Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMIAH

IDENTIFIKASI KADAR KALSIUM URINE MENGGUNAKAN


METODE SULKOWITCH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :Arif Setya Efendi,M.Pd.

disusun oleh :

Nurhaliza Suid

(P1337434119071)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PROGRAM STUDI DII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang
telah banyak memberikan kita rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah dengan judul “ Identifikasi Kadar Kalsium Urine
Menggunakan Metode Sulkowitch”. Dalam penyusunan makalah ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Devi Etivia Purlinda,S.ST.,M.Si. selaku coordinator dosen mata kuliah


bahasa Indonesia
2. Arif Setya Efendi,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah bahasa
Indonesia

Akhir kata, penulis berdoa semoga Allah SWT selalu memberikan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak tersebut di atas, dan mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 01 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
I.BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan Masalah.............................................................................. 1
II.BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
A. Tinjauan Teori tentang Urine......................................................... 2
B. Tinjauan Teori tentang Kalsium.................................................... 6
C. Prosedur Pemeriksaan Sulkowitch................................................ 6
III. BAB III PENUTUP............................................................................. 10
A. Kesimpulan.................................................................................. 10
B. Saran............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Urine atau air seni adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal dan
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksresi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh
Pemeriksaan laboratorium sangat penting bagi diagnosis suatu
penyakit. Dengan pemeriksaan laboratorium kita dapat mengetahui
diagnosis spesifik suatu penyakit. Biasanya untuk melakukan diagnosa
suatu penyakit diperlukan sampel atau specimen dari pasien. Sampel atau
specimen dari pasien ini bias berupa darah,urine,
sputum,feses,sperma.Pemeriksaan urine atau urinalisis merupakan
pemeriksaan yang paling mudah dalam membantu diagnosis berbagai
penyakit .Beberapa pemeriksaan yang dapat ditentukandari pemeriksaan
urine yaitu glukosa urine,protein urine, dan kalsium urine.
Di dalam tubuh manusia terdapat 99% kalsium yang ada di dalam
jaringan keras yaitu pada tulang,gigi, dan jaringan lunak. Karena tanpa
kalsium 1% ini otot akan mengalami gangguan kontraksi yang akan
menyebabkan darah akan sulit membeku dan gangguan lainnya. Hal ini
menandakan bahwa kalsium merupakan mineral yang paling banyak
terdapat pada tubuh manusia. Maka dari itu, penulis tertarik untuk
mengetahui tentang bagaimana pemeriksaan kadar kalsium pada urine
menggunakan metode sulkowitch.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat diidentifikasi permasalahan
yang muncul,yakni sebagai berikut :
1. Apa saja pemeriksaan rutin pada sampel urine?
2. Bagaimana kadar kalsium urine menggunakan metode sulkowitch?

C. Tujuan Masalah
Tujuan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan
1. Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaan pada sampel urine
2. Untuk mengetahui kadar kalsium urine menggunakan metode
sulkowitch

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.URINE

1. Pengertian Urine
Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian
akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.

2.  Fungsi Urine
Fungsi utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urine
sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urine
tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi sehingga
urinnya pun akan mengandung bakteri.

Ginjal melakukan banyak fungsi metabolik dan ekskretorik serta


mempermudah pengeluaran produk sampingan nitrogenosa dan
metabolik lain dari tubuh. Ginjal mempertahankan homeostasis cairan,
elektrolit, dan status asam-basa. Setiap satuan fungsional ginjal disebut
nefron, masing-masing ginjal mengandung 1 sampai 1,5 juta nefron.
Setiap nefron terdiri dari berkas kapiler, glomerulus, dan saluran berlapis
epitel yang disebut tubulus. Tubulus memiliki segmen-segmen yang
secara anatomis dan fungsional berbeda dan diberi nama tubulus
kontortus proksimalis, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distalis.
Dibagian ujungnya, tubulus distalis melebar membentuk wadah yang
disebut duktus koligentes, yang mengalirkan isinya ke sistem
penampungan ginjal.

Air dan mineral terlarut dengan ukuran molekul kecil, terutama


elektrolit, bebas melewati saringan glomerulus. Saringan menahan
lewatnya protein. Proses pemisahan koloid dari Kristal ini disebut
ultrafiltrasi. Filtrasi sangat bergantung pada tekanan darah sistemik, yang
memungkinkan perfusi yang lebih besar dan ditahan oleh tekanan
osmotik koloid dan resistensi perifer pori-pori glomerulus ( sel endotel,
membrane basal, dan sel epitel ) ; kedua hal terakhir ini menahan
lewatnya sel dan molekul besar. Karena itu, sel darah dan sebagian besar
protein dalam sirkulasi dicegah masuk ke dalam filtrat glomerulus.
Sekitar 125 mL filtrat dihasilkan setiap menit, atau sekitar 140 L air per
hari.

2
3

3. Proses pembentukan urine


Sebagai alat ekskresi ginjal berperan dalam proses pembentukan
urine. Pembentukan urin melalui proses yang sedemikian panjang dan
tahap-tahap tertentu,yaitu sebagai berikut :
- Filtrasi
Filtrasi merupakan proses penyaringan zat-zat sisa metabolisme
yang harus dibuang tubuh seperti urea, Cl, H2O/ air. Ginjal merupakan
organ penyeimbang cairan dalam tubuh. Proses filtrasi terjadi di
glomerulus. Darah akan masuk ke ginjal melalui arteri afferent
membawa partikel – partikel darah yang akan disaring. Dalam
glomerulus, terjadi penyaringan yang harus melewati membran filtrasi
salah satunya celah –celah podocyte di capsula bowman.  Proses
filtrasi ini menghasilkan urine yang masih mengandung zat zat yang
berguna seperti glukosa, garam, dan asam amino. Hasil filtrasi di sebut
juga urine primer.

-Reabsorpsi

Proses reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal. Proses ini merupakan


proses diserapnya kembali zat zat yang masih bermanfaat untuk tubuh
dan masuknya zat zat lain dari tubuh yang tidak berguna. Reabsorbsi
dilakukan oleh sel sel epitel di tubulus. Zat zat yang direabsorbsi 
berasal dari urine primer yang mengansung komponen seperti glukosa,
asam amino, Na+, K+, Cl–, HCO3-, Ca2+, dan air.  Proses reabsorbsi ini
akan terus berlangsung dari tubulus proksimal, masuk ke tubulus
descenden ke loop oh henle dan naik ke tubulus ascenden ke tubulus
distal. Saat urine berada di tubulus ascenden, garam dipompa keluar
sehingga ure menjadi lebih pekat. Dari proses reabsorbsi ini didapatkan
urine sekunder.

-Augmentasi

Urine sekunder kemudian dialirkan menuju tubulus distal dan


collecting duktus atau duktus pengumpul. Di tubulus distal,
pengeluaran zat sisa oleh darah seperti Kreatinin, H+, K+, NH3 terjadi.
H+ dikeluarkan untuk menjaga pH dalam darah. Proses ini mengandung
sedikit air dan menghasiilkan urine sesungguhnya. Urine yang
sesungguhnya kemudian menuju ductud collecting. Urine ini
mengandung urea, amonia, sisa sisa metabolisme protein, dan zat zat
racun yang berlebihan didalam darah seperti sisa sisa obat –obatan
hormon, garam mineral, dan sebagainya. Urine yang sudah jadi ini dari
duktus collecting dibawa menuju pelvis menuju kandung kemih melalui
ureter dan keluar menuju uretra untuk dikeluarkan dari tubuh. Urin
4

yang sesungguhnya akan ditampung lebih dulu di kandung kemih


sampai batas tertentu sampai nerves yang berada didekatnya mengirim
impuls keinginan untuk berkemih atau proses ekskresi.

4. Klasifikasi urine

Jenis-jenis urine yang biasa digunakan:

a.       Urin sewaktu

Untuk bermacam-macam pemeriksaan dapat digunakan urin sewaktu,


yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan
dengan khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk
pemeriksaan rutin yang menyertai pemeriksaan badan tanpa pendapat
khusus.

b.      Urin pagi

Urin pagi ialah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari
setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dari urin yang dikeluarkan
siang hari, jadi baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein,
dll.

c.       Urin postprandial

Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosariak.


Urin ini merupakan urin pertama kali dilepaskan 11/2- 3 jam sehabis
makan. Urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring terhadap
adanya glukosariak.

d.      Urin 24 jam

Apabila diperlukan penetapan kuantitatif sesuatu zat dalam urin, urin


sewaktu tidak bermakna dalam menafsirkan proses-proses metabolik
dalam badan. Hanya jika urin itu dikumpulkan selama waktu yang
diketahui.dapat diberikan suatu kesimpulan agar angka analisa dapat di
andali khususnya dipakai urin 24 jam.

Dalam pemeriksaan urinalisis terdiri atas tes makroskopik, tes


mikroskopik, dan tes kimiawi. Tes makroskopik meliputi tes warna,
volume, kejernihan, berat jenis, dan Ph. Tes mikroskopik meliputi
eritrosit. leukosit, sel epitel, torak, bakteri, Kristal, jamur, dan parasit.
Sedangkan tes kimiawi meliputi tes protein, glukosa, benda-benda
keton, bilirubin, urobilinogen dan urobilin.
5

5. Pemeriksaan rutin urine


Pemeriksaan rutin sebagai berikut :

1. Volume urine 
Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam.
Dihitung dalam gelas ukur. Volume urine normal : 1200-1500 ml/24
jam. Volume urine masingmasing orang bervariasi tergantung pada luas
permukaan tubuh, pemakaian cairan, dan kelembapan udara /
penguapan.
2. Bau
Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal
disebabkan dari sebagian oleh asam-asam organik yang mudah
menguap.
3. Buih
Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih,
menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan
jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan
oleh adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam urine.
4. Warna urine
Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar
dieresis, makin muda warna urine itu. Biasanya warna urine normal
berkisar antara kuning muda dan kuning tua. Warna itu disebabkan oleh
beberapa macam zat warna, terutama urochrom dan urobilin. Jika
didapat warna abnormal disebabkan oleh zat warna yang dalam keadaan
normal pun ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah besar.
Kemungkinan adanya zat warna abnormal, berupa hasil
metabolism abnormal, tetapi mungkin juga berasal dari suatu jenis
makanan atau obat-obatan. Beberapa keadaan warna urine mungkin
baru berubah setelah dibiarkan.
5. Kejernihan
Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih,
agak keruh, keruh atau sangat keruh. Tidak semua macam
kekeruhan bersifat abnormal. Urine normal pun akan menjadi
keruh jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan disebut
nubecula dan terjadi dari lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat
laun mengendap.
6.Protein
Cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urine
didasarkan pada timbulya kekeruhan. Metode pemeriksaan protein
dapat dengan sulfosalicyl acid tau pemanasan dengan asam asetat.
7.Glukosa
Pemeriksaan glukosa dalam urine termasuk pemeriksaan penyaring.
Cara yang tidak spesifik menggunakan sifat glukosa sebagai zat
pereduksi. Pada tes tersebut terdapat suatu zat dalam reagen yang
berubah sifat dan warnanya jika direduksi oleh glukosa. Diantara
6

banyak macam reagen yang dapat digunakan adalah garam cupri yang
banyak dipergunakan. Pemeriksaan glukosa antara lain dengan cara
benedict atau dengan carik celup.
8.Pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan lainnya adalah sbb : zat-zat keton dengan cara
rothera/gerhardt/carik celup,bilirubin dengan percobaan
harrison/carik celup,uribilinogen dengan cara wallace dan diamond/
carik celup,urobilin dengan cara schlesinger,porfobilinogen dengan
cara watson dan schwarts,asam amino dengan reaksi diazo menurut
ehrlich,kalsium dengan sulkowitch,klorida dengan cara fantus.

B.KALSIUM

Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara


lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar syaraf, kerja jantung
dan pergerakan otot. Setelah umur 20 tahun, tubuh manusia akan
mulai mengalami kekurangan kalsium sebanyak 1% pertahun. Gejala
awal kekurangan kalsium adalah seperti lesu, banyak keringat,
gelisah, sesak nafas, menurunnya daya tahan tubuh, sembelit,
insomnia, dan kram. Kadar kalsium urin dapat mencerminkan asupan
diet kalsium. Kadar kalsium serum dan efek keseluruhan penyakit.
Hiperkalsiuria atau peningkatan kalsium dalam urin biasanya
menyertai kadar pemeriksaan kalsium dalam serum. Pada pria dewasa
kebutuhan kalsium sangat rendah, sekitar 300 – 400mg setiap hari.
Sebaliknya pada wanita pascamenopause kalsium yang dibutuhkan
tinggi, berkisara antara 1200 – 1500 mg setiap hari. Hal ini dapat
disebabkan oleh menurunnya absorpsi kalsium secara bertahap akibat
usia lanjut. Menurunnya absorpsi kalsium mengakibatkan kalsium dari
aliran darah larut dalam urin dan dapat mempengaruhi berat jenis urin.

C.PROSEDUR PEMERIKSAAN SULKOWITCH


a. Tujuan :
Untuk mengetahui kadar kalsium dalam urine
b. Prinsip :
Reagen sulkowitch akan mengendapkan kalsium dalam bentuk
kalsium oksalat tanpa kalsium fosfat oleh pH reagen itu.
c. Alat dan Bahan :
- 2 tabung reaksi
- reagen sulkowitch
- sampel urine
d. Cara Kerja :
1.Masukkan 3 ml urine ke dalam tabung reaksi masing-masing 2
tabung reaksi ( tabung reaksi kedua hanya sebagai kontrol) .
2. Tambahkan pada tabung reaksi pertama 3 ml reagen sulkowitch,
campur dan biarkan 2-3 menit.
7

3. Bacalah hasil secara semi kuantitatif.


4. Amati perubahan warna

e. Hasil Pengamatan

Uji Perubah
kalsium an Keterang
warna an
Urine Tidak Negatif
biasa terjadi (-)
tanpa perubah
reagen an
sulkowitch warna
(tidak
keruh)
Urine Keruh Positif
ditambahk halus (+)
an reagen
sulkowitch

