OLEH :
TINGKAT 3.A/SEMESTER VI
S.Tr. KEPERAWATAN
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik ini tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan
dalam Keperawatan. Adapun makalah ini mengenai Laporan Praktik Manajemen di Ruang
Arjuna RSUD Sanjiwani.
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan laopran ini, terutama kepada Ibu
Dosen serta teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka kami dengan senang hati
menerima kritik serta saran-saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga hasil dari penyusunan laporan ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa/mahasiswi S.Tr Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Denpasar.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................iii
I - HASIL PRAKTIK
II – KESIMPULAN.............................................................................................................52
III – SARAN.........................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN
I. HASIL PRAKTIK
1. GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK ATAU RUANGAN
A. Gambaran Umum RSUD Sanjiwani Gianyar
Secara historis Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani, berdiri pada tahun
1955 di Jalan Ngurah Rai, tepatnya pada lokasi Kantor Bupati Kepala Daerah
Tingkat II Gianyar. Awalnya hanya sebuah Poliklinik, dengan kondisi bangunan
yang sangat sederhana, peralatan minim, dan ketenagaan jauh dari memadai. Pada
tahun 1961 pindah lokasi ke Jalan Ciung Wanara Nomor 2 Gianyar, dengan
kondisi yang tidak jauh berbeda dari masa sebelumnya. Bangunan Poliklinik
sederhana 1 buah, ditambah 2 buah bangunan bangsal. Ketenagaan terdiri dari 1
orang dokter yang merangkap tugas pada Rumah Sakit Bangli, Klungkung, dan
Karangasem, 3 orang Bidan, 4 orang tenaga penjaga Rumah Sakit (Pos) dan 2
orang tenaga bangsal.
1
manajemen Rumah Sakit. Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Rumah Sakit
baru diatur dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gianyar No.
579 Tahun 1994 Tanggal, 7 Nopember 1994.
Pengisian jabatan struktural baru dapat dilakukan pada tahun 1996 tepatnya 12
Maret 1996. Dengan demikian perkembangan secara organisasi menunjukkan
semakin mantap dan pengisian jabatan struktural secara lengkap dan menganut
pola maksimal sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Gianyar Nomor 28 Tahun 1997 tanggal, 4 Desember 1997 tentang Pembentukan
Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar.Berdasarkan Perda Nomor 28 Tahun 1997
tersebut, tercantum nama Rumah Sakit yaitu “Rumah Sakit Umum Daerah
Sanjiwani“ Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar.
2
Bapak Bupati Gianyar, maka peristiwa bersejarah ini setiap tanggal 18
Februari diperingati sebagai hari Ulang Tahun RSUD Sanjiwani Gianyar.
Pada tahun 2008 RSUD Sanjiwani berubah status menjadi Badan Layanan
Umum Daerah berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 56 Tahun 2008
tentang Penetapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-
BLUD) pada RSUD Sanjiwani Gianyaryang dilengkapi dengan Peraturan Bupati
Gianyar Nomor 7 tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan dan
Akuntansi RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar serta Peraturan Bupati Gianyar
Nomor 52 Tahun 2012 tentang Stándar Akuntansi Berbasis Akrual Badan
Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.
Berikut adalah layanan yang ada di RSUD Sanjiwani Gianyar: poliklinik umum,
poliklinik gigi, poliklinik geriatric, poliklinik orthopedic, poliklinik anak,
poliklinik penyakit dalam, poliklinik kebidanan / obstetric ginekologi, poliklinik
bedah, poliklinik anastesi, poliklinik laktasi & tumbuh kembang, pliklinik THT,
pliklinik mata, poliklinik kulit dan kelamin, poliklinik gizi, poliklinik penyakit
jiwa, poliklinik paru, poliklinik jantung, laboratorium, instalasi rehabilitasi
medik/fisioterapi, pelayanan insatalasi gawat darurat (IGD), pelayanan instalasi
bedah sentral (IBS), pelayanan rawat inap, farmasi, radiologi, cek laboratorium,
IPSRS, binatu, CSSD, dan kamar jenazah.
3
C. Motto RSUD Sanjiwani Gianyar
“SMARTS”
a. Senyum Santun
b. Memikai Aman
c. Responsif
d. Terpecaya
e. Sejahtera
5
S.Kep
NIP. 197010211994031002
6
NIP. 197807252006042027
b) Tenaga Non-Keperawatan
c) Tenaga Medis
1 Dokter interna 3
2 Dokter umum 3
No Kualifikasi Jumlah
7
Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Dengan Metode Douglas
(1984).
No. KLASIFIKASI DAN KRITERIA
8
b. Perawat Intermediet / Partial : 3-4 jam / 24 jam
c. Perawat Total : 5-6 jam / 24 jam
I P P S S L M M
II L L P P S S L
III M M L L P P S
IV S L M M L L P
I P S S L M M L
9
II L P P S S L M
III M L L P P S S
IV L M M L L P P
B. Money
1. Anggaran Pemasukan
Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari
APBD Kabupaten dan provinsi. Pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS kesehatan,
sedangkan sisanya dari ASKES PNS, Jamsostek, Askes swasta dan umum (biaya sendiri).
2. Anggaran Pengeluaran
Untuk pengeluaran ada perencanaan pengeluaran seperti untuk :
a. Anggaran pengembangan program: tidak terdapat anggaran pengembangan program
perbulan yang dianggarkan ke ruangan.
b. Gaji dan Tunjangan
3. Anggaran biaya pemeliharaan barang: biaya pemeliharaan sebesar Rp. 5.000.000
10
C. Material
A. Peralatan dan Fasilitas
Fasilitas
1) Tempat tidur : 30 buah
2) Kasur : 30 buah
3) Bantal : 30 buah
4) Kipas angin : 8 buah
5) Jam dinding : 1 buah
6) Meja kantor : 3 buah
7) Kursi kantor : 3 buah
8) Meja pasien/tamu : 12 buah
9) Kursi pasien : 30 buah
10) Lemari pasien : 30 buah
11) Lemari obat : 1 buah
12) Lemari alat tenun : 1 buah
13) Tempat jemuran : 12 buah
14) Tong sampah pasien : 12 buah
15) Tong sampah medis : 2 buah
16) Tong sampah non-medis : 3 buah
17) Kursi kecil : 20 buah
18) Meja kabinet : 1 buah
19) Kursi panjang : 2 buah
20) Meja caunter : 1 buah
21) TV : 1 buah
22) AC : 1 buah
23) Troli makan :-
24) Keset : 24 buah
25) Kompor : 1 buah
26) Gayung : 12 buah
27) Sapu : 2 buah
28) Serok sampah : 2 buah
29) Komputer : 1 buah
30) Meja visite : 1 buah
31) Kulkas : 1 buah
11
32) Pesawat telepon : 1 buah
33) Troli injeksi : 1 buah
Alat Medik
Jumlah Yang
No Nama Barang Kondisi
Tersedia
1. Stetoskop 4 Baik
6. Bengkok 2 Baik
8. Korentang 1 Baik
12
19. Selang O2 8 Baik
Alat Tenun
13
1) Laken : 85 buah
2) Stik laken : 42 buah
3) Sarung bantal : 79 buah
4) Perlak hijau : 36 buah
5) Selimut wol : 44 buah
6) Sketsel : 14 buah
7) Taplak meja : 19 buah
8) Gorden : 46 buah
9) Perlak putih : -
10) Selimut lurik : 10 buah
11) Handuk cuci tangan : 5 buah
Administrasi Penunjang
1) Buku Injeksi
2) Lembar Observasi
3) Lembar Dokumentasi
4) Buku TTV
9) Buku Makanan
14
13) Buku Pasien Pulang
Ruangan
1) Ruang Arjuna terdiri dari 7 kamar rawat inap (ruang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7). Ruang
rawat inap 1 terdiri atas 6 bed perawatan, ruang 2 terdiri atas 6 bed perawatan,
ruang 3 terdiri atas 6 bed perawatan, ruang 4 terdiri atas 4 bed perawatan, ruang 5
terdiri atas 2 bed perawatan, ruang 6 terdiri atas 2 bed perawatan, ruang 7 terdiri
atas 4 bed perawatan.
2) Ruang kepala ruangan.
3) Ruang obat dan persiapan.
4) Ruang perawat.
5) Nurse station.
6) Kamar mandi di setiap ruangan.
7) Gudang
8) Dapur
D. Marketing
Ruang Arjuna merupakan salah satu ruangan bedah interna di RSUD Sanjiwani Gianyar.
Dimana untuk pemasaran ini dilakukan secara sentral yang dipegang langsung oleh bagian
Humas RSUD Sanjiwani Gianyar. Untuk pemasaran di ruang Arjuna dilakukan seperti
pengadaan leaflet, brosur, dan poster mengenai RSUD Sanjiwani Gianyar.
E. Methode
1) Penerapan Pemberian Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional (MPKP)
15
Keperawatan Profesional (MPKP). Dalam aplikasinya, RSUD Sanjiwani Gianyar
memiliki visi, misi dan motto sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan karena
jika tidak, bisa terjadi ketimpangan yang justru akan menanbah ketidakjelasan arah
pemgembangan manajemen keperawatan di masa depan. Ruangan atau bangsal sebagai
salah satu unit terkecil dari pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan tempat yang
memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan skilnya secara optimal.
Selain itu RSUD Sajiwani Gianyar juga selalu mengadakan pelatihan untuk para
perawat guna meningkatkan pengetahuan perawat ruangan tentang manajemen
keperawatan. Di ruang Arjuna memiliki berbagai administrasi penunjang yang
mendukung pemberian MPKP yaitu berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK),
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
16
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan dimana pelaksanaan orientasi
ruangan terhadap pasien baru di ruang Arjuna sudah dilakukan dan sudah sesuai dengan
program MPKP.
3) Dokumentasi Keperawatan
4) Timbang Terima
Nursalam (2007), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover
adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien
dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan
waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru,
dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya. Mekanisme laporan dikerjakan
ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses komunikasi dalam menyampaikan
informasi tentang kondisi klien saat itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk
tanggung jawab perawat kepada klien (Kerr, 2002). Informasi yang disampaikan harus
akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik.
Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift
dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung kepasien untuk vasidasi data
dan memantau kondisi pasien secara langsung.
Berdasarkan hasil observasi, timbang terima di ruang Arjuna dilakukan setiap
pergantian shift yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masing- masing shift.
Shift pagi berlangsung pukul 07.30-13.30 Wita, shift siang berlangsung pukul 13.30-
19.30 Wita, dan shift malam berlangsung pukul 19.30-07.30 Wita. Beberapa kelemahan
pelaksanaan timbang terima di ruang Arjuna adalah kadang-kadang timbang terima
17
dilaksanakan diruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien. Isi timbang terima
meliputi nama dan ruangan pasien, diagnosis medis, kondisi pasien, masalah
keperawatan, intervensi yang telah dan belum dilakukan, terapi yang di berikan, dan
semua dicatat dalam buku timbang terima, namun belum terdapat format khusus
timbang terima yang memudahkan perawat untuk melakukan timbang terima pada tiap
pergantian shift namun timbang terima antar ruangan tersedia format timbang terima
dengan mengunakan evaluasi SBAR.
Selain itu beberapa kekurangan timbang terima adalah saat kunjungan ke
pasien, perawat tidak memperkenalkan nama anggota tim yang akan bertukar dinas.
Kegiatan timbang terima yang dilakukan di ruang Arjuna tidak selalu dipimpin oleh
kepala ruangan namun perawat primer yang bertugas pada shift pagi selalu memimpi
timbang terima, terutama pada pergatian shift malam ke pagi, dan pagi ke siang. Namun
pada pergantian shift siang ke malam timbang terima hanya dilakukan oleh perawat
pelaksana. Perawat primer hanya bertugas shift pagi menurut hasil observasi selama
bertugas di ruang Arjuna. Proses timbang terima yang efektif dan terstrukturakan
memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern (Davies
and Priestly, 2006). Karena timbang terima akan mempermudahkan kita sebagai
perawat untuk memberikan pelayanan yang efektif terhadap pasien.
5) Refleksi Diskusi Kasus (RDK)
Refleksi diskusi Kasus (RDK) merupakan suatu metode pembelajaran dalam
merefleksikan pengalaman tenaga keperawatan yang actual dan menarik dalam
memberikan dan mengelola asuhan keperawatan di lapangan melalui suatu diskusi
kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan. Diskusi yang
berdasarkan kasus mampu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pemberian
umpan balik,
RDK di ruang Arjuna rutin dilakukan 1 bulan sekali. RDK dilakukan dengan
mengumpulkan pengalaman pengalaman dari masing–masing perawat mengenai kasus
tertentu dan membahasnya bersama–sama dan dapat meningkatkan pengetahuan klinis
antar perawat dan dapat bekerja sesuai standar yang telah ditetapkan jika terdapat kasus
dengan masa rawat yang cenderung lama dan keparahan dari suatu penyakit.
6) Ronde Keperawatan
18
keperawatan ruangan, kepala ruangan, konsuler dan pasien secara langsung sebagai
fokus kegiatan.
8) Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan
19
yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Berdasarkan hasil obervasi di ruang
Arjuna terdapat format untuk melakukan supervisi di ruang Arjuna. Pada format
supervisi tersebut yang disupervisi adalah sensus harian, sumberdaya manusia, fasilitas
rumah sakit, pelayanan, asuhan keperawatan, tipe pasien, dan wabah. Menurut wakil
kepala ruangan Arjuna, supervisi di ruang Arjuna biasanya dilakukan pada sore hari dan
malam hari dalam sebulan sekali. Di ruang Arjuna telah memiliki SAK (Standar
Asuhan Keperawatan) dan SOP (Standar Operasional Prosedur), selain itu terdapat
tenaga yang berkompeten untuk menjadi supervisor.
9) Discharge Plannings
Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem
perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan
bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan
jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan
harga yang terjangkau.
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan
klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu
proses yang menggambarkan usaha kerjasama antartim kesehatan, klien dan keluarga
kien. Berdasarkan hasil observasi ditemukan 100 % perawat termasuk kategori baik
dalam pelaksanaan discharge planning. Perawat di ruang Arjuna selalu melakukan
discharge planning setiap pasien akan pulang, ruangan Arjuna juga memiliki format
khusus tentang discharge planning. Discharge planning tersebut kemudian diberikan
kepada pasien ketika pasien telah pulang sehingga pasien dapat mengingat jadwal
kontrol, obat yang harus diminum dan perawatan pasien di rumah.
3. PERENCANAAN
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana
kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan,
dimana kegiatan itu dilakukan.
Perencanaan pada Ruang Arjuna yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut :
a. Visi & Misi
20
Dari kesepakatan yang telah dibicarakan sebelumnya di ruangan, ditetapkan
visi dan misi dari Ruang Arjuna, yaitu :
Visi “Menjadikan Ruang Arjuna di RSUD Sanjiwani Gianyar dapat
melakukan pelayanan dan menjadi berstandar Nasional
Misi :
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan tata kelola
manajemen keuangan pada ruangan yang efektif, efisien dan akuntabel
2. Terwujudnya SDM dengan performance kinerja yang unggul serta
semangat pengabdian dan kerjasama demi kesejahteraan bersama
3. Terwujudnya fasilitas pelayanan dan lingkungan kerja yang mendukung
peningkatan mutu pelayanan
b. Fasilitas
Dalam manajemen satu ruangan sangat diperlukan adanya pengelolaan
peralatan sebagai factor pendukung terlaksananya pelayanan keperawatan.
Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk alat
kesehatan atau peralatan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan sehingga diperoleh tujuan
pelayanan keperawatan efektif dan efisien.
Untuk di Ruang Arjuna RSUD Sanjiwani penyediaan alat-alat menggunakan
buku standar peralatan keperawatan disarana kesehatan yang disusun oleh tim
Departemen Kesehatan RI.
Perencanaan pengadaan fasilitas di ruangan, ditetapkan sebagai berikut :
1. Lokasi dan Denah
Ruang Arjuna merupakan ruangan rawat inap di RSUD Sanjiwani.
Berlokasi di lantai dua diatas ruang depo rawat jalan dan disebelah selatan
Ruang Bima. Ruang Arjuna terdiri dari 1 nurse station, 1 ruang perawat, 1
ruang dapur, 1 ruang spoelhock, 1 ruang persiapan, 1 ruang karu, dan 7 ruang
rawat inap.
Dari 7 ruangan rawat inap dibagi menjadi ruangan 1, ruang 2, ruang 3,
ruang 4, ruang 5, ruang 6 dan ruang 7. Dengan kapasitas 30 bed perawatan.
Ruang 1, ruang 2, ruang 3 masing-masing memiliki 6 bed perawatan.
21
Sedangkan ruang 4 dan ruang 7 masing – masing memiliki 4 bed perawatan.
Ruang 5 dan ruang 6 masing – masing memiliki 2 bed perawatan
Dapur
Nurse Station
Ruang
Ruang Karu
Perawat
Ruang Obat
Kamar 1
dan Persiapan
Kamar 6 Kamar 2
Kamar 5 Kamar 3
Kamar 7 Kamar 4
Gudang
22
ke Bagian Sarana & Prasarana RSUD Sanjiwani, yang kemudian akan
dilakukan pengecekan ulang apakah daftar permintaan barang yang telah
diajukan sesuai dengan kebutuhan ruangan. Perencanaan pengadaan
barang diruangan yaitu seperti barang habis pakai (alcohol, alcohol swab,
hepafix, has, dll) dan barang tidak habis pakai di ruangan (stetoskop, tensi
meter, thermometer dll).
Standar barang yang diperlukan satu pasien di ruangan
23
menunggu kapan barang yang bersangkutan diambil oleh Bagian Sarana
RSUD Sanjiwani untuk dimusnahkan.
3. Perencanaan BOR dan LOS
Jumlah TT : 30
Jumlah pasien : 27
Rumus : Jumlah hari lama dirawat pasien keluar : jumlah pasien keluar
(hidup + mati)
Pasien pulang : 6
24
Pasien1 = 6 hari Pasien4 = 5 hari
Total hari : 30
Jumlah TT : 30
Jumlah TT = 30
25
Jumlah periode = 1 hari
c. Ketanagakerjaan
Perkiraan jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan waktu perawatan
langsung yang dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan klien. Rata- rata
waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung (direct care) adalah
berkisar 4 – 5 jam/klien/hari. Dalam Gillien 1994 waktu yang dibutuhkan
untuk perawatan langsung didasarkan pada kategori berikut:
a. Perawatan mandiri (self care) adalah ½ × 4 jam = 2 jam
b. Perawatan sebagian (partial care) adalah ¾ × 4 jam = 3 jam
c. Perawatan total (total care) adalah 1- 1,5 × 4 jam = 4-6 jam
d. Perawatan intensif (intensive care) adalah 2 × 4 jam = 8 jam
Keterangan :
26
2) 52 minggu = 365 hari dalam setahun : 7
3) TT = Tempat Tidur
4) BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah tempat
tidur yang digunakan selama periode tertentu (satu semester/tahun)
5) Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 – (52 minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
= 289 hari : 7 hari/minggu
= 41 minggu
6) Total jam kerja perminggu = 40 jam
7) Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian terhadap produktivitas
27
Jadi disimpulakan untuk perencanaan ketenagakerjaan di Ruang Arjuna
diperlukan 19 orang tenaga perawat.
d. Keuangan
Pengelolaan keuangan di RSUD Sanjiwani diatur secara sentral oleh
bagian keuangan RSUD Sanjiwani.
Di Ruang Arjuna, pembayaran perawatan untuk pasien dengan BPJS
dan umum disiapkan oleh petugas di Ruang Arjuna. Adapun yang
disiapkan oleh petugas di Ruang Arjuna untuk pembayaran perawatan
pasien dengan BPJS yaitu ;
1. Berkas-berkas les pasien
2. Resume pulang oleh dokter
3. Resume perawatan oleh perawat
4. Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
5. Kartu kendali BPJS
Tarif BPJS yang sudah ditentukan oleh pemerintah dan diterapkan di
RSUD Sanjiwani yaitu :
BPJS I : Rp. 80.000
BPJS II : Rp. 51.000
BPJS III : Rp. 25.000
e. Marketing
Ruang Arjuna merupakan salah satu ruangan bedah interna di RSUD
Sanjiwani. Dimana untuk pemasaran ini secara sentral yang dipegang
langsung oleh bagian Humas RSUD Sanjiwani. Untuk pemasaran di
Ruang Arjuna itu seperti pelayanan yang diberikan kepada pasien,
keluarga dan pengunjung.
4. PENGORGANISASIAN
a) Struktur Organisasi
28
Wawancara : Menurut Kepala Ruangan didapatkan informasi bahwa terdapat 3
perawat primer sebagai pelaksana asuhan keperawatan sesuai susunan organisasi
yang terdapat di dalam ruangan.
Perawat Primer I
4
4
3
2
1
Kabid Keperawatan
Wadir Pelayanan
Kepala Ruangan
Direktur RSUD
Sanjiwani
Wakil Kepala Ruangan
1 1
2 2
3 3
29
Wawancara : Menurut Kepala ruang didapatkan data bahwa metode penugasan
yang dilakukan menggunakan metode perawat primer, dengan membentuk 3
perawat primer dalam ruangan yaitu PP1, PP2 dan PP3.
