Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI PELAKSANAAN

KECEMASAN
Dosen Pengampu: Ns. Madepan Mulya,M.Kep.,Sp.Kep.J

Disusun Oleh :

Nama : Fransiskus Ari Budianto

Nim : 1926043

Kelas : 2A

PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES PANCA BHAKTI

BANDAR LAMPUNG

TP: 2021/2022
STRATEGI PELAKSANAAN KE-1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Saat ini klien mengalami nyeri pada bagian kaki akibat penyakit Asam Urat
yang dialami. Klien mengatakan sering mengatakan sering terbangun di
malam hari, bingung dan cemas karena nyeri yang dialami. Klien khawatir
terhadap kondisinya saat ini, dia takut penyakit yang dialami mengakibatkan
dia lumpuh nantinya. Klien mengatakan semenjak mengalami penyakit Asam
Urat ia tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, saat ini klien hanya dapat
beraktivitas di sekitar rumah saja.
2. Diagnosa Keperawatan:
Ansietas (sedang)
3. Tujuan Khusus:
1) Klien mampu membina hubungan saling percaya.
2) Klien mampu mengenal ansietas.
3) Klien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi napas dalam
untuk mengatasi ansietas yang dirasakannya.
4. Tindakan Keperawatan:
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya
antara lain:
• Mengucapkan salam terapeutik.
• Berjabat tangan.
• Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama pangggilan).
• Menanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai.
• Menjelaskan tujuan interaksi.
• Menyepakati kontak topic, waktu dan tempat setiap kali bertemu
klien.
2) Bantu klien mengenal ansietas
• Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mengutarakan perasaannya.
• Bantu klien untuk menjelaskan kondisi dan situasi yang
menimbulkan ansietas bagi dirinya.
• Bantu klien mengenal penyebab ansietas.
• Bantu klien untuk menyadari perilaku akibat ansietas.
3) Ajarkan klien teknik relaksasi napas dalam untuk meningkatkan ventilasi,
alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah stress baik stress fisik
maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan kecemasan.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam Terapeutik:
“Selamat pagi pak, maaf pak perkenalkan nama saya Fransiskus Ari
Budianto, panggil saja Ari pak. Pada pagi hari ini adalah jam dines saya pak,
nama bapak siapa ya pak?. Dengan bapak Wahyu Aji, bapak senang
dipanggil dengan sebutan bapak Wahyu atau bapak Aji ya pak?. Baik dengan
bapak Wahyu tujuan saya kesini yaitu adalah memantau perkembangan
kesehatan bapak. Saya akan datang selama satu kali dalam sehari”.
Evaluasi/Validasi:
“Bagaimana perasaan bapak pagi hari ini?. Bapak masih mengalami nyeri
dibagian pinggang sampai ke telapak kaki ya pak?”.

2. Kontrak:
Topik:
“Baiklah pak, bagaimana kalau sekarangg kita berbincang-bincang tentang
perasaan yang bapak rasakan?”.
Waktu:
“Bagimana kalau kita berbincang–bincang selama 30 menit?”.
Tempat:
“Kita berbincang-bintang dimana pak?, baiklah kita akan berbincang di
ruangan ini”.

Kerja
1) “Bapak, coba sekarang bapak ceritakan apa yang bapak rasakan saat ini?,
saya akan mendengarkan cerita bapak”.
2) “Jika boleh saya tahu, apakah sebelumnya bapak pernah mengalami
perasaan cemas seperti sekarang yang bapak rasakan dan bagaimana cara
bapak mengatasinya?”.
3) “Saya mengerti bagaimana perasaan bapak. Setiap orang akan memiliki
perasaan yang sama jika diposisi bapak, tapi saya sangat kagum kepada
bapak karena bapak mampu menahan semua cobaan ini. Jadi saat ini
bapak pada tingkat kecemasan yang sedang. Kalau masalah ini tidak
diatasi, dapat mengagumi kondisi bapak nantinya. Untuk itu, bapak perlu
melakukan terapi disaat bapak merasakan perasaan cemas. Terapi ini akan
membantu menurunkan tingkat kecemasan bapak. Bagaimana kalau kita
sekarang coba mengatasi kecemasan bapak dengan latihan relaksasi
dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk
mengurangi kecemasan yang bapak rasakan”.
4) “Bagaimana kalau sekarang kita latihan ya pak?, saya akan lakukan
terlebih dahulu bapak perhatikan saya ya?. Lalu nanti bapak bisa
mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya pak?, silahkan
duduk seperti posisi saya. Pertama-tama bapak tarik napas dalam pelan-
pelan, setelah itu tahan napas dalam hitungan tiga setelah itu bapak
hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara pelan-pelan.
Sekarang coba bapak lakukan ya?”.
5) “Bagus sekali, bapak sudah mampu melakukannya. Bapak bisa
melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai bapak merasakan
rileks atau santai. Selain carra tersebut untuk mengatasi kecemasan
bapak, bapak bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan
melepas kecemasan dengan tertawa, menulis kecemasan bapak di sebuah
kertas, bersantai atau bapak juga bisa mengatasinya dengan
mendenggarkan musik”.

Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif:
“Bagaimana perasaan bapak, setelah kita mngobrol tentang masalah yang
bapak rasakan dan latihan teknik relaksasi napas dalam?”.
Evaluasi Objektif:
“Sekarang coba bapak ulangi teknik relaksasi napas dalam yyang sudah
kita pelajari tadi”.
2) Tindak lanjut
“Kapan bapak akan berlatih laggi untuk teknik relaksasi napas dalam?.
Mari kita masukan dalam jadwal hharian ya pak?. jjadi nanti setiap bapak
merasa cemas, bapak bisa langsung mempraktikan teknik relaksasi napas
dalam yang sudah kita pelajari tadi”.
3) Kontrak yang akan datang
Topik:
“Cara yang sudah kita praktikan tadi dapat mengurangi sedikit kecemasan
yang bapak rasakan. Jika bapak masih merasakan cemas, bapak dapat
menggunakan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi cemas
yang bapak rasakan”.
Waktu:
“Jika hari ini bapak merasakan cemas lagi, kita dapat mengulangi teknik
relaksasi napas dalam sebanyak 5 sampai 10 kali dalam waktu 30 menit”.
Tempat:
“Dimana nanti bapak akan latihan dengan saya?. Baik pak dapat
melakukan latihan disini lagi ya pak?”.
STRATEGI PELAKSANAAN KE-2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Saat ini klien masih mengalami nyeri pada bagian kaki akibat penyakit Asam
Urat yang dialami. Klien mengatakan masih sering terbangun di malam hari,
gelisah karena nyeri yang dialami.
2. Diagnosa Keperawatan:
Ansietas (sedang)
3. Tujuan Khusus:
Klien dapat melakukan teknik hypnosis lima jari untuk menguranggi ansietas
yang dialaminya.
4. Tindakan Keperawatan:
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2) Menjelaskan tentang pengertian, manfaat dan cara melakukan teknik
hypnosis lima jari.
3) Memberikan contoh cara melakukan teknik hypnosis lima jari.
4) Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengulangi kembali teknik
hypnosis lima jari yang telah dicontohkan.
5) Menganjurkan klien memasukan teknik distraksi lima jari dalam jadwal
kegiatan harian klien.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam Terapeutik:
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?”.
2. Evaluasi/Validasi:
“Bagaimana perasaan bapak pagi ini?, apakah bapak masih gelisah dan tidak
bisa tidur?. Apakah yang kemarin saya ajarkan kepada bapak sudah dicoba
ya pak? ”.
3. Kontak:
Topik:
“Baiklah pak, bagaimana jika kita berbincang-bincang lagi tentang perasaan
bapak?. Nanti saya akan ajarkan kepada bapak teknik hypnosis 5 jari.
Tindakan ini bertujuan untuk menghilangkan rasa gelisah bapak”.
Waktu:
“Bapak kita akan berbincang-bincang kurangg lebih 20 menit ya?”.
Tempat:
“Kita akan lakukan di ruangan ini saja ya pak?”.

Kerja
“Tadi bapak katakan bapak masih mengalami gelisah dan selamat tidurnya masih
terganggu. Sekarang coba bapak perhatikan langkah - langkahnya sambil
mengikuti saya ya?”.
1) “Coba bapak ceritakan lebih lanjut tentang perasaan bapak, kenapa bapak
tidak bisa tidur dan apa yang bapak pikirkan?. Jadi bapak cemas dengan
operasi yang bapak lakukan nantii malam ya?. Baik pak saya akan akan
mengajarkan teknik relaksasi dengan cara hypnosis 5 jari, kita mulai ya
pak?”.
2) “Bapak pejamkan mata, nah sekarang bapak sentuh jari telunjuk bapak
dengan jempol bapak, bayangkan pada saat bapak sedang bahagia.
Misalnya bayangkan jalan-jalan di tempat yang indah tanpa bapak
merasakan sakit”.
3) “Sekarang bapak coba sentuh jari tengah, bayangkan bapak sedang
bersama orang-orang yang bapak sayangi”.
4) “Selanjutnya sentuh jari manis bapak, bayangkan ketika bapak dipuji oleh
seseorang”.
5) “Yang terakhir sentuh jari kelingking bapak, bayangkan tempat yang
paling indah yang pernah bapak kunjungi”.
6) “Sekarang coba bapak ulangi teknik relaksasi hypnosis 5 jari yang sudah
kita pelajari tadi”.
7) “Wah, bagus sekali pak. Mari kita masukan ke jadwal harian ya pak?, jadi
setiap bapak merasakan cemas bapak dapat mempraktikan cara ini”.

Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif:
“Bapak setelah kita berbincang-bincang mengenai hypnosis 5 jari,
bagaimana perasaan bapak apakah rasa gelisahnya sudah berkurang?”.
Evaluasi Objektif:
“Pak tolong bapak sebutkan cara apalagi yang dapat bapak lakukan untuk
mengatasi rasa gelisah bapak?”.
2) Tindak lanjut
“Saya harap apa yyang tadi saya ajarkan kepada bapak, bapak agar dapat
mempraktikan kembali dan jangan lupa untuk memasukannya dalam
jadwal kegiatan harian yaitu 2 kali dalam sehari ya pak?”.
3) Kontrak yang akan datang
Topik:
“Tidak kerasa pak waktunya sudah menunjukan 20 menit yang lalu.
Besok pagi saya akan kembali lagi kesini ya pak?, untuk melihat
perkembangan dari kondisi bapak”.
Waktu:
“Besok pagi jam 08.00 WIB ya pak?”.
Tempat:
“Di ruangan ini ya pak?, saya mohon pamit. Permisi pak, selamat pagi
pak”.
STRATEGI PELAKSANAAN KE-3

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
1) Data Subjektif:
• Klien mengatakan masih tidak bisa tidur dan merasa bingung.
2) Data Objektif:
• Kebutuhan makan dan toileting diarahkan keluarga atau perawat.
• Klien tampak gelisah.
2. Diagnosa Keperawatan:
Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan (tindakan
mastektomi).
3. Tujuan Khusus:
 Respon ansietas terkontrol dengan pasien mampu memasrahkan diri
kepada Tuhan untuk menjalani mastektominya.
 Pasien mampu tidur secara adekuat.
4. Tindakan Keperawatan
1) Anxiety Reduction
• Kaji tingkat kecemasan klien.
• Berusaha untuk memahami perspektif pasien dari situasi stress.
• Memberikan informasi faktual tentang diagnosis, pengobatan, dan
prognosis.
2) Spiritual support
• Berbagi keyakinan sendiri tentang makna dan tujuan.
• Berbagai perspektif spiritual diri.
• Berdoa dengan individu.
• Gunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu individu
memperjelas keyakinan dan nilai-nilai yang sesuai keyakinan.
• Ajari klien teknik pengurangan kecemasan menggunakan teknik
spiritual: teknik spiritual freedom.
• Menjelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami selama prosedur.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam Terapeutik:
“Selamat pagi pak, masih ingat dengan saya?. Saya adalah perawat Ari, pagi
ini saya yang bertugas dinas mulai dari pukul 07.00 – 14.00 WIB pak”.
2. Evaluasi/Validasi:
“Bagaimana kondisi bapak hari ini?, bapak tidak terlihat seperti biasanya?.
Ada apa pak?, ada yang bapak pikirkan?”.
3. Kontrak:
“Apa bapak memiliki masalah?, saya mempunyai cara yang mungkin bisa
mengurangi rasa gelisah yang bapak rasakan. Bagaimana jika kita lakukan di
sini pak?, untuk waktunya 30 menit ya pak?”.

Kerja
1. Pengenalan teknik SEFT
“Hari ini kita akan melakukan terapi SEFT yaitu terapi spiritual emotional
freedom technique. Ini adalah terapi dengan cara mengiklaskan dan mencoba
untuk bersyukur dengan kondisi yang bapak alami saat ini”.
2. Mengajarkan teknik SEFT
“Itu tadi penggertiannya pak, sekarang saya bantu untuk belajar bagaimana
cara melakukan teknik SEFT ini. Perhatikan saya ya pak?, sekalian langsung
dipraktikka”.
1) The Set-Up
“Tenangkan pikiran bapak, pikirkan jika Tuhan selalu memberikan yang
terbaik pada hambanya. Mungkin bapak sekarang sedang mengalami
situasi yang kurang sesuai dengan harapan bapak, tapi yakinlah pak
bahwa esok Tuhan akan memberikan kebaikan yang lebih”.
2) The Tune-In
“Fokuskan pikiran bapak, fokuskan dan pasrahkan semua kepada Tuhan
atas segala kondisi yang kurang menyenangkan di hati bapak. Ucapkan
dalam hati kata-kata ini pak, “Tuhan saya iklas menjalani semua ini””.
3) The Tapping
“Sekarang dengan memikirkan kata-kata yang barusan diajarkan, bapak
coba lakukan ketukan pada jari bapak. Lakukan secara perlahan ya pak?,
jangan tergesa-gesa. Kondisikan bapak senyaman mungkin ya pak?”.
4) The Nine Gamut Procedure
“Sekarang saya akan ajarkan beberapa gerakan ya pak?, untuk membantu
merangsang bagian pada otak, supaya bapak tidak merasakan cemas lagi.
Ikuti gerakan saya ya pak?”.
• Menutup mata.
• Membuka mata.
• Mata digerakan dengan kuat ke arah kanan bawah.
• Mata digerakan dengan kuat ke arah kiri bawah.
• Memutar mata searah jarum jam.
• Memutar mata berlawanan dengan arah jarum jam.
• Bergumam hingga berirama selama 2 detik.
• Menghitung satu, dua, tiga, empat, dan lima.
• Bergumam lagi hingga berirama selama 2 detik.
5) The Tapping Again
“Yang terakhir, lakukan lagi proses mengingat kata-kata yang tadi telah
diajarkan. Kata-katanya adalah Tuhan saya iklas menjalani semua ini,
lakukan berapa kali ya pak?. sekarang sambil napas dalam, ya hembuskan
pak”.

Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang dan latihan
teknik SEFT tadi?”.
Evaluasi Objektif :
“Bisa bapak praktikan kembali teknik SEFT yang tadi sudah kita lakukan?”.
2. Tindak lanjut
“Baiklah pak, mulai sekarang bapak tidak perlu gelisah dan dapat
memasrahkan diri kepada Tuhan. Ketika bapak gelisah bapak bisa
mempraktikan teknik SEFT”.
3. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Tidak terasa sudah 30 menit ya pak kita berbincang-bincang. Besok kita
akan bertemu lagi ya pak untuk mengulang teknik SEFT yang sudah saya
ajarkan tadi untuk mengurangi kecemasan bapak”.
Waktu:
“Untuk waktunya besok jam 08.00 WIB ya pak?”.
Tempat:
“Untuk tempatnya diruangan ini saja ya pak?. Permisi pak, selamat pagi”.
STRATEGI PELAKSANAAN KE-4

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Saat ini klien sudah mulai membaik kondisinya namun masih sering kali
terdiam dan melamun. Keluarganya mengatakan klien terkadang masih sering
mengeluh cemas akan kesehatan dirinnya.
2. Diagnosa Keperawatan:
Ansietas (sedang).
3. Tujuan Khusus:
• Klien mampu membina hubungan saling percaya.
• Klien mampu mengenal ansietas.
• Klien mampu mengatasi ansietas melalui teknik Distraksi.
• Klien mampu menggunakan teknik Distraksi dalam untuk mengurangi
ansietas yang dirasakannya.

