Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN


MALARIA DI DESA MBATAKAPIDU WILAYAH PUSKESMAS WAINGAPU
KABUPATEN SUMBA TIMUR

Proposal Ini Di Ajukan Sebagai Persyaratan Untuk Melaksanakan Penelitian Dalam Rangka
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Di Susun Oleh :

Yulinda Liha Loni


NIM: PO5303203200747

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPEREWATAN WAINGAPU
TAHUN 2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN


MALARIA DI DESA MBATAKAPIDU WILAYAH PUSKESMAS WAINGAPU
KABUPATEN SUMBA TIMUR

Proposal Ini Di Ajukan Sebagai Persyaratan Untuk Melaksanakan Penelitian Dalam Rangka
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Di Susun Oleh

Yulinda Liha Loni


NIM: PO5303203200747

Telah Disetujui Untuk Diujikan Didepan Dewan Penguji Seminar Proposal


Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu

Pembimbing

Veronika Toru, S. Kep.,Ns., M,.Kep


NIP: 198409132006042005

Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan Waingapu

Maria Kareri Hara,S.Kep.Ns.,M.Kes


NIP :196702210 1989032001

i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal ini yang judul “Studi Deskriptif
Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan Malaria Di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja
Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada Ibu Veranika Toru Skep., Ns., Mkep. Selaku pembimbing sekaligus penguji II
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam pembuatan Proposal
penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Umbu Nggiku
Djakatara Skep., Ns., Mkep. Selaku penguji I yang telah memberikan masukan dan
bimbingan kepada penulis demi kesempurnaan Proposal penelitian ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Irfan, SKM, M.Kes. Sebagai Direktur politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
yang telah mengijinkan penulis menempu Pendidikan Di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu.
2. Ibu Maria Kareri Hara, S. Kep., Ns., M.Kes. sebagai ketua Program Studi Keperawatan
Waingapu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
perkuliahan di Program Studi Keperawatan Waingapu.
3. Bapak Yohanis K. Maramba Hamu, sebagai kepala desa Mbatakapidu.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan selama
dibangku kuliah.
5. Kepada keluarga khususnya Bapa Mama dan adik tersayang yang memberikan dukungan
doa dan selalu mendukung penulis dalam meraih cita-cita sehingga penulis bisa
menyelesaikan Proposal ini.
6. Kepada teman-teman khususnya kelas B serta semua pihak yang penulis tidak bisa
sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu memberikan ilmunya kepada
penulis dalam penyusunan Proposal ini.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dalam bidang
keperawatan.

Waingapu, Februari 2023

Penulis

ii
Hal
JUDUL PENELITIAN…………………………………………………………... i
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………... vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….. viii
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………... 3
1.4 Manfaat penelitian……………………………………………………. 3
1.5 Keaslian Penelitian…………………………………………………… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Malaria ……………………………………………………... 7
2.2 Konsep Keluarga ………………………………………….………. 11
2.3 Konsep Pengetahuan………………………………………………… 13
2.4 Kerangka konsep……………………………………………………… 19
2.5 Defenisi operasional…………………………………………………... 20
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian……………………………………………………… 21
3.2 Rancangan penelitian………………………………………………… 21
3.3 Populasi Dan Sampel ………………………………………………… 21
3.4 Variabel Penelitian …………………………………………………… 22
3.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ………………………………………... 22
3.6 Instrumen Penelitian……………………………………………......... 22
3.7 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………… 23
3.8 Pengolahan Data……………………………………………………… 24
3.9 Analisa Data………………………………………………………....... 24
3.10 Etika Penilitian ………………………………………………….......... 24
4.1 Jadwal Penelitian……………………………………………………… 24
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR TABEL
Hal
1.5 Tabel Keaslian Penilitian………………………………………………. 5
2.5 Tabel Definisi Operasional……………………………………………… 2
3.1.1 Tabel jadwal Penilitian…………………………………………………… 24

iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.4 : Kerangka Konsep…………………………………………………. 19

DAFTAR SINGKATAN

v
WHO : Word Health Organization
NTT : Nusa Tenggara Timur
ACT : Artemisinin Combination Therapy
DINKES : Dinas Kesehatan
KEMENKES : Kementerian Kesehatan
ARDS : Adult Respiratory Distress Syndrome

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar permohonan responden


Lampiran II : Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran III : Lembar kuesioner
Lampiran IV : Berita acara ujian Proposal
Lampiran V : Daftar hadir ujian Proposal
Lampiran VI : Daftar hadir peserta ujian Proposal
Lampiran VII : Lembar konsul proposal