Obsevasi : Hasil pengamatan ada 3 PP di ruangan yang dibuat sesuai tugas
sehari-hari. Pembagian tanggungjawab terhadap pasien dilakukan berdasarkan
kamar, tetapi pelaksaan ini belum optimal. Perawat pelaksana bertanggung jawab
kepada PP. Dan pada struktur organisasi di ruangan sudah menunjukkan
penerapan metode perawat primer.
c) Uraian Tugas
Wawancara : Menurut Kepala ruanga setiap perawat sudah mempunyai uraian
tugas masing-masing bagi tiap tenaga keperawatan. Batas wewenang dan
tanggung jawab perawat cukup jelas dengan dibuatkan job discription dimasing-
masing ruangan.
Obsevasi : Diruangan sudah terdapat buku uraian tugas perawat sesuai perannya.
30
2) Melakukan survey kepuasan pasien.
3) Melaksanakan ronde keperawatan.
4) Melaksanakan RDK.
- Promosi
1) Melakukan orientasi pegawai baru.
2) Melakukan orientasi pasien baru.
3) Memberikan PKMRS.
4) Discharge planning/perencanaan pulang.
- Monitoring
1) Melakukan evaluasi tindakan pelaksanaan askep.
2) Membuat survey kepuasan pelanggan.
- Kepemimpinan
1) Membuat penugasan.
2) Melakukan pertukaran jaga.
3) Melakukan pelimpahan tugas.
- Advokasi
1) Mendampingi pasien dalam pengisian inform consent.
2) Menjaga privasi pasien.
3) Mendampingi pasien dalam keadaan kritis.
- Asuhan Keperawatan
1) Memberikan asuhan keperawatan rawat inap (pengkajian,
menentukan diagnose keperawatan, Menyusun rencana tindakan,
melaksanakan tindakan keperawatan) secara holistic.
2) Melakukan dokumentasi semua askep keperawatan pasien secara
efektif, akurat dan jelas
3) Menerapkan pasien safety melalui identifikasi resiko, pelaporan
insiden serta menjaga lingkungan kerja yang aman, bersih dan
mengutamakan keselamatan pasien
Job Description Perawat Associate
- Administrasi
1) Melakukan absensi datang dan pulang.
2) Membuat laporan jaga.
31
3) Melaksanakan administrasi dan tindakan persiapan terhadap
pelayanan pasien (pindah antar ruangan, dititip pada kelas yang
lebih tinggi, tanpa identitas, sulinggih, pasien asing, pelayanan obat
pasien rawat inap, pelayanan jenasah, pasien pulang sembuh, pulang
paksa).
4) Membuat amprahan dan perubahan makanan pada pasien.
- Quality Ansurance
1) Melakukan pengendalian infeksi nasokomial.
2) Melakukan refleksi diskusi kasus (RDK).
3) Melaksanakan pemantauan dan pengendalian infeksi luka operasi.
4) Melaksanakan pemantauan dan pengendalian kejadian decubitus.
5) Melakukan operan setiap jaga shift.
6) Melakukan orientasi pasien baru.
7) Melakukan operan obat emergency dan operan alat.
8) Mengikuti pendidikan dan pelatihan.
9) Memberikan penyuluhan perorangan/keluarga.
10) Melakukan discharge planning.
- Advokasi
1) Menyiapkan administrasi Tindakan keperawatan/medis.
2) Menjaga kerahasiaan dokumen pasien.
3) Menjaga privasi pasien.
- Asuhan Keperawatan
1) Memberikan asuhan keperawatan rawat inap (pengkajian,
menentukan diagnose keperawatan, Menyusun rencana tindakan,
melaksanakan tindakan keperawatan) secara holistic.
2) Mampu menjelaskan patofisiologi tentang kondisi pasien,
menjelaskan bila ada perubahan status kondisi pasien
3) Melakukan dokumentasi semua aspek keperawatan pasien secara
efektif, akurat dan jelas.
4) Melakukan teknis tindakan keperawatan dasar dan khusus secara
aman akurat
5) Memberikan pelayanan yang professional tanpa memandang status
pasien dan bekerja sesuai standard aturan yang berlaku
32
6) Mengembangkan komunikasi terapeutik dengan pasien, anggota
keluarga serta berkomunikasi secara efektif dengan tim kesehatan
yang lain
5. PENGARAHAN
33
pedomannya. Dari perencanaan yang telah ditetapkan, maka rencana-rencana yang telah
diimplementasikan, yaitu:
Dapur
Ruang Obat
Kamar 1
dan Persiapan
Kamar 6 Kamar 2
Kamar 5 Kamar 3
Kamar 7 Kamar 4
Gudang
34
Ruang Arjuna merupakan ruangan rawat inap di RSUD Sanjiwani.
Berlokasi di lantai dua diatas ruang depo rawat jalan dan disebelah selatan
Ruang Bima. Ruang Arjuna terdiri dari 1 nurse station, 1 ruang perawat, 1
ruang dapur, 1 ruang spoelhock, 1 ruang persiapan, 1 ruang karu, dan 7 ruang
rawat inap.
Dari 7 ruangan rawat inap dibagi menjadi ruangan 1, ruang 2, ruang 3,
ruang 4, ruang 5, ruang 6 dan ruang 7. Dengan kapasitas 30 bed perawatan.
Ruang 1, ruang 2, ruang 3 masing-masing memiliki 6 bed perawatan.
Sedangkan ruang 4 dan ruang 7 masing – masing memiliki 4 bed perawatan.
Ruang 5 dan ruang 6 masing – masing memiliki 3 bed perawatan.
● Fasilitas pasien
No
Ruang Nama Barang Jumlah Ket.
.
35
Meja pasien/bed side
4 Baik
kabinet
36
9. Kursi pasien : 30 buah
10. Lemari pasien : 30 buah
11. Lemari obat : 1 buah
12. Lemari alat tenun : 1 buah
13. Tempat jemuran : 12 buah
14. Tong sampah pasien : 12 buah
15. Tong sampah medis : 2 buah
16. Tong sampah non-medis : 3 buah
17. Kursi kecil : 20 buah
18. Meja kabinet : 1 buah
19. Kursi panjang : 2 buah
20. Meja caunter : 1 buah
21. TV : 1 buah
22. AC : 1 buah
23. Troli makan :-
24. Keset : 24 buah
25. Kompor : 1 buah
26. Gayung : 12 buah
27. Sapu : 2 buah
28. Serok sampah : 2 buah
29. Komputer : 1 buah
30. Meja visite : 1 buah
31. Kulkas : 1 buah
32. Pesawat telepon : 1 buah
33. Troli injeksi : 1 buah
● Alat medik
37
Tersedia
Keperawatan Alat
Ruang Arjuna
1. Stetoskop 4 Baik
6. Bengkok 2 Baik
8. Korentang 1 Baik
38
21. Gunting lancip 1 Baik
● Alat tenun
1. Laken : 85 buah
39
2. Stik laken : 42 buah
3. Sarung bantal : 79 buah
4. Perlak hijau : 36 buah
5. Selimut wol : 44 buah
6. Sketsel : 14 buah
7. Taplak meja : 19 buah
8. Gorden : 46 buah
9. Perlak putih : -
10. Selimut lurik : 10 buah
11. Handuk cuci tangan : 5 buah
● Administrasi Penunjang
1. Buku Injeksi
2. Lembar Observasi
3. Lembar Dokumentasi
4. Buku TTV
9. Buku Makanan
40
14. Buku Registrasi
3) Ketenagakerjaan
Untuk tenaga keperawatan baru di ruang Arjuna akan dites dan uji terlebih dahulu
oleh Kepala Ruangan, sedangkan untuk tenaga keperawatan lama akan dilakukan
penilaian setiap 1 tahun sekali oleh Supervisi.
Jumlah tenaga keperawatan 15 orang dengan klasifikasi pendidikan
− Tenaga S1 keperawatan sebanyak 4 orang
− Tenaga DIII Keperawatan sebanyak 11 orang
Tenaga Non Keperawatan
− Tenaga Administrasi sebanyak 1 orang
− Tenaga Kebidanan sebanyak 1 orang
− Tenaga Gizi sebanyak 1 orang
Tenaga Kebersihan sebanyak 3 orang
41
NIP. 197010211994031002
42
15. Ni Luh Artini, A.Md.Kep DIII KEP 2006 III D PA
NIP. 1980032006042012
1 DIII 11 68,75 %
2 S1 4 25%
3 Bidan 1 6,25 %
JUMLAH 16 100%
Jadi dapat disimpulkan bahwa, tenaga kerja keperawatan di ruang Arjuna belum
memenuhi standar ketenagakerjaan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
4) Keuangan
Dari perencanaan dan pengkajian yang ada Secara keseluruhan jumlah pasien
tertanggal 18 mei sebanyak 30 orang dan Pengelolaan keuangan di RSUD Sanjiwani
sudah diatur dan diatangani secara sentral oleh bagian keuangan RSUD Sanjiwani.
5) Marketing (Pemasaran)
43
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan hasil pengkajian bahwa Ruang
Arjuna merupakan salah satu ruangan bedah interna di RSUD Sanjiwani. Dimana untuk
pemasaran ini secara sentral yang dipegang langsung oleh bagian Humas RSUD
Sanjiwani. Untuk pemasaran di ruang Arjuna dilakukan seperti pengadaan leaflet, brosur,
dan poster mengenai RSUD Sanjiwani Gianyar. Pemasaran di Ruang Arjuna itu seperti
pelayanan yang diberikan kepada pasien, keluarga dan pengunjung.
6) Method
Bedasarkan hasil observasi didapatkan bahwa model asuhan keperawatan profesional
yang di gunakan di ruang Arjuna adalah model primer. Pada model primer, perawat
primer merencanakan asuhan keperawatan untuk merawat pasien selama 24 jam namun
jika perawat primer tidak ada maka tanggung jawab untuk merawat pasien akan
dilimpahkan pada perawat asosiate.
Setelah dilakukan proses pengumpulan data didapatkan bahwa pelaksanaan MPKP
di ruang Arjuna belum berjalan secara optimal karena untuk pembagian PP sudah ada
tetapi tidak dijalankan sesuai tugas masing-masing dengan optimal.
a. Penerimaan Pasien Baru
Di ruang Arjuna telah dilakukan orientasi pasien baru secara lisan dan sudah
terdapat standar operasional penerimaan pasien baru dan sudah terdapat lembar
orientasi pasien. Penerimaan pasien langsung dilakukan di ruang perawat dari
perawat UGD ke perawat ruangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu
perawat ruangan terkait dengan penerimaan pasien baru sudah dilaksanakan oleh
perawat ruangan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan dimana pelaksanaan
orientasi ruangan terhadap pasien baru di ruang Arjuna sudah dilakukan dan sudah
sesuai dengan program MPKP.
b. Timbang Terima
Operan dilakukan tiga kali sehari, yaitu setiap pergantian shift malam ke pagi
(pukul: 07.30), pagi ke sore (pukul: 13.30), dan sore ke malam (pukul: 19.30). Dan
juga sebagian besar operan dilaksanakan dengan tidak tepat waktu. Adanya
keterlambatan operan diakibatkan pegawai yang tidak disiplin waktu. Operan diikuti
oleh perawat yang telah dan akan dinas. Kegiatan operan didampingi oleh KARU,
PP atau yang mewakili untuk operan pagi.
44
Operan disaat shift pagi dilaksanakan operan dan perawat berkeliling langsung
ke kamar pasien sesuai pembagian PP. Pada saat operan jaga ke pasien terlihat
adanya perkenalan perawat jaga berikutnya ke pasien. Operan jaga dilakukan secara
umum terkait kondisi pasien dan operan tentang penyampaian tindak lanjut obat
pasien dilakukan saat pasien mendapatkan terapi obat lanjut dan untuk pasien yang
mendapatkan terapi lanjut dicatat di buku dokumentasi. Metode operan yang
digunakan di ruangan arjuna mengacu pada metode SBAR (Situation, Background,
Analysis, Recomendation) dalam pendokumentasiannya namun dalam hal
komunikasi pada saat operan belum efektif menggunakan SBAR (Situation,
Background, Analysis, Recomendation).
Berdasarkan data tersebut di atas, jika ditinjau dari segi penerapan MAKP di
sebuah ruangan dapat disimpulkan dimana operan pasien di ruang arjuna sudah
dilakukan setiap operan jaga. Pendokumentasian operan jaga pada catatan operan
jaga yang ditulis setiap harinya saat operan sudah dilakukan di ruangan.
Kekurangannya adalah kadang-kadang timbang terima dilaksanakan diruang nurse
station saja tanpa kunjungan ke pasien.
c. RDK
RDK dilakukan dengan mengumpulkan pengalaman pengalaman dari masing –
masing perawat mengenai kasus tertentu dan membahasnya bersama – sama dan
dapat meningkatkan pengetahuan klinis antar perawat dan dapat bekerja sesuai
standar yang telah ditetapkan. Untuk diruangan arjuna pelaksaanan RDK rutin
dilakukan setiap 1 bulan sekali.
Berdasarkan hal diatas RDK diruangan Arjuna telah dilaksanakan secara rutin
setiap 1 bulan sekali sesuai prosedur ronde.
d. Ronde
Pelaksanaan ronde keperawatan di dalam ruang arjuan jarang dilakukan dan
dilakukan apabila terdapat masalah pasien yang kompleks yang memang benar-
benar tidak bisa diselesaikan oleh perawat ruangan baru dilakukan ronde
keperawatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala ruangan, di dalam
ruangan sendiri sudah dilakukan kegiatan ronde rutin setiap 2 kali dalam sebulannya
terkait dengan kondisi pasien di ruang Arjuna.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan, dimana pelaksanaan ronde
keperawatan di rungan sudah dilakukan.
e. Pengelolaan Sentralisasi Obat
45
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan dimana penyimpanan atau
sentralisasi obat yang diterapkan sudah sepenuhnya mengacu pada program MAKP,
dimana penyimpanan obat didasarkan pada jenis obat yaitu penyimpanan antara obat
oral dan injeksi di letakan dalam wadah yang berbeda dan dalam pemberian obat
perawatan mengacu pada 6 benar.
Jadi kesimpulannya pengelolaan sentralisasi obat sudah diterapkan sesuai
manajemen yang berlaku di RSUD Sanjiwani, Gianyar.
f. Discharge Planning
Discharge planning sudah dilakukan di ruang Arjuna dari awal pasien masuk ke
RSUD SANJIWANI mengenai rencana kepulangan, waktu kontrol kembali dan
obat-obatan yang harus diminum di rumah, aktifitas dan istirahat, hasil lab/ foto/
ECG jika ada dan surat keterangan istirahat. Pasien juga mendapatkan HE tentang
cara perawatan di rumah dan pencegahan kekambuhan penyakit. Biasanya HE yang
diberikan secara lisan. Pasien yang akan keluar dari rumah sakit dibuatkan ringkasan
keluar (resume) yang disimpan di rekam medis pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan dimana pemberian discharge
planning sudah dilakukan dengan baik di dalam Ruang Arjuna dan sudah sesuai
dengan penerapan MPKP.
g. Metode/Standar/Pedoman/Protap
Di ruangan sudah terdapat SOP (standar operasional prosedur) yang berisi
tentang pedoman-pedoman tata cara tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan
yang dilakukan diruangan mengacu pada SOP yang dimiliki ruangan.
Kesimpulannya setiap tindakan diruangan telah di jalankan sesuai prosedur ruangan.
a. Pemberian motivasi
Di ruang arjuna pemberian motivasi dilakukan oleh kepala ruangan kepada perawat-
perawat yang bertugas. Menurut data informasi yang di dapatkan bahwa dalam
46
peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit baik secara langsung
maupun tidak langsung. Misalnya diklat secara rutin mengadakan pelatihan dan
pembinaan. Kepala ruangan juga sudah melaksanakan pemberian motivasi ketika proses
timbang terima. Namun lebih banyak dilakukan oleh pihak RS ketika diadakan pelatihan.
b. Supervisi
Menurut informasi yang di dapatkan bahwa kegiatan super visi di ruangan arjuna
dilakukan secara rutin. Hasil supervisi juga langsung diberikan oleh supervisor kepada
pihak yang disupervisi.
Menurut informasi yang di dapatkan untuk mengatasi adanya konflik yang terjadi di
ruangan biasanya diselesaikan secara lisan terlebih dahulu. Misalnya ada keluarga pasien
yang komplain maka perawat yang berjaga mengkomunikasikan dengan baik kepada
keluarga pasien yang bersangkutan. Jika tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat
menghubungi kepala ruangan dan kolaborasi dengan dokter yang menangani pasien
tersebut.
d. Pendelegasian
Menurut informasi yang di dapatkan baik dari wawancara dan observasi langsung
bahwa untuk pendelegasian di ruang arjuna masih dilakukan secara lisan karena tidak
adanya formulir pendelegasian sehingga hal ini menyebabkan tidak optimalnya
pelayanan kepada pasien.
e. Cara komunikasi
Seacara Observasi : komunikasi antara staff sesuai dengan jalur. Pada saat timbang
terima pasien di ruangan, dilaporkan tindakan yang telah dilakukan dan yang akan
dilanjutkan oleh perawat pada shift berikutnya.
f. Kerja sama
47
Diruang arjuna antara perawat, dokter dan staff lainnya tampak adanya kerjasama
yang pas dalam menangani pasien diruangan. Menurut karu bahwa sistem kerja sama
yang dilakukan di ruangan merupakan implementasi untuk mencapai visi misi rumah
sakit yang diharapkan.
g. Negosisasi
Menurut informasi yang ada bahwa negosiasi yang terjadi di ruang arjuna yaitu
dilakukan dengan berkolaborasi dengan ahli lain dalam suatu penanganan kasus sebagai
contohnya. Dalam penanganan kasus ketika si pasien sudah terjangkit 3 masalah
diagnosa atau sudah lebih dari 3 dokter yang menangani maka segera dilakukan proses
RDK dengan ahli yang menangani dan perawat yang bertugas untuk konsultasi dan
penanganan kasus.
6. PENGAWASAN
48
1) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah
diukur, misalnya menepati jam kerja
2) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi
3) Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf,
sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen
terhadap kegiatan program
4) Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa
sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta
alat untuk memperbaiki kinerja
5) Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik:
a. Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
b. Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
c. Harus memandang ke depan
d. Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
e. Harus objektif
f. Harus fleksibel
g. Harus menunjukkan pola organisasi
h. Harus ekonomis
i. Harus mudah dimengerti
j. Harus menunjukkan tindakan perbaikkan
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer.
Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai
kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan
penugasan, serta pengunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control
ditujukan untuk perubahan yang cepat. Dua metode pengukuran yang digunakan
untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan keperawatan adalah:
1) Analisa tugas: Kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang
tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya
mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk
analisa tugas dalam keperawatan.
2) Kontrol kualitas: Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan
akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.
49
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan
tepat, maka akan diperoleh manfaat:
1) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai
dengan standard atau rencana kerja
2) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf
dalam melaksanakan tugas-tugasnya
3) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar
4) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan
latihan lanjutan
Fungsi Pengawasan
50
7. ANALISA SWOT DI RUANG ARJUNA
51
minimal ( SPM).
Pengecekan barang Perencanaan pengadaan Kelengkapan fasilitas 1. Pelayanan asuhan
untuk pengadaan barang yang alurnya akan terjamin, jika keperawatan tidak
barang dilakukan berbelit belit karena adanya pemeriksaan terlaksana dengan
setiap tiga bulan manajemen keuangan akreditasi, ruangan optimal
yang tersentral. sudah siap akan
2. Kesalahan dalam
kelengkapan sarana
pendokumentasian hasil
pra-sarana
pemeriksaan pasien
yang tidak akurat
52
5) Masalah yang muncul : Belum optimalnya kegiatan audit dokumentasi
keperawatan.
Solusi yang diberikan : Pemberian informasi kembali mengenai pentingnya
melakukan dokumentasi pada setiap tindakan keperawatan dan cara melakukan
dokumentasi sesuai standar yang ada.
6) Masalah yang muncul : Perencanaan pengadaan barang yang alurnya berbelit
belit karena manajemen keuangan yang tersentral.
Solusi yang diberikan : Dilakukan pengecakan berkala seperti 3 bulan sekali
agar mempercepat proses pengadaan barang yang diperlukan segera.
53
II. Kesimpulan
III. Saran
Demi kesempurnaan laporan praktik ini, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang bersifat membangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesempurnaan laporan ini.
54
DAFTAR PUSTAKA
Bupati Gianyar. 2011. Peraturan Bupati Gianyar No 38 Tahun 2011 Tentang Penetapan
Peraturan Internal Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar di
https://jdih.gianyarkab.go.id (di akses pada tanggal 18 Mei 2020, pk 10.10 wita)
Bupati Gianyar . 2017. Peraturan Bupati Gianyar No 43 Tahun 2017 Tentang Pembentukan,
Susunan Organisasi Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten
Gianyar di https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/86467/perbup-kab-gianyar-no-
43-tahun-2017 (di akses pada tanggal 18 Mei 2020, pk 10.10 wita)
Davies and priestly (2006): Davies, S., & Priestley, M. J. (2006). A reflective evaluation of
patient handover practices. Nursing Standard.
Keer 2002: Anderson, K., & Carol Kerr. (2002). Customer Relationship Management. New.
York: McGraw-Hill.
Loverige dan cummings (1996) : Loveridge, C.E. & Cummings, S. H. 1996 . Nursing
Management in the New Paradigm. Maryland:Aspen
55
Lampiran 1. Struktur Organisasi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap Ruang Arjuna RSUD
Sanjiwani Gianyar
KABID KEPERAWATAN
Ns. I Made Suja, SH, S.Kep
KEPALA RUANGAN
Ni Putu Rusmiathi, Amd.Kep
56