Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOKIMIA GIZI

“CHLORIDE URINE”

DOSEN :
YUWONO SETIADI, SST, M.Gizi

DISUSUN OLEH :
ELIS SRIKANDI (P1337431119068)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat
dan salam semoga selalu tercurah kepada teladan seluruh insan, Nabi Agung Muhammad SAW.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Bapak Yuwono
Setiadi, SST, M.Gz yang telah membimbing penulis agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
menyusun makalah ini.

Proses pembuatan makalah ini berjudul MAKALAH BIOKIMIA GIZI “CHLORIDE


URINE“. Makalah ini di buat untuk menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Biokimia Gizi agar
berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Makalah ini disusun agar dapat memperluas ilmu dan
wawasan tentang bagaimana tentang chloride urine.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian khususnya bagi penulis
sendiri dan semua orang yang membaca makalah ini. Mudah-mudahan juga dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih memiliki
kekurangan, maka dari itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun agar menjadi lebih
baik lagi.

Pekalongan, 25 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. 1

KATA PENGANTAR............................................................................................ 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................... 4
BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM ........................................................... 5

2.1 Tinjauan Pustaka................................................................................... 5


2.2 Tujuan dan Prinsip................................................................................ 6
2.3 Alat dan Bahan...................................................................................... 6
2.4 Prosedur Kerja...................................................................................... 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 8

3.1 Hasil dan Pembahasan.......................................................................... 8


BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 9

4.1 Kesimpulan........................................................................................... 9
4.2 Saran..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Urine merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat kelebihan urine
dari penyaringan unsur-unsur plasma. Urine atau urin merupakan cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksresi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring ginjal di dalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui
uretra. Proses pembentukan urin didalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu filtrasi
(penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (penambahan) (Budiyanto,
2013).
System eksresi merupakan system yang berperan dalam proses pembuangan zat-zat yang
sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan bagi tubuh dalam
bentuk larutan. Karena adanya pembakaran (oksidasi) zat makanan dalam tubuh dan
perombakan zat kimia, terjadilah zat yang tak berguna lagi bagi tubuh. Apalagi zat itu tetap
di dalam tubuh. Yang berfungsi mengangkut zat sampah itu ialah darah, dibawanya ke paru-
paru, hati, kelenjar-kelenjar keringat, dan ginjal (Tuti, 2009). Urine sering dianggap hasil
buangan yang sudah tidak berguna. Padahal urine sangat membantu dalam pemeriksaan
medis. Urine merupakan salah satu cairan fisiologis yang sering dijadikan bahan untuk
pemeriksaan (pemerisaan visual, pemeriksaan mikroskopis, dan menggunakan kertas kimia)
dan menjadi salah satu parameter kesehatan dari pasien yang diperiksa. Urine juga menjadi
komponen yang penting dalam diagnosis keadaan kesehatan seseorang.
Urinalisis adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang penting untuk menegakkan
berbagai diagnosis. Urinalisis juga merupakan pemeriksaan kimia yang umum dilakukan
pada anak-anak dan remaja. Indikasi dilakukan pemeriksaan urine yaitu untuk kepentingan
diagnosis. Disebutkan bahwa pada proses urinalisis terdapat banyak cara metode yang dapat
digunakan untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urine. Analisis urine
dapat berupa fisik, analisis kimiawi, dan analisis secara mikroskopik. Analisis urine secara
fisik meliputi pengamatan warna urine, berat jenis cairan urine dan pH serta suhu urine itu
sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa, analisis protein dan
analisis pigmen empedu. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
chloride urine dari hasil pemeriksaan urine.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: bagaimana kandungan chloride dalam urine?

1.3 TUJUAN

4
Tujuan dari makalah ini diantaranya adalah mengetahui kandungan chloride dalam urine.

BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 TINJAUAN PUSTAKA


Urine atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi
urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang
menggunakan urine sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urine disaring di dalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar melalui uretra.
Menurut Wilmar (2000), dari urine yang terbentuk bisa memantau penyakit melalui
perubahan warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun ada baiknya kita
mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga. Urine merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal
melalui proses penyaringan darah. Oleh karena itu kelainan darah dapat menunjukkan
kelainan di dalam urine.
Fungsi utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan
dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urine sebagai zat yang “kotor”. Hal ini
berkaitan dengan kemungkinan urine tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang
terinfeksi, sehingga urinenya pun akan mengandung bakteri. Namun, jika urine berasal dari
ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urine sebenarnya cukup steril dan
hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa dikatakan bahwa urine
merupakan zat yang steril. Terdapat tiga proses penting yang berhubungan dengan proses
pembentukan urine.
(1) Filtrasi (penyaringan) kapsula bowman dari dalam badan malphigi menyaring
darah dalam glomerulus yang mengandung air, garam, gula, urea, dan zat hermolekul besar
(protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrate glomerulus (urine primer). Di dalam
filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi
tubuh, misalnya glukosa, asam ammonia, dan garam-garam. (2) Reabsorpsi (penyerapan
kembali), dalam tubulus kontoruts proksimal dalam urine primer yang masih berguna akan
direabsorpsi kembali dan yang dihasilkan oleh filtrate tubulus ini adalah urine sekunder yang
memiliki kadar urea tinggi. (3) Ekskresi (pengeluaran). Dalam tubulus kontortus distal,
pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak dipelrukan lagi dan terjadi reabsorpsi
aktif ion Na+ dan Cl- serta sekresi ion H+ dan K+. di tempat ini sudah terbentuk urine yang
sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke
tubulus kolektifus lalu menuju pelvis renalis.
Air serta elektrolit dan metabolit penting lainnya akan diserap kembali. Selain itu,
susunan urine dapat berubah-ubah dan banyak mekanisme pengaturan homeostatis yang

5
meminimalkan atau mencegah perubahan susunan cairan ekstrasel dengan cara mengubah
jumlah air dan zat terlarut yang diekskresi melalui urine. Dari pelvis renalis, urine dialirkan
ke dalam vesika urinaria (kandung kemih) untuk kemudian dikeluarkan melalui proses
berkemih, atau miksi.
Urine mengandung bermacam-macam zat, antara lain: urea, asam urea, amoniak, dan
zat-zat lain yang merupakan hasil pembongkaran protein. Garam-garam terutama garam
dapur. Pada orang yang melakukan diet yang rata-rata berisi 80-100 gram protein dalam 24
jam, kadar air dan zat padat dalam 24 jam pada air kemih adalah sebagai berikut: 96%, zat
padat 4% (terdiri atas urea 2% dan hasil metabolisme lainnya 2%). Natrium klorida (garam
dapur), garam seperti natrium dan kalium klorida dikeluarkan untuk mengimbangi jumlah
yang masuk melalui mulut (Irianto, 2012).
Pemeriksaan urine rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia
urine yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan
pemeriksaan urine lengkap adalah pemeriksaan urine rutin yang dilengkapi dengan
pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit Wilmar (2000).

2.2 TUJUAN DAN PRINSIP


Tujuan : untuk mengetahui klorida dalam urine.
Prinsip : Titrasi AgNO3 dengan iom kromat sebagai indicator sampai terbentuk
warna coklat merah yang menetap, dimana jumlah tetesan AgNO3 sebanding dengan jumlah
garam NaCl perliter urine.

2.3 ALAT DAN BAHAN


Alat :
a. 6 tabung reaksi
b. 1 rak tabung reaksi
c. 1 pembakar spiritus
d. 1 gelas ukur 10 mL
e. 1 indikator universal pH
f. Korek api
g. Spatula
h. Pipet tetes

Bahan :
a. Sampel urine manusia
b. Reagen benedict
c. Reagen biuret
d. Larutan AgNO3 1%

2.4 PROSEDUR KERJA

6
a. Pengambilan sampel urine. Percobaan ini dilakukan dengan diambilnya urine yang
pertama kali dikerluarkan saat bangun tidur lalu diberikan label pada botol sampel
tersebut.
b. Masukkan 2 mL urine ke dalam tabung reaksi.
c. Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 1%
d. Lalu dibiarkan selama 5 menit.
e. Selanjutnya, diamati dan dicatat terbentuknya endapan putih dengan skala + hinga +++
untuk endapan paling sedikit hingga paling banyak.

7
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengamatan adanya ion klorida

Kelompok 1 2 3 4 5 6
Skala endapan ++ ++ - + + +
Keterangan:
+ : sedikit endapan putih
++ : banyak endapan putih
- : tidak ada endapan putih
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan urine yang dihasilkan
oleh probandus setiap kelompok sebagian besar mengandung sedikit ion klorida (Cl -)
(ditandai dengan terbentuknya endapan putih) diikuti kandungan klorida yang banyak dan
negative ion klorida. Perbedaan ini dipengaruhi oleh tingkat asupan kadar garam (makanan)
yang dikonsumsi. Semakin banyak garam maka semakin banyak pula ion klorida yang
dihasilkan. Faktor inilah yang menyebabkan perbedaan kandungan ion Cl- diantara keenam
urin tersebut (Wilmar, 2000).
Uji klorida ini bertujuan untuk menguji kadar klorida yang terdapat dalam urine. Uji
klorida pada urine dilakukan dengan menambahkan AgNO3 1% kedalam sampel urine. Pada
urine akan terbentuk endapan berwarna putih. Terbentuknya endapan putih ini karena terjadi
pengikatan ion Cl- dan hal ini menunjukkan terdapatnya kandungan klorida dalam urine
yang merupakan zat atau kandungan yang seharusnya memang harus ada dalam urine
sebagai hasil ekskresi sisa metabolisme dalam tubuh.
Klorida merupakan suatu elektrolit yang memiliki peranan penting dalam menjaga
keseimbangan cairan di dalam dan di luar sel-sel tubuh, serta mempertahankan volume
darah normal, tekanan darah, dan pH cairan tubuh. Sebagian besar Cl di dalam tubuh berasal
dari garam (NaCl) yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi. Klorida diabsorbsi dalam
saluran gastrointestinal, dan kelebihannya akan dikeluarkan melalui urine.
Menurut teori, ion klorida yang terdapat dalam urine berasal dari makanan yang
mengandung garam (NaCl) dan juga terkandung dalam urine normal jadi untuk
mengetahuinya harus ditemukan klorida dengan cara mengikatkan ion-ion Cl- menggunakan
larutan AgNO3 1% yang akan membentuk endapan putih. Oleh karena itu, jika dihubungkan
dengan hasil yang diperoleh pada tabel diatas, maka keenam sampel urine dan probandusnya
dapat diindikasikan normal dan sedang berada dalam keadaan yang sehat (Wilmar, 2000).

8
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa klorida
yang terdapat dalam urine berasal dari makanan yang mengandung garam (NaCl) dan juga
terkandung dalam urine normal jadi untuk mengetahuinya harus ditemukan klorida dengan
cara mengikatkan ion-ion Cl- menggunakan larutan AgNO3 1% yang akan membentuk
endapan putih. Sebagian besar Cl di dalam tubuh berasal dari garam (NaCl) yang terdapat
dalam makanan yang dikonsumsi. Klorida diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal, dan
kelebihannya akan dikeluarkan melalui urine.

4.2 SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah perlu dilakukan lebih banyak percobaan
lagi, agar bisa mengamati lebih teliti tentang kandungan yang ada pada urine.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://medlab.id/pemeriksaan-klorida-urine/

https://www.researchgate.net/publication/328829589_Analisis_urin/link/5be5628f4585150b2ba9
14b6/download

https://www.academia.edu/35047721/UJI_URINE

https://www.researchgate.net/publication/334551300_PEMANFAATAN_LARUTAN_GARAM
_NATRIUM_KLORIDA_NaCl_SEBAGAI_PENGAWET_ALTERNATIF_PADA_URINE_U
NTUK_PEMERIKSAAN_URINE_METODE_CARIK_CELUP

http://propiorcist.blogspot.com/2014/06/analisis-urin.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai