Disusun Oleh :
S18053
Faktor presipitasi
Merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah, lemas yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri.
Menurut Depkes (2013) faktor- faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya: dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
kebersihan dirinya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan personal hygiene
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, shampo
dan alat mandi semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien menderita diabetes mellitus
ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seorang mengunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun , shampo dan lain-lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya
3. Manifestasi Klinis Gangguan Jiwa
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur,
pada pasien perempuan tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada tempatnya
d. Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air besar
atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAB
Menurut Depkes (2013) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor.
2) Rambut dan kulit kotor.
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif.
2) Menarik diri, isolasi diri.
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4) Cara makan tidak teratur
5) BAK dan BAB di sembarang tempat
4. Patofisiologi
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias diri secara mandiri, dan
toileting ( buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK) secara mandiri.
(Damaiyanti, 2012).
Kerusakan hipotalamus membuat seseorang kehilangan mood dan motivasi
sehingga kurang aktivitas dan dan malas melakukan sesuatu. Kondisi seperti ini sering
kita temui pada klien dengan defisit perawatan diri , dimana klien butuh lebih banyak
motivasi dan dukungan untuk dapat merawat . Ganguan defisit perawatan diri juga
dapat terjadi karena ketidak seimbangan dari beberapa neurotransmitter. misalnya :
Dopamine fungsinya mencakup regulasi gerak dan koordinasi, emosi, kemampuan
pemecahan masalah secara volunter .Transmisi dopamin berimplikasi pada penyebab
gangguan emosi tertentu. Pada klien skizoprenia dopamin dapat mempengaruhi fungsi
kognitif (alam pikir),afektif (alam perasaan) dan psikomotor (perilaku) kondisi ini
pada klien dengan defisit perawatan diri memiliki perilaku yang menyimpang seperti
tidak berkeinginan untuk melakukan perawatan diri ( Rasmun S. 2014).
Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri,berhias diri secara mandiri, dan toileting ( buang air besar
(BAB) atau buang air kecil (BAK) secara mandiri, sehingga menyebabkan
menurunnya motivasi dalam perawatan diri terjadi perubahan penampilan seperti
Rambut kotor, acak-acakkan, badan, pakaian kotor dan bau, mulut dan gigi bau, kulit
kusam dan kotor, kuku panjang dan tidak terawat, Sehingga masalah keperawatan
yang muncul defisit perawatan diri yaitu tidak mampu melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri, dengan perubahan penampilan menyebabkan
merasa ingin sendiri, menarik diri , masalah yang muncul isolasi sosial.
Pohon masalah
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Pengobatan
a. Farmakologi
b. Terapi
1) Terapi Keluarga
3) Terapi Musik
B. Asuhan Keperawatan
1. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
a) Defisit perawatan diri (D.0109)
b) Isolasi social (D.0121)
2. Diagnosa keperawatan
a. Defisit perawatan diri (D.0109)
Definisi : Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri.
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
Menolak melakukan perawatan diri.
Objektif :
Tidak mampu mandi/mrnggenakan pakaian/makan/ke toilet/berhias
secara mandiri.
Minat melakukan perawatan diri kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Rasmun S. (2014). Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan.Jakarta : CV Sagung Seto
Tarwoto, (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.