TUGAS AKHIR
OLEH
SALNI MILANTARI PANDANG
PO 5303330200824
TUGAS AKHIR
OLEH:
i
ii
iii
BIODATA PENULIS
Motto
“Tidak perlu berkeluh kesah, itu hanya akan memperlambat proses. Lebih baik
bangkit dan kejar cita-cita hingga wisuda tepat waktu."
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
Malaria Elimination Program Has Not Reached Target. Malaria Focus and
Habitat Mapping is an important part of the Elimination Program. The purpose of
this study was to classify endemic areas and malaria focus mapping in the Tarus
Health Center working area.
Descriptive research type. Research variables are case distribution, malaria
endemic classification, Anopheles mosquito larvae breeding sites, mapping malaria
foci. The population was all malaria cases and Anopheles mosquito larvae breeding
sites. Data was collected using the Epicollect5 application. The samples taken were
malaria cases in the last 3 years, namely 2021-2023 in the Tarus Health Center
working area and larval breeding sites. The data obtained, then analyzed
descriptively and presented in the form of tables and maps to determine the focus
mapping in the Tarus Puskesmas working area.
The distribution of malaria cases was 4 cases, namely in Tanah Merah
Village, Mata Air Village and Tarus Village. Malaria endemicity in the Tarus
Health Center working area is mostly in the non-endemic category, while 1 village
and 2 villages are in the low endemic category. Mosquito larva breeding sites are
rice fields, garden wells, estuaries, puddles, river puddles, vehicle treads, check
dams and swamps. Malaria focus mapping in several areas, namely inactive focus
areas in the Tarus Health Center working area, namely Tanah Merah Village, Mata
Air Village and Tarus Village and free focus areas, namely Noelbakhi Village,
Oebelo Village, Oelpuah Village, Oelnasi Village, and East Penfui.
To increase Anopheles larvae surveys in breeding sites routinely and conduct
community counseling on larvae control by utilizing Anopheles mosquito larva-
eating fish and cleaning water plants around breeding sites and also have a focus
map as a requirement for assessment in malaria elimination.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena hanya
atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga Penulis diberikan hikmat untuk menyusun
dan menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pemetaan Fokus Malaria Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tarus Kabupaten Kupang 2023”
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada
dosen pembimbing Tugas Akhir bapak Johanis Pitreyadi Sadukh, ST.,M.Sc yang
telah memberikan bimbingan dan motivasi. Penyusun Tugas Akhir ini tidak terlepas
dari bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Irfan, SKM., M.Kes Selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang
2. Bapak Oktofianus Sila, SKM.,M.Sc Selaku Ketua Jurusan Prodi Sanitasi
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
3. Ibu Lidia Br Tarigan, SKM.,M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang
dengan penuh ketulusan telah membimbing Penulis dari semester I sampai
semester VI
4. Bapak Johanis J. P. Sadukh, ST., M.Sc selaku pembimbing yang dengan penuh
ketulusan telah membimbing dan mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir ini
5. Bapak Siprianus Singga, ST.,M.Kes dan Ibu Ragu Theodolfi, SKM., M.Sc
selaku dosen Penguji Tugas Akhir yang sudah memberikan arahan dan
masukan demi menyempurnakan Proposal Tugas Akhir ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Sanitasi yang selalu memberi arahan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang dan
memberikan dukungan berupa doa dan motivasi kepada penyusun. Berkat dan
dukungan dari mereka sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Tugas Akhir dengan baik dan tepat waktu.
vii
8. Teman-teman seperjuangan yang sudah membantu dalam penyelesaian
menyusun Tugas Akhir ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkat yang setimpal kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kritik dan saran demi menyempurnakan Tugas Akhir ini sangat
Penulis harapkan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMANA JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................. iii
BIODATA PENULIS ............................................................................................ iv
ABSTRAK ...............................................................................................................v
ABSTRACK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................5
C. Tujuan ..........................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................5
E. Ruang Lingkup ............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
A. Pengertian Malaria .......................................................................................7
B. Jenis-Jenis Malaria .......................................................................................7
C. Kasus Malaria...............................................................................................8
D. Daerah Endemis Malaria ..............................................................................9
E. Eliminasi Malaria .......................................................................................10
F. Vektor Malaria Dan Lingkungan Tempat Hidup Perindukannya ..............11
G. Tempat Perindukan Nyamuk Anopheles ....................................................14
H. Pengendalian Vektor Malaria .....................................................................15
I. Pemetaan Secara Umum ............................................................................18
x
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Definisi operasional 23
Halaman
Gambar 1. Kerangka konsep 22
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tubuh manusia tepatnya dihati kemudian menginfeksi sel darah merah. Malaria
oleh parasit dan ditularkan oleh vektor. Malaria juga dipengaruhi oleh pola
lingkungan yang ada, seperti suhu, kelembaban, curah hujan, dan sebagainya
1
2
menerangkan bahwa daerahnya sudah bebas dari penularan lokal atau masalah
indigenous malaria selama tiga tahun terakhir, terdapat sistem yang baik untuk
Rate API kurang dari 1 per 1000 penduduk (Kemenkes RI., 2017 h.6).
Kota yang masih terjadi penularan malaria. Secara teknis daerah endemis
malaria aktif. Daerah yang sudah endemis rendah dan bebas malaria berarti
sesuai antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Oleh karena itu,
tahapan eliminasi malaria yang telah dicapainya. Strategi spesifik dalam upaya
yaitu tahap akselerasi endemis tinggi (API > 5 per 1000 penduduk),tahap
intensifikasi endemis sedang (API 1-5 per 1000 penduduk), tahap pembebasan
endemis rendah (api < dari 1 per 1000 penduduk), tahap pemeliharaan yang
h.13-14).
terdapat kasus-kasus local (indigenous) di daerah atau desa tersebut. Atau tidak
pada interval tertentu. Kategori fokus dibagi menjadi 4 bagian yaitu fokus aktif,
fokus tidak aktif, fokus bebas, tidak fokus. Hasil penelitian epidemiologi harus
dideskripsikan dalam bentuk peta sehingga lokasi kasus dan faktor risiko yang
ada dapat diketahui dengan jelas. Peta dapat dibuat secara manual atau
dan bukan berarti tidak ada kasus malaria impor serta sudah tidak ada vektor
tahapan mempunyai tujuan dan sasaran yang berbeda. Kegiatan surveilans pun
eliminasi karena salah satu syarat eliminasi adalah adanya surveilans yang baik
2021 di targetkan masuk tahap eliminasi malaria tahun 2025. Puskesmas Tarus
merupakan salah satu Puskesmas yang masuk dalam wilayah kerja Kabupaten
Kupang dengan jumlah wilayah kerja 7 Desa 1 Kelurahan yaitu Desa Mata Air,
Desa Noelbakhi, Desa Tanah Merah, Desa Oebelo, Desa Oelpuah, Desa
pada 3 tahun terakhir angka menurun 2021 hanya ada pada Desa Tanah Merah
dengan Angka API sebesar 0,41 kasus per 1.000 penduduk dengan 2 kasus
malaria, pada tahun 2022 satu kelurahan dan satu Desa dengan masing-masing
memiliki 1 kasus malaria dengan Angka API sebesar Kelurahan Tarus angka
API 0,18 per 1.000 penduduk dan Desa Mata Air angka API 0,17 per 1.000
penduduk. Sedangkan pada tahun 2023 tidak ada kasus malaria (Buku
dengan Kota Kupang yang sudah bebas malaria, sehingga untuk tidak lagi
sawah, rawa-rawa, muara, lagun, dan genangan air. Selain itu Puskesmas Tarus
belum ada peta fokus yang sebagai syarat penilaian dalam eliminasi malaria.
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Tarus
Puskesmas Tarus
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
6
Untuk mendalami ilmu dan materi yang telah dipelajari selama menempuh
2. Bagi masyarakat
Puskesmas Tarus
3. Bagi institusi
E. Ruang lingkup
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Malaria
kepala, mual atau muntah (Sepriyani et al., 2019). Malaria merupakan salah
satu penyakit yang menjadi ancaman masyarakat di daerah tropis dan subtropis
terutama pada bayi, anak balita dan ibu melahirkan (Putra, 2011).
B. Jenis-Jenis Malaria
Menurut Kemenkes RI, (2014 h. 5) Ada lima jenis spesies parasit malaria di
demam timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling
berulang dengan interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus
7
8
C. Kasus Malaria
daerah endemis malaria dalam empat minggu sebelum sakit dan hasil
3. Kasus Relaps adalah kasus malaria yang kambuh kembali tanpa ada
secara efektif dan efisien menuju eliminasi malaria. Rumus dari Annual
E. Eliminasi Malaria
dan bukan berarti tidak ada kasus malaria impor serta sudah tidak ada vektor
tahapan mempunyai tujuan dan sasaran yang berbeda. Kegiatan surveilans pun
eliminasi karena salah satu syarat eliminasi adalah adanya surveilans yang baik
a. Tahap Akselerasi:
b. Tahap Intensifikasi
c. Tahap Pembebasan
d. Tahap Pemeliharaan
wabah,
oriental (Asia).
daerah oriental meliputi wilayah Indonesia bagian tengah dan barat adalah
An. aconitus, An. subpictus, An. sundaicus, An. barbirostris, An. kochi, An.
tesselatus, An. vagus, An. karwari, An. sinensis, An. flavirostris, An.
maculatus, An. minimus, An. letifer, An. annularis, An. ludlowae, An.
2. Siklus hidup
sebagai berikut:
a. Telur
permukaan air ukuran telur kurang lebih 0,5 mm, jumlah telur (sekali
bertelur) 100 sampai 300 butir, rata-rata 150 butir frekuensi bertelur
dua atau tiga hari. Lama menetas dapat beberapa saat setelah kena air,
hingga dua sampai tiga hari kemudian, telur menetas menjadi larva.
b. Larva
13
yaitu instar (1 hari), instar II (1-2 hari ), instar iii (2 hari ) dan instar
menjadi kepompong .
c. Pupa
perbedaan jantan dan betina. Pupa menetas dalam 1-2 hari menjadi
betina.
d. Nyamuk dewasa
dan nyamuk betina yang menetas dari kelompok telur hampir sama
e. Nyamuk jantan
f. Nyamuk betina
14
dan nyamuk betina dapat terbang jauh antara 0,5 sampai 5 km.
baik air tawar maupun air payau, yang tidak tercemar atau terpolusi dan selalu
An.subpictus. Sedangkan tempat perindukan air tawar berupa sawah, mata air,
genangan di tepi sungai, bekas jejak kaki, roda kendaraan dan bekas lobang
jentik. Ada jentik yang senang akan sinar matahari (terang) dan ada yang
aliran airnya yang cukup deras dan An.letifer menyukai air yang tergenang.
(kadar garam berkisar 12-18 ‰ dan tidak dapat berkembang biak pada
Utara An.sundaicus ditemukan pula dalam air tawar. An.letifer dapat hidup
3. Lingkungan biologik (flora dan fauna) tumbuhan bakau dan berbagai jenis
Adanya berbagai jenis fauna predator larva seperti ikan kepala timah,
di suatu daerah. Selain itu adanya ternak besar seperti sapi dan kerbau
yang dimulai dari analisis situasi, persiapan tenaga pelaksana, bahan dan
1. Persiapan
16
berikut :
b. Identifikasi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi pada saat tertentu
h.13)
disemprot.
/ LLINs)
penularan malaria.
bumi pada suatu lembar kertas dengan ukuran yang lebih kecil. Unsur rupa
bumi yang digambarkan pada peta meliputi unsur-unsur alam, dan unsur-unsur
memperluas wahana dan wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali
gambar, citra dan teks. Peta dalam model digital mempunyai penyajian dan
jarak dan ketinggian bila data besaran-besaran data itu diperoleh dari
dengan cara terestrial dan apabila sebagian pengukuran tidak langsung secara
2019 h.28).
1. Pemetaan Fokus
fokus terbagi atas 4 bagian yaitu fokus aktif , fokus non aktif, fokus bebas,
bentuk peta sehingga lokasi kasus dan faktor risiko yang ada dapat
b. Fokus non aktif adalah daerah reseptif malaria yang tidak terdapat
c. Fokus bebas adalah wilayah reseptif malaria yang tidak ada penularan
peta)
d. Non fokus adalah wilayah yang tidak reseptif (Warna putih pada peta).
METODE PENELITIAN
diteliti dan bertujuan untuk mengetahui daerah endemis dan pemetaan fokus
B. Kerangka konsep
Tinggi
Sedang
Endemis Malaria
Rendah
Non Endemis
Rawa -rawa
Sawah
Tempat Perindukan Peta
Kasus Malaria Jentik Nyamuk Fokus
Genangan
Anopheles
Muara
Fokus Aktif
21 Non Fokus
22
C. Variabel penelitian
2. Endemis malaria
D. Definisi Operasional
Tabel 1
Definisi Operasional
4 Peta fokus Menerangkan suatu a. Fokus aktif bila kasus Nominal Quantum GIS
malaria wilayah atau desa masih malaria pada tahun
terdapat kasus lokal ( berjalan
indigenous ) atau tidak b. Fokus non aktif bila
dengan rentang waktu kasus malaria pada
tertentu, dengan kategori tahun berjalan namun
fokus di wilayah kerja sebelum hingga 2
Puskesmas Tarus tahun sebelum
c. Fokus bebas bila
kasus malaria 3 tahun
terakhir
d. Non fokus bila bebas
dari kasus malaria
23
1. Populasi
Populasi adalah semua kasus malaria di kerja Puskesmas Tarus dan semua
2. Sampel
Sampel yang diambil yaitu kasus malaria 3 tahun terakhir yaitu 2021-2023
Anopheles
1. Jenis Data
a. Data primer
b. Data sekunder
2. Tahap Penelitian
a. Tahap persiapan
4) Pipet
24
5) Nampan
7) Alat tulis
b. Tahap pelaksanaan
tanaman).
aplikasi Epicollect5
kira-kira 250 ml, pipet botol kecil (vial bottle ) 10-20 ml,
perindukan
NTT 53
c) Kemudian klik add entry dan mulai mengisi data pada formulir.
Memuat data ke Quantum GIS (membuat peta fokus) dengan cara sebagai
berikut :
seperti berikut :
1) Pilih menu Layer→ Add Layer → Add Vector Layer atau pilih tombol
pada toolbar
4) file (shp, shx,dbf,prj). Untuk memuat dat ke QGIS yang harus dipilih
adalah tipe file dengan tipe ,shp. Kemudian dapat mengatur untuk
5) Pilih file yang diinginkan dengan tipe SHP file (ekstensi file ,shp.).
Klik open, Untuk latihan gunakan file yang ingin dipakai contoh:
“Desa_Kabupaten_kupang ”
7) Kemudian akan muncul peta pada Map area seperti berikut ini, nama
peta yang baru saja dimuat akan terlihat pada Layar panel.
wilayah kerja dari puskesmas pada data base peta yang ada, langkahnya
sebagai berikut :
“Desa_Kabupaten_kupang.shp”
3) Klik 2 kali kolom atau field yang akan menjadi fiter, sebagai contoh
4) Klik Operator lalu pilih tanda ‘=’ lalu pilih salah satu nilai atau value
5) Klik OK
to player
7) Jika berhasil akan muncul polygon kecamatan klik Kanan pada layer
“Kabupaten Kupang”, lalu pilih Export lalu klik Save Features As,
TARUS’
28
10) Pastikan CRS yang dipilih EPSG :4236, WGS 84, lalu klik Save,
OK
Pada setiap layer selalu ada tabel atribut yang dapat diakses untuk
melihat data yang tersimpan pada layer tersebut, anda dapat mengedit
1) Klik kanan pada layer yang anda inginkan (Misal : layer “WILKER
edit. Anda dapat langsung mengedit pada cell yang salah dengan klik
dua kali pada cell tersebut, kemudian ketikan suntingan yang ingin
anda lakukan.
1) Buka attribute table dengan klik kanan pada layer yang ingin diedit
yang ingin dihapus. Akan muncul kotak dialog seperti ini, klik
kolom yang ingin anda hapus, Anda dapat menghapus lebih dari satu
kolom sekaligus.
G. Pengolahan Data
2. kelengkapan data
3. Entry Data
Entry data yang dipakai adalah dalam bentuk tabel yang disajikan dalam
bentuk peta
H. Analisis Data
dalam bentuk tabel dan peta untuk mengetahui pemetaan fokus di wilayah kerja
Puskesmas Tarus
BAB IV
1. Keadaan Geografis
utara berbatasan dengan Teluk Kupang atau Laut Timor, sebelah Selatan
30
31
adalah 70% dataran dan 30% daerah perbukitan dengan ketinggian 150
mdpl.
2. Keadaan Demografi
44.059 Jiwa.
Tabel 2
Jumlah Penduduk per desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
Tarus Kabupaten Kupang Tahun 2023
Desa yang ada. jumlah Penduduk Tertinggi yaitu pada Desa Noelbaki
dengan jumlah penduduk 11.406 jiwa dan jumlah penduduk terendah yaitu
B. Hasil Penelitian
berikut :
Tabel 3
Distribusi kasus malaria per desa/kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Tarus tahun 2021-2023
No Desa/ Jumla Jenis parasit Klasifikasi Tahun
kelurahan h kasus
kasus
1 Tanah 2 falciparum Indigenous/lok 2021
merah al
2 Tarus 1 falciparum Import 2022
3 Mata air 1 Vivax Import 2022
Total 4
Sumber:Data Sekunder Puskesmas Tarus Tahun 2023
tahun 2021 sebanyak 2 kasus dengan jenis parasit yaitu Falcifarum dan
pada kelurahan tarus 1 jenis parasit falciparum, dan desa mata air 1 dengan
jenis parasit vivax klasifikasi kasus impor. Sedangkan 2023 belum ada
kasus malaria.
33
Puskesmas Tarus pada tahun 2021 memiliki 2 kasus malaria pada Desa
Tanah merah dan pada tahun 2022 memiliki 2 kasus pada Kelurahan Tarus
dan Desa Mata Air Untuk tahun 2023 semua Desa dan kelurahan tidak ada
kasus malaria.
2. Endemisitas Malaria
Tabel 4
Jumlah Endemisitas malaria per Desa/ Kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Tarus tahun 2021
No Desa/kelurahan Jumlah Kasus API Kategori
Penduduk Malaria Endemis
1 Tanah merah 4.852 2 0,41 Rendah
2 Tarus 6.669 0 0 Non endemis
3 Mata air 8.253 0 0 Non endemis
4 Oelpuah 2.049 0 0 Non endemis
5 Oelnasi 3.303 0 0 Non endemis
6 Noelbakhi 14.406 0 0 Non endemis
7 Penfui timur 10.522 0 0 Non endemis
8 Oebelo 7.340 0 0 Non endemis
Total 57.394 2 0,03 Rendah
34
angka API 0,41 per 1000 penduduk dengan kategori endemisitas rendah.
Untuk itu wilayah kerja Puskesmas Tarus pada tahun 2021 memiliki
Tabel 5
Jumlah Endemisitas malaria per Desa/ Kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Tarus tahun 2022
No Desa/kelurahan Jumlah Kasus API Kategori
Penduduk Malaria Endemis
1 Tanah merah 3.931 0 0 Rendah
2 Tarus 5.302 1 0,18 Rendah
3 Mata air 5.769 1 0,17 Rendah
4 Oelpuah 1.603 0 0 Non endemis
5 Oelnasi 2.690 0 0 Non endemis
6 Noelbakhi 11.165 0 0 Non endemis
7 Penfui timur 7.800 0 0 Non endemis
8 Oebelo 5.799 0 0 Non endemis
35
Berdasarkan tabel 5, pada tahun 2022 ada satu desa dan satu
kelurahan. desa mata air angka API 0,17 per 1000 penduduk, Kelurahan
Tarus angka API 0,18 per 1000 penduduk. Untuk itu wilayah kerja
Puskesmas Tarus pada tahun 2022 memiliki angka API 0,04 per 1000
Tabel 6
Jumlah Endemisitas malaria per Desa/ Kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Tarus tahun 2023
No Desa/kelurahan Jumlah Kasus API Kategori
Penduduk Malaria Endemis
1 Tanah merah 4.197 0 0 Non endemis
2 Tarus 5.150 0 0 Non endemis
3 Mata air 5.885 0 0 Non endemis
4 Oelpuah 1.650 0 0 Non endemis
5 Oelnasi 2.784 0 0 Non endemis
6 Noelbakhi 11.275 0 0 Non endemis
7 Penfui timur 8.091 0 0 Non endemis
8 Oebelo 5.740 0 0 Non endemis
36
Tabel 7
Jenis habitat jentik nyamuk Anopheles per desa/kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Tarus tahun 2023
Desa/Kelurahan
Noelbakh Oelpua Penfui Tanah
No Jenis Habitat Mata air i Oebelo Oelnasi h Timur Merah Tarus Jh
H H J H J H H J H J H H H
Jh + Jh + h + h + Jh + h + h + Jh + Jh +
3
1 Sawah 4 3 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 4 4 10 10 3 32
2 Sumur Kebun 6 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 4
37
3 Muara 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
1
4 Genangan 4 0 2 0 3 3 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 4
Kobakan/Genanga
5 n Sungai 0 0 2 1 1 1 1 0 1 0 2 0 0 0 1 0 8 2
Bekas Tapak Roda
6 Kendaraan 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
7 Cek Dam 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
8 Rawa-Rawa 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 3 2
6
Total 16 8 10 6 7 6 3 2 7 4 5 3 7 7 11 10 6 46
Sumber:Data Primer Hasil Terolah Tahun 2023
= Jh (Jumlah)
dimana terdapat 46 habitat positif (H+) dan total habitat terbanyak terdapat
pada Desa Mata Air dengan jumlah habitat 16, sedangkan habitat yang
paling rendah terdapat di Desa Oelnasi dengan total habitat 3 dan semua
Anopheles.
gambar 7.
fokus bebas dan fokus non aktif, yang dimana yang memiliki fokus bebas
Penfui Timur sedang yang memiliki fokus non aktif yaitu Kelurahan
C. Pembahasan
Merah pada tahun 2021 sebanyak 2 kasus. Untuk tahun 2022 di temukan
kasus pada Kelurahan Tarus yaitu 1 sedangkan 2023 belum ada kasus
meningkat, pada tahun 2014 hanya ditemukan 2 kasus. Pada tahun 2015
mencapai 15 kasus, dan pada tahun 2016, 100 kasus. Untuk Jenis
tidak menggunakan kelambu berinsektisida saat tidur pada malam hari dan
endemis malaria yaitu dimana penyakit tersebut tersebar luas, hal ini dapat
agar diketahui lebih awal dan diberikan pengobatan lebih lanjut supaya
panjang.
2. Endemisitas Malaria
tertentu. Di daerah yang endemis, kasus malaria cenderung tinggi baik dari
angka Annual Parasite Incidence (API) 0,41 per 1000 penduduk dengan
kategori endemis rendah. Pada tahun 2022 Kelurahan Tarus angka Annual
endemis rendah dan Desa Mata Air angka Annual Parasite Incidence
(API) 0,17 per 1000 penduduk dengan kategori endemis rendah. Penelitian
ini sama dengan penelitian dari Pratama, (2015) Selama 3 tahun terakhir
2011 API sebesar 31,91 ‰ dengan kategori endemis sedang. Tahun 2012
API turun menjadi 8,46 ‰ dengan kategori endemis tinggi dan pada tahun
Dari hasil penelitian di Desa Tanah Merah, Desa Mata Air dan
genangan air, baik air tawar maupun air payau, yang tidak tercemar atau
genangan di tepi sungai, bekas jejak kaki, roda kendaraan dan bekas
baik air tawar maupun air payau, tergantung dari jenis nyamuknya.
itu wilayah kerja puskesmas tarus memiliki habitat terbanyak yaitu sawah
habitat paling rendah adalah tapak roda pada kendaraan dikarenakan hasil
penelitian yang dilakukan pada saat keadaan curah hujan yang tidak terlalu
menerangkan suatu wilayah atau desa yang masih terdapat kasus lokal
fokus terbagi atas 4 bagian yaitu fokus aktif, fokus non aktif, fokus bebas,
44
harus dideskripsikan dalam bentuk peta sehingga lokasi kasus dan faktor
fokus bebas dan fokus non aktif. Fokus bebas adalah wilayah reseptif
tahun terakhir, fokus non aktif adalah daerah reseptif malaria yang tidak
Desa Oebelo, Desa Oelpuah, Desa Oelnasi, dan Penfui Timur sedang yang
memiliki fokus non aktif yaitu Kelurahan Tarus, Desa Mata Air dan Desa
Tanah Merah.
terdapat 4 Desa sebagai daerah fokus aktif yaitu Bolok, Batakte, Sumlili,
dan Lifuleo , terdapat 3 Desa sebagai fokus non aktif yaitu Oenaek,
Tesabela dan Tablolong , dan 3 Desa sebagai daerah non fokus yaitu
dan genangan air. Selain itu, Puskesmas Tarus belum ada peta fokus yang
45
Saran yang diberikan untuk Desa yang memiliki fokus bebas yaitu
impor dari wilayah atau desa yang memiliki endemis malaria agar dapat
terjadi pada tahun 2021 dan 2022 yaitu dengan cara adanya respon dini
dari masyarakat terhadap setiap gejala kasus malaria agar dapat mencegah
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanah Merah (2 kasus), Desa Mata Air (1 kasus) dan Kelurahan Tarus (1
kasus)
malaria) sedangkan, Desa Tanah Merah, Desa Mata Air dan Kelurahan
sedikit)
Daerah fokus non aktif di wilayah kerja Puskesmas Tarus yaitu Desa
Tanah Merah, Desa Mata Air dan Kelurahan Tarus dan dan daerah fokus
bebas yaitu Desa Noelbakhi, Desa Oebelo, Desa Oelpuah, Desa Oelnasi,
46
47
B. Saran
malaria.
yaitu ikan mujair,ikan nila dan ikan kepala timah. Juga diharapkan agar
vektor penyakit dan untuk mengejar target eliminasi malaria untuk upaya
di kembangkan lebih lanjut dengan versi yang lebih baik dari sebelumnya.
`DAFTAR PUSTAKA
48
49
Sadukh, Pitreyadi Johanis Jusuf, [et. al]. 2020. Studi Spasial Kejadian Malaria Serta
Pengaruh Kepadatan Plasmodium Sp. Terhadap Anemia Dan
Trombositopniapada Penderita Malaria Di Kabupaten Kepulauan Talaud.
Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(1), 33–44.
https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/jkl/article/view/1125/806
LAMPIRAN
58
Lampiran V. Master Tabel Habitat jentik nyamuk Anopheles di wilayah
kerja Puskesmas Tarus per Desa/Kelurahan
59
Lampiran VI. Dokumentasi Kegiatan
60
61