Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAULUAN

HIPERTENSI

RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN

Oleh:

AHMAD HANAFI HS
NPM. 1814401110002

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2018/2019
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Ahmad Hanafi Hs


NPM : 1814401110002
Ruangan/Rumah Sakit : Paviliun Ibnu Sina / Islam Banjarmasin
Judul Laporan Pendahuluan : Hipertensi
Judul Asuhan Keperawatan : Hipertensi

Telah menyelesaikan semua laporan PKK Stase Pengantar Keperawatan Dasar di


ruangan tersebut.

Banjarmasin, 2019

Mahasiswa

( Ahmad Hanafi Hs )

Menyetujui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(………………………………..) (……………………………..)
LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. Konsep Penyakit

1.1 Anatomi

1.1.1 Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas
kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang
intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
1.1.1.1 Atas : pembuluh darah besar
1.1.1.2 Bawah : diafragma
1.1.1.3 Setiap sisi : paru
1.1.1.4 Belakang : aorta desendens , oesophagus , columna vertebralis

1.1.2 Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ.
Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan
elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah
yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ),
arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah
yang disampaikan pada suatu organ).
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari
jantung ke jaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm(1 inci) memiliki
banyak sekali cabang yang pada gilirannya tebagi lagi menjadi pembuluh
yang lebih kecil yaitu arteri dan arteriol, yang berukuran 4mm (0,16 inci)
saat mereka mencapai jaringan. Arteriol mempunyai diameter yang lebih
kecil kira-kira 30 µm. Fungsi arteri menditribusikan darah teroksigenasi
dari sisi kiri jantung ke jaringan. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat
dan tebal tetapi sifatnya elastic yang terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1.1.2.1 Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan
dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
1.1.2.2 Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang
sifatnya elastic dan termasuk otot polos
1.1.2.3 Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri
dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri

1.1.3 Pembuluh darah utama dan kapiler


Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan
langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah
kecil yang membuka pembuluh darah utama.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Dindingnya terdiri
dari suatu lapisan endotel. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Fungsinya
mengambil hasil-hasil dari kelenjar, menyaring darah yang terdapat di
ginjal, menyerap zat makanan yang terdapat di usus, alat penghubung
antara pembuluh darah arteri dan vena.

1.1.4 Vena dan venul

Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk
oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan
secara sempurna satu sama lain.
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atau
alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Vena yang ukurannya besar seperti
vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang yang
lebih kecil disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler. Fungsi vena
membawa darah kotor kecuali vena pulmonalis, mempunyai dinding tipis,
mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang mengarah ke jantung.
1.1.5 Darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan intraseluler
adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur – unsur
padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira
merupakan satu perdua belas berat badan atau kira – kira 5 iter. Sekitar 55
persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah.
Angka ini dinyatakan dalam niali hematokrit atau volume sel darah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47 (C. Pearce Evelyn, 2013)

1.2 Fisiologi

Tekanan darah berasal dari mekanisme pompa jantung yang mendorong


sejumlah volume darah dengan tekanan yang tinggi agar darah sampai
keseluruh organ tubuh melalui pembuluh darah.

Tekanan darah merupakan salah satu parameter, hemodinamik yang sederhana


dan mudah dilakukan pengukurannya. Hemodinamik adalah suatu keadaan
dimana tekanan darah, aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau
pertukaran 0₂ di jaringan tubuh. Tinggi nya tekanan darah di tentukan oleh
jumlah darah yang di pompakan ke jantung (curah) dan diameter darah
(resitensi perifer). Mekanisme bagian mana hipertensi menimbulkan
kelumpuhan atau kematian berkaitan langsung dengan pengaruhnya pada
jantung dan pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah sistolik
meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari vertikel kiri
akibatnya jantung terlampau dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung
semakin terancam oleh semakin pecahnya oleroklerosis coroner, sehingga
suplai oksigen miokardium berkurang dan kebutuhan miokardium akan
oksigen meningkat akibat hipertropi ventrikel dan beban kerja miokardium
akan oksigen meningkat akibat ventrikel dan beban kerja jantung meningkat
sehingga menyebabkan anging atau infrak miokardium.

1.3 Definisi Penyakit


Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih.
Hipertensi adalah faktor resiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler
aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi
menimbulkan risiko morbiditas atau mortalitas dini, yang meningkat saat
tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat. (Smet, Bart.2014)

1.4 Etiologi
1.4.1 Usia
Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi
pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden
penyakit arteri dan kematian premature.
1.4.2 Jenis kelamin
Berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi
daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita
mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada
wanita lebih tinggi.
1.4.3 Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada
yang berkulit putih.
1.4.4 Pola hidup
Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup
pasien telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat
pendidikan rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress
agaknya berhubungan dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi.
Obesitas juga dipandang sebagai faktor resiko utama. Merokok
dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit
arteri koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor
faktor utama untuk perkembangan arterosklerosis yang berhubungan
dengan hipertensi.

