Anda di halaman 1dari 22

SISTEM URINARIA

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
Dosen Pengampu:
Suharsono., Drs., M.Pd.
Egi Nuryadin., S.Pd., M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 7 Kelas A

Mira Rosa Sintia Wati 182154001


Tiya Aliani Lestari 182154021
Annida Camelia Febiana 182154062

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia yang berjudul “Sistem Urinaria” dengan cukup lancar.
Semoga makalah ini sedikit banyaknya dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk
menambah dan menyempurnakan wawasan atau pengetahuan mengenai sistem urinaria pada
manusia.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena kami masih dalam tahap
belajar, oleh karena itu kami berharap agar pembaca tidak puas dan terus mencari tau lebih
dalam lagi mengenai materi Sistem Urinaria melalui berbagai literatur lainnya.

Tasikmalaya, 16 Mei 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah .......................................................................................................... 1
D. Manfaat Makalah ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Penjelasan Umum Sistem Urinaria .................................................... 3
B. Komponen Sistem Urinaria......................................................................................... 3
C. Sifat-sifat Urine ........................................................................................................... 9
D. Komposisi Urine ......................................................................................................... 9
E. Mekanisme Tahapan Pembentukan Urine ................................................................ 10
F. Mikturisi.................................................................................................................... 11
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine .......................................... 11
H. Kelainan/Gangguan pada Sistem Urinaria ................................................................ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 15
B. Saran ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sama seperti makhluk hidup lainnya yaitu akan selalu berusaha untuk
mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya
bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan
variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu
fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan
kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem urinaria atau
sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Ginjal merupakan organ sistem urinaria yang terletak di sebelah kanan dan kiri
tulang belakang di luar rongga peritonium. Setiap ginjal mempunyai panjang 6 sampai 7,5
cm, dan tebal 1,5 sampai 2,5 cm. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gr. Ginjal terdiri
atas struktur halus kurang lebih 1 juta nefron pada setiap ginjal. Bagian nefron meliputi
suatu glomerolus dimana cairan difiltrasikan, dan suatu tubulus yang merupakan tempat
cairan diubah menjadi urine dalam perjalannya ke pelvis ginjal, dan selanjutnya ke ureter
sampai kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh.
Cairan yang difiltrasikan melalui glomerolus ke dalam kapsula bowman disebut
filtrat glomerolus yang dibentuk setiap menit dalam semua nefron kedua ginjal. Proses
pembentukan filtrat tersebut dinamakan laju filtrasi glomerolus (LFG / GFR). Orang
normal mempunyai LFG rata-rata 125 ml/mt atau 180 liter per hari. Kurang lebih 80%
filtrat terdiri atas air, elektrolit, glukosa,protein dan asam amino di kembalikan ke aliran
darah melalui reabsorpsi pada tubulus proksimus. Zat lain seperti urea, kreatinin, hidrogen
dan amonia disekresikan melalui urine.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan kami bahas dalam
makalah ini adalah:
1. Apa itu Sistem Urinaria?
2. Apa saja komponen Sistem Urinaria?
3. Bagaimana sifat-sifat urine?
4. Bagaimana komposisi urine?
5. Bagaimana mekanisme tahapan pembentukan urine?
6. Apa itu mikturisi?
7. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan urine?
8. Apa saja kelainan/gangguan pada Sistem Urinaria?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini memiliki tujuan yang ingin
dicapai di antaranya:
1. Untuk mengetahui apa itu Sistem Urinaria.
2. Untuk mengetahui komponen pada Sistem Urinaria.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat urine.
4. Untuk mengetahui komposisi urine.
5. Untuk mengetahui mekanisme tahapan pembentukan urine.
6. Untuk mengetahui apa itu mikturisi.
7. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan urine.
8. Untuk mengetahui kelainan/gangguan pada Sistem Urinaria.

D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini di antaranya:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai materi Sistem Urinaria
dan juga mengenai penyusunan makalah yang baik dan benar. Dapat menjadi materi
pegangan apabila dibutuhkan di masa yang akan datang.
2. Bagi Pembaca
Selain dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai materi Sistem
Urinaria, semoga makalah ini juga tidak cukup memberikan kepuasan sehingga
pembaca dapat mencari lebih dalam lagi mengenai materi Sistem Urinaria melalui
berbagai literatur lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Penjelasan Umum Sistem Urinaria


1. Definisi Secara Umum
Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu sistem
kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal
atau homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh.

2. Definisi Sistem Urinaria


a. Sistem urinaria adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan
mengalirkan urin.
b. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dari 2 ginjal, 2 ureter, kandung kemih, 2 otot
sphincter, dan uretra.

B. Komponen Sistem Urinaria


Sistem perkemihan melibatkan organ:
1. Ginjal

Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan


tubuh secara fisiologi. Berbagai fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostasis
dengan mengatur volume cairan, keseimbangan osmotik, asam basa, ekskresi sisa
metabolisme, system pengaturan hormonal dan metabolisme (Syaifuddin, 2011).
a. Struktur Anatomi
1) Ginjal merupakan sepasang organ yang memiliki bentuk menyerupai kacang
dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Sisi cekung ini disebut dengan
hilum yang merupakan tempat masuk dan keluarnya pembuluh-pembuluh
ginjal.
2) Ginjal terletak dalam rongga abdomen di belakang peritoneum.batas atas ginjal
setinggi iga ke-11 dan ginjal kanan setinggi iga ke -12 serta batas bawah ginjal
kiri setinggi vertebrae lumbalis ke-3. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari
ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
3) Berat ginjal laki-laki dewasa 150-170 gram. Berat ginjal wanita dewasa 115-
155 gram.

Ginjal terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1) Kulit Ginjal (Korteks)


Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan
penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini
banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal
disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan
gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.

2) Sumsum Ginjal (Medula)


Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut
piramid renal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus
ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri
atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid
terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal.

3) Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)


Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk
corong lebar. Pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang
masing-masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung
menutupi papila renis dari piramid.
Dalam Ginjal terdapat Nefron

Nefron merupakan satuan fungsional ginjal mengandung kira-kira 1,3 juta nefron
dan tiap nefron dapat membentuk urine sendiri. Selama 24 jam dapat menyaring
170 liter darah. Nefron terdiri dari:
1) Glomerulus
Bagian ini mengandung anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsul
bowman dan menerima darah dari arteriola aferen. Glomerulus berdiameter
119-129 µm.
2) Tubulus renal yang terdiri dari: kapsula glomerulus/bowman, tubulus
proksimal, ansa henle, & tubulus distal.

Bagian-bagian Nefron

1) Badan malpigi, terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman.


2) Glomerulus, tempat penyaringan darah dan menghasilkan urine primer.
3) Kapsula boeman, kantong yang membungkus glomerulus.
4) Tubulus kontortus proksimal, tempat penyerapan Kembali atau reabsorpsi.
5) Lengkung henle, saluran berbentuk setengah lingkaran dan menjadi
penghubung antara tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
Lengkung henle berfungsi agar urine tidak kembali ke tubulus kontortus
proksimal.
6) Tubulus kontortus distal, tempat proses augmentasi.
7) Tubulus kolektivus, tempat ditampungnya urine dari nefron untuk selanjutnya
disalurkan ke pelvis menuju kandung kemih.

Nefron Berdasarkan Letak Glomelurusnya

1) Nefron kortikal yang superfisial: glomerulus ± 1mm di bawah kapsula renalis;


ansa henle pendek dgn kelokan di perbatasan antara medula dalam & luar.
2) Nefron jukstamedula: glomerulus di perbatasan korteks medula; ansa henle
panjang mencapai medula bgn dalam sampai ke ujung papilla.

b. Lokasi atau Letak


Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang peritonium, di
depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis, kuadratus
lumborum dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh
bantalan lemak yang tebal. Disebelah posterior dilindungi oleh kosta dan otot-otot
yang meliputi kosta, sedangkan di anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal.

c. Fungsi
1) Mengekskresikan sebagian terbesar produk akhir metabolisme tubuh (sisa
metabolisme dan obat-obatan).
2) Mengontrol sekresi hormon-hormon aldosteron dan ADH dalam mengatur
jumlah cairan tubuh.
3) Membantu mempertahankan imbangan asam-basa dengan mengatur kadar ion
H + dan HCO 3 –.
4) Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D.
5) Menghasilkan beberapa hormon antara lain:
a) Eritropoetin yang berfungsi dalam pembentukan sel darah merah,
b) Renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah serta hormon
prostaglandin.
2. Ureter

Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan


urin dari ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 cm dengan
diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan dari hilus
ginjal menuju kandung kemih.
a. Struktur Anatomi
1) Saluran ini menyempit di 3 tempat, yaitu:
a) Titik asal ureter pada pelvis renalis.
b) Titik saat melewati pinggiran pelvis renalis.
c) Titik pertemuan ureter dengan kandung kemih.

2) Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan jaringan, yaitu:


a) Jaringan fibrosa: jaringan paling luar.
b) Jaringan muscularis longitudinal ke arah dalam dan otot polos sirkular ke
arah luar.
c) Epitelium mukosa, mensekresikan selaput mukus pelindung.

3) Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit


sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria).

b. Lokasi atau Letak


Berdasarakan letak anatomisnya ureter ini dibagi menjadi:
1) Ureter pars abdominalis yang berada di dalam rongga abdomen.
2) Ureter pars pelvis yang berada di dalam rongga pelvis.

Pada pria ureter terdapat di dalam visura seminalis atas yang disilangi oleh
duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. kemudian ureter berjalan
oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding kandung kemih pada sudut lateral dari
trigonum vesika.
Pada wanita ureter terdapat di belakang fossa ovarika yang berjalan ke
bagian medial dan ke depan ke bagian lateral serviks uteri di bagian atas vagina
untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter ini didampingi
oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan
menuju ke atas di antara lapisan ligamentum.

c. Fungsi
Ureter memiliki fungsi yang penting yaitu menghantarkan urin dari ginjal
menuju kandung kemih. Lapisan dinding ureter yang terdiri dari otot - otot polos
sirkuler dan longitudinal menimbulkan gerakan - gerakan peristaltik (berkontraksi)
setiap 5 menit sekali guna mendorong air kemih kemudian disemprotkan dalam
bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Sewaktu masuk kandung kemih dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup
dan pada saat kandung kemih penuh akan terbentuk katup (valvula) yang mencegah
kembalinya urin dari kandung kemih.

3. Kandung Kemih

Kandung kemih adalah organ yang menjadi bagian dari sistem ekskresi tubuh.
a. Struktur Anatomi

1) Trigon
Bagian yang pertama adalah trigonum vesikalis alias trigon. Trigon
adalah area dengan bentuk menyerupai segitiga yang letaknya di antara kandung
kemih dan saluran kemih (uretra). Trigon yang terbentuk dari ureter-ureter
kanan dan kiri dan lubang uretra internal ini menjadi bagian dari kandung kemih
internal. Dari ginjal, urine akan dikirim menuju organ ini untuk kemudian
disimpan di dalam trigon. Proses ini sendiri ditunjang oleh saluran ureter yang
berjumlah 2 (dua) buah.
2) Apex
Apex adalah bagian yang letaknya dekat dengan simfisis kemaluan. Apex ini
terhubung dengan umbilicus melalui ligamen pusat.

3) Otot Kandung Kemih


Organ ini juga terdiri dari sejumlah otot yang mana kehadiran otot ini sangat
penting utamanya dalam menunjang mekanisme pembuangan urine dari dalam
tubuh. Ada sejumlah jenis otot yang ada pada kemih, yaitu:
a) Otot detrusor, adalah otot yang akan berkontraksi saat sistem saraf kemih
sudah memberikan ‘tanda’ bahwa urin sudah penuh dan harus segera
dikeluarkan.
b) Sfingter uretra (internal), adalah otot berbentuk katup yang akan terbuka
ketika hendak berkemih atau buang air kecil. Pada pria, otot sfingter ini juga
berfungsi pada saat terjadi ejakulasi.
c) Sfingter uretra (eksternal), adalah otot yang juga berupa katup. Baik pria
maupun wanita memiliki struktur otot sfingter eksternal yang sama, kendati
pada pria mekanismenya lebih kompleks.

b. Lokasi atau Letak


Organ ini terletak di area panggul, tepatnya di bagian belakang tulang kemaluan.
Organ tubuh yang satu ini memiliki bentuk menyerupai kantong dan terdiri dari
jaringan otot untuk menunjang fungsinya.

c. Fungsi
Fungsi kandung kemih tak lain untuk menyimpan urine yang dikirim oleh
ginjal sebelum urine siap dikeluarkan dari dalam tubuh melalui mekanisme yang
kita kenal sebagai buang air kecil (BAK). Saat organ ini terisi 400-600 ml urine,
sistem sarafnya akan memberikan ‘tanda’ berupa sensasi penuh. Setelah itu, otot
akan berkontraksi guna memberikan jalan bagi urine keluar melalui saluran kemih
(uretra).

4. Uretra

Uretra adalah tabung yang bertanggung jawab untuk memungkinkan urin dapat
meninggalkan tubuh dengan mengosongkan dari kandung kemih.
a. Struktur Anatomi
Ketika uretra menyempit maka aliran kemih terhambat. Hal ini dikenal sebagai
struktur uretra.
1) Uretra Pria

a) Panjang 18,75 -20 cm.


b) Pembagian Uretra
 Uretra Posterior
- Pars prostatica : panjang 2,5 cm
- Pars membranace : panjang 2 cm
 Uretra Anterior
- Pars cavernosa/spongiosa : 15 cm
- Pars bulbaris
- Pars glandis

2) Uretra Wanita

a) Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm.


b) Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar),
lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan
mukosa (lapisan sebelah dalam).
c) Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris
dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

b. Lokasi atau Letak


Lokasinya berbeda antara pria dan wanita. Uretra berbentuk lubang kecil, yang
pada wanita terletak di atas lubang vagina, sedangkan pada pria berada di dalam,
dekat dengan pangkal penis.
c. Fungsi
Fungsi utama dari uretra pada wanita adalah untuk membawa urin dari
tubuh. Pada pria, fungsi uretra adalah untuk mengangkut semen dan urin dari tubuh.
Ketika organ kelamin laki-laki menegang, aliran urin diblokir dari uretra sehingga
membiarkan hanya semen yang akan keluar saat hubungan intim.

C. Sifat-sifat Urine
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui
ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
1. Warna
Urin encer berwarna kuning pucat, dan kuning pekat jika kental. Urin segar biasanya
jernih dan menjadi keruh jika didiamkan.
2. Bau
Urin memiliki bau yang khas dan cenderung berbau ammonia jika didiamkan. Bau ini
dapat bervariasi sesuai dengan; misalnya setelah makan asparagus. Pada diabetes yang
tidak terkontrol, aseton menghasilkan bau manis pada urin.
3. Asiditas atau Alkalitas
pH urin bervariasi antara 4,8 sampai 7,5 dan biasanya sekitar 6,0, tetapi juga bergantung
pada diet. Ingesti makanan yang berprotein tinggi akan meningkatkan asiditas,
sementara diet sayuran meningkatkan alkalitas.
4. Berat Jenis
Berat jenis urin berkisar antara 1.001 sampai 1.035 bergantung pada konsentrasi urin.
5. Jumlah
Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan
serta faktor lainnya.

D. Komposisi Urine
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi
tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh.
Urin terdiri dari 95% air dan mangandung zat terlarut berikut:
1. Zat Buangan Nitrogen
Meliputi urea dari deaminasi protein, asam urat dari katabolisme asam nukleat, dan
kreatinin dari proses penguraian keratin fosfat dalam jaringan otot.
2. Asam Hipurat
Produk sampingan pencernaan sayuran dan buah.
3. Badan Keton
Yang dihasilkan dalam metabolism lemak adalah konstituen normal dalam jumlah
kecil.
4. Elektrolit
Meliputi ion natrium, klor, kalium, ammonium, sulfat, fosfat, kalsium, dan magnesium.
5. Hormon atau katabolit hormon
6. Berbagai Jenis Toksin atau Zat Kimia Asing
Pigmen, vitamin, atau enzim secara normal ditemukan dalam jumlah kecil.
7. Konstituen Abnormal
Meliputi albumin, glukosa, sel darah merah, sejumlah besar badan keton, zat kapur
(terbentuk saat zat mengeras dalam tubulus di keluarkan), dan batu ginjal atau kalkuli.

E. Mekanisme Tahapan Pembentukan Urine


Ginjal memproduksi urin yang mengandung zat sisa metabolik dan mengatur komposisi
cairan tubuh melalui tiga proses utama:

1. Filtrasi (Penyaringan)
Tahap filtrasi merupakan tahapan pertama pembentukan urine. Proses filtrasi
terjadi ketika darah memasuki glomerulus sampai ke kapsula bowman dengan
menembus membran-membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari lapisan sel
endotelium glomerulus, membran basiler, dan epitel kapsula bowman. Sel-sel kapiler
glomerulus memiliki struktur yang berpori, bertekanan dan permeabilitas yang tinggi
sehingga akan mempermudah proses filtrasi.
Komponen filtrat glomerulus terdiri atas zat yang dibutuhkan tubuh (air,
glukosa, asam amino, elektrolit) dan zat-zat yang harus dibuang (urea, kreatinin, asam
urat). Tenaga filtrasi diperoleh melalui tekanan hidrostatik jantung serta tekanan
intratubuler dan tekanan yang berasal dari tekanan ginjal yang sifatnya berlawan.
Filtrasi darah menghasilkan urin primer.