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malaria merupakan penyakit yang di sebabkan oleh parazit (Protozoa) dari
genus plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah (Reni
Oktarina. hlm107). Setiap orang yang menderita penyakit malaria secara khas
mengalami gejala awal seperti flu, demam tinggi, rasa dingin dan sakit kepala.
Penyakit ini dapat menyerang semua kelompok usis dari balita hingga orang dewasa.
Data dari Word Health Organization (WHO) Global Pada tahun 2020
sebanyak 245 juta, sedangkan tahun 2021 mengalami kenaikan sebanyak 247 juta
kasus dan pada tahun 2022 terdapat 247 kasus (WHO, 2021)
Malaria masih endemik di sebagian besar wilayah Indonesia. Indonesia bagian
Timur termasuk dalam stratifikasi malaria tinggi, sedangkan Kalimantan, Sulawesi
dan Sumatera termasuk dalam stratifikasi sedang. Jawa dan Bali tergolong rendah
endemis meskipun ada beberapa desa yang endemik tinggi. Status kesehatan suatu
wilayah dipengaruhi oleh empat faktor yang saling berkaitan dan mempengaruhi,
yaitu faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan. Faktor
risiko individu yang berkontribusi terhadap terjadinya infeksi malaria adalah usia,
jenis kelamin, kehamilan, genetik, status gizi, aktivitas keluar rumah pada malam hari
dan faktor risiko kontekstual (lingkungan, musim, sosial ekonomi).
Penemuan kasus malaria di NTT sebagian besar juga 84% menggunakan
mikroskop, sedangkan 14% menggunakan tes cepat diagnostik (RDT). Semua kasus
ini positif malaria hasil pemeriksaan laboratorium harus diobati Artemisinin
Combination Therapy (ACT). Tahun 2020 sebanyak 15.314 kasus, sedangkan pada
tahun 2021 mengalami penurunan sebanyak 9.419 kasus dan pada tahun 2022
mengalami penurunan dengan jumlah 5.248 kasus (Profil Dinkes Provinsi NTT,
2022).
Berdasarkan laporan Unicef, Provinsi NTT tahun 2020 termasuk urutan kedua
kasus tertinggi malaria setelah Provinsi Papua dengan jumlah kasus sebanyak 15.305
(unicef 2020). Kasus malaria di NTT Sebanyak 94.06% berasal dari pulau sumba.
Target eliminasi malaria pada tahun 2021 diikuti oleh 17 kabupaten dengan kasus
malaria tinggi, yang mencapai target eliminasi hanya 3 kabupetan antara lain

1
2

Manggrai, Kota Kupang, Manggarai Timur. Dengan endemis tinggi malaria masih
terkonsentrasi di pulau Sumba (Unicef, 2020).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, jumlah
kejadian malaria pada tahun 2020 penderita penyakit malaria sebanyak 1.639 orang,
pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebanyak 1.758 orang penderita malaria dan
pada tahun Pada tahun 2022 mengalami penurunan berjumlah 530 orang penderita
malaria (Profil Dinkes Sumba Timur, 2022).
Data Puskesmas Waingapu penderita malaria mengalami penurunan pada
tahun 2020 berjumlah 12 orang di banding tahun 2021 yang mengalami kenaikan
berjumlah 58 orang, pada tahun 2022 mengalami peningkatan yaitu berjumlah 144
orang. Sedangkan kasus di desa Mbatakapidu pada tahun 2020 sebanyak 6 kasus,
tahun 2021 terdapat 58 kasus dan pada tahun 2022 mengalami peningkatan sebanyak
135 kasus (Profil Puskesmas Waingapu, 2022).
Penyebaran penyakit malaria juga di pengaruhi oleh pengetahuan masyarakat
yang rendah tentang penyebab penularan, pencegahan penyakit malaria sangat
mempengaruhi penyebaran penyakit. Masyarakat masih belum mengerti bahwa
penularan malaria dapat terjadi dari orang tua ke anaknya, mereka hanya
berangggapan bahwa malaria dapat menular asalkan satu daerah dalam keturunannya.
Pengetahuan penderita malaria dalam mengetahui pentingnya minum obat juga perlu
di tingkatkan, serta tindakan masyarakat yang sering berada di luar rumah pada
malam hari, mandi di sore hari, tidur tidak menggunakan kelambu, pencarian
pengobatan ke dukun dan pengobatan yang tidak rasional akan mendukung
berlangsungnya penularan malaria (LEO, 2020).
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumba Timur adalah
melakukan pembagian kelambu, pembagian abate dan membunuh vektor penyakit
sejak dini dengan cara membunuh larva sebelum berkembang menjadi nyamuk yang
lebih sulit untuk dikendalikan. Sejauh ini pengendalian umumnya dilakukan
menggunakan insektisida sintetik. Upaya pencegahan malaria lainnya adalah melalui
pendidikan kesehatan masyarakat dengan perubahan perilaku tidak sehat menjadi
perilaku sehat, berarti perilaku yang didasarkan pada prinsip – prinsip Kesehatan dan
pendidikan yang diberikan kepada masyarakat harus direncanakan dengan
menggunakan strategi yang tepat yang disesuaikan dengan kelompok sasaran dan
masalah kesehatan masyarakat yang ada.
3

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 23 Janauari 2023, hasil


wawancara dari 10 orang masyarakat ada 7 orang (70%) yang tidak mengetahui
tentang pengetahuan pencegahan malaria.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang ”Gambaran Pengetahuan keluarga tentang pencegahan malaria di Desa
Mbatakapiddu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur”
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Gambaran Pengetahuan Keluarga tentang pencegahan Malaria di
Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan atau mengevaluasi pengetahuan
keluarga tentang pencegahan malaria di Desa Mbatakapidu wilayag kerja
Puskesmas Waingapu.
1.3.2 Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan atau mengevaluasi
pengetahuan keluarga tentang pencegahan malaria di Desa Mbatakapidu
wilayah kerja Puskesmas Waingapu.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Puskesmas Waingapu
Sebagai bahan masukan untuk Puskesmas Waingapu dan melakukan
perencanaan dalam rangka upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat
dalam pencegahan malaria.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dalam pencegahan malaria.
1.4.3 Bagi Institusi
Untuk menambah kepustakaan yang di pakai sebagai refrensi dan sebagai
gambaran lapangan tentang malaria dalam meningkatkan praktik keperawatan
yang profesional.
4

1.4.4 Bagi Peneliti


a. Untuk menambah pengetahuan dan wawancara peneliti dalam menyusun
proposal dan Karya Tulis Ilmiah.
b. Dapat memperoleh pengalaman langsung dalam melaksanakan penelitian
sehingga dapat digunakan sebagai bekal, pegangan penulis dalam
melaksanakan tugas sebagai seorang perawat
5

1.5 Keaslian Penelitian

Nama Judul Desain Variabel Instrumen Analisis Hasil


Rilla Riezka Rauf, Hubungan pengetahuan Deskriptif Pengetahuan keluarga Kuesioner Total tabulasi Hasil penelitian menunjukkan
dkk (2019) keluarga tentang bahwa pengetahuan keluarga
pencegahan malaria tentang pencegahan malaria
dengan kejadian gejala adalah baik
malaria di desa luhu
kecematan Telaga
Kabupaten gorontalo
Sartika, Dkk Pengaruh penyeluhan Pretentious Pengetahuan Kuesioner Random Samling Pendidikan kesehatan
(2019) malaria terhadap experiment Keluarga tentang berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan keluarga with design Pencegahan Malaria pengetahuan dan sikap terhadap
tentang pencegahan final test Di Puskesmas kejadian Malaria di Puskesmas
malaria di puskesmas design Waingapu 2019 waingapu
waingapu waigapu 2019
Zohra, Klasifikasi Wilayah analitik Wilayah Provinsi Kuesioner Mann Jenis-jenis parasit penyebab kasus
dkk Provinsi Aceh kuantitatif Aceh Berdasarkan Whitneytestdan malaria tertiggi adalah
(2019) Berdasarkan Tingkat Tingkat Kerentanan KMeans plasmodium vvax, plasmodium
Kerentanan Kasus Malaria Kasus Malaria 2015- Clustering falcifrum dan plasmodium
2015 –2018 2016 kowlesi. Berdasarkan indikator
API adalah Kabupaten Aceh Jaya,
Selatan

Tabel. 1.5 Keaslian Penelitian


6

Perbedaan dengan penelitian saya adalah tempatnya berbeda, penelitian ini di


Sumba Timur, jumlah populasi 1.928 dan memakai sampel minimal yaitu 30
responden. Pengambilan sampel di lakukan dengan teknik pengambilan sampel secara
survei (dari rumah ke rumah).
BAB II
TINJUAN TEORI

2.1 Konsep Teori Malaria


2.1.1 Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual
didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil,
anemia, dan splenomegali. Dapat berlangsung akut maupun kronik. Infeksi
malaria dapat berlangsung tanpa kompolikasi sistemik yang dikenal sebagai
malaria berat (Sudoyo, 2007).
2.1.2 Etiologi
Menurut Nursarif & Kusuma (2015) ada empat jenis plasmodium yang
dapat menyebabkan infeksi yaitu:
a) Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan
menyebabkan malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).
b) Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai
perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan
menyebabkan malaria tropika/ falsiparum (demam tiap 24-48 jam).
c) Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae (demam tiap hari empat).
d) Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat,
diIndonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi
yang paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan,
menyebabkan malaria ovale.
2.1.3 Patofisiologi
Gejalah malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung
parasit. Demam mulai timbul bersamaan pecahnya skizon darah yang
mengeluarkan darah macam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang
mikrofag, monosit atau limfosit yang selanjutnya menjadi sporosoit ini bersifat
infektif dan siap di tularkan ke manusia masa inkubasil yaitu rentan waktu.
8

2.1.4 Siklus Terjadinya Malaria


Menurut putra siklus hidup plasmodium spp penyebab penyakit
malaria (2011).
1. Siklus pada manusia
Pada saat nyamuk infektif menghisap darah manusia, sporozoit yang
terdapat di bagian kelenjar liur nyamuk akan masuk melalui peredaran darah
manusia menuju sel hati. Sporozoit kemudian berkembang menjadi tropozoit
hati. Tropozoit hati berkembang menjadi skizon hati. Skizon hati kemudian
pecah mengeluarkan merozoit dengan jumlah mencapai 10.000-30.000
merozoit. Siklus ini disebut sebagai siklus eksoeritrositer yang berlangsung
selama kurang lebih 2 minggu
Merozoit yang berasal dari skizon hati kemudian masuk ke peredaran
darah dan menginfeksi sel darah merah (eritrosit). Di dalam eritrosit, parasit
tersebut mengalami perkembangan lagi dari stadium sporozoit hingga skizon.
Skizon yang telah menginfeksi eritrosit tersebut kemudian pecah dan
merozoit dari skizon yang pecah tersebut akan keluar (jumlah 8-30 merozoit)
sehingga menginfeksi sel darah merah (eritrosit) lainnya. Siklus ini disebut
sebagai siklus eritroser. Secara keseluruhan, proses perkembagan secara
aseksual ini disebut sebagai skizogoni. Setelah sampai 2-3 siklus skizogoni,
sebagian merozoit yang menginfeksi sel darah merah akan membentuk
stadium seksual (gametosit jantan dan betina)
2. Siklus pada nyamuk Anopheles
Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah manusia yang
mengandung gametosit Plasmodium spp., nyamuk akan terinfeksi oleh
gametosit tersebut. Di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan betina
melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet
kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Ketika ookinet sudah
berada di luar dinding lambung nyamuk, ookinet berkembang menjadi
ookista. Ookista selanjutnya menjadi bentuk sporozoit yang bersifat infektif
dan siap ditularkan ke manusia.
Lamanya waktu yang diperlukan sejak sporozoit masuk ke tubuh
manusia sampai timbulnya gejala klinis (demam) merupakan masa inkubasi
dari Plasmodium spp. Masa inkubasi ini berbeda-beda tergantung dari
9

