Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PRAKTEK PROFESI NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA CEMPAKA KECAMATAN PLUMBON


TAHUN 2023

Laporan ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Profesi Ners
Keperawatan Komunitas

Dosen Pembimbing :

Ns. Rony Suhada, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :

1. Anggun Selawati JNR0220113 10. Haryani JNR0220129


2. Dewi Ariyanti P. S JNR0220115 11. Inas Nabilah JNR0220131
3. Dina Listiana JNR0220116 12. Royani JNR0220150
4. Ela JNR0220121 13. Sri Lestari JNR0220154
5. Farah Febby W JNR0220122 14. Tifani Dwiyanti S JNR0220157
6. Gatara Hutama A JNR0220124 15. Vina Oktafia JNR0220159
7. Gema Arienda Putri JNR0220125 16. Yuliyawati JNR0220161
8. Hani Aulia Putri JNR0220127 17. Ipah Kholipah JNR0220164
9. Hari Surachman JNR0220128 18. Sofyan JNR0220167

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS II
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK PROFESI NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA CEMPAKA KECAMATAN PLUMBON

TAHUN 2023

Program Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Cirebon, Mei 2023

Pembimbing I Pembimbing II Pembimbing III

Ns. H. Asmadi, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom Ns. Rony Suhada, S.Kep., M.Kep Ns. Mohamad Cahyadi, S.Kep
NIK. 197508142005011002 NIK. 841228201003034 NIK. 9305032019138

Mengetahui,

Ketua Program Studi


Ketua STIKes Kuningan
Profesi Ners

Dr. H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H Ns. Aria Pranatha., S.Kep., M.Kep
NIK. 700805200908026 NIK. 790405.201010.041
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-

Nya, Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek

Profesi Ners Keperawatan Komunitas di Desa Cempaka Kecamatan Plumbon

Tahun 2023. Adapun dalam penyusunan laporan ini, kami tidak lepas dari

bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Maka kami mengucapkan

terimakasih yang sebesar - besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M. Kes, AIFO., selaku Ketua Yayasan

Pendidikan Bhakti Husada Kuningan.

2. H. Abdal Rohim, S.Kp, M.H., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kuningan yang telah memberikan saran yang berguna bagi penulisan laporani

ini.

3. Ns. Aria Pranatha., S.Kep., M.Kep selaku ketua program profesi ners

4. Ns. Asmadi, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom., dan Ns. Rony Suhada, S.Kep., M.Kep

selaku pembimbing yang telah memberikan ilmu, motivasi, bimbingan, dan

pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

5. Ns. Mohamad Cahyadi, S.Kep dan Khusana Rahmah S.Kep., M.Tr.Kep

selaku pembimbing Profesi Ners Kampus 2 STIKKU RS Ciremai.

6. Seluruh Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Kampus 2

STIKKU RS Ciremai yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.


Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,

dari segi teknik penulisan maupun teori. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk bahan perbaikan dimasa

yang akan datang.

Cirebon, Mei 2023


Penyusun

Mahasiswa Profesi Ners


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I PENDHAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan laporan penulisan....................................................................................6
1.2.1 Tujuan Umum .........................................................................................6
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................................6
BAB II METODE PELAKSANAAN PRAKTEK........................................................7
2.1 Pengkajian/ Survei Mawas Diri...........................................................................9
2.2 Musyawarah Masyarakat Desa..........................................................................12
2.3 Implementasi.....................................................................................................13
2.4 Evaluasi.............................................................................................................14
BAB III HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK..........................................................16
3.1 Hasil Survei Mawas Diri....................................................................................16
3.2 Pengkajian Komunitas........................................................................................30
3.3 Analisa Data.......................................................................................................43
3.4 Diagnosa.............................................................................................................45
3.5 Penapsian Masalah.............................................................................................46
3.6 Perencanaan........................................................................................................47
BAB IV PENUTUP........................................................................................................51
4.1 kesimpulan..........................................................................................................51
4.2 Saran...................................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................52
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 .........................................................................................................................i
Lampiran 2 .......................................................................................................................ii
Lampiran 3 .......................................................................................................................iv
Lampiran 4 ........................................................................................................................1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan

mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang

kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi

pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan

promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit

pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini

akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut

berperan secara aktif dalam upaya peningkatan status kesehatannya.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga

dan kelompok pada tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan

konsep keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga

perawat profesional yang memiliki potensi dalam meningkatkan kemampuan

keperawatan mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka

mahasiswa Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Tahun Ajaran 2022/2023 melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas

di Desa Cempaka, Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon dengan menggunakan

3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat yang secara

aktif berpartisipasi dalam upaya peningkatan status kesehatannya.

Praktik keperawatan komunitas di awali dengan persiapan praktik


keperawatan komunitas. Agar pelaksanaan praktik keperawatan komunitas dapat

berjalan dengan lancar, maka harus dipersiapkan dengan baik dan matang.

Pelaksanaan persiapan praktik keperawatan komunitas dilakukan beberapa hari

sebelum praktik dimulai. Pertama mahasiswa akan mendapatkan pembekalan

praktik oleh dosen pembimbing komunitas. Materi yang diberikan adalah tentang

ketahanan keluarga, penjelasan silabus (mekanisme praktek komunitas,

pembagian kelompok komunitas dan peraturan-peraturan bagi mahasiswa praktik

dan tugas yang harus diselesaikan). Pada tahap ini juga dilakukan pembahasan

dan pendalaman format asuhan keperawatan komunitas dan keluarga.

Persiapan praktik keperawatan komunitas dalam bentuk kegiatan

pembekalan, pengorganisasian kelompok dan persiapan alat dilakukan melalui

tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Untuk mencapai tujuan

keperawatan komunitas, perawat memerlukan data yang benar yang dapat

diperoleh di lapangan akan memberikan hasil asuhan keperawatan komunitas

yang berkualitas. Data yang akan diambil dalam asuhan komunitas adalah data

inti dan data sub sistem.

Fokus praktik profesi Departemen komunitas adalah memberikan pelayanan

dan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga dalam pencegahan primer,

sekunder, dan tersier terhadap komunitas maupun keluarga dengan masalah

kesehatan yang bersifat aktual, resiko dan potensial. Menjalankan fungsi

advokasi, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian

terkini terkait dengan keperawatan komunitas dan keluarga merupakan bagian

performance aktivitas mahasiswa pada saat praktik profesi Departemen


komunitas. Praktik profesi ini juga berfokus kepada kebijakan dan program

pemerintah tentang kesehatan masyarakat, pemberdayaan masayarakat maupun

keluarga melalui kerjasama dengan lintas program dan sektoral.