2. Reabsorbsi
Setelah mengalami tahap filtrasi, selanjutnya filtrat glomerulus atau urine
primer akan memasuki tahap reabsorbsi. Reabsorbsi merupakan suatu tahap dimana
zat-zat yang masih berguna untuk tubuh diserap kembali. Zat-zat yang masih
diperlukan di dalam filtrat glomerulus atau urin pimer akan diserap kembali di tubulus
kontortus proksimal sampai lengkung henle. Reabsorpsi urin primer menghasilkan urin
sekunder.

3. Augmentasi
Augmentasi merupakan tahapan akhir dalam pembentukan urine dimana
terjadinya proses penambahan zat sisa dan urea. Urine skunder atau filtrat tubulus yang
telah melewati lengkung henle menuju tubulus kontortus distal dan mengalami tahapan
augmentasi. Pada proses augmentasi akan terjadi penambahan zat-zat sisa oleh darah
yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh seperti ion H+, K+, NH3, dan kreatinin.
Pengeluaran ion H+ dilakukan untuk menjaga pH darah.
Proses augmentasi menghasilkan urine sesungguhnya dan mengandung sedikit
air. Urine sesungguhnya mengandung urea, asam urine, amonia, sisa pembongkaran
protein, dan zat-zat berlebihan dalam darah (vitamin, obat-obatan, hormon, garam
mineral). Augmentasi menghasilkan urin tersier atau urin sesungguhnya.

F. Mikturisi
Mikturisi merupakan proses pengeluaran urine sebagai gerak refleks yang dapat
dikendalikan (dirangsang/dihambat) oleh sistem persarafan dimana gerakannya dilakukan
oleh kontraksi otot perut yang dapat menambah tekanan intra abdominalis dan organ-organ
lain yang menekan kandung kemih sehingga membantu mengosongkan urine. Refleks
mikturisi adalah refleks medula spinalis yang bersifat otonom yang dikendalikan oleh suatu
pusat di otak dan korteks cerebri. Refleks mikturisi ini merupakan penyebab dasar bekemih.
Mekanisme pengeluaran urine secara volunteer biasanya dimulai dengan cara mula-
mula seseorang secara volunteer mengkontraksikan otot perutnya yang akan meningkatkan
tekanan di dalam kandung kemih dan uretra posterior dalam keadaan di bawah tekanan,
sehingga meregangkan dindingnya. Hal tersebut memicu regangnya reseptor yang akan
mencetuskan refleks mikturisi dan secara bersamaan menghambat sfingter uretra eksterna.
Biasanya seluruh urin akan dikeluarkan dan menyisakan tidak lebih dari 5-10 mm urine di
dalam kandung kemih.

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sistem urinaria, diantaranya ada faktor
internal dan faktor eksternal:
1. Faktor Internal
a. Hormon Antidiuretik (ADH)
Hormon ADH menjadi faktor internal utama yang berperan dalam menentukan
jumlah pengeluaran urine yang dikeluarkan tubuh. Jika darah yang akan disaring
banyak mengandung air, maka hormon ADH yang disekresikan ke dalam ginjal
semakin sedikit, Penyerapan air akan sedikit pula. Akibatknya produksi urine yang
terbentuk menjadi banyak dan cepat memenuhi kantong kemih.
b. Hormon Insulin
Penyakit kencing manis (diabetes) disebabkan oleh kekurangan hormon insulin
dalam darah. Kadar hormon insulin yang rendah menyebabkan produksi urine
meningkat sehingga penderita penyakit ini sering mengeluarkan urine.
c. Kondisi Psikologis (gejolak emosi dan stress)
Tekanan darah akan meningkat bila seseorang sedang mengalami ejolak emosi
yang tinggi. Hal ini menyebabkan darah lebih banyak untuk segera disaring. Begitu
pula gangguan psikologis stress yang berpengaruh terhadap kontraksi dan tekanan
pada katup kantung kemih. Ini akan mendorong orang untuk buang air kecil lebih
sering.
2. Faktor Eksternal
a. Suhu Lingkungan
Suhu lingkungan berpengaruh terhadap sistem urinaria. Saat cuaca dingin orang
akan lebih sering untuk mengeluarkab urine. Hal ini disebabkan oleh air yang
terdapat dalam darah lebih banya menuju ginjal sehingga produksi urine lebih
banyak.
b. Konsumsi garam
Seseorang yang banyak mengkonsumsi garam lebih banyak mengeluarkan urine
dalam tubuh. Kadar garam yang tinggi dalam darah menyebabkan ginjal
memproduksi garam mineral yang lebih banyak sehingga produksi urine
meningkat.
c. Jumlah air yang diminum
Orang yang banyak minum akan menyebabkan urine yang dikeluarkan lebih
banyak dari dalam tubuh. Ini disebabkan oleh sedikitnya air yang meresap ke salam
darah sehingga banyak dieksresikan melalui kantong kemih.
d. Konsumsi alkohol dan kafein
Salah satu kebiasaaan yang salah dan dapat memperbanyak urine yang dikeluarkan
tubuh adalah mengkonsumsi alkohol dan kafein. Bahan ini dapat menghambat
pembentukan hormon ADH dalam tubuh.

H. Kelainan atau Gangguan pada Sistem Urinaria


1. Gagal ginjal kronik (chronic kidney disease /CKD)
Gagal ginjal kronik adalah kondisi dimana saat fungsi ginjal mulai menurun
secara bertahap. Kondisi ini bersifat permanen. Status CKD berubah menjadi gagal
ginjal ketika fungsi ginjal telah menurun hingga mencapai tahap atau stadium akhir.
CKD adalah penyakit yang umumnya baru dapat dideteksi melalui tes urin dan darah.
Gejala penyakit gagal ginjal kronik diantarnya, berkurangnya urine saat buang
air, mual, muntah, hilang nafsu makan, lelah dan lemah, bermasalah dalam tidur,
bengkak pada area kaki, dan lainnya.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan penyakit gagal ginjal kronik, diantaranya:
a. Gangguan ginjal polisistik, yaitu kondisi saat kedua ginjal berukuran lebih besar
dari normal. Kondisi ini bersifat diwariskan.
b. Peradangan pada ginjal
c. Infeksi pada ginjal
d. Penyumbatan, seperti yang disebabkan oleh batu ginjal dan gangguan prostat.
e. Penggunaan rutin obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti anti-inflamasi
non-steroid termasuk aspirin dan ibuprofen.
f. Lupus eritematosus sistemin, yaitu kondisi dimana saat sistem kekebalan tubuh
menyerang dan mengenali ginjal sebagai jaringan asing.
g. Kegagalan pertumbuhan ginjal pada janin saat dalam kandungan.

2. Sistisis
Sistisis adalah perdangan kantung kemih yang seringkalis disebabkan oleh
infeksi bakteri. Peradangan tersebut dapat mengakibatkan kandung kemih teriritasi,
memerah dan membengkak. Sistisi lebih sering terjadi pada wanita karena adanya
uretra (saluran yan mengalirkan urine dari kandung kemih) yang lebih pendek dibandin
pria, sehingga jarak bakteri untuk menginfeksi menjadi lebih pendek pula.
Pada beberapa kasus, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, namun
terkadang dapat menyebabkan infeksi yang menyebar hingga ginjal, sehingga perlu
pertolongan medis jika gejala tidak membaik.
Beberapa gejala gangguan ini diantaranya nyeri, sensasi terbakar, dan perih saat
buang air kecil, darah dalam air seni, nyeri saat berhubungan seksual, kram pada perut
dan punggung, urine keruh atau berbau tajam, sering buang air kecil, terasa tidak tuntas
saat buang air kecil, dan sesnsasu tekanan pada kandung kemih.
Sistisis umumnya terjadi ketika bakteri diluar tubuh memasuki saluran kemih
melalui uretra dan mulai berkembang biak. Sistsis yang disebabkan bakteri merupakan
jenis infeksi saluran kemih yang paling umum. Sebagian besar kasus sistisis disebabkan
oleh bakteri jenis Eschericia coli. Beberapa kasus sistisis juga dapat dipicu oleh
penggunaan obat-obatan tertentu, terutama obat kemoterapi siklofosfamid dan
ifosfamid.

3. Inkontinensia
Inkontinensia urine adalah kondisi dimana seseorang sulit menahan buang air
kecil, sehingga jadi mengompol. Inkontinensia urine umumnya dialami oleh lansia, dan
lebih sering dialami wanita dibandingkan pria. Meskipun biasanya bukan merupakan
konsis yang berbahaya, inkontinensia urine dapat berdampak buruk pada kondisi
psikologi dan kehidupan sosial penderita.
Inkontinensia urine disebabkan oleh banyak hal, mulai dari gaya hidup hingga
kondisi medi tertentu. berikut ini beberapa penyebab dari inkontinensia urine
berdasarkan gejala yang ditimbulkan:
a. Stress Incontinence
Penderita inkontinensia jenis ini akan mengompol ketika kandung kemih
tertekan, seperti saat batuk, bersin, tertawa keras, atau mengangkat beban. Kondisi
ini disebabkan oleh otot saluran kemih yang terlalu lemah untuk menahan urine
ketika ada tekanan. Otot kandung kemih dapat melemah karena berbagai faktor,
misalnya karena proses persalinan, berat badan berlebih, atau komplikasi
pascaoperasi, seperti rusaknya saluran kemih.
b. Urge icontinence
Penderita inkonentinensia jenis ini tidak dapat menahan buang air kecil
ketika dorongan untuk itu muncul. Seringkali perubahan posisi tubuh atau
mendengar suara saluran air membuat penderita mengompol. Kondisi ini
disebabkan oleh otot kandung kemih yang berkontraksi secara berlebihan.
Kontraksi dipicu oleh konsumsi kafein, soda, alkohol, dan pemanis buatan secara
berlebihan, infeksi saluran kemih, sembelit, serta angguan saraf, seerti stroke atau
cedera saraf tulang belakang.
c. Overflow incontinence
Penderita ini dapat mengompol sedikit-sedikit. Kondisi ini terjadi akibat
kantung kemih tidak dapat dikosongkan sampai benar-benar kosong (retensi urine
kronis), sehingga sisa urine didalam kantung kemih akan keluar sedikit-sedikit.
Retensi urin kronis dapat terjadi ketika kandung kemih atau saluran kemih
mengalami penyumbatan, sehingga mengganggu keluarnya urine. Penyumbatan
ini umumnya disebabkan oleh pembesaran kelenjar prostat, tumor atau batu pada
kandung kemih.
d. Inkontinensia total
Inkontinensia total terjadi ketika kantung kemih sama sekali tidak mampu
menampung urine, sehingga penderitanya akan terus mengompol. Kondisi ini bisa
disebabkan oleh kelainan struktur kandung kemih atau panggul sejak lahir, cedera
saraf tulang belakang, atau munculnya lubang diantara kandung kemih dan organ
sekitarnya, misalnya vagina.

4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat yang bisa terjadi tiba-tiba
(akut) atau berkembang secara bertahap dalam waktu yang lama (kronis). Prostatitis
biasanya ditandai dengan nyeri dan kesulitan buang air kecil. Kelenjar prostat adalah
organ pada sistem reproduksi pria yang berperan dalam proses produksi sperma. Jika
kelenjar prostat bengkak dan meradang, akan timbul nyeri di panggul dan nyeri saat
buang air kecil atau ejakulasi. Prostatitis bisa menyerang pria di segala usia, tapi lebih
sering terjadi pada pria berusia dibawah 50 tahun. Hal ini berbeda dengan kanker
prostat atau pembesaran prostat yang cenderung menyerang pria lanjut usia.
Berikut adalah bebarap penyebab prostatitis:
a. Prostatitis bakteri akut
Prostatitis ini disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar prostat. Jenis bakteri
yang memicu prostatitis sama dengan bakteri penyebab infeksi saluran kemih yaitu
Escherichia coli, pseudomonas, Neisseria gonorhoeae, Chlamydia trachomatis.
b. Chronic prostatitis (CP)
Belum diketahui secara pasti apa yang dapat menyebabkan Chronic prostatitis.
Namun ada dugaan bahwa penyakit ini berkaitan dengan stress, cedera saraf dekat
prostat, trauma fisik di prostat atau area sekitarnya, atau riwayat infeksi saluran
kemih.

5. Batu Ginjal
Penyakit batu ginjal adalah pembentukan materi keras menyerupai batu yang
berasal dari mineral dan garam di dalam ginjal. Batu ginjal dapat terjadi di sepanjang
saluran urine, dari ginjal, ureter, kandung kemih, serta uretra. Batu ginjal terbentuk dari
limbah dalam darah yang membentuk massa padat dan menumpuk di ginjal. Contoh zat
kimia yang dapat membentuk batu ginjal adalah kalsium dan asam oksalat. Seiring
waktu, materi tersebut semakin keras dan menyerupai bentuk batu.
Penyebab batu ginjal ini dapat dipicu oleh beragam kondisi seperti kurang
minum air putih, berat badan berlebih, atau akibat efek samping operasi pada organ
pencernaan. Endapat batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah
kesehatan lain yang mendasari. Batu ginjal dapat berpindah dan tidak selalu berada
dalam ginjal. Perpindahan batu ginjal, terutama yang berukuran besar, akan mengalami
kesulitan menuju ureter yang kecil dan halus hingga kandung kemih, lalu dikeluarkan
melalui uretra. Kondisi ini dapat menimbulkan iritasi saluran kemih. Sebagian besar
kasus penyakit batu ginjal dialami orang-orang berusia 30-60 tahun.
Gejala batu ginjal seringkali baru muncul apabila batu ginjal sudah berukuran
besar. Gejala tersebut meliputi sering buang air kecil, sakit saat buang air kecil, jumlah
urine yang keluar sedikit atau urine tidak keluar sama sekali.

6. Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Infeksi saluran kemih adalah kondisi ketika organ yang termasuk dalam sistem
kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra mengalami infeksi. Umumnya
infeksi saluran kemih terjadi pada kandung kemih dan uretra. Berawal dari ginjal, zat
sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urine. Kemudia urine
dialirkan dari ginjal melalui ureter, menuju kandung kemih. Setelah ditampung idalam
kandung kemih, urine kemudian dibuang dari tubuh melalui saluran pelepasan yang
disebut uretra, hingga bermuara ke lubang kencing.
Berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK terbagi menjadi ISK atas dan ISK
bawah. ISK atas adalah infeksi yang terjadi di bagian atas kandung kemih, yaitu di
ginjal dan ureter. Sedangkan ISK bawah adalah infeksi pada kandung kemih bagian
bawah yaitu kandung kemih dan uretra. ISK atas lebih berbahaya dan dapat memicu
urosepsis, yaitu kondisi ketika bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah.
Urosepsis bisa mengakibatkan tekanan darah turun hingga syok, bahkan kematian.
Gejala infeksi saluran kemih diantaranya, demam, sakit di perut dan panggul,
nyeri saat buang air kecil, kencing terasa tidak tuntas, dan muncul darah dalam urine.
Adapun penyebab infeksi saluran kemih adalah masuknya bakteri ke saluran kemih
melalui lubang kencing. Meski bisa terjadi pada siapa saja, tetapi penyakit ini lebih
sering dialami wanita, termasuk ibu hamil.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dari eliminasi yaitu pengeluaran zat-
zat sisa dari dalam tubuh. Ginjal merupakan suatu organ perkemihan yang terpenting yang
harus kita jaga dengan baik. Adanya gangguan pada ginjal akan menimbulkan komplikasi-
komplikasi yang sulit diatasi. Oleh karena itu sudah seharuhya kita peduli akan kesehatan
kita khususnya dalam proses berkemih atau dalam sistem urinaria. Ginjal memiliki banyak
unit nefron yang berguna dalam proses pembuatan urine. Terdapat tiga tahap dalam
pembuatan urine yaitu Filtrasi Glomerulus, Reabsorpsi dan tahap Sekresi atau pengeluaran.

B. Saran
Adapun saran yang ingin kami utarakan di antaranya, yaitu:
1. Dengan tersusunnya makalah ini, kami mengharapkan agar pembaca dapat lebih
mengetahui dan memahami sistem urinaria ini, semoga pembaca juga dapat
membedakan setiap tahapan dalam mekanisme sistem urinaria yang terjadi pada
manusia.
2. Jangan menjadikan makalah ini sebagai sumber literasi utama baik itu untuk
mendukung tugas pembaca atau untuk sekedar menambah pemahaman/pengetahuan.
Budayakan untuk menggali sebuah informasi dari berbagai sumber yang tentunya lebih
kredibel.
DAFTAR PUSTAKA

Chalik, R. (2016). Anatomi Fisilogi Manusia. Bahan Ajar Kebidanan. Jakarta.

Wahyuningsih, H.P, dan Kusmiyati, Y. (2017). Anatomi Fisiologi. Bahan Ajar Kebidanan.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai