Anda di halaman 1dari 94

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG


PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)
DI PUSKESMAS OESAPA
TAHUN 2019

Karya Tulis Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Ahli Madya Kebidanan (Amd.Keb)

Disusun oleh:

LINDA JUNITA BAKO


NIM : 2016115078

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2019
:
Pmgram Studi 2016115029
: D-Ill Kebidanan
Han/Tanggal . Senin, 11 2anuari 2019
Judul
Pengetahuan lbu Nifas Tentang Cara Menyusui Yang
Benar.

SONNY EDSTfN LfUFETO, S.Psi., M.Si


I HIDN 0630058501)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Mahan Esa, yang

telah melimpahkan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengetahuan WUS Tentang Pemeriksaan

IVA di Puskesmas Oesapa kupang Tahun 2018”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun

dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir salah satu syarat kelulusan prodi D-

III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Kupang. Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis

Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimah kasih kepada;

1. Bapak Rudison B.Doko Patty, SE.,M.M.Kes selaku Ketua Yayasan Kunci

Ilmu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Kupang.

2. Bapak Markus Kore, S.Kep.,M.Si Selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Nusantara Kupang.

3. Ibu Daeng Agus Vieya Putri, S.Kep.,M.Si selaku ketua harian Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Kupang.

4. Ibu Sry M.C Willa, SST.,M.Kes selaku ketua Prodi D-III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Kupang.

5. Ibu Maria J. Lokangleu, SST.Keb.,M.Kes selaku Dosen Wali sekaligus

Dosen Pembimbing I yang penuh dengan kesabaran membimbing penulis

dan memberikan petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini.

iv
6. Bapak Sonny Edstin Liufetto, S.Psi.,M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu, tenaga dan memberikan masukan serta saran guna

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Semua dosen pengajar Program Studi D-III Kebidanan dan seluruh Staf

yang telah mendidik penulis selama mengikuti pendidikan di STIKES

Nusantara Kupang.

8. Kepala Kesbangpol Kota Kupang, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang,

Kepala Kecamatan Kelapa Lima, dan Kepala Kelurahan Oesapa yang telah

memberi ijin bantuan kepada penulis untuk mengumpulkan data awal

penelitian dan memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

9. Kepala UPT. Puskesmas Oesapa yang telah member bantuan kepada

penulis dalam pengumpulan data awal dan ijin untuk penelitian .

10. Orang tuaku tercinta Bapak Eduard Bako, Ibu Marlince Bako, Adik Gilven

Bako, Glen Bako, dan Intan bako yang dengan tulus dan kasih sayang dan

memberikan dukungan doa, materi maupun moril sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

11. Sahabat, dan teman Kelas KBN 16 1-C Yang telah memberikan dukungan

dan motivasi, dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini.

Akhir kata, penulis meyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kata

sempurna oleh karena itu, kritik dan saran dari semuah pihak yang bersifat positif

dan membangun agar dapat bermanfaat bagi kita semuah. Semoga proposal ini

V
bermanfaat bagi para pembaca, terutama pencinta pengetahuan di bidang

kebidanan.

Kupang, Januari 2019

Penulis

vi
BIODATA PENULIS

Nama : Linda Junita Bako

Tempat, Tanggal Lahir : Keoen, 03 Oktober 1997

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jln. Nusantara, RT 41 / RW 001, Liliba

Riwayat Pendidikan

 Tamat SD Negeri Olafulihaa, Tahun 2010

 Tamat SMP Negeri 1 Pantai Baru, Tahun 2013

 Tamat SMA Negeri 1 Pantai Baru, Tahun 2016

 Tahun 2016 sampai sekarang melanjutkan pendidikan di

STIKES NUSANTARA KUPANG, jurusan D-III Kebidanan

vii
MOTTO

“Lakukan yang terbaik,

Kemudian berdoalah.

Tuhan yang akan

Mengurus sisanya”

viii
PERSEMBAHA

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karya

tulis ilmiah ini kupersembahkan untuk :

1. Bapak dan Mama tercinta yang telah memberikan kasih sayang, bimbingan,

dukungan moral, material, dan doa serta cinta yang tak ternilai bagi saya.

2. Teman- teman angkatan dan sahabat yang selalu memberikan dukungan dan

semangat saat suka maupun duka.

3. Almamater tercinta, STIKES NUSANTARA KUPANG.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................ii

LEMBARAN PENGESAHAN.....................................................................................iii

KATA PENGANTAR...................................................................................................iv

BIODATA PENULIS....................................................................................................vii

MOTTO.........................................................................................................................viii

PERSEMBAHAN..........................................................................................................ix

DAFTAR ISI..................................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL..........................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xv

ABSTRAK.....................................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang....................................................................................................1

Rumusan Masalah...............................................................................................4

Tujuan Penelitian.................................................................................................4

Manfaat Penelitian...............................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan..................................................................................... 7

2.2 Konsep Dasar WUS.................................................................................... 11

Konsep Dasar Kanker Seviks..........................................................................14

x
Konsep Pemeriksaan IVA.........................................................................................................................20

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep.................................................................................................29

BAB IV METODE PENELITIAN

Desain Penelitian 30

Tempat Dan WaktuPenelitian...................................................................................................................30

Variabel Penelitian 31

Populasi, Sampel, Teknik Sampling.........................................................................................................31

Devinisi Operasional 33

Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................................................34

Instrumen Penelitian...................................................................................................35

Metode Pengambilan Dan Analisa Data...................................................................................................35

Etika Penelitian 37

BAB V HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian.........................................................................................................39

Hasil Peneltian 40

BAB VI PEMBAHASAN

Pengetahuan WUS Tentang Pemeriksaan Iva Dalam Katergori Baik.......................45

Pengetahuan WUS Tentang Pemeriksaan Iva Dalam Katergori Cukup...................45

Pengetahuan WUS Tentang Pemeriksaan Iva Dalam Katergori Kurang..................46

Keterbatasan Peneliti.................................................................................................47

BAB VII PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................................49

xi
Saran...........................................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 1 Kerangka konsep 29

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 4.1 Definisi Operasional.....................................33

Tabel 5.1 Distribusi Berdasarkan Umur.......................41

Tabel 5.2 Distribusi Berdasarkan Pendidikan..............42

Tabel 5.3 Ditribusi Berdasarkan Pekerjaan.................43

Tabel 5.4 Distribusi Berdasarkan Pengetahuan..........44

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat permohonan ijin pengambilan data awal dari Stikes

Nusantara Kupang

Lampiran 2 : Surat permohonan ijin pengambilan data awal dari Stikes

Nusantara Kupang

Lampiran 3 : Surat permohonan ijin penelitian dari Stikes Nusantara Kupang

Lampiran 4 : Surat Permohonan ijin penelitian dari KesbangPol Kota Kupang

Lampiran 5 : Surat permohonan ijin penelitian dari Dinas Kesehatan Kota

Kupang

Lampiran 6 : Surat permohonan ijin penelitian dari Kecamatan Kelapa

Lima Lampiran 7 : Lembaran permohonan menjadi responden

Lampiran 8 : Lembaran permohonan menjadi responden

Lampiran 9 : Kuesioner

Lampiran 10 : Master tabel

Lampiran 11 : Surat selesai penelitian dari Puskesmas Oesapa Kota Kupang

Lampiran 12 : Surat selesai penelitian dari Kelurahan Oesapa Kota Kupang

Lampiran 13 : Surat selesai penelitian dari Kecamatan Kelapa Lima Kota

Kupang

Lampiran 14 : Surat selesai penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Kupang

Lampiran 15 : Surat selesai penelitian dari KesbangPol Kota Kupang

xv
INTISARI

Gambaran Tingkat Pengetahuan WUS Tentang Pemeriksaan IVA Di


Puskesmas Oesapa Kota Kupang, Program D-III Kebidanan Stikes
Nusantara Kupang.

Linda Bako', Maria J.Lokangleu,SST.,Keb.M.Kes², Sony E.Liufeto,S.Psi.,M.Siᶟ.


Latar Belakng : Kanker Serviks menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia.
Salah satu pemeriksaan alternatif untuk mendeteksi kanker serviks dengan biaya
yang relatif lebih murah adalah dengan IVA Test. Pemeriksaan IVA masih kurang
disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan WUS tentang cara mendeteksi
kanker serviks secara dini.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur
tentang IVA Test di Puskesmas Oesapa pada kategori baik, cukup, kurang.
Metode penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif, lokasi penelitian di
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan WUS Puskesmas Oesapa Kota Kupang pada
tanggal 16 – 22 Januari 2019. Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan
purposive sampling sebanyak 41 responden. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner.
Hasil penelitian : Pengetahuan responden pada kategori baik sebanyak 8
responden ( 19,5%), pada kategori cukup sebanyak 15 responden ( 36,5%) , dan
pada kategori kurang sebanyak 18 responden ( 43,9%).
tentang pemeriksaan IVA di Puskesmas Oesapa, yang paling banyak pada
kategori kurang yaitu sebanyak 18 responden ( 43,9%), factor pendorongnya
adalah informasi. Sedangkan factor penghambat adalah pendidikan, pekerjaan ,
umur, pengalaman, lingkungan, social budaya, dan ekonomi.
Kata kunci : Pengetahuan, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Test.

xvi
ABSTRACT

Description of the level of knowledge of women of childbearing age


about examination IVA in Oesapa health Center in Kupang city.
STIKES Nusantara Kupang D-III midwifery study program mentor.

Linda Bako', Maria J.Lokangleu,SST.,Keb.M.Kes², Sony E.Liufeto,S.Psi.,M.Siᶟ.


Background: Cervical Canser is the Number two cause of death in the world.
One alternative examination to detect cervical cancer at a relatively cheaper cost
is by IVA Test. IVA examination is still lacking due to the lack of WUS
knowledge on how to detect cervical cancer early.
Objective: To know the level of knowledge of women of childbearing age about
IVA tes at Puskesmas Oesapa in the category of good, enough, less
Method: The type of research is descriptive, to location of the research at the
Puskesmas Oesapa Kota Kupang on January 16- 22,2019. The sampling
technique is using purposive sampling of 41 respondents. Data collection using a
questionnaire.
Result: The respondents knowledge in the category was 8 respondents (19,,5%) in
the enough category there were 15 respondents (36,5%), and in the less category
there were 18 responden (43,9%).
Conclution: WUS less level of knowledge about IVA examination in Puskesmas
Oesapa as many as 18 respondents (43,9%), the pusher factors are
education,work, age, experience, environment, social culture, and economy.
Keywords : Knowledge, Inspeksi Visual Asam Asetat ( IVA) Tes.

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama

diseluruh dunia. Sel- sel penyebab kanker itu sebenarnya sudah ada dalam

tubuh manusia tetapi karena faktor gaya hidup manusia yang sangat tidak

sehat membuat sel-sel dalam tubuh menjadi aktif. Kanker yang mematikan,

yang menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia setelah kanker

payudara ialah kanker serviks (Indahwati, 2016).

Cervical cancer atau yang lebih dikenal dengan kanker serviks

adalah salah satu jenis kanker yang kerap kali menyerang wanita. Di

Indonesia, penderita kanker serviks sangat banyak sekali. WHO (World

Health Organisation) menyatakan bahwa, setiap tahun ribuan wanita

meninggal akibat terserang kanker serviks. Kanker serviks menyerang bagian

organ reproduksi wanita. Tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke

daerah rahim, yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan

wanita dan rahim (Subagja, 2016).

Penyebab utama dari kanker serviks adalah virus HPV (human

papilloma virus) tetapi yang menyebabkan kanker serviks adalah virus HPV

tipe 16 dan 18. Penularan virus HPV ini dapat terjadi melalui hubungan

seksual, terutama bila wanita yang belum menikah dan berganti-ganti

1
2

pasangan (seks bebas). Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual (seks

bebas) merupakan wanita yang beresiko tinggi mengidap kanker serviks.

Kanker serviks sangat mengganggu penderitanya baik secara fisik

maupun psikis sehingga menurunnya tingkat rasa percaya diri terhadap diri

sendiri dan orang lain, khususnya dalam kehidupan sosial dan rumah tangga.

Oleh karena itu, deteksi dini sangat dianjurkan bagi semua wanita yang sudah

menikah dan aktif dalam hal secara seksual (Subagja, 2015).

Salah satu pemeriksaan alternatif untuk mendeteksi kanker serviks

dengan biaya yang relatif lebih murah adalah inspeksi visual dengan asam

asetat (IVA).Inspeksi visual dengan asam asetat adalah pemeriksaan serviks

secara langsung tanpa menggunakan alat pembesaran (mata telanjang) setelah

pengusapan serviks dengan asam asetat 3-5%.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya lesi

prakanker atau kankermelalui warnaepitel serviks menjadi putih yang disebut

acetowhite (Fitriani, 2016). Metode skrining IVA ini relative lebih mudah

dan dapat dilakukan oleh dokter umum, bidan atau perawat yang telah terlatih

melakukan metode ini (Lestari, 2017). Tingginya angka kematian akibat

kanker serviks di dunia menandakan bahwa kita patut waspada dan

mengenali tanda-tandanya.

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun

2012, kanker serviks merupakan jenis kanker keempat yang paling sering

ditemukan pada wanita. Sebanyak 528.000 kasus baru dan 266.000 kematian

di temukan di seluruh dunia dan lebih dari 85% berasal dari Negara
3

berkembang termasuk Indonesia. Data dari GLOBOCAN (Global Burden

Cancer) menunjukkan bahwa terdapat 20.928 kasus baru dan 9.928 kematian

ditemukan di Indonesia pada tahun 2012. Beberapa rumah sakit di Indonesia

melaporkan bahwa presentase kanker serviks naik menjadi 28% diantara

semua kasus kanker wanita, mewakili 75% dari semua kanker ginekologi

yang sebagian besar di diagnosis pada stadium lanjut.

Tercatat lebih dari 92.000 kasus kematian akibat kanker terjadi

perempuan di Indonesia pada tahun 2014. Sebanyak 10,3 % merupakan

jumlah kematian yang disebabkan oleh kanker serviks.Skrining merupakan

upaya deteksi dini untuk mengidentifikasikan ada tidaknya penyakit tersebut.

Sebagian besar penderita kanker serviks baru menyadari saat kondisinya

sudah parah. Maka pengobatan di BPJS untuk penyakit ini mencapai Rp. 3,6

triliun pada periode 1 Januari- Juni 20014. Hal itu berarti setiap tahun biaya

untuk penanganan kanker serviks adalah mencapai Rp. 7,2 triliun.

Jumlah pengidap kanker di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

terus meningkat setiap tahun, terutama dalam rentang waktu tiga tahun

terakhir ini. ‘‘Untuk penderita kanker serviks di NTT cenderung

meningkat’’. Data yang diperoleh menyebutkan sejak tahun 2015 jumlah

penderita kanker mencapai 240 orang (2,4%). Kemudian terjadi peningkatan

sebanyak 910 orang (9.1 %) pada tahun 2016,dan pada tahun 2017 mencapai

860 orang(8,6%). Berdasarkan data distribusi penderita kanker serviks

sebanyak 99 (0,99%) orang yang mengidap kanker serviks. Dalam

pemeriksaan lanjutan kepada pasien, hampir sebagian penyakit kanker


4

ditemukan pada kondisi yang sudah masuk stadium lanjut. Sehingga angka

kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti

diharapkan. Berdasarkan data yang di peroleh dari Puskesmas Oesapa,

seluruh wanita usia subur di Puskesmas Oesapa berjumlah 10.291.

Sedangkan yang mengikuti pemeriksaan IVA pada 1 januari- November

2018 berjumlah 204 orang (2,4%) diantaranya 4 wanita dengan IVA positif.

Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang ‘‘Gambaran Pengetahuan WUS tentang Pemeriksaan IVA di

Puskesmas Oesapa” Tahun 2019.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan

wanita usia subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

Test di Puskesmas Oesapa?

Tujuan Penelitian

Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang

Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Test di Puskesmas

Oesapa.

Tujuan khusus

1. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang

Pemeriksaan IVA berdasarkan kategori baik di Puskesmas Oesapa.


5

2. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang

Pemeriksaan IVA berdasarkan kategori cukup di Puskesmas

Oesapa.

3. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang

Pemeriksaan IVA berdasarkan kategori kurang di Puskesmas

Oesapa.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi tenaga kesehatan

untuk terus mempromosikan atau memberikan informasi serta

memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan IVA

bagi Wanita Usia Subur terutama yang sudah menikah.

2. Bagi Wanita Usia Subur

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan

dan informasi bagi Wanita Usia Subur mengenai pentingnya pemeriksaan

IVA sebagai detekti dini kanker serviks.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan

wawasan peneliti serta sebagai media untuk menerapkan kemampuan di

bidang penelitian yang telah didapatkan selama perkuliahan.


6

4. Bagi Stikes Nusantara Kupang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

pengembangan ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan Inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA) dapat menambah referensi di perpustakaan dan bagi

mahasiswa Prodi D-III Kebidanan STIKES NUSANTARA KUPANG.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Pengetahuan

Pengertian Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2016). Menurut

Notoadmodjo (2016), pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai

tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besarnya di bagi menjadi 6

tingkatan pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tau di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (trecall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh

sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah.

7
8

b. Memahami (comprehension)

Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasi materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat di artikan aplikasi atau penggunaan hukum,

rumus, metode, prinsip, dan sebagian dalam konteks atau situasi yang

lain.

d. Analisis (analysis)

Analsisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

srtuktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu samalain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan unuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada.


9

f. Evaluasi (evaluation)

Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi

atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan membagikan

koesioner atau angket yang menayangkan tentang isi materi yang di ukur

dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang

ingin kita ketahui. atau kita ukur kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatanpengetahuan. Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-

masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu :

1. Baik : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76 - 100%

2. Cukup : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 60 – 75%

3. : Kurang :Bila subjek mampu menjawab dengan benar

<60%(Arikunto,2006).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan antara lain:

a. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi,


10

baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang

didapat. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

b. Informasi media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial yang berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali


11

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masa lalu.

f. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya.

Konsep Dasar Wanita Usia Subur

Pengertian Wanita Usia Subur

Wanita Usia Subur adalah wanita yang memasuki usia antara 15-

49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya. Wanita Usia

Subur ini mempunyai organ reproduksi yang masih berfungsi dengan

baik, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan, yaitu antara

umur 20- 45 tahun ( Depkes RI, 2011 ).

Pada masa ini terjadi perubahan fisik,seperti perubahan warna

kulit, perubahan payudara, pembesaran perut, pembesaran rahim dan

mulut rahim. Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan

berlangsung kira-kira 33 tahun. Menstruasi pada masa ini paling teratur

dan siklus pada alat genetalia bermakna untuk memungkinkan

kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih dari 450 kali.

Kondisi yang perluh dipantau pada masa subur adalah perawatan

antenatal, jarak kehamilan, deteksi dini kanker payudara dan kanker


12

leher rahim, serta infeksi menular seksual (Kumalasari Andhyantoro,

2013).

Mengetahui tanda-tanda wanita subur antara lain :

a. Siklus haid

Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya

subur. Satu putaran dimulai dari hari pertama keluar haid hingga

sehari sebelum haid datang kembali, yang biasanya berlangsung

selama 28 hingga 30 hari. Oleh karena itu siklus haid dapat dijadikan

indikasi pertama untuk menandai seorang wanita subur atau tidak.

Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu

esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan

perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat

melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal

tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks), perubahan

pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan

indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan

payudara.

b. Wanita yang subur biasanya pada saat menstruasi terjadi kenaikan

suhu tubuh sebesar 0,2℃.

c. Tes Darah

Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid tiga

bulan sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak subur. Jika dalam
13

kondisi seperti ini, beberapa tes darah perlu dilakukan untuk

mengetahui penyebab dari tidak lancarnya siklus haid. Tes darah

dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon yang berperan pada

kesuburan seorang wanita.

3 Beberapa hal yang bisa menghambat atau menganggu kesuburan

seorang wanita :

a. Siklus haid yang tidak teratur atau terlambat

siklus haid yang tidak teratur bisa disebabkan karena adanya

gangguan kista ovarium atau penyakit lainnya, kondisi stress,

kecapean, terganggunya keseimbangan hormon.

b. Berat badan yang tidak seimbang

Hampir sekitar 30 – 40 % wanita saat ini mengalami masalah

kesuburan dan gangguan pembuahan (konsepsi). Gangguan

kesuburan tersebut biasanya disebabkan karena masalah berat badan

yang tidak seimbang terlalu gemuk dan terlalu kurus.

c. Rokok

Merokok tidak hanya mengganggu kesehatan,namun juga dapat

menghambat dan menimbulkan masalah kesuburan. Pada wanita

merokok dapat menyebabkan penurunan produksi sel telur sehingga

dapat mengganggu kesuburan.


14

Konsep Dasar Kanker Serviks

Pengertian

Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang

menimbulkan kematian terbanyak akibat penyakit kanker terutama di

Negara berkembang. Diperkirakan dijumpai kanker serviks baru

sebanyak 500.000 orang di seluruh dunia dan sebagian besar terjadi di

Negara berkembang (Prawirohardjo, 2016). Kanker serviks menyerang

pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher

Rahim atau pintu masuk ke daerah Rahim yaitu bagian yang sempit di

bagian bawah antara kemaluan wanita dan Rahim (Rahmadhani, 2015).

Menurut data WHO tahun 2013, insidens kanker meningkat dari

12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012.

Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008

menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian

nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular.

Diperkirakan pada 2030 insidens kanker dapat mencapai 26 juta orang

dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara

miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat (KEMENKES

RI,2014). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Tanda dan Gejala Kanker Serviks

Tanda-tanda dini kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala.

Tanda-tanda dini yang tidak spesifik seperti sekret vagina yang agak

berlebihan dan kadang-kadang di sertai dengan bercak perdarahan.


15

Gejala umum yang sering terjadi berupa perdarahan pervaginam

(pascasenggama, perdarahan di luar haid) dan keputihan (Prawirohardjo,

2016). Kanker serviks membutuhkan proses yang sangat panjang yaitu

antara 10 hingga 20 tahun untuk menjadi sebuah penyakit kanker yang

pada mulanya dari sebuah infeksi. Oleh karena itu, saat tahap awal

perkembangannya akan sulit untuk di deteksi. Oleh karena itu disarankan

para perempuan untuk melakukan test pap smear setidaknya 2 tahun

sekali, melakukan test IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) dan

lainlain (Maysaroh, 2016).

Meskipun sulit untuk di deteksi, namun ciri-ciri berikut bisa

menjadi petunjuk terhadap perempuan apakah dirinya mengidap gejala

kanker serviks atau tidak:

a. Saat berhubungan intim selaku merasakan sakit, bahkan sering

diikuti oleh adanya perdarahan.

b. Mengalami keputihan yang tidak normal disertai dengan

perdarahan dan jumlahnya berlebih.

c. Sering merasakan sakit pada daerah pinggul.

d. Mengalami sakit saat buang air kecil.

e. Pada saat menstruasi, darah yang keluar dalam jumlah banyak dan

berlebih.

f. Saat perempuan mengalami stadium lanjut akan mengalami rasa

sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami bengkak,

nafsu makan menjadi sangat berkurang, berat badan tidak stabil,


16

susah untuk buang air kecil, mengalami perdarahan spontan

(Rahmadhani, 2017).

Penyebab kanker serviks

a. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari

kanker serviks. Saat ini terdapat 138 jenis HPV yang sudah dapat

teridentifikasi yang 40 diantaranya dapat ditularkan lewat hubungan

seksual.

b. Beberapa tipe HPV virus resiko rendah jarang menimbulkan kanker,

sedangkan tipe yang lain bersifat virus risiko tinggi. Baik tipe risiko

tinggi maupun tipe risiko rendah dapat menyebabkan pertumbuhan

abnormal pada sel tetapi pada umumnya hanya HPV tipe risiko tinggi

yang dapat memicu kanker (Rahmadhani, 2016).

Faktor resiko terjadinya kanker serviks.

Berikut ini beberapa faktor resiko terjadinya kanker serviks.

a. Usia

Usia > 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher

Rahim. Semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko

terjadinya kanker leher Rahim. Meningkatnya risiko kanker

leherrahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya

dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen serta

makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat usia (Bujawati,

2016).
17

b. Usia pertama kali melakukan hubungan seksual

Menikah pada usia kurang 20 tahun dianggap terlalu muda untuk

melakukan hubungan seksual dan beresiko terkena kanker leher

Rahim 10-12 kali lebih besar dari pada mereka yang menikah

padausia > 20 tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan setelah

seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukanhanya

dilihat dari sudah menstruasi atau belum. Kematangan juga

bergantung pada sel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian

dalam rongga tubuh. Umumnya sel mukosa baru matang setelah

wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin

hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan di

bawah usia16 tahun.

c. Jumlah pasangan seksual

Berganti-ganti pasangan akan mempertinggi peluang seorang wanita

tertular penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus

(HPV). Virus ini akan mengubah sel di permukaan mukosa hingga

membelah menjadi lebih banyak sehingga tidak terkendali dan

menjadi kanker.

d. Penggunaan Antiseptik

Kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan

antiseptik akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang

terjadinya kanker (Bujawati, 2015).


18

e. Wanita Perokok

Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker

serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian

menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung

nikotin. Nikotin, mempermudah semua selaput lendir sel tubuh

bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan,

paru maupun serviks. Namun tidak diketahui dengan pasti berapa

banyak jumlah nikotin yang dikonsumsi yang bisa menyebabkan

kanker leher Rahim (Bujawati, 2015).

f. Paritas

Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi

dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Dari berbagai literatur

yang ada, seorang perempuan yang sering melahirkan (banyak anak)

termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker leher

Rahim.

g. Penggunaan Kontrasepsi Oral dalam Jangka Waktu Lama

Penggunaan kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka lama yaitu

lebih dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko kanker leher Rahim1,5 –

2,5 kali.
19

h. Faktor kebersihan

Salah satu akibat yang timbul akibat kurang terjaganya kebersihan

mulut Rahim adalah munculnya keputihan. Jika dibiarkan, keputihan

bisa berakibat fatal dan menjadi penyebab terjadinya kanker serviks.

i. Gaya hidup yang buruk

j. Riwayat keluarga.

Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga dengan kanker serviks

mempunyai risiko yang sangat besar untuk menderita kanker serviks.

Pencegahan kanker serviks

Pencegahan primer kanker serviks dapat dilakukan melalui vaksinasi,

dan pencegahan sekunder melalui deteksi dini kanker serviks, keduanya

diketahui sebagai langkah-langkah pencegahan yang efektif (FIGO,

2012). Deteksi dini kanker serviks ini dapat dilakukan melalui

pemeriksaan Pap Smear atau IVA (inspeksi visual asam asetat).

Pencegahan kanker serviks tersebut sebaiknya dilakukan sedini mungkin

karena mengingat kasus-kasus kanker serviks datang ketempat

pelayanankesehatan pada stadium yang sudah lanjut dimana kanker

tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh sehingga

biaya pengobatan semakin mahal dan angka kematian semakin tinggi

(Juanda dan Kesuma, 2015).


20

Pengobatan Kanker Serviks

Setiap orang mengalami sakit, ada yang berat dan ada pula yang

ringan, tergantung kepada berat tugasnya cobaan atau ujian tersebut.

Jenis-jenis pengobatan pada Kanker Serviks:

a. Pembedahan

Tindakan pengobatan dapat dilakukan pada kanker serviks sampai

stadium IIA dan dengan hasil pengobatan seefektif radiasi, akan tetapi

mempunyai keunggulan dapat meniggalkan ovarium pada pasien usia

pramenopause.

b. Radioterapi

Terapi radiasi dapat deberikan pada semua stadium, terutama mulai

stadium IIB sampai IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil

tetapi tidak merupakan kandidat untuk pembedahan.

c. Kemoterapi

Kemoterapi terutama, diberikan sebagai gabungan radiokemoterapi

ajuvan atau untuk terapi paliatif ataukepada pasien yang penyakitnya

sudah tidak bereaksi terhadap penngobatan kuratif atau tidak dapat

disembuhkan pada kasus residif(kambuh).

Konsep Pemeriksaan IVA (inspeksi visual asam asetat)

Pengetian

IVA merupakan metode baru deteksi dini kanker serviks dengan

mengoleskan asam asetat (cuka) ke dalam leher rahim. Bila terdapat lesi
21

kanker, maka akan terjadi perubahan warna menjadi agak keputihan

pada leher Rahim yang diperiksa (Tilong, 2016). IVA adalah suatu

pemeriksaan serviks secara langsung (dengan mata telanjang) setelah

pemberian asam asetat (cuka) 3-5%. Pemberian asam asetat akan

mempengaruhi epitel abnormal dimana akan terjadi peningkatan

osmolaritas cairan ekstra celuler, yang bersifat hipertonik ini akan

menarik cairan dari intra celuler sehingga dan juga membutuhkan tenaga

professional. Mengingat kendala dari pap smear, metode skrining dengan

IVA test adalah metode alternatif yang dapat diaplikasikan membran sel

akan kolaps dan jarak antar sel akan semakin dekat. Akibatnya bayangan

kemerahan dari pembuluh darah di dalam stroma akan tertutup dan

serviks akan tampak berwarna lebih putih (Dewi, 2016).

Inspeksi Visual dengan asam asetat adalah pemeriksaan serviks

secara langsung tanpa menggunakan alat pembesaran (mata telanjang).

setelah pengusapan serviks dengan asam asetat 3–5%. Pemeriksaan ini

bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya lesi prakanker atau

kanker melalui warna epitel serviks menjadi putih yang disebut

acetowhite (Fitriani, 2016). Dari pengertian diatas, maka dapat di tarik

kesimpulan bahwa Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah

suatu pemeriksaan serviks secara langsung (mata telanjang) setelah

pemberian asam asetat 3-5% yang bertujuan untuk mendeteksi lesi

prakanker danapabila terdapat lesi prakanker maka akan terjadi

perubahan warna menjadiputih yang disebut acetowhite pada leher


22

Rahim yang diperiksa.Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat

dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan metode

IVA di puskesmas dengan harga relatif murah. IVA dilakukan hanya

untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode

deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan. Metode tersebut

memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan pap smear test

yang selama ini lebih popular (Tilong, 2016).

Keberhasilan ini diraih berkat kemampuan pemeriksaan skrining

test pap smear yang dapat mengenali adanya lesi prakanker serviks

(Pangesti, Nova Ari,2012). Namun pap smear membutuhkan persiapan

atau alat yang memadai misalnya laboratorium di negara berkembang

maupun di negara yang sumber dayanya terbatas dan juga telah terbukti

menurunkan lesi prakanker serviks (Orang‟o, Elkanah O, dkk, 2016).

Deteksi dengan metode IVA ini sangat cocok diaplikasikan di Negara

berkembang karena selain mudah, murah, efektif, tidak invasif, juga

dapat dilakukan langsung oleh dokter, bidan atau paramedik. Hasilnya

pun langsung bisa didapat, dan sensitivitas serta spesifitasnya cukup baik

(Samadi,2015).

Manfaat Pemeriksaan IVA

Manfaat dari IVA antara lain: Memenuhi kriteria tes penapisan

yang baik, Penilaian ganda untuk sensitivitas dan spesifitas

menunjukkan bahwa tes ini sebanding dengan Pap smear dan HPV atau

kolposkopi (Anonim, 2016).


23

Tujuan Pemeriksaan IVA

Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit

dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk

mengetahui kelainan yang terjadi pada leher Rahim (Suparyanto, 2016).

Jadwal Pemeriksaan IVA

Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi,

termasuk saat menstruasi, pada masa kehamilan dan saat asuhan nifas

atau pasca keguguran. Tes tersebut dapat dilakukan pada wanita yang

dicurigai atau diketahui memiliki IMS atau HIV/AIDS. Bimbingan

diberikan untuk tiap hasil tes, termasuk ketika konseling dibutuhkan.

Untuk masingmasing hasil akan diberikan beberapa instruksi baik yang

sederhana untuk ibu tersebut (misalnya kunjungan ulang untuk tes IVA

setiap 1 tahunsecara berkala atau 3/5 tahun paling lama) atau isu-isu

khusus yang harus dibahas seperti kapan dan dimana pengobatan dapat

diberikan, risiko potensial dan manfaat pengobatan, dan kapan perlu

merujuk untuk tes tambahan atau pengobatan yang lebih lanjut.

Program Skrining oleh WHO:

a. Skrining pada setiap wanita minimal 1x pada usia 35-40 tahun

b. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55

tahun

c. Kalau fasilitas ter sedia lebih, lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55

tahun Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada

wanita usia 25-60 tahun.


24

d. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur

hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.

e. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila: hasil positif (+)

adalah 1 tahun dan bila hasil negative (-) adalah 5 tahun (Suparyanto,

2011).

Kategori Pemeriksaan IVA

Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan dalam

pemeriksaan IVA. Salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:

a. IVA negative : serviks nomal.

b. IVA radang : serviks dengan radang (servisitis) atau kelainan

jinak lainya (polip serviks)

c. IVA positif :

ditemukan bercak putih (aceto white epithelium) kelompok ini

yang menjadi sasaran temuan pemindaian kanker serviks karena

temuan ini mengarah pada diagnosis seviks pra-kanker (dispalsia

ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).

d. IVA-Kanker serviks :

Pada tahap ini, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker

serviks masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat

kanker serviks bila ditemukan masih pada stadiuminvasi dini

(stadium IB-IIA) (Andira, 2015).


25

Indikasi pemeriksaan IVA

Semua wanita dianjurkan untuk melakukan tes kanker. Skrining

kanker leher Rahim dilakukan pada semua wanita yang memiliki faktor

resiko, yaitu:

a. Wanita usia muda yang pernah berhubungan seksual usia < 20 tahun

b. Memiliki banyak pasangan seksual

c. Riwayat pernah mengalami IMS (infeksi menular seksual)

d. Ibu atau saudara yang memiliki kanker serviks

e. Hasil pap smear yang sebelumnya tidak normal

f. Wanita yang terlalu sering melahirkan

g. Wanita perokok (Nofrida, 2016)

Ada beberapa syarat mengikuti Test IVA yaitu:

a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual

b. Tidak sedang datang bulan atau haid

c. Tidak sedang hamil

d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual (Suparyanto,

2011).

Kontraindikasi pemeriksaan IVA

Tidak direkomendasikan pada wanita pasca menopause, karena

daerah zona transisional seringkali terletak kanalis servikalis dan tidak

tampak dengan pemeriksaan inspekulo (Nofrida, 2012).


26

Teknik pemeriksaan IVA

Untuk pemeriksaan IVA dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut:

a. Ruang tertutup karena pasien di periksa dengan posisi litotomi.

b. Tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien besar dalam posisi

litotomi.

c. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks.

d. Spekulum vagina.

e. Asam asetat 3-5%

f. Swab-lidi kapas

g. Sarung tangan (Fitriani, 2016).

Kelebihan dan kekurangan metode IVA

Infeksi visual dengan asam asetat merupakan metode skrining

dengan kelebihan-kelebihan sebagai berikutPemeriksaan bersifat tidak

invsasif, mudah pelaksanaannya serta murah.

a. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi,

dapat dikerjakan oleh tenaga medis pada semua tingkat pelayanan

kesehatan seperti perawat dan bidan.

b. Alat-alat yang di butuhkan sangat sederhana.

c. Hasil didapat dengan segera, tidak perlu menunggu hasil dari

laboratorium sebagaimana pada pemeriksaan sitologi, sehingga

perawatan dapat diberikan segera bahkan bersamaan dengan

pemeriksaan.
27

d. Memiliki sensitivitas yang tinggi.

Beberapa hasil dari penelitian mengenai IVA mendapatkan

bahwa pemeriksaan IVA dan pemeriksaan sitologi pap mempunyai

kemampuan yang hampir sama dalam mendeteksi secara dini lesi

prakanker dan cocok digunakan untuk pusat pelayanan sederhana.

Namun demikian di samping kelebihan-kelebihan diatas

pemeriksaan IVA memiliki beberapa kelemahan keterbatasan

diantarnya nilai positif palsu yang tinggi disamping itu

pemeriksaan IVA tidak bisa mengamat kelainan pada endoserviks

yang pada 3 (tiga) dekade terakhir ini terjadi peningkatan proporsi

relatif dari lesi glandular serviks (Fitriani, 2016).

Keunggulan metode IVA dibandingkan pap smear

Adapun beberapa keunggulan metode IVA dibandingkan pap

smear adalah sebagai berikut:

a. Tidak memerlukan alat tes laboratorium yang canggih (alat

pengambil sampel jaringan, preparat, regen, mikroskop, dan lain

sebagainya).

b. Tidak memerlukan teknisi lab khusus untuk pembacaan hasil tes.

c. Hasilnya langsung diketahui, tidak memakan waktu berminggu

minggu.

d. Sensitivitas IVA dalam mendeteksi kelainan leher Rahim lebih

tinggi dari pada pap smear test (sekitar 75%), meskipun dari segi

kepastian lebih rendah (sekitar 85%.


28

e. Biayanya sangat murah (bahkan, gratis bila di puskesmas)

(Tilong, 2016)

Orang-orang yang dirujuk untuk Tes IVA

Jika hasilnya adalah positif maka pemeriksaan sebaiknya

dilanjutkan dengan pap smear di laboratorium atau gynescopy oleh

dokter ahli kandungan. Orang-orang yang dirujuk untuk tes IVA

adalah:

a. Setiap wanita yang sudah/pernah menikah.

b. Wanita yang beresiko tinggi terkena kanker serviks, seperti

perokok menikah muda, sering berganti pasangan.

c. Memiliki banyak anak ( Sukaca, 2016).


BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangkah hubungan antar

variabel yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang telah

dilakukan (Notoatmodjo 2013)

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah pengetahuan WUS tentang

Pemeriksaan IVA.

Variabel Tunggal
Keterangan:
Pengetahuan WUS tentang pemeriksaan IVA Baik
: yang diteliti Cukup
: yang tidak diteliti Kurang
Dipengaruhi oleh:
: Penghubung
- - Pendidikan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
- Informasi media massa
- Ekonomi
- Pekerjaan
29
- Keluarga
- Usia
BAB IV

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian memuat dua aspek penting yaitu rancangan

penelitian yang digunakan dan pendekatannya (Saryono, 2015). Dalam

penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif, yaitu suatu

penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan suatu

fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Survei deskriptif dilakukan

terhadap sekumpulan objek bertujuan untuk melihat gambaran fenomena

(termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu

(Notoatmodjo, 2016).

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Oesapa, Kota

Kupang.

Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 16- 22 Januari 2019.

30
31

Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2016). Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan wanita

usia subur tentang pemeriksaan IVA.

Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.

Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atu objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2016). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

wanita usia subur yang mengikuti pemeriksaan IVA pada 1 Januari-

November 2018 berjumlah 204 orang.

Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi dengan menggunakan sampling (Notoatmodjo, 2016).

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dari sebagian

populasi di Puskesmas Oesapa 41 sampel.

Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan suatu seleksi sampel

yang di gunakan dalam penelitian populasi yang ada. Teknik sampling

yang digunakan dalam penelitian ini adalah “ purposive sampling”

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu( Sugiyono, 2015). Pertimbangan tersebut di tentukan oleh

peneliti
32

sendiri dimana semua wanita usia subur yang memenuhi kriteria

inklusi pada saat melakukan penelitian di pilih sebagai sampel

Kriteria inklusi :

 Wanita usia 15-49 tahun yang datang memeriksakan kesehatannya

di Puskesmas Oesapa selama penelitian berlangsung.

Kriteria eksklusi :

 Wanita yang sudah pernah melakukan pemeriksaan Iva

 Wanita yang tidak bersedia menjadi responden

 Wanita usia <15 - >49 tahun

Besar sampel yang menjadi objek dalam penelitian di hitung dalam

rumus arikunto, yaitu apabila populasi penelitian lebih dari 100 maka

dapat di ambil 10-15% atau 20-25 % dari populasi,yaitu sebagai

berikut :’

N=%xN

Diketahui :

N : 204

n : 20% x 204

n : 40,8

n : 41

N : Populasi

n : Sampel

Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah sebanyak 41 sampel.


33

Definisi Operasional

Devinisi operasional merupakan devinisi yang membatasi

ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang di teliti.

Tabel 3.1 definisi operasional

Variabel Definisi Parameter dan Alat Ukur Hasil skala

penelitian operasional Ukur


Kategori

Pengetahuan Kemampuan Pengetahuan Kuesioner -kurang Ordinal

Wanita Usia WUS untuk baik, bila skor:


-cukup
Subur menjawab 100%
-baik
Tentang pertanyaan Pengetahuan

Pemeriksan yang cukup, bila

IVA. berkaitan skor:56%-75%

dengan Pengetahuan

pemeriksaan kurang bila

IVA. skor: <56%


34

Teknik Pengumpulan Data

Data primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian dengan mengenakan pengukuran/ alat pengambilan data

langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Kelebihan

data primer adalah akurasinya lebih tinggi. Sedangkan kelemahannya

adalah ketidakefisienan, untuk memperolehnya memerlukan sumber

daya yang lebih besar (Saryono,2015). Dalam penelitian ini, data

primer diperoleh langsung dari sumber data yang dikumpulkan dengan

memberikan kuesioner yang berisi 20 daftar pertanyaan, 10 pertanyaan

positf (favourable) jika benar skor 1 dan skor 0 jika salah dan 10

pertanyaan negatif (unfavourable) jika benar skor 0 dan skor 1 jika

salah. Pertanyaan yang diberikan kepada responden yang telah dibuat

peneliti dengan mengacu pada kepustakaan.

Data Sekunder

Data sekunder disebut juga tangan kedua. Data sekunder adalah

data yang diperoleh peneliti dari pihak lain, tidak langsung diperoleh

peneliti dari subjek penelitiannya. Biasanya berupa data dokumentasi

atau data laporan yang telah tersedia. Keuntungan data sekunder

adalah efisien tinggi, sedangkan kelemahannya adalah kurang akurat

(Saryono, 2015). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari

data puskesmas Oesapa Kupang yang berupa data wanita usia subur

yang mengikuti pemeriksaan Iva di Puskesmas Oesapa.


35

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk

mengukur tingkat pengetahuan adalah kuesioner atau daftar pertanyaan

terstruktur. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun

dengan baik, sudah matang, di mana responden (dalam hal angket) dan

interview (dalam hal wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2016).

Metode Pengambilan Dan Analisa Data

Metode Pengolahan Data

Langkah-langkah yang akan digunakan dalam pengolahan data

menurut Arikunto (2015).

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan

terhadap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Peneliti

memeriksa jawaban dari responden langsung ditempat penelitian

dan jika ada beberapa responden yang belum mengisi lembar

kuesioner secara lengkap dan peneliti meminta responden untuk

melengkapi kekurangannya langsung pada saat penelitian

(Notoatmodjo, 2016).
36

b. Scoring

Scoring adalah kegiatan pemberian nilai pada kuesioner yang didapat

dari jumlah skor masingmasing pertanyaan (Notoatmodjo, 2016).

Dalam penelitian ini, pemberian nilai antara lain untuk pertanyaan

favourable jika jawaban responden benar diberi skor 1 dan jika

jawaban salah diberi skor 0, sedangkan untuk pertanyaan

unfavourable jika jawaban benar diberi skor 0 dan jawaban salah

diberi skor 1.

c. Tabulating

Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo,2016). Tabulasi

dilakukan dengan pembuatan tabel distribusi frekuensi yang berisi

hasil data dari variable pertanyaan yang itemnya dikelompokkan.

d. Memasukan data (Data Entry)

Data Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan

membuat tabel kontingensi (Hidayat,2015). dalam penelitian ini

memasukkan data yang dari kuesioner kedalam computer untuk

dibuat distribusi.

Analisa data

Analisa data adalah meringkas, mengklarifikasi dan menyajikan data

yang merupakan langkah awal dari analisis lebih lanjut. Analisa data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat yang


37

dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian (Notoatmodjo, 2016). Untuk variabel tingkat

pengetahuan dikategorikan menjadi 3, yaitu dikatakan baik apabila

presentase 76-100%, cukup apabila presentase 56-75%, dan kurang bila

hasil presentase <56% (Nursalam,2015). Presentase diperoleh dengan

menggunakan rumus :

𝑝 = jumlah pernyataan yang


benar x 100%
jumlah seluruh pernyataann

Keterangan :

P = Prosentase

x = Jumlah skor

n =Jumlah skor tertinggi

100 = Bilangan tetap

4.9. Etika Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2011), dalam kegiatan keilmuan yang berupa

penelitian manusia sebagai pelaku penelitian dengan manusia lain sebagai

objek penelitian juga tidak terlepas dari etika atau sopan santun. Dalam

melakukan penelitian ini, peneliti mencantumkan beberapa etika penelitian :

1. Informed Concent

Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan


38

untuk menjadi responden. Lembar persetujuan antar peneliti dengan

responden diberikan sebelum penelitian sehingga subyek mengerti

maksut dan tujuan peneliti danmengetahui dampaknya jika subyek

bersedia maka mereka menandatangani lembar persetujuan dan jika

responden tidak tersedia maka peneliti menghormati hak responden

(Hidayat, 2010). Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan

responden diberi lembar permohonan, dan jika mereka setuju maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden

tidak bersedia maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati hak responden.

2. Anonimity (tanpa nama) Memberikan jaminan dalam penggunaan

peneliti dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode (Hidayat,

2015). Pada alat ukur atau kuesioner, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden melainkan menggantikan dengan

angka 1-60.

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Pada penelitian yang akan dilakukan, semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti dan tidak

disampaikan kepada pihak lain yang tidak terkait dengan penelitian

(Hidayat,2010).
BAB V

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Di tinjau dari segi geografis Puskesmas Oesapa Kota Kupang berada

di Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan Osapa terletak di sebelah utara

berbatasan dengan Teluk Kupang, sebelah selatan berbatasan dengan

Kecamatan Oebobo, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kupang

Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Lama.

Pada bab ini akan disajikan keseluruhan hasil penelitian yang berjudul

“ Gambaran Pengetahuan WUS Tentang Pemeriksaan IVA ” di wilayah kerja

Puskesmas Oesapa yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan

penelitian yang ada pada bab pendahuluan. Hasil penelitian ini di sajikan

yaitu berupa kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu wanita usia

subur yang memeriksakan diri di Puskesmas Oesapa Kota Kupang NTT

berjumlah 41 responden. Dari data yang yang telah dikumpulkan kemudian

diolah dan dikelompokan. Hasil penelitian ini meliputi data umum dan data

khusus. Data umum di sajikan berupa gambaran umum yang mencakup

karakteristik responden berdasarkan umur, pekerjaan, pendidikan.

Sedangkan data khusus yang disajikan berupa data tingkat pengetahuan

wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA.

39
40

Setelah semua data dikumpulkan peneliti melihat bahwa semua data telah

memenuhi syarat untuk diolah secara manual kemudian di masukan ke dalam

tabel. Hasil pengolahan data telah dilakukan kemudian dimasukkan ke dalam

tabel frekuensi yang disertai penjelasan sebagai berikut.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 16 -22

Januari 2019 di Puskesmas Oesapa Kota Kupang.

Berdasarkan judul penelitian “ Gambaran Pengetahuan WUS tentang

Pemeriksaan IVA Puskesmas Oesapa Kota Kupang tahun 2019 ”. Di sajikan

dalam tabel distribusi frekuensi dan di jelaskan sesuai dengan tabel.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah cara analisis dengan mendiskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

ataupun membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.
41

Data umum

1. Karakteristik responden Umur

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan umur

di Puskesmas Oesapa

Tahun 2019.

No Umur Frekuensi Presentase %

1 20 – 25 16 39,0 %

2 26 – 30 19 46,3 %

3 31 – 35 6 14,6 %

Total 41 100 %

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 5.1 di atas kelompok umur responden 20- 25

tahun sebanyak 16 responden ( 39,0 % ), umur 26 – 30 tahun sebanyak

19 responden ( 46,3 %), dan umur 31- 35 tahun sebanyak 6 responden

(14,6 %). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa umur responden

yang paling banyak adalah 26 – 30 tahun yaitu sebanyak 19 responden

(44%).
42

2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan.

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan Pendidikan

di Puskesmas Oesapa

Tahun 2019.

No Pendidikan Frekuensi Presentase %

1 SD 2 4,8 %

2 SMP 12 29,2 %

3 SMA 18 43,9 %

4 PerguruanTinggi 9 21,9%

Total 41 100 %

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.2 di atas kelompok pendidikan responden

yang berpendidikan SD sebanyak 2 responden ( 4,8 %) , SMP

sebanyak

12 responden(29,2%), SMA sebanyak 18 responden (43,9%), dan

perguruan tinggi sebanyak 9 responden (21,9 %). Dari data di atas

dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang paling banyak adalah SMA

yaitu sebanyak 18 responden (43,9 %).


43

3. Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan

di Puskesmas Oesapa

Tahun 2019.

No Pekekrjaan Frekuensi Presentase %

1 IRT 32 78,0 %

2 GURU 5 12,1 %

3 POLISI 1 2,4 %

4 SWASTA 2 4,8 %

5 PELAJAR 1 2,4 %

Total 41 100 %

Berdasarkan tabel 5.3 di atas kelompok status pekerjaan sebagai

IRT sebanyak 32 responden (78,0 %), Guru sebanyak 5 responden

(12,1 %), Polisi sebanyak 1 responden ( 2,4 %), Swasta sebanyak 2

responden ( 4,8 %), dan Pelajar sebanyak 1 responden ( 2,4 %). Dari

data di atas dapat disimpulkan bahwa status pekerjaan ibu yang paling

banyak adalah IRT yaitu sebanyak 32 responden( 78,0 % ).


44

Data Khusus

Pada data variabel ini yang di teliti meliputi Pengetahuan WUS

tentang pemeriksaan IVA di Puskesmas Oesapa.

Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan WUS Tentang Pemeriksaan

IVA di Puskesmas Oesapa

Tahun 2019.

No Pengetahuan Frekuensi Presentase %

1 Baik 8 19,5 %

2 Cukup 15 36,5 %

3 Kurang 18 43,9 %

Total 41 100 %

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.4 tingkat Pengetahuan WUS tentang

pemeriksaan Iva di Puskesmas Oesapa pada kategori baik sebanyak 8

responden ( 19,5 %), pengetahuan cukup sebanyak 15 responden

( 36,5%), dan yang pengetahuan kurang sebanyak 18 responden

(43,9 %). Jadi tingkat Pengetahuan WUS tentang pemeriksaan IVA yang

paling banyak di katergorikan dalam pengetahuan kurang yaitu sebanyak

18 responden ( 43,9 %). Jadi dari hasil penelitian di atas, sebagian

responden di kategorikan dalam pengetahuan kurang.


BAB VI

PEMBAHASA

Pengetahuan WUS Tentang Pemeriksaan IVA Dalam Kategori Baik :

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 16 januari

2019 tentang “Pengetahuan WUS tentang pemeriksaan IVA di Puskesmas

Oesapa Kota Kupang” dari hasil penelitian yang peroleh dinyatakan bahwa

pengetahuan WUS pada kategori baik sebanyak 8 responden ( 19% ).

Pengetahuan merupaka domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang , proses adopsi perilaku seseorang didasari

oleh pengetahuan. Pengetahuan di perlukan sebagai dorongan fisik dalam

menumbuhkan rasa percaya diri sehingga dikatakan bahwa pengetahuan

merupakan stimulasi terhadap tindakan sesorang (Notoatmodjo, 2011)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

pengetahuan wus tentang pemeriksaan IVA maka perilaku tentang

pemeriksaaan IVA juga semakin baik. Demikian juga sebaliknya jika

pengetahuan WUS rendah tentang pemeriksaan IVA maka perilaku tentang

pemeriksaan IVA juga semakin rendah.

Pengetahuan WUS Tentang Pemeriksaan IVA Dalam Kategori Cukup :

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 16 januari

2019 tentang “Pengetahuan WUS tentang pemeriksaan IVA di Puskesmas

45
46

Oesapa Kota Kupang” dari hasil penelitian yang peroleh dinyatakan bahwa

pengetahuan WUS pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (37%).

Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga.( Notoadmodjo

,2013).

Dari hasil hasil penelitian yang di lakukan di Puskesmas Oesapa

Tahun 2019 di temukan responden yang berpengetahuan cukup di karenakan

masih sedikit pengetahuan yang diperoleh wanita usia subur tentang

pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat dari media massa, Instansi

kesehatan, instansi pendidikan, pengalaman dari teman-teman atau keluarga

dan dari petungas kesehatan, sehingga pengetahuan wanita usia subur

tentang pemeriksaan iva masih sangat terbatas.

Pengetahuan WUS Tentang Pemeriksaan IVA Dalam Kategori Kurang :

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 16 januari

2019 tentang “Pengetahuan WUS tentang pemeriksaan IVA di Puskesmas

Oesapa Kota Kupang” dari hasil penelitian yang peroleh dinyatakan bahwa

pengetahuan WUS pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (44%).


47

Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden yaitu pendidikan,

umur, pekerjaan, pengalaman, sosial budaya, ekonomi, informasi dan

lingkungan.

Menurut Dewi (2012), bahwa pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kualitas hidup.

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk berperilaku seseorang

akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta

dalam pembangunan pada umumnya semakin tinggi pendidikan sesoramg

semakin mudah untuk menerima informasi.

Dari penelitian yang dilakukan di Puskesmas Oesapa Tahun 2019

ditemukan responden yang berpengetahuan kurang di karenakan oleh

berbagai faktor seperti rendahnya pengetahuan, dan kurangnya kunjungan ke

fasilitas kesehatan untuk mendapatkan informasi.

Keterbatasan Peneliti

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih ada keterbatasan antar

lain :

1. Dalam penelitian ini penulis tidak bisa mengumpulkan responden dalam

satu waktu, sehinggga penulis ,membutuhkan beberapa waktu untuk

menunggu Wanita usia subur yang datang memeriksakan diri di

Puskesmas Oesapa Kota Kupang.


48

2. Penulis harus menunggu responden dalam mengerjakan kuesioner,

responden tidak focus pada kuesioner yang telah di berikan oleh penulis

dan responden langsung mengerjakan kuesioner tersebut.


BAB VII

PENUTUP

Kesimpulan

Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA di

Puskesmas Oesapa dalam kategori baik sebanyak 8 responden

(19,5%).

Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA di

Puskesmas Oesapa dalam kategori cukup sebanyak 15

responden ( 36,5%).

Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA di

Puskesmas Oesapa dalam kategori kurang sebanyak 18

responden ( 43,9 %).

Saran

Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi tenaga

kesehatan untuk terus mempromosikan atau memberikan informasi

serta memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya

pemeriksaan IVA bagi Wanita Usia Subur terutama yang sudah

menikah.

49
Bagi Wanita Usia Subur

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,

pengetahuan dan informasi bagi Wanita Usia Subur mengenai

pentingnya pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini kanker serviks.

Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan

wawasan peneliti serta sebagai media untuk menerapkan kemampuan

di bidang penelitian yang telah didapatkan selama perkuliahan.

Bagi Stikes Nusantara Kupang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

pengembangan ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan Inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA) dapat menambah referensi di perpustakaan dan

bagi mahasiswa Prodi D-III Kebidanan STIKES NUSANTARA

KUPANG.

50
DAFTAR PUSTAKA

Emilia, Ova, dkk. Bebas Ancaman Kanker Serviks. Media Pressindo. Yogyakarta:

2016.

Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Salemba Medika. Jakarta: 2017.

Juanda, Desby dan Hadrians Kesuma. Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi Visual

Asam Asetat) untuk Pencegahan Kanker Serviks. 2015. http://ejournal

.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/download/2549/1396.Diakses 20 Desember

2018. Kupang.

Norazizah, Yayuk dan Rahmawati, Ita. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur

Tentang Pemeriksaan IVA Tes Dan Kanker Serviks Di Desa Geneng

Kecamatan Batekalit Kabupaten Jepara. Vol.4, No.1. 2013. http://jurnal

.akbidalhikmah.ac.id/index.php/jkb/article/download/92/90.Diakses20Nove-

mber 2018. Kupang.

Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi Revisi.

Rineka Cipta. Jakarta: 2016.

Pangesti, Nova Ari, dkk. Gambaran Karakteristik Wanita Usia Subur (WUS) yang

Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas

Karanganyar.2012.http://www.ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index.php/

JIKK/article/view/7 1. Di akses 7 Desember 2018. Kupang


Prayitno, Sunyoto. Buku Lengkap Kesehatan Organ Reproduksi Wanita. Saufa.

Jogjakarta: 2014.

Sandina, Dewi. 9 Penyakit Mematikan Mengenali Tanda & Pengobatannya. Smart

Pustaka. Yogyakarta: 2017.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R

& D). Alfabeta. Bandung: 2015.

Sukaca, Bertiani E. Cara Cerdas Menghadapi Kanker serviks (Leher Rahim).

Genius Publisher. Yogyakarta: 2016.

Suparyanto. Wanita Usia Subur. 2016. http://drsuparyanto.blogspot.co.id/2011/

10/wanita-usia-subur-wus.html.Diakses 7 Desember 2018. Kupang.

Suparyanto. Deteksi Kanker Serviks dengan Metode IVA. 2016.

http://drsuparyanto.blogspot.co.id/2011/04/deteksi-kanker-servik-dengan-

metodeiva.html. Diakses 22 November. Kupang.

Suwarjana, I Gusti B P dan Dharmadi, I Made. Gambaran Tingkat Pengetahuan

Wanita Usia Subur (WUS) terhadap Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam

Asetat (IVA) di Wilayah Kerja UPT Kesmas Payangan. 2016.

Zakeeya, Elina. Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Penyakit Kandungan.

Araska. Yogyakarta: 2016.


PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KepadaYth,

Saudara/Saudari

Di Tempat

DenganHormat,

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

NAMA : LINDA JUNITA BAKO

NIM 2016115078

Adalah mahasiswa akademik kebidanan STIKES Nusantara Kupang yang

mengadakan penelitian tentang :“ GAMBARAN PENGETAHUAN WUS

TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI

PUSKESMAS OESAPA KUPANG TAHUN 2019”

Yang diharapkan darisaudara /saudari adalah mengisi lembar kuesioner yang

diberikan oleh peneliti dan menjawab pernyataan –pernyataan sesuai dengan

petunjuk yang diberikan, peneliti akan menjaga kerahasiaannya dan hanya di

gunakan untuk kepentingan penelitian saja dan bila digunakan lagi, akan

dimusnakan.

Apabila saudara /saudari bersedia, mohon tanda-tangani lembar persetujuan

danmengisi kuesioner yang disertakan dalam lembaran ini.

Demikian atas perhatian saudara/ saudari di ucapkan terima kasih.


Peneliti,

LINDA JUNITA BAKO

NIM.2016115078

LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti maka saya tanpa ada paksa

dari siapa saja bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden pada penelitian yang

di lakukan oleh mahasiswa Kebidanan STIKES NUSANTARA KUPANG yang

bernama LINDA JUNITA BAKO dengan judul” Gambaran Pengetahuan Wanita

Usia Subur Tentang Pemeriksaan Iva di Puskesmas Oesapa Tahun 2019”


Demikian surat persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa unsur

paksaan.

Kupang, Januari 2019

Responden
Jl.El Nibaki no. 99 liliba Kupang NTT
No.Telp. (0380) 828233
Website: www.stikesnusantara.com
E-mail:stikes@gmail.com

LEMBAR KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG

PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS OESAPA KUPANG

Karakteristik Responden

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Pernah tes IVA : Ya (…..) Tidak (…..)

Petunjuk:

Isilah data dengan baik dan benar serta jawablah semuah pertanyaan yang

ada sesuai dengan petunjuk.

I. Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang menurut anda paling benar

Pernyataan Jawaban

IVA(Inspeksi Visual Asam Asetat)

50
merupakan salah satu metode pemeriksaan

yang dilakukan untuk mendeteksi penyakit

kanker serviks

Pemeriksaan iva dapat mencengah kanker

serviks?

IVA adalah suatu pemeriksaaan mulut

rahim dengan cara langsung (dengan mata

telanjang)

Tujuan dari pemeriksaan IVA untuk

mengetahui adanya kelainan pada (serviks)

mulut rahim

Wanita yang memiliki riwayat keluarga

dengan kanker serviks ialah wanita yang

harus melakukan pemeriksaan IVA

Wanita yang dapat melakuan pemeriksaan

IVA ialah wanita yang memiliki banyak

pasangan seksual

Wanita yang tidak dianjurkan melakukan

pemeriksaan IVA ialah wanita usia lanjut

Ciri ciri wanita yang dianjurkan melakukan

pemeriksaan iva ialah wanita yang banyak

anak

Kelebihan dari pemeriksaan IVA dapat di

dilakukan oleh tenaga medis kesehatan


seperti bidan dan perawat

Penggunaan pembersih vagina yang

mengandung antiseptic dapat mencegah

kanker serviks

Kekurangan dari pemeriksaan IVA ialah

tidak dapat mengamati mulut rahim secara

dalam

Pemeriksaan IVA dapat diketahui hasilnya

segera setelah pemeriksaan

Pemeriksaan IVA membutuhkan biaya

yang mahal

Kanker serviks meerupakan penyakit yang

sangat berbahaya dan dapat menyerang

pada setiap wanita

Agar terhindar dari kanker seviks

sebaiknya jangan berganti-ganti pasangan

Wanita perokok tidak memicu kanker

serviks

Pemeriksaan IVA murah dan mudah untuk

dilakukan

Jika sedang dalam kondisi menstruasi,

boleh melakukan tes IVA

Keterlambatan dalam mendeteksi kanker

serviks dapat mengakibatkan tidak


tertolongnya penderita kanker serviks.

Kebersihan alat kelamin penting untuk

mencengah terserangnya kanker serviks

Jawaban Kuesioner
1. B 11. B

2. S 12. B

3. B 13. S

4. B 14. S

5. B 15. B

6. B 16. S

7. B 17. B

8. B 18. S

9. B 19. B

10. S 20. B
No Na U Pendi Pek Nomor soal S % Prese

ma m dikan e k ntase

ur rjaa or

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

1 Ny. 26 SMP IRT 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 9 4 Kura

S 5 ng

2 Ny. 30 SMP IRT 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 6 3 Kura

M 0 ng

3 Ny. 28 SMA IRT 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 6 Cuku

V 3 5 p

4 Ny. 21 SMA IRT 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 6 Cuku

M 2 0 p

5 Ny. 30 SMP IRT 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 Cuku

M 4 0 p

6 Ny. 28 SMA IRT 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik

S 6 0

7 Ny. 27 SI GU 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 Baik

V RU 6 0

8 Ny. 30 SMP IRT 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 8 4 Kura

P 0 ng

9 Ny. 25 SMP IRT 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 5 kuran

N 0 0 g

1 Ny. 21 SMA Pelaj 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 9 4 Kura


0 R ar 5 ng

1 Ny. 20 SMA IRT 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 Cuku

1 L 4 0 p

1 Ny. 23 SMP IRT 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 8 4 Kura

2 M 0 ng

1 Ny. 25 SMA IRT 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 5 Kura

3 G 1 5 ng

1 Ny. 31 SI GU 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 6 Cuku

4 T RU 3 5 p

1 Ny. 30 SMA IRT 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 6 Cuku

5 V 2 0 p

1 Ny. 33 DIII IRT 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5 Kura

6 S 0 0 ng

1 Ny. 32 SMP IRT 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 Cuku

7 M 3 5 p

1 Ny. 27 SMA IRT 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 5 Kura

8 R 1 5 ng

1 Ny. 26 SD IRT 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5 Kura

9 M 1 5 ng

2 Ny. 24 DIII IRT 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 Baik

0 N 6 0

2 Ny. 25 SI GU 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 6 Cuku

1 D RU 3 5 p

2 Ny. 28 SMP IRT 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 6 Cuku


2 A 2 0 p

2 Ny. 29 SMA IRT 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 5 Kura

3 D 1 5 ng

2 Ny. 33 SMA IRT 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 5 Kura

4 E 1 5 ng

2 Ny. 31 SMP IRT 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 5 Kura

5 U 1 5 ng

2 Ny. 29 SMP IRT 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik

6 R 6 0

2 Ny. 28 SMA IRT 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 Baik

7 V 6 0

2 Ny. 28 SMA IRT 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 6 Cuku

8 M 3 5 p

2 Ny. 20 SMA IRT 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik

9 G 7 5

3 Ny. 27 SMA IRT 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 Baik

0 I 6 0

3 Ny. 25 SI GU 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 Cuku

1 L RU 4 0 p

3 Ny. 23 SMA Polis 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 Cuku

2 J i 4 0 p

3 Ny. 24 SMP IRT 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 5 Kura

3 N 1 5 ng

3 Ny. SI SW 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 Cuku
4 R 27 AST 3 5 p

3 Ny. 20 SMA IRT 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 5 Kura

5 I 1 5 ng

3 Ny. 28 SMA IRT 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 9 4 Kura

6 S 5 ng

3 Ny. 22 SMA IRT 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 6 Cuku

7 L 3 5 p

3 Ny. 24 SMP IRT 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 Kura

8 B 0 0 ng

3 Ny. 29 DIII SW 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 Cuku

9 S AST 2 5 p

4 Ny. 33 SI GU 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 Baik

0 J RU 6 0

4 Ny. 20 SD IRT 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 7 3 Kura

1 M 5 ng

MASTER TABEL

Anda mungkin juga menyukai