Anda di halaman 1dari 25

RESUME KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Eka ardini jayanti Praktek : Poli Bedah


NIM : 016.02.0410 Tanggal : 01-11-2016

1. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan nyeri bekas operasi usus buntu.

2. TINJAUAN TEORI
Apendisitis merupakan peradangan pada apendik
periformis.Apendik periformis merupakan saluran kecil
dengan diameter kurang lebih sebesar pensil dengan
panjang 2 - 6 inci. Lokasi apendik pada daerah illiaka
kanan, di bawah katup iliacecal, tepatnya pada dinding
abdomen di bawah titik Mc Burney.

3. ETIOLOGI
a. Ulserasi pada mukosa
b. Obstruksi pada colon oleh fecalit (faeses yang
keras)
c. Pemberian barium
d. Berbagai macam penyakit cacing
e. Tumor
f. Striktur karena fibrosis pada dinding usus

4. INSIDEN
Apendiksitis sering terjadi pada usia tertentu dengan
range 20-30 tahun. Pada wanita dan laki-laki
insidennya sama kecuali pada usia pubertas dan usia 25
tahun wanita lebih banyak dari laki-laki dengan
perbandingan 3 : 2

5. PENCEGAHAN
Pencegahan pada apendisitis yaitu dengan menurunkan
resiko obstruksi atau peradangan pada lumen apendik.
Pola eliminasi klien harus dikaji, sebab obstruksi
oleh fecalit dapat terjadi karena tidak adekuatnya
diit serat, diit tinggi serat.
Perawatan dan pengobatan penyakit cacing juga
meminimalkan resiko. Pengenalan yang cepat terhadap
gejala dan tanda apendiksitis meminimalkan resiko
terjadinya gangren, perforasi, dan peritonitis.

6. PEMERIKSAAN
a. Leukosit : 10.000 - 18.000 / mm3
b. Netrofil meningkat 75 %
c. WBC yang meningkat sampai 20.000 mungkin
indikasi terjadinya perforasi (jumlah sel darah
merah)
d. Radiologi : Foto colon yang memungkinkan adanya
fecalit pada katup.
e. Barium enema : apendiks terisi barium hanya
sebagian

7. POTENSIAL KOMPLIKASI
a. Perforasi
b. Peritonitis
c. Dehidrasi
d. Sepsis
e. Elektrolit darah tidak seimbang

8. RENCANA KEPERAWATAN
No DIAGNOSA TUJUAN / KRITERIA RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
1 Nyeri abdomen Nyeri berkurang.  Kaji tanda vital
berhubungan Kriteria :  Kaji keluhan nyeri,
dengan obstruksi Klien tentukan lokasi,
dan peradangan mengungkapkan ra- jenis dan intensitas
apendiks. sa sakit nye-ri. Ukur dengan
Subyektif : berkurang. skala 1-10.
 Nyeri daerah Wajah dan posisi  Jelaskan penyebab
pusar menjalar tubuh tampak rasa sakit, cara
kedaerah perut rilaks mengurangi.
kanan bawah.  Beri posisi ½ duduk
 Tungkai kanan untuk me-ngurangi
tidak dapat penyebaran infeksi
diluruskan. pada abdomen.
 Ajarkan tehnik
Obyektif : relaksasi.
 Nyeri tekan di  Kompres es pada
titik Mc daerah sakit untuk
Burney. mengurangi nyeri.
 Anjurkan klien untuk
tidur pada posisi
nyaman (miring dengan
menekuk lutut kanan).
 Puasa makan minum
apabila akan
dilakukan tindakan.
 Ciptakan lingkungan
yang tenang.
 Laksanakan program
medik.

