ANATOMI
FISIOLOGI
“Sistem Perkemihan”
OLEH KELOMPOK 7 :
1. Fahira Aulia (PO71241230018)
2. Marissa Wibowo (PO71241230015)
3. Fitri Anggraini (PO71241230050)
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-Nya lah kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Anatomi Fisiologi yang ditugaskan oleh Ibu Imelda,
SsiT,
M. Bmd yang merupakan dosen mata kuliah Anatomi Fisiologi.
Terima kasih kami haturkan kepada Ibu Imelda, SsiT, M. Bmd yang senantiasa
membimbing kami di dalam kelas dan penyusunan makalah ini. Tanpa adanya bimbingan
beliau, kami kiranya tidak akan mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem
Perkemihan”untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi.
Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan kami
menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan masih memiliki
banyak kelemahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Adapun, kami juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi pembacanya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Ginjal..........................................................................................................................5
3.1 Ureter.........................................................................................................................9
4.1 Uretra........................................................................................................................13
1.1 Kesimpulan................................................................................................................15
1.2 Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ginjal
Ginjal merupakan bagian terpenting dalam mempertahankan hosmeotasis cairan
tubuh. Berbagai fungsi ginjal untuk mempertahankan hosmeotasis adalah dengan
mengatur volume cairan, keseimbangan osmotik, asam basa, ekskresi sisa
metabolisme, dan pengaturan sistem hormonal dan metabolisme. Ginjal terletak
dalam rongga abdomen retroperitonial kiri dan kanan kolumna vertebralis, dikelilingi
oleh lemak dan jaringan ikat di belakang peritoneum.
Gambar 1. Ginjal
1. Makrostruktur ginjal
Setiap ginjal memiliki panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm, dan tebal 2,5 cm.
Ginjal kiri memiliki ukuran lebih panjang daripada ginjal kanan. Berat ginjal pria
dewasa 150-
170 gram dan wanita 115-155 gram. Bentuk ginjal seperti kacang, sisi dalam
menghadap ke vertebra torakalis, sisi permukaannya cembung, dan di atas setiap
ginjal terdapat sebuah kelenjar suprarenal. Ginjal ditutup oleh kapsul tunika fibrosa
yang kuat, apabila kapsula dibuka terlihat permukaan ginjal yang licin dengan warna
merah tua.
2. Struktur nefron ginjal
Tiap tubulus ginjal dan glomerulus membentuk satu kesatuan yang disebut nefron
yaitu suatu Unit fungsional terkecil ginjal. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-
1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Dapat
dibedakan dua jenis nefron:
5
Nefron kortikalis : nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari
korteks dengan lengkung henle yang pendek dan tetap berada pada korteks
atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.
Nefron juxtamedullaris : nefron yang glomerulinya terletak pada bagian
dalam dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang
panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik
dan kembali ke cortex.
3. Fisiologi pembentukan urine melalui ginjal
Urine dibentuk dalam nefron secara terus menetrus melalui 3 proses:
a) Fitrasi glomerulus
Filtrasi adalah proses ketika air dan subtansi terlarut bergerak menembus
membran pada tekanan tertentu. Filtrasi glomerulus menghasilkan filtrat yang
sangat encer dan mengandung banyak subtansi terlarut dari darah, ada beberapa
subtansi yang harus dieliminasi dan ada subtansi lain yang berguna bagi tubuh.
Reabsorbsi tubular selektif berguna untuk mempertahankan subtansi yang masih
berguna ini.
b) Tubulus kontortus proksimal
Ditubulus kontortus proksimal (proximal convolute tubule, PCT), sebagian besar
air dan subtansi terlarut diabsorbsi masuk ke aliran darah.. Dalam keadaan normal,
subtansi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti glukosa, doreabsorbsi sepenuhnya
selama di PCT, namun jumlah yang dapat direabsorbsi terbatas. Hal ini dikenal
sebagai ambang batas ginjal, dan tingkat ambang batas ginjal berbeda untuk setiap
subtansi.
c) Sekresi tubular
Pada sekresi tubular, setiap subtansi bahaya dibuang dari tubulus ke dalam aliran
darah. Kelebihan ion hidrogen dan kalium serta beberapa obat yang lolos dari
proses filtrasi, dibuang keluar tubuh melalui urine. Sekresi tubular juga berperan
penting dalam mempertahankan asam-basa.
4. Pembuluh Darah Pada Ginjal
Struktur ginjal berisi pembuluh darah. Ginjal mendapat darah bersih dari
Arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta abdominalis. Cabang–cabang arteri
banyak didalam ginjal dan menjadi arteriola afferen yang masing–masing membentuk
simpul dan kapiler–kapiler didalam badan malphigi yang disebut glomerulus.
Pembuluh afferen kemudian tampil sebagai arteriola aferen yang bercabang–cabang
6
membentuk
7
jaringan kapiler sekeliling tubulus urineferus .Kapiler mendapat suplay darah dari
arteriol aferen, kemudian darah akan keluar melalui arteriol eferen (lebih kecil dari
aferen) Kapiler–kapiler kemudian bergabung membentuk vena renalis yang membawa
darah dari ginjal ke vena cava inferior.
Filtrasi terjadi di glomerulus dan kapsul bowman yang menghasilkan filtrat gromerul atau
urin primer.
8
Kelainan yang sering ditemukan pada system perkemihan
1. Glomerulonefritis adalah proses inflamasi pada glumeruli dengan etiologi,
patogenesis, perubahan-perubahan histologi pada ginjal berlainan tetapi dengan
presentasi klinis seragam. 2.
2. Sindrom Nefrotik adalah kelainan pada sistem perkemihan/urinary yang ditandai
dengan adanya peningkatan protein dalam urine (proteinuria), penurunan albumin
dalam darah, dan adanya edema
3. Gagal Ginjal Kronik adalah suatu kedaan klinis yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang irreversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti
ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal
4. Ca Kandung Kemih adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli (kandung kemih)
yang akan terjadi gros hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar kencing warna merah
terus.
5. BPH (Benign Prostat Hiperplasia) adalah pembesaran kelenjar prostat yang
disebabkan adanya keseimbangan hormonal dalam tubuh sehingga terjadi hiperplasi
(penambahan jumlah sel) pada kelenjar prosta
6. ISK(Infeksi Saluran Kemih) adalah suatu keadaan klinisyang mana terdapat
mikroorganisme pada saluran kemih
7. Urolithiasis adalah suatu keadaan terdapatnya batu di dalam saluran kemih, baik
dalam ginjal, ureter, maupun buli-buli / kandung kemih
9
3.1 Ureter
Kedua ureter terdiri atas 2 buah saluran yang panjangnya sekitar 20-30 cm, terbentang
dari ginjal sampai vesica urinaria. Fungsi ureter menyalurkan urine ke vesica
urinaria.Ureter pada pria : terdapat dalam vesika seminalis. Ureter pada wanita terdapat
dibelakang fossa ovarikaberjalan kebagian medial dan kedepan lateral serviks uterus.
Lapisan dinding ureter terdiridari : Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa). Lapisan
tengah (otot polos) dan Lapisan sebelah dalam (lapisan mukosa). lapisan dinding ureter
menimbulkan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih
masuk kedalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gambar 2. Ureter
Ureter memiliki fungsi sebagai jalur sekresi dari ginjal menuju kandung kemih, ureter
juga memiliki gerak peristaltik meski tidak sebesar gerak peristaltik pada kerongkongan
Merupakan tempat menyimpan urine berupa kantong berotot kuat yang dapat
mengempis, terletak dibelakang simfisis pubis didalam rongga panggul. Terdapat 3
saluran bersambung dengan kandung kemih yaitu : 2 buah saluran ureter yang bermuara
secara obliq disebelah basis (secara obliq untuk mencegah urine kembali kedalam ureter
dan 1 buah saluran uretra keluar dari kandung kemih disebelah depan.
1
0
Fungsi vesica urinaria : Tempat penyimpanan urine dan mendorong urine keluar dari
tubuh. Vesika urinaria dan uterus dipisahkan oleh lipatan peritoneum membentuk ruang
utero vesikel atau cavum douglassi.
a) Makrostruktur
Kandung kemi berbentuk seperti buah pir bila sedang kosong dan berbentuk
menyerupai bola saat penuh dengan urine. Kandung kemih dapat menampung sampai
600 ml urine, namun keinginan berkemih akan dihantarkan ke sistem saraf kandung
kemih berisi sekitar 300 ml urine. Bagian atas kandung kemih disebut fundus (pada
wanita) dan di selimuti oleh peritoneum secara longgar agar mudah mengembang bila
kandung kemih terisi banyak urine. Ruang yang dibentuk antara kandung kemih dan
uterus disebut sebagai kavum uterovesikular. Bagian dasar kandung kemih disebut
sebagai leher kandung kemih.
b) Mikrostruktur
Dinding kandung kemih tersusun atas tiga lapisan yaitu:
Lapisan luat berupa jaringan ikat
Lapisan tengah berupa otot polos, otot destusor, yang saling bersilangan dengan
serabut elastik sehingga memungkinkan kandung kemih berkontraksi dan kembali
kebentuk asalnya bila sedang kosong
Lapisan dalam berupa epitel transisional, yang berlipat-lipat disebut rugae,
sehingga memungkinkan kandung kemih mengem
1
3.3 Berikut ini anatomi sistem perkemihan:
1. Berjumlah dua buah, masing-masing ada di kedua sisi belakang perut, tepat di bawah
tulang rusuk. Setiap ginjal kira-kira sebesar kepalan tangan.
2. Ureter. Berupa tabung tipis di dalam panggul untuk membawa urine dari ginjal ke
kandung kemih.
3. Kandung Kemih. Berbentuk seperti kantong, dan terbuat dari otot, yang bisa
mengembang saat terisi.
4. Uretra. Berbentuk seperti tabung yang membawa urine dari kandung kemih keluar
dari tubuh.
Banyak kondisi yang dapat memengaruhi sistem perkemihan. Infeksi, penyakit, atau masalah
dapat muncul saat lahir atau berkembang seiring bertambahnya usia. Beberapa gangguan
saluran kemih yang umum adalah:
1. Infeksi
Infeksi saluran kemih dan infeksi menular seksual (IMS) dapat menyebabkan masalah
pada ginjal, uretra, atau kandung kemih. Infeksi ini terjadi ketika bakteri atau virus
memasuki saluran kemih melalui uretra.
2. Masalah Stuktural
Terkadang bayi lahir dengan cacat lahir yang memengaruhi cara sistem perkemihan
mereka terbentuk. Kelainan ini dapat menyebabkan urine kembali ke ginjal dan
menyebabkan infeksi. Di kemudian hari, prolaps kandung kemih dapat terjadi setelah
kehamilan atau seiring bertambahnya usia wanita. Kandung kemih yang prolaps jatuh
ke dalam vagina atau menggantung keluar dari lubang vagina. Terkadang masalah
struktural memerlukan pembedahan untuk memperbaiki masalah tersebut.
3. Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk ketika produk limbah dalam urine menggumpal. Ini dapat
menyebabkan rasa sakit yang parah dan menghalangi aliran urine.
4. Masalah Buang air Besar
Seperti hilangnya kontrol kandung kemih, atau inkontinensia urine, yang
menyebabkan urine bocor sedikit atau banyak. Ini paling sering terjadi pada wanita,
biasanya setelah kehamilan atau saat lanjut usia. Gejalanya bisa lebih buruk ketika
batuk, tertawa, bersin atau melompat. Kandung kemih yang terlalu aktif terjadi ketika
kamu merasakan dorongan tiba-tiba untuk sering buang air kecil.
5. Obstruksi Saluran kemih
Pertumbuhan atau tumor kanker di perut dapat memengaruhi aliran urine. Pada pria,
pembesaran prostat (juga disebut benign prostatic hyperplasia atau BPH ) dapat
menyumbat ureter, sehingga lebih sulit untuk buang air kecil. Penyebab lainnya
adalah masalah kehamilan dan gastrointestinal (GI) seperti penyakit Crohn.
6. Penyakit Ginjal
Penyebab paling umum dari masalah sistem perkemihan ini adalah tekanan darah
tinggi dan diabetes. Kondisi genetik yang disebut penyakit ginjal polikistik
menyebabkan kista berisi cairan terbentuk di dalam ginjal.
Selain itu, overdosis hampir semua obat dapat menyebabkan ginjal bekerja terlalu keras saat
menyaring limbah, yang dapat menyebabkan gagal ginjal. Gagal ginjal mungkin memerlukan
dialisis atau transplantasi ginjal.
1
7. Sistitis Interstisial
Penyakit ini menyebabkan peradangan (pembengkakan dan iritasi) di kandung kemih.
Obat-obatan dan terapi fisik dapat memperbaiki gejala penyakit ini.
d) Ureter
Uretra adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan
urin dari ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30
cm dengan diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan
berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Ureter dibagi menjadi
pars abdominalis, pelvis,dan intravesikalis.
4.1 Uretra
Merupakan saluran keluar air kemih dari leher kandung kemih kelubang luar. Dilapisi
membran mukosa yang bersambungan dengan membran yang melapisi kandung kemih.
Pada wanita panjang uretra 2,5-3,5 cm. pada pria 17-22,5 cm.
a. Uretra pria
Mulai dari orifisium uretra interna didalam kandung kemih sampai orifisium
uretra eksterna pada penis. Terdiri atas :
1) Uretra prostatika
2) Uretra pars membranasea
3) Uretra pars kavernosa
4) Orifisium uretra eksterna
b. Uretra wanita
Terletak dibelakang simpisis, Salurannya dangkal . Uretra wanita lebih pendek
daripada pria. Terdiri atas :
1) Tunika muskularis
2) Lapisan spongiosa
3) Lapisan mukosa
1
Gambar 4. Uretra
Urine merupakan cairan yang diekskresikan oleh ginjal kemudian akan dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urine diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan menjaga
hemeostatis cairan tubuh sebagian pembuangan cairan tubuh melalui eksresi urine
(Murray dan Robert, 2003). Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
1. Bahan yang terkandung di dalam urine :
Urin normal manusia terdiri dari air, urea, asam urat, ammonia, kreatinin, asam laktat,
asam fosfat, asam sulfat, klorida,dan garam, sedangkan pada kondisi tertentu dapat
ditemukan zat-zat yang belebihan misalnya vitamin C, obat-obatan (Ma'rufah, 2011).
2. Zat yang tidak terdapat di dalam urine sehat adalah glukosa, protein, dan sel darah.
Apabila zat tersebut terdapat di urine, dapat dipastikan terjadi kelainan atau penyakit
di ginjal. Kelainan atau penyakit ginjal yang dimaksud, yaitu:
1. Diabetes melitus, yaitu kondisi urine yang mengandung gula. Kelainan ini terjadi
karena hormon insulin rendah atau proses reabsorpsi di tubulus kontortus proksimal
terganggu.
2. Diabetes insipidus, yaitu kondisi urine yang dihasilkan dalam volume yang begitu
banyak, karena kekurangan hormon ADH.
3. Albuminuria, yaitu kondisi urine mengandung protein, karena adanya gangguan
pada filtrasi darah di glomerolus.
4. Nefritis, yaitu radang atau infeksi pada saluran nefron ginjal.
1
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sistem perkemihan tubuh kita terdiri dari ginjal yang berfungsi melakukan tes protein
(albumin), mengukur konsentrasi urea serta berat jenis cairan urine, dan melakukan
penyaringan. Setelah ginjal maka terdapat ureter yang berfungsi mendorong urine
untuk masuk ke kandung kemih. Kandung kemih merupakan bagian yang lain setelah
ureter yang berfungsi menampung cairan urine sebelum dibuang melalui uretra. Dan
uretra, merupakan bagian akhir dari sitem perkemihan.
1.2 Saran
Pemahaman yang baik mengenai konsep manusia perlu dilakukan oleh mahasiswi
Kebidanan. Ada baiknya dipelajari dan dicari lebih lanjut mengenai Anatomi Fisiologi
yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan.
1
DAFTAR PUSTAKA
1. Judha, dkk. 2011. Anatomi dan Fisiologi: Rangkuman Sederhana Belajar Anatomi Dan
Fisiologi Untuk Mahasiswa Kesehatan Dan Keperawatan. Yogyakarta : Gosyen
Publishing
3. Wylie, linda. 2009. Esensial anatomi & fisiologi dalam asuhan maternitas edisi 2.
Jakarta : EGC
5. http://repository.unimus.ac.id/451/3/BAB%20II.pdf
6. https://m.kumparan.com/kabar-harian/mengenal-zat-zat-yang-tidak-terdapat-dalam-
urine-sehat-1x1DfleAdUr/full