PROPOSAL
Oleh :
WA ASTRID
NPM.1420118005
PROPOSAL
Disusun Oleh:
WA ASTRID
NPM.1420118005
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
i
KATA PENGANTAR
Rahman dan Rahim atas segala rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat
Masohi”. Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Penulis menyadari bahwa proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
1. Hamdan Tunny S.Kep., M.Kes selaku Pembina Yayasan STIKes Maluku Husada.
2. Rasma Tunny, S.Sos selaku Ketua Yayasan STKes Maluku Husada, yang telah
3. Dr. Sahrir Sillehu, S.KM., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
4. Ira Sandi Tunny, S.Si., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
ii
6. Ns. Supriyanto, S.Kep selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
7. Ayah, Ibu dan Keluarga yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan
Keperawatan, dan seluruh Civitas Akademika STIKes Maluku Husada, yang telah
kepentingan orang banyak. Ucapan dan doa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,
semoga segala rahmat dan Hidayah-Nya dilimpahkan kepada kita semua. Aamiinn
Wa Astrid
iii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………….………………..ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………….……………1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………4
1.3 Tujuan Penelitian………………………………..………………..…...….5
1.3.1 Tujuan Umum…………………………………………………5
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………….……..5
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………..…….5
1.4.1 Manfaat Teoritis……………………………………..…...……5
1.4.2 Manfaat Praktis…………………………………..………...….5
iv
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konsep……………...…………………………………………22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
mencangkup saluran pernapasan atas atau bawah atau keduanya. Infeksi ini dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, fungi, atau protozoa dan bersifat ringan, sembuh
sendiri, atau menurunkan fungsi individu (Mahendra, Ottay, & Sapulete, 2014).
Akut.2 Infeksi saluran pernapasan akut diadaptasi dari istilah dalam bahasa
Inggris Acute Respiratory Infections (ARI) adalah penyakit infeksi akut yang
melibatkan organ saluran pernapasan dari hidung (saluran atas) sampai alveoli
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena
sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Saat ini ISPA masih menjadi
Angka kematian balita masih cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan
baik secara global maupun regional. Itulah sebabnya tujuan ke-4 Millenium
dan Bhutta, 2006). Menurut World Health Organization (WHO) angka kematian
1
2
per tahun pada golongan usia balita, sebanyak 13 juta anak balita di dunia
meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di negara-
pada tahun 2005 terdiri atas ISPA/pneumonia 19%, diare 17%, malaria 8% dan
campak 4%. Menurut Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011 angka
kematian balita di Indonesia saat ini mencapai 39 per 1.000 kelahiran hidup.
Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 menempatkan
mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA
setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Insiden
ISPA bawah yaitu 34-40 per 1000 anak per tahun di Eropa dan Amerika Utara.
Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia,
dimana ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat
inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak. Kasus
ISPA merupakan 50% dari seluruh penyakit pada anak berusia di bawah 5 tahun,
dan 30% pada anak berusia 5-12 tahun. Anak berusia 1-6 tahun dapat mengalami
episode ISPA sebanyak 7-9 kali per tahun, tetapi biasanya ringan. Puncak insiden
biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun(Hendrawati, DA, & Senjayape, 2019).
3
karena tingginya angka kematian pada bayi dan balita. Menurut data Depkes RI
mengalami 3-6 kali episode ISPA setiap tahunnya dan 40- 60% dari kunjungan
banyak dari pada negara maju. Perbedaan tersebut berhubungan dengan etiologi
dan faktor resiko. Di negara maju, ISPA sering disebabkan oleh virus, sedangkan
kematian, dan bertanggung jawab terhadap 1/3-1/2 kematian pada balita. Pada
bayi, angka kematiannya dapat mencapai 45 per 1000 kelahiran hidup. Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, dari 16.380 anak yang
disurvei, 5 persen dilaporkan menunjukkan gejala ISPA.tiga dari empat anak yang
al., 2014).