 Pantau efek
terapeutik dan non
terapeutik dari
pemberian analgetik.
2 Resiko Cairan dan  Observasi tanda vital
kekurangan vo elektrolit da-lam suhu, nadi, tekanan
lume cairan keadaan seimbang. darah, perna-pasan
berhubung an Kriteria :
dengan mual, Turgor kulit tiap 4 jam.
mun- tah, baik.  Observsi cairan yang
anoreksia dan Cairan yang keluar dan yang
diare. keluar dan masuk masuk.
seimbang.  Jauhkan makanan/bau-
bauan yang merangsang
mual atau muntah.
 Kolaborasi pemberian
infus dan pipa
lambung.
3 Kurang Setelah diberikan  Jelaskan prosedur
pengetahuan ten penje-lasan klien persiapan operasi.
tang prosedur memahami tentang  pemasangan infus.
persiapan dan prosedur persiap-
 puasa makan & minum
sesudah operasi. an dan sesudah
sebelumnya 6 - 8 jam.
Subyektif operasi
 cukur daerah operasi.
Klien / keluarga
 Jelaskan situasi
ber-tanya Kriteria
dikamar bedah.
tentang prosedur Klien kooperatif
persiapan dan dengan tindakan  Jelaskan aktivitas

sesudah operasi persiapan operasi yang perlu dilakukan

Obyektif maupun sesudah setelah operasi.

Klien tidak operasi.  Latihan batuk

kooperatif Klien efektif.

terhadap mendemonstrasikan  mobilisasi dini


tindakan per- latihan yang secara pasif dan
siapan operasi. diberikan. aktif bertahap.

4 Kerusakan Luka insisi  Pantau luka


integritas ku- sembuh tanpa ada pembedahan dari
lit berhubungan tanda infeksi. tanda-tanda
dengan luka peradangan : de-mam,
pembedahan. kemerahan, bengkak
dan cairan yang
keluar, warna jum-lah
dan karakteristik.
 Rawat luka secara
steril.
 Beri makanan
berkualitas atau
dukungan klien untuk
makan. Makanan
mencukupi untuk
mempercepat proses
penyembuhan.
 Beri antibiotika
sesuai program medik.

PENGKAJIAN

No. Registrasi : 210351


Ruang : Poli Bedah
Tgl Pengkajian : 01 november 2016
Diagnosa Medis : Appendisitis

A. PENGKAJIAN
1.IDENTITAS.
a. Biodata Klien
- Nama : Ny “N”
- Jenis kelamin : Perempuan
- Umur : 30 Tahun
- Agama : Hindu
- Suku/Bangsa : bali/Indonesia
- Pekerjaan : Irt
- Alamat : tanjung karang
Biodata penanggung jawab
- Nama : Tn “I”
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Umur : 35 Tahun
- Pekerjaan : wiraswasta
- Pendidikan : SMA
- Suku/Bangsa : bali/Indonesia
- Alamat : tanjung karang
- Hubungan dengan klien : suami
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri perut pada kanan bawah
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluh nyeri perut seperti di tusuk-tusuk,
mual, muntah dan panas.

c. Keluhan saat didata


Klien mengeluh masih mengeluh nyeri bekas operasi
dan tampak sedikit lemah.
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien sebelumnya tidak mengalami penyakit yang
serius seperti diabetes, hanya panas, batuk pilek
biasa dan Nn. “Z” mengatakan suka memakan makanan
pedas.
e. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit yang di alami oleh klien.

Genogram :

Keterangan:
/ : Laki/perempuan hidup
/ : Laki/perempuan meninggal
: garis keturunan
: tinggal serumah
: klien

3. DATA PSIKOSOSIAL
a. Status emosi
Status emosi stabil.
b. Konsep diri
1) Body image
Klien mengatakan bahwa tubuhnya masih tetap seperti
semula walaupun ada bekas luka operasi pada perut
kanan bawah dan klien menerima keadaanya itu.
2) Self ideal
Klien berharap agar bisa cepat sembuh sehingga bisa
kuliah sebagaimana mestinya.
3) Citra tubuh
Klien mengatakan tidak masalah dengan keadaan
tubuhnya walaupun ada bekas luka operasi pada perut
yang penting klien merasa sehat.
4) Peran
Klien mengatakan dirinya sebagai anak yang ke-2.
Dan selama sakit klien hanya bisa berdiam diri saja
di rumah.
4. DATA SOSIAL
a. Pendidikan
Pendidikan terakhir klien adalah SMA dan sekarang klien
hanya menjadi ibu rumah tangga.
b. Pola komunikasi
Komunikasi yang digunakan oleh keluarga adalah bahasa
sasak dan klien mengerti bahasa Indonesia serta
terjalin komunikasi yang baik diantara anggota
keluarga.
5. DATA SPIRITUAL
Klien mengatakan sebelum sakit selalu menjalankan ibadah
setiap hari.

6. POLA AKTIVITAS
Pola Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit
1. pola
nutrisi
a. makan 1) baik/ada 1) Kurang
1) selera
makan 2) 3x sehari 2) 3x sehari
2) frekuensi 3) Nasi, 3) Bubur, lauk, air
3) jenis lauk, air putih.
makanan putih 4) 1/2 porsi
4) porsi makan 4) Dihabiskan 5) sendiri
5) cara makan 5) Sendiri

b. minum 1) Air putih


1) jenis 1) Air putih
minuman 2) 4-6 gelas/hari
2) frekuensi 2) 7-8gelas/hari Kurang minum

2. pola
eliminasi
1) 1 x sehari
a. BAB 1) 1-2x /hari 2) Kuning
1) Frekuensi 2) Kuning 3) lembek
2) Warna 3) Padat
3) Jenis
1) 4 x sehari
b. BAK 1) 4-5x /hari
2) Kuning pekat
1) Frekuensi 2) Kuning jernih
3) Bau obat2an
2) Warna 3) Khas Amoniak
3) Jenis
Klien hanya bisa
Klien seorang
berbaring di tempat
3. aktivit mahasiswi yg
tidur, dan kadang
as sedang kuliah dan
kebutuhan masih
berkumpul dengan
dibantu oleh
keluarga.
keluarga.
- 6 jam perhari,
7-8 jam /hari
sering terjaga
karena nyeri perut
4. istirah - Klien tidak bisa
at atau tidur siang.

a. Baik
a. Baik
b. Baik
5. persona b. baik c. kurang
l hygine c. baik d. 1 - 2 X sehari
a. penampilan d. 2 x sehari ( kadang hanya
umum diseka )
b. kebersihan e. 1 – 2 x sehari
c. kerapian e. 2 x sehari f. Bersih
d. frekuensi f. Bersih
mandi Sebagian kegiatan
dalam pemenuhan
Klien mandiri
e. menyikat gigi ADLnya dibantu.
dalam
f. kebersihan
pemenuhannya
rambut
6. keterga
ntungan

7. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis, GCS 456
c. Keadaan Fisik
1. Tinggi Badan : 150 cm
2. Berat Badan : 50 kg
d. Tanda-tanda vital
1. Tensi : 120/70mmHg 3. Suhu : 37,70 C
2. Nadi : 75 x/mnt 4. Respirasi : 20X/mnt

PEMERIKSAAN HEAD TO TOE


a. Kepala
1. Wajah
I : Bentuk wajah oval, kanan dan kiri simetris
tidak terdapat masa atau benjolan, anemis
atau pucat.
P : tidak teraba massa atau benjolan dan tidak
tedapat nyeri tekan
2. Rambut
I : Tampak agak bersih, rapi disisir, warna hitam
dan tumbuh rata.
3. Kulit Kepala
I : tidak terdapat luka, benjolan.
P : tidak terdapat nyeri tekan
4. Mata
I : Strabismus tidak ada, Bentuk bola mata kanan
dan kiri simetris, konjungtiva merah muda,
sklera kuning muda, penglihatan baik, tidak
ada buta warna
P : tidak ada nyeri tekan pada bola mata
5. Hidung
I: bentuk simetris,tidak ada polip hidung, tidak
ada secret, dan tidak ada gangguan penciuman.
P: tidak ditemukan adanya massa pada hidung,
tidak terdapat nyeri tekan
6. Telinga
I : Aurikula kanan dan kiri bentuk simetris
tidak terlihat perubahan warna, lubang
telinga tampak bersih tidak ada serumen.
P : tidak terdapat nyeri tekan

7. Mulut
I : gigi tidak terdapat caries gigi, bibir tampak
lembab, tidak ada pembengkakan gusi, tidak
terdapat cyanosis pada bibir.
P : tidak terdapat nyeri tekan
8. Lidah
I : Lidah tampak merah muda, tidak terdapat massa
atau benjolan, dapat digerakkan kesegala
arah, pengecapan baik.
P : tidak terdapat nyeri tekan
9. Leher
I : Tidak ditemukan peninggian vena jugularis
P : Tidak teraba peningkatan vena jugularis dan
tidak nyeri tekan
b. Dada dan thorak
1. Inspeksi
Bentuk dada kanan dan kiri simetris,respirasi
20x/menit, tidak terdapat perbedaan retraksi
dada kanan dan kiri,
2. Palpasi
Tidak teraba perbedaan gerakan dinding dada
kanan dan kiri, tidak terdapat nyeri tekan pada
dinding dada kanan
3. Perkusi
Pada dinding dada kanan terdengar sonor, pada
dinding dada kiri terdengar tidak suara sonor.
4. Auskultasi
Tidak Terdengar suara ronchi dan whezing, dengan
steteskop dengan dinding dada kanan terdengar
suara bronchovesikuler dengan stetoskop bunyi
jantung seirama dengan denyut nadi, tidak ada
nyeri tekan pada area jantung

c. Abdomen
1. Inspeksi
Tidak terdapat ascites pada dinding abdomen,
perut tampak kembung, nampak ada bekas luka
operasi pada perut kanan bawah, keadaan kering
dan masih agak memerah.
2. Palpasi
Kuadran kanan atas tidak terdapat hepatomegali,
terdapat nyeri tekan pada titik Mc Burney di
kuadran kanan bawah, distensi lambung, pada
kuadran kiri dan kanan bawah tidak terdapat
distensi kandung kemih,
3. Auskultasi
Dengan stetoskop terdengar peristaltik usus 12 x
/ mnt (normal 5-12 x/mnt)
4. Perkusi
Kuadran kanan atas terdengar suara pekak,
kuadran kiri atas, kiri bawah, kanan bawah
terdengar suara timpani.
d. Ekstremitas
1. Atas
I : Tidak terdapat atropi atau hipertropi
otot, bentuk tangan kanan dan kiri
simetris, kekuatan otot sama 5 / 5
P : tidak terdapat nyeri tekan, akral
hangat.
2. Bawah
I : tidak terdapat atropi atau hipertropi
otot, bentuk kaki kanan dan kiri
simetris, kekuatan otot sama 4 / 4
P : tidk terdapat nyeri tekan pada kaki
kanan dan kiri, dan terasa kesemutan
kaki kiri, akral hangat.

e. Genetalia
I : tidak terpasang kateter, tampak area genetalia
bersih.
8. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
26 oktober 2016

Pemeriksaan Hasil Normal

Golongan Darah A

WBC 10,4 10e3/Ul

NEU 5,47 63,0%

LYM 15,5 26,9%

MONO -688 8,79%

EOS -067 -106%

BASO 131 1,17%

HCT 39,9 % 40,0 – 47,0

MCV 85 Fl 81,0 – 99,0

MCH 27,7 pg 27,0 – 31,0

PLT 346 150 – 450

Glukosa 78 70-100mg/dl

Kreatinin 0,52 0.70-1,30 mg/dl

SGOT 26,2 0,0-37,0 IU/L

SGPT 7,2 0,0-42,0 IU/L

UREA 17,2

9. TERAPI
 Tanggal 01 november 2016
- Cefixime 2 x 500 mg
- Paracetamol 3 x 1 tab
- Gentamicin Zalf
10. DATA SENJANG
No Data Subyektif Data Obyektif
1 DS: DO:
- klien mengatakan nyeri - Keadaan umum Baik
pada perut pada kanan - Tampak agak pucat
bawah. - RR : 20 x / menit
- Klien mengatakan - N : 75 x/menit
sedikit mual - TD :120/70 mmHg
- Klien mengatakan kadang - S : 37,7 0c
susah tidur karena - TB : 150 cm
nyeri - BB : 50 Kg
- BAB : 1-2 X sehari
- BAK : 4 X sehari
- Akral hangat
- Skala nyeri 5
- Distensi lambung
- Terdapat luka bekas
operasi dengan di tutup
kasa steril
- ADL klien sebagian
dibantu
- Forsi makan yang
disediakan hanya dimakan
1/2 porsi makan
- Bising usus 12x/menit
- - Tidur kurang lebih 6 jam
- sehari
-
B. ANALISA DATA
Nama : Ny “ N “
Ruang : Poli Bedah
No.Reg : 21.03.51
No Symptom Etiologi Problem
1. DS: Hypoxia apendix Nyeri
Klien mengatakan
Apendictomy
nyeri perut pada
perut sebelah Discontinuitas
kanan bawah jaringan/syaraf
DO:
Nyeri
- K/u Baik,
- Sekala nyeri 5
- Tampak pucat
- Terdapat luka bekas
operasi dengan di
tutup kasa steril
- RR : 20x/mnt,
Nadi : 75x/mnt
TD : 120/70 mmhg
S : 37,7 0c

2 Klien mengatakan peradangan usus Resiko


kurang mengerti tinggi
tindakan oprasi
tentang perawatan luka infeksi
luka bekas
operasinya
operasi
DO :
- k/u lemah terpapar
mikroorganisme
- klien tampak lemah
dan aktifitas ADL
kurangya
dibantu perawatan
- Klien tampak
resiko tinggi
berbaring ditempat
infeksi
tidur posisi semi
fowler
- tidur kurang lebih
4 jam sehari
- RR : 20x/mnt,
Nadi : 75x/mnt
TD : 120/70 mmhg
S : 37,7 0c
BB 50 kg

Diagnose Keperawatan :
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d discontinuitas
jaringan/syaraf sekunder dari apendictomy ditandai
dengan mengeluh nyeri luka operasi perut kanan bawah.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi
bedah.
C. RENCANA TINDAKAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI
Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nyeri, catat 1. Berguna dalam
nyaman keperawatan selama 1x30 menit lokasi, pengawasan
(nyeri)b/d diharapkan nyeri berkurang. karakteristik, keefektifan obat,
discontinuitas Dengan beratnya kemajuan penyembuhan.
jaringan/syaraf Kriteria hasil : ( skala 0-10 )
sekunder dari - Nyeri hilang/terkontrol 2. Dorong ambulasi dini 2. Meningkatkan
apendictomy - Skala nyeri 0-10 normalisasi fungsi

- Tampak rileks, mampu organ ( merangsang

istirahat dengan tenang peristaltik dan


flatus, menurunkan
ketidaknyamanan
abdomen
3. Untuk mengetahui
3. Observasi Tanda
keadaan umum klien
Tanda Vital klien
4. Meningkatkan
4. Berikan aktivitas
relaksasi dan
hiburan
kemampuan koping
5. Untuk mempercepat
5. Lakukan perawatan proses penyembuhan
luka luka klien agar tidak
terjadi infeksi
6. Untuk mengurangi rasa
nyeri yang di rasakan
6. Ajarkan tehnik napas klien
7. Menghilangkan nyeri,
dalam
mempermudah
kerjasamna dengan
7. Kolaborasi dengan
intervensi terapi
dokter dalam
lain.
pemberian obat
analgesik (terapi
yang di butuhkan)
Resiko tinggi Setelah diberikan perawatan 1. Jelaskan pada klien 1. dengan pemahaman
infeksi selama 1x30 menit tidak tentang proses klien, maka klien
berhubungan dengan terdapat tanda-tanda infeksi terjadinya infeksi dapat bekerja sama
insisi bedah dengan kriter dan tanda-tanda dalam pelaksanaan
 Tidak ada tanda –tanda terjadinya infeksi tindakan
infeksi 2. Lakukan perawatan 2. mencegah terkonta-
 Luka cepar kering luka sesuai dengan minasinya luka oleh

 Tidak adanya nanah di prosedur yang ada mikroorganisme.

bekas luka 3. Observasi tanda-tanda 3. deteksi dini terhadap


vital terhadap perkembangan kondisi
 Klien mengerti tentang
peningkatan suhu klien dan adanya
menjaga kebersihan agar
tubuh, nadi, adanya tanda-tanda infeksi
luka oprasi tidak
pernafasan cepat dan
terkontaminasi
dangkal.
- TTV : TD: 120-140/80-90
mmHg 4. Kolaborasi dengan 4. dugaan adanya infeksi
dokter dalam pembe- dan menurunkan resiko
- N : 60 – 100 x/menit
rian antibiotik ( penyebaran bakteri.
- RR : 16-20 X/Menit
- S : 36,5’ c-37’c terapi yang
dibutuhkan)
D. IMPLEMENTASI
No
Tgl jam Implementasi Respon Hasil Paraf
DX
I Selasa 10.00 1.Menkaji nyeri, catat lokasi, S : Klien mengatakn
,01/11 WITA karakteristik, beratnya nyeri bekas oprasi
/2016, ( skala 0-10 ) sudah berkurang
- Skala nyeri 5 O :
- Lokasi perut kanan bawah bekas - Klien tampak
operasi sering duduk

- Terasa perih - Wajah klien tampak

2. mendorong ambulasi dini rileks


- TTV : TD : 110/70,

3. Melakukan pemeriksaan Tanda Tanda N : 75x/menit.

Vital klien RR : 20x/menit

RR : 20x/mnt, - Klien tampak pada

Nadi : 75x/mnt posisi semi fowler

TD : 120/70 mmhg A : masalah keperawatan

S : 377 0
c belum teratasi.

BB =50 kg P :Lanjutkan intervensi

4. Berikan aktivitas hiburan


Selasa 5. Melakukan perawatan luka
,01/11 - Melakukan perawatan luka setiap hari
/2016 - Luka tidak tampak oedema
6. Mengjarkan tehnik napas dalam dengan
cara mobilisasi dan menarik nafas
panjang saat bergerak
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian terapi yang di
butuhkan
- Paracetamol 3 x 1 tablet

II 10.00 1. Menjelaskan pada klien tentang proses S : Klien mengatakan


WITA terjadinya infeksi dan tanda-tanda mengerti tentang ineksi
terjadinya infeksi luka pos oprasi.
2. Melakukan perawatan luka sesuai dengan O :
prosedur yang ada - tidak ada tanda-tanda
- tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi
infeksi - K/U Lemah
- melakukan perawtan luka dengan - TTV : TD : 120/70
steril dan sesuai prosedur mmhg
3. Menjelaskan pada klien tentang cara - N : 75x/menit RR :
perawatan luka operasi. 20x/menit
4. Mengobservasi tanda-tanda vital S: 36,4
terhadap peningkatan suhu tubuh, nadi, A : masalah keperawatan
adanya pernafasan cepat dan dangkal. teratasi
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam P: Lanjutkan di
pemberian terapi hentikan
- Cefixime 2 x 500 mg

E. EVALUASI

Tanggal Jam No DX Evaluasi Paraf


selasa 10.00 I Klien mengatakn nyeri bekas operasi sudah
01/11/2016 WITA berkurang
O : - K/U baik
- Klien tampak sering duduk
- Wajah klien tampak rileks
- TTV : TD : 120/70, N : 75x/menit. RR
: 20x/menit
- Klien tampak pada posisi semi fowler
A : masalah keperawatan belum teratasi.
P :Klien Pulang
selasa 10.00 III S : Klien mengatakan mengerti tentang
01/11/2016 WITA perawatan luka pos oprasi.
O : - tidak ada tanda-tanda infeksi
- K/U Baik
- TTV : TD : 120/70 mmhg
- N : 75x/menit RR : 20x/menit
S: 36,4
A : Masalah keperawatan teratasi
P : Klien pulang

Anda mungkin juga menyukai