Anda di halaman 1dari 14

SKRIPSI

ARTIKEL JURNAL

PENGARUH SENAM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA


LANSIA HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan

Oleh:
Dodik Dwi Hadiansah
1911012027

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
ARTIKEL JURNAL

PENGARUH SENAM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA


LANSIA HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan

Oleh:
Dodik Dwi Hadiansah
1911012027

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021

ii
Pengaruh Senam Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di UPT
Panti Sosial Tresna Werdha Jember
(The Effect Of Gymnastics On Blood Pressure In The Elderly With Hypertension
In Tresna Werdha Jember Social Service Unit)

Dodik Dwi Hadiansah1, Cipto Susilo2, Sofia Rhosma Dewi3


Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
Jl. Karimata 49 Jember Telp: (0331) 332240 Fax: (0331) 337957 Email:
fikes@unmuhjember.ac.id Website: http://fikesunmuhjember.ac.id Email:
veliyanasukarji23@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami


peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Hipertensi pada lansia
didefinisikan dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik
diatas 90 mmHg. Senam merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan
untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan
rangka yang aktif khususnya otot jantung sehingga dapat menurunkan tekanan
darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam terhadap
tekanan darah lansia dengan hipertensi di di UPT panti social tresna werdha
jember Tahun 2021. Metode penelitian ini menggunakan metode rancangan pra-
eksperimen, one group pretest-posttest. Jumlah sampel 39 orang yang diambil
dengan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data dengan observasi tekanan
darah sebelum dan sesudah intervensi, yang dilakukan tiga kali dalam tiga
seminggu. Data tekanan darah dianalisa menggunakan paired sampel t-test dengan
α < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum
senam lansia 161,03 mmHg, diastolik 93,54 mmHg dan rata-rata tekanan darah
sistolik sesudah senam lansia 150,77 mmHg, diastolik 82,05 mmHg. Hasil uji
paired sampel t-test didapatkan þ= 0,000 < α=0,05 sehingga H0 ditolak H1
diterima. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan
senam terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi di UPT panti social tresna
werdha jember Tahun 2021. Saran bahwa senam lansia dapat menjadi alternatif
senam yang dapat diberikan pada lansia yang mengikuti program Prolanis maupun
kegiatan olahraga lain.

1
ABSTRACT

Introduction: Hypertension is a condition in which a person experiences an


increase in blood pressure above normal which results in increased morbidity and
mortality. Hypertension in the elderly is defined as a systolic pressure above 140
mmHg and a diastolic pressure above 90 mmHg. Hypertension exercise is a sport,
one of which aims to increase blood flow and oxygen supply to active muscles and
skeletons, especially the heart muscle so that it can lower blood pressure. The
purpose of this study was to determine the effect of elderly hypertension exercise
on the blood pressure of the elderly with hypertension in the Social Home
Institution of Tresna Werdha Jember in 2021. This research method used a pre-
experimental design method, one group pretest-posttest. The number of samples
was 39 people who were taken using purposive sampling technique. Data
collection by observation of blood pressure before and after the intervention,
which was carried out three times in three weeks. Blood pressure data were
analyzed using paired sample t-test with α <0.05. The results showed that the
average systolic blood pressure before elderly hypertension exercise was 161.03
mmHg, 93.54 mmHg diastolic and the average systolic blood pressure after
elderly hypertension exercise 150.77 mmHg, 82.05 mmHg diastolic. The results of
the paired sample t-test obtained þ = 0.000 <α = 0.05 so that H0 is rejected H1 is
accepted. The conclusion in this study is that there is a significant effect of elderly
hypertension exercise on the blood pressure of the elderly with hypertension at the
Jember Social Care Institution of Social Institution in Jember in 2021.
Suggestions that elderly hypertension exercise can be an alternative exercise that
can be given to the elderly who participate in the Prolanis program and other
sports activities.
jantung, gagal jantung, strok dan
PENDAHULUAN penyakit ginjal (Susiati, 2016).
Hipertensi merupakan Hipertensi bisa terjadi pada
penyakit kardiovaskuler yang semua usia khususnya pada usia
memerlukan perhatian, karena dapat lanjut. Semakin bertambah usia
menyebabkan kematian di negara- seseorang maka resiko hipertensi
negara maju maupun di negara- semakin meningkat dimana akan
negara berkembang. Hipertensi terjadi pada dinding pembulu darah
merupakan salah satu masalah keadaan kehilangan elastisistas.
kesehatan yang cukup berbahaya Lanjut usia cenderung mengalami
diseluruh dunia karena hipertensi masalah kesehatan oleh karena
merupakan resiko utama yang penurunan fungsi tubuh akibat proses
mengarah kepada penyakit penuaan. Salah satu dampak dari
kardiovaskuler seperti serangan penurunan fungsi organ tubuh lansia
secara alamiah yaitu terjadi labilitas