Interpretasi hasil :

Negatif (-)                  : Tidak terjadi kekeruhan

Positif (+)                 : Kekeruhan halus

Positif (++)               : Kekeruhan sedang

Positif (+++)             : Kekeruhan agak berat dalam waktu <20 detik

Positif (++++)          : Kekeruhan berat terjadi seketika

f.Pembahasan

Sampel urine dapat diambil dengan prosedur yang alami. Prosedur


aliran tengah (midstream) atau prosedur yang steril. Spesimen urine
random atau alami dapat diuji terhadap gravitasi, pH, atau kadar
glukosa. Specimen urine aliran tengah digunakan untuk mengukur
bakteriuria dan untuk melakukan kultur dan sensivitas. Penelitian
terakhir menunjukkan bahwa pembersihan parineal untuk spesimen
urine aliran tengah dengan penyeka non-steril sama efektifnya dengan
penyeka yang steril.

Ada beberapa bau urine abnormal, hal ini disebabkan oleh :


8

a.Makanan yang mengandung zat-zat atsiri, seperti jengkol, petai,


durian.

b Obat-obatan ,seperti terpenting, menthol.

c. Bau pada ketonuria

Ada juga terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi hasil


pada prosespraktikum yaitu:

· Sampel urin sudah terkontaminasi duluan

· Sampel urin terlalu lama diperiksa sehingga bisa saja ada zat yang
terurai bahkan menguap

· Alat-alat yang dipakai tidak bersih

Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan yaitu


mengidentifikasi kalsium pada sampel urine dengan menggunakan
urine. Pertama-tama dipipet sampel urine ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan reagen Sulkowitch. Kemudian dilihat
perubahan yang terjadi pada sampel. Pada sampel yang digunakan
didapatkan hasil positif (+1) yang artinya terjadi kekeruhan halus.

g. Kesimpulan

Dari proses praktikum diperoleh hasil pada pemeriksaan kalsium


urine dengan sampel urine yang diberi reagen sulkowitch hasilnya
yaitu positif (+1) yang artinya terdapat kekeruhan halus, sedangkan
sampel urine yang tidak di beri reagen hasilnya negatif yaitu tidak
terjadi perubahan.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. pemeriksaan rutin urine ialah beberapa pemeriksaan yang dianggap
dasar bagi pemeriksaan selanjutnya dan yang menyertai pemeriksaan
badan tanpa pendapat khusus. Pemeriksaan rutin meliputi : volume
urine,bau,buih,warna,kejernihan,protein,glukosa dan pemeriksaan
lainnya.

2. pada identifikasi kadar kalsium di atas pemeriksaan kalsium urine


dengan sampel urine yang diberi reagen sulkowitch hasilnya yaitu
positif (+1) yang artinya terdapat kekeruhan halus, sedangkan sampel
urine yang tidak di beri reagen sulkowitch hasilnya negatif yaitu tidak
terjadi perubahan warna.

3. waktu pemeriksaan urine yang paling baik pada pemeriksaan


kalsium urine dengan metode sulkowitch yaitu pemeriksaan segera.

B. Saran

a. Bagi Penulis

Menambah wawasan,pengetahuan dalam bidang penelitian kimia

klinik tentang pemeriksaan kadar kalsium urine menggunakan metode

sulkowitch.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai referensi dan bahan perbandingan bagi

peneliti selanjutnya yang berminat melanjutkan penelitian dengan

judul tentang pemeriksaan kalsium urine.

c. Bagi Masyarakat

Untuk menambah pengetahuan/wawasan bagi pasien atau

masyrakat tentang pemeriksaan urine menggunakan metode

sulkowitch.

9
DAFTAR PUSTAKA

Im-ina.2017. 3 Proses Pembentukan Urine pada Manusia.Diakses


dari https://dosenbiologi.com/manusia/proses-
pembentukan-urine pada tanggal 4 November 2019.
Hariadi.2016. Laporan Praktikum pemeriksaan kalsium. Diakses dari
https://bemyhariadi.blogspot.com/2016/04/laporan-praktikum-
pemeriksaan-kalsium.html pada tanggal 4 November 2019.
Lestari,Septi Margi.2012.” Perbedaan Kadar Kalsium Urine yang
Diperiksan Segera,Ditunda 2 Jam,4 Jam,6 Jam,8 Jam, yang
Disimpan pada Suhu 100c Menggunakan Metode
Sulkowitch”.KTI D3.Jurusan Analis Kesehatan,Poltekkes
Kemenkes Semarang.
Hidayat,Arif.2013. Makalah Pemeriksaan Urine.Diakses dari
https://ariefyats.blogspot.com/2013/10/makalah-pemeriksaan-
urine.html pada tanggal 4 November 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai