Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN

DI RUANG ARJUNA RSUD SANJIWANI

OLEH :

Luh Made Mas Swandewi (P07120217014)


G.A.A Divasya Sasmayaswari (P07120217015)
I Gusti Ayu Intan Setyari (P07120217016)
Ni Wayan Lita Perdani (P07120217017)
Luh Gede Sumiari (P07120217018)
Ayu Dyah Kusumadewi W. (P07120217019)

TINGKAT 3.A/SEMESTER VI
S.Tr. KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik ini tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan
dalam Keperawatan. Adapun makalah ini mengenai Laporan Praktik Manajemen di Ruang
Arjuna RSUD Sanjiwani.

Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan laopran ini, terutama kepada Ibu
Dosen serta teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka kami dengan senang hati
menerima kritik serta saran-saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Semoga hasil dari penyusunan laporan ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa/mahasiswi S.Tr Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Denpasar.

Akhir kata, melalui kesempatan ini kami penyusun mengucapkan terimakasih.

Denpasar, 19 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................iii

I - HASIL PRAKTIK

1. Gambaran Umum Lokasi Praktik atau Ruangan........................................................1


2. Hasil Pengkajian (Man, Money, Material, Marketing, Method)................................5
3. Perencanaan..............................................................................................................19
4. Pengorganisasian.......................................................................................................27
5. Pengarahan................................................................................................................31
6. Pengawasan...............................................................................................................46
7. Analisis SWOT.........................................................................................................49
8. Masalah dan Solusi...................................................................................................50

II – KESIMPULAN.............................................................................................................52

III – SARAN.........................................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Pelayanan Keperawatan

Rawat Inap Ruang Arjuna RSUD Sanjiwani Gianyar........................................54

iii
LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN

DI RUANG ARJUNA RSUD SANJIWANI

I. HASIL PRAKTIK
1. GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK ATAU RUANGAN
A. Gambaran Umum RSUD Sanjiwani Gianyar

Secara historis Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani, berdiri pada tahun
1955 di Jalan Ngurah Rai, tepatnya pada lokasi Kantor Bupati Kepala Daerah
Tingkat II Gianyar. Awalnya hanya sebuah Poliklinik, dengan kondisi bangunan
yang sangat sederhana, peralatan minim, dan ketenagaan jauh dari memadai. Pada
tahun 1961 pindah lokasi ke Jalan Ciung Wanara Nomor 2 Gianyar, dengan
kondisi yang tidak jauh berbeda dari masa sebelumnya. Bangunan Poliklinik
sederhana 1 buah, ditambah 2 buah bangunan bangsal. Ketenagaan terdiri dari 1
orang dokter yang merangkap tugas pada Rumah Sakit Bangli, Klungkung, dan
Karangasem, 3 orang  Bidan, 4 orang tenaga penjaga Rumah Sakit (Pos) dan 2
orang tenaga bangsal.

Seiring dengan kemajuan perkembangan pembangunan yang dicanangkan


oleh Pemerintah Orde Baru, maka secara perlahan - lahan Rumah Sakit Gianyar
pun mengalami kemajuan. Perkembangan yang cukup berarti dirasakan sejak dasa
warsa tahun 70-an. Dana Operasional Rumah Sakit dari Pemerintah semakin
meningkat, tenaga bertambah, fasilitas semakin lengkap yang secara
keseluruhannya memungkinkan untuk berkembang lebih lanjut seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan dikeluarkannya
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 207/MENKES/SK/
II/1993, Tanggal 26 Februari 1993 Tentang Persetujuan Peningkatan Kelas
Rumah Sakit Umum Kabupaten  Daerah Tingkat II Gianyar, dari Kelas D menjadi
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C, Keputusan ini ditindaklanjuti
dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali No. 307 Tahun 1994,
Tanggal 15 Juli 1994, Tentang Penetapan dan Peningkatan Kelas Rumah Sakit
Umum Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar Kelas D menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah Kelas C. Dalam Keputusan tersebut belum bersifat mengatur

1
manajemen Rumah Sakit. Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Rumah Sakit
baru diatur dengan Keputusan Bupati  Kepala  Daerah Tingkat II Gianyar  No.
579 Tahun 1994  Tanggal, 7 Nopember 1994.

Pengisian jabatan struktural baru dapat dilakukan pada tahun 1996 tepatnya 12
Maret 1996. Dengan demikian perkembangan secara organisasi menunjukkan
semakin mantap dan pengisian jabatan  struktural secara lengkap dan menganut
pola maksimal sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Gianyar Nomor 28 Tahun 1997 tanggal, 4  Desember  1997 tentang Pembentukan
Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar.Berdasarkan Perda  Nomor 28 Tahun 1997
tersebut, tercantum nama Rumah Sakit  yaitu  “Rumah Sakit Umum Daerah
Sanjiwani“ Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar.

Berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2001 tanggal 5 Januari 2001 tentang


Pembentukan Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Sanjiwani Kabupaten Gianyar. Mengingat perkembangan dan peningkatan
jangkauan pelayanan Rumah Sakit semakin pesat maka RSUD Sanjiwani
Kab.Gianyar diusulkan menjadi Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan.
Berdasarkan Keputusan DPRD Kabupaten Gianyar  Nomor 11 Tahun  2001
tanggal 3 Agustus  2001  tentang  Penetapan Persetujuan DPRD Kab.Gianyar
terhadap peningkatan kelas RSUD Sanjiwani Kab.Gianyar  dari kelas C  ke kelas 
B Non Pendidikan. Berdasarkan  Surat Keputusan Menteri Kesehatan  Republik
Indonesia  Nomor 41/Menkes/SK/I/2002 tanggal 21 Januari 2002  tentang 
Peningkatan Kelas RSUD Sanjiwani milik Pemerintah Kabupaten Gianyar,  dari
kelas  C  menjadi kelas  B  Non  Pendidikan. Berdasarkan  Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia tersebut di atas dan untuk
mengoperasionalkan RSUD Sanjiwani Kab.Gianyar Kelas B Non Pendidikan
maka diterbitkanlah Surat Keputusan Bupati Gianyar Nomor 51 Tahun 2002
tanggal  12 Februari  2002  tentang  Penetapan  RSUD Sanjiwani Kab.Gianyar
menjadi Kelas B Non Pendidikan, sedangkan struktur organisasi dan tata kerja
Rumah Sakit mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Sanjiwani Kabupaten Gianyar. Mengingat Peresmian RSUD Sanjiwani menjadi
kelas B Non Pendidikan yang dilaksanakan tanggal 18 Februari tahun 2002 oleh

2
Bapak Bupati Gianyar, maka peristiwa bersejarah ini setiap tanggal 18
Februari diperingati sebagai hari Ulang Tahun RSUD Sanjiwani Gianyar.

Pada tahun 2008 RSUD Sanjiwani berubah status menjadi Badan Layanan
Umum Daerah berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 56 Tahun 2008
tentang Penetapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-
BLUD) pada RSUD Sanjiwani Gianyaryang dilengkapi dengan Peraturan Bupati
Gianyar Nomor 7 tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan dan
Akuntansi RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar serta Peraturan Bupati Gianyar
Nomor 52 Tahun 2012 tentang Stándar Akuntansi Berbasis Akrual Badan
Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.

Berikut adalah layanan yang ada di RSUD Sanjiwani Gianyar: poliklinik umum,
poliklinik gigi, poliklinik geriatric, poliklinik orthopedic, poliklinik anak,
poliklinik penyakit dalam, poliklinik kebidanan / obstetric ginekologi, poliklinik
bedah, poliklinik anastesi, poliklinik laktasi & tumbuh kembang, pliklinik THT,
pliklinik mata, poliklinik kulit dan kelamin, poliklinik gizi, poliklinik penyakit
jiwa, poliklinik paru, poliklinik jantung, laboratorium, instalasi rehabilitasi
medik/fisioterapi, pelayanan insatalasi gawat darurat (IGD), pelayanan instalasi
bedah sentral (IBS), pelayanan rawat inap, farmasi, radiologi, cek laboratorium,
IPSRS, binatu, CSSD, dan kamar jenazah.

B. Visi dan Misi RSUD Sanjiwani Gianyar


a. Visi
Menjadikan RSUD Sanjiwani Bali Terdepan Dalam Pelayanan Kesehatan,
Pendidikan dan Penelitian Serta Teknologi Kesehatan Berstandar Nasional
b. Misi

1) Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu dan Tata Kelola


Manajemen Yang Efektif, Efisien Serta Akuntabel
2) Mewujudkan Proses Pendidikan dan Penelitian Di Bidang Kesehatan
3) Mewujudkan Sumber Daya Manusia Dengan Perfomance Kinerja Yang
Unggul Serta Semangat Pengabdian dan Kerjasama Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan

3
C. Motto RSUD Sanjiwani Gianyar
“SMARTS”
a. Senyum Santun

b. Memikai Aman

c. Responsif

d. Terpecaya

e. Sejahtera

D. Falsafah RSUD Sanjiwani Gianyar


Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia melalui pelayanan pendidikan
dan penelitian
E. Tujuan Strategis RSUD Sanjiwani Gianyar
Tercapainya tata kelola rumah sakit yang berhasil guna dan berdaya guna dalam
rangka mewujudkan pelayanan rumah sakit yang berstandar nasional agar
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
F. Tugas Pokok RSUD Sanjiwani Gianyar
RSUD Sanjiwani mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripuma dengan upaya penyembuhan,
pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, pendidikan,
penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.
RSUD Sanjiwani sebagai Unit Organisasi bersifat fungsional dan unit
layanan yang berkerja secara provesional, menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripuma yang menyediakan pelayanana rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
G. Fungsi RSUD Sanjiwani Gianyar
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripuma tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis;
4
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
dan
d. Penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengembangan
serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan.

2. HASIL PENGKAJIAN (MAN, MONEY, MATERIAL, MARKETING,


METHOD)
A. Man
1) Struktur Organisasi
Struktur organisasi Rumah Sakit untuk Ruang Arjuna RSUD Sanjiwani Gianyar
terdiri dari Kepala Ruangan, Wakil Kepala Ruangan, 3 Perawat Primer (PP) dengan
masing-masing Perawat Primer mempunyai beberapa Perawat Associate (PA).
Struktur organisasi tersebut sudah lengkap dengan uraian tugas, fungsi kewajiban,
tanggung jawab serta hubungan kerja dengan unit lain untuk menyelenggarakan
pelayanan keperawatan.
Ruang Arjuna dipimpin oleh Kepala Ruangan dengan latar belakang pendidikan
DIII Keperawatan, dalam pemberian asuhan keperawatan, sifatnya dibagi menjadi 3
PP. Setiap PP terdiri dari 4-3 PA. Disamping itu Ruang Arjuna juga mempunyai 1
orang pegawai administrasi dan 3 orang cleaning service. PP 1 bertanggungjawab di
ruang 1-3, PP 2 bertanggungjawab di ruang 4-5, dan PP 3 bertanggungjawab ruang 6-
7 (Struktur organisasi terlampir).

a) Identitas Tenaga Perawat

No Nama/NIP Pendidika Tahun Golongan Tugas


n

1. Ni Putu Rusmiathi, DIII KEP III D KARU


A.Md.Kep
NIP. 196512311985032040

2. I Nyoman Sura Atmaja, S1 KEP 2011 IV A WAKARU

5
S.Kep
NIP. 197010211994031002

3. Ni Nyoman Ratna Parmita DIII KEP 1997 III B PP 1


Sari, A.Md.Kep
NIP. 198106242007012014

4. Ni Made Rini, A.Md. Kep DIII KEP Kontrak PA

5. Arya Cadu Suputra, S.Kep S1 KEP 2011 PA


NIP. 198001012005011024

6. Ni Kadek Ayu Sri Astuti, S1 KEP 2010 III B PA


S.Kep
NIP. 198701212010012012

7. Ni Wayan Ita Sumariani, DIII KEP 2008 Kontrak PA


A.md.Kep

8. Gusti Agung Sri Yuni DIII KEP 2007 III A PP 2


Antari, A.md.Kep
NIP. 198106242007012014

9. I Made Sudarsana, DIII KEP PA


A.md.Kep
NIP. 197310241998031006

10. Gst. Ayu Sri Mudawati, DIII KEP 2006 III A PA


A.Md.Kep
NIP.
19760109012000032005

11. Putu Novi Sulasni, A.Md. DIII KEB PA


Keb

12. Desak Putu Sukma DIII KEP 2011 Kontrak PA


Budilantari, A.Md.Kep

13. Ns. Ni Made Sukasanti, S1 KEP 2011 III B PP 3


S.Kep
NIP. 198301262005012003

14. Nengah Muliati, A.Md.Kep DIII KEP 2006 III A PA

6
NIP. 197807252006042027

15. Ni Luh Artini, A.Md.Kep DIII KEP 2006 III D PA


NIP. 1980032006042012

16. Ni Made Darmayanthi, DIII KEP 2006 III D PA


A.Md.Kep
NIP. 198107052006042045

b) Tenaga Non-Keperawatan

No. Kualifikasi Jumlah Jenis

1. Cleaning service 3 orang SMA


2. Ahli gizi 1 orang SMA
3. Administrasi 1 orang D-III
Keperawatan

c) Tenaga Medis

No. Kualifikasi Jumlah

1 Dokter interna 3

2 Dokter umum 3

d) Tenaga Mahasiswa/Mahasiswa Praktik

No Kualifikasi Jumlah

1. Mahasiswa program studi Sarjana Keperawatan 6 orang


2) Tingk
Politeknik Kesehatan Denpasar
a t

Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat

7
Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Dengan Metode Douglas
(1984).
No. KLASIFIKASI DAN KRITERIA

1 Minimal Care (1-2 jam)

1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti


pakaian dan minum.
2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
3. Observasi Tanda vital setiap shift.
4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
5. Persiapan prosedur pengobatan
2 Intermediet Care (3-4 jam)

1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,


ambulasi.
2. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
3. Pengobatan lebih dari 1 kali.
4. Pakai foley kateter.
5. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
6. Pengobatan perlu prosedur.
3 Total Care (5-6 jam)

1. Dibantu segala sesuatunya.


2. Posisi diatur.
3. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
4. Pakai NG tube.
5. Terapi intravena, pakai suction.
6. Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar.

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung


pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut Douglas (1984)
Loverige dan cummings (1996) diklasifikasikan derajat ketergantungan klien
dibagi 3 kategori yaitu:

a. Perawat Minimal : 1-2 jam / 24 jam

8
b. Perawat Intermediet / Partial : 3-4 jam / 24 jam
c. Perawat Total : 5-6 jam / 24 jam

3) Ketentuan Pengaturan Jadwal


1. Menggunakan rota penugasan Continuas Shift System PP SS L MM
2. Semua petugas shift diatur pola siklus
3. Penjadwalan siklus harus menunjukkan keseimbangan antara kebutuhan institusi
akan tenaga dan kebutuhan rekreasi karyawan
4. Penjadwalan siklus harus mencakup hari kerja secara merata, serta jam kerja yang
adil
5. Bila jadwal sudah dibuat, penyimpangan hanya dapat dilakukan melalui permohonan
tertulis
6. Metode yang dipergunakan harus dikenal dan dipahami sebelum diterangkan
7. Jumlah tenaga tiap shift disesuaikan dengan kebutuhan ruangan, aktivitas dan
jumlah pasien
8. Jadwal dibuat tiap bulan, disosialisasikan selambat-lambatnya satu minggu sebelum
pemberlakuan
9. Jadwal dinas menunjukkan dengan jelas tentang posisi tugas, dan kualifikasi tenaga
dengan mencantumkan: nama, nip, golongan, pendidikan, tahun tamat dan posisi
tugas sesuai metode penugasan.
10. Jadwal ditandatangani oleh kepala ruangan sebagai aspek legal
4) Ketentuan pemberian libur dan cuti
1. Pemberian libur menggunakan pola 6 hari kerja
2. Menggunakan ketentusn jam kerja PNS yaitu 37,5 jam/minggu
3. Jam kerja shift diatur dengan pola 6 jam pagi, 6 jam sore dan 12 jam malam
4. Perhitungan jam kerja dihitung dengan rata-rata jam kerja perminggu dalam satu kali
putaran continous shift system yaitu:
Mg Ke Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

I P P S S L M M

II L L P P S S L

III M M L L P P S

IV S L M M L L P

I P S S L M M L

9
II L P P S S L M

III M L L P P S S

IV L M M L L P P

 Dengan persentase kerja:


1. Pagi: 46%
2. Sore: 24%
3. Malam: 30%
 Dari tabel di atas diperoleh perhitungan sebagai berikut.
1. Rata-rata jam kerja dalam seminggu: 336/8= 42 jam
2. Rata-rata hari kerja perbulan untuk pola 6 hari kerja = 25 hari
3. Rata-rata jam kerja per hari = 37,5 / 6 = 6,25

5) Ketentuan Tukar Jaga


1. Tukar jaga dilakukan secara tertulis pada buku tukar jaga, ditandatangani oleh kedua
pihak dilengkapi dengan alasan tukar jaga, disetujui oleh kepala ruangan
2. Pertukaran jaga hanya diperkenankan pada posisi yang sama sesuai model
penugasan atau atas kebijakan kepala ruangan

B. Money
1. Anggaran Pemasukan
Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari
APBD Kabupaten dan provinsi. Pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS kesehatan,
sedangkan sisanya dari ASKES PNS, Jamsostek, Askes swasta dan umum (biaya sendiri).
2. Anggaran Pengeluaran
Untuk pengeluaran ada perencanaan pengeluaran seperti untuk :
a. Anggaran pengembangan program: tidak terdapat anggaran pengembangan program
perbulan yang dianggarkan ke ruangan.
b. Gaji dan Tunjangan
3. Anggaran biaya pemeliharaan barang: biaya pemeliharaan sebesar Rp. 5.000.000

10
C. Material
A. Peralatan dan Fasilitas
Fasilitas
1) Tempat tidur : 30 buah
2) Kasur : 30 buah
3) Bantal : 30 buah
4) Kipas angin : 8 buah
5) Jam dinding : 1 buah
6) Meja kantor : 3 buah
7) Kursi kantor : 3 buah
8) Meja pasien/tamu : 12 buah
9) Kursi pasien : 30 buah
10) Lemari pasien : 30 buah
11) Lemari obat : 1 buah
12) Lemari alat tenun : 1 buah
13) Tempat jemuran : 12 buah
14) Tong sampah pasien : 12 buah
15) Tong sampah medis : 2 buah
16) Tong sampah non-medis : 3 buah
17) Kursi kecil : 20 buah
18) Meja kabinet : 1 buah
19) Kursi panjang : 2 buah
20) Meja caunter : 1 buah
21) TV : 1 buah
22) AC : 1 buah
23) Troli makan :-
24) Keset : 24 buah
25) Kompor : 1 buah
26) Gayung : 12 buah
27) Sapu : 2 buah
28) Serok sampah : 2 buah
29) Komputer : 1 buah
30) Meja visite : 1 buah
31) Kulkas : 1 buah
11
32) Pesawat telepon : 1 buah
33) Troli injeksi : 1 buah

Alat Medik

Jumlah Yang
No Nama Barang Kondisi
Tersedia

1. Stetoskop 4 Baik

2. Tromol besar 1 Baik

3. Tromol kecil 1 Baik

4. Kupet kecil 3 Baik

5. Kupet besar 1 Baik

6. Bengkok 2 Baik

7. Termometer air raksa 3 Baik

8. Korentang 1 Baik

9. Gunting vergand - Baik

10. Urinal 13 Baik

11. Pispot 15 Baik

12. Sterilisator - Baik

13. Manometer 8 Baik

14. Punduscope 1 Baik

15. Pinset anatomis 4 Baik

16. Pinset cirurgis 4 Baik

17. Cucing kecil 4 Baik

18. Nebulizer 1 Baik

12
19. Selang O2 8 Baik

20. Masker O2 2 Baik

21. Gunting lancip 1 Baik

22. Hammer 1 Baik

23. Brancard 1 Baik

24. Kursi roda 1 Baik

25. Troli injeksi 3 Baik

26. EKG 1 Baik

27. Blass spuit 1 Baik

28. Ampubag 1 Baik

29. Set bedah minor 1 Baik

30. Gunting jaringan 3 Baik

31. Gunting Aff Healting 1 Baik

32. Irigator 1 Baik

33. Tensimeter 3 Baik

34. Standard O2 1 Baik

35. Standard infus 19 Baik

36. Senter 1 Baik

37. Blood warmer 1 Baik

38. Penlight 1 Baik

39. Tong spatel 1 Baik

Alat Tenun

13
1) Laken : 85 buah
2) Stik laken : 42 buah
3) Sarung bantal : 79 buah
4) Perlak hijau : 36 buah
5) Selimut wol : 44 buah
6) Sketsel : 14 buah
7) Taplak meja : 19 buah
8) Gorden : 46 buah
9) Perlak putih : -
10) Selimut lurik : 10 buah
11) Handuk cuci tangan : 5 buah

Administrasi Penunjang

1) Buku Injeksi

2) Lembar Observasi

3) Lembar Dokumentasi

4) Buku TTV

5) Buku Timbang Terima

6) SOP (Standart Operasional Prosedur)

7) SAK (Standart Asuhan Keperawatan)

8) SPM (Standart Pelayanan Minimal)

9) Buku Makanan

10) Buku Obat

11) Buku Inventaris

12) Buku Penerimaan Darah

14
13) Buku Pasien Pulang

14) Buku Registrasi

15) Buku Wajib Baca

16) Buku Rincian pasien pindah

Ruangan

1) Ruang Arjuna terdiri dari 7 kamar rawat inap (ruang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7). Ruang
rawat inap 1 terdiri atas 6 bed perawatan, ruang 2 terdiri atas 6 bed perawatan,
ruang 3 terdiri atas 6 bed perawatan, ruang 4 terdiri atas 4 bed perawatan, ruang 5
terdiri atas 2 bed perawatan, ruang 6 terdiri atas 2 bed perawatan, ruang 7 terdiri
atas 4 bed perawatan.
2) Ruang kepala ruangan.
3) Ruang obat dan persiapan.
4) Ruang perawat.
5) Nurse station.
6) Kamar mandi di setiap ruangan.
7) Gudang
8) Dapur

D. Marketing
Ruang Arjuna merupakan salah satu ruangan bedah interna di RSUD Sanjiwani Gianyar.
Dimana untuk pemasaran ini dilakukan secara sentral yang dipegang langsung oleh bagian
Humas RSUD Sanjiwani Gianyar. Untuk pemasaran di ruang Arjuna dilakukan seperti
pengadaan leaflet, brosur, dan poster mengenai RSUD Sanjiwani Gianyar.

E. Methode
1) Penerapan Pemberian Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional (MPKP)

Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu


standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem Model Pelayanan

15
Keperawatan Profesional (MPKP). Dalam aplikasinya, RSUD Sanjiwani Gianyar
memiliki visi, misi dan motto sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan karena
jika tidak, bisa terjadi ketimpangan yang justru akan menanbah ketidakjelasan arah
pemgembangan manajemen keperawatan di masa depan. Ruangan atau bangsal sebagai
salah satu unit terkecil dari pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan tempat yang
memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan skilnya secara optimal.

Selain itu RSUD Sajiwani Gianyar juga selalu mengadakan pelatihan untuk para
perawat guna meningkatkan pengetahuan perawat ruangan tentang manajemen
keperawatan. Di ruang Arjuna memiliki berbagai administrasi penunjang yang
mendukung pemberian MPKP yaitu berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK),
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Bedasarkan hasil observasi didapatkan bahwa model asuhan keperawatan


profesional yang di gunakan di ruang Arjuna adalah model primer. Pada model primer,
perawat primer merencanakan asuhan keperawatan untuk merawat pasien selama 24
jam namun jika perawat primer tidak ada maka tanggung jawab untuk merawat pasien
akan dilimpahkan pada perawat asosiate.

Penerapan model pelaksanaan manajemen MPKP juga dapat dipengaruhi oleh


latar belakang pendidikan perawat ruangan, di ruang Arjuna terdapat 4 perawat lulusan
S1 Keperawatan, 11 perawat lulusan D3 keperawatan dan 1 bidan yang merupakan
lulusan D3 Kebidanan.

2) Penerimaan Pasien Baru


Di ruang Arjuna telah dilakukan orientasi pasien baru secara lisan dan sudah
terdapat standar operasional penerimaan pasien baru dan sudah terdapat lembar
orientasi pasien. Penerimaan pasien langsung dilakukan di ruang perawat dari perawat
UGD ke perawat ruangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat
ruangan di Arjuna terkait dengan penerimaan pasien baru sudah dilaksanakan oleh
perawat ruangan.

16
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan dimana pelaksanaan orientasi
ruangan terhadap pasien baru di ruang Arjuna sudah dilakukan dan sudah sesuai dengan
program MPKP.
3) Dokumentasi Keperawatan

Pendokumentasian yang berlaku di ruang Arjuna yaitu adalah system SOR


(Sources Oriented Record) yaitu system pendokumentasian yang berorientasi dari
berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter, perawat, ahli gizi.
Berdasarkan hasil observasi pada 34-38 status pasien, didapatkan pendokumentasian
pada status pasien (100%) telah diisi secara lengkap dan benar terbukti dari belum
diisinya lembar askep, format pengkajian dan masalah keperawatan yang semua telah
terisi dengan lengkap. Pengisian catatan perkembangan perawat (SOAP) kurang jelas,
yaitu pada poin assesment dan planning hanya ditulis “A: masalah teratasi sebagian”
dan “P: intervensi dilanjutkan”.

4) Timbang Terima
Nursalam (2007), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover
adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien
dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan
waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru,
dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya. Mekanisme laporan dikerjakan
ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses komunikasi dalam menyampaikan
informasi tentang kondisi klien saat itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk
tanggung jawab perawat kepada klien (Kerr, 2002). Informasi yang disampaikan harus
akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik.
Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift
dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung kepasien untuk vasidasi data
dan memantau kondisi pasien secara langsung.
Berdasarkan hasil observasi, timbang terima di ruang Arjuna dilakukan setiap
pergantian shift yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masing- masing shift.
Shift pagi berlangsung pukul 07.30-13.30 Wita, shift siang berlangsung pukul 13.30-
19.30 Wita, dan shift malam berlangsung pukul 19.30-07.30 Wita. Beberapa kelemahan
pelaksanaan timbang terima di ruang Arjuna adalah kadang-kadang timbang terima

17
dilaksanakan diruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien. Isi timbang terima
meliputi nama dan ruangan pasien, diagnosis medis, kondisi pasien, masalah
keperawatan, intervensi yang telah dan belum dilakukan, terapi yang di berikan, dan
semua dicatat dalam buku timbang terima, namun belum terdapat format khusus
timbang terima yang memudahkan perawat untuk melakukan timbang terima pada tiap
pergantian shift namun timbang terima antar ruangan tersedia format timbang terima
dengan mengunakan evaluasi SBAR.
Selain itu beberapa kekurangan timbang terima adalah saat kunjungan ke
pasien, perawat tidak memperkenalkan nama anggota tim yang akan bertukar dinas.
Kegiatan timbang terima yang dilakukan di ruang Arjuna tidak selalu dipimpin oleh
kepala ruangan namun perawat primer yang bertugas pada shift pagi selalu memimpi
timbang terima, terutama pada pergatian shift malam ke pagi, dan pagi ke siang. Namun
pada pergantian shift siang ke malam timbang terima hanya dilakukan oleh perawat
pelaksana. Perawat primer hanya bertugas shift pagi menurut hasil observasi selama
bertugas di ruang Arjuna. Proses timbang terima yang efektif dan terstrukturakan
memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern (Davies
and Priestly, 2006). Karena timbang terima akan mempermudahkan kita sebagai
perawat untuk memberikan pelayanan yang efektif terhadap pasien.
5) Refleksi Diskusi Kasus (RDK)
Refleksi diskusi Kasus (RDK) merupakan suatu metode pembelajaran dalam
merefleksikan pengalaman tenaga keperawatan yang actual dan menarik dalam
memberikan dan mengelola asuhan keperawatan di lapangan melalui suatu diskusi
kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan. Diskusi yang
berdasarkan kasus mampu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pemberian
umpan balik,
RDK di ruang Arjuna rutin dilakukan 1 bulan sekali. RDK dilakukan dengan
mengumpulkan pengalaman pengalaman dari masing–masing perawat mengenai kasus
tertentu dan membahasnya bersama–sama dan dapat meningkatkan pengetahuan klinis
antar perawat dan dapat bekerja sesuai standar yang telah ditetapkan jika terdapat kasus
dengan masa rawat yang cenderung lama dan keparahan dari suatu penyakit.
6) Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara


mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim

18
keperawatan ruangan, kepala ruangan, konsuler dan pasien secara langsung sebagai
fokus kegiatan.

Berdasarkan observasi, 100% perawat menjawab bahwa ronde keperawatan


sudah dilakukan di ruangan Arjuna. Informasi yang diberikan oleh wakil kepala
ruangan menyatakan bahwa ronde di ruang Arjuna diadakan 2 kali setiap bulannya dan
apabila ada kasus penyakit yang sangat serius pada pasien.

7) Pengelolaan Sentrilisasi Obat


Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan
pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat (Nursalam, 2011).
Kontroling atau pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat
merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola yang
sistematis, sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat
sehingga resiko kerugian secara materiil maupun non materiil dapat dieliminir.
Dari hasil observasi pasien di ruang Arjuna RSUD Sanjiwani Gianyar 100 %
obat pasien seluruhnya diberikan kepada perawat. Keluarga pasien hanya bertugas
untuk mengambil obat di apotik dengan membawa resep obat dari dokter kemudian
obat tersebut diserahkan pada perawat untuk dikelola pemberiannya pada pasien.
Informasi dari perawat menyatakan bahwa sentralisasi obat selalu dilakukan untuk
mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat pada pasien. Menurut hasil wawancara
dengan wakil kepala ruangan mengatakan bahwa inform consent khusus untuk
sentralisasi obat tidak ada namun inform consent yang ditandatangani pasien ataupun
keluarganya telah mecangkup segala tindakan rawat inap yang akan diberikan kepada
pasien termasuk didalamnya sentralisasi obat namun jika ada tindakan medis seperti
pemasangan kateter maka pasien atau keluarga akan menanda tangani inform consent
untuk pemasangan kateter.

8) Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan

19
yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Berdasarkan hasil obervasi di ruang
Arjuna terdapat format untuk melakukan supervisi di ruang Arjuna. Pada format
supervisi tersebut yang disupervisi adalah sensus harian, sumberdaya manusia, fasilitas
rumah sakit, pelayanan, asuhan keperawatan, tipe pasien, dan wabah. Menurut wakil
kepala ruangan Arjuna, supervisi di ruang Arjuna biasanya dilakukan pada sore hari dan
malam hari dalam sebulan sekali. Di ruang Arjuna telah memiliki SAK (Standar
Asuhan Keperawatan) dan SOP (Standar Operasional Prosedur), selain itu terdapat
tenaga yang berkompeten untuk menjadi supervisor.
9) Discharge Plannings
Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem
perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan
bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan
jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan
harga yang terjangkau.
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan
klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu
proses yang menggambarkan usaha kerjasama antartim kesehatan, klien dan keluarga
kien. Berdasarkan hasil observasi ditemukan 100 % perawat termasuk kategori baik
dalam pelaksanaan discharge planning. Perawat di ruang Arjuna selalu melakukan
discharge planning setiap pasien akan pulang, ruangan Arjuna juga memiliki format
khusus tentang discharge planning. Discharge planning tersebut kemudian diberikan
kepada pasien ketika pasien telah pulang sehingga pasien dapat mengingat jadwal
kontrol, obat yang harus diminum dan perawatan pasien di rumah.

3. PERENCANAAN
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana
kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan,
dimana kegiatan itu dilakukan.

Perencanaan pada Ruang Arjuna yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut :
a. Visi & Misi

20
Dari kesepakatan yang telah dibicarakan sebelumnya di ruangan, ditetapkan
visi dan misi dari Ruang Arjuna, yaitu :
Visi “Menjadikan Ruang Arjuna di RSUD Sanjiwani Gianyar dapat
melakukan pelayanan dan menjadi berstandar Nasional
Misi :
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan tata kelola
manajemen keuangan pada ruangan yang efektif, efisien dan akuntabel
2. Terwujudnya SDM dengan performance kinerja yang unggul serta
semangat pengabdian dan kerjasama demi kesejahteraan bersama
3. Terwujudnya fasilitas pelayanan dan lingkungan kerja yang mendukung
peningkatan mutu pelayanan

b. Fasilitas
Dalam manajemen satu ruangan sangat diperlukan adanya pengelolaan
peralatan sebagai factor pendukung terlaksananya pelayanan keperawatan.
Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk alat
kesehatan atau peralatan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan sehingga diperoleh tujuan
pelayanan keperawatan efektif dan efisien.
Untuk di Ruang Arjuna RSUD Sanjiwani penyediaan alat-alat menggunakan
buku standar peralatan keperawatan disarana kesehatan yang disusun oleh tim
Departemen Kesehatan RI.
Perencanaan pengadaan fasilitas di ruangan, ditetapkan sebagai berikut :
1. Lokasi dan Denah
Ruang Arjuna merupakan ruangan rawat inap di RSUD Sanjiwani.
Berlokasi di lantai dua diatas ruang depo rawat jalan dan disebelah selatan
Ruang Bima. Ruang Arjuna terdiri dari 1 nurse station, 1 ruang perawat, 1
ruang dapur, 1 ruang spoelhock, 1 ruang persiapan, 1 ruang karu, dan 7 ruang
rawat inap.
Dari 7 ruangan rawat inap dibagi menjadi ruangan 1, ruang 2, ruang 3,
ruang 4, ruang 5, ruang 6 dan ruang 7. Dengan kapasitas 30 bed perawatan.
Ruang 1, ruang 2, ruang 3 masing-masing memiliki 6 bed perawatan.

21
Sedangkan ruang 4 dan ruang 7 masing – masing memiliki 4 bed perawatan.
Ruang 5 dan ruang 6 masing – masing memiliki 2 bed perawatan

Adapun denah Ruang Arjuna adalah sebagai berikut :

Dapur

Nurse Station
Ruang
Ruang Karu
Perawat

Ruang Obat
Kamar 1
dan Persiapan

Kamar 6 Kamar 2

Kamar 5 Kamar 3

Kamar 7 Kamar 4

Gudang

2. Perencanaan Pengadaan Barang


- Sistem pengadaan barang
Pengadaan barang di Ruang Arjuna dilakukan pengecekan untuk
pengadaan setiap 3 bulan dan pertahun dan secara bersamaan dengan
Ruang Bima. Alur pengadaan barang yang dilakukan oleh Ruang Arjuna
adalah membuat daftar barang yang dibutuhkan oleh ruangan, hal itu
dilakukan dengan Ruang Bima. Daftar barang yang telah dibuat diserahkan

22
ke Bagian Sarana & Prasarana RSUD Sanjiwani, yang kemudian akan
dilakukan pengecekan ulang apakah daftar permintaan barang yang telah
diajukan sesuai dengan kebutuhan ruangan. Perencanaan pengadaan
barang diruangan yaitu seperti barang habis pakai (alcohol, alcohol swab,
hepafix, has, dll) dan barang tidak habis pakai di ruangan (stetoskop, tensi
meter, thermometer dll).
Standar barang yang diperlukan satu pasien di ruangan

Jumlah Nama Barang

1 set Bed + bantal (set)

1 buah Meja pasien / bedside kabinet

1 buah Kursi penunggu

1 buah Standar infus

- Sistem maintenance barang


Sistem maintenance barang merupakan suatu kombinasi dari berbagai
tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau
memperbaikinya sampai ke suatu kondisi yang bisa diterima. Sistem
maintenance barang yang dilakukan oleh Ruang Arjuna yaitu melaporkan
barang, sarana, atau prasarana yang rusak ke Bagian Sarana RSUD
Sanjiwani dengan membawa kelengkapan berkas-berkas barang, sarana,
atau prasarana yang rusak yang kemudian akan diputuskan oleh Bagian
Sarana RSUD Sanjiwani apakah barang, sarana, atau prasarana yang
dilaporkan rusak dapat diperbaiki atau justru dimusnahkan.
- Sistem pemusnahan barang
Pemusnahan barang merupakan sistem menghilangkan atau
menghapuskan barang yang rusak atau sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
Sistem pemusnahan barang di Ruang Arjuna RSUD Sanjiwani dapat
dilakukan bila terdapat barang yang dilaporkan rusak ke Bagian Sarana
RSUD Sanjiwani tidak dapat dipakai dan diperbaiki lagi. Bagian Sarana
RSUD Sanjiwani akan memberikan blangko Apkir untuk dilengkapi
sebagai data barang yang akan dimusnahkan. Selanjutnya ruangan

23
menunggu kapan barang yang bersangkutan diambil oleh Bagian Sarana
RSUD Sanjiwani untuk dimusnahkan.
3. Perencanaan BOR dan LOS

a. Bed Occupancy Rate atau BOR

Merupakan angka penggunaan tempat tidur. BOR digunakan


untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan
fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Angka BOR yang
tinggi atau lebih dari 85% menunjukkan pemanfaatan tempat tidur
yang tinggi sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau
penambahan tempat tidur. Menurut Barber Johnson, nilai ideal BOR
adalah 75%-85%.

Rumus : BOR = ( TT dipakai / TT tersedia ) x 100%

Angka BOR Ruang Arjuna per 18 Mei 2020

Jumlah TT : 30

Jumlah pasien : 27

BOR : 24/30 x 100% = 90%

b. Leng of Stay atau LOS

Merupakan lamanya dirawat, LOS digunakan untuk mengatur


efisiensi pelayanan rumah sakit yang tidak dapat dilakukan sendiri
tetapi harus bersama dengan interpretasi BTO dan TOI. Menurut
Depkes tahun 2012, standar ideal LOS adalah 6-9 hari.

Rumus : Jumlah hari lama dirawat pasien keluar : jumlah pasien keluar
(hidup + mati)

Angka LOS per 18 Mei 2020 Ruang Arjuna

Pasien pulang : 6

24
Pasien1 = 6 hari Pasien4 = 5 hari

Pasien2 = 4 hari Pasien5 = 4 hari

Pasien3 = 7 hari Pasien6 = 4 hari

Total hari : 30

LOS : 30/6 = 4 hari

c. BTO atau Bed Turn Over

Merupakan frekuensi penggunaan tempat tidur bersama-sama


dengan TOI dan LOS dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur rumah sakit. Standar ideal BTO
adalah 1-3 kali.

Rumus : Jumlah pasien keluar (hidup + mati) : jumlah tempat tidur.

Angka BTO dari Ruang Arjuna per 18 Mei 2020

Jumlah pasien keluar : 6 orang

Jumlah TT : 30

BTO : 6/30 = 0.2 kali

d. TOI atau Turn Over Interval

Merupakan interval penggunaan tempat tidur bersama-sama


dengan LOS merupakan indicator tentang efisiensi penggunaan tempat
tidur. Semakin besar TOI maka efisiensi penggunaan tempat tidur
semakin jelek.

Jumlah : (jumlah TT x jumlah periode) – hari perawatan rumah sakit :


jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Angka TOI Ruang Arjuna per tanggal 18 Mei 2020

Jumlah TT = 30

25
Jumlah periode = 1 hari

Hari perawatan rumah sakit = 90 hari (3 bulan)

Jumlah pasien keluar = 6

TOI = (30x1) – 90/6 = 15 hari

c. Ketanagakerjaan
Perkiraan jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan waktu perawatan
langsung yang dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan klien. Rata- rata
waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung (direct care) adalah
berkisar 4 – 5 jam/klien/hari. Dalam Gillien 1994 waktu yang dibutuhkan
untuk perawatan langsung didasarkan pada kategori berikut:
a. Perawatan mandiri (self care) adalah ½ × 4 jam = 2 jam
b. Perawatan sebagian (partial care) adalah ¾ × 4 jam = 3 jam
c. Perawatan total (total care) adalah 1- 1,5 × 4 jam = 4-6 jam
d. Perawatan intensif (intensive care) adalah 2 × 4 jam = 8 jam

1. Perhitungan perencanaan ketenagakerjaan menggunakan Metode


Lokakarya PPNI
Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya PPNI dengan
mengubah satuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja
efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja
perhari selama 40 jam per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama
kerja dan libur yang berlaku di Indonesia:

( A × 52minggu)×7 Hari(TT × BOR)


Tenaga Perawat = + 25%
Hari kerja efektif ×total jam kerja perminggu

Keterangan :

1) A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari

26
2) 52 minggu = 365 hari dalam setahun : 7
3) TT = Tempat Tidur
4) BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah tempat
tidur yang digunakan selama periode tertentu (satu semester/tahun)
5) Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 – (52 minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
= 289 hari : 7 hari/minggu
= 41 minggu
6) Total jam kerja perminggu = 40 jam
7) Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian terhadap produktivitas

