Anda di halaman 1dari 3

1.

Latar Belakang
Sistem pernafasan berperan dalam keseluruhan proses terjadinya pemindahan
oksigen (O2) dari atmosfer (lingkungan luar) ke dalam jaringan tubuh yang
bertujuan untuk menunjang proses metabolisme sel dan homeostatis serta
pengeluaran karbondioksida (CO2) dari jaringan tubuh ke atmosfer sebagai sisa dari
oksidasi. Proses metabolisme sel memerlukan O2 terus-menerus sebagai penghasil
energi. Sistem respirasi juga berperan dalam menjaga homeostasis kadar CO2 dan
O2 tubuh.
Sistem pernafasan merupakan hal penting pada manusia yang tersusun atas organ
yang berbeda, tidak menutup kemungkinan organ ini dapat mengalami masalah
yang bisa mengganggu proses pernafasan baik itu ringan ataupun berat. Gangguan
ini akan menyebabkan kesulitan bernapas pada penderitanya dan dalam jangka
waktu yang panjang gangguan ini akan mempengaruhi metabolisme tubuh. Sistem
pernafasan yang sering mengalami masalah dan gangguan dalam menjalankan
fungsinya disebabkan oleh infeksi baik yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Beberapa penyakit yang dapat menyerang sistem pernafasan antara lain COVID-19,
ARDS, TB Paru dan Pneumonia.
Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease-19) telah memperangis system
Pendidikan di seluruh dunia, yang mengarah ke penutupan sekolah, universitas, dan
perguruan tinggi. Pada tanggal 27 April 2020, sekitar 1,7 miliar siswa terkena
dampak sebagai respons terhadap pandemic. Menurut pemantauan UNICEF, 186
negara saat ini telah menerapkan penutupan berskala nasional dan 8 negara
menerapkan penutupan local. Hal ini berdampak pada sekitar 98.5% populasi siswa
di dunia (UNESCO, 2020). Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk
Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas Pendidikan, membuat pemerintah
dan Lembaga terkait harus menghadirkan alternative proses Pendidikan bagi peserta
didik maupun mahasiswa yang tidak bias melaksanakan proses Pendidikan pada
Lembaga Pendidikan (Purwanto et al., 2020).

Acute respiratory distress syndrome (ARDS) adalah salah satu penyakit paru
akut yang memerlukan perawatan di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dan
mempunyai angka kematian yang tinggi. Pendekatan dalam penggunaan model
ventilasi mekanis pada pasien ARDS masih kontroversial. American European
Concencus Conferensn Committee (AECC) merekomendasikan pembatasan
volume tidak dan positive end expiratory pressure (PEEP) sebagai strategi
penanganan ARDS (Tarigan, 2018).
Penyakit TB Paru merupakan penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan
oleh Mycobacterium Tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru
dengan sumber penularan adalah TB Paru BTA Positif. Sampai saat ini TB Paru
masih menjadi masalah kesehatan yang utama diberbagai Negara di dunia. World
Health Organization (WHO) memperkirakan antara tahun 2002-2020 akan ada
sekitar satu miliar manusia terinfeksi TB Paru, jika dihitung pertambahan jumlah
pasien TB Paru, akan meninggal setiap tahun. World Health Organization (WHO)
juga menyatakan bahwa 1/3 penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberculosis dan
9,6 juta orang sakit karena TB Paru, 1,5 juta orang meninggal karena TB Paru
(WHO, 2015).

Jumlah kasus baru TB Paru di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun
2017. Berdasarkan prevalensi tuberculosis, prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih
tinggi dibandingkan pada perempuan, berdasarkan survey prvalensi tuberculosis
2013-2014, prevalensi TB Paru dengan konfirmasi bakteriologis di Indonesia
sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun keatas dan prevalensi TB
Paru BTA Positif sebesar 257 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun keatas
(Kemenkes, 2014).

Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim
paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri ,virus,jamur dan
parasite (PDPI, 2014). Peradangan pada paru yang disebabkan oleh
Mycrobacterium Tuberculosis tidak dikategorikan kedalam pneumonia (Dahlan,
2014). Pneumonia yaitu peradangan paru yang menyebabkan nyeri saat bernafas
dan keterbatasan intake oksigen. Pneumonia dapat disebarkan dengan berbagai cara
antara lain pada saat batuk dan bersin (WHO, 2014). Pneumonia adalah
penumpukan sputum pada saluran pernapasan, pasien dapat memproduksi banyak
mucus dan pengentalan cairan alveolar, peningkatan produksi sputum ini yang akan
menyebabkan gannguan kebersihan jalan napas. Apabila kebersihan jalan napas
terganggu maka menghambat pemenuhan suplai oksigen ke otak ke sel-sel
diseluruh tubuh. Jika dibiarkan dalam waktu yang lama akan menyebabkan
hipoksemia lalu berkembang menjadi hipoksia berat dan penurunan kesadaran
(Purnama, 2016), karena inilah penderita pneumonia bias meninggal (Misbadiarly,
2008).

Pneumonia merupakan penyakit yang banyak terjadi yang menginfeksi kira-kira


450 jiwa orang pertahun dan terjadi diseluruh penjuru dunia. Penyakit ini
merupakan penyebab utama kematian pada semua kelompok yang menyebabkan
jutaan kematian (7% dari kematian total dunia) setiap tahun. Angka ini paling
besar terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari lima tahun, dan dewasa yang
berusia lebih dari 75 tahun (langke, dkk, 2016).

Anda mungkin juga menyukai