalan dalam memompa
partisipan yaitu Pantau tanda-tanda vital darah untuk mencukupi kebutuhan sel-sel
Rasional :untuk mengetahui keadaan klien, tubuhsebagai nutrien dan oksigen secara
Posisikan pasien semi fowler untuk adekuat. Hal ini mengakibatkan
memaksimalkan ventilasi Rasional : agar peregangan ruang jantung (dilatasi)guna
pasien nyaman dan tidak terasa sesak, menampung darah lebih banyak untuk di
Kolaborasi: Berikan O2 Nasal kanul 3 pompakan keseluruh tubuh Atau
liter, Rasional: agar pasientidak sesak, mengakibatkan otot jantung kaku dan
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara menebal. Jantung hanya mampu
tambahan Rasional: untuk mengetahui memompa darah untuk waktu yang singkat
dan dinding otot jantung yang melemah sesak di bagian dada usai pemberian
tidak mampu memompa dengan kuat. penerapan oksigenasi dengan nasal kanul
Sebagai akibatnya, ginjal sering merespon dan dilihat dari evaluasi pada tanggal 8
dengan menahan air dan garam dan akan Juni 2019 di peroleh bahwa kedua pasien
mengakibatkan bendungan cairan dalam mampu melakukan prosedur penerapan
beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, terapi oksigen dangan nasal kanul,.
paru, atau organ lainnya sehingga tubuh Sehingga pasien sudah tidak merasakan
klien menjadi bengkak (Udjianti, 2011). sesak di bagian dada dan merasakan rileks
Pengkajian yang di dapat dari kedua dan nyaman saat di berikan implementasi
pasien mmiliki kesamaan di antaranya
adanya sesak di bagian dada, ppengkajian DAFTAR PUSTAKA
fisik yang didapat dari awal pengkajian Black MJ & Hawk JH.(2009). Medikal
untuk Tn A dengan hasil TD surgical Nursing, Clinical Management
:136/93mmHG, RR: 23X/mnt, for positive Outocomes 8 th Ed Vol
2.Elsefier pteb Lid. Singapore.
N:105x/mnt, S: 36,5 CRT 3 detik
Caroline S.2011. Gambaran Faktor Demografi,
sedangkan untuk data Tn E TD:
penyakit penyerta dan gaya hidup
134/90mmHG, RR: 23X/mnt, N:105x/mnt, pada congestive Heart Failure (CHF) Di
S 36,7, CRT 3 detik, dari hasil pengkajian RSUP. Dr. Wahidin
fisik untuk pasien Tn A dan Tn E tidak ada Sudirohusodo Dan Rs. Stella Maris Makassar
perbedaan yang signifikan. Setelah dia Tahun 2011. Tersedia pada
analisa untuk kedua pasien di tarik ::http://repository.unhas.ac.id/handle/12
diagnose yang sama untuk kedua pasien 3456789/385
yaitu gangguan pertukaran pertukaran gas Majid (2010). Analis Faktor-Faktor Yang
b.d pembesaran cairan alveoli hal ini sama berhubungan dengan kejadian Rawat
dengan teori yang penulis dan bahas pada inap ulang pasien CHF di rumah Sakit
Yogyakarta tahun 2010.di peroleh
BAB sebelumnya.
pada tanggal 19 juli 2014
Intervensi atau rencana tindakan
darilotar.uiac.id/file?file+digital/202811
yang akan di berikan untuk kedua pasien 41-T520Abdul%20majid.pdf.
yaitu sama dengan tujuan setelah Hidayat, A. Aziz Alimul (2018).pengantar
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x konsepb dasar keperawatan Surabaya
24 jam di harapkan vasokontriksi tidak :Salemba Medika.
terjadi perencanaan yang akan di berikan Muttaqin, Arif.(2009)pengantar asuhan
untuk kedua pasien yaitu, melakukan keperawatan klien dengan gangguan
penerapan pemberian oksigenasi dengan sistem Cardiovaskular.jakarta Salemba
nasal kanul. Setelah dilakukan tindakan Medika.
keperawatan terbukti bahwa keduanya Nugroho, T.,Bunga,T.p.(2016) Teori Asuhan
Kperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta
efektif saat dilakukan tindakan
Nuha Medika Kemenkes. (2014).Situasi
keperawatan. Hasil tindakan keperawatan
Kelainan Jantung.Jakarta.
yang telah dilakukan oleh penulis selama Patria & Fairuz. 2012. Terapi Oksigen
3x24 jam diperoleh dari kedua pasien itu Aplikasi Klinis. Jakarta:Penerbitan
sendiri menunjukkan bahwa pasien tampak Buku Kedokteran ECG.
membaik ditandai denga sudah tidak terasa