2. Perencanaan Ketenagakerjaan di Ruang Arjuna


Diketahui :
A = 3 jam (partial care)
TT = 30
BOR = 80%
Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 – (52 minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
= 289 hari : 7 hari/minggu
= 41 minggu
Total jam kerja perminggu = 40 jam

Tenaga keperawatan = (3 x 52) x 7 (30 x 90%) + 25%


41 x 40
= 156 x 7 x 27 + 25%
1640
= 29484 + 25%
1640
= 18,23 = 19 orang

27
Jadi disimpulakan untuk perencanaan ketenagakerjaan di Ruang Arjuna
diperlukan 19 orang tenaga perawat.

d. Keuangan
Pengelolaan keuangan di RSUD Sanjiwani diatur secara sentral oleh
bagian keuangan RSUD Sanjiwani.
Di Ruang Arjuna, pembayaran perawatan untuk pasien dengan BPJS
dan umum disiapkan oleh petugas di Ruang Arjuna. Adapun yang
disiapkan oleh petugas di Ruang Arjuna untuk pembayaran perawatan
pasien dengan BPJS yaitu ;
1. Berkas-berkas les pasien
2. Resume pulang oleh dokter
3. Resume perawatan oleh perawat
4. Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
5. Kartu kendali BPJS
Tarif BPJS yang sudah ditentukan oleh pemerintah dan diterapkan di
RSUD Sanjiwani yaitu :
BPJS I : Rp. 80.000
BPJS II : Rp. 51.000
BPJS III : Rp. 25.000

e. Marketing
Ruang Arjuna merupakan salah satu ruangan bedah interna di RSUD
Sanjiwani. Dimana untuk pemasaran ini secara sentral yang dipegang
langsung oleh bagian Humas RSUD Sanjiwani. Untuk pemasaran di
Ruang Arjuna itu seperti pelayanan yang diberikan kepada pasien,
keluarga dan pengunjung.

4. PENGORGANISASIAN
a) Struktur Organisasi

28
Wawancara : Menurut Kepala Ruangan didapatkan informasi bahwa terdapat 3
perawat primer sebagai pelaksana asuhan keperawatan sesuai susunan organisasi
yang terdapat di dalam ruangan.

Observasi : Adanya struktur organisasi yang di pasang di dinding ruangan nurse


station.
Perawat Associate

Perawat Primer I
4

4
3
2
1

Kasub Bid. Kep. Rawat Inap

Kabid Keperawatan

Wadir Pelayanan
Kepala Ruangan

Direktur RSUD
Sanjiwani
Wakil Kepala Ruangan

Perawat Primer II Perawat Primer III


Komite Keperawatan
Fungsional

Perawat Associate Perawat Associate

1 1

2 2

3 3

b) Pengorganisasian Perawatan Klien

29
Wawancara : Menurut Kepala ruang didapatkan data bahwa metode penugasan
yang dilakukan menggunakan metode perawat primer, dengan membentuk 3
perawat primer dalam ruangan yaitu PP1, PP2 dan PP3.
Obsevasi : Hasil pengamatan ada 3 PP di ruangan yang dibuat sesuai tugas
sehari-hari. Pembagian tanggungjawab terhadap pasien dilakukan berdasarkan
kamar, tetapi pelaksaan ini belum optimal. Perawat pelaksana bertanggung jawab
kepada PP. Dan pada struktur organisasi di ruangan sudah  menunjukkan
penerapan metode perawat primer.
c) Uraian Tugas
Wawancara : Menurut Kepala ruanga setiap perawat sudah mempunyai uraian
tugas masing-masing bagi tiap tenaga keperawatan. Batas wewenang dan
tanggung jawab perawat cukup jelas dengan dibuatkan  job discription dimasing-
masing ruangan.

Obsevasi : Diruangan sudah terdapat buku uraian tugas perawat sesuai perannya.

 Tanggung Jawab Karu (Kepala Ruangan)


1) Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.
2) Mengorganisir pembagian pasien kepada perawat primer.
3) Menyusun jadual dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
4) Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
 Job Description Perawat Primer
- Administrasi
1) Melakukan kegiatan absensi dating dan pulang.
2) Register pasien baru.
3) Membuat WLI.
4) Membuat sensus harian.
5) Membuat laporan obat habis.
6) Melakukan pendokumentasian askep.
7) Melengkapi administrasi pasien keluar, masuk, meninggal, rawat
jalan.
8) Membuat amprahan dan perubahan makanan.
- Jaminan Mutu
1) Melakukan pengendalian INOS.

30
2) Melakukan survey kepuasan pasien.
3) Melaksanakan ronde keperawatan.
4) Melaksanakan RDK.
- Promosi
1) Melakukan orientasi pegawai baru.
2) Melakukan orientasi pasien baru.
3) Memberikan PKMRS.
4) Discharge planning/perencanaan pulang.
- Monitoring
1) Melakukan evaluasi tindakan pelaksanaan askep.
2) Membuat survey kepuasan pelanggan.
- Kepemimpinan
1) Membuat penugasan.
2) Melakukan pertukaran jaga.
3) Melakukan pelimpahan tugas.
- Advokasi
1) Mendampingi pasien dalam pengisian inform consent.
2) Menjaga privasi pasien.
3) Mendampingi pasien dalam keadaan kritis.
- Asuhan Keperawatan
1) Memberikan asuhan keperawatan rawat inap (pengkajian,
menentukan diagnose keperawatan, Menyusun rencana tindakan,
melaksanakan tindakan keperawatan) secara holistic.
2) Melakukan dokumentasi semua askep keperawatan pasien secara
efektif, akurat dan jelas
3) Menerapkan pasien safety melalui identifikasi resiko, pelaporan
insiden serta menjaga lingkungan kerja yang aman, bersih dan
mengutamakan keselamatan pasien
 Job Description Perawat Associate
- Administrasi
1) Melakukan absensi datang dan pulang.
2) Membuat laporan jaga.

31
3) Melaksanakan administrasi dan tindakan persiapan terhadap
pelayanan pasien (pindah antar ruangan, dititip pada kelas yang
lebih tinggi, tanpa identitas, sulinggih, pasien asing, pelayanan obat
pasien rawat inap, pelayanan jenasah, pasien pulang sembuh, pulang
paksa).
4) Membuat amprahan dan perubahan makanan pada pasien.
- Quality Ansurance
1) Melakukan pengendalian infeksi nasokomial.
2) Melakukan refleksi diskusi kasus (RDK).
3) Melaksanakan pemantauan dan pengendalian infeksi luka operasi.
4) Melaksanakan pemantauan dan pengendalian kejadian decubitus.
5) Melakukan operan setiap jaga shift.
6) Melakukan orientasi pasien baru.
7) Melakukan operan obat emergency dan operan alat.
8) Mengikuti pendidikan dan pelatihan.
9) Memberikan penyuluhan perorangan/keluarga.
10) Melakukan discharge planning.
- Advokasi
1) Menyiapkan administrasi Tindakan keperawatan/medis.
2) Menjaga kerahasiaan dokumen pasien.
3) Menjaga privasi pasien.
- Asuhan Keperawatan
1) Memberikan asuhan keperawatan rawat inap (pengkajian,
menentukan diagnose keperawatan, Menyusun rencana tindakan,
melaksanakan tindakan keperawatan) secara holistic.
2) Mampu menjelaskan patofisiologi tentang kondisi pasien,
menjelaskan bila ada perubahan status kondisi pasien
3) Melakukan dokumentasi semua aspek keperawatan pasien secara
efektif, akurat dan jelas.
4) Melakukan teknis tindakan keperawatan dasar dan khusus secara
aman akurat
5) Memberikan pelayanan yang professional tanpa memandang status
pasien dan bekerja sesuai standard aturan yang berlaku

32
6) Mengembangkan komunikasi terapeutik dengan pasien, anggota
keluarga serta berkomunikasi secara efektif dengan tim kesehatan
yang lain

d) Pengaturan Jadwal Dinas


Wawancara : Menurut Karu pengaturan shift yang dilakukan oleh Kepala ruangan
disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada di ruangan dan tidak berdasarkan
pada tingkat ketergantungan klien, karena disesuaikan dengan jumlah perawat dan
kondisi Rumah Sakit.
Observasi : Format daftar shift di ruangan menggunakan proporsi jumlah perawat
yang ada. Rincian dinas sebagai berikut Pagi = 4, Siang = 2,  malam = 2, libur = 2
dan cuti = 1. Untuk dinas pagi ditambah 1 kepala ruang, 1 wakil kepala
ruangan dan 3 PP.

e) Metode Pengorganisasian Ruangan


Metode yang digunakan di Ruang Arjuna adalah penerapan MPKP. Model
asuhan keperawatan profesional yang di gunakan di ruang Arjuna adalah model
primer. Pada model primer, perawat primer merencanakan asuhan keperawatan
untuk merawat paien selama 24 jam namun jika perawat primer tidak ada maka
tanggung jawab untuk merawat pasien akan dilimpahkan pada perawat asosiate.
Penerapan model pelaksanaan manajemen MPKP juga dapat dipengaruhi
oleh latar belakang pendidikan perawat ruangan, di ruang Arjuna terdapat 4
perawat lulusan S1 Keperawatan, 11 perawat lulusan D3 Keperawatan dan 1
bidan yang merupakan lulusan D3 Kebidanan.
Metode ini digunakan sejak ruangan ini ada hingga saat ini dengan
pembagian 3 perawat primer dengan masing-masing dipimpin oleh perawat
primer yang akan bertanggung jawab kepada kepala ruangan.

