Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL PENELITIAN

STUDI DESKRIPTIF GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA


TENTANG PENGOBATAN MALARIA DI DESA MBATAKAPIDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAINGAPU
KABUPATEN SUMBA TIMUR
Proposal ini di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan
pendidikan Diploma D-III Keperawatan Waingapu

RICARD UMBU GAUKA BEDAWALI


NIM : PO5303203191091

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI DESKRIPTIF GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA


TENTANG PENGOBATAN MALARIA DI DUSUN EMPAT DESA
MBATAKAPIDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAINGAPU

Proposal ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Keperawatan Waingapu

OLEH

RICARD UMBU GAUKA BEDAWALI


NIM:PO5303203191091

Telah disetujui di Depan Dewan Penguji Proposal Politeknik Kesehatan Kemenkes


Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu
PEMBIMBING

Umbu Nggiku Njakatara S.Kep.Ns.M.Kep


NIP : 198005312005011010
MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

Maria Kareri Hara,S,Kep,Ns,M.kes


NIP:19670210 198903 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
STUDI DESKRIPTIF GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA
TENTANG PENGOBATAN MALARIA DI DUSUN EMPAT DESA
MBATAKAPIDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAINGAPU

DISUSUN OLEH:

RICARD UMBU GAUKA BEDAWALI


NIM:PO5303203191091

Telah diujih dan pertahankan dihadapan Dewan Penguji Proposal Politeknik


Kesehatan Kemenkes Kupangprogram Studi Keperawatan Waingapu

PENGUJI I PENGUJI II

Yosephina E. S. Gunawan S.Kep.Ns. M. Kep Umbu Nggiku Djaka Tara S,kep,NS,M,kep


NIP :1981031020066042001 NIP : 198005312005011010

MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

Maria Kareri Hara,S,Kep,Ns,M.kes


NIP:19670210 198903 2 001
BIODATA PENULIS

Nama : Ricard Umbu Gauka Bedawali


Tempat Tanggal Lahir : Waikaraba, 20 Juli 1999
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Mboka,Km5
Riwayat Pendidikan :
1. Tamat SD Inpres Madidipala Medu
2. Tamat SMP Kristen Waibakul
3. Tamat SMA Kristen Waibakul

MOTTO

”BERDOA, BEKERJA, BERSYUKUR”


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan bimbingan-Nya Penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini
sesuai harapan dengan judul “Studi Deskritif Gambaran Pengetahuan Keluarga
Tentang Pengobatan Malaria Di Dusun VI Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja
Puskesmas Waingapu’’.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Penelitian ini banyak


mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu ijinkan Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Umbu Nggiku Njakatara S.Kep.Ns.M.Kep, selaku
pembimbing sekaligus sebagai penguji II yang telah meluangkan waktu dan dengan
sabar memberikan bimbingan dan motivasi penulis dalam pembuatan Proposal
penelitian ini. Ucapan terima kasih yang sama pula penulis sampaikan kepada
Yosephina E. S. Gunawan S. Kep. Ns. M. Kep Selaku penguji I yang telah
memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis demi kesempurnaan Proposal
Penelitian ini.

1. Ibu Ragu Harming Kristina, SKM,M.Kes sebagai Direktur Politeknik


Kesehatan Kupang, yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk
menempuh pendidikan di Politeknik Kesehatan Kupang Program Studi
Keperawatan Waingapu.
2. Ibu Maria Kareri Hara, S.kep,Ns., M.Kes sebagai ketua Program Studi
keperawatan waingapu yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis
untuk mengikuti perkuliahan di Prodi Keperawatan Waingapu.
3. Kedua orang tua dan keluarga yang saya cintai yang telah mendukung,
memotivasi, memberikan doa, dan telah membiayai dalam perkuliahan dan
penyelesaian proposal ini.
4. Kepada teman – teman, pacar dan Semua pihak yang Penulis tidak bisa
sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu memberikan bantuan
moril maupun material kepada Penulis dalam menyelesaikan Proposal ini, dari
awal sampai akhir.

Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan Proposal penilitian ini.

Waingapu, Maret 2022

Penullis
DAFTAR ISI

JUDUL PROPOSAL PENELITIAN........................................................................................ .....i


HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................ii
BIODATA PENULIS........................................................................................................... .....vi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………,,,,,,,,,,,,
DAFTAR GAMBAR…………………………………….………………………..ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………X
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………………xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………………………………….xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2 Rumusan Masalah
1.3  Tujuan penelitian
4.1 Manfaat penelitian……………………………………………………………………………………………………
4.2 keaslian penelitian………………………………………………………………………………………………..6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Malaria
a. Pengertian
b. Etiologi
c. Masa Inkubasi
d. Cara penularan
e. Diagnose malaria
f. Gejala Malaria
g. Pemeriksaan penunjang
h. Cara pencegahan dan pemberantasan
2.2 Konsep Pengetahuan
a. Pengetahuan
b. Tujuan pengetahuan
c. Tingkat pengetahuan
d. Cara memperoleh pengetahuan
e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
f. Pengukuran tingkat pengetahuan
g. KERANGKA KONSEP
h. Defenisi operasional ………………………… ………………………….20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
b. Rancangan Penelitian
c. Populasi dan Sempel
d. Variabel penelitian…………………………………………………………………………………………22
e. Instrumen penilitian
f. Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisa Data.
g. Teknik Pengolahan data
h. Analisa Data
i. Etika Penelitian
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran II:Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LampiranIII:Kuesioner
Lampiran IV:Surat Pengambilan Data Awal

