TEKA IKU
panjang seperti meja dan tempat duduk para lepo. Menurut cerita,
melawan Belanda. Di tempat inilah Teka Iku selalu menemui para lepo.
anak yang dipungut oleh Moan Mitan. Moan Mitan memiliki seorang
anak yang bernama Moan Iku. Dalam cerita itu disebutkan Moan Teka
dan Moan Iku adalah satu dan tak terpisahkan. Keduanya kemudian
menyebut diri Moan Teka Iku, karena merasa satu. Sebutan itu lalu
Sebenarnya Moan Teka Iku adalah sosok dua orang yang telah
bambu. Teka Iku dalam kisahnya dalam buku Sejarah Perjuangan Teka
Iku yang ditulis oleh Antonius Anton Nurak adalah panglima perang
yang memiliki motto yang membakar semangat yang berbunyi : A'u Teka
Iku Rebu Bait (Akulah Teka Iku Pahit Bagaikan Besi), Rebu Natan Kena
Ngang (Besi Retak Jenis Baja), Damar Jawa Daan Dadin (Menghijaukan
Sepanjang Tahun).
Belanda. Hal inilah yang membuat Moan Teka Iku melawan. Dia ingin
kata sebagai berikut: Iku Mitan Manu. Nai Gata Neta Klereng. Manu
Nanga Eron Blon. Toki Tokang Sara Plapeng. Toki Ene Loar Ha. Artinya
leher panjang. Cotok-pagut dengan tepat. Kuserbu habis, satu pun tak
Ada pula kata-kata yang sering dijadikan kekuatan, antara lain Pale
Tupat Lamen Doa. Kena Desa Ola Gelit, Sede Gete. Mapa Letan Hepen di
Gena. Lala di Gena. Peli Mitan Aur Meran. Laen Ojo Nulu Olor yang
perkasa, terampil dan berbudi luhur. Moan Teka Iku juga bertubuh
kuat, kekar lagi terampil, mampu dan bertanggung jawab. Ia juga sosok
Bei Hara, Getang, Apin Goot, Puho Rohe, Ian, Heo, Hewokloang, Bora
dan Klotong.
penjajah Belanda.
Dia dihukum 20 tahun penjara dan denda uang 300 gulden. Teka Iku
Watang. Teka Iku adalah sosok yang tidak hanya dikenal oleh
membuat sosok pria ini dikenal sebagai orang yang berjuang melawan
Tetapi hingga kini belum ada penetapan Moan Teka Iku sebagai
pahlawan nasional.