Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI & IUGR

A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika dibiarkan.
Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke,
hingga kematian.
IUGR paling sering disebabkan oleh gangguan atau kelainan pada plasenta, termasuk
insufisiensi plasenta. Kondisi tersebut menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi ke janin terganggu
sehingga pertumbuhan janin menjadi terhambat.
B. ETIOLOGI
1. HIPERTENSI :
1. HIPERTENSI ESENSIAL
2. Hipertensi sekunder
2. iugr :
Factor genetic
Malformasi kongenital
Infeksi janin

C. PATOFISIOLOGI
HIPERTENSI : patofisiologi terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh Angiotensin I Converting Enzyme (ACE) yang memegang peran fisiologis penting dalam
mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.

IUGR : Patofisiologi intrauterine growth restriction (IUGR) belum diketahui secara pasti,


karena pertumbuhan janin merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
banyak faktor. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab IUGR adalah fungsi
plasenta abnormal, suplai oksigen dan nutrisi maternal yang tidak adekuat, serta
penurunan kemampuan penggunaan suplai oleh janin.
PATHWAYS
Glomerulonefritis
Pielonefritis, Hidronefrosis
Sindroma Nefrotik
Tumur Ginjal

GFR menurun

GGK

Sekresi protein Retensi natrium Sekresi eritropoietin


terganggu
Produksi Hb turun
CES
Suplai oksigen ke
Tekanan kapiler jaringan

Sindrom uremik Volume interstisial


Gangguan perfusi
Edema jaringan

Kelebihan voleme cairan

Hiperphospatemia Gangguan keseimbangan Urokrom tertimbun di


asam basa kulit
Pruritus
Produksi asam
Perubahan warna kulit
Gangguan integritas kulit Asidosis metabolik

A. MANIFESTASI KLINIK
Meskipun gejala yang dialami anak bervariasi berdasarkan proses penyakit yang berbeda –
beda, penyakit paling umum yang berhubungan dengan GGK adalah sebagai berikut :
1. Ketidakseimbangan cairan
a. Kelebihan cairan : edema, oliguri, hipertensi, gagal jantung kongestif
b. Penipisan volume vaskuler : poliuria, penurunan asupan cairan, dehidrasi
2. Ketidakseimbangan elektrolit
a. Hiperkalemia : gangguan irama jantung, disfungsi miokardial
b. Hipernatremia : haus, stupor, takikardia, membran kering, peningkatan refleks tendon
profunda, penurunan tingkat kesadaran
c. Hipokalemia dan hiperfosfatemia : iritabilitas, depresi, kram otot, parastesia, psikosis, tetani
d. Hipokalemia : penurunan reflek tendon profunda, hipotonia, perubahan EKG
3. Ensefalopati dan neuropati uremik
a. Gatal gatal
b. Kram dan kelemahan otot
c. Bicara tidak jelas
d. Parastesia telapak tangan dan telapak kaki
e. Konsentrasi buruk
f. Mengantuk
g. Tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial
h. Koma
i. Kejang
4. Asidosis : takipnea
5. Anemia dan disfungsi sel darah
a. Pucat
b. Kelemahan
c. Perdarahan ( stomatitis, feses berdarah )
6. Disfungsi pertumbuhan
a. Pertumbuhan tulang yang abnormal
b. Perkembangan seksual yang terhambat
c. Malnutrisi dan pelisutan otot
d. Selera makan buruk
e. Nyeri tulang
f. Ketidakteraturan menstruasi.

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tes darah
 BUN dan kreatinin serum meningkat
 Kalium serum meningkat
 Natrium serum meningkat
 Kalsium serum menurun, fosfor serum meningkat, PH serum dan HCO3 menurun
 Hb, Ht, trombosit menurun
 Asam urat meningkat, kultur darah positif
2. Tes urin
 Urinalisis
 Elektrolit urin, osmolalitas dan berat jenis
 Urin 24 jam
3. EKG
4. Rontgen dada
5. Biopsi Ginjal

E. PENATALAKSANAAN
1. Stabilkan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Dukung fungsi kardiovaskuler
3. Cegah infeksi
4. Tingkatkan status nutrisi
5. Kendalikan perdarahan dan anemia
6. Lakukan dialisis
7. Transplantasi ginjal

