MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
Dosen Pengampu:
Suharsono., Drs., M.Pd.
Egi Nuryadin., S.Pd., M.Si.
Disusun oleh:
Kelompok 7 Kelas A
Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia yang berjudul “Sistem Urinaria” dengan cukup lancar.
Semoga makalah ini sedikit banyaknya dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk
menambah dan menyempurnakan wawasan atau pengetahuan mengenai sistem urinaria pada
manusia.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena kami masih dalam tahap
belajar, oleh karena itu kami berharap agar pembaca tidak puas dan terus mencari tau lebih
dalam lagi mengenai materi Sistem Urinaria melalui berbagai literatur lainnya.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah .......................................................................................................... 1
D. Manfaat Makalah ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Penjelasan Umum Sistem Urinaria .................................................... 3
B. Komponen Sistem Urinaria......................................................................................... 3
C. Sifat-sifat Urine ........................................................................................................... 9
D. Komposisi Urine ......................................................................................................... 9
E. Mekanisme Tahapan Pembentukan Urine ................................................................ 10
F. Mikturisi.................................................................................................................... 11
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine .......................................... 11
H. Kelainan/Gangguan pada Sistem Urinaria ................................................................ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 15
B. Saran ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sama seperti makhluk hidup lainnya yaitu akan selalu berusaha untuk
mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya
bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan
variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu
fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan
kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem urinaria atau
sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Ginjal merupakan organ sistem urinaria yang terletak di sebelah kanan dan kiri
tulang belakang di luar rongga peritonium. Setiap ginjal mempunyai panjang 6 sampai 7,5
cm, dan tebal 1,5 sampai 2,5 cm. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gr. Ginjal terdiri
atas struktur halus kurang lebih 1 juta nefron pada setiap ginjal. Bagian nefron meliputi
suatu glomerolus dimana cairan difiltrasikan, dan suatu tubulus yang merupakan tempat
cairan diubah menjadi urine dalam perjalannya ke pelvis ginjal, dan selanjutnya ke ureter
sampai kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh.
Cairan yang difiltrasikan melalui glomerolus ke dalam kapsula bowman disebut
filtrat glomerolus yang dibentuk setiap menit dalam semua nefron kedua ginjal. Proses
pembentukan filtrat tersebut dinamakan laju filtrasi glomerolus (LFG / GFR). Orang
normal mempunyai LFG rata-rata 125 ml/mt atau 180 liter per hari. Kurang lebih 80%
filtrat terdiri atas air, elektrolit, glukosa,protein dan asam amino di kembalikan ke aliran
darah melalui reabsorpsi pada tubulus proksimus. Zat lain seperti urea, kreatinin, hidrogen
dan amonia disekresikan melalui urine.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan kami bahas dalam
makalah ini adalah:
1. Apa itu Sistem Urinaria?
2. Apa saja komponen Sistem Urinaria?
3. Bagaimana sifat-sifat urine?
4. Bagaimana komposisi urine?
5. Bagaimana mekanisme tahapan pembentukan urine?
6. Apa itu mikturisi?
7. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan urine?
8. Apa saja kelainan/gangguan pada Sistem Urinaria?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini memiliki tujuan yang ingin
dicapai di antaranya:
1. Untuk mengetahui apa itu Sistem Urinaria.
2. Untuk mengetahui komponen pada Sistem Urinaria.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat urine.
4. Untuk mengetahui komposisi urine.
5. Untuk mengetahui mekanisme tahapan pembentukan urine.
6. Untuk mengetahui apa itu mikturisi.
7. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan urine.
8. Untuk mengetahui kelainan/gangguan pada Sistem Urinaria.
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini di antaranya:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai materi Sistem Urinaria
dan juga mengenai penyusunan makalah yang baik dan benar. Dapat menjadi materi
pegangan apabila dibutuhkan di masa yang akan datang.
2. Bagi Pembaca
Selain dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai materi Sistem
Urinaria, semoga makalah ini juga tidak cukup memberikan kepuasan sehingga
pembaca dapat mencari lebih dalam lagi mengenai materi Sistem Urinaria melalui
berbagai literatur lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Nefron merupakan satuan fungsional ginjal mengandung kira-kira 1,3 juta nefron
dan tiap nefron dapat membentuk urine sendiri. Selama 24 jam dapat menyaring
170 liter darah. Nefron terdiri dari:
1) Glomerulus
Bagian ini mengandung anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsul
bowman dan menerima darah dari arteriola aferen. Glomerulus berdiameter
119-129 µm.
2) Tubulus renal yang terdiri dari: kapsula glomerulus/bowman, tubulus
proksimal, ansa henle, & tubulus distal.
Bagian-bagian Nefron
c. Fungsi
1) Mengekskresikan sebagian terbesar produk akhir metabolisme tubuh (sisa
metabolisme dan obat-obatan).
2) Mengontrol sekresi hormon-hormon aldosteron dan ADH dalam mengatur
jumlah cairan tubuh.
3) Membantu mempertahankan imbangan asam-basa dengan mengatur kadar ion
H + dan HCO 3 –.
4) Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D.
5) Menghasilkan beberapa hormon antara lain:
a) Eritropoetin yang berfungsi dalam pembentukan sel darah merah,
b) Renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah serta hormon
prostaglandin.
2. Ureter
Pada pria ureter terdapat di dalam visura seminalis atas yang disilangi oleh
duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. kemudian ureter berjalan
oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding kandung kemih pada sudut lateral dari
trigonum vesika.
Pada wanita ureter terdapat di belakang fossa ovarika yang berjalan ke
bagian medial dan ke depan ke bagian lateral serviks uteri di bagian atas vagina
untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter ini didampingi
oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan
menuju ke atas di antara lapisan ligamentum.
c. Fungsi
Ureter memiliki fungsi yang penting yaitu menghantarkan urin dari ginjal
menuju kandung kemih. Lapisan dinding ureter yang terdiri dari otot - otot polos
sirkuler dan longitudinal menimbulkan gerakan - gerakan peristaltik (berkontraksi)
setiap 5 menit sekali guna mendorong air kemih kemudian disemprotkan dalam
bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Sewaktu masuk kandung kemih dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup
dan pada saat kandung kemih penuh akan terbentuk katup (valvula) yang mencegah
kembalinya urin dari kandung kemih.
3. Kandung Kemih
Kandung kemih adalah organ yang menjadi bagian dari sistem ekskresi tubuh.
a. Struktur Anatomi
1) Trigon
Bagian yang pertama adalah trigonum vesikalis alias trigon. Trigon
adalah area dengan bentuk menyerupai segitiga yang letaknya di antara kandung
kemih dan saluran kemih (uretra). Trigon yang terbentuk dari ureter-ureter
kanan dan kiri dan lubang uretra internal ini menjadi bagian dari kandung kemih
internal. Dari ginjal, urine akan dikirim menuju organ ini untuk kemudian
disimpan di dalam trigon. Proses ini sendiri ditunjang oleh saluran ureter yang
berjumlah 2 (dua) buah.
2) Apex
Apex adalah bagian yang letaknya dekat dengan simfisis kemaluan. Apex ini
terhubung dengan umbilicus melalui ligamen pusat.
c. Fungsi
Fungsi kandung kemih tak lain untuk menyimpan urine yang dikirim oleh
ginjal sebelum urine siap dikeluarkan dari dalam tubuh melalui mekanisme yang
kita kenal sebagai buang air kecil (BAK). Saat organ ini terisi 400-600 ml urine,
sistem sarafnya akan memberikan ‘tanda’ berupa sensasi penuh. Setelah itu, otot
akan berkontraksi guna memberikan jalan bagi urine keluar melalui saluran kemih
(uretra).
4. Uretra
Uretra adalah tabung yang bertanggung jawab untuk memungkinkan urin dapat
meninggalkan tubuh dengan mengosongkan dari kandung kemih.
a. Struktur Anatomi
Ketika uretra menyempit maka aliran kemih terhambat. Hal ini dikenal sebagai
struktur uretra.
1) Uretra Pria
2) Uretra Wanita
C. Sifat-sifat Urine
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui
ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
1. Warna
Urin encer berwarna kuning pucat, dan kuning pekat jika kental. Urin segar biasanya
jernih dan menjadi keruh jika didiamkan.
2. Bau
Urin memiliki bau yang khas dan cenderung berbau ammonia jika didiamkan. Bau ini
dapat bervariasi sesuai dengan; misalnya setelah makan asparagus. Pada diabetes yang
tidak terkontrol, aseton menghasilkan bau manis pada urin.
3. Asiditas atau Alkalitas
pH urin bervariasi antara 4,8 sampai 7,5 dan biasanya sekitar 6,0, tetapi juga bergantung
pada diet. Ingesti makanan yang berprotein tinggi akan meningkatkan asiditas,
sementara diet sayuran meningkatkan alkalitas.
4. Berat Jenis
Berat jenis urin berkisar antara 1.001 sampai 1.035 bergantung pada konsentrasi urin.
5. Jumlah
Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan
serta faktor lainnya.
D. Komposisi Urine
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi
tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh.
Urin terdiri dari 95% air dan mangandung zat terlarut berikut:
1. Zat Buangan Nitrogen
Meliputi urea dari deaminasi protein, asam urat dari katabolisme asam nukleat, dan
kreatinin dari proses penguraian keratin fosfat dalam jaringan otot.
2. Asam Hipurat
Produk sampingan pencernaan sayuran dan buah.
3. Badan Keton
Yang dihasilkan dalam metabolism lemak adalah konstituen normal dalam jumlah
kecil.
4. Elektrolit
Meliputi ion natrium, klor, kalium, ammonium, sulfat, fosfat, kalsium, dan magnesium.
5. Hormon atau katabolit hormon
6. Berbagai Jenis Toksin atau Zat Kimia Asing
Pigmen, vitamin, atau enzim secara normal ditemukan dalam jumlah kecil.
7. Konstituen Abnormal
Meliputi albumin, glukosa, sel darah merah, sejumlah besar badan keton, zat kapur
(terbentuk saat zat mengeras dalam tubulus di keluarkan), dan batu ginjal atau kalkuli.
1. Filtrasi (Penyaringan)
Tahap filtrasi merupakan tahapan pertama pembentukan urine. Proses filtrasi
terjadi ketika darah memasuki glomerulus sampai ke kapsula bowman dengan
menembus membran-membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari lapisan sel
endotelium glomerulus, membran basiler, dan epitel kapsula bowman. Sel-sel kapiler
glomerulus memiliki struktur yang berpori, bertekanan dan permeabilitas yang tinggi
sehingga akan mempermudah proses filtrasi.
Komponen filtrat glomerulus terdiri atas zat yang dibutuhkan tubuh (air,
glukosa, asam amino, elektrolit) dan zat-zat yang harus dibuang (urea, kreatinin, asam
urat). Tenaga filtrasi diperoleh melalui tekanan hidrostatik jantung serta tekanan
intratubuler dan tekanan yang berasal dari tekanan ginjal yang sifatnya berlawan.
Filtrasi darah menghasilkan urin primer.
2. Reabsorbsi
Setelah mengalami tahap filtrasi, selanjutnya filtrat glomerulus atau urine
primer akan memasuki tahap reabsorbsi. Reabsorbsi merupakan suatu tahap dimana
zat-zat yang masih berguna untuk tubuh diserap kembali. Zat-zat yang masih
diperlukan di dalam filtrat glomerulus atau urin pimer akan diserap kembali di tubulus
kontortus proksimal sampai lengkung henle. Reabsorpsi urin primer menghasilkan urin
sekunder.
3. Augmentasi
Augmentasi merupakan tahapan akhir dalam pembentukan urine dimana
terjadinya proses penambahan zat sisa dan urea. Urine skunder atau filtrat tubulus yang
telah melewati lengkung henle menuju tubulus kontortus distal dan mengalami tahapan
augmentasi. Pada proses augmentasi akan terjadi penambahan zat-zat sisa oleh darah
yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh seperti ion H+, K+, NH3, dan kreatinin.
Pengeluaran ion H+ dilakukan untuk menjaga pH darah.
Proses augmentasi menghasilkan urine sesungguhnya dan mengandung sedikit
air. Urine sesungguhnya mengandung urea, asam urine, amonia, sisa pembongkaran
protein, dan zat-zat berlebihan dalam darah (vitamin, obat-obatan, hormon, garam
mineral). Augmentasi menghasilkan urin tersier atau urin sesungguhnya.
F. Mikturisi
Mikturisi merupakan proses pengeluaran urine sebagai gerak refleks yang dapat
dikendalikan (dirangsang/dihambat) oleh sistem persarafan dimana gerakannya dilakukan
oleh kontraksi otot perut yang dapat menambah tekanan intra abdominalis dan organ-organ
lain yang menekan kandung kemih sehingga membantu mengosongkan urine. Refleks
mikturisi adalah refleks medula spinalis yang bersifat otonom yang dikendalikan oleh suatu
pusat di otak dan korteks cerebri. Refleks mikturisi ini merupakan penyebab dasar bekemih.
Mekanisme pengeluaran urine secara volunteer biasanya dimulai dengan cara mula-
mula seseorang secara volunteer mengkontraksikan otot perutnya yang akan meningkatkan
tekanan di dalam kandung kemih dan uretra posterior dalam keadaan di bawah tekanan,
sehingga meregangkan dindingnya. Hal tersebut memicu regangnya reseptor yang akan
mencetuskan refleks mikturisi dan secara bersamaan menghambat sfingter uretra eksterna.
Biasanya seluruh urin akan dikeluarkan dan menyisakan tidak lebih dari 5-10 mm urine di
dalam kandung kemih.
2. Sistisis
Sistisis adalah perdangan kantung kemih yang seringkalis disebabkan oleh
infeksi bakteri. Peradangan tersebut dapat mengakibatkan kandung kemih teriritasi,
memerah dan membengkak. Sistisi lebih sering terjadi pada wanita karena adanya
uretra (saluran yan mengalirkan urine dari kandung kemih) yang lebih pendek dibandin
pria, sehingga jarak bakteri untuk menginfeksi menjadi lebih pendek pula.
Pada beberapa kasus, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, namun
terkadang dapat menyebabkan infeksi yang menyebar hingga ginjal, sehingga perlu
pertolongan medis jika gejala tidak membaik.
Beberapa gejala gangguan ini diantaranya nyeri, sensasi terbakar, dan perih saat
buang air kecil, darah dalam air seni, nyeri saat berhubungan seksual, kram pada perut
dan punggung, urine keruh atau berbau tajam, sering buang air kecil, terasa tidak tuntas
saat buang air kecil, dan sesnsasu tekanan pada kandung kemih.
Sistisis umumnya terjadi ketika bakteri diluar tubuh memasuki saluran kemih
melalui uretra dan mulai berkembang biak. Sistsis yang disebabkan bakteri merupakan
jenis infeksi saluran kemih yang paling umum. Sebagian besar kasus sistisis disebabkan
oleh bakteri jenis Eschericia coli. Beberapa kasus sistisis juga dapat dipicu oleh
penggunaan obat-obatan tertentu, terutama obat kemoterapi siklofosfamid dan
ifosfamid.
3. Inkontinensia
Inkontinensia urine adalah kondisi dimana seseorang sulit menahan buang air
kecil, sehingga jadi mengompol. Inkontinensia urine umumnya dialami oleh lansia, dan
lebih sering dialami wanita dibandingkan pria. Meskipun biasanya bukan merupakan
konsis yang berbahaya, inkontinensia urine dapat berdampak buruk pada kondisi
psikologi dan kehidupan sosial penderita.
Inkontinensia urine disebabkan oleh banyak hal, mulai dari gaya hidup hingga
kondisi medi tertentu. berikut ini beberapa penyebab dari inkontinensia urine
berdasarkan gejala yang ditimbulkan:
a. Stress Incontinence
Penderita inkontinensia jenis ini akan mengompol ketika kandung kemih
tertekan, seperti saat batuk, bersin, tertawa keras, atau mengangkat beban. Kondisi
ini disebabkan oleh otot saluran kemih yang terlalu lemah untuk menahan urine
ketika ada tekanan. Otot kandung kemih dapat melemah karena berbagai faktor,
misalnya karena proses persalinan, berat badan berlebih, atau komplikasi
pascaoperasi, seperti rusaknya saluran kemih.
b. Urge icontinence
Penderita inkonentinensia jenis ini tidak dapat menahan buang air kecil
ketika dorongan untuk itu muncul. Seringkali perubahan posisi tubuh atau
mendengar suara saluran air membuat penderita mengompol. Kondisi ini
disebabkan oleh otot kandung kemih yang berkontraksi secara berlebihan.
Kontraksi dipicu oleh konsumsi kafein, soda, alkohol, dan pemanis buatan secara
berlebihan, infeksi saluran kemih, sembelit, serta angguan saraf, seerti stroke atau
cedera saraf tulang belakang.
c. Overflow incontinence
Penderita ini dapat mengompol sedikit-sedikit. Kondisi ini terjadi akibat
kantung kemih tidak dapat dikosongkan sampai benar-benar kosong (retensi urine
kronis), sehingga sisa urine didalam kantung kemih akan keluar sedikit-sedikit.
Retensi urin kronis dapat terjadi ketika kandung kemih atau saluran kemih
mengalami penyumbatan, sehingga mengganggu keluarnya urine. Penyumbatan
ini umumnya disebabkan oleh pembesaran kelenjar prostat, tumor atau batu pada
kandung kemih.
d. Inkontinensia total
Inkontinensia total terjadi ketika kantung kemih sama sekali tidak mampu
menampung urine, sehingga penderitanya akan terus mengompol. Kondisi ini bisa
disebabkan oleh kelainan struktur kandung kemih atau panggul sejak lahir, cedera
saraf tulang belakang, atau munculnya lubang diantara kandung kemih dan organ
sekitarnya, misalnya vagina.
4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat yang bisa terjadi tiba-tiba
(akut) atau berkembang secara bertahap dalam waktu yang lama (kronis). Prostatitis
biasanya ditandai dengan nyeri dan kesulitan buang air kecil. Kelenjar prostat adalah
organ pada sistem reproduksi pria yang berperan dalam proses produksi sperma. Jika
kelenjar prostat bengkak dan meradang, akan timbul nyeri di panggul dan nyeri saat
buang air kecil atau ejakulasi. Prostatitis bisa menyerang pria di segala usia, tapi lebih
sering terjadi pada pria berusia dibawah 50 tahun. Hal ini berbeda dengan kanker
prostat atau pembesaran prostat yang cenderung menyerang pria lanjut usia.
Berikut adalah bebarap penyebab prostatitis:
a. Prostatitis bakteri akut
Prostatitis ini disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar prostat. Jenis bakteri
yang memicu prostatitis sama dengan bakteri penyebab infeksi saluran kemih yaitu
Escherichia coli, pseudomonas, Neisseria gonorhoeae, Chlamydia trachomatis.
b. Chronic prostatitis (CP)
Belum diketahui secara pasti apa yang dapat menyebabkan Chronic prostatitis.
Namun ada dugaan bahwa penyakit ini berkaitan dengan stress, cedera saraf dekat
prostat, trauma fisik di prostat atau area sekitarnya, atau riwayat infeksi saluran
kemih.
5. Batu Ginjal
Penyakit batu ginjal adalah pembentukan materi keras menyerupai batu yang
berasal dari mineral dan garam di dalam ginjal. Batu ginjal dapat terjadi di sepanjang
saluran urine, dari ginjal, ureter, kandung kemih, serta uretra. Batu ginjal terbentuk dari
limbah dalam darah yang membentuk massa padat dan menumpuk di ginjal. Contoh zat
kimia yang dapat membentuk batu ginjal adalah kalsium dan asam oksalat. Seiring
waktu, materi tersebut semakin keras dan menyerupai bentuk batu.
Penyebab batu ginjal ini dapat dipicu oleh beragam kondisi seperti kurang
minum air putih, berat badan berlebih, atau akibat efek samping operasi pada organ
pencernaan. Endapat batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah
kesehatan lain yang mendasari. Batu ginjal dapat berpindah dan tidak selalu berada
dalam ginjal. Perpindahan batu ginjal, terutama yang berukuran besar, akan mengalami
kesulitan menuju ureter yang kecil dan halus hingga kandung kemih, lalu dikeluarkan
melalui uretra. Kondisi ini dapat menimbulkan iritasi saluran kemih. Sebagian besar
kasus penyakit batu ginjal dialami orang-orang berusia 30-60 tahun.
Gejala batu ginjal seringkali baru muncul apabila batu ginjal sudah berukuran
besar. Gejala tersebut meliputi sering buang air kecil, sakit saat buang air kecil, jumlah
urine yang keluar sedikit atau urine tidak keluar sama sekali.
A. Kesimpulan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dari eliminasi yaitu pengeluaran zat-
zat sisa dari dalam tubuh. Ginjal merupakan suatu organ perkemihan yang terpenting yang
harus kita jaga dengan baik. Adanya gangguan pada ginjal akan menimbulkan komplikasi-
komplikasi yang sulit diatasi. Oleh karena itu sudah seharuhya kita peduli akan kesehatan
kita khususnya dalam proses berkemih atau dalam sistem urinaria. Ginjal memiliki banyak
unit nefron yang berguna dalam proses pembuatan urine. Terdapat tiga tahap dalam
pembuatan urine yaitu Filtrasi Glomerulus, Reabsorpsi dan tahap Sekresi atau pengeluaran.
B. Saran
Adapun saran yang ingin kami utarakan di antaranya, yaitu:
1. Dengan tersusunnya makalah ini, kami mengharapkan agar pembaca dapat lebih
mengetahui dan memahami sistem urinaria ini, semoga pembaca juga dapat
membedakan setiap tahapan dalam mekanisme sistem urinaria yang terjadi pada
manusia.
2. Jangan menjadikan makalah ini sebagai sumber literasi utama baik itu untuk
mendukung tugas pembaca atau untuk sekedar menambah pemahaman/pengetahuan.
Budayakan untuk menggali sebuah informasi dari berbagai sumber yang tentunya lebih
kredibel.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, H.P, dan Kusmiyati, Y. (2017). Anatomi Fisiologi. Bahan Ajar Kebidanan.
Jakarta.