DAFTAR SINGKATN

KLB : Kejadisan Luar Biasa

WHO :Word Health Organisation

NTT :Nusa Tenggara Timur

KEMENKES RI :Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

UNICEF :United Nation Children’s Fund


API :Annual Pasitef Indence

DEPKES RI :Deperlemen Kesehatan Republik Indonesia

MTBS :Manajemen Terpadu Balita Sakit

RDT :Rapid Diagnostic Test

IFAT :Indirect ImmunoFloresense Test

LAT :Latex Angghutination Test

PCR :Polymerase Chain Reaction

DNA :Deoxyribonuclesic Acid

DAFTAR TABEL

Tabel.5 Keahlian Penelitian

Tabel3.3 Defenisi Operasional


BAB 1 

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Malaria adalah penyakit yang menimbulkan kejadian luar biasa (KLB),

karena angka kesakitan dan kematian yang masih cukup tinggi. Menurut WHO

Malaria merupakan penyakit menular yang ditularkan melalaui gigitan nyamuk

anopheles. Infeksi malaria hanya bisa ditularkan lewat gigitan nyamuk saja.

Nyamuk anopheles biasanya hidup di daerah berair dan rawa - rawa. Ada empat

jenis plasmodium yang biasanya menginfeksi manusia yaitu plasmodium

falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale dan plasmodium malariae.

Penyakit Malaria biasnya menyerang pada semua kelompok usia, biasanya yang

lebih sering terkena penyakit Malaria yaitu bayi, balita, dan ibu hamil.
Penyebaran penyakit Malaria juga di pengaruhi oleh pengetahuan masyarakat

yang rendah tentang penyebab Malaria, penularan malaria, dan pencegahan

penyakit Malaria yang sangat mempengaruhi penyebaran penyakit. Masyarakat

masih belum mengerti bahwa penularan Malaria dapat terjadi dari orang tua ke

anaknya, mereka hanya beranggapan bahwa malaria dapat menular asalkan satu

daerah dalam keturunannya. Pengetahuan penderita malaria dalam mengetahui

pentingnya minum obat juga perlu di tingkatkan. Serta tindakan masyarakat yang

sering berada di luar rumah pada malam hari, mandi di awal malam, tidur tidak

menggunakan kelambu, pencarian pengobatan ke dukun dan pengobatan yang

tidak rasional akan mendukung berlangsungya penularan malaria (Leo, 2020).

Sehingga untuk mengurangi peningkatan penyebaran kasus Malaria

diperlukan pengetahuan dari masyarakat dalam pencegahan penyakit Malaria.

Pendidikan dan perilaku, (pengetahuan, sikap, dan tindakan) tentang hidup sehat

adalah hal yang penting terutama diterapkan dalam hidup agar dapat

menjalankan aktifitas sebagaimana mestinya (Hermawan, 2016).

Protozoa genus plasmodium menjadi penyebab penyakit Malaria,yang

ditularkan melalui nyamuk anopheles betina. Plasmodium memiliki 5

plasmodium yang menyebabkan penyakit Malaria yaitu Plasmodium falciparum,

Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, dan Plasmodium

knowlesi. Plasmodium falciparum adalah yang terpenting karena penyebarannya

luas, angka kesakitan tinggi serta bersifat ganas, hingga sering menyebabkan
malaria berat dan menimbulkan lebih dari 2 juta kematian tiap tahun diseluruh

dunia (Irawati, 2014).

Menurut WHO tahun 2020,secara global di perkirakan terdapat 229 juta

kasus malaria pada tahun 2019 di 87 negara andemis Malaria termasuk

Indonesia, menurun dari 238 juta kasus di 108 negara endemis Malaria pada

tahun 2020.

Menurut data Kementerian Kesehatan ( kemenkes), total kasus Malaria di

Indonesia mencapai 94.610 kasus pada tahun 2021. Kasus Malaria pada tahun

2021 turun 58,2 % di bandingkan pada tahun sebelumnya mencapai 226.364

kasus jika di lihat dari Tahun 2018 kasus Malaria yang terjadi di Indonesia

cenderung menurun. Meskipun demikian, kasus Malaria sempat meningkat pada

tahun 2019 mencapai 250.628 kasus. Kemudian, kasusnya menurun pada tahun

2020 dan Kembali menurun pada tahun 2021.

Kasus Malaria tertinggi masih terkonsentrasi di Indonesia bagian Timur.

Papua menjadi Provinsi dengan kasus Malaria tertinggi di Tanah Air, yakni

mencapai 86.022 kasus hingga saat ini, proporsi kasus Malaria yang terjadi di

provinsi tersebut mencapai 90,9 % dari total. Kemudian di susul oleh Nusa

Tenggara Timur dengan kasus Malaria mencapai 2.393 kasus (2,5 %). Setelah

NTT ada Papua Barat dengan kasus malaria sebanyak 1.841 kasus (1.94%)

(Kemenkes 2021). Kasus malaria di Sumba Timur Berjumlah 691 orang (1 %)

november 2021 (Laporan Tahunan Dinkes, Sumba Timur). Sehingga Malaria


masih menjadi ancaman terhadap status Kesehatan Masyarakat terutama pada

Rakyat yang hidup di Daerah terpencil. Hal ini tercermin dengan dikeluarkannya

Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional tahun 2015 – 2019 dimana malaria termasuk penyakit

prioritas yang perlu ditanggulangi (Kemenkes RI, 2017).

Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten atau Kota Se-provensi Nusa

Tenggara Timur menunjukan bahwah angka annual pasasite indidence [API] Di

NNT Pada tahun 2016 sebesar 6%, Tahun 2017 sebesar 3,77% Dan tahun 2018

sebesar 3,2%. Selanjutnya berdasarkan data dari UNICEF-United Nations

Children’s Fund di pulau Sumba, angka API Sumba Barat 13,96, Sumba Barat

Daya 8,52, Sumba Timur 3,96, Sumba Tenggah 0,41 Angka API Pada tahun

2021.

Data puskesmas waingapu, penderita malaria mengalami penurunan pada

tahun 2020 berjumlah 2 orang di bandingkan pada tahun 2021 yang mengalami

kenaikan berjumlah 33 orang, dan pada tahun 2022 mengalami kenaikan yaitu

berjumlah 122 orang. Upaya yang dilakukan adalah dengan pembagian kelambu,

penyemprotan inteksida, obat anti nyamuk pada masyarakat yang menderita

penyakit malaria (Profil Kesehatan Puskesmas Waingapu ).

Berdasarkan masalah tersebut diatas maka peniliti ingin melakukan

penilitian tentang “Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Pengobatan


Malaria Di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten

Sumba Timur

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gamabaran pengetahuan masyarakaat tentang pengobatan dan

pencegahan penyakit malaria di Desa Mbatakapidu Kabupaten Sumba Timur.

1.3 Tujuan penelitian


a. Tujuan umum

Mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang pengobatan malaria di

Desa Mbatakapidu Kabupaten Sumba Timur.

b. Tujuan khusus

Mengindentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang pengobatan dan

pencegahan malaria di Desa Mbatakapidu Kabupaten Sumba Timur.

4.1 Manfaat penelitian


1. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
keluarga tentang pengobatan dan pencegahan malaria di Desa Mbatakapidu
Kabupaten Sumba Timur.
2. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan untuk, proses belajar dalam menampilkan ilmu dan
metode penelitian ilmiah dan mempersiapkan peneliti sebagai calon tenaga
kerja kesehatan dalam mengembankan ilmu keperawatan serta dalam
menjalankan tugas sebagai perawat peneliti.
3. Bagi Puskesmas
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam
membuat program selanjutnya terkhusus pengetahuan dan pencegahan
malaria.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi bagi peneliti
selanjutnya dalam mengembankan penelitian yang lebih baik..

1.4 Keaslian Penelitian

No Nama/Tahun Judul Desain Hasil

1. Darmiah Darmiah, Hubungan tingkat Penelitian Menunjukkan ada hungan antara


Baserani Baserani, pengetahuan dan pola bersifat tingkat pengetahuan dengan
Abdul Khair, perilaku dengan kejadian analitik kejadian Malaria (p-value 0,002)
Isnawati, Yuniarti. Malaria di Kabupaten dan hasil uji Chi Square terhadap
2017
Katingan, Provinsi pola perilaku p-value 0,002 dengan
Kalimantan Tengah kejadian Malaria, dengan OR=2,45
dan 9,28.
2. Anindita Shaqiena, Pengetahuan, Sikap dan Penelitian Pengetahuan masyarakat tentang
Sindi Yulia Perilaku masyarakat dilakukan Malaria sudah baik dilihat dari
Mustika. 2020 terharap Malaria di wilayah dengan studi tingginya persentase masyarakat
kerja Puskesmas Hanura potong lintang. yang mengetahui tentang Malaria
dan gejalanya. Masyarakat yang
setuju untuk melakukan
penghindaran diri terhadap gigitan
nyamuk sebayak 91%, sebanyak
97% setuju untuk diambil darahnya
dan 94% setuju dalam keterlibatan
upaya pemberantasan nyamuk.
3. Firda Yanuar Perilaku-perilaku social Penelitian ini Kebiasaan keluar malam, kebiasaan
Pradani. 2020 penyebab peningkatan dilakukan bepergian/merantau termasuk ke
resiko penularan Malaria di dengan daerah endemis dan keberadaan
Pangandaran wawancara tempat perindukkan potensial di
dan sekitar pemukiman atau objek
pengamatan wisata akan meningkatkan resiko
lingkungan penularan Malaria di Pangandaran
BAB II

 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Malaria

a. Pengertian

Malaria adalah penyakit yang di sebabkan oleh parasit plasmodium yang

hidup dan berkembang biak di dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk

Anopheles betina (Depkes RI, 2006).

Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria

(Plasmodium) bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang

ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina (Depkes, 2006). Setelah

nyamuk anopheles yang mengandung parasit malaria menggigit manusia, maka

keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk kedalam darah dan jaringan

hati. Parasit malaria pada siklus hidupnya, membentuk stadiumsizon jaringan

dalam sel hati eksoeritrositeer).Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit/atau

kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit

(stadium eritrositer), mulai membentuk troposoit muda sampai soizon tua/matang

sehingga eritrosit pecah dan keluar merosoit. Merozoit sebagian besar masuk

kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina

yang siap untuk diisap oleh nyamuk betina dan melanjutkan siklus hidup ditubuh

nyamuk. (Kemenkes RI, 2012).


b. Etiologi

Menurut Departemen Kesehatan tahun 2005, penyebab penyakit

Malaria adalah parasit malaria suatu protozoadari genus Plasmodium. Sampai

saat ini Indonesia di kenal 4 jenis spesies plasmodium penyebab malaria pada

manusia ,yaitu :

1) Plasmodium falciparum,penyebab malaria tropika yang sering

menyebabkan malaria berat (malaria serebral dengan kematian)

2) Plasmodium vivax ,penyebab malaria tertiana

3) Plasmodium malariae,penyebab malaria quartana

4) Plasmodium ovale,menyebab malaria ovale tapi jenis ini jarang di

jumpai

c. Masa Inkubasi

Masa inkubasi adalah nyamuk malaria yang mengandung parasit malaria,

menggigit manusia sampai pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala

demam.

1) Parasit Masa inkubasi (hari)

2) Plasmodium Falciparum 9-14 (12 hari)

3) Plasmodium Vivax 12-17 (15 hari)

4) Plasmodium Ovale 16-18 hari (17 hari)

5) Plasmodium Malariae 18-40 hari (28 hari)


Masa inkubasi ini dapat memanjang antara 8-10 bulan antara 8-10

bulan terutama pada beberapa strain plasmodium vivax di daerah tropis.

(Depkes RI,2015).

d. Cara penularan

Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Sebagian

besar spesies menggigit pada senja hari dan menjelang malam dan menjelang

malam. Beberapa fektor utama mempunyai waktu puncak menggigit pada

tengah malam dan menjelang fajar. Setelah nyamuk anopheles betina

menghisap darah yang mengandung parasit pada stadium seksual (gametosit),

gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut nyamuk yang

kemudian menembus perut nyamuk dan membentuk kista pada lapisan luar

dimana ribuan sporosoit dibentuk. Ini membutuhkan waktu 8-35 hari

tergantung pada jenis parasit dan suhu lingkungan tempat dimana vektor

berada. Sporosoit- sporosoit tersebut berpindah keseluruh organ tubuh

nyamuk yang terinfeksi dan beberapa mencapai kelenjar ludah nyamuk dan

disana menjadi matang dan apabila nyamuk menggigit orang maka sporosoit

siap ditularkan (Depkes RI,2009).

e. Diagnose malaria
Manifestasi klinis malaria dapat bervariasi dari ringan sampai membahayakan

jiwa. Gejala utama demam sering didiagnosis dengan infeksi lain: seperti

demam typhoid, demam dengue, leptospirosis, chikungunya, dan infeksi


saluran nafas. Adanya thrombositopenia sering didiagnosis dengan

leptospirosis, demam dengue atau typhoid. Apabila ada demam dengan ikterik

bahkan sering diintepretasikan dengan diagnose hepatitis dan leptospirosis.

Penurunan kesadaran dengan demam sering juga didiagnosis sebagai infeksi

otak atau bahkan stroke. Mengingat bervariasinya manifestasi klinis malaria

maka anamnesis riwayat perjalanan ke daerah endemis malaria pada setiap

penderita dengan demam harus dilakukan. Diagnosis malaria ditegakkan

seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,

dan pemeriksaan laboratorium. Untuk malaria berat diagnosis ditegakkan

berdasarkan kriteria WHO. Untuk anak <5 tahun diagnosis menggunakan

MTBS namun pada daerah endemis rendah dan sedang ditambahkan riwayat

perjalanan ke daerah endemis dan transfusi sebelumnya. Pada MTBS

diperhatikan gejala demam atau pucat untuk dilakukan pemeriksaan sediaan

darah. Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan

darah secara mikroskopis atau uji diagnostic cepat (Rapid Diagnostic

Test=RDT)

f. Gejala Malaria

1) Gejala umum (malaria ringan = non-komplikasi)

Demam, menggigil, berkeringat, sakit kepala, mual, muntah,

nafsu makan berkurang, rasa lemah, diare, nyeri otot dan persendian,
dan pegal-pegal, konjungtiva dan telapak tangan pucat, pembesaran

limpa (splenomegali), pembesaran hati (hepatomegali).

2) Malaria berat (komplikasi) W.H.O

a) Malaria selebral – koma

b) Anemia berat (Hb < 5 gr %)

c) Gagal ginjal akut

d) Edema paru-paru / ARDS

e) Hipoglikemia (kadar gula darah < 40 mg %

f) Gagal sirkulasi – syok (Depkes RI, 2012)

g. Pemeiksaan penunjang
1. Pemeriksaan mikroskopis

Pemeriksarn ini di lakukan untuk menemukan parasit Palsmodium

secara Visual dengan melakukan indentifikasi langsung pada sedian

darah penderita. Pemeriksaan mikrokopis ini sangat bergantung pada

keahliaan pranata Laboratorium (Mikroskopis) yang melakukan

indentifikasi. Pemeriksaan inilah yang menjadi standar dalam

penegakan diagnosis penyakit malaria. Kelemahan teknik ini adalah

tidak dapat membedakan spesis dan tidak dapat melakukan hitung

jumblah parasit dan juga reagensia yang di gunakan relative mahal di

bandingkan dengan pewarna Giemsa yang sering di gunakan sehari-

hari untuk pewarnaan rutin sedian malaria.


2. Pemeriksaan immunoserologis.

Pemeriksaan ini dapat di lakukan dengan melakukan deteksi

antigen maupun antibodi dari plasmodium pada darah penderita.

a. Deteksi antigen spesifik.

Teknik ini menggunakan prinsip pendekteksiaan antibodi spesifik

dari parasif ke parasit Plasmodium yang ada dalam eritrosit.

Teknik yang di gunakan di antaranya adalah:

-Radio immunoassay

-Enzyum immuossay

-Immuno chromatography

Antige pada teknik di atas memberikan gambaran pada saat di

lakukan pemeiksaan parasit masi ada dalam tubuh penderita

b. Deteksi antibodi

Teknik deteksi antibodi ini tidak dapat memberikan gambaran

bahwa infeksi sedang berlangsung. Bisa saja antibodi yang

terdeteksi merupakan bentuk reaksi immunologi dari infeksi di

masa lalu. Di bawah ini adalah teknik pemeriksaan anti bodi:

-Indirect Immunofluoresense Test (IFAT)

-Latex Agghutination Test (LAT)

-Avindin Biotin Peroxieidase Complex Elisa

Menurut Dodeer dalam menganalisa malaria ELISA Lebih baik

dalam mendeteksi antibodi di bandingkan dengan IFAT.


c. Sidik DNA (PCR)

Teknik ini bertujuan untuk mengindentifikasi rangkaian DNA dari

tersangka penderita. Apabila di temukan rangkaian DNA yang

sama dengan rangkaian DNA parasite Plasmodium maka dapat di

pastikan keberadaan Plasmodium. Kelemahan teknik pemeriksaan

ini adalah pembayarannya yang mahal dan belum semua

Laboratorium bisa melakukan pemeriksan ini.

h. Cara pencegahan dan pemberantasan


1) Pencegahan berbasis masyarakat
Masyarakat berbasis hidup bersih dan sehat antara lain dengan
memperhatikan kebersihkan lingkungan untuk menghilangkan tempat
tempat perlindunganan nyamuk. Gerakan kebersihan lingkungan ini dapat
menghilangkan tempat-tempat perlindugan nyamuk secara permanen dari
lingkungan pemukiman. Air tergenang dialirkan, dikeringkan atau
timbun,dan saluran-saluran di kolam-kolam air dibersihkan.

2) Tindakan pencegahan perorangan

a. Jangan bepergian antara senja dan malam hari karena pada saat itu
umumnya nyamuk menggigit. kenakan celana panjang dan baju lengan
panjang dengan warna terang karena warna yang gelap menarik
perhatian nyamuk.
b. Gunakan lotion penangkal nyamuk pada kulit yang tidak tertutup
pakian.
c. Gunakan obat nyamuk bakar (khususnya saat duduk diluar) yang
mengeluarkan asap untuk mengusir nyamuk atau membunuhnya ketika
mereka terbang melewati asap tersebut.
d. Semprotkan ruangan dengan enteksida sebelum tidur setiap malam,
efektif untuk beberapa jam, metode ini harus digunakan dengan
kombinasi tindakan pencegahan lainnya, misalnya pintu dan jendela
yang dipasang kaca.
e. Gunakan kelambu pada saat tidur.
f. Menggunakan kegiatan 3M dalam pemberantasan sarang nyamuk
yaitu : mengguras bak, menutup dan mengubur barang-barang bekas
(Kemenkes RI, 2012)

2.2 Konsep Pengetahuan

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang


terhadap objek melalui indra yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh
seseorang melalui panca indera. (Notoatmojo 2017). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2014), Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan
proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi beberapa faktor dari dalam,
seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana infornasi yang tersedia, serta
keadaan sosial budaya.
b. Tujuan pengetahuan

Notoatmodjo (2012) terdapat 6 tingkat pengetahuan yaitu:

1. Untuk mendapatkan kepastian serta menghilangkan prasangka akibat


ketidakpastian
2. Lebih mengetahui dan memahami
c. Tingkat pengetahuan
Menurut Kholid dan Notoadmodjo (2012) terdapat 6 tingkat pengetahuan
yaitu:
1. Tahu (Know) rasa mengerti melihat atau mengamati sesuatu
2. Memahami (Conprehensions) suatu kemampuan untuk
menjelaskan tentang suatu objek yang diketahui dan
diinterprestasikan secara benar sesuai fakta
3. Aplikasi (Aplications) suatu kemampuan untuk mempraktekkan
materi yang sudah dipelajari pada kondisi nyata atau sebenarnya
4. Analisi (Analysis) kemampuan menjabarkan atau menjelaskan
suatu objek atau materi terapi masih ada kaitannya satu dengan
yang lainnya.
5. Sintesis ( Synthesis) suatu kemampuan menghubungkan bagian –
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluasion) pengetahuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek
d. Cara memperoleh pengetahuan
Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa pengetahuan sepanjang sejarah

dapat di kelompokkan menjadi 2 berdasarkan cara yang telah digunakan untuk

mendaptkan kebenaran yaitu:

1. Cara coba salah (Trial and Eror)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan, memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba kemungkinan

yang lain sampai masalah tersebut dapt dipecahkan.

2. Cara kekuasaan atau otoritas


Sumber pengetahuan dengan cara ini dapat berupa pimpinan –

pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang

menerima kemudian dikemukakan oleh orang yang mempunyai

otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan

kebenaran baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri

3. Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah di peroleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.

e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang mempengaruhi pengetahuan


yaitu:

1. Pendidikan, proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau


kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin cepat menerima dan memahami suatu
informasi sehingga pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi
(Sriningsih, 2011)

2. Informasi atau media massa, suatu teknik untuk mengumpulkan,


menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.
Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang jika sering
mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran maka akan
menambah pengetahuan dan wawasannya.

3. Sosial, Budaya, Ekonomi, dan tradisi atau budaya sesorang yang


dilakukan tanpa penalaran apakah yang di lakukan itu baik atau buruk
akan menambah pengetahuaannya walaupun tidak melakukan. Status
ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan
untuk kegiatan tertentu.

4. Lingkungan. Lingkungan juga mempengaruhi proses masuknya


pengetahuan, keadaan individu karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak, yang akan di respon sebagai pengetahuan oleh
individu. Lingkungan yang baik maka pengetahuan yang didapatkan
akan baik, tapi jika lingkungannya kurang baik maka pengetahuan
yang didapatkan juga akan kurang baik. Jika seseorang berada di
sekitar orang yang berpendidikan maka pengetahuan yang dimiliki
seseorang akan berbeda dengan orang yang berada di sekitar orang
yang pengangguran atau tidak berpendidikan.

5. Pengalaman adalah bagaimana cara kita menyelesaikan permasalahan


dari pengalaman sebelumnya yang telah dialami sehingga
pengalaman yang didapat bisa dijadikan sebagai pengetahuan apabila
medapatkan masalah yang sama.

6. Usia, Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang


pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
diperoleh juga akan semakin baik dan bertambah (Budiman dan
Riyanto, 2013)
f. Pengukuran tingkat pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau kuesioner


yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian.
Menurut Budiman dan Riyanto (2013) pengetahuan seseorang ditetapkan
menurut hal-hal berikut :

1. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.


2. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi dan analisis
3. Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis dan
evaluasi

Menurut Arikunto (2006) terdapat 3 kategori tingkat pengetahuan yang


didasarkan pada nilai presentase sebagai berikut :

1. Tingkat Pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%.

2. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56 – 74%

3. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55%

4. Menurut Budiman dan Riyanto (2013) tingkat pengetahuan


dikelompokkan menjadi dua kelompok apabila respondennya adalah
masyarakat umum, yaitu :

5. Tingkat pengetahuan kategori Baik nilainya > 50%

6. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik nilainya ≤ 50%


g. KERANGKA KONSEP

h.
PENCEGAHAN DAN BAIK
PENGETAHUAN
i. PENGOBATAN
MASYARAKAT CUKUP
j. MALARIA
KURANG

-PENDIDIKAN

k.-PEKERJAAN PENURUNAN/PENINGKATAN
l. -USIA
KASUS MALARIA

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti
3.3.Definis Operasional

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Independent Segala sesuatu yang di Keluarga mengetahui kuesioner Ordinal Di katakan baik apabila respondem
1. Gambaran ketahui keluarga tentang tentang: menjawab pertanyaan dengan benar( 60-
Pengetahuan keluarga malaria a) Pengertian malaria 80%)
tentang penyakit b) Gejala malaria
Di katakan cukup apabila responden
malaria c) Penyebab malaria
menjawab pertanyaan benar (40-60%)
d) Pencegahan
Di katakan kurang baik apabila responden
menjawab pertanyaan (<40%)

2. Pencegaha dan Tanggapan/respon Keluarga dapat merespon kuesioner Ordinal Dikatakan baik jika responden menjawab
pngobatan malaria keluarga tentang tentang pencegahan dan pertanyaan dengan benar (60-80%).
pencegahan dan pengobatan malaria. Dikatakan tidak baik jika responden
pengobatan malaria Yaitu dengan 3 cara
menjawab benar( 40 60%)
pencegahan malaria
Di katakan kurang baik apabila responden
(menutup,menguras,meng
menjawab pertanyaan (<40%)
ubur).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode kualitatif deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan

untuk memperoleh suatu gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan

secara objektif dengan wawancara.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif

yaitu untuk meneliti suatu masalah melalui suatu kelompok yang bertujuan

untuk mengetahui Pengetahuan keluarga tentang pengobatan penyakit

malaria di Desa Mbatakapidu Kabupaten Sumba Timur.

3.4 Populasi dan Sempel

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan


(Nursalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah 404 Jiwa di
dusun IV desa Mbatakpidu, Kabupaten Sumba Timur Wilayah kerja
Puskesmas Waingpu.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti(Arikunto,2011) Teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik total sampling,yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil

seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel

(Sugiyono,2009).Dengan demikian,maka peneliti mengambil sampel

dari seluruh populasi.Jumlah sampel dalam penelitian adalah 30 pasien

malaria.

