Anda di halaman 1dari 15

Pertemuan 25

Tutor : Ns. Deky Ardiyasri, S.Kep


Sub materi :
1. Diare
2. Hipovolemia
3. Resiko perdarahan
4. Resiko syok
5. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 1


“ Diagnosis Sistem Sirkulasi “

1. Diare

Defenisi

Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk.

Penyebab

Inflamasi gastrointestinal Terpapar toksin


Iritasi gastrointestinal Penyalahgunaan laksatif
Proses infeksi Penyalahgunaan zat (agen tiroid,
Malabsorpsi analgesic, pelunak feses, ferosulfat,
Kecemasan antasida, cimetidine dan antibiotic)
Tingkat stress tinggi Perubahan air dan makanan
Terpapar kontaminan Bakteri pada air

Tanda & Gejala

Mayor Minor

Defekasi >3 kali dalam 24 jam Urgency


Feses lembek atau cair Nyeri/kram abdomen
Frekuensi peristaltik meningkat
Bising usus hiperaktif

Kondisi Klinis Terkait

Kanker kolon Hipertiroidisme


Diverticulitis Demam typoid
Iritasi usus Malaria
Crohn’s disease Sigelosis
Ulkus peptikum Kolera

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 2


Gastritis Disentri
Spasme kolon Hepatitis
Kolitis ulseratif

Kriteria Hasil

Kriteria hasil yang diharapkan :

A. B.
Eliminasi usus
Kontinensi usus

Intervensi

Intervensi yang dilakukan :

a) Mananjemen saluran cerna


b) Manajemen diare (prioritas) : pencegahan dan meringankan diare
c) Manajemen elektrolit
d) Manajemen cairan
e) Monitor cairan
f) Manajemen pengobatan
g) Peresepan obat
h) Manajemen nutrisi
i) Perawatan ostomi
j) Perawatan perineum
k) Pengecekan kulit

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 3


Rangkuman Diagnosis

Diagnosis ini disebabkan oleh gangguan fisiologis (mis: inflamasi,


iritasi malasorbsi gastrointestinal), psikologis (kecemasan, stres)
dan situasional (mis: terpapar toksin, efek pengobatan).
Key Point : Frekuensi defekasi/BAB lebih dari 3x dalam 24 jam
dengan konsistensi lembek atau cair.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 4


2. Kekurangan Volume Cairan

Defenisi

Penurunan volume cairan intravascular, interstisial, dan/atau intraselular.

Penyebab

Kehilangan cairan aktif


Kegagalan mekanisme regulasi
Peningkatan permeabilitas kapiler
Kekurangan intake cairan
Evaporasi

Tanda & Gejala

Mayor Minor

Frekuensi nadi meningkat Merasa lemah


Nadi teraba lemah Mengeluh haus
Tekanan darah menurun Pengisian vena menurun
Tekanan nadi menyempit Perubahan status mental
Turgor kulit menurun Suhu tubuh meningkat
Membrane mukosa kering Konsentrasi urin meningkat
Volume urin menurun Berat badan turun tiba tiba
Hematokrit meningkat

Kondisi Klinis Terkait

Penyakit Addison Muntah


Trauma/ pendarahan Diare
Luka bakar Kolitis ulseratif
AIDS Hipoalbuminemia
Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 5
Penyakit Chron

Kriteria Hasil

Kriteria hasil yang diharapkan :

A. B.
Keseimbangan Hidrasi
cairan

Intervensi

Intervensi yang dilakukan :


a. Pencegahan perdarahan
b. Pengurangan perdarahan
c. Pemberian produk darah
d. Perawatan jantung: akut
e. Manajemen alat akses vena sentral
f. Manajemen diare
g. Manajemen elektrolit
h. Monitor elektrolit
i. Perawatan demam
j. Manajemen elektrolit/cairan
k. Manajemen cairan (Prioritas) : Meningkatkan keseimbangan cairan
dan pencegahan komplikasi yang dihasilkan dari tingkat cairan tidak
normal atau tidak diinginkan.
l. Manjemen hippovolemia (Prioritas): ekspansi dari volume cairan
intravaskular pada pasien yang cairannya berkurang
m. Pemasangan infus
n. Terapi intravena
o. Manajemen syok

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 6


p. Manajemen syok : volume (Prioritas): meningkatkan perfusi jaringan
adekuat pada pasien yang mengalami gangguan volume
intravaskuler yang berat.
q. Pencegahan syok

Rangkuman Diagnosis

Diagnosis ini disebabkan oleh kehilangan cairan aktif seperti


perdarahan, kurang intake cairan dan demam yang tidak teratasi.
Key Point : Abnormalitas TTV (frekuensi nadi meningkat dengan
denyut yang lemah dan tekanan darah menurun), volume urin
yang keluar sedikit, mukosa kering dan turgor kulit menurun.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 7


3. Resiko perdarahan

Defenisi

Beresiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi di dalam tubuh)


maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh).

Penyebab

Aneurisma
Gangguan gastrointestinal (mis. Penyakit ulkus lambung, polip,
varises)
Gangguan fungsi hati (mis. sirosis, hepatitis)
Komplikasi kehamilan (mis. KPD, plasenta previa/abrupsio,
kehamilan kembar)
Komplikasi post partum (mis. Atoni uterus, retensia plasenta)
Gangguan koagulasi (mis. Trombositopenia)
Efek agen farmakologis
Tindakan pembedahan
Trauma
Kurang terpapar informasi tentang pencegahan pendarahan
Proses keganasan

Kondisi Klinis Terkait

Aneurisma Ketuban pecah dini (KPD)


Koagulopati intravaskuler diseminata Plasenta previa/abrupsio
Sirosis hepatitis Atonia uterus
Penyakit ulkus lambung Retensia plasenta
Varises Tindakan pembedahan
Trombositopenia Kanker

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 8


Kriteria Hasil

Kriteria hasil yang diharapkan :

A. B.
Keparahan Status sirkulasi
kehilangan
darah

Intervensi

Intervensi yang dilakukan :

a. Pencegahan perdarahan (prioritas): Pengurangan stimulus yang dapat


menyebabkan perdarahan atau pendarahan pada pasien yang
beresiko
b. Pengrangan perdarahan
c. Pengurangan perdarahan : uterus antepartum
d. Pengurangan perdarahan : gastrointestinal
e. Pengurangan perdarahan : nasal
f. Pengurangan perdarahan : uterus postpartum
g. Pengurangan perdarahan : luka
h. Manajemen kemoterapi
i. Manajemen pengobatan
j. Perawatan post partum
k. Identifikasi resiko
l. Manajemen terapi trombolitik
m. Pengajaran: prosedur/perawatan

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 9


Rangkuman Diagnosis

Diagnosis ini terjadi pada pasien-pasien yang berkemungkinan


mengalami perdarahan akibat faktor risiko yang berasal dari
dalam tubuh dan dari luar tubuh yang dimilkinya.
Faktor risiko yang dimaksud adalah gangguan gastrointestinal,
trauma dan pembedahan, komplikasi kehamilan dan
persalinan, serta adanya gangguan koagulasi.
Key Point : Faktor risiko yang berpotensi menyebabkan
terjadinya perdarahan yang berasal dari dalam dan luar tubuh

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 10


4. Resiko Syok

Defenisi

Beresiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang


dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa.

Faktor Resiko

Hipoksemia
Hipoksia
Hipotensi
Hipovolemia
Sepsis
Sindrom respons inflamasi sistemik (SIRS)

Kondisi Klinis Terkait


Perdarahan
Trauma multipel
Pneumothoraks
Infark miokard
Kardiomiopati
Cedera medulla spinalis
Anafilaksis
Sepsis
Koagulasi intravaskuler diseminata
Sindrom respons inflamasi sistemik (SIRS)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 11


Kriteria Hasil

Kriteria hasil yang diharapkan :

A. B. C.
Keparahan Syok : Keparahan Syok : Keparahan Syok :
Anafilaksis Kardiogenik Hipovolemik

D.
E. F.
Keparahan Syok :
Keparahan Syok : Perfusi jaringan :
Neurogenik
Septik perifer

Intervensi

Intervensi yang dilakukan :


a. Manajemen alergi
b. Pencegahan perdarahan
c. Pengrangan perdarahan
d. Pengurangan perdarahan : uterus antepartum
e. Pengurangan perdarahan : gastrointestinal
f. Pengurangan perdarahan : nasal
g. Pengurangan perdarahan : uterus postpartum
h. Pengurangan perdarahan : luka
i. Pemberian produk darah
j. Manajemen cairan
k. Monitor cairan
l. Resusitasi cairan
m. Pengaturan hemodinamik

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 12


n. Manajemen hipovolemia
o. Kontrol infeksi
p. Perlindungan infeksi
q. Terapi oksigen
r. Identifikasi resiko
s. Pencegahan Syok (Prioritas): Mendeteksi dan mengobati pasien yang
berisiko mengalami syok
t. Monitor tanda-tanda vital

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 13


Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

Defenisi

Variasi kadar glukosa darah dari rentang normal

Penyebab
Hiperglikemia Gangguan toleransi glukosa darah
Disfungsi Pankreas Gangguan gluosa darah puasa
Resistensi insulin Penggunaan insulin/obat glikemik oral
Hipoglikemia Hiperinsulimia (mis. Insulinoma)
Disfungsi hati Endokrinopati (mis. Kerusakan adrenal)
Disfungsi Ginjal Kronis Tindakan pembedahan neoplasma
Efek Agen Farmakologis Gangguan metabolik bawaan

Tanda & Gejala

Mayor Minor

Hiperglikemia Berkeringat
Hipoglikemia Palpitasi
Mengantuk Lapar
Pusing Mulut Kering
Lelah atau Lesu Gemetar
Gangguan Koordinasi Haus Meningkat
Kadar Glukosa dalam darah/urin Kesadaran Menurun
menurun Perilaku Aneh
Kadar Glukosa dalam darah/urin Sulit Bicara
meningkat Jumlah Urin Meningkat

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 14


Kriteria Hasil
Kriteria hasil yang diharapkan

A. B. C. D.
Kestabilan kadar Kontrol Resiko Tingkat Status Nutrisi
Glukosa Darah Pengetahuan

Intervensi

Intervensi yang dilakukan :

a) Manajemen Hiperglikemia (Intervensi Utama)


b) Manajemen Hipoglikemia (Intervensi Utama)
c) Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan
d) Edukasi Diet
e) Edukasi Program Pengobatan
f) Edukasi Proses Penyakit
g) Identifikasi Resiko
h) Manajemen Medikasi

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 15

Anda mungkin juga menyukai