ISPA bukan Pneumonia sebanyak 1.021 balita dan di tahun 2020 terdapat
penderita ISPA bukan Pneumonia sebanyak 270 Balita dan di tahun 2021
menggunakan kayu bakar untuk memasak dirumah dan kebanyakan juga ayah
dari anak penderita ISPA itu adalah perokok aktif. Asap rumah tangga dan asap
4
pencegahan ISPA pada keluarga yang anaknya yang mengalami penyakit ISPA .
Masohi.
masyaraka, faktor lingkungan seperti polusi udara dan juga faktor perilaku
Salah satu kelurahan yang tidak jauh dari Puskesmas Masohi yaitu Kelurahan
Namaelo, dengan angka kejadian ISPA rata-rata 140 penderita per bulan di tahun
2021. Berawal dari situlah peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang
gambaran perilaku Pencegahan ISPA pada keluarga yang memeliki anak balita di
Puskesmas Masohi.
1. Keluarga
6
2. Masyarakat.
anak balita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections
(ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan
b) Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli berserta
organ adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA
c) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
melibatkan saluran pernafasan atas dan bawah. Saluran pernafasan atas seperti
7
8
menjadi pedoman untuk menentukan penyakit tersebut bersifat akut. Jadi dapat
disimpulkan, ISPA adalah suatu infeksi yang dapat menyerang saluran pernafasan
atas maupun bawah. Infeksi ini dapat bersifat akut yang berlangsung selama 14
hari.
ISPA disebabkan oleh adanya infeksi pada bagian saluran pernapasan. ISPA
dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan polusi udara. Pada umumnya
carinii. ISPA yang disebabkan oleh polusi, antara lain disebabkan oleh asap
rokok, asap pembakaran di rumah tangga, asap kendaraan bermotor dan buangan
tarikan dinding dada bagian bawah kearah dalam, tidak ada gangguan tidur, nafsu
makan menurun/anoreksia serta suhu tubuh 370 sampai dengan < 380C.
Ditandai dengan adanya batuk, pilek, demam, kadang terjadi sesak napas,
dimana frekuensi napas cepat pada anak berusia dua bulan sampai < 1 tahun
8
9
adalah
10
> 50 kali per menit dan untuk anak usia 1 sampai < 5 tahun adalah > 40 kali,
(suhu tubuh > 38oC), terdapat penggunaan otot bantu pernapasan, kadang
2011).
yang menderita ISPA di rumah menurut (Depkes RI, 2010) antara lain :
1) Pemberian Kompres
dimana suhu tubuh lebih tinggi dan suhu normal (36,5 – 37,5 0 C), yaitu
37,50 C atau lebih, pada tubuh anak teraba panas. Upaya penurunan suhu
tindakan penurunan suhu tubuh yang efektif bagi anak yang mengalami
demam tinggi.
adalah memakaikan anak dengan baju atau selimut yang tipis seperti
11
banyak dari biasanya terutama jika anak demam atau muntah dan lain-
pemberian susu, air putih, buah, dan lain-lain. Kehilangan cairan akan
hidrasi yang adekuat merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan
3) Istirahat tidur
jalan nafas saat anak bernafas. Orang tua sebaiknya membersihkan hidung
dan sekret sampai bersih dengan menggunakan kassa bersih atau kain
yang lembut dan dibasahi dengan air bersih, untuk mencegah terjadinya
12
dan mutunya atau tinggi kalori tinggi protein (TKTP) yang diberikan
secara teratur.
makanan ekstra setiap satu hari selama satu minggu, atau sampai
demi sedikit tapi sesering mungkin selama anak sakit dan sesudah
kekurangan gizi. Hal ini penting untuk anak dengan ISPA yang
13
di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat
batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan. Bila demam
selama 10 hari
Secara umum terdapat 3 (tiga) faktor risiko terjadinya ISPA yaitu faktor
1. Faktor lingkungan
Asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak
sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA. Hal ini dapat terjadi pada
rumah, bersatu dengan kamar tidur, ruang tempat bayi dan anak balita
bermain. Hal ini lebih dimungkinkan karena bayi dan anak balita lebih
efek ini terjadi pada kelompok umur 9 bulan dan 6-10 tahun. (Maryunani,
2012).
2) Ventilasi rumah
atau dari ruangan baik secara alami maupun secara mekanis (Maryunani,
2012).
pada bayi, tetapi disebutkan bahwa polusi udara, tingkat sosial, dan
2012).
1) Umur anak
pernapasan oleh virus melonjak pada bayi dan usia dini anak-anak dan
tetap menurun terhadap usia. Insiden ISPA tertinggi pada umur 0-59
dan mental pada masa balita. Bayi dengan berat badan lahir rendah
dengan berat badan lahir normal, Penelitian menunjukan bahwa berat bayi
Data ini mengingatkan bahwa anak-anak dengan riwayat berat badan lahir
3) Status gizi
Keadaan gizi yang buruk muncul sebagai faktor risiko yang penting
adanya hubungan antara gizi buruk dan infeksi paru, sehingga anak-anak
2012).
4) Vitamin A
200.000 IU vitamin A pada balita dari umur satu sampai dengan empat
tahun. Balita yang mendapat vitamin A lebih dari 6 bulan sebelum sakit
terjadinya suatu penyakit sebesar 96,6% pada kelompok kasus dan 93,5%
spesifik dan tampaknya tetap berada dalam nilai yang cukup tinggi. Bila
5) Status Imunisasi
Bayi dan balita yang pernah terserang campak dan selamat akan
campak. Sebagian besar kematian ISPA berasal dari jenis ISPA yang
17
Bayi dan balita yang mempunyai status imunisasi lengkap bila menderita
pada bayi dan balita dalam hal ini adalah praktik penanganan ISPA di
keluarga baik yang dilakukan oleh ibu ataupun anggota keluarga lainnya.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang berkumpul dan tinggal
dalam suatu rumah tangga, satu dengan lainnya saling tergantung dan
yang baik maka itu akan mencegah kita atau terhindar dari penyakit sepeti
penyakit ISPA.
c) Pada bayi dan anak, makanan harus mengandung gizi cukup yaitu
2.1.9.1 Imunisasi
mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah,
memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat
bagi manusia.
bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini
melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit
2.1.10 Komplikasi
alveoli sehingga pasien akan sulit bernapas kerena adanya sumbatan jalan
napas oleh penumpukan secret hasil produksi kuman pada rongga paru.
meningitis.
3. Penurunan Kesadaran
4. Kematian
Penangganan yang lama dan tidak tepat pada pasien ISPA mampu
pasien akan mengalami henti napas dan henti jantung (Widoyono, 2011).
20
hakekatnya adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Oleh sebab itu,
pencegahan ISPA.
a. Bentuk pasif
Bentuk pasif yaitu respon yang terjadi dalam diri seseorang dan
tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain seperti berfikir,
21
b. Bentuk aktif
Bentuk perilaku aktif ini juga disebut sebagai perilaku terbuka (open
nyata.
tiga tingkatan tingkat pengetahuan yaitu tingkat baik dengan persentase 76-
dilakukan oleh keluarga khususnya ibu, karena ibu merupakan seseorang yang
paling dekat dengan anak. Pencegahan penyakit ISPA tidak terlepas dari orang
perbaikan gizi, penanganan balita dengan ISPA di rumah dan lain- lain
Skala Guttman dan skala Likert yang berisi pernyataan terpilih dan telah diuji
KERANGKA KONSEPTUAL
Gambaran antara konsep – konsep atau variabel – variabel yang akan di amati
Pemberian Gizi
Perilaku Penimbangan
pencegahan Berat Badan
ISPA
Pemberian asi
esklusif
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Hubungan
BAB IV
METODE PENELITIAN
keadaan atau area populasi tertentu yang bersifat factual secara obyektif,
cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu waktu
(point time approach) dimana setiap obyek hanya diobservasi satu kali
(Notoatmodjo, 2017).