Penerapan pengetahuan tentang konsep keperawatan komunitas dan

keluarga dalam menyelesaikan masalah–masalah keperawatan yang muncul

sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar komunitas yang dapat diatasi

dengen intervensi keperawatan komunitas (terapi modalitas keperawatan

komunitas dan keluarga). Pelaksanaan praktik profesi keperawatan komunitas

dilaksanakan di wilayah masyarakat area urban dan semiurban. Pengalaman

belajar ini akan berguna dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan

komunitas di keluarga termasuk bidang keperawatan lain. Pengalaman belajar

meliputi pengalaman belajar komunitas atau pengalaman belajar lapangan.

Praktik klinik keperawatan komunitas menggunakan pendekatan proses

keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi keperawatan komunitas. Bagian ini adalah praktik pengkajian komunitas

yang terdiri dari pengkajian data inti dan delapan data sub sistem. Metode

pengumpulan data bervariasi bisa Windshield survey, wawancara, observasi,

pengukuran, FGD, angket, dsb. Sumber data bisa berasal dari tokoh masyarakat,

tokoh agama, kader kesehatan, organisasi PKK, kepemudaan, keluarga, petugas

kesehatan, aparat pemerintah dan juga pendataan keluarga yang mahasiswa

lakukan.

Asuhan keperawatan yang berkualitas sangat ditentukan atau bergantung

kepada pengakajian keperawatan yang tepat. Pengkajian yang dilakukan secara


tepat dan sistematis akan mendapatkan informasi yang akurat, mendalam, terfokus

dan berkualitas. Untuk itu kita harus mempersiapkan diri dengan berbagai

pengetahuan dan keterampilan yang memadai seperti; kemampuan pengkajian

komunitas, pengetahuan tentang demografi, yang ditunjang dengan alat dan

prosedur pengkajian komunitas yang lengkap. Dalam melakukan pengkajian

komunitas, mahasiswa bekerjasama dengan UPTD P5A sebagai pemilik wilayah

binaan, pamong desa/RW dan kader kesehatan desa/RW setempat.

Pembangunan ketahanan keluarga pada hakekatnya merupakan

pembangunan manusia sebagai insan dan sumber daya pembangunan, baik laki

laki maupun perempuan, mulai dari dalam kandungan ibu sampai usia lanjut.

Pembangunan ketahanan keluarga ditunjukan untuk mewujudkan manusia dan

masyarakat Indonesia yang sehat, berpendidikan, bermoral, beretika, berbudaya,

dan beradab, serta berdaya asing untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

bagi seluruh bangsa Indonesia. Pembangunan ketahanan keluarga bersifat

multidimensi, meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan masyarakat, serta

bersifat lintas bidang dan lintas sector.

Dengan melihat betapa pentingnya pembangunan ketahanan keluarga dalam

pembangunan nasional, proses perencanaan pembangunan niscaya memerlukan

keterlibatan para ilmuwan lintas disiplin agar konsep dan pemikiran mengenai

pembangunan ketahanan keluarga menjadi lebih komprehensif dan terintegrasi.

(Arahan Menteri PPN dalam Kongres Keluarga Indonesia II Tahun 2017).

Pembangunan keluarga menjadi salah satu isu pembangunan nasional

dengan penekanan pada pentingnya penguatan ketahanan keluarga. Secara yuridis,


undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan

pembangunan kelurga sejahtera menyebutkan bahwa “Ketahanan keluarga

berfungsi sebagai alat untuk mengukur seberapa jauh keluarga telah melaksanakan

peranan, fungsi, tugas-tugas, dan tanggung jawabnya dalam mewujudkan

kesejahteraan anggotanya”. Sementara itu, peran penting keluarga tertera pada

peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1994 tentang

penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera. Peraturan pemerintah ini

sangat jelas menyebutkan bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat

mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan nasional.

Ketahanan individu dan keluarga akan berakibat pada terjaminnya

ketahanan masyarakat. Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga mendefinisikan

ketahanan dan kesejahteraan keluarga sebagai kondisi keluarga yang memiliki

keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik material guna

hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis

dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan bathin.

Ketahanan keluarga diindikasikan sebagai kecukupan dan kesinambungan

akses terhadap pendapatan dan sumberdaya setidaknya untuk memenuhi

kebutuhan dasar, termasuk didalamnya adalah kecukupan akses terhadap pangan,

air bersih, pelayanan kesehatan, kesempatan pendidikan, perumahan, waktu untuk

berpartisipasi di masyarakat dan integrasi sosial. Dengan demikian, ketahanan

keluarga merupakan konsep yang mengandung aspek multidimensi.


Upaya peningkatan ketahanan keluarga menjadi penting untuk dilaksanakan

dalam rangka mengurangi atau mengatasi berbagai masalah yang menghambat

pembangunan desa cempaka. Dengan diketahuinya tingkat ketahanan keluarga

maka dinamika kehidupan sosial keluarga sebagai salah satu aspek kesejahteraan

keluarga juga dapat diukur.

1.2 TUJUAN PENULISAN LAPORAN

1.2.1 Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan mendeskripsikan untuk meningkatan

derajat kesehatan masyarakat dan ketahanan keluarga di desa Cempaka

Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.

1.2.2 Tujuan Khusus:

1. Untuk mengetahui pengkajian Survey Mawas Diri (SMD)

2. Untuk mengetahui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

3. Untuk mengetahui Hasil pelaksanaan praktek Musyawarah Masyarakat

Desa (MMD)
BAB II

METODE PELAKSANAAN PRAKTEK

2.1 PENGKAJIAN / SURVEY MAWAS DIRI

Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

merupakan suatu upaya bersama yang dilakukan oleh Puskesmas dengan

melibatkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama mengidentifikasi

permasalahan kesehatan di masyarakat, dan menggali potensi-potensi yang

dimiliki untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Definisi Survei Mawas Diri atau disingkat SMD adalah kegiatan

pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh

kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau

perawat di desa. (Depkes RI, 2007).

2.1.1 Tujuan SMD

a) Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah Dilaksanakannya

pengumpulan data, masalah kesehatan kesehatan, lingkungan dan ,

lingkungan dan perilaku.

b) Mengkaji dan Mengkaji dan menganalisis masalah menganalisis masalah

kesehatan, lingkungan kesehatan, lingkungan dan perilaku yang perilaku

yang paling menonjol di masyarakat.

c) Mengiventarisasi sumber daya Mengiventarisasi sumber daya masyarakat

yang dapat masyarakat yang dapat mendukung upaya mendukung upaya

mengatasi masalah kesehatan.


d) Diperolehnya Diperolehnya dukungan dukungan kepala desa/kelurahan dan

desa/kelurahan dan pemuka masyarakat masyarakat dalam pelaksanaan

penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga.

2.1.2 Pentingnya Pelaksanaan SMD

a) Agar masyarakat masyarakat menjadi menjadi sadar akan adanya masalah,

masalah, karena mereka sendiri sendiri yang melakukan pengumpulan fakta

& data.

b) Untuk mengetahui mengetahui besarnya besarnya masalah masalah yang

ada dilingkungannya dilingkungannya sendiri.

c) Untuk menggali menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa.

d) Hasil SMD dapat digunakan digunakan sebagai sebagai dasar untuk

menyusun pemecahan menyusun pemecahan masalah masalah yang

dihadapi.

2.1.3 Sasaran SMD

Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau

menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 450 rumah) yang dapat

menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada

umumnya di desa/kelurahan.

2.1.4 Pelaksana SMD

a) Kader yang Kader yang telah dilatih telah dilatih tentang apa tentang apa

SMD, cara SMD, cara pengumpulan data pengumpulan data penyusun

penyusun daftar pertanyaan sederhana) pertanyaan sederhana), cara pen ,


cara pengamatan,cara pengolah gamatan,cara pengolahan/analisa data

an/analisa data sederhana & cara penyajian.

b) Tokoh masyarakat masyarakat di desa.

2.1.5 Cara Pelaksanaan SMD

a) Petugas Puskesmas, Bidan uskesmas, Bidan di desa dan kader/kelom

kader/kelompok warga yang ditugaskan ditugaskan untuk melaksanakan

SMD dengan kegiatan meliputi :

- Pengenalan instrumen Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) y

(daftar pertanyaan) yang akan ang akan dipergunakan dalam

dipergunakan dalam pengumpulan data dan informasi masalah

kesehatan.

- Penentuan Penentuan sasaran sasaran baik jumlah KK ataupun

ataupun lokasinya.

- Penentuan cara Penentuan cara memperoleh informasi masalah

kesehat memperoleh informasi masalah kesehatan dengan cara an

dengan cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.

b) Pelaksana SMD

Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah

ditunjukmelaksanakan dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di

desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan.

c) Pengolahan Pengolahan Data


d) Kader, tokoh masyarakat masyarakat dan kelompok kelompok warga yang

telah ditunjuk ditunjuk mengolah mengolah data SMD dengan bimbingan

petugas Puskesmas dan bidan di desa, sehingga dapat diperoleh perumusan

masalah kesehatan untukselanjutnya merumuskanprioritas masalah

kesehatan, lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan desa/kelurahan yang

bersangkutan.

2.1.6 Langkah-Langkah SMD

a) Persiapan

- Menyusun Menyusun daftar pertanyaan pertanyaan :

1) Berdasarkan prioritas Berdasarkan prioritas masalah yang

masalah yang ditemui di ditemui di Puskesma Puskesmas &

Desa (data sekunder)

2) Dipergunakan Dipergunakan untuk memandu memandu

pengumpulan pengumpulan data

3) Pertanyaan harus Pertanyaan harus jelas, singkat, jelas, singkat,

padat & padat & tidak bersifat tidak bersifat mempengaruhi

mempengaruhi respon

4) Kombinasi Kombinasi pertanyaan pertanyaan terbuka, terbuka,

tertutup tertutup dan menjaring

5) Menampung Menampung juga harapan harapan masyarakat

- Menyusun lembar observasi observasi (pengamatan)

Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya.


- Menentukan Kriteria responden, Kriteria responden, termasuk

termasuk cakupan cakupan wilayah wilayah & jumlah KK

b) Pelaksanaan

- Pelaksanaan Pelaksanaan interview/wawancara interview/wawancara

terhadap terhadap Responden.

- Pengamatan Pengamatan terhadap terhadap rumah-tangga rumah-

tangga & lingkungan lingkungan Membuat Membuat questioner

questioner SMD.

c) Tindak Lanjut

- Meninjau Meninjau kembali kembali pelaksanaan pelaksanaan SMD,

- Merangkum, Merangkum, mengolah mengolah & menganalisis data

menganalisis data yang telah dikumpulkan

- Menyusun Menyusun laporan laporan SMD, sebagai sebagai bahan

untuk MMD

d) Pengolahan Data

Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:

- Masalah Masalah yang dirasakan dirasakan oleh masyarakat.

- Prioritas Prioritas masalah

- Kesediaan masyarakat untuk Kesediaan masyarakat untuk ikut

berperan serta ikut berperan serta aktif dalam pemecahan aktif dalam

pemecahan masalah
2.2 MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

Musyawarah masyarakat desa (MMD) dan Musyawarah masyarakat RW

adalah pertemuan seluruh warga desa/RW untuk membahas hasil Survey Mawas

Diri atau hasil pengkajian komunitas dan merencanakan penanggulangan masalah

kesehatan yang diperoleh dari survey mawas diri (Depkes RI, 2007). MMD

adalah menyawarah dengan masyarakat di tingkat desa dan biasanya dilaksanakan

di Balai Desa, sedangkan MMRW dilaksanakan dilaksanakan untuk masyarakat

pada tingkat RW.

MMD/RW dilakukan dengan tujuan agar masyarakat mengenal masalah

kesehatan di wilayahnya, masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah

kesehatan dan masyarakat dapat menyusun rencana rencana kerja untuk

menanggulangi masalah kesehatan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

pelaksanaan MMD adalah sebagai berikut; musyawarah masyarakat desa harus

dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas puskesmas, dan sector terkait di

kecamatan, (seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, pertanian, agama,

dan lain-lain), musyawarah Masyarakat desa dilaksanakan di balai desa atau

tempat pertemuan lainnya yang ada didesa dan MMD dilaksanakan segera setelah

SMD dilakukan.

Setelah panitia MMD/RW terbentuk sesegera mungkin untuk melakukan

koordinasi guna mempersiapkan dan menyusun proposal MMD, libatkan seluruh

anggota kelompok untuk berkejasama, kemudian lakukan pembagian tugas yang

merata. Lakukan kolaborasi dengan tokoh masyarakat untuk kelancaran acara.

Kolaborasi dengan kepala desa atau RW untuk menentukan tempat pelaksanaan


musyawarah. Buatlah dan sebarlah undangan kepada perangkat desa atau RW dan

RT, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat serta warga masyarakat lain

yang diharapkan dapat hadir pada acara MMD/RW tersebut. Panduan pelaksanaan

MMD/RW atau lokmin ini akan diraikan dalam tiga proses kegiatan yaitu

persiapan, pelaksanaan dan pelaporan.

2.3 IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan

komunitas yang tertuang dalam Planning Of Ation (POA). Seringkali

perencanaan yang sudah disusun dengan baik tidak diikuti dengan waktu yang

cukup untuk merencanakan implementasi. Implementasi keperawatan dilakukan

untuk mengatasi masalah kesehatan komunitas menggunakan stategi proses

kelompok, pendidikan kesehatan, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat. Anda

harus menggali dan meningkatkan potensi komunitas untuk dapat mandiri dalam

memelihata kesehatannya. Implementasi keperawatan berfungsi untuk

meningkatkan, memelihara atau memulihkan kesehatan, mencegah penyakit dan

memfasilitasi rehabilitasi.

Implementasi melibatkan aktifitas tertentu sehingga program yang ada dapat

dilaksanakan, diterima dan direvisi jika tidak berjalan. Implementasi keperawatan

dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan komunitas menggunakan strategi

proses kelompok, pendidikan kesehatan, kemitraan (patnership) dan

pemberdayaan masarakat (empowerment).

Menurut Ryadi (2010) menyatakan bahwa implementasi keperawatan

adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan pasien. Adapun


menurut Setiadi (2012), implementasi keperawatan merupakan pengelolaan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

. Untukk Kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan

rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif

(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam

melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada

kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,

strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al.,

1995).

Implementasi keperawatan komunitas dilakukan berdasarkan rencana

intervensi yang disusun dengan berpegang pada prinsip intervensi keperawatan

yaitu proses kelompok, pendidikan kesehatan, kemitraan dan pemberdayaan

masyarakat. Pelaksanaan implementasi keperawatan, pada bagian akhir kami

lampirkan standar operating prosedur (SOP) yang dapat dijadikan pegangan

dalam melaksanakan implementasi.

2.4 EVALUASI

Evaluasi terhadap kegiatan implementasi keperawatan dapat dilakukan dengan

menggunakan mengamati setiap proses implemetasi menggunakan lembar observasi, tes

formatif menilai aktifitas mahasiswa selama proses implementasi berjalan sampai akhir

kegiatan. Evaluasi dilakukan oleh dosen pembimbing dan atau instruktur klinik. Setalah

kegiatan selesai, catatlah dalam logbook dan mintalah paraf atau tanda tangan

pembimbing praktik.

Evaluasi diarahkan untuk menilai sejauhmana proses pembelajaran ini

berlangsung. Evaluasi dilaksanakan bersamaan dengagn proses kegiatan


perumusan diagnosa keperawatan keluarga. Pembimbing/instruktur klinik dapat

mengamati bagaimana proses perumusan diagnosa keperawatan keluarga itu

berjalan. Kendala atau kesulitan apa yang anda rasakan, semua dapat dicatat dan

dirangkum untuk dapat dijadikan sebagai bahan untuk perencanaan pembelajaran

pada masa yang akan datang. Evaluasi perumusan diagnosa keperawatan keluarga

dapat dilakukan menggunakan format evaluasi seperti yang tertera dalam lampiran

kedua dari panduan priktik ini.


BAB III

HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK

3.1 HASIL SURVEY MAWAS DIRI (SMD)

Hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang dilakukan pada tanggal 9 sampai

dengan 13 Mei 2023, adalah sebagai berikut :

1. Data Geografi

a. Lokasi

Provinsi : Jawa Barat

Kabupaten / kotamadya : Kabupaten Cirebon

Kecamatan : Plumbon

Desa : Cempaka

b. Luas Wilayah :139 Ha

c. Batas daerah/wilayah

Utara : Desa Pamijahan

Selatan : Kelurahan Tukmudal

Barat : Desa Kejuden

Timur : Kelurahan Kaliwadas

d. Keadaan tanah menurut pemanfaatannya

Tanah sebagian digunakan untuk pemukiman dan pertanian.

2. Data Demografi

Jumlah Penduduk : 6.917 jiwa

a. Berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis Kelamin F %


1. Laki – Laki 3.490 50
2. Perempuan 3.427 50
Total 6.917 100
Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Penduduk Desa Cempaka

Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas distribusi jenis kelamin, menunjukan

bahwa sebagian besar penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan

jumlah 3.490 orang (%), dan perempuan 3.427 orang (%).

b. Berdasarkan kelompok usia

Tabel Distribusi Kelompok Usia Penduduk Desa Cempaka Tahun

2022

No Umur/ tahun F %
1 Anak (0 - <18 tahun) 1.740 23
2 Dewasa (18 - <60 tahun) 5.395 71
3 Lansia (< 60 tahun) 443
6
Total 7.578 100

Jumlah Penduduk Berdasarkan


Kelompok Usia
6%
23% Anak (0 - <18 tahun)
Dewasa (18 - <60 tahun)
Lansia (<60)

71%
Berdasarkan tabel distribusi umur, menunjukkan bahwa

kelompok umur tertinggi yaitu dewasa berjumlah 5.395 orang (71 %),

sedangkan kelompok umur yang terendah adalah kelompok umur

lansia berjumlah 443 orang (6 %).

3. Ethnicity

Tabel Distribusi Frekuensi Etnis (Suku) Kepala Keluarga Desa Cempaka

Tahun 2022

Etnis Laki-laki Perempuan


Aceh - orang - orang
Batak - orang - orang
Minang 12 orang 9 orang
Betawi - orang - orang
Sunda 21 orang 15 orang
Jawa 3013 orang 2914 orang
Jumlah 3046 orang 2938 orang

Suku
6%

Jawa
Sunda

94%

Berdasarkan hasil wawancara masyarakat Desa Cempaka

menunjukkan bahwa mayoritas bersuku Jawa sebanyak 5.927 orang dengan

laki laki (51%) dan perempuan (49%).

4. Berdasarkan agama

Tabel Distribusi Frekuensi Agama Kepala Keluarga Desa Cempaka Tahun

2022
Agama Laki-laki Perempuan
Islam 3028 orang 2923 orang
Kristen 7 orang 8 orang
Katholik 4 orang 2 orang
Hindu - orang - orang
Budha 7 orang 5 orang
Khonghucu - orang - orang
Kepercanaan kepada Tuhan Yang Maha Esa - orang - orang
Aliran Kepercayaan lainnya - orang - orang
Jumlah 3046 orang 2938 Orang

Agama

Islam
Kristen
Katolik
Hindu
Budha

100%

Berdasarkan hasil wawancara penduduk Desa Cempaka menunjukkan

bahwa seluruhnya beragama islam yaitu 130 (100%).

5. Pendidikan

Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Desa

Cempaka Bulan Oktober Tahun 2022

No Pendidikan Frekuensi %
1 Tidak Sekolah 6 5
2 SD 50 38
3 SMP 25 19
4 SMA 44 34
5 D3 1 1
6 D4/S1 4 3
Total 130 100
Pendidikan
1% 3%
5%
Tidak Sekolah
SD
SMP
34% SMA
38% D3
D4/S1

19%

Berdasarkan tabel distribusi hasil wawancara tingkat pendidikan

terakhir diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir tertinggi yaitu SD

sebanyak 50 Kepala Keluarga (38 %), sedangkan yang terendah yaitu D3

sebanyak 1 Kepala Keluarga (1 %).

6. Pekerjaan

Tabel Distribusi Frekuensi Pekerjaan Kepala Keluarga Desa Cempaka

Tahun 2022

No. Pekerjaan Frekuensi %


1 Petani 79 2.54
2 Nelayan 4 0.13
3 Pedagang 586 18.81
4 Pejabat 40 1.28
5 PNS 222 7.12
6 Pegawai 906 29.08
7 Wiraswasta 561 18
8 Pensiun 69 2.21
9. Pekerja Lepas 649 20.83
10. Tidak Bekerja 3.029 49.29
Total 6145 100
Berdasarkan tabel distribusi hasil wawancara pekerjaan penduduk Desa

Cempaka mayoritas bekerja sebagai buruh harian lepas sebanyak 50 Kepala

Keluarga (40 %), dan minoritas bekerja sebagai petani sebanyak 1 Kepala

Keluarga (1 %).

7. Sosial Ekonomi

a. Pemghasilan

Tabel Distribusi Frekuensi Penghasilan Kepala Keluarga Desa

Cempaka Bulan Oktober Tahun 2021.

Penghasilan Frekuensi %

< 1 jt 55 42

1 – 2 jt 54 42

2 – 4 jt 16 12

> 5 jt 5 4

Total 130 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 130 (100%)

kepala keluarga yang dikaji, kepala keluarga berpenghasilan < 1 jt

sebanyak 55 KK (%), kepala keluarga berpenghasilan 1 – 2 jt sebanyak 54

KK (%), kepala keluarga berpenghasilan 2 – 4 jt sebanyak 16 KK (%), dan

kepala keluarga berpenghasilan > 5 jt sebanyak 5 KK (%).

8. Jaminan Kesehatan
Tabel Distribusi Frekuensi Jaminan Kesehatan Kepala Keluarga Desa

Cempaka Bulan Oktober Tahun 2021.

Dana jaminan keshatan Frekuensi (f) Persentase (%)

BPJS / KIS 118 91

UMUM 12 9

TOTAL 130 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 130 (100%) kepala

keluarga yang dikaji, yang memiliki dana jaminan kesehatan berupa

BPJS/KIS sebanyak 118 KK (91%), dan kepala keluarga yang tidak

memiliki dana jaminan kesehatan atau umum sebanyak 12 (9%).

9. Pembuangan Air besar

Tabel Distribusi Frekuensi Pembuangan Air Besar Kepala Keluarga Desa

Cempaka Bulan Oktober Tahun 2021

Pembuangan air besar Frekuensi (f) Persentase (%)

WC Cemplung 9 93

Septictank 121 7

TOTAL 130 100


Pembuangan Air Besar

7%
WC Cemplung
Septictang

93%

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 130 (100%) kepala

keluarga yang dikaji, yang Pembuangan Air Besar di WC Cemplung

sebanyak 9 KK (7%) dan pembuangan air besar di septic tank sebanyak 121

(93%).

10. Jenis Jamban

Tabel Distribusi Frekuensi Penghasilan Kepala Keluarga Desa Cempaka

Bulan Oktober Tahun 2021

Jenis jamban Frekuensi (f) Persentase (%)

WC 112 86

Jamban 18 14

Total 130 100


Jenis Jamban

14%
WC
Jamban

86%

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 130 (100%) kepala

keluarga yang dikaji, yang memiliki jenis jamban WC sebanyak 112 KK

(86%) dan yang berjenis jamban sebanyak 18 KK (14%).

11. Kondisi jamban

Tabel Distribusi Frekuensi Kondisi Jamban Desa Cempaka Rt. 01 & 02 Rw.

07 Bulan Oktober Tahun 2021

Kondisi jamban Frekuensi (f) Persentase (%)

Terawat 4 80

Tidak terawat 1 20

TOTAL 5 100

Kondisi Jamban
20%
Terawat
Tidak Terawat
80%
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 130 (100%)

kondisi jamban yang dikaji di Desa Cempaka, yang kondisi jambannya

terawatt sebanyak 4 jamban (80%), dan kondisi jambannya yang tidak

terawat sebanyak 1 jamban (20%).

12. Sumber Air

Tabel Distribusi Frekuensi Sumber Air Kepala Keluarga Desa Cempaka

Bulan Oktober Tahun 2021

Sumber air Frekuensi (f) Persentase (%)

PDAM 88 68

Sumur 42 32

TOTAL 130 100

Sumber Air

32% PDAM
Sumur

68%

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 130 (100%) kepala

keluarga yang dikaji, yang menggunakan sumber air untuk mandi/cuci

PDAM sebanyak 88 (68%), dan sumur 42 (32%).

13. Tempat pembuangan sampah


Tabel Distribusi Frekuensi Tempat Pembuangan Sampah Kepala Keluarga

Desa Cempaka Bulan Oktober Tahun 2021

Tempat pembuangan sampah Frekuensi (f) Persentase (%)

Dibakar 83 64

Di angkut bak sampah 47 36

TOTAL 130 100

Tempat pembuangan sampah


Di angkut
bak sampah
36%

Dibakar
64%

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 130 (100%)

kepala keluarga yang dikaji, yang membuang sampah dengan cara dibakar

sebanyak 47 KK (36%), dan yang membuang sampah diangkut ke bak

sampah sebanyak 83 KK (64%).

14. Jumlah Baduta

Tabel Distribusi Frekuensi Estimasi Jumlah Baduta Desa Cempaka Bulan

Oktober Tahun 2021.

Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)

Laki - laki 182 55


Perempuan 149 45

TOTAL 331 100

15. STUNTING
a. Gizi Baduta

Tabel Distribusi Frekuensi Gizi Baduta Desa Cempaka Bulan Oktober

Tahun 2021

Gizi Balita Frekuensi (f) Persentase (%)

Normal 264 93

Risiko Stunting 14 5

Terindikasi Stunting 7 2

Total 285 100

3.2 PENGKAJIAN KOMUNITAS

I. Lingkungan Sosiodemografi Masyarakat

Area yang diobservasi Temuan

Tipe Tipe pedesaan

perkampungan/pedesaan

: apakah

perumahan, semi usaha


atau lingkunganbisnis

Lingkungan tempet tinggal : Rumah tunggal

apakah rumahtunggal (terpisah

Antara rumah satudengan

lainnya), apartemen, dll

Umur area perumahan : Bangunan di area pedesaan

apakah bangunanbaru, lama cempaka bangunan baru dan

bangunan lama tapi terpelihara


tapi terpelihara dengan baik,
dengan baik.
banyak bangunan yang sudah

rusak.

Karak teristik cultural :

- Variasi umur penduduk - Kepala 3

- Kegiatan umum - Semi usaha

penduduk sehari-hari - Jawa

- Pekerjaan
- Ras yang mendominasi
- Wayang, muludan, sedekah makam
- Pekerjaan/ pengangguran

- Budaya yang mendominasi

Lingkungan :

- Tampakan umum : - Tampakan umum : Akses jalan di

halaman, jalan , desa cempaka keadaannya

kurang baik ( jalannya sempit


pekarangan, tanaman,
dan banyak lubang)
patung, dll
- Bahaya lingkungan : Di desa
- Bahaya lingkungan : polusi
udara, sampah, area cempaka volume kendaraan

bermain yang berbahaya, meningkat yang menimbulkan

polusi udara dan kurangnya


alat pemadam kebakaran,
polisi tidur (tidak ada zona zoos).
lalu lintas, polisi, jalan
- Stressor lingkungan : adanya
untuk penyeberanga nanak
tanda-tanda kemiskinan karena
sekolah, dll
mayoritas rata-rata pendapatan
- Setressor lingkungan :
masyarakat Desa Cempaka
kegaduhan, kemacetan,
menengah ke bawah dan bekerja
tanda- tanda adanya
sebagai buruh harian lepas.
abuse,

tandaadanya penyalah

gunaan obatterlarang,

tanda-tanda kemiskinan

- Tempat rekreasi - Tidak ada

- Sarana pendidikan - Ada ( paud, taman anak anak,

- Sarana agama sd, smp)

- Ada (masjid / musholah )


- Pelayanan keamanan
- Ada ( posyandu, pusat
- Farmasi
kesehatan masyarakat)
- Kegawatdaruratan misal :
- Tidak ada
alat pemadam kebakaran,
- Ada ( bank umum, MCK)
alat tanda bahaya
- Ada ( TPS)
- Pelayanan umum : kantor
- Ada
pos, bank, MCK
- Sarana pembuangan

sampah

- Koran dinding

Palayanan kesehatan :

- Fasilitas kesehatan (RS, - Ada (puskesmas dan bidan )

praktek bidan, klinik, dll)

- Sumber pelayanan

kesehatan pertama :

puskesmas, RS praktek

dokter swasta, praktek

bidan,

praktek perawat, dll


II. Pengkajian Sistem komunitas

Pengkajian Hasil

1. Inti Komunitas  Sejarah

 Sejarah Pada abad ke XIV Kesultanan

 Demografi : Statistik Cirebon yang dipimpin oleh Sunan

kependudukan seperti angka Gunung Jati atau Syekh Syarif

kematian, sex ratio, status Hidayatullah melakukan

perkawinan, statistic kesehatan penyebaran agama Islam dan salah

seperti angka penyakit kronik, satu penyebar agama Islam pada

kesehatan anak, penyakit, dll saat itu adalah Syekh Dariyajen

 Ethnic : Perbedaan budaya, beliau mendirikan pedukuhan pada

tanda-tanda yang terlihat yang waktu awal datang ke daerah barat.

mengindikasikan adanya Daerah pedukuhan tersebut dikenal

perbedaan budaya dengan nama Dukumulo, lambat

 Nilai dan Kepercayan : Agama laun pedukuhan / Dukumulo

yang dianut, sarana beribadah menjadi pusat penyebaran agama

dll Islam di Cirebon, begitu

terkenalnya nama Dukumulo

hingga penyebar agama Islam yang

bernama Syekh Abdul Muhyi dari

wilayah Tasik dan menemukan

Bunga Cempaka yang berjejer

kemudian dinamakan Desa


Cempaka Jajar. Pada tahun 1982

Cempaka Jajar dimekarkan menjadi

dua desa, Desa Cempaka dan Desa

Pamijahan.

 Demografi

- Angka Kematian : 29

- L : 3826

- P : 3752

- Status Perkawinan : 1888

- Perceraian : 74

 Ethnik

- Mayoritas penduduk Desa

Cempaka memiliki ethnik suku

Jawa.

- Tidak ada tanda-tanda yang

mengindikasikan adanya

perbedaan budaya.

 Nilai dan Kepercayaan

- Mayoritas penduduk Desa

Cempaka beragama Islam.

- Tempat Ibadah :
Masjid/Mushola.

2. Sub System  Kuantitas

 Kuantitas - Perumahan : Rumah tunggal

 Pendidikan - Binatang dan tumbuh-

 Ekonomi tumbuhan : ayam, kambing,

 Sitem Politik dan sapi,bebek, entog, dll. Pohon

Pemerintahan pisang, manga, pohon bambu,

 Keamanan dan Transportasi bunga cempaka, padi, dll.

- Sampah dan pengelolaannya :


 Pelayanan Kesehatan dan
- Di pedesaan pengelolaan
Sosial
sampahnya dilakukan dengan
- Sarana dan fasilitas kesehatan
cara dibakar di
yang ada dansering digunakan
kebon/pekarangan rumah
penduduk
masing-masing.
- Asuransi kesehatan
- Di perumahan pengelolaan
- Perilaku sehat penduduk
sampahnya dilakukan dengan
 Komunikasi
cara diangkut setiap 5 hari
- Dimana penduduk sering
sekali.
berkumpul
- Pelayanan umum : Bank Desa,
- Alat komunikasi
BUMDes, Industri Rumah
 Rekreasi
Tangga, perusahaan kecil,
- Saran rekreasi : kondisi, jenis
warnet, rental PS, Gym, dll.
dan jumlah
 Pendidikan
- Jenis rekreasi yang sering - Tingkat pendidikan penduduk :

digunakan masyarakat Mayoritas penduduk

berpendidikan SD.

- Sarana sekolah

 RA Al Hidayah

- Jumlah Siswa : 85

- Fasilitas : UKS,

Perpustakaan, Kantin,

dan Toilet.

- Jumlah Kelas : 4

- Rombel : 4

- Jumlah SDM : 7

 PAUD As Shidiqiyah

- Jumlah Siswa : 93

- Fasilitas : Mushola,

Aula, Perpustakaan,

dan Toilet.

- Jumlah Kelas : 4

- Jumlah SDM : 5

 SDN 1 Cempaka

- Jumlah Siswa : 404

- Fasilitas : R.

Multimedia,
Perpustakaan, dan

Toilet.

- Jumlah Kelas : 12

- Rombel : 12

- Jumlah SDM : 20

 SDN 2 Cempaka

- Jumlah Siswa : 281

- Fasilitas : Mushola,

Perpustakaan, dan

Toilet.

- Jumlah Kelas : 7

- Rombel : 11

- Jumlah SDM : 14

 MI As Shidiqiyah

- Jumlah Siswa : 18

- Fasilitas : Mushola,

Aula, Perpustakaan,

dan Toilet.

- Jumlah Kelas : 2

- Jumlah SDM : 6

 MTS As Shidiqiyah

- Jumlah Siswa : 113

- Fasilitas : Mushola,
Aula, Perpustakaan,

dan Toilet.

- Jumlah Kelas : 6

- Jumlah SDM : 13

 Aliyah As Shidiqiyah

- Jumlah Siswa : 9

- Fasilitas : Mushola,

Aula, Perpustakaan,

dan Toilet.

- Jumlah Kelas : 1

- Jumlah SDM : 17

 Pondok Pesantren As

Shidiqiyah

- Jumlah Siswa : 20

- Fasilitas : Mushola,

Aula, Perpustakaan, dan

Toilet.

- Jumlah Kelas : 3

 Ekonomi

- Tingkat ekonomi

penduduk : Mayoritas

Kepala Keluarga yang

dikaji berpenghasilan < 1


jt.

- Jenis pekerjaan :

Mayoritas Kepala

Keluarga yang dikaji

bekerja sebagai Buruh

Harian Lepas (BHL).

- Tingkat pengangguran :

Sedang.

- Home Industry atau

pabrik yang ada disekitar

masyarakat : Anyam

rotan.

- Pusat perbelanjaan :

Waserda.

 System Politik dan

Pemerintahan

- System pemerintahan

umum : Demokratis.

- Manajemen masyarakat :

 System pemilihan

pemimpin :

Demokratis.

 Perkumpulan di
masyarakat : Karang

Taruna, PKK,

Pengajian, Aerobik

(senam).

 Keamanan dan Transportasi

- Keamanan :

 Organisasi pertahanaan sipil

dan pelindungan masyarakat

10 pos, jumlah RT yang ada

sisklaming/pos ronda 35

RT.

 Jumlah anggota hansip dan

linmas 10 orang.

- Sarana Transportasi : Pribadi

dan Umum (ojek, becak).

 Pelayanan Kesehatan dan

Sosial

- Sarana yang sering di gunakan

adalah posyandu 10 unit,

BKL,puskesmas 1 unit.

- Asuransi kesehatan yang

digunakan KIS dan BPJS.


- Perilaku sehat penduduknya

mayoritas kurang kesadaran diri

dan kurangnya pengetahuan.

 Komunkasi

- Masyarakat sering berkumpul

ketika diadakan kerja bakti,

pengajian, posyandu, BKL.

- Komunikasi yang dilakukan secara

langsung dan via sosial media.

 Rekreasi

- Tidak ada tempat rekreasi di

lingkungan Desa Cempaka.

3.3 ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem

1. DS: Kurang pengetahuan ibu Defisit pemenuhan

- Data dari kader terdapat …. dengan menu seimbang nutrisi kurang dari

Balita yang mengalami gizi yang kebutuhan pada

kurang balita b.d kurang

DO: penegetahuan ibu

1. Balita yang berumur 36-60 bulan tentang menu


sering mengkonsumsi makanan seimbang

ringan ( snack ) yang biasa dibeli

diwarung- warung terdekat.

2. DS ; Kurangnya pengetahuan Resiko terjadinya

-Sebagian warga mengatakan belum masyarakat terhadap peningkatan penyakit

tersedianya TPS di tempat dampak sampah yang pernafasan

sekitar. dibakar dengan kesehatan.

-Sebagian warga mengatakan bahwa

buang sampah dibakar.

DO :

- Terdapat tempat pembakaran

sampah di halaman rumah warga.

- Beradsarkan data dari pengkajian

terdapat 83 KK yang membuang

sampan dengan cara di bakar

3. DS: Ketidak cukupan sumber Ketidak efektifan

1. Dari hasil wawancara ternyata daya pemeliharaan

warga Desa Cempaka masih ada kesehatan (D. 0117)

yang BAB di Jamban karena

sebagian ada yang tidak

mempunyai WC dan sudah

menjadi kebiasaan.
2. Dari hasil wawancara warga Desa

Cempaka tidak tahu jika BAB di

Jamban dapat mencemari

lingkungan.

DO:

1. Warga yang tidak memiliki WC

sebanyak 18 KK (14%).

Terdapat gubuk di atas empang yang

digunakan warga sebagai tempat

BAB.

3.4 Masalah Keperawatan Prioritas

1. Defisit pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita b.d

kurang penegetahuan ibu tentang menu seimban

2. Resiko terjadinya peningkatan penyakit pernafasan

3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (D.0117).


3.5 Planning Of Action (POA)

Tujuan

Tujuan Tujuan Penanggun


No Masalah Kegiatan Waktu Tempat Metode Sasaran
Jangka Jangka g Jawab

Pendek Panjang

1. Belum 1. Meningkatny 1. Terwujudny 1. Melakukan 26 Balai Desa 1. Ceramah Masyarakat Mahasiswa

optimalnya a kesadaran a kesadaran penyuluhan November Sukadana 2. Tanya Desa program

program masyarakat dan dan simulasi 2018 jawab Sukadana Profesi

pemelihara tentang kemauan pemilahan 3. Penyebara Ners yang

an pengelolaan masyarakat sampah n Leaflet praktik di

lingkungan sampah dalam organik dan 4. Demonstra Desa

di Desa pemeliharaa anorganik. si Sukadana

Sukadana n 2. Melakukan
lingkungan kerja bakti

2. Meningkatny 3. Bekerjasam

a presentasi a dengan

kesehatan desa untuk

lingkungan menyediaka

n TPA

2. Risiko 1. Pengetahua 1. Penduduk 1. Melakukan 27 Balai Desa 1. Cerama Dewasa Mahasiswa

tinggi n Desa penyuluhan November Sukadana 2. Tanya dan Lansia program

terjadinya masyarakat Sukadana tentang 2018 jawab yang Profesi

peningkata tentang memiliki penanganan 3. Skrining menderita Ners yang

n penyakit penanganan status masalah 4. Penyebara hipertensi praktik di

degeneratif penyakit kesehatan penyakit n Leaflet Desa

(hipertensi) degeneratif yang degeneratif 5. Demonstra Sukadana


di Desa (hipertensi) optimal (hipertensi) si

Sukadana meningkat 2. Memberikan

2. Masyarakat terapi

bisa tertawa

mengetahui pada lansia

/ penderita

mendeteksi hipertensi

dini kondisi untuk

penyakit menurunkan

yang tekanan

dideritanya darah

3. Masyarakat 3. Memberikan

lebih paham senam anti-


mengenai hipertensi

bahaya kepada

merokok lansia

setelah penderita

diberikan hipertensi

demonstrasi untuk

menurunkan

tekanan

darah

4. Memberikan

jus

mentimun

pada lansia
sebagai

upaya

membantu

menurunkan

tekanan

darah tinggi

3. Kurangnya a. Pengetahu 1. Remaja di 1. Melakukan 27 SMP 1. Ceramah Siswa dan Mahasiswa


pengetahua an remaja
Desa penyuluhan November Negeri 2 2. Tanya siswi SMP program
n tentang
kesehatan kesehatan Sukadana mengenai 2018 Ciawigeban jawab Negeri 2 Profesi
reproduksi reproduksi
memiliki kesehatan g 3. Penyebara Ciawigeban Ners yang
dan napza dan napza
pada anak meningkat. kesehatan reproduksi n Leaflet g praktik di
remaja b. Remaja
reproduksi dan napza. Desa
berhubunga bisa
n dengan mengetahui yang baik Sukadana
kurangnya kebersihan
kesadaran dan
diri untuk kesehatan
mengakses reproduksi
informasi dirinya
sendiri.
3.6

3.7 Perencanaan

No SDKI SLKI SIKI

1. Defisit pemenuhan nutrisi Setalah dilakukan tindakan (I.03119)

kurang dari kebutuhan pada keperawatan diharapkan: 1. Lakukan pendekatan

balita b.d kurang penegetahuan 1. Orang tua dapat pada kader kesehatan

ibu tentang menu seimbang menegtahui menu 2. Komunikasikan

( D0019) seimbang pada balita tentang menu seimbang

3. Anjurkan orang tua

untuk mengawasi jajanan

yang sering dikonsumi.

2. Resiko terjadinya peningkatan Setelah dilakukan tindakan (I. 12384)

penyakit pernafasan keperawatan selama 2 minggu 1. OBSERVASI

diharapkan terdapat  Identifikasi

peningkatan dengan kriteria kesiapan dan

hasil : kemampuan

1. Pengetahuan warga menerima

meningkat informasi.

2. Perilaku hidup sehat 2. TERAPEUTIK

meningkat.  Sediakan materi

dan media
pendidikan

kesehatan.

 Jadwalkan

pendidikan

kesehatan sesuai

kesepakatan.

 Berikan

kesempatan untuk

bertanya.

3. EDUKASI

 Ajurkan

menghilangkan

bahaya

lingkungan.

 Anjurkan

menggunakan

WC sehat.

Anjurkan melakukan

skrining lingkungan.

Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan (I. 12384)

pemeliharaan kesehatan keperawatan selama 2 minggu 4. OBSERVASI

(D.0117). diharapkan terdapat  Identifikasi

peningkatan dengan kriteria kesiapan dan


hasil : kemampuan

3. Pengetahuan warga menerima

meningkat informasi.

Perilaku hidup sehat 5. TERAPEUTIK

meningkat.  Sediakan materi

dan media

pendidikan

kesehatan.

 Jadwalkan

pendidikan

kesehatan sesuai

kesepakatan.

 Berikan

kesempatan untuk

bertanya.

6. EDUKASI

 Ajurkan

menghilangkan

bahaya

lingkungan.

 Anjurkan

menggunakan

WC sehat.
 Anjurkan

melakukan

skrining

lingkungan.

BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. berdasarkan hasil pengkajian terdapat masalah yang ditemukan yaitu

tekanan drah tinggi, jamban, dan pengelolaan sampah.

2. berdasarkan implementasi di 3 blok yaitu blok peturusan, blok

kedempetan, dan BTN POLRI sebanyak 80 warga yang melakukan

pemeriksaan tekanan darah tinggi dan 25 diantaranya terindikasi tekanan

darah tinggi.

3. berdasarkan implementasi di 3 blok yaitu blok peturusan, blok

kedempetan, dan BTN POLRI sebanyak 80 warga yang melakukan

pemeriksaan gula darah sewaktu dan 19 diantaranya terindikasi gula darah

yang melebihi ambang batas normal.

4. berdasarkan implementasi di 3 blok yaitu blok peturusan, blok

kedempetan, dan BTN POLRI sebanyak 80 warga yang melakukan

pemeriksaan tekanan darah tinggi dan gula darah sewakt 44 diantaranya

terindikasi tekanan darah tinggi dan gula darah yang melebihi ambang

batas normal.

5.2 Saran
1. pembentukan dan pengaktifan BKL (Bina Keluarga Lansia) atau

POSBINDU.

2. perawatan jamban sehat miniman satu minggu sekali.

DAFTAR PUSTAKA

Riyadi, S. (2010). Keperawatan Profesional. Yogyakarta : Gosyen

Setiadi. 2021. Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan teori dan
praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Kozier, Barbara. 1995. Peran dan Mobilitas Kondisi Masyarakat. Jakarta:


Gunung Agung

Depkes, RI. 2007. Buku Paket Pelatihan Kader dan Tokoh Masyarakat dalam
Pengembangan Desa Siaga. Depkes RI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai