OLEH :
Mengetahui,
Penguji I Penguji II
Mengesahkan,
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada awal 2020 telah
menerbitkan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Universitas
Nusa Nipa Indonesia yang berada di daratan Flores merupakan salah satu
perguruan tinggi swasta terpilih yang menerapkan kebijakan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka. Dengan adanya program magang dari kebijakan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan ini diharapkan mampu memberikan pengalaman
kepada mahasiswa di setiap program studi. Kebijakan program magang ini juga
telah diterapkan oleh mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas
Nusa Nipa Indonesia yakni jurusan Public Relations dan Jurnalistik. Melalui
program magang tersebut, mahasiswa jurnalistik bisa langsung belajar di tempat
kerja (experiential learning) seperti teknik liputan secara langsung di lapangan,
mengemas informasi, membuat berita, belajar manajemen sebuah media, dan
sebagainya.
Selama magang mahasiswa jurnalistik juga akan mendapatkan hard skills
(keterampilan, complex problem solving, analytical skills, dan lain-lain) serta soft
skills (etika profesi/kerja, komunikasi, kerjasama, dan lain-lain). Sehingga dengan
adanya kegiatan-kegiatan yang diterapkan oleh sebuah perusahaan media dapat
membantu melahirkan lulusan mahasiswa jurnalistik yang berkualitas, memiliki
keterampilan, kemampuan, kreatifitas, rasional, independen, kritis, dan
berwawasan luas.
Penulis menjadi bagian dari kelompok magang yang ditempatkan di SKHU
Pos Kupang Biro Maumere yang berlokasi di Jl. Gelora, Kelurahan Madawat,
Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. SKHU Pos Kupang
Biro Maumere telah menjadi mitra kampus dan telah dinilai sebagai tempat
belajar yang tepat untuk mahasiswa jurnalistik yang akan melaksanakan kegiatan
magang. SKHU Pos Kupang adalah media di NTT yang paling lama dan masih
bertahan hingga saat ini. Sehingga mahasiswa yang melaksanakan kegiatan
magang di SKHU Pos Kupang bisa belajar dan mengasah kemampuan mereka
dengan bimbingan supervisor yang telah dipercayakan oleh pihak kampus.
Dengan begitu mahasiswa jurnalistik bisa memiliki pengalaman kerja dalam
bidang media sebelum memasuki dunia kerja nyata.
Pos Kupang telah menoreh begitu banyak sejarah. Pada tahun 1995, Pos
Kupang tergabung dan menjadi anak cabang dari Kompas Gramedia. Pos Kupang
sebagai salah satu produk PT. Timor Media Grafika hingga saat ini menjadi
pilihan masyarakat NTT dalam memperoleh informasi. Untuk dapat terus
berkompetisi sebagai sumber informasi masyarakat, media cetak pun melakukan
inovasi dengan cara berkonvergensi. Hal ini juga telah dilakukan oleh media Pos
Kupang. Melihat perkembangan teknologi komunikasi, media baru, dan kebiasaan
masyarakat sekarang dalam memperoleh informasi maka media Pos Kupang telah
melakukan konvergensi dengan menciptakan media online yaitu POS-
KUPANG.com. Tidak hanya media cetak saja namun Pos Kupang juga telah
memiliki media online yang bisa diakses dan dibaca oleh masyarakat kapan saja.
Meskipun begitu, posisi media cetak Pos Kupang masih tetap stabil di tengah
perkembangan media online.
Saat ini, dunia khususnya Indonesia sedang dilanda wabah COVID-19,
sebuah wabah yang menyebabkan kelumpuhan dalam berbagai aspek. Oleh
karena itu pemerintah Indonesia telah menerapkan beberapa kebijakan guna
mengentaskan permasalahan pandemi COVID-19 seperti physical distancing,
social distancing hingga pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar.
Sejak diakui secara resmi masuk di Indonesia pada Maret 2020 lalu,
pemerintah berusaha mengatasi penyebaran wabah itu dengan melakukan
sejumlah pembatasan wilayah dan hal ini berdampak bagi ekonomi masyarakat
Indonesia. Pandemi COVID-19 berimbas besar pada kelangsungan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Krisis ekonomi yang dialami oleh
UMKM pun menjadi ancaman besar bagi perekonomian nasional, mengingat
UMKM merupakan penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja
terbesar dalam beberapa dekade terakhir. UMKM yang merupakan penopang
produksi nasional tengah menghadapi goncangan dari sisi penawaran dan
permintaan, hal itu dapat berimplikasi pada penurunan kesejahteraan masyarakat.
Dilansir dari laman website http://lipi.co.id, Pusat Penelitian Ekonomi LIPI
telah melakukan Survei Kajian Cepat Dampak Pandemi COVID-19 terhadap
Kinerja UMKM Indonesia. Survei Kajian Cepat Dampak Pandemi COVID-19
terhadap Kinerja UMKM Indonesia yang dilaksanakan secara daring melibatkan
679 valid responden dengan mata pencaharian utama sebagai pelaku usaha. Data
survei menunjukkan bahwa selama pandemi 94,69% usaha mengalami penurunan
penjualan. Salah satunya adalah pelaku usaha dalam bidang kuliner yang juga
merasakan dampak dari pandemi COVID-19.
Selama pandemi, penghasilan sebagian besar pelaku usaha mengalami
penurunan. Para pelaku usaha di bidang kuliner harus bisa berpikir kreatif dan
melakukan transformasi agar tetap bertahan di tengah pandemi seperti yang terjadi
saat ini. Sebanyak 4.157 UMKM / UKM yang ada di Provinsi Nusa Tenggara
Timur juga telah merasakan dampak dari COVID-19. Ditinjau dari laman website
ANTARA NEWS.com (https://www.antara.com), koordinasi antara Bank
Indonesia (BI) dengan Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi,
ribuan UMKM di wilayah NTT yang terdampak COVID-19 mengalami
penurunan pendapatan hingga 75 %. Di Kabupaten Sikka terdapat 150 pelaku
UMKM yang tergabung di Asosiasi Pelaku UMKM dan Ekraft Sikka
(AKUSIKKA) yang masih produktif selama pandemi. Selain itu para pelaku
usaha lainnya juga masih tetap produktif berjualan meskipun pendapatan mereka
menurun. Di samping itu, ada beberapa kebijakan dan peraturan yang diterapkan
oleh pemerintah daerah selama pandemi yang juga menjadi kendala bagi sebagian
pelaku usaha di bidang kuliner yang berjualan pada sore hingga malam hari,
seperti diberlakukannya jam malam, tidak boleh ada kerumunan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, para pelaku usaha kuliner harus bisa mencari peluang dan cermat
dalam mengelola usaha kuliner mereka selama masa pandemi.
Berdasarkan informasi yang terdapat di laman https://covid-19.bps.go.id,
survei yang dilaksanakan pada Juli 2020 oleh Badan Pusat Statistik menunjukkan
bahwa pemanfaatan internet dan teknologi (TI) menjadi salah satu cara bagi
pelaku usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan pendapatan. Hal ini pula
yang dilakukan oleh para pelaku usaha kuliner di Kabupaten Sikka. Mulai dari
merubah waktu jualan, menggunakan medsos sebagai media promosi dagangan
mereka hingga membuka jasa delievery. Di tengah situasi pandemi seperti saat
ini, kebijakan dari pemerintah sendiri sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha.
Media massa memiliki peran strategis untuk memberikan informasi secara luas
terkait keberadaan dan persoalan pelaku UMKM/UKM di sisi lain juga sebagai
media untuk mempromosikan usaha para pelaku UMKM/UKM.
Isu COVID-19 saat ini mampu mewarnai perwajahan media di tahun 2020.
Berbagai media di Indonesia turut mengawal perkembangan pandemi tersebut
dengan beragam pemberitaan sehingga dalam waktu yang singkat mampu mencuri
perhatian banyak publik khususnya pembaca. Di sisi lain sejarah dibentuknya
media massa khususnya surat kabar sendiri adalah untuk memenuhi keingintahuan
khalayak akan semua peristiwa yang terjadi di sekelilingnya tanpa harus melihat
langsung ke lapangan. Setidaknya saat ini media massa masih berpengaruh besar
terhadap publik. Kita dapat mengetahui beragam macam hal, baik itu hal yang
sangat penting atau sebatas hiburan dari media massa. Bahkan publik juga bisa
dipengaruhi oleh media massa itu sendiri.
Di samping itu, banyaknya pelaku usaha dalam bidang kuliner yang
melakukan transformasi untuk meningkatkan penghasilan selama masa pandemi
menjadi topik yang ramai di perbincangkan oleh kalangan media massa. Masing-
masing media massa (cetak ataupun elektronik) mempunyai caranya sendiri dalam
mengemas dan memproduksi berita bisnis kuliner dari para usaha. Untuk
mengimbangi berita-berita berat (hard news) yang ada pada media tersebut,
media massa menyajikan artikel / berita ringan salah satunya adalah feature.
Kehadiran feature pada rubrik surat kabar bertujuan untuk mengimbangi berita
yang sifatnya berat dengan tulisan-tulisan monoton yang membuat perhatian dan
pikiran pembaca terkuras.
Wartawan harus bisa menyajikan informasi terkait bisnis kuliner yang
dijalankan oleh para pelaku usaha dengan gaya bahasa yang renyah dan menarik.
Pada umumnya untuk menyajikan informasi dengan gaya bahasa yang ringan,
renyah, khas, dan menarik, wartawan mengolah informasi tersebut menjadi soft
news. Menyajikan informasi tersebut dalam bentuk Feature mempunyai daya tarik
tersendiri bagi para pembaca karena selain memberikan informasi tetapi juga
memberikan edukasi dan hiburan. Feature bertujuan untuk menghibur pembaca
setelah membaca artikel berita lainnya dalam surat kabar yang bersifat serius dan
monoton. Jika dalam penulisan hard news yang diutamakan ialah peletakan fakta
sebanyak dan seruntut mungkin maka dalam penulisan feature perlu ada teknik
“mengisahkan sebuah cerita”. Wartawan menulis beritanya seperti layaknya
berkisah menggunakan kata-kata yang mampu menghidupkan imajinasi dan emosi
pembacanya namun tetap berpegang teguh terhadap fakta.
Selama tiga bulan magang di SKHU Pos Kupang Biro Maumere, penulis
ditugaskan untuk meliput dan menulis berita yang sifatnya ringan dan kreatif,
salah satunya adalah memproduksi feature bisnis kuliner di tengah pandemi
COVID-19. Bisnis kuliner para pelaku usaha selama pandemi menjadi topik yang
menarik bagi media SKHU Pos Kupang. Media cetak ataupun online Pos Kupang
tidak hanya memberikan informasi kepada publik terkait perkembangan bisnis
para pelaku usaha di tengah pandemi tetapi juga menjadi media yang secara tidak
langsung juga mempromosikan usaha kuliner dari para pelaku usaha yang diliput
oleh media Pos Kupang. Surat Kabar Harian Umum (SKHU) Pos Kupang selama
ini juga dikenal dengan produksi berita straight news atau biasa disebut dengan
hard news. Oleh karena itu sebelum memproduksi feature bisnis kuliner, penulis
harus membingkai dan menyeleksi sebuah informasi dengan perspektif atau cara
pandang penulis sendiri, namun tetap berpegang teguh pada visi, misi, kaidah-
kaidah, dan kebijakan yang diterapkan oleh media SKHU Pos Kupang. Perspektif
atau cara pandang penulis dalam mengolah informasi bisnis kuliner menjadi
feature inilah yang akan mempengaruhi pembaca dan memberikan makna
tersendiri bagi pembaca. Penulis menyadari sulitnya memproduksi feature yang
harus lebih melihat peristiwa secara mendalam dan mencari sesuatu yang berbeda
dan menarik untuk dibahas. Wartawan yang menulis feature bisnis kuliner harus
bisa mengolah informasi tersebut. Terlebih lagi, pandemi virus COVID-19 masih
menjadi ancaman bagi masyarakat. Dalam kondisi seperti ini, pekerjaan wartawan
memiliki resiko yang tinggi. Wartawan yang seharusnya bertemu langsung
dengan narasumber sekarang hanya diganti melalui perantara teknologi. Selain itu,
penelusuran data dan informasi di lapangan juga terhambat oleh situasi. Hal ini
menjadi tantangan baru para wartawan kedepannya begitu pula wartawan dalam
menulis berita feature.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui dan
mengkaji tentang “Pembingkaian Feature Bisnis Kuliner Pada SKHU POS
KUPANG di Tengah Pandemi Covid-19”
1.2.1. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan magang ini adalah sebagai berikut.
1. Menerapkan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM)
yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
diatur dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 sebagai salah satu
syarat kelulusan dalam menempuh program pendidikan S1 di
Universitas Nusa Nipa, Program Studi Ilmu Komunikasi, Jurusan
Jurnalistik.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pembingkaian feature bisnis
kuliner pada SKHU Pos Kupang di tengah pandemi COVID-19.
3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan hubungan antara media, bisnis
kuliner, dan perkembangan usaha para pelaku usaha di tengah pandemi
COVID-19.
1.2.2. Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh mahasiswa magang di Surat Kabar Harian
Pos Kupang diantaranya adalah mendapatkan pengalaman dan memperoleh
pengetahuan mengenai kerja junalistik di salah satu surat kabar lokal dalam
jaringan nasional. Adapun manfaat laporan magang penulis tentang
pembingkaian feature bisnis kuliner pada SKHU Pos Kupang di tengah pandemi
COVID-19 sebagai berikut :
1.2.2.1. Manfaat Akademis
1. Untuk penelitian berikutnya, hasil dari kegiatan magang ini bisa
dijadikan sebagai contoh dan referensi khususnya bagi mahasiswa
Universitas Nusa Nipa Indonesia dalam hal ini mahasiswa
program studi Ilmu Komunikasi peminatan Jurnalistik.
2. Untuk menambah wawasan mahasiswa program studi Ilmu
Komunikasi mengenai pembingkaian feature bisnis kuliner pada
SKHU Pos Kupang di tengah pandemi COVID-19.
3. Memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan teori dan ilmu
yang didapat selama perkuliahan ke dalam kegiatan magang.
5. Entertainment (hiburan)
Fungsi menghibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah
untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat
berita-berita ringan atau melihat tayangan-tayangan hiburan di televisi
dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
Sedangkan Menurut Nurudin dalam bukunya “Pengantar Ilmu
Kommunikasi Massa” (2007:63) terdapat 10 fungsi komunikasi massa yaitu :
1. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang
terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk
mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan.
Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian
dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta yang
dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di
masyarakat. Dalam istilah jurnalistik, fakta-fakta tersebut dapat
diringkas menjadi 5W+1H (What, Where, Who, When, Why, + How).
2. Hiburan Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang
paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain.
Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media
hiburan. Hal ini mendudukkan televisi sebagai alat utama hiburan
(untuk melepas lelah). Oleh karena itu, jangan heran jika jam-jam
prime time (pukul 19.00 sampai 21.00) akan disajikan acara-acara
hiburan, entah sinetron, kuis, atau acara jenaka lainnya. Sangat sulit
untuk diterima penonton seandainya pada jam prime time televisi
menyiarkan acara Dialog Politik. Jelas acara itu akan menimbulkan
penolakan masyarakat. Hal ini sangat berbeda dengan media cetak.
Media cetak biasanya tidak menempatkan hiburan pada posisi paling
atas, tetapi informasi. Namun media cetak juga harus memungsikan
hiburan. Fungsi komunikasi massa sebagai hiburan adalah: bagi
masyarakat: sebagai pelepasan lelah bagi kelompok-kelompok massa.
Individu: pelepasan lelah. Sub kelompok tertentu (misal kelompok
politik) : memperluas kekuasaan, mengendalikan bidang kehidupan.
Sedangkan disfungsi dari fungsi media massa sebagai hiburan adalah:
bagi masyarakat: mengalihkan publik menghindarkan aksi sosial.
Individu: meningkatkan kepastian, memperendah cita rasa,
memungkinkan pelarian/pengasingan diri. Kebudayaan: memperlemah
estetik budaya pop.
3. Persuasi Menurut saya pribadi Persuasi adalah sebuah usaha untuk
membuat yakin atau usaha untuk membujuk orang agar melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu mempercayai sesuatu atau tidak
mempercayai sesuatu. Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah
pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk
tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi
jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi.
Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi
yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari
berbagai macam bentuk: (1) mengukuhkan atau memperkuat sikap,
kepercayaan, atau nilai seseorang; (2) mengubah sikap, kepercayaan,
atau nilai seseorang; (3) menggerakkan seseorang untuk melakukan
sesuatu; dan (4) memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai
tertentu.
4. Transmisi Budaya Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi
komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit
dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir
dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada
penerimaan individu. Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua
tingkatan, kontemporer dan historis. Di dalam tingkatan kontemporer,
media massa memperkuat konsensus nilai masyarakat, dengan selalu
memperkenalkan bibit perubahan secara terus menerus. Hal ini
merupakan faktor yang memberi petunjuk teka-teki yang mengitari
media massa, mereka secara serempak pengukuh status quo dan mesin
perubahan. Sementara itu, secara historis umat manusia telah dapat
melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk
membimbingnya ke masa depan.
5. Mendorong Kohesi Sosial Kohesi yang dimaksud di sini adalah
penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk
bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk
memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik
bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti
pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa
itu mendorong kohesi sosial. Akan tetapi, ketika media massa
mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial, sebenarnya di
sisi lain media juga memiliki peluang untuk menciptakan disintegrasi
sosial. Jadi, sebenarnya peluang untuk menciptakan integrasi dan
disintegrasi sama besarnya.
6. Pengawasan Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi
pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran
informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi
pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware
surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance
atau pengawasan instrumental. Fungsi peringatan dapat dilihat dari
pemberitaan tentang munculnya badai, topan, gelombang laut yang
mengganas, angin rebut disertai hujan lebat, dan sebagainya. Fungsi
pengawasan peringatan juga meliputi informasi tentang suatu wabah
penyakit yang mulai menyebar akan adanya serangan militer yang
dilakukan Negara lain. Sementara itu, fungsi pengawasan yang kedua
yaitu pengawasan instrumental. Aktualisasi dari fungsi ini adalah
penyebaran informasi yang berguna bagi masyarakat. Harga kebutuhan
sehari-hari merupakan informasi penting yang sangat dibutuhkan
masyarakat.
7. Korelasi Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang
menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan
lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media
massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat.
Bagi Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk
menginterpretasikan pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah
laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Salah satu bagian
terpenting dalam menjalankan fungsi korelasi yang termasuk
interpretasi bila dilihat dari Tajuk Rencana atau Hoofd Artikel
(Belanda), Leader Writer (Inggris) sebuah surat kabar, meskipun tajuk
rencana juga memiliki fungsi persuasi. Tajuk yang biasanya ditulis
oleh redaktur senior itu bagi Djafar H. Assegaff (1983) mempunyai 4
fungsi sebagai berikut :
1. Menjelaskan berita
2. Mengisi latar belakang
3. Meramalkan masa depan
4. Meneruskan suatu penilaian moral Dengan demikian, tajuk
rencana mempunyai fungsi untuk interpretasi kejadian-kejadian
yang ada dalam masyarakat.
8. Pewarisan sosial dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang
pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal
yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan,
nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Ada juga yang mengatakan fungsi pewarisan sosial ini
dengan transmisi budaya, Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988)
dua diantara ilmuwan komunikasi yang mengatakan itu, tetapi fungsi
ini sama dengan pewarisan sosial. Sebab, yang namanya budaya
meliputi tiga hal, yakni ide atau gagasan, aktivitas, dan bendabenda
hasil kegiatan. Ide yang diwariskan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya termasuk kebudayaan. Bagi Black dan Whitney transmisi
budaya media massa bisa memperkuat kesepakatan nilai-nilai sosial
yang ada dalam masyarakat. Disamping itu, media juga berperan untuk
selalu memperkenalkan ide-ide perubahan yang perlu dilakukan
masyarakat secara terus menerus.
9. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif Hal yang dilupakan oleh
banyak orang adalah bahwa komunikasi massa bisa menjadi sebuah
alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi
massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi ynag
diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk
melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga
bisa berperan untuk memperkuat kekuasaan, tetapi juga bisa
sebaliknya.
10. Menggugat Hubungan Trikotomi Hubungan trikotomi adalah
hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian
komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan
masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah mencapai kata
sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak.
Hubungan trikotomi tersebut tidak demokratis. Disinilah komunikasi
massa melalui media massa memiliki tugas pentig untuk mengubah
hubungan trikotomi yang tidak adil tersebut. Media massa melalui
berita-berita yang berbobot, mengungkapkan peristiwa yang
bertendensi politik tinggi, tetapi mampu mengungkapkan, mengkritik
kebobrokkan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi dari
fungsi tersebut.
2. Radio
Radio merupakan media komunikasi massa yang menyalurkan
gagasan dan informasi dalam bentuk suara berupa program yang
teratur dan berkesinambungan.
3. Televisi
Televisi merupakan media komunikasi massa audiovisual dengan
sifat daya rangsang sangat tinggi, elektris, sangat mahal, daya
jangkauan berdasarkan penyampaian pesan lebih singkat
4. Film
Film merupakan pertunjukan cerita yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang
diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi. Film
adalah salah satu yang masuk dalam kelompok atau kategori drama.
2.2.5.2. Media Online
Hkh,g