2
tekanan darah. Gaya hidup sekarang gagal jantung, diabetes mellitus,
lebih menyukai makanan siap saji, stroke dan penyakit ginjal (Nyanyu,
dimana makanan tersebut banyak 2020).
mengandung lemak, protein, tinggi Tekanan darah pada lansia dapat
garam dan rendah serat. Hal tersebut diatasi dengan kegiatan aktifitas fisik
menyebabkan berbagai masalah senam satu kali seminggu. Senam ini
kesehatan antara lain hipertensi, memiliki gerakan yang dinamis,
gagal jantung, diabetes mellitus, mudah dilakukan, menimbulkan rasa
stroke dan penyakit ginjal (Nyanyu, gembira dan semangat serta beban
2020). yang rendah. Selain itu membatu
Hipertensi bisa terjadi pada tubuh agar tetap bugar dan tetap
semua usia khususnya pada usia segar karena dapat melatih tulang
lanjut. Semakin bertambah usia menjadi kuat, mendorong jantung
seseorang maka resiko hipertensi bekerja optimal dan membantu
semakin meningkat dimana akan menghilangkan radikal bebas yang
terjadi pada dinding pembulu darah berkeliaran di dalam tubuh. Senam
keadaan kehilangan elastisistas. dapat membentuk dan mengoreksi
Lanjut usia cenderung mengalami sikap dan gerak serta memperlambat
masalah kesehatan oleh karena proses degenerasi karena perubahan
penurunan fungsi tubuh akibat proses usia, serta mempermudah penyesuain
penuaan. Salah satu dampak dari kesehatan jasmani terutama
penurunan fungsi organ tubuh lansia kesehatan kardovaskuler dalam
secara alamiah yaitu terjadi labilitas adaptasi kehidupan lanjut usia
tekanan darah. Gaya hidup sekarang (Totok & Fahrun, 2017)
lebih menyukai makanan siap saji,
MATERIAL DAN METODE
dimana makanan tersebut banyak
Pengukuran dilakukan 10 menit
mengandung lemak, protein, tinggi
sebelum dilakukan senam dan 30
garam dan rendah serat. Hal tersebut
menit setelah dilakukan senam. Jenis
menyebabkan berbagai masalah
dan rancangan penelitian adalah
kesehatan antara lain hipertensi,
penelitian kuantitatif dengan jenis

3
penelitian pre eksperimen. Tabel 2 Distribusi Frekuensi rata-rata
tekanan Darah Lansia Sesudah
Rancangan penelitian yang
Dilakukan Senam
digunakan one group pre-test dan
Kegiatan Pengukuran Mean SD Min-Max
post-test design (Sugiyono,2010)
untuk mengetahui perubahan
Minggu TTS 150 140-180
tekanan darah setelah pemberian 1 TTD 82,05 9,782 80-90
tindakan senam Minggu TTS 145,38 140-160
2 TTD 82,82 7,152 80-90
Penelitian ini dilaksanakan di Minggu TTS 143,59 140-160
UPT panti social tresna werdha 3 TTD 81,28 5,832 70-90
bulan Oktober 2020 – Februari Berdasarkan table diatas menjelaskan
2021. rata-rata tekanan darah lansia
HASIL DAN PEMBAHASAN sesudah dilakaukan senam pada
1. Karakteristik Lansia minggu tama tekanan darah pada
Berdasarkan Jenis Kelamin di
minggu pertama tekanan darah
UPT Panti Sosial Tresna
Werdha Jember systole 150,77 diastole 82,05 dengan
standar deviasi 9,782 dan nilai
Table 1 Distribusi Frekuensi Rata-
Rata Tekanan Darah Lansia Sebelum minimum dan maksimum 140-180.
Dilakukan Senam Pada minggu kedua tekanan darah
Kegiatan Pengukuran Mean SD Min- systole 145,38 diastole 82,82 dengan
Max
standar deviasi 7,152 dan nilai
Minggu TTS 161,03 11,406 150-190 minimum dan maksimum 140-160.
1 TTD 93,59 90-110
Pada minggu ketiga systole 143,59
diastole 81,28 dengan standar deviasi
Minggu TTS 159,74 7,564 150-180 5,832 dan nilai minimum dan
2 TTD 91,54 90-100 maksimum 140-160.

Minggu TTS 155,38 6,437 150-170


3 TTD 90,51 90-100

4
Table 5.6 Distribusi Frekuensi Rata-rata Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan
Sesudah Melakukan Senam

P-
Kegiatan Pengukuran Mean SD Mean Value

Systole-Diastole 161,03
11,094 1.826
Minggu pre 93,59
ke 1 Systole-Diastole 150,77 0,000
9,728 1,566
post 82,05
Systole-Diastole 159,74
7,564 1,211
Minggu pre 91,54
ke 2 Systole-Diastole 143,38 0,000
7,152 1,145
post 82,82
Systole-Diastole 155,38
6,437 1,031
Minggu pre 90,51 0,000
ke 3 Systole-Diastole 143,59
5,832 0,934
post 81,28
Berdasarkan table 3 diatas menjelaskan bahwa adanya perbedaan pengaruh
senam, terjadi penurunan rata-rata tekanan darah pada lansia hipertensi.
Penurunan rata-rata tekanan darah pada minggu pertama systole pre 161,03
diastole 93,59 dengan standar deviasi 11,094 dan systole post 150,77 diastole
82,05 dengan standar deviasi 9,782 dari nilai p=0,000. Minggu kedua systole pre
159,74 diastole 91,54 dengan standar deviasi 7,564 dan systole post 143,38
diastole 82,82 dengan standar deviasi 7,152 dari nilai p=0,000. Minggu ketiga
systole pre 155,38 diastole 90,51 dengan standar deviasi 6,437 dan systole post
143,59 diastole 81,28 dengan standar deviasi 5,832 dari nilai p=0,000 diketahui
bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah senam di
kunjungan minggu pertama, minggu kedua dan minggu ketiga.
PEMBAHASAN darah systole 161,03 diastole 93,03
1. Tekanan Darah Sebelum dengan standar deviasi 11,406 dan
Senam di UPT Panti Sosial nilai minimum dan maksimum 150-
Tresna Werdha Jember 190.
Berdasarkan hasil penelitian Hasil penelitian sesuai dengan
diketahui bahwa rata-rata tekanan penelitian yang dilakukan oleh Arif
darah lansia sebelum dilakaukan (2013) Berdasarkan data hasil
senam pada minggu pertama tekanan penelitian, diketahui bahwa rata-rata