B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GGK


1. PENGKAJIAN
a. Kaji adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan ( edema, kulit tegang dan mengilat,
asupan lebih besar daripada keluaran dan berat badan bertambah )
b. Kaji adanya tanda dan gejala penurunan curah jantung, kekurangan olume cairan dan pola
nafas tak efektif
c. Kaji adanya tanda dan gejala masalah masalah kolaboratif potensial berikut ini :
syok,infeksi, kelebihn cairan, hipertensi, gagal jantung, edema pulmonal, ketidakseimbangan
elektrolit, koma, kejang
d. Kaji adanya tanda dan gejala infeksi
e. Kaji pertumbuhan dan perkembangan biopsikososial dan spiritual anak
f. Kaji tingkat aktivitas dan respon koping anak
g. Kaji kemampuan keluarga untuk penatalaksanaan dan melakukan koping terhadap
perawatan jangka panjang dan kebutuhan anak mereka.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kelebihan volume cairan
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan
c. Perubahan pola eliminasi urin
d. Penurunan curah jantung
e. Pola nafas tidak efektif
f. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
g. Resiko tinggi cidera
h. Resiko tinggi infeksi
i. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
j. Resiko tinggi penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
k. Resiko tinggi perubahan proses keluarga
l. Resiko tinggi perubahan tumbang

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Pantau statua cairan dan elektrolit
 Catat dengan akurat asupan dan keluaran
 Pertahankan pembatasan cairan
 Pantau status hidrasi
 Berikan diuretik dan pantau respon anak terhadapnya
 Berikan obat obatan untuk mempertahankan keseimbangan elktrolit
 Berikan terapi dialisis sesuai instruksi
b. Dukung fungsi kardiovaskuler dan paru
 Pantau adanya kelebihan cairan
 Pantau adanya tanda tanda dehidrasi
 Pantau adanya perubahan EKG yang berhubungan dengan ketidakseimbangan elktrolit
 Pantau tanda tanda vital, termasuk tekanan darah, pemberian antihipertensi sesuai
indikasi
 Berikan produk darah sesuai instruksi
c. Pertahankan integritas kulit dan cegah terjadinya infeksi
 Mandikan pasien tiap hari dan berikan perawatan mulut dengan sering
 Bantu pasien untuk miring kiri dan kanan sesuai kebutuhan: cegah terjadinya dekubitus
 Lakukan pencegahan perdarahan
 Hindari kontak pasien dengan pengunjung infeksius
 Pertahankan sterilitas semua jalur jalur invasif dan lakukan pengantian balutan serta
perawatan jalur jalur tersebut seperlunya dan tepat waktu
 Pantau adanya tanda tanda infeksi
d. Tingkatkan pertumbuhan dan nutrisi klien
 Bantu klien dalam memilih makanan yang disukainya dengan menyarankn diet yang
rendah kalium, rendah natrium, rendah fosfor, tinggi kalsium, tinggi protein.
 Pantau status pertumbuhan pasien dengan mengkaji kecenderungan pertumbuhan
 Berikan makanan enteral atau IV seperlunya
 Berikan vitamin, suplemen kalsium dan pengikat osfat
 Berikan dukungn psikososial pada klien dan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC.
2. Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F.
Jakarta : EGC.
3. Price Sylvia A, Wilson Lorraine McCarty. (1995). Patofisiologi. Jakarta : EGC.
4. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta :
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI
5. ……….,The Merck Manual of Diagnosis and Therapy. Chronic renal
Failure.Sec.17.Ch222.http://www.vh.org/adult/provider/familymedicine.
html
6. Nanny.S,(2001).Intisari online.Disiplin Ketat Penderita Gagal Ginjal. www.
Indomedia.com/intisari/2001/juni/Terapi_601.htm.
7. Agha, I.A,(2003). Medical Encyclopedia. Chronic Renal Failure.Departement of medicine,
renal division, St. Louis University
8. Horne M.M, Swearingen P L,(2000).Keseimbangan Cairan,Elektrolit Dan Asam Basa. Jakarta :
EGC
9. Wong and whaley. (1996). Clinical Manual of Pediatric Nursing

Anda mungkin juga menyukai