5. PENGARAHAN

Pengarahan juga sering disebut dengan fungsi actuating (menggerakkan) atau


fungsi directing. Artinya: manajer diposisi tinggi menggerakkan pihak yang berada di
posisi tepat dibawahnya. Actuating adalah usaha atau ikhtiar manajemen. Dijalankan
agar tujuan manajemen tercapai. Tindakannya menggunakan perencanaan sebagai

33
pedomannya. Dari perencanaan yang telah ditetapkan, maka rencana-rencana yang telah
diimplementasikan, yaitu:

1) Visi dan Misi


Dari data yang didapat bahwa dalam pelaksanaannya, di ruangan sudah terdapat visi
misi rumah sakit namun tidak dapat dijangkau maupun dibaca secara mudah oleh
pembaca maupun orang-orang yang ingin melihat.
2) Fasilitas
● Lokasi dan denah
Adapun denah Ruang Arjuna adalah sebagai berikut :

Dapur

Nurse Station Ruang


Ruang Karu
Perawat

Ruang Obat
Kamar 1
dan Persiapan

Kamar 6 Kamar 2

Kamar 5 Kamar 3

Kamar 7 Kamar 4

Gudang

34
Ruang Arjuna merupakan ruangan rawat inap di RSUD Sanjiwani.
Berlokasi di lantai dua diatas ruang depo rawat jalan dan disebelah selatan
Ruang Bima. Ruang Arjuna terdiri dari 1 nurse station, 1 ruang perawat, 1
ruang dapur, 1 ruang spoelhock, 1 ruang persiapan, 1 ruang karu, dan 7 ruang
rawat inap.
Dari 7 ruangan rawat inap dibagi menjadi ruangan 1, ruang 2, ruang 3,
ruang 4, ruang 5, ruang 6 dan ruang 7. Dengan kapasitas 30 bed perawatan.
Ruang 1, ruang 2, ruang 3 masing-masing memiliki 6 bed perawatan.
Sedangkan ruang 4 dan ruang 7 masing – masing memiliki 4 bed perawatan.
Ruang 5 dan ruang 6 masing – masing memiliki 3 bed perawatan.
● Fasilitas pasien

No
Ruang Nama Barang Jumlah Ket.
.

1 1 Bed + bantal (set) 6 Baik

Meja pasien/bed side


6 Baik
cabinet

Kursi penunggu 6 Baik

Standar infus 6 Baik

2 2 Bed + bantal 6 Baik

Meja pasien/bed side


6 Baik
kabinet

Kursi penunggu 6 Baik

Standar infus 6 Baik

3 3 Bed + bantal 6 Baik

Meja pasien/bed side


6 Baik
kabinet

Kursi penunggu 6 Baik

Standar infus 6 Baik

4 4 Bed + bantal 4 Baik

35
Meja pasien/bed side
4 Baik
kabinet

Kursi penunggu 4 Baik

Standar infus 4 Baik

5 5 Bed + bantal 2 Baik

Meja pasien/bed side


2 Baik
kabinet

Kursi penunggu 2 Baik

Standar infus 2 Baik

6 6 Bed + bantal 2 Baik

Meja pasien/bed side


2 Baik
kabinet

Kursi penunggu 2 Baik

Standar infus 2 Baik

7 7 Bed + bantal 4 Baik

Meja pasien/bed side


4 Baik
kabinet

Kursi penunggu 4 Baik

Standar infus 4 Baik

 Fasilitas Petugas dan Rumah Tangga


1. Tempat tidur : 30 buah
2. Kasur : 30 buah
3. Bantal : 30 buah
4. Kipas angin : 8 buah
5. Jam dinding : 1 buah
6. Meja kantor : 3 buah
7. Kursi kantor : 3 buah
8. Meja pasien/tamu : 12 buah

36
9. Kursi pasien : 30 buah
10. Lemari pasien : 30 buah
11. Lemari obat : 1 buah
12. Lemari alat tenun : 1 buah
13. Tempat jemuran : 12 buah
14. Tong sampah pasien : 12 buah
15. Tong sampah medis : 2 buah
16. Tong sampah non-medis : 3 buah
17. Kursi kecil : 20 buah
18. Meja kabinet : 1 buah
19. Kursi panjang : 2 buah
20. Meja caunter : 1 buah
21. TV : 1 buah
22. AC : 1 buah
23. Troli makan :-
24. Keset : 24 buah
25. Kompor : 1 buah
26. Gayung : 12 buah
27. Sapu : 2 buah
28. Serok sampah : 2 buah
29. Komputer : 1 buah
30. Meja visite : 1 buah
31. Kulkas : 1 buah
32. Pesawat telepon : 1 buah
33. Troli injeksi : 1 buah

● Alat medik

No Nama Barang Jumlah Yang Kondisi

37
Tersedia

Keperawatan Alat

Ruang Arjuna

1. Stetoskop 4 Baik

2. Tromol besar 1 Baik

3. Tromol kecil 1 Baik

4. Kupet kecil 3 Baik

5. Kupet besar 1 Baik

6. Bengkok 2 Baik

7. Termometer air raksa 3 Baik

8. Korentang 1 Baik

9. Gunting vergand - Baik

10. Urinal 13 Baik

11. Pispot 15 Baik

12. Sterilisator - Baik

13. Manometer 8 Baik

14. Punduscope 1 Baik

15. Pinset anatomis 4 Baik

16. Pinset cirurgis 4 Baik

17. Cucing kecil 4 Baik

18. Nebulizer 1 Baik

19. Selang O2 8 Baik

20. Masker O2 2 Baik

38
21. Gunting lancip 1 Baik

22. Hammer 1 Baik

23. Brancard 1 Baik

24. Kursi roda 1 Baik

25. Troli injeksi 3 Baik

26. EKG 1 Baik

27. Blass spuit 1 Baik

28. Ampubag 1 Baik

29. Set bedah minor 1 Baik

30. Gunting jaringan 3 Baik

31. Gunting Aff Healting 1 Baik

32. Irigator 1 Baik

33. Tensimeter 3 Baik

34. Standard O2 1 Baik

35. Standard infus 19 Baik

36. Senter 1 Baik

37. Blood warmer 1 Baik

38. Penlight 1 Baik

39. Tong spatel 1 Baik

● Alat tenun

1. Laken : 85 buah

39
2. Stik laken : 42 buah
3. Sarung bantal : 79 buah
4. Perlak hijau : 36 buah
5. Selimut wol : 44 buah
6. Sketsel : 14 buah
7. Taplak meja : 19 buah
8. Gorden : 46 buah
9. Perlak putih : -
10. Selimut lurik : 10 buah
11. Handuk cuci tangan : 5 buah

● Administrasi Penunjang

1. Buku Injeksi

2. Lembar Observasi

3. Lembar Dokumentasi

4. Buku TTV

5. Buku Timbang Terima

6. SOP (Standart Operasional Prosedur)

7. SAK (Standart Asuhan Keperawatan)

8. SPM (Standart Pelayanan Minimal)

9. Buku Makanan

10. Buku Obat

11. Buku Inventaris

12. Buku Penerimaan Darah

13. Buku Pasien Pulang

40
14. Buku Registrasi

15. Buku Wajib Baca

16. Buku Rincian pasien pindah

Di ruang Arjuna untuk sistem pengadaan barang mengalami kendala berupa


barang yang diusulkan kadang tidak sesuai dengan barang yang diterima oleh ruangan
yang mengusulkan. berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan hasil pengakajian
sehingga disimpulkan untuk fasilitas yang ada diruangan sudah memadai dan
mencukupi kebutuhan pelayanan pasien. Setiap pasien mendpatkan fasilitas sesuai
kelasnya.

3) Ketenagakerjaan
Untuk tenaga keperawatan baru di ruang Arjuna akan dites dan uji terlebih dahulu
oleh Kepala Ruangan, sedangkan untuk tenaga keperawatan lama akan dilakukan
penilaian setiap 1 tahun sekali oleh Supervisi.
 Jumlah tenaga keperawatan 15 orang dengan klasifikasi pendidikan
− Tenaga S1 keperawatan sebanyak 4 orang
− Tenaga DIII Keperawatan sebanyak 11 orang
 Tenaga Non Keperawatan
− Tenaga Administrasi sebanyak 1 orang
− Tenaga Kebidanan sebanyak 1 orang
− Tenaga Gizi sebanyak 1 orang
 Tenaga Kebersihan sebanyak 3 orang

Tabel . Klasifikasi Daftar Kepegawaian Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Golongan dan


Jabatan Di Ruang Arjuna RSUD Sanjiwani, Gianyar.

No Nama/NIP Pendidikan Tahun Golongan Tugas

1. Ni Putu Rusmiathi, DIII KEP III D KARU


A.Md.Kep
NIP. 196512311985032040

2. I Nyoman Sura Atmaja, S1 KEP 2011 IV A WAKARU


S.Kep

41
NIP. 197010211994031002

3. Ns. Ni Made Sukasanti, S1 KEP 2011 III B PP 1


S.Kep
NIP. 198301262005012003

4. Ni Nyoman Ratna Parmita DIII KEP 1997 III B PA


Sari, A.Md.Kep
NIP. 198106242007012014

5. Ni Made Rini , A.Md. Kep DIII KEP PA

6. Arya Cadu Suputra, S.Kep S1 KEP 2011 PA


NIP. 198001012005011024

7. Ni Kadek Ayu Sri Astuti, S1 KEP 2010 III B PA


S.Kep
NIP. 198701212010012012

8. Ni Wayan Ita Sumariani, DIII KEP 2008 Kontrak PA


A.md.Kep

9. Nengah Muliati, A.Md.Kep DIII KEP 2006 III A PA


NIP. 197807252006042027

10. Gusti Agung Sri Yuni DIII KEP 2007 III A PP 2


Antari, A.md.Kep
NIP. 198106242007012014

11. I Made Sudarsana, DIII KEP PA


A.md.Kep
NIP. 197310241998031006

12. Gst. Ayu Sri Mudawati, DIII KEP 2006 III A PA


A.Md.Kep
NIP.
19760109012000032005

13. Putu Novi Sulasni, A.Md. DIII KEB PA


Keb

14. Desak Putu Sukma DIII KEP 2011 Kontrak PA


Budilantari, A.Md.Kep

42
15. Ni Luh Artini, A.Md.Kep DIII KEP 2006 III D PA
NIP. 1980032006042012

16. Ni Made Darmayanthi, DIII KEP 2006 III D PA


A.Md.Kep
NIP. 198107052006042045

Tabel . Klasifikasi Daftar Tenaga Kesehatan Keperawatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Di Ruang Arjuna RSUD Sanjiwani, Gianyar.

No Tenaga Jumlah Persentase (%)

1 DIII 11 68,75 %

2 S1 4 25%

3 Bidan 1 6,25 %

JUMLAH 16 100%

Berdasarkan tabel diatas Klasifikasi daftar tenaga kesehatan keperawatan di ruang


Arjuna dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah DIII Keperawatan dengan persentase
68,75 %.