4. Tindakan Keperawatan:
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya
antara lain:
• Mengucapkan salam terapeutik.
• Berjabat tangan.
• Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama pangggilan).
• Menanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai.
• Menjelaskan tujuan interaksi.
• Menyepakati kontak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
klien.
2) Ajarkan klien teknik distraksi untuk meningkatkan control dan rasa
percaya diri.
• Pengalihan situasi,
• Penggunaan tektik distraksi.
3) Motivasi klien untuk melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas
muncul.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam Terapeutik:
“Selamat pagi pak, maaf pak apakah masih ingat dengan saya pak?. iya benar
sekali pak, saya perawat Ari”.
2. Evaluasi/Validasi:
“Bagaimana perasaan bapak pagi ini?, semalam bagaimana pak tidurnya?.
Apakah bapak masih merasakan cemas setelah kemarin memakai teknik
spiritual?”.
3. Kontrak:
Topik:
“Maaf pak, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin hari ini kita berbincang-
bincang dan berlatih cara lain untuk mengurangi rasa cemas bapak.
Tujuannya supaya bapak lebih optimal dalam mengatasi kecemasan bapak”.
Waktu:
“Maaf pak waktunya 30 menit ya pak, apakah bapak bersedia?. Baik jika
bapak bersedia”.
Tempat:
“Tampatnya di ruangan ini saja ya pak?, baik pak.”.
Kerja
1) “Bagaimana pak, apakah teknik spiritual yang sudah saya ajarkan
kemarin suudah bapak praktikan?. Apakah hal tersebut dapat mengurangi
rasa cemas pak?”.
2) “Selain cara spiritual ada cara lain pak untuk mengurangi rasa cemas yang
bapak rasakan, yaitu dengan teknik pengalihan. Teknik pengalihan ini
adalah teknik yang digunakan untuk mengalihkan perhatian bapak pada
hal lain pak, sehingga bapak dapat menurunkan kecemasan bapak. Dalam
teknik ini bapak harus melakukan hal-hal yang membuat bapak nyaman
dan santai, misalnya dengan melakukan kegiatan yang bapak sukai.
Sebelumnya kalau boleh tahu bapak senang melakukan kegiatan apa
pak?, Jadi bapak senang membaca Novel?”.
3) “Baiklah jika begitu bapak boleh membaca novel untuk mengalihkan
rasa cemas yang bapak rasakan. Dengan melakukan hal-hal yang bapak
sukai, rasa cemas yang bapak rasakan bisa dapat berkurang”.

Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif:
“Bagimana perasaan bapak ketika kita bercakap-cakap dan berlatih teknik
lain untuk mengurangi rasa nyaman?”.
Evaluasi Objektif:
“Coba bapak seebutkan cara apalagi yang dapat bapak lakukan untuk
mengurangi rasa cemas bapak?”.
2. Tindak lanjut
“Baik pak, mulai sekarang jika bapak merasa gelisah bapak dapat melakukan
teknik napas dalam, teknik spiritual, teknik SEFT dan juga bapak bisa
melakukan hal-hal yang bapak sukai seperti membaca Novel”.
3. Kontak yang akan datang
Topik:
“Baik pak, kita sudah berbincang-bincang kurang lebih 30 menit, besok pagi
saya akan kembali lagi untuk melihat kondisi kesehatan bapak”.
Waktu:
“Untuk waktunya besok jam 08.00 WIB ya pak?”.
Tempat:
“Tempatnya di ruangan ini ya pak?. Permisi pak, selamat pagi”.

Anda mungkin juga menyukai