5
tekanan darah lansia sebelum pada usia lanjut disebabkan Karena
melakukan senam lansia selama berkurangnya elastisitas arteri
penelitian berlangsung yaitu tekanan sentral. Peningkatan tekanan darah
darah sistolik 151,80 mmHg dan diastole disebabkan karena kontraksi
tekanan darah diastolik yaitu 94,73 dari penyempitan arteri, sedangkan
mmHg. Hal ini termasuk dalam peningkatan tekanan darah systole
kategori hipertensi stadium I dimana disebabkan karena menurunnya
tekanan darah sistolik 140 – 159 kemampuan distensi dari pelebaran
mmHg dan tekanan darah diastolik arteri terutama pada aorta. Sebagai
90 – 99 mmHg ( JNC VIII). Tekanan pertimbangan gerontologis dimana
darah meningkat disebabkan karena terjadi perubahan structural dan
proses penuaan dan terjadi fungsional pada system pembulu
perubahan sistem kardiovaskuler darah perifer yang bertanggung
baik secara strukturual maupun jawab pada perubahan tekanan darah
fisiologis. Selain itu juga dipengaruhi yang terjadi pada usia lanjut.
oleh pola makan dan gaya hidup Dilihat dari hasil distribusi
seperti kurang berolahraga (Sukma, frekuensi responden berdasarkan usia
2017). Orang yang tidak berolahraga terhadap lansia dengan hipertensi di
pada umumnya cenderung UPT Panti Social Tresna Werdha
mengalami kegemukan, stres. Hal Jember didapatkan bahwa rata-rata
tersebut dapat merangsang hormon usia responden 60-70. menunjukkan
adrenalin yang menyebabkan jantung bahwa karekteristik berdasarkan usia
berdenyut lebih cepat dan didaptakan lansia hipertensi paling
penyempitan kapiler sehingga banyak dengan usia 66-70 yaitu 27
tekanan darah meningkat (Setiawan, (69,2%).
2016). Hasil penelitian sesuai dengan
Responden pada penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh Budi
adalah usia lanjut yang berusia >60 (2014) diketahui bahwa usia
tahun. Hal ini dikarenakan kejadian sebagian besar responden adalah usia
hipertensi semakin meningkat 51-59 tahun sebanyak 29 orang
bertambahnya usia. Menurut Arif (72,5%) sedangkan usia 60-74 tahun
(2013) peningkatan tekanan darah sebanyak 11 orang (27,5%). Lansia

6
cenderung mengalami peningkatan mmHg dan tekanan darah diastolik
tekanan darah seiring dengan 80-89 mmHg (JNC VII).
bertambahnya usia. Kondisi yang Berdasarkan dari hasil penelitian
berkaitan dengan usia ini adalah yang ditemukan oleh peneliti bahwa
produk samping dari keausan hasil penelitian ini sesuai dengan
arteriosklerosis dari arteriarteri teori yang diatas. Setelah
utama, terutama aorta, dan akibat dilakukannya senam rata-rata
dari berkurangnya kelenturan. tekanan darah responden mengalami
2. Tekanan Darah Sesudah penurunan dan termasuk dalam
Dilakukan Senam di UPT kategori hipertensi derajat 1 yaitu
Panti Sosial Tresna Werdha tekanan darah sistolik 140 – 159
Jember mmHg dan tekanan darah diastolik
Berdasarkan data hasil penelitian 90-99 mmHg (JNC VII). Selain itu,
diketahui bahwa rata-rata tekanan sebagian besar responden
darah lansia sesudah dilakaukan mengatakan tubuhnya menjadi lebih
senam pada minggu pertama tekanan segar, bugar dan sehat.
darah systole 150,77 diastole 82,05 3. Perbedaan Pengaruh
dengan standar deviasi 9,782 dan Tekanan Darah Lansia
nilai minimum dan maksimum 140- Sebelum Dan Sesudah
180. Senam di UPT Panti Sosial
Hasil penelitian sesuai dengan Tresna Werdha Jember
penelitian yang dilakukan oleh Berdasarkan hasil penelitian
Ningsih (2014) Berdasarkan data perbedaan pengaruh senam
hasil penelitian, diketahui bahwa minggu pertama 161,03 diastole
rata-rata tekanan darah lansia 93,59 dan systole post 150,77
sesudah melakukan senam lansia diastole 82,05. Minggu kedua
selama peneliian berlangsung yaitu systole pre 159,74 diastole 91,54
tekanan darah sistolik 131,13 mmHg dan systole post 143,38 diastole
dan rata-rata tekanan darah diastolik 82,82. Minggu ketiga systole pre
yaitu 90,27 mmHg. Hal ini termasuk 155,38 diastole 90,51 dan systole
dalam kategori pre hipertensi yaitu post 143,59 diastole 81,28
tekanan darah sistolik 120 – 139 dengan standar deviasi 5,832 dari

7
nilai p=0,000. Dari data minggu senam lansia dapat
pertama sampai minggu ke tiga menurunkan tekanan darah.
dilakaukan senam lansia Olahraga dapat meningkatkan
menyatakan bahwa ada curah jantung yang akan
perubahan di systole dan diasole. disertai meningkatnya
Hasil penelitian sesuai distribusi oksigen ke bagian
dengan penelitian yang dilakukan tubuh yang membutuhkan,
oleh Totok (2014) Berdasarkan sedangkan pada bagian-bagian
hasil uji statistik menunjukkan yang kurang memerlukan
ρ=0,000 sehingga dapat oksigen akan terjadi
disimpulkan bahwa ada pengaruh vasokonstriksi, misalnya
senam lansia terhadap tekanan traktus digestivus.
darah lansia hipertensi. Hal ini Meningkatnya curah jantung
berarti setelah melakukan senam pasti akan berpengaruh
lansia, tekanan darah lansia terhadap tekanan darah
hipertensi mengalami penurunan (Tristyaningsih, 2011).
dibandingkan sebelum KESIMPULAN DAN SARAN
melakukan senam lansia. Hasil 1. Kesimpulan
penelitian ini sesuai dengan teori Berdasarkan hasil penelitian dan
Sylvia (2013), bahwa senam pembahasan pada bab sebelumnya
lansia adalah olahraga yang maka peneliti dapat menarik
disusun dengan selalu kesimpulan sebagai berikut:
mengutamakan kemampuan a. Tekanan darah lansia sebelum
jantung, gerakan otot besar, dan dilakaukan senam pada minggu
kelenturan sendi, serta pertama tekanan darah systole
memasukkan oksigen sebanyak 161,03 diastole 93,03 dengan
mungkin. standar deviasi 11,406 dan
Hasil penelitian nilai minimum dan maksimum
menunjukkan adanya 150-190.
penurunan tekanan darah b. Tekanan darah lansia sesudah
setelah melakukan senam. dilakaukan senam pada minggu
Peneliti berpendapat bahwa pertama tekanan darah systole

8
150,77 diastole 82,05 dengan c. Peneliti
standar deviasi 9,782 dan nilai Penelitian ini diharapkan
minimum dan maksimum 140- dapat menambah wawasan
180. dan pengetahuan mengenai
c. Pengaruh senam terhadap pengaruh senam terhadap
tekanan darah pada minggu tekanan darah pada lansia
pertama systole pre 161,03 hipertensi.
diastole 93,59 dengan standar d. Bagi peneliti selanjutnya
deviasi 11,094 dan systole Bagi peneliti selanjutnya lebih
post 150,77 diastole 82,05 spesifik lagi untuk
dengan standar deviasi 9,782 menentukan jenis senamnya.
dari nilai p=0,000. DAFTAR PUSTAKA
2. Saran Totok, H., & Fahrun, N. R. (2017).
Pengaruh Senam Hipertensi
a. Bagi klien
Lanisa Terhadap Penurunan
Bagi lansia pengaruh senam Tekanan Darah Lansia Dengan
Hipertensi Di Panti Werda
terhadap tekanan darah,
Darma Bhakti Kelurahan
diharapkan agar rutin Panjang Surakarta. Jurnal
Kesehatan, 10(1), 26–31.
menjalani senam.
https://doi.org/10.13040/IJPSR.
b. Bagi pelayanan kesehatan 0975-8232.6(2).688-91
Tulak, G. T., & Munawira Umar, D.
Bagi pelayanan kesehatan
(2017). Pengaruh Senam Lansia
diharapkan lebih aktif dan Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Lansia Penderita
meningkatkan program
Hipertensi Di Puskesmas Wara
kesehatan serta memotivasi, Palopo. Perspektif, 02(01), 160–
172.
memfasilitasi dan mendukung
lansia khususnya untuk Yani, R. D., Wahyudi, J. T., &
Suratun, S. (2019). Pengaruh
kegiatan senam agar dapat Senam Hipertensi Terhadap
dijadikan program rutin, Kualitas Tidur Pasien Dengan
Hipertensi Di Rumah Sakit
karena senam salah satu Muhammadiyah Palembang.
olahraga yang memiliki Indonesian Journal for Health
Sciences, 3(2), 88.
banyak manfaat untuk
kesehatan tubuh lansia.

Anda mungkin juga menyukai