spesiesnya misalnya pada P. falciparum memiliki masa inkubasi sekitar 9-


14 hari, P. vivax 12-17 hari, P. ovale 16-18 hari, dan P. malariae 18-40 hari.
2.1.5 Tanda-tanda Dan Gejala
Gejala umum malaria adalah demam tinggi hingga menyebabkan
menggigil, serta memiliki gejala yang mirip dengan sakit flu. Gejala ringan
tapi tidak bisa dikelompokkan menjadi menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Malaria tanpa komplikasi (malaria ringan)
Malaria ringan biasanya menimbulkan gejala ringan tapi tidak sampai
merusak fungsi organ namum gejala ini tidak bisa berubah menjadi malaria
berat jika tidak segera di tangani, atau jika anda memiliki system kekebalan
tubuh yang tidak baik.
Gejala malaria tanpa komplikasi biasanya berlangsung selama 6-10 jam,
tetapi kadang terjadi dalam waktu yang lebih lama bahkan dengan gejala yang
lebih rumit. Pasalnya kadang gejala yang terjadi mirip sekali dengan sakit flu,
sehingga bisa menyebabkan salah diagnosis penyakit. (Hello Sehat,2019).
Tanda-tanda jika mengalami malaria ringanakan muncul perkembangan gejala
sebagai berikut:
a) Tubuh merasakan sensasi dingin dan menggigil.
b) Demam
c) Sakit
d) Mual dan muntah
e) Kejang, biasanya terjadi pada penderita malaria di usia muda
f) Nyeri pada tubuh
g) Nafsu makan berkurang
2. Malaria berat
Pada gejala malaria berat, bisa dibuktikan dengan hasil dari klinik atau
laboraturium yang menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan fungsi organ
vital dan beberapa gejala lainnya, seperti:
a) Demam tinggi diiringi dengan menggigil hebat
b) Mengalami gangguan kesadaran
c) Mengalami kejang
d) Adanya gangguan pernapasan
e) Munculnya anemia berat
f) Gagal ginjal
10

g) Kolaps kardio vascular


h) Kadar gula rendah (biasanya terjadi pada wanita hamil
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan malaria telah berkembang pesat untuk pemeriksaan
secara immunoserologis dapat mengidentifikasi dan mendiagnosis malaria di
lakukan dengan melakukan deteksi antigen laboraturium. Pemeriksaan malaria
secara garis besar maupun antibodi dari plasmodium pada darah ada 3 yaitu
pemeriksaan mikroskopis pemeriksaan penderita serologis dan pemeriksaan
dna, deteksi antigen spesifik.
1. Pemeriksaan mikroskopis masih menjadi standar teknik ini menggunakan
prinsip emas dalam penegakan diagnosis penyakit malaria. Pendeteksian
antibodi spesifik dari parasite
2. Pemeriksaan serologis mengggunakan deteksi plasmodium yang ada
dalam eritrosit. Beberapa antibodi, teknik deteksi antibodi ini tidak dapat
teknik yang dapat dipilih diantaranya adalah: memberikan gambaran
bahwa infeksi sedang-Radio immunoassay berlangsung,namum bisa saja
antibodi yang - Enzym immunoassay terdeteksi merupakan bentukan reaksi
immunilogi - immunocromatography dari infeksi masa lalu. Sedangkan
dengsn teknik penemuan adanya antigen pada teknik ini antigen spesifik
tidak bisa menggambarkan derajat memberikan gambaran pada saat
dilakukan parasitemia pasien. Pemeriksaan parasit masih ada dalam tubuh
3. Sidik DNA (PCR), lebih sensitifitas terhadap penderita. Kelemahan dari
teknik tersebut adalah plasmodium namum kelemahan teknik ini jelas pada
tidak dapat memberikan gambaran derajat pembiayaan yang mahal dan
belum semua parasitemia. Laboraturium bisa melakukan pemeriksaan ini
2.1.7 Diagnosis Malaria
Berdasarkan tes diagnostic cepat (rapid diagnostic tes/RDT). Tes RDT
memeriksa keberadaan dan jenis parasite yang menyebabkan malaria.Sampel
darah pasien akan diambil untuk tes ini. (Alo Dokter,2017) Biasanya hasil tes
ini bisa di dapatkan dalam 15-20 menit. RDT bisa memastikan apakah jenis
parasite yang ada di dalam darah itu adalah plasmodium falciparum atau jenis
lain. Hasil tersebut akan sangat membantu dalam memilih kombinasi obat anti
malaria mana yang paling sesuai. Selain tes RDT, malaria juga bisa
didiagnosis dengan menggunakan mikroskopi. Cara ini adalah cara yang lebih
11

konvensional. Sampel darah pasien akan di ambil, kemudian di pelajari di


bawah mikroskop. Tes mikroskopi I ini bisa mematikan kebenaran dan jenis
parasite yang menyebabkan malaria serta proporsi sel darah merah yang
terinfeksi.Pemeriksaan darah juga bisa di lakukan untuk memeriksa apakah
pasien menderita anemia. Anemia merupakan salah satu komplikasi yang bisa
terjadi akibat malaria.

2.2 Konsep Keluarga


2.2.1 Definisi Keluarga
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) mendefinisikan
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga dipahami sebagai
kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai
jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan, dan
adopsi. Seluruh anggota keluarga juga harus tinggal bersama-sama di bawah
satu atap. Selain itu, kepala keluarga dalam definisi ini selalu mengacu kepada
suami atau ayah, seperti yang dapat dirujuk pada Undang-Undang (UU) No. 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan (Wiranti, 2018).
Selanjutnya, keluarga juga dipahami sebagai kesatuan interaksi dan
komunikasi yang terlihat dari keterlibatan semua orang dalam memainkan
peran, baik itu sebagai suami dan istri, orang tua dan anak, maupun anak dan
saudara. Dari proses interaksi dan komunikasi tersebut, keluarga diharapkan
dapat berperan penting dalam mempertahankan suatu kebudayaan bersama,
sebagaimana juga dinyatakan dalam UU No. 1 Tahun 1974 (KK RI, 2016).
2.2.2 Struktur Keluarga
Struktur dalam keluarga dianggap dapat menjadikan institusi keluarga
sebagai sistem kesatuan. Dalam Lestari (2018) ada tiga elemen utama dalam
struktur internal keluarga yang saling kait mengait yaitu:
1. Status sosial
Berdasarkan status sosial, keluarga biasanya distruktur oleh tiga struktur
utama, yaitu: bapak/ suami, ibu/ isteri, dan anak-anak. Struktur ini dapat
pula berupa figur-figur seperti: “pencari nafkah”, ibu rumah tangga, anak
balita, anak sekolah, remaja, dan lain-lain.
12

2. Fungsi sosial
Konsep peran sosial dalam teori ini menggambarkan peran dari masing-
masing individu atau kelompok menurut status sosialnya dalam sebuah
sistem sosial.
3. Norma sosial
Norma sosial adalah sebuah peraturan yang menggambarkan bagaimana
sebaiknya seseorang bertingkah laku dalam kehidupan sosialnya. Seperti
halnya fungsi sosial, norma sosial adalah standar tingkah laku yang
diharapkan oleh setiap aktor.
Aspek fungsional sulit dipisahkan dengan aspek struktural karena
keduanya saling berkaitan. Tanpa ada pembagian tugas yang jelas pada
masing-masing aktor dengan status sosialnya, maka fungsi keluarga akan
terganggu yang selanjutnya akan mempengaruhi sistem yang lebih besar
lagi. Hal ini bisa terjadi kalau ada satu posisi yang perannya tidak dapat
dipenuhi, atau konflik akan terjadi karena tidak adanya kesepakatan siapa
yang akan memerankan tugas apa. Apabila ini terjadi, maka keberadaan
institusi keluarga tidak akan berkesinambungan.
2.2.3 Fungsi dan Peran Keluarga
Fungsi dasar keluarga adalah untuk memenuhi kebutuhan anggota
keluarga dan masyarakat yang lebih luas. Tujuan terpenting yang perlu
dipenuhi keluarga adalah menghasilkan anggota baru (fungsi produksi) dan
melatih individu tersebut menjadi bagian dari anggota masyarakat (fungsi
sosialisasi) (Ashidiqie, 2020).
Adapun fungsi keluarga meliputi :
1. Fungsi afektif
Kebahagiaan keluarga diukur dengan kekuatan saling mengasihi antar
anggota keluarga. Keluarga harus memenuhi kebutuhan kasih sayang
anggota keluarganya karena respon kasih sayang yang diberikan antar
anggota satu dengan yang lainnya akan memberikan penghargaan terhadap
kehidupan dalam suatu keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi merujuk banyaknya pengalaman belajar yang telah diberikan
keluarga pada anggota keluarga untuk mendidik pasien skizofrenia tentang
13

cara menjalankan fungsi sosial yang seharusnya dalam lingkungan


masyarakat, sehingga anggota keluarga dengan skizofrenia mampu merasa
diterima oleh lingkungan sosial.
3. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi merupakan salah satu fungsi dasar bagi keluarga untuk
menjaga adanya generasi baru dan menyediakan anggota baru bagi
masyarakat.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan kebutuhan yang
cukup, seperti mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dalam keluarga, pengaturan dalam penggunaan
pendapatan sebagai pemenuhan kebutuhan, serta menabung untuk
persediaan pemenuhan kebutuhan dimasa mendatang.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Upaya untuk meningkatkan taraf kesembuhan pada pasien skizofrenia
dengan salah satu cara yang diberikan oleh anggota keluarga yaitu dengan
menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan
perlindungan terhadap munculnya bahaya. Keluarga yang berhasil adalah
keluarga yang dapat berfungsi dengan baik, bahagia dan kuat tidak hanya
seimbang dalam memberikan perhatian terhadap anggota keluarga yang
lain namun juga menghabiskan waktu bersama-sama, memiliki hubungan
komunikasi yang baik, memiliki tingkat orientasi yang tinggi terhadap
agama, dan menghadapi suatu permasalahan yang ada dengan pemikiran
yang positif (Sefrina, 2016).

2.3 Konsep Teori Pengetahuan


2.3.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan pengideraan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terhadap
objek terjadi melalui indera manusia yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba dengan tersendiri. (Notoatmodjo, 2020).
2.3.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan mempunyai 6 tingkat yaitu:
14

1) Tahun (know)
Tahun di artikan sebagai mengingat suatua materi yang telah di pelajari
sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang di pelajari atau
rangsangan yang telah di terima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebut, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (Comrehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang telah diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari kepada situasi atau kondisi real sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponene-komponen, masih didalam suatu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya dengan satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru, misalnya dapat menyusun formolasi baru dari formulasi- formulasi
yang ada.
6) Evaluasi (Evalusion)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilain terhadap materi atau objek.
2.3.3 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notodmodjo (2020), cara memperoleh kebenaran pengetahuan dapat
di kelompokan menjadi 2 yaitu::
1) Cara coba salah (trial and error)
Cara ini telah di pakai orang sebelum adanya kebudayaan, mungkin
sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi
persoalan atau masalah, upaya pemecahan di lakukan dengan saja
15

2) Secara kebetulan
Penemuan keberadaan secara kebetulan terjadi karena tidak di sengaja oleh
yang bersangkutan
3) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan
tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan tersebut baik atau tidak
4) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman ini merupakan sumber
pengetahuan atau pengelaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
5) Cara akal sehat (common sense)
Alat sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau
kebenaran. Sebelum ilmu Pendidikan ini berkembang, para orang tua
zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya atau antar
anaknya disiplin menggunakan cara hukum fisik bila anaknya berbuat
salah.
6) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penelaran dalam memperoleh pengetahuan
7) Induksi
Sebagai mana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi adalah proses
penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan khusus kepernyataan
yang bersifat umum.
8) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan- pernyataan umum
ke khusus.
2.3.4 Cara Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran penelitian dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
dengan mengemukakan sejumlah pertanyan tentang isi materi yang hendak
diukur dari subjek penelitian atau responden
16

2.3.5 Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Notoadmodjo (2020) ada empat factor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu:
1) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pikiran seseorang,
semakin tua usia seseorang, semakin bijak dan semakin banyak informasi
yang diperoleh serta semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga
menambah pengetahuannya.
2) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan baik dalam maupun luar sekolah serta berlangsung seumur
hidup. Semakin tinggi tingkat Pendidikan seseorang, semakin mudah
menerima informasi dan pada akhirnya menembah wawasan dan
pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya tingkat Pendidikan yang rendah
akan mempersulit diperkenalkan.
3) Pengalaman
Pengalaman bekerja dan belajar akan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan rovessional serta dapat mengembangkan kemampuan
mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan
penalaran secara ilmiah.
4) Sumber informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perentara dalam
menyampaikan informasi. Semakin banyak informasi yang diperoleh,
maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki.
2.1.8 Pencegahan Malaria
Pencegahan malaria secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kegiatan.
a. Pencegahan malaria secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kegiatan Sebuah.Parasit adalah dengan pengobatan profilaksis
atau pengobatan preventif.
1) Orang yang akan melakukan perjalanan ke daerah endemis malaria
harus minum obat antimalaria paling lambat seminggu sebelum
keberangkatan sampai dengan empat minggu setelah orang tersebut
meninggalkan daerah endemis malaria.
17

2) Ibu hamil yang akan bepergian ke daerah endemis malaria


diperingatkan tentang risiko yang mengancam kehamilannya. Sebelum
bepergian, ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi ke klinik atau
rumah sakit dan mendapatkan obat antimalaria.
3) Bayi dan anak-anak di bawah usia empat tahun dan tinggal di daerah
tersebut malaria endemik harus mendapat obat antimalaria karena
tingkatKematian bayi/anak akibat infeksi malaria cukup tinggi
b. Pencegahan Gigitan Nyamuk. Di daerah yang jumlah penderitanya sangat
banyak, tindakan pencegahan gigitan nyamuk sangat penting dilakukan.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk memakai baju lengan panjang dan
celana panjang saat keluar rumah terutama pada malam hari, memasang
kawat kasa di jendela dan ventilasi rumah, serta menggunakan kelambu
saat tidur.
c. Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa Untuk membunuh jentik
dan nyamuk malaria dewasa dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
1) Penyemprotan rumah Sebaiknya penyemprotan rumah di daerah
endemis malaria dengan insektisida dilakukan dua kali dalam setahun
dengan selang waktu enam bulan.
2) Larvasida. Merupakan kegiatan penyemprotan rawa malaria.
3) Pengendalian hayati Pengendalian hayati adalah kegiatan menebar ikan
kepala timah (Panchaxpanchax) dan ikan guppy/wader (Lebistus
reticulatus) di genangan air mengalir dan persawahan. Ikan ini
berfungsi sebagai predator jentik nyamuk malaria.
4) Yang berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk malaria
berbeda-beda, tergantung spesiesnya nyamuk. Ada nyamuk malaria
yang hidup di daerah pesisir, rawa-rawa,kolam, sawah, kolam ikan,
atau hidup di air pegunungan yang bersih. Di daerahdaerah endemis
malaria, yaitu daerah yang sering terjangkit malaria, masyarakat harus
menjaga kebersihan lingkungan. Kolam ikan kurang terawat harus
dibersihkan, parit-parit di sepanjang pantai digunakan Penggalian yang
diisi dengan air payau harus ditutup dan sawah dengan kanalair irigasi
harus dipastikan mengalir dengan lancar.
d. Upaya pencegahan malaria lainnya adalah melalui pendidikan kesehatan
masyarakat dengan perubahan perilaku tidak sehat menjadi perilaku
18

sehat,berarti perilaku yang didasarkan pada prinsip-prinsip kesehatan atau


kesehatan. Pendidikan yang diberikan kepada masyarakat harus
direncanakan dengan menggunakan strategi yang tepat yang disesuaikan
dengan kelompok sasaran dan masalah kesehatan masyarakat yang ada.
19

2.4 Kerangka Konsep

Perilaku keluarga

Pengetahuan
Baik
Pencegahan
Pencegahan Malaria
Malaria Cukup

Kurang
Sikap

Tindakan

Gambar 2.4. Karangka Konsep

Keterangan:

: DI TELITI

: TIDAK DI TELITI

: GARIS PENGHUBUNG
20

2.5 Tabel. Definisi Operasional

Definisi operasional Parameter Alat ukur Skala ukur Hasil ukur


Variabel

Dependen Pengetahuan adalah hal yang Keluarga mampu mengetahui Kuesioner Ordinal 1. Dikatakan baik jika responden dapat
Pengetahuan diketahui oleh keluarga tentang tentang : menjawab 60-80% pertanyaan dengan
keluarga tentang Pencegahan Malaria di Desa a) Pengertian malaria benar.
pencegahan Mbatakapidu Wilayah Kerja b) Gejala malaria 2. Dikatakan cukup jika responden dapat
Malaria Puskesmas Waingapu Kab. c) Penyebab malaria menjawab 90-100% pertanyaan dengan
Sumba Timur d) Pencegahan malaria benar.
e) Penularan malaria Dikatakan kurang jika responden dapat
menjawab < 60% pertanyaan dengan
benar (Nursalam, 2019)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penilitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk membuat suatu gambaran atau
deskriftif terhadap suatu penelitian terhadap suatu objektif atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi saat ini untuk mendapatkan gambaran
pengetahuan keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa
Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur
3.2 Rancangan Penilitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan Deskriptif yaitu
meneliti suatu masalah melalui suatu kelompok yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran gambaran pengetahuan Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa
Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur
3.3 Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012 ). Sedangkan menurut Nursalam (2013 ), populasi adalah
subjek (misalnya manusia: klien) yang memiliki kriteria yang telah ditetapkan.
Popolasi dalam penilitian ini adalah semua masyarakat yang ada di desa
Mtakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur
sebanyak 1. 928 jiwa.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2012). Sedangkan menurut Nursalam (2013) sampel adalah
bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian
melalui sampling. Dalam peniltian ini menggunakan sampel minimal 30
responden. Pengambilan sampel di lakukan secara survey (di lakukan dari ke
rumah).
Karena penelitian ini membutuhkan jawaban yang jujur dan tepat serta dapat
diperoleh informasi yang akurat, maka sampel dalam penelitian ini ditambahkan
dengan persyaratan sebagai berikut :
22

Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmojo, 2012 ).
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Keluarga dari Desa Mbatakapidu yang pernah menderita penyakit malaria
yang datang berobat di Puskesmas Waingapu
2) Sehat jasmani dan rohani
3) Bersedia menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan
menjadi responden
3.4 Variabel Penilitian
1. Variable bebas (Independent Variabel)
Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain.
Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu
dampak pada variabel dependen (Nursalam, 2013). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah pengetahuan keluarga.
2. Variabel terikat (Dependent Variabel)
Variabel dependent adalah variabel yang akan muncul sebagai akibat dari
manipulasi suatu variabel independent ( Nursalam, 2013). Variabel dependent
dalam penelitian ini adalah Pencegahan Penyakit Malaria.
3.5 Lokasi Dan Waktu Penilitian
Penelitian akan dilakukan di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas
Waingapu Kabupaten Sumba Timur. Waktu penilitian akan di lakukan pada bulan
Maret – April 2023.
3.6 Instrumen Penilitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar kuesioner
yang disiapkan oleh peneliti dengan pilihan jawaban yang telah disediakan yaitu
memilih salah satu jawaban yang telah disediakan dengan kriteria penilaian Baik
dan Kurang Baik.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa cara dalam memperoleh
data-data.
23

a) Data primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan melalui kuesioner dari
responden yaitu individu atau keluarga yang bersedia menjadi responden di
di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu.
b) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait yaitu dinas
kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Puskesmas Waingapu, internet serta
teori-teori yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan dan malaria.
3.8 Teknik Pengolahan Data
Proses pengolahan data penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau
setelah data terkumpul.
b. Coding
Mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut macamnya dengan
memberi kode pada masing-masing jawaban menurut item pada kuesioner.
c. Scoring
Yaitu pemberian nilai/skor dari masing-masing jawaban responden. Pembagian
scoring.
- Bila jawaban benar diberi = 1
- Bila jawaban salah di beri nilai = 0
d. Tabulating
Tabulating yaitu memasukkan jawaban responden pada tabel dimana
mentabulasi data berdasarkan kelompok data yang telah ditentukan kedalam
tabel distribusi frekuensi (Arikunto, 2012).
3.9 Analisa Data
Setelah data dikumpulkan dari responden, data kemudian diolah dan
selanjutnya dilakukan analisa secara deskriptif kuantitatif dengan presentasi. Untuk
mengidentifikasi pengetahuan, memakai kuesioner pernyataan multiple choice
dimana jawaban yang benar bernilai 1 dan jawaban yang salah bernilai 0.
3.10 Etika Penilitian
Etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian,
mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika
24

penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah
agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.
b. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah-masalah lainya. Informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tersusun yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
3.11 Jadwal Penilitian

No Jadwal penelitian
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei
1. Persiapan proposal 

2. Seminar proposal 
3. Pengambilan data 
4. Penyusunan laporan 
5. Ujian KTI 
6. Perbaikan KTI 
7. Pengumpulan KTI 
DAFTAR PUSTAKA

Ali M. 2014. Memahami Riset Perilaku Dan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Alwi, Dan Kawan-Kawan. (2017) Penatalaksanaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam


.Internet Publishing Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam.

Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Balai
Pustaka

Dinas Kesehatan Provinsi NTT, 2020. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Kupang:Dinas Kesehatan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, 2022. Profil Kesehatan Kabupaten Sumba Timur.
Kupang:Dinas Kesehatan.

Nurjazuli Dan Kawan-Kawan (2020) "Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Malaria
Di Indonesia: Review Literatur " Jurnal Kesehatan Lingkungan
Notoatmodjo Dan Kawan-Kawan, (2012) Pendidikan Dan Pengetahuan Kesehatan.

Nursalam, (2011).Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Jakarta:Salemba Medika.

Arikunto, s. (2011). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. jakarta :Bumi aksara..

Notoatmojo, Soekidjo, Prof. Dr. (2010). Promosi Kesehatan; Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi
2010. Rineka Cipta. Jakarta.

Moeis, E.S. Dkk (2008). Dalam jurnal kesehatan Lingkungan Vo.2 No.2 Januari 2008. Hal
174.

Maksud, Malonda. (2012). Hubungan Karakteristik Individu, Perilaku, Kondisi Rumah, dan
Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
2012. Skripsi UI- Depok.

Notoatmodjo, s. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka

Sugiyono(2011). Metode penelitian kuantittif dan kualitatif R dan D alfabeta.

Susanna, Dewi., Sembiring, T.U. (2011). Entomologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press.

WHO 2021, Word Malaria Report. Switserland : Who Global Malaria Programme And
Publik Healt Information And Geographick System.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG
Direktorat : Jl. Piet A. Tallo, Liliba – KupangTelp. (0380) 881880; 881881
Fax : (0380) 8553418, Email : poltekkeskupang@yahoo.com

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu
Nama : Yulinda Liha Loni
Nim : PO5303203200747
Bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Deskriptif Pengetahuan
Keluarga Tentang Pencegahan Malaria Di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas
Waingapu Kabupaten Sumba Timur”. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui
Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu
Kabupaten Sumba Timur”.
Saya mohon kesediaan bapak/ ibu untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian
yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi bapak/ ibu akan saya jaga dan data yang
saya dapat akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Demikan permohonan saya, atas perhatian bapak/ibu saya mengucapkan terima kasih.

Waingapu, Februari 2023


Pemohon

Yulinda Liha Loni


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG
Direktorat : Jl. Piet A. Tallo, Liliba – KupangTelp. (0380) 881880; 881881
Fax : (0380) 8553418, Email : poltekkeskupang@yahoo.com

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Berdasarkan penjelasan yang telah di berikan bersama ini saya menyatakan bersedia
menjadi responden dalam penilitian yang berjudul “Studi Deskriptif Pengetahuan Keluarga
Tentang Pencegahan Malaria Di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu
Kabupaten Sumba Timur “.
Demikian pernyataan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun sebagai bukti
kesediaan saya menjadi responden di bawah ini saya bubuhkan tanda tangan saya.

Waingapu, Februari 2023


Tanda Tangan Responden

(……………………….)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG
Direktorat : Jl. Piet A. Tallo, Liliba – KupangTelp. (0380) 881880; 881881
Fax : (0380) 8553418, Email : poltekkeskupang@yahoo.com

KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN


MALARIA DI DESA MBATAKAPIDU WILAYAH PUSKESMAS WAINGAPU
KABUPATEN SUMBA TIMUR
TAHUN 2023

IDENTITAS RESPONDEN :
Nomor responden :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar atau sesuai !!
1. Menurut Bapak/ Ibu apakah malaria itu?
a. Penyakit yang di sebabkan oleh nyamuk anopheles betina
b. Penyakit yang di sebabkan oleh protozoa yang di sebut plasmodium
c. Penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue
2. Apa saja tanda gelaja penyakit malaria?
a. Demam , mengigil, sakit kepala, mual, kurang napsu makan
b. Demam, menggigil, dan mual
c. Demam dan menggigil
3. Apa penyebab malaria ?
a. Jamur plasmodium, P. falcifarum, P. ovale
b. Prasit plasmodium falcifarum, P. vivax, P.malariae, P. ovale, P. knowlesi
c. Virus dengue, P. falcifarum, P. vivax
4. Apakah jenis plasmodium penyebab penyakit malaria tropika?
a. Vivax
b. Malariae
c. Falcifarum
5. Bagaimana cara perawatan kelambu kesehatan?
a. Bila kotor,kelambu dapat sedikit kurangnya 4 bulan sekali cuci dengan air dingin
b. Gunakan sabun dan deterjen yang mengandung pemutih untuk mencuci kelambu
c. Keringkan kelambu di tempat ysmg terkena sinar matahari langsung
6. Cara penularan penyakit malaria?
a. Melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty
b. Melalui gigitan nyamuk Anopheles betina
c. Melalui makanan
7. Dimana tempat sarang nyamuk malaria?
a. Air mengalir
b. Air selokan
c. Air genangan
8. Manakah yang termasuk dalam pencegahan penyakit malaria adalah ?
a. Selalu menggunakan kelambu pada saat tidur
b. Selalu menguras tempat penampung air seminggu sekali
c. Hindari dari tempat yang debu
9. Kapan nyamuk malaria aktif menggigit?
a. Malam dan siang hari
b. Malam dan sore hari
c. Pagi hari
10. Jika bapak/ ibu terkena penyakit malaria tindakan yang dapat di lakukan adalah?
a. Segerake puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan
b. Lari ke dukun
c. Tidak kemana-mana

Anda mungkin juga menyukai