Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan hikmah,
hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang berjudul Sistem
Ekskresi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan alam nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang berliku-liku menuju alam
yang lurus. Amin
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun
menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.













DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
A. Ginjal ............................................................................................................. 2
1. Proses pembentukan urine ......................................................................... 2
2. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin ............................................... 4
3. Gangguan pada ginjal ................................................................................ 5
B. Paru-paru ........................................................................................................ 6
C. Hati................................................................................................................. 7
D. Kulit ............................................................................................................... 8
1. Epidermis (kulit air) .................................................................................. 8
2. Dermis (kulit jengat) atau korium ............................................................. 9
Sistem Saraf Dan koordinasi Pada Manusia ............................................................... 9
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tentu
menghasilkan sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini merupakan sisa yang harus
dibuang agar tidak mengganggu. Demikian pula yang terjadi pada mahluk hidup, semua
mahluk hidup bisa mengeluarkan limbah mulai dari hewan yang bersel satu sampai hewan
tingkat tinggi, bahkan manusia. Dalam proses pengeluaran limbah pada mahluk hidup
memerlukan sebuah system yang disebut system ekskresi. System ekskresi yang dimiliki
setiap mahluk hidup berbeda-beda sesuai dengan tingkatan dan konveksitas mahluk hidup.
System ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat hasi metabolisme sel yang
sudah tidak digunakan oleh tubuh dan dikeluarkan bersama urine, keringat, atau udara
pernapasan. Pada system ekskresi manusia,sisa-sisa metabolisme dapat diserap oleh darah
kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi.
A. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada system ekskresi pada menusia ;
- Sebutkan alat-alat ekskresi pada manusia ?
- Bagaimanakah proses pembentukan urine didalam ginjal ?
- Gangguan-gangguan apa saja yang terjadi akibat kerusakan salah satu bagian ginjal ?
B. Tujuan
- Untuk mengetahui dan bisa menjabarkan proses pembentukan urine didalam ginjal
- Sebagai bahan tambahan pengetahuan untuk pembuatan makalah lebih lanjut
- Untuk mengetahui macam-macam alat-alat ekskresi pada menusia

BAB II
PEMBAHASAN

Sistem Ekskresi Pada Manusia
Pada system ekskresi manusia, sisa-sisa metabolisme diserap dari darah, kemudian
diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi. Berikut akan di jelaskan alat-alat
ekskresi manusia, antara lain;
A. Ginjal
Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji buah
kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu dalam rongga perut
pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2buah, berwarna merah keunguan, dan yang
kiri terletak agak tinggi dari kanan.
Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan
dalam disebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal
disebut pelvis renalis.
Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron
terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus yang terdapat
dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontertus proksimal, tubulus
kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung henle yang terdapat dibagian medulla.
Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla dan
berhubungan dengan tubulus proksimal maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang
dewasa panjang seluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km.
Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang menyerupai
darah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang
menyebabkan ketidak seimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari darah dan
diekskresikan dalam bentuk urine. Contoh : sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan
asam nukleat.

1. Proses pembentukan urin
proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu:
a. Tahap filtrasi (penyaringan)
Filtrasi terjadi di kapsul bowman diglomerulus. Ketika darah masuk
glomerulus maka tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan
komponen-komponen yang tidak dapat larut melalui pori-pori endothelium kapiler,
glomerulus, kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi masuk
kedalam ruang kapsul bowman. Hasil filtrasi glomerulus dan kapsul bowman disebut
filtrate glomerulus atau urin primer.
b. Tahap reabsorbsi (penyerapan kembali)
Reabsorbsi terjadi di tubulus kontertus proksimal, lengkung henle dan
sebagian tubulus kontertus distal. Reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel epithelium
diseluruh tubulus ginjal. Za-zat yang direabsorbsi antara lain ; air, gllukosa, asam
amino, ion-ion Na

, K

, Ca
2
,Ci-, HCO3-,dan HbO4
2
, sedangkan urea hanya
diserap sebagian.
Urutan terjadinya reabsorbsi yaitu, urin primer masuk dari glomerulus
ketubulus proksimal. Kemudian terjadi rebsorbsi glukosa dan 67% ion Na

,selain itu
juga terjadi reabsorbsi air dan ion Ci

secara pasif. Bersamaan dengan itu petrat
menuju lengkung henle yang tengah berkurang volumenya dan bersifat isotonis. Pada
lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Ci

kejaringan disekitarnya. Reabsorbsi
dilanjutkan ditubulus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsorbsi Na

dan air dibawah
control ADH. Disamping reabsorbsi, ditubulus ini juga terjadi sekresi H

,NH

4
,urea,
kreatinin dan beberpa obat-obatan pada urin.
Hasil reabsorbsi ini berupa urin sekunder yang komposisinya mengandung air,
garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
c. Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumul. Pada
tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na

, Ci

dan urea sehingga
terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelfis
renalis.dari velvis renalis urin mengalir melalui uretter menuju vesica urinaria
(kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin.

2. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin
Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh
hal-hal berikut ;
a. zat-zat diuretic
Jika banyak mengkonsumsi zat-zat diuretic (kopi, teh,alcohol) maka zat
terrsebut akan menghambat reabsorbsi ion H

4
,sehingga ion ADH berkurang
sehingga reabsorbsi air terhambat dan volume urin meningkat.
b. Suhu
Jika suhu internal dan exsternal naik diatas normal maka kecepatan respirasi
menigkat dan pembuluh kutaenius melebar. Saat volume air turun, hormone ADH
disekresikan sehingga reabsorbsi air menigkat. Disamping it, penigkatan suhu
merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan
filtrasi menurun. Kedua hal ini mengurangi volume ini
c. Konsentrasi darah
Konsentrasi darah dan larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi
urin jika kitaminum air seharian maka komsentrasi air didarah menjadi rendahhal ini
merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormone ini meningkatkan reabsorbsi air
di ginjal sehingga volume urin turun.
d. Emosi
Enosi tertentu seperti merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.
3. Gangguan pada ginjal
Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan karena berbagai hal
antara lain : bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal/karena pembentukan batu ginjal.
Jenis-jenis kelainan akibat kerusakan salah satu bagian ginjal adalah
a. Nefritis
Nefritis merupakan kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman
biasanya karena bakteri streptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan mengalami
uremia dan dedema.
b. Batu ginjal
Terbentuk karena pengendapan garam kalsium didalam rongga ginjal, saluran
ginjal dan kandung kemih. Penyebab pengendapan garam ini akibat terlalu banyak
mengkonsumsi garam mineral dan sedikit mengkonsumsi air.
c. Albuminuria
Adalah ditemukan, albumin pada urin. Adanya albumin pada urin merupakan
indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium atau karena iritasi sel-sel
ginjal akibat masuknya substansi seperti racun, bakteri, eter, atau logam berat.
d. Glikosuria
Adalah ditemukan glukosa pada urin. Adanya glukosa pada urin menunjukkan
bahwa terjadi kerusakan pada tabung ginjal
e. Hematuria
Adalah ditemukan sel darah merah dalam urin. Disebabkan peradangan pada
organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.
f. Ketosis
Adalah ditemukan keton didalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang yang
melakukan diet karbohidrat.
g. Diabetes insipitus
Adalah suatu penyakit penderitanya mengeluarkan urin terlalu banyak. Penyebab
diabetes insipidus adalah kekurangan hormone ADH, hormone ADH(anti diuretika) ini
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian balakang.
Komposisi urin berpariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya.
Urin normal berwarna jernih transparan sedangkan warna kuning muda urin berasal dari
zat warna empedu. Urin normal pada manusia mengandug air, urea, asam urat, amoniak,
keratin, asam laktat, asam fospat, asam sulfat, klorida, garam-garam terutama garam dapur,
dan zat-zat yang berlebihan didalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan.
Dilihat dri banyaknya macam zat yang terkandung dalam urin tersebut, maka ginjal
merupakan alat pengeluaran utama. Funfsi ginjal antara lain ;
a. Membuang sisa metabolisme dari tubuh
b. Mengatur keseimbangan air dan garam didalam darah
c. Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan, bakteri dan zat
warna.
d. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa
serta membuang kelebihan bahan makanan tertentu seperti gula dan vitamin.
B. Paru-paru
Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dalam proses
pernapasan. Pada prinsipnya CO
2
diangkut dengan 2 cara yaitu melalui plasma darah (
15%) dan dingkut dalam bentuk ion HCO3- ( 30 %) melalui proses berantaiyang disebut
pertukaran klorida.
Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru
mengikat O
2
dan mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan darah mengikat
CO
2
untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air.
Reaksi kimianya dapat ditulis sbb :
CO
2
+ H
2
O H
2
CO
3
HCO

3
+ H


Ion H

yang bersifatracun diikat oleh hemoglobin, sedang HCO

3
keluar dari sel
darah merah masuk kedalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan HCO

3

digantikan oleh ion Cl
_
(clorida) dari plasma darah.
C. Hati
Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu 1/2 liter setiap hari.
Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6. mengandung kolesterol,
garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut
bilirubin dan biliverdin.
Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vasica velen)
dan dikeluarkan keusus halus untuk membantu system pencernaan, misalnya :
a. Mencernakan lemak
b. Mengaktifkan lipase
c. Mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang dapat larut dalam air
d. Membantu daya absorbsi lemak pada dinding usus.
Kurang lebih satu juta sel darah merah yang telah tua dan rusak dirombak dalam
hati oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin sel darah merah dipecah
menjadi zat besi, globin dan hemin zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk
dikembalikan ke sum-sum tulang. Globumin digunakan lagi untuk metabolisme protein/
untuk membentuk Hb baru, sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu yang
berwarna hijau biru.
Jika pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh kolesterol yang mengendap dan
membentuk batu empedu, maka warna veses akan menjadi coklat atau abu-abu sedangkan
darah akan berwarna kekunig-kuningan karena empedu masuk keperedaran darah (disebut
penyakit kuning).
Organ hati juga merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim
orginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino
ornitin + urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH
3
dan CO
2
yang bersifat
racun.
Dalam sel-sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin juga
berperan mengikat NH
3
menjadi arginin yang hanya dapat dipecah didalam hati,
sedangkan urea dari hati diangkut keginjal untuk dikeluarkan bersama urin.
D. Kulit
Sebagai alat ekskresi, kulit atau integument mengeluarkan peluh(keringat). Luas
kulit pada manusia dewasa 20.000 cm
2
, tebal 0.01 cm hingga 0.5 cm.
Banyaknya keringat yang dihasilkan / dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara
lain oleh aktifitas tubuh, suhu lingkugan, makanan ,keadaan kesehatan dan keadaan emosi.
Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam terutama garam dapur (NaCl) atau
sisa metabolisme sel, urea serta asam.
Kulit (integument) terdiri dari
a. Epidermis (kulit air)
Bagian luar epidermis disebut stratum korneum (lapisan tanduk) dan bagian dalam
disebut lapisan malpighi.
Stratum korneum merupakan jaringan yang mati dan tersusun dari berlapis-lapis
jaringan sel pipih, fungsinya melindungi sel-sel dan mencegah masuknya bibit penyakit.
Lapisan malpighi terdiri dari sel-sel yang aktif membelah dan menghasilkan
pigmen melanin selain itu juga terdapat stratum lusidum serta stratum gronulosum yang
berfungsi mengganti sel-sel dilapisan stratum korneum.
Perbedaan jumlah pigmen menyebabkan perbedaan warna kulit orang albino. Orang
albino tidak mempunyai melanin.

b. Demis (kulit jengat) atau korium
Dalam demis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat
(glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula sebasea) yang terletak dekat akar
rambut dan berfungsi meminyaki rambut.
Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis masuk ke
bagian dermis. Dari kapiler darah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri
dari air dan 1 % larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai
keringat melalui saluran keringat kepermukaan kulit.
Pengaturan kerja kelenjar keringat dibawah pengaruh pusat pengaturan suhu badan
dari system saraf pusat (hipotalamus) dan enzim brandikinin. Fungsi hiotalamus adalah
memonitor dan mengendalikan suhu darah.
Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsanan saraf dapat terlihat dengan
menjadi merahnya warna kulit akibat pengembangan pembuluh darah di lapisan dermis.
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh,
tempat penyimpanan cadangan makanan, pelindug untuk mengurangi hilangnya air dalam
tubuh, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman
juga sebagai alat indera peraba.








Sistem Saraf (Koordinasi) pada Manusia
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Agar
organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan).
Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan
sistem hormon. Dalam bab ini hanya akan dibahas tentang sistem saraf .
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah kemampuan menanggapi
rangsangan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem
saraf, yaitu:
a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai
reseptor adalah organ indera.
b. Konduktor (Penghantar impuls), dilakukan oleh sistem saraf itu sendiri. Sistem saraf terdiri dari
sel-sel saraf yang disebut neuron.
c. Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang paling penting pada
manusia adalah otot dan kelenjar (hormon). Otot menanggapi rangsang yang berupa gerakan tubuh,
sedangkan hormon menaggapi rangsang dengan meningkatkan/menurunkan aktivitas organ tubuh
tertentu. Misalnya : mempercepat/memperlambat denyut jantung, melebarkan/menyempitkan
pembuluh darah dan lain sebagainya.
1. Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf tersusun oleh sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam
menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel,
dendrit dan neurit (akson).
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung i nti
sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam
sitoplasma terdapat
mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi untuk membawa rangsangan.

b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari
badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Neurit (akson)
Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh
selubung lemak yang disebut selubung myelin yang terdiri atas perluasan membran sel Schwann.
Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf. Bagian neurit ada yang tidak
dibungkus oleh selubung mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi
mempercepat jalannya rangsangan.
Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan
secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron
dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia
yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung
neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.
2. Macam-macam Neuron (Sel Saraf)
a. Saraf sensorik
saraf sensorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari reseptor (indra) ke saraf
pusat(otak dan sumsum tulang belakang).
b. Saraf motorik
saraf motorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari saraf pusat susunan saraf ke
efektor (otot dan kelenjar).
c. Saraf konektor
saraf konektor adalah saraf yang menghubungkan rangsangan (impuls) dari saraf sensorik ke saraf
motorik.
3. Macam-macam Gerak
Gerakan merupakan salah satu cara tubuh dalam mengagapi rangsangan. Berdasarkan jalannya
rangsangan (impuls) gerakan dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Pada gerak
sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra)
disampaikan ke otak melalui neuron sensorik. Di otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa
yang akan dilakukan. Kemudian otak mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot
(efektor) bergerak melaksanakan perintah otak. Contoh gerak sadar misalnya : menulis, membuka
payung, mengambil makanan atau berjalan.
Skema gerak sadar :
Rangsangan(Impuls) --> Reseptor(Indra) --> Saraf sensorik

--> Otak --> Saraf motorik --> Efektor (Otot)
b. Gerak Refleks (Tak Sadar)
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan
gerakan ini tidak melewati otak namun hanya sampai sumsum tulang belakang. Gerak refleks
misalnya terjadi saat kita mengangkat kaki karena menginjak benda runcing, gerakan tangan saat
tidak sengaja menjatuhkan buku, gerakan saat menghindari tabrakan dan lain sebagainya.
Skema gerak refleks :
Rangsangan(Impuls) --> Reseptor(Indra) --> Saraf sensorik

--> Sumsum Tulang Belakang --> Saraf motorik --> Efektor (Otot)
4. Susunan Sistem Saraf Manusia
Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf. Sistem saraf manusia
tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem
saraf otonom.



A. Sistem saraf pusat
1) Otak
Otak merupakan pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di rongga tengkorak dan
dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar disebut duramater,
paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut arachnoid. Di antara ketiga selaput tersebut
terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan.
Peradangan
yang terjadi pada selaput ini dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena infeksi virus. Otak
manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan sumsum
lanjutan.



a) Otak besar (cerebrum)
Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri
melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak besar
terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf.
Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf (neurit/akson). Otak besar berfungsi
sebagai pusat kegiatan-kegiatan yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat,
mendengar, dan bergerak.
b) Otak Kecil (Cerebellum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian belakang. Susunan otak kecil seperti otak besar.
Terdiri atas belahan kanan dan kiri. Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan olehjembatan
Varol. Terbagi menjadi dua lapis sama seperti otak besar yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan
lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan
mengkoordinasi kerja otot-otot ketika kita bergerak.
c) Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan (medula Oblongata) terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam yang berwarna
kelabu karena banyak mengandung badan sel-sel saraf dan lapisan luar berwarna putih karena berisi
neurit (akson). Sumsum lanjutan berfungsi sebagai pusat pengendali pernapasan, menyempitkan
pembuluh darah, mengatur denyut jantung, mengatur suhu tubuh dan kegiatan-kegiatan lain yang
tidak disadari.
2). Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas
tulang leher sampai ruas tulang pinggang ke dua. Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh
selaput
meninges. Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang bagian luar tampak berwarna
putih (substansi alba) karena banyak mengandung akson (neurit) dan bagian dalam yang berbentuk
seperti kupu-kupu, berwarna kelabu (substansi grissea) karena banyak mengandung badan sel-sel
saraf.

Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:
a) menghantarkan impuls dari dan ke otak,
b) memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.
B. Sistem saraf tepi
1) Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar Proses yang dipengaruhi saraf sadar,
berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh
di bawah pengaruh sistem ini. Misalnya ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga
akan sampai ke otak. Otak menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk
berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.
Sistem saraf somatis terdiri atas :
a. Saraf otak (saraf cranial), saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan
melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12 pasang.
b. Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31
pasang . Saraf sumsum tulang belakang berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor ke sistem
saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot rangka tubuh.

2) Sistem saraf autonom (tak sadar)
Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi yang bekerjanya tidak dapat
disadari dan bekerja secara otomatis. Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ
dalam seperti otot perut, pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi.
Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:
a. Sistem saraf simpatik
b. Sistem saraf parasimpatik
Sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan) dalam
mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang dikendalikan oleh sistem saraf simpatik
dan sistem saraf parasimpatik disebut sistem pengendalian ganda.
Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut :
Mempercepat denyut jantung.
Memperlebar pembuluh darah.
Memperlebar bronkus.
Mempertinggi tekanan darah
Memperlambat gerak peristaltis.
Memperlebar pupil.
Menghambat sekresi empedu.
Menurunkan sekresi ludah.
Meningkatkan sekresi adrenalin.

Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik.
Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem
saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.







BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
System ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Masing-
masing organ tersebut, bisa mengeluarkan sisa metabolisme dari dalam tubuh.
Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama berjumlah sepasang dan terletak di kanan
an kiri dekat tulang pinggang. Dalam ginjal terjadi proses-proses pembentukan urine,
yang meliputi ;
- Tahap filtrasi ( penyaringan)
- Tahap reabsorbsi ( penyerapan kembali)
- Tahap augmentasi (proses pengumpulan)
Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita dan termasuk salah satu alat
ekskresi. Kulit memiliki struktur yang terdiri atas lapisan epidermis dan lapisan dermis.
Pada lapisan dermis terdapat akar rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh
darah dan serabut saraf. Dimana kulit mengeluarkan sisa metabolisme berupa air, urea
dan garam.
Paru-paru
Paru-paru merupakan organ pernapasan dan juga organ ekskresi. Paru-paru
mengeluarkan sisa metabolisme berupa gas, CO
2
dan H
2
O.
Hati
Hati atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh dan merupakan salah
satu alat ekskresi penting. Hati juga menghasilkan enzim orginase untuk menguraikan
asam amino orgenin menjadi asam amino ornitin dan urea. Hati mengeluarkan sisa
metabolisme dalam tubuh berupa zat warna empedu.
B. Saran
- penulis berharap kritikan dari pembaca yang bersifat membangun
- penulis juga berharap untuk makalah selanjutnya bisa lebih baik dari sebelumnya


DAFTAR PUSTAKA

Kadaryanto, et,al. (2006). Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.
Karmana, O., dan Anwar, A.(1987). Pegangan Pelajaran : Biologi untuk SMA IIA
2
.
Bandung: Ganeca Exact.
Lestari, S., et. al. (2007). IPA : Biologi Eksplorasi Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara.
Purwanto, B. dan Nugroho, A. (2007). Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2. Solo: Tiga
Serangkai.
Saktiyono. (2004). Sains : Biologi SMP 3. Jakarta: Esis-Penerbit Erlangga, hlm. 16-17.
Tim IPA SMP/MTs. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam 2. Jakarta: Galaxy Puspa Mega. Hlm 10
Tim BIOLOGI SMU.(1997).Pegangan Belajar: Biologi 2. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.
Hlm. 357.

Anda mungkin juga menyukai