Dari perencanaan yang telah direncanakan sebelumnya didapat rencana jumlah


tenaga kerja perawat yang dibutuhkan diruangan Arjuna sebanyak 19 orang perawat.
Dalam pelaksanaannya di ruangan terdapat 15 tenaga keperawatan dan 1 orang tenaga
kebidanan dimana ruangan ini merupakan ruangan interna.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, tenaga kerja keperawatan di ruang Arjuna belum
memenuhi standar ketenagakerjaan sesuai rencana yang telah ditetapkan.

4) Keuangan
Dari perencanaan dan pengkajian yang ada Secara keseluruhan jumlah pasien
tertanggal 18 mei sebanyak 30 orang dan Pengelolaan keuangan di RSUD Sanjiwani
sudah diatur dan diatangani secara sentral oleh bagian keuangan RSUD Sanjiwani.

5) Marketing (Pemasaran)

43
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan hasil pengkajian bahwa Ruang
Arjuna merupakan salah satu ruangan bedah interna di RSUD Sanjiwani. Dimana untuk
pemasaran ini secara sentral yang dipegang langsung oleh bagian Humas RSUD
Sanjiwani. Untuk pemasaran di ruang Arjuna dilakukan seperti pengadaan leaflet, brosur,
dan poster mengenai RSUD Sanjiwani Gianyar. Pemasaran di Ruang Arjuna itu seperti
pelayanan yang diberikan kepada pasien, keluarga dan pengunjung.

6) Method
Bedasarkan hasil observasi didapatkan bahwa model asuhan keperawatan profesional
yang di gunakan di ruang Arjuna adalah model primer. Pada model primer, perawat
primer merencanakan asuhan keperawatan untuk merawat pasien selama 24 jam namun
jika perawat primer tidak ada maka tanggung jawab untuk merawat pasien akan
dilimpahkan pada perawat asosiate.
Setelah dilakukan proses pengumpulan data didapatkan bahwa pelaksanaan MPKP
di ruang Arjuna belum berjalan secara optimal karena untuk pembagian PP sudah ada
tetapi tidak dijalankan sesuai tugas masing-masing dengan optimal.
a. Penerimaan Pasien Baru
Di ruang Arjuna telah dilakukan orientasi pasien baru secara lisan dan sudah
terdapat standar operasional penerimaan pasien baru dan sudah terdapat lembar
orientasi pasien. Penerimaan pasien langsung dilakukan di ruang perawat dari
perawat UGD ke perawat ruangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu
perawat ruangan terkait dengan penerimaan pasien baru sudah dilaksanakan oleh
perawat ruangan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan dimana pelaksanaan
orientasi ruangan terhadap pasien baru di ruang Arjuna sudah dilakukan dan sudah
sesuai dengan program MPKP.
b. Timbang Terima
Operan dilakukan tiga kali sehari, yaitu setiap pergantian shift malam ke pagi
(pukul: 07.30), pagi ke sore (pukul: 13.30), dan sore ke malam (pukul: 19.30). Dan
juga sebagian besar operan dilaksanakan dengan tidak tepat waktu. Adanya
keterlambatan operan diakibatkan pegawai yang tidak disiplin waktu. Operan diikuti
oleh perawat yang telah dan akan dinas. Kegiatan operan didampingi oleh KARU,
PP atau yang mewakili untuk operan pagi.

44
Operan disaat shift pagi dilaksanakan operan dan perawat berkeliling langsung
ke kamar pasien sesuai pembagian PP. Pada saat operan jaga ke pasien terlihat
adanya perkenalan perawat jaga berikutnya ke pasien. Operan jaga dilakukan secara
umum terkait kondisi pasien dan operan tentang penyampaian tindak lanjut obat
pasien dilakukan saat pasien mendapatkan terapi obat lanjut dan untuk pasien yang
mendapatkan terapi lanjut dicatat di buku dokumentasi. Metode operan yang
digunakan di ruangan arjuna mengacu pada metode SBAR (Situation, Background,
Analysis, Recomendation) dalam pendokumentasiannya namun dalam hal
komunikasi pada saat operan belum efektif menggunakan SBAR (Situation,
Background, Analysis, Recomendation).
Berdasarkan data tersebut di atas, jika ditinjau dari segi penerapan MAKP di
sebuah ruangan dapat disimpulkan dimana operan pasien di ruang arjuna sudah
dilakukan setiap operan jaga. Pendokumentasian operan jaga pada catatan operan
jaga yang ditulis setiap harinya saat operan sudah dilakukan di ruangan.
Kekurangannya adalah kadang-kadang timbang terima dilaksanakan diruang nurse
station saja tanpa kunjungan ke pasien.
c. RDK
RDK dilakukan dengan mengumpulkan pengalaman pengalaman dari masing –
masing perawat mengenai kasus tertentu dan membahasnya bersama – sama dan
dapat meningkatkan pengetahuan klinis antar perawat dan dapat bekerja sesuai
standar yang telah ditetapkan. Untuk diruangan arjuna pelaksaanan RDK rutin
dilakukan setiap 1 bulan sekali.
Berdasarkan hal diatas RDK diruangan Arjuna telah dilaksanakan secara rutin
setiap 1 bulan sekali sesuai prosedur ronde.
d. Ronde
Pelaksanaan ronde keperawatan di dalam ruang arjuan jarang dilakukan dan
dilakukan apabila terdapat masalah pasien yang kompleks yang memang benar-
benar tidak bisa diselesaikan oleh perawat ruangan baru dilakukan ronde
keperawatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala ruangan, di dalam
ruangan sendiri sudah dilakukan kegiatan ronde rutin setiap 2 kali dalam sebulannya
terkait dengan kondisi pasien di ruang Arjuna.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan, dimana pelaksanaan ronde
keperawatan di rungan sudah dilakukan.
e. Pengelolaan Sentralisasi Obat
45
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan dimana penyimpanan atau
sentralisasi obat yang diterapkan sudah sepenuhnya mengacu pada program MAKP,
dimana penyimpanan obat didasarkan pada jenis obat yaitu penyimpanan antara obat
oral dan injeksi di letakan dalam wadah yang berbeda dan dalam pemberian obat
perawatan mengacu pada 6 benar.
Jadi kesimpulannya pengelolaan sentralisasi obat sudah diterapkan sesuai
manajemen yang berlaku di RSUD Sanjiwani, Gianyar.
f. Discharge Planning
Discharge planning sudah dilakukan di ruang Arjuna dari awal pasien masuk ke
RSUD SANJIWANI mengenai rencana kepulangan, waktu kontrol kembali dan
obat-obatan yang harus diminum di rumah, aktifitas dan istirahat, hasil lab/ foto/
ECG jika ada dan surat keterangan istirahat. Pasien juga mendapatkan HE tentang
cara perawatan di rumah dan pencegahan kekambuhan penyakit. Biasanya HE yang
diberikan secara lisan. Pasien yang akan keluar dari rumah sakit dibuatkan ringkasan
keluar (resume) yang disimpan di rekam medis pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan dimana pemberian discharge
planning sudah dilakukan dengan baik di dalam Ruang Arjuna dan sudah sesuai
dengan penerapan MPKP.
g. Metode/Standar/Pedoman/Protap
Di ruangan sudah terdapat SOP (standar operasional prosedur) yang berisi
tentang pedoman-pedoman tata cara tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan
yang dilakukan diruangan mengacu pada SOP yang dimiliki ruangan.
Kesimpulannya setiap tindakan diruangan telah di jalankan sesuai prosedur ruangan.

Selain pengimplementasian di atas adapun hal-hal yang dilakukan di ruangan untuk


mengarahkan semua anggota di ruangan supaya perencanaan yang telah di rencanakan
dapat berjalan secara optimal. Tindakannya menggunakan perencanaan sebagai
pedomannya. Pengarahan berisi Pemberian motivasi, mengatasi adanya konflik,
pendelegasian, cara berkomunikasi dan kerja sama dan negosiasi. Berikut diuraikan pada
masing-masing unsur yang ada di Ruang Arjuna RSUD Sanjiwani Gianyar :

a. Pemberian motivasi

Di ruang arjuna pemberian motivasi dilakukan oleh kepala ruangan kepada perawat-
perawat yang bertugas. Menurut data informasi yang di dapatkan bahwa dalam

46
peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit baik secara langsung
maupun tidak langsung. Misalnya diklat secara rutin mengadakan pelatihan dan
pembinaan. Kepala ruangan juga sudah melaksanakan pemberian motivasi ketika proses
timbang terima. Namun lebih banyak dilakukan oleh pihak RS ketika diadakan pelatihan.

b. Supervisi

Menurut informasi yang di dapatkan bahwa kegiatan super visi di ruangan arjuna
dilakukan secara rutin. Hasil supervisi juga langsung diberikan oleh supervisor kepada
pihak yang disupervisi.

c. Mengatasi adanya konflik

Menurut informasi yang di dapatkan untuk mengatasi adanya konflik yang terjadi di
ruangan biasanya diselesaikan secara lisan terlebih dahulu. Misalnya ada keluarga pasien
yang komplain maka perawat yang berjaga mengkomunikasikan dengan baik kepada
keluarga pasien yang bersangkutan. Jika tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat
menghubungi kepala ruangan dan kolaborasi dengan dokter yang menangani pasien
tersebut.

d. Pendelegasian

Menurut informasi yang di dapatkan baik dari wawancara dan observasi langsung
bahwa untuk pendelegasian di ruang arjuna masih dilakukan secara lisan karena tidak
adanya formulir pendelegasian sehingga hal ini menyebabkan tidak optimalnya
pelayanan kepada pasien.

e. Cara komunikasi

Menurut informasi menurut hasil wawancara didapatkan informasi bahwa cara


komunikasi dilakukan secara bottum up (bawah ke atas ) dan top down (atas ke bawah).
Asuhan keperawatan yang didokumentasikan diberitahukan pada saat timbang terima
pasien dan ditindaklanjuti oleh perawat yang bertugas pada shift berikutnya.

Seacara Observasi : komunikasi antara staff sesuai dengan jalur. Pada saat timbang
terima pasien di ruangan, dilaporkan tindakan yang telah dilakukan dan yang akan
dilanjutkan oleh perawat pada shift berikutnya.

f. Kerja sama

47
Diruang arjuna antara perawat, dokter dan staff lainnya tampak adanya kerjasama
yang pas dalam menangani pasien diruangan. Menurut karu bahwa sistem kerja sama
yang dilakukan di ruangan merupakan implementasi untuk mencapai visi misi rumah
sakit yang diharapkan.

g. Negosisasi

Menurut informasi yang ada bahwa negosiasi yang terjadi di ruang arjuna yaitu
dilakukan dengan berkolaborasi dengan ahli lain dalam suatu penanganan kasus sebagai
contohnya. Dalam penanganan kasus ketika si pasien sudah terjangkit 3 masalah
diagnosa atau sudah lebih dari 3 dokter yang menangani maka segera dilakukan proses
RDK dengan ahli yang menangani dan perawat yang bertugas untuk konsultasi dan
penanganan kasus.

6. PENGAWASAN

Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang terakhir


dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang lainnya.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai dengan
rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip
yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar
dapat diperbaiki.

Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan


standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
perusahaan (Nursalam, 2011).

Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu


dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan, serta
prinsip-prinsip yang telah diberlakukan. Tugas seorang manajemen dalam usahanya
menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan
beberapa prinsip berikut:

48
1) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah
diukur, misalnya menepati jam kerja
2) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi
3) Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf,
sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen
terhadap kegiatan program
4) Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa
sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta
alat untuk memperbaiki kinerja
5) Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik:
a. Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
b. Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
c. Harus memandang ke depan
d. Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
e. Harus objektif
f. Harus fleksibel
g. Harus menunjukkan pola organisasi
h. Harus ekonomis
i. Harus mudah dimengerti
j. Harus menunjukkan tindakan perbaikkan
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer.
Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai
kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan
penugasan, serta pengunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control
ditujukan untuk perubahan yang cepat. Dua metode pengukuran yang digunakan
untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan keperawatan adalah:

1) Analisa tugas: Kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang
tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya
mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk
analisa tugas dalam keperawatan.
2) Kontrol kualitas: Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan
akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.

49
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan
tepat, maka akan diperoleh manfaat:

1) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai
dengan standard atau rencana kerja
2) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf
dalam melaksanakan tugas-tugasnya
3) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar
4) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan
latihan lanjutan

Fungsi Pengawasan

1. Program pengendalian mutu


Wawancara : Menurut Karu sudah ada tim pengendalian mutu, tetapi
pelaksanaan gugus kendali mutu masih belum optimal.
Observasi: Belum ada sistem pelaporan dan pencatatan  kegiatan pengendali
mutu dan belum ada struktur kerja dan format pengendalian diruangan.
Masalah : Sistem pengendalian mutu belum optimal .
2. Pelaksanaan SOP dan SAK
Wawancara : Menurut Karu Asuhan keperawatan yang diberikan sudah
mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang sudah ditetapkan.
Dan saat ini sedang SOP dan SAK sedang direvisi dan akan segera diberikan
kepada tiap-tiap unit rawat inap diadakan revisi ulang dan saat ini yang sudah
berjalan adalah ruang Jiwa.
Observasi : SOP dan SAK sudah ada.
Masalah : -

50
7. ANALISA SWOT DI RUANG ARJUNA

K Strenght Weakness Opportunity Threatened

Masih kurangnya jumlah


Jenis ketenagaan S1 1. Adanya 1. Adanya tuntutan
perawat yang ada
Keperawatan ada 5 dukungan kepala tinggi dari
seharusnya menurut
orang dan D3 ruangan untuk masyarakat untuk
perhitungan pada
keperawatan ada 11 melaksanakan pelayanan yang
perencanaan dengan
orang, administrasi 1 manajemen secara lebih profesional
yang ada di ruangan.
orang, ahli gizi 1 baik dan benar
2. Makin tingginya
orang.
2. Adanya kesadaran
kerjasama yang baik masyarakat akan
antar mahasiswa pentingnya
dengan perawat kesehatan
ruangan.
1. Makin tinggi
1. RSUD 1. Adanya konflik Ada kerja sama yang
kesadaran
Gianyar memiliki peran atau peran ganda baik antara mahasiswa
masyarakat akan
visi, misi dan motto pada perawat. Poltekkes dam
pentingnya
sebagai acuan institusi Pendidikan
2. Kurang efektif Kesehatan.
melaksanakan keperawatan lainnya
terlaksananya 2. Semakin tinggi
kegiatan pelayanan dengan perawat yang
pembagian tanggung pendapatan
ada di ruangan Arjuna
2. Memiliki jawab PP per ruangan masyarakat sehingga

standart asuhan pasien tuntutan akan

keperawatan (SAK), pelayanan RS


3. Pendokumentasia professional
standart operasional
n proses keperawatan meningkat.
prosedur (SOP),
belum optimal
standart pelayanan

51
minimal ( SPM).
Pengecekan barang Perencanaan pengadaan Kelengkapan fasilitas 1. Pelayanan asuhan
untuk pengadaan barang yang alurnya akan terjamin, jika keperawatan tidak
barang dilakukan berbelit belit karena adanya pemeriksaan terlaksana dengan
setiap tiga bulan manajemen keuangan akreditasi, ruangan optimal
yang tersentral. sudah siap akan
2. Kesalahan dalam
kelengkapan sarana
pendokumentasian hasil
pra-sarana
pemeriksaan pasien
yang tidak akurat

8. MASALAH DAN SOLUSI


1) Masalah yang muncul : Pelaksanaan pembuatan catatan harian, bulanan dan
tahunan belum dilaksanakan, belum memiliki visi misi, tujuan, filosofi dan moto
ruangan.
Solusi yang diberikan : Diadakannya diskusi bersama mengenai pelaksanaan
pembuatan catatan harian, bulanan, dan tahunan. Untuk visi, misi, tujuan, filosofi
dan moto ruangan memang belum ada karena masih menggunakan visi, misi,
tujuan, filosofi dan moto ruangan secara umum dikarenakan belum adanya
perintah untuk pembuatan secara khusus pada masing-masing ruangan.
2) Masalah yang muncul : Rasio jumlah perawat belum sesuai dengan tingkat
ketergantungan klien.
Solusi yang diberikan : Penetapan rasio perawat masih disesuaikan dengan
standart RS yang telah disepakati dan belum adanya informasi mengenai
perubahan sistem penetapan rasio jumlah perawat.
3) Masalah yang muncul : Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi tim-
primer.
Solusi yang diberikan : Pemberian pemahaman kembali mengenai metode
modifikasi tim-primer beserta pembagian tugasnya.
4) Masalah yang muncul : Belum optimalnya penerapan pendelegasian dalam
penerapan metode MPKP.
Solusi yang diberikan : Pendiskusian bersama mengenai metode MPKP dan
penerapannya di dalam ruangan baik secara tulisan maupun lisan.

52
5) Masalah yang muncul : Belum optimalnya kegiatan audit dokumentasi
keperawatan.
Solusi yang diberikan : Pemberian informasi kembali mengenai pentingnya
melakukan dokumentasi pada setiap tindakan keperawatan dan cara melakukan
dokumentasi sesuai standar yang ada.
6) Masalah yang muncul : Perencanaan pengadaan barang yang alurnya berbelit
belit karena manajemen keuangan yang tersentral.
Solusi yang diberikan : Dilakukan pengecakan berkala seperti 3 bulan sekali
agar mempercepat proses pengadaan barang yang diperlukan segera.

53
II. Kesimpulan

Fungsi Manajemen Keperawatan terdiri dari 4 tahap, diantaranya perencanaan,


pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan adalah keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, contohnya adalah visi misi. Kemudian
dalam pengorganisasian menggunakan metode primary nursing yang terdiri dari Kepala
Ruangan, Perawat Primer, dan Perawat Asosiasi.
Dalam pelaksanaan fungsi manajemen sudah memenuhi standarisasi yang sudah
ditetapkan dalam beberapa aspek, dan pada tahap pengawasan ada pembandingan
pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi harus dianalisa untuk menentukan mengapa
standar tidak dapat dicapai.

III. Saran

Demi kesempurnaan laporan praktik ini,  kami sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang bersifat membangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesempurnaan laporan  ini.

54
DAFTAR PUSTAKA

Bupati Gianyar. 2011. Peraturan Bupati Gianyar No 38 Tahun 2011 Tentang Penetapan
Peraturan Internal Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar di
https://jdih.gianyarkab.go.id (di akses pada tanggal 18 Mei 2020, pk 10.10 wita)

Bupati Gianyar . 2017. Peraturan Bupati Gianyar No 43 Tahun 2017 Tentang Pembentukan,
Susunan Organisasi Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten
Gianyar di https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/86467/perbup-kab-gianyar-no-
43-tahun-2017 (di akses pada tanggal 18 Mei 2020, pk 10.10 wita)

Davies and priestly (2006): Davies, S., & Priestley, M. J. (2006). A reflective evaluation of
patient handover practices. Nursing Standard.

Keer 2002: Anderson, K., & Carol Kerr. (2002). Customer Relationship Management. New.
York: McGraw-Hill.

Loverige dan cummings (1996) : Loveridge, C.E. & Cummings, S. H. 1996 . Nursing
Management in the New Paradigm. Maryland:Aspen

Nursalam (2007): Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba


Medika

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan


professional. (Edisi 3). Jakarta: Salemba Medika

Nursalam.(2011). Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan praktek.Jakarta :


Salemba Medika.

Pelayanan RSUD Sanjiwani Gianyar di https://rsudsanjiwani.gianyarkab.go.id/ Diakses pada


tanggal 18 Mei 2020, pk 10.00 wita

55
Lampiran 1. Struktur Organisasi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap Ruang Arjuna RSUD
Sanjiwani Gianyar

DIREKTUR RSUD SANJIWANI GIANYAR


Dr. Ida Komang Upeksa

WADIR PELAYANAN KOMITE KEPERAWATAN


Dt. A.A. Gede Oka Beratha Ns. I Wayan Sumbertawan, S.Kep

KABID KEPERAWATAN
Ns. I Made Suja, SH, S.Kep

KASUB BID KEP. RAWAT INAP


Ida Bagus Kesuma Putra, SKM.

KEPALA RUANGAN
Ni Putu Rusmiathi, Amd.Kep

WAKIL KEPALA RUANGAN


I Nyoman Sura Atmaja, S.Kep

PERAWAT PRIMER I PERAWAT PRIMER II PERAWAT PRIMER III


Ni Nyoman Ratna P, Amd.Kep Gst A. Sri Yuni Antari, Amd.Kep Ns. Ni Made Sukasanti, S.Kep

56

PERAWAT ASSOCIATE PERAWAT ASSOCIATE PERAWAT ASSOCIATE

Anda mungkin juga menyukai