1.5 Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang ditemukan pada penderita hipertensi yaitu :
1.5.1 Sakit kepala
1.5.2 jantung berdebar-debar
1.5.3 Sulit bernapas setelah bekerja keras
1.5.4 Mudah lelah
1.5.5 Penglihatan kabur
1.5.6 Sering buang air kecil terutama dimalam hari
1.5.7 mual, muntah
1.5.8 Rasa berat ditengkuk
1.5.9 Mudah marah

1.6 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak


dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi
sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk
pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2014)

1.7 Patway

(Nanda NIC.NOC 2011)

Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk


pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer.

1.8 Pemeriksaan Penunjang


1.8.1 Hb/Ht : untuk menguji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasika faktor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
1.8.2 BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
1.8.3 Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
1.8.4 Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM.
1.8.5 CT Scan : mengkaji adanya tumor serebral, encelopati.
1.8.6 EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
1.8.7 IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
1.8.8 Foto dada : menunjukkan distruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.

1.9 Penatalaksanaan
Tujuan setiap program terapi adalah untuk mencegah kematian dan komplikasi
dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada atau kurang
dari 140/90 mmHg. (Johnson, M., et all. 2010)
1.9.1 Terapi non farmakologis mencakup
1.9.1.1 Mengendalikan berat badan
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan di
anjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas normal.
1.9.1.2 Pembatasan asupan garam
Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium
atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan
kalsium, magnesium dan kalium yang cukup)
1.9.1.3 Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena
asap rokok diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ
dan dapat meningkatkan kerja jantung.
1.9.1.4 Mengurangi atau berhenti minum minuman beralkohol

1.9.2 Terapi farmakologis


1.9.2.1 Penghambat saraf simpatis
Golongan ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis
sehingga mencegah naiknya tekanan darah. Contohnya: Metildopa
250 mg (medopa, dopamet), klonidin 0,075 mg (catapres) dan
reserprin 0.1 & 0,25 mg (serpasil, Resapin).
1.9.2.2 Beta Bloker
Bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung sehingga pada
gilirannya menurunkan tekanan darah. Contoh: propanotol 10 mg
atau bisoprolol 2,5 & 5 mg (concor).

B. Rencana Asuhan Keperawatan


1.1 Pengkajian
Meliputi nama, umur(kebanyakan terjadi pada usia  tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register dan diagnosis medis.
1.1.1  Riwayat Keperawatan

1.1.1.1 Keluhan utama


Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan adalah sakit kepala disertai rasa berat di tengkuk,
sakit kepala berdenyut.
1.1.1.2 Riwayat kesehatan sekarang
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak
menimbulkan gejala. Gejala yang dimaksud adalah sakit di
kepala, pendarahan di hidung, pusing, wajah kemerahan,
dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada penderita
hipertensi. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
di obati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, muntah,
sesak napas, pandangan menjadi kabur, yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma.
1.1.1.3 Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes militus,
penyakit ginjal, obesitas, hiperkolesterol, adanya riwayat
merokok, penggunaan alcohol dan penggunaan obat
kontrasepsi oral, dan lain-lain.
1.1.1.4 Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.

1.1.2 Pemeriksaan Fisik


1.1.2.1 Sirkulasi
Gejala : riwayat TD, hipotensi postural, takikardi,
perubahan warna kulit, suhu  dingin.
1.1.2.2 Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas,
depresi, euphoria, faktor stress multiple
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, peyempitan
kontineu perhatian, tangisan yang meledak, otot muka
tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
1.1.2.3 Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
1.1.2.4 Makanan/Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup
makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
1.1.2.5 Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala,
berdenyut sakit kepala, berdenyut, gangguan
penglihatan, episode epistaksis
Tanda : Perubahan orientasi, penurunan kekuatan
genggaman, perubahan retinal optik
1.1.2.6 Nyeri/ Ketidaknyamanan
Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit
kepala oksipital berat, nyeri abdomen
1.1.2.7 Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea,
ortopnea, dispnea nocyural proksimal, batuk dengan atau
tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi / penggunaan otot aksesoris
pernapasan, bunyi napas tambahan, sianosis
1.1.2.8 Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi
postural
1.1.2.9 Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga : hipertensi, aterosklerosis,
penyakit jantung, DM, penyakit ginjal, factor resiko etnik :
penggunaan pil KB atau hormone.

1.1.3 Pemeriksaan Penunjang


1.1.3.1 Hb/Ht : untuk menguji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasika
faktor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
1.1.3.2 BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang
perfusi / fungsi ginjal.
1.1.3.3 Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus
hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar
ketokolamin.
1.1.3.4 Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan
disfungsi ginjal dan ada DM.
1.1.3.5 CT Scan : mengkaji adanya tumor serebral, encelopati.
1.1.3.6 EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.
1.1.3.7 IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti :
Batu ginjal, perbaikan ginjal.
1.1.3.8 Foto dada : menunjukkan distruksi klasifikasi pada area
katup, pembesaran jantung.
1.2 Diagnosa Keperawatan
1.2.1 Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan Afterloadvasokontriksi.
1.2.2 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
1.2.3 Nyeri akut, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler cerebral.
1.2.4 Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kebutuhan metabolik pola hidup menotong.
1.2.5 Koping individu tidak efektif berhubungan dengan krisis
situasional.
1.2.6 Kurang pengetahuan mengenai kondisi, rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan atau daya ingat.

1.3 Intervensi keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Dx Keperawatan
1 Resiko tinggi Penurunan 1. Observasi 1. Perbandingan dari
penurunan curah curah jantung tanda-tanda tekanan yang
jantung tidak terjadi vital tiap hari, meningkat adalah
terutama gambaran dari
berhubungan
tekanan darah. keterlibatan
dengan 2. Observasi vaskuler
peningkatan warna kulit, 2. Hal-hal tersebut
Afterloadvasokontr kelembapan mengidentifikasi-
iksi dan suhu kan adanya
3. Catat adanya dekompensasi/pen
edema umum/ urunan curah
tertentu jantung
4. Beri posisi 3. Dapat
yang nyaman ; mengidentifikasik
meninggikan an gagal jantung,
kepala tempat kerusakan ginjal
tidur dan vaskuler
5. Anjurkan 4. penurunan resiko
teknik peningkatan
relaksasi ;tarik intrakranial
napas dalam 5. memberikan
6. Kolaborasi kenyamanan dan
Pemberian memaksimalkan
diuretik ekspansi paru
Vasodilator 6. mengurangi beban
Pembatasan jantung.
cairan dan diet
Na
2 Intoleransi aktivitas Aktivitas 1. Kaji respon 1. Menetukan pilihan
berhubungan klien tidak klien terhadap intervensi
dengan kelemahan terganggu aktivitas. selanjutnya
2. Mengetahui
umum dengan 2. Observasi
parameter
kriteria hasil tanda-tanda membantu dan
Peningkatan vital mengkaji respon
dalam 3. Observasi fisiologi terhadap
toleransi adanya nyeri aktivitas
aktivitas dada, pusing 3. bila terjadi
Tanda vital keletihan dan indikator,
keletihan kerja
dalam batas pingsan.
yang berkaitan
normal 4. Ajarkan cara dengan tingkat
penghematan aktivitas
energi 4. membantu
5. Berikan keseimbangan
dorongan antara suplai dan
untuk kebutuhan O2
5. kemajuan aktivitas
melakukan
terhadap
aktivitas. mencegah
meningkatnya
kerja jantung tiba-
tiba.
3 Gangguan rasa Klien merasa 1. Mempertahan 1. meminimalkan
nyaman : sakit nyaman kan tirah stimulasi/meningk
kepala baring selama atkan reabsorpsi
fase akut. 2. tindakan yang
berhubungan
2. Berikan menurunkan
dengan kompres tekanan vaskuler
peningkatan dingin, ajarkan serebral dan
tekanan vaskuler teknik memblok respon
serebral relaksasi simpatis efektif
3. Beri dan
penjelasan menghilangkan
cara untuk sakit kepala.
meminimalkan 3. aktivitas yang
aktivitas meningkatkan
vasokontrisi vasokontriksi
4. Bantu pasien menyebabkan
dalam sakit kepala.
ambulansi 4. pening/pusing
sesuai selalu berkaitan
kebutuhan dengan sakit
5. Kolaborasi kepala
dalam
pemberian
analgesikom
dan penenang

4 Perubahan nutrisi Perubahan 1. Kaji 1. kegemuakn adalah


lebih dari nutrisi lebih pemahaman resiko tambahan
kebutuhan tubuh dari pasien tentang pada tekanan
berhubungan kebutuhan hubungan darah tinggi
antara 2. menetukan pilihan
dengan masukan tubuh teratasi
kegemukan intervensi lebih
berlebihan dan hipertensi banyak
sehubungan dengan 2. Kaji masukan 3. makanan seperti
kebutuhan kalori harian tinggi garam,
metabolik dan pilihan lemak dan gula
diet menunjang
3. Bicarakan/disk terjadinya
usikan aterosklerosis dan
pentingnya kegemukan yang
menurunkan menyebabkan
masukan predisposisi
kalori dan hipertensi
batasi 4. mengenai
masukan pemasukan hidrasi
garam lemak klien dengan
dan gula adanya
sesuai indikasi peningkatan/penur
4. Timbang berat unan Hipertensi
badan tiap hari 5. memberikan
5. Rujuk ke ahli konseling dan
gizi sesuai bantuan dengan
indikasi. memenuhi diit
individu.
5 Koping individu Mengidentifi 1. Kaji 1. mekanisme adaptif
tidak efektif kasi perilaku keefektifan perlu untuk
berhubungan koping srategi koping mengubah pola
dengan hidup seseorang,
dengan krisis efektif dan
mengobservasi mengatasi
situasional konsekuensin perilaku hipertensi
ya misalnya kronik,dan
kemampuan mengitegrasikan
menyatakan terapi yang
perasaan dan diharuskan ke
perhatian, dalam kehidupan
keinginan sehari-hari
berpartisipasi 2. manifestasi
dalam rencana mekanisme koping
pengobatan. maladaktif
2. Catat laporan mungkin
gangguan merupakan
tidur, indikator marah
peningkatan yang ditekan dan
keletihan, diketahui telah
kerusakan menjadi penentu
konsentrasi, utama tekanan
peka darah diastolik.
rangsang,penu 3. pengenalan
runan toleransi terhadap stresor
sakit kepala, adalah langkah
ketidak pertama dalam
mampuan mengubah respon
untuk seseorang
mengatasi/ terhadap stresor.
menyelesaikan 4. keterlibatan
masalah memberikan
3. Bantu pasien pasien perasaan
untuk kontrol diri yang
mengidentifik berkelanjutan,
asi stressor memperbaiki
spesifik dan ke keterampilan
mungkinan koping dan dapat
strategi untuk meningkatkan
mengatasinya kerja sama dalam
4. Libatkan regimen
pasien dalam terapeutik.
perencanaan
perawatan dan
beri dorongan
partisipasi
maksimum
dalam rencana
pengobatan.
6 Kurang Agar pasien 1. Tetapkan dan 1. memberikan
pengetahuan mengetahui nyatakan batas dasar untuk
mengenai kondisi, kondisi serta tekanan darah pemahaman
rencana rencana normal. tentang
pengobatan pengobatan Jelaskan peningkatan
berhubungan tentang tekanan darah
dengan kurang hipertensi dan dan
pengetahuan atau efeknya pada mengklarifika
daya ingat jantung, sikan istilah
pembuluh medis yang
darah ginjal sering di
dan otak gunakan.
2. Hindari Pemahaman
mengatakan bahwa
tekanan darah tekanan darah
normal dan tinggi dapat
gunakan istilah terjadi tanpa
terkontrol gejalah ini
dengan baik adalah untuk
saat memungkinka
menggambarka n pasien untuk
n tekanan melanjutkan
darah pasien pengobatan
dalam batas meskipun
yang di ketika merasa
inginkan. sehat
3. Bantu pasien 2. karena
untuk pengobatan
mengidentifika untuk
si faktor-faktor hipertensi
resiko adalah
kardiovaskuler sepanjang
yang dapat di kehidupan,
ubah misalnya maka dengan
obesitas, diet penyampaian
tinggi lemak ide terkontrol
jenuh, akan
kolesterol, pola membantu
hidup pasien untuk
monoton, memahami
merokok dan kebutuhan
minum alkohol untuk
4. Bahas melanjutkan
pentingnya pengobatan /
menghentikan medikasi.
merokok dan 3. faktor-faktor
bantu pasien resiko ini telah
membuatkan menunjukkan
rencana dalam hubungan
menghentikan dalam
merokok menunjang
5. Sarankan hipertensi dan
pasien untuk penyakit
sering kardiovaskuler
mengubah t serta ginjal
posisi,olah 4. nikotin dapat
raga kaki saat meningkatkan
berbaring katekolamin,
mengakibatka
n peningkatan
frekuensi
jantung
jantung, TD,
dan
vasokontriksi,
mengurangi
oksigenasi
jaringan dan
meningkatkan
beban kerja
miokardium.
5. menurunkan
bendungan
vena perifer
yang dapat di
timbulkan
oleh
vasodilator
dan
duduk/berdiri
terlalu lama.

DAFTAR PUSTAKA

C. Pearce Evelyn, 2013; Anatomi dan fisiologi; Jakarta : CV Prima Grafika :

Brunner & Suddarth, 2014 ;Keperawatan Medikal bedah edisi 12; Jakarta : EGC

Aplikasi Asuhan Keperawatan . NANDA NIC NOC Jilid 1, Tahun 2011

Johnson, M., et all. 2010. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River.
Imam, S Dkk.2011. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang.
Smet, Bart.2014 Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai