PENGAKUAN UNESCO
Tanggal 2 Oktober 2009 UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Selanjutnya tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Mengapa diakui UNESCO : 1. Tradisi lisan/tutur Pengrajin batik dalam belajar membatik dengan melihat dan mendengar dari orang lain, diajarkan secara lisan tidak di sekolah, sudah turun temurun sejak 400 tahun yang lalu. 2. Kebiasaan Sosial