24
25
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
2020). Sampel dalam peneitian ini adalah 199 yang dapat dengan
n= N
1 + Ne 2
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
n= N = 398
1 + Ne2 1+398(0,05)2
= 398
1+398(0,0025)
= 398
1+0,995
= 398
1,995
= 199,49 (199)
4.3.3 Sampling
2020). Teknik dalam pengambilan sampel ini diambil secara yaitu simplz
random sample tehnik ini digunakan jika populasi adalah balita yg sedang
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
(Nursalam, 2020). Variabel harus dapat diukur tetapi variabel bukan ukuran
digunakan dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional
(Setiadi, 2015)
Tabel 4.1
Variabel, Defenisi, Alat Ukur, Skala, Dan Hasil Ukur
jawaban dan hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil
1. Perilaku
Pernyataan Upaya Pencegahan Ispa terdiri dari 10 pernyataan,
jika jawaban benar nilainya 1 jika salah nilainya 0 dengan total scor 10.
Didalam pertanyaan itu terdapat pertanyaan positif san negative,
pertanyaan positif nomor 1,2,3,4,5 dan pertanyaan negative
nomor6,7,8,9,10. Kategori perilaku antara lain:
Baik, jika perilakunya ≥ 8 = (> 80 %)
2020).
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain,
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
29
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih nama yang penting dan
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
permohonan izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini pihak
diteliti untuk memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan
4.9.2 Anonimity
4.9.3 Confidentiality
Hendrawati, DA, ceu A., & Senjayape, S. (2019). Perilaku Keluarga Dalam
Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 19,
8.
Dary, D. P. (2018). Peran Keluarga Dalam Penanganan Anak dengan Penyakit ISPA
Handayani, S. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada An.N Dan An.A Dengan
Jurusan Farmasi , 8.
Nurhayati. (2019). Gambaran Kondisi Rumah Penderita ISPA Pada Balita Di Dusun
Moti Desa Soro Kecamatan Lambu Wilayah Kerja UPT Puskesmas Lambu.
Ruang Anak Rumah Sakit Daerah Kalisat Kabupaten Jember. Program Studi
Jember , 18-34.
33
Lampiran 01
Lampiran 02
Lampiran 03
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan proses penyelesaian tugas akhir (proposal) Program Studi
Keperawatan STIKes Maluku Husada, dengan ini saya :
Nama : Wa Astrid
Npm : 1420118005
Akan melakukan penelitian dengan judul :
“GAMBARAN PERILAKU PENCEGAHAN ISPA PADA KELUARGA YANG
MEMPUNYAI ANAK BAITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MASOHI”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan
masyarakat dengan upaya penatalaksanaan kecelakaan lalu lintas pre hospital di
dusun lengkong kabupaten Maluku tengah . Untuk kepentingan tersebut, maka saya
memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi menjadi responden dengan
sukarela dan menjawab pertanyaan yang diberikan dengan sejujur-jujurnya sesuai
dengan yang Bapak/Ibu ketahui. Semua jawaban dan data Bapak/Ibu akan
dirahasiakan dan tidak ada maksud kegunaan lain.
Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas bantuan dan kesediaan
Bapak/Ibu, Saya ucapkan Terimakasih
Masohi, 2022
Hormat Saya
Wa Astrid
36
Lampiran 04
Wa Astrid (………………………)
Npm.1420118005
Saksi
(………………………..)
37
Lampiran 05
LEMBAR KUESIONER
Identitas responden
1. Nama Inisial :
3. Usia :
4. Pekerjaan :
B = (benar)
S = (salah)
No Pernyataan Jawaban
B S
1. Apakah asap rokok itu dapat mengakibatkan terjadinya ispa