Spesifikasi penelitian ini di tentukan dengan kriteria inklusi di bawah ini:

a) Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang di teliti Kriteria inklusi pada

penelitian ini:

1. Bersedia menjadi responden

2. Keluarga yang menderita malaria

3. Bisa baca dan tulis

4. Variabel Penelitian
5. 1. Variabel Independent atau variabel bebas
6. Variabel Independent adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)
(Sugiono,2013).Variabel pengetahuan dan perilaku pencegahan tentang
penyakit malaria.
7. 2.Variabel Dependen (Variabel terikat)
8. Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel
yang nilainya ditentukan oleh variabel lain, respon yang muncul sebagai
akibat dari manipulasi dari variabel variabel lain (Nursalam, 2008) variabel
dependen dalam penelitian ini adalah penyakit malaria.
b. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di laksanakan di Desa Mbatakapidu Dusun IV

dan waktu penelitiannya adalah pada bulan Maret – mei 2022.

8.5 Instrumen penilitian

Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar
kuisioner yang di buat peneliti untuk masyarakat di Desa Mbatakapidu Dusun
IV, Wilayah Perja Puskesmas Waingapu dengan 20 butir pernyataan.
8.6 Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisa Data.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa cara dalam menyusun

data, yaitu sebagai berikut:

8.7 Teknik pengumpulan data

1. Data primer : Data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama

peneliti yang dilakukan dengan Wawancara.

2. Data sekunder : Data yang di peroleh dari sumber kedua yaitu data

awal

dari Dinas Kesehatan waingapu,Puskesmas Waingapu,Wikipedia,refer

ensi yang di dapat dari buku atau jurnal yang berkaitan dengan

penyakit malaria.

9. Teknik Pengolahan data

Setelah data ini dikumpulkan selanjutnya di lakukan pengolahan

data sebagai berikut:


1. Editing Yaitu untuk melihat apakah data yang di peroleh sudah

terisi lengkap atau belum.

2. Coding

Yaitu mengklasifikasikan jawaban dari responden dengan memberikan

kode pada masing-masing jawaban menurut item kuesioner. Dalam

beberapa tema, yang di temukan sesuai dengan hasil wawancara.

3. Tabulation
Yaitu memasukan data dalam tabel-tabel, sehingga dapat dihitung jumlah
kasus dalam berbagai kategori.
4. Scoring
Scoring yaitu pemberian nilai dari masing-masing jawaban responden.
Untuk penilaian pengetahuan dan perilaku menurut Likert: Sangat
setuju :4,Setuju :3,Tidak setuju :2,Sangat tidak setuju :1.
10. Analisa Data

Data dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian diolah secara univeriet


(analisi yang dilakukan untuk satu variabel atau per variabel) yang berfungsi
untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga
kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna sesuai
dengan variabel penelitian. Hasil penelitian disajikan dengan menggunakan
tabel untuk mengidentifikasi pengetahuan dan perilaku pencegahan tentang
penyakit malaria Dikatakan Baik jika menjawab benar 14 pertanyaan,Cukup
jika menjawab benar sebanyak 5 pertanyaan,dan Kurang jika menjawab benar
1 pertanyaan.
11. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan atau izin dari ketua Program Studi

Keperawatan Waingapu maka peneliti melakukan penelitian dengan

menekankan pada masalah etika penelitian meliputi:

1. Lembar persetujuan menjadi respondent (informant conset).

Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti,

peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang

dilaksanakan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan

sesudah pengumpulan data keluarga pasien yang bersedia diteliti

harus menandatangani lembar persetujuan yang disediakan. Jika

keluarga pasien menolak atau tidak bersedia maka peneliti tidak

memaksanya dan tetap menghormati hak-hak mereka.

2. Anominity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada format pengumpulan data

(kuisoner), cukup dengan memberi nomor kode pada masing-

masing lembar tersebut.

3. Konfidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin

aman oleh peneliti.


DAFTAR PUSTAKA

(Sandy and Ayomi, 2018)Akay, C. S., Tuda, J. S. B. and Pijoh, V. D. (2015)


‘Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Malaria Di
Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara’, Jurnal e-
Biomedik, 3(1). doi: 10.35790/ebm.3.1.2015.7421.

Noerjoedianto, D. (2017) ‘Analisis Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap


Perilaku Upaya Pencegahan Penyakit Malaria Di Puskesmas Koni Kota
Jambi’, Jurnal Kesmas Jambi, 1(2), pp. 1–14. doi:
10.22437/jkmj.v1i1.6525.

Sandy, S. and Ayomi, I. (2018) ‘Gambaran pengetahuan, perilaku dan pencegahan


malaria oleh masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan Maluku
Barat Daya’, Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases,
4(1), pp. 7–14. doi: 10.22435/jhecds.v4i1.369.

(Hartono, 2015)Akay, C. S., Tuda, J. S. B. and Pijoh, V. D. (2015) ‘Gambaran


Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Malaria Di Kecamatan Silian
Raya Kabupaten Minahasa Tenggara’, Jurnal e-Biomedik, 3(1). doi:
10.35790/ebm.3.1.2015.7421.

Akay, C. S., Tuda, J. S. B. and Pijoh, V. D. (2015) ‘Gambaran Pengetahuan


Masyarakat Tentang Penyakit Malaria Di Kecamatan Silian Raya
Kabupaten Minahasa Tenggara’, Jurnal e-Biomedik, 3(1). doi:
10.35790/ebm.3.1.2015.7421.

(Atikoh, 2015)Atikoh, I. N. (2015) Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten
Purbalingga Tahun 2014.

JESSLYN (2021) ‘Gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa/i fakultas kedokteran


universitas sumatera utara stambuk 2020 mengenai infeksi malaria’,
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN: skripsi.

Sutrimah, Sumanto, D. and Sri Widodo (2017) ‘Validitas Diagnosis Suspek


Malaria Pada Pasien Demam Di Puskesmas Kaligesing Kabupaten
Purworejo’, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Semarang, pp. 9–26. Available at: http://repository.unimus.ac.id/1099/.

Sutrimah, Sumanto, D. and Sri Widodo (2017) ‘Validitas Diagnosis Suspek


Malaria Pada Pasien Demam Di Puskesmas Kaligesing Kabupaten
Purworejo’, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Semarang, pp. 9–26. Available at: http://repository.unimus.ac.id/1099/.
KEMENTRIAN KESEHATAN RI

KEMENTERIAN KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

JLN. ADAM MALIK NO. 126, TELP (0387) 61715

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth : Bapak / Ibu

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu yang akan melaksanakan
penelitian dengan judul “Studi Deskriptif Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang
Pengobatan Malaria Di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu
Kabupaten Sumba Timur”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan dan sikap keluarga terhadap pencegahan Malaria. Apabila bapak/ibu
menyetujui, maka dengan ini saya minta kesediaannya untuk menandatangani lembar
persetujuan ini dan saya mohon bapak/ibu dapat menjawab pertanyaan yang saya
berikan. Pada saat ini Bapak / Ibu boleh menolak berpartisipasi dalam penelitian ini.
Atas perhatian Bapak / Ibu sebagai responden saya ucapkan terima kasih.

Waingapu, Maret
2022

Pemohon

Ricard Umbu Gauka Bedawali


NIM : PO 5303203191091
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

STUDI DESKRIPTIF GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA

TENTANG PENGOBATAN MALARIA DI DESA MBATAKAPIDU

WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAINGAPU KABUPATEN SUMBA

TIMUR

Setelah saya membaca permohonan diatas, maka saya menyatakan bersedia manjadi

responden dalam penelitian ini. Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dibawah

ini saya bubuhkan tanda tangan saya :

Waingapu, Maret 2022

Tanda Tangan Responden

(.......................................)
LEMBAR KUESIONER

STUDI DESKRIPTIF GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA


TENTANG PENGOBATAN MALARIA DI DESA MBATAKAPIDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAINGAPU KABUPATEN SUMBA
TIMUR

Survei ini dilakukan untuk penyususunan Karya tulis Ilmiah, oleh karena itu

Bapak/ibu dan saudara/i, diharapkan mengisi jawaban pada setiap pertanyaan yang

diajukan dengan  jujur dan terbuka. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

I Identitas Responden 

1. Nomor Responden : 

2. Usia :

3. Alamat :

4. Jenis Kelamin :

5. Pendidikan :

6. Pekerjaan :

 SS : Sangat Setuju
 S : Setuju
 TS : Tidak Setuju
 STS : Sangat tidak setuju

N PERNYATAAN SS S TS STS

(4) (3) (2) (1)

1 Malaria adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh


parasit plasmodium!

2 Klorokuin adalah jenis obat yang sudah tidak di gunakan lagi


untuk pengobatan malaria!

3 Saya minum obat sengan teratur apakah saya akan sembu


dari penyakit malaria!

4 Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasite!

5 Jika saudara mempunyai gejala malaria, maka akan di


bawah ke puskesmas terdekat!

6 Penyakit Malaria di tularkan melalui gigitan nyamuk anopheles


betina!

7 ACT merupakan obat malaria yang dianjurkan sat ini!

8 Obat malaria di ganti apabila pada pengobatan dini, pertama


pasien tidak sembuh

9 Ikut serta dalam penyuluhan tentang penyakit malaria dapat


menambah pengetahuan tentang pencegahan penyakit malaria!

10 Vitamin B complex dan vitamin C dapat sebagai obat


penunjang malaria!

11 Setuju dengan mengikuti  Program pemerintah dalam


Pemberantasan  Penyakit malaria!

12 Menggunakan kelambu  ketika tidur pada malam hari


merupakan  upaya pencegahan malaria !

13 Menggunakan obat anti nyamuk ketika tidur pada


malam hari  merupakan upaya pencegahan malaria!

14 Menguras, menutup, mengubur, adalah salah satu cara


pencegahan terjadinya penularan malaria!!

15 Kandang ternak bisa menjadi tempat berkembang


biakan nyamuk malaria!

16 Jika menderita malaria  akan berobat ke Unit kesehatan


(Rumah Sakit  dan Puskesmas) dan melakukan  
pemeriksaan darah !

17 Menggunakan ABATE di penampungan ban mandi


adalah salah satu pencegahan terjadinya populasi jentik
nyamuk malatria !

18 Kolam, rawa, sawah, dan pinggir sungai merupakan


tempat berkembang biaknya nyamuk malaria !

19 Menggunakan kelambu yang mengandung insektisida


adalah salah satu pencegahan malaria!

20 Penyemprotan rumah dan membersihkan lingkungan


populasi nyamuk yang sangat padat !

Anda mungkin juga menyukai