Anda di halaman 1dari 19

Tn S usia 80 tahun datang ke IGD pada tanggal 12 Desember 2018

keluhan nyeri dibagian perut, terasa melilit, mual muntah dan tidak
bisa BAB selama 4hari.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien sebelumnya pernah di rawat
di RS dengan riwayat post op BPH pada tanggal 06 Desember 2018.
Di dalam keluarga tidak ada riwayat keluarga seperti yang
dikeluhkan seperti pasien saat ini, tidak ada riwayat penyakit
keturunan dan menular.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah,
kesadaran CM, tekanan darah 110/60mmHg, Pernafasan 24x/menit,
suhu tubuh 36C, Nadi 104x/menit, terpasang DC, BAB tidak lancar,
pada abdomen I : pembesaran abdomen, P: terabasa keras P: redup A:
tidak terdengar bising usus.
 Post Op BPH
 Pola konsumsi makanan kurang serat
 Kurang cairan/minum
 Pola makan tidak teratur

Gangguan Sal cerna

Kerusakan neuromuscular
KONSTIPASI

Gerakan peristaltik menurun


Distensi Abdomen

Penurunan cairan di dalam usus


NYERI AKUT

Penaikan cairan air dari feses ke usus


INTOLERANSI AKTIVITAS

Feses kering dan keras

Feses tertahan di usus hingga sulit dikeluarkan


 Konstipasi b/d eliminasi feses tidak lancar
adanya tanda dan gejala : pasien mengatakan sulit untuk BAB selama
4 hari, perut terasa begah, konsistensi feses terasa keras saat akan
dikeluarkan. Tampak adanya pembesaran abdomen, perut terasa
keras, bunyi redup dan bising usus tidak terdengar.

 Nyeri Akut b/d agen cedera biologis


pasien mengatakan nyeri dibagian perut. Terasa melilit, nyeri hilang
timbul, skala nyeri 7, nyeri bertambah saat ingin BAB tapi tidak bisa
dikeluarkan.

 Intoleransi Aktivitas
pasien mengatakan merasa lemas, tidak bertenaga. Pasien tampak
banyak aktivitas ditempat tidur.
NOC : Eliminasi Usus, 0501 Hal : 86 NIC : Manajemen Saluran Cerna
Kriteria hasil :  Anjurkan program saluran cerna
 Pola Eliminasi 1/4
bersama pasien & keluarga
 Kemudahan BAB 1/4
 Intruksikan pasien/keluarga prinsip-
 Pengeluaran feses tanpa
bantuan 2/4
prinsip latihan saluran cerna
 Suara bising usus 2/4  Intruksikan pasien mengenai makanan

 Feses lembut & berbentuk 2/4 tinggi serat


 Pastikan asupan cairan yang cukup
Keterangan :  Konsultasikan dgn dokter penggunaan
1 Sangat terganggu supositoria
2 Banyak terganggu
 Berikan supositoria dengan cara yang
3 Cukup terganggu
tepat
4 Sedikit terganggu
 Intruksikan pasien tentang dilatasi
5 Tidak terganggu
colok dubur dengan cara yang tepat
 Tentukan status BAB secara teratur
NOC (Kontrol Nyeri) 1605 : NIC : Manajemen Nyeri
Kriteria Hasil :  Lakukan pengkajian nyeri
komprehensif (lokasi,
 Mengenali kapan nyeri terjadi 2/4
karakteristik, durasi, frekuensi,
 Menggunakan tindakan intensitas, faktor pencetus)
pencegahan 2/4  Tentukan akibat dari pengalaman
 Melaporkan nyeri yang terkontrol nyeri terhadap kualitas hidup
2/4 (tidur, nafsu makan, perasaan,
hubungan, peran)
 Berikan informasi mengenai nyeri
Skala Pengukuran :
 Dorong pasien untuk untuk
1 Tidak pernah menunjukan memonitor nyeri dan menangani
2 Jarang menunjukan nyeri dengan tepat
3 Kadang-kadang menunjukan  Ajarkan teknik farmakologi non
4 Sering menunjukan farmakologi untuk menurunkan
nyeri
5 Secara konsisten menunjukan
 Dukung istirahat/tidur yang
adekuat
NOC : Toleransi terhadap NIC : Bantuan Perawatan Diri
Aktivitas  Pertimbangkan usia pasien ketika
meningkatkan aktivitas perawatan
Kriteria Hasil : diri
 Jarak berjalan 2/4  Monitor perawatan diri secara
mandiri
 Kemudahan dalam
 Monitor kebutuhan pasien
melakukan aktivitas hidup  Berikan lingkungan terpeutik
harian (ADL) 2/4  Berikan bantuan sampai pasien
mampu melakukan
 Lakukan pengulangan yang
Skala Pengukuran : konsisten terhadap rutinitas
1 Sangat terganggu kesehatan
2 Banyak terganggu  Dorong pasien untuk melakukan
aktivitas normal sehari-hari sampai
3 Cukup terganggu batas kemampuan
4 Sedikit terganggu  Dorong kemandirian pasien
 Ciptakan rutinitas aktivitas
5 Tidak terganggu
 Imfaksi fekal
 Hemoroid dan fisura anal
 Megakolon
Prognosis konstipasi yang tidak disebabkan oleh gangguan
gastrointestinal mempunyai prognosis yang baik dan fungsi saluran
cerna dapat kembali normal. Rekuensi mungkin timbul karena sangat
bergantung terhadap kedisiplinan pasien dalam menerapkan
modifikasi gaya hidup.
Setelah pasien dilakukan tindakan keperawatan,
perkembangan pasien mulai membaik, nyeri berkurang dan pasien
sudah dapat BAB.
Oleh :
Vina Nathania
Pasien usia 45 tahun datang dibawa oleh keluarga ke IGD RSMS
Purwokerto pada tanggal 18 Desember 2018 dengan keluhan nyeri
dada, sesak nafas, lemas, perut tidak nyaman, BAK dan BAB sulit.
Sebelumnya pasien pernah di rawat di RS dengan keluhan yang sama,
sudah pernah dilakukan CT Scan Thorax dengan hasil Massa
Mediastinum.
Dalam keluarga pasien tidak ada riwayat sakit yang sama seperti
pasien
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan KU lemah, kesadaran
CM, tekanan darah 110/80mmHg, Nadi 92x/menit, RR 28x/menit,
penggunaan otot bantu pernafasan, suhu 37C, terpasang DC.
Virus
Faktor hormonal Adanya zat yang bersifat Struktur dasar DNA
Faktor lingkungan initiation berubah
Faktor genetik

Terjadi perubahan struktur sel


Terbentuk tumor

Nyeri Akut Terbentuk neoplasma Memicu terbentuknya sel tumor

Nervus vagus tertekan Nervus laryngeus inferior Kompresi esofagus


tertekan
Serangan batuk & Gangguan menelan
spasme bronkus Suara serak

Sesak nafas

Pola nafas tidak efektif


 Ketidakefektifan pola nafas b/d penekanan jaringan
paru akibat tumor
Ditandai dengan Pasien mengatakan sesak nafas, tampak
nafas cepat dan dangkal, retraksi dinding dada, pernafasan
cuping hidung, RR : 28x/menit TD 110/80mmHg, Nadi :
92x/menit.
 Nyeri akut b/d agen cedera biologis
Pasien mengatakan nyeri dada, seperti dada tertekan dan
sempit, skala nyeri 7, nyeri bertambah saat akan duduk
dan beraktivitas.
 Gangguan Menelan
pasien mengatakan sulit untuk menelan, terasa
sakit pada saat menelan makanan, ada sisa
makanan didalam mulut.
NOC Status pernafasan NIC (Bantuan Ventilasi) :
Ventilasi:  Posisikan pasien (semi fowler)
 Frekuensi pernafasan 2/4  Auskultasi suara nafas
 Irama pernafasan 2/4  Pertahankan kepatenan jalan nafas
 Pertahankan oksigen tambahan
 Penggunaan otot bantu
 Anjurkan pernafasan yang lebih
pernafasan 2/4
lambat dan dalam

Skala Pengukuran :
1Sangat berat
2 Berat
3 Cukup
4 Ringan
5 Tidak ada
NOC (Kontrol Nyeri) 1605 : NIC (Manajemen Nyeri) :
 Mengenali kapan nyeri terjadi  Lakukan pengkajian nyeri

2/4 komprehensif (lokasi, karakteristik,


durasi, frekuensi, intensitas, faktor
 Menggunakan tindakan
pencetus)
pencegahan 2/4
 Tentukan akibat dari pengalaman nyeri
 Melaporkan nyeri yang terhadap kualitas hidup (tidur, nafsu
terkontrol 2/4 makan, perasaan, hubungan, peran)
 Berikan informasi mengenai nyeri

Skala Pengukuran :  Dorong pasien untuk untuk


memonitor nyeri dan menangani nyeri
1 Tidak pernah menunjukan
dengan tepat
2 Jarang menunjukan  Ajarkan teknik farmakologi non
3 Kadang-kadang menunjukan farmakologi untuk menurunkan nyeri
4 Sering menunjukan  Dukung istirahat/tidur yang adekuat

5 Secara konsisten menunjukan


NOC (Status menelan) NIC (Terapi Menelan):
Kriteria Hasil :  Kaji kemampuan pasien dalam
Peningkatan usaha menelan 2/5 menelan
Tidak nyaman dengan menelan 2/5  Jelaskan latihan menelan pada
Tersedak 3/5
pasien dan keluarga
 Bantu pasien untuk tegak saat
makan
Skala Pengukuran :
 Bantu pasien memposisikan
1 Berat
kepala fleksi
2 Cukup berat
 Bantu pasien untuk berada di
3 Sedang posisi duduk saat selesai makan
4 Ringan  Instruksikan tidak bicara selama
5 Tidak ada makan
 Bantu pasien untuk menelan
 Monitor tanda dan gejala aspirasi
 Monitor tanda-tanda menelan
Komplikasi penyakit :
 Obstruksi trachea
 Sindrom vena cava superior
 Ruptur esofagus
Prognosis tumor mediastinum jinak cukup baik, terutama
jika tanpa gejala. Berbeda variasi prognosisnya pada pasien
dengan tumor mediastinum ganas, dimana hasil diagnostic
spesifik, derajat keparahan penyakit, dan keadaan spesifik
pasien yang lain (komorbid) akan mempengaruhi. Tumor
mediastinum jinak berespon baik teradap terapi
konvensional.

Anda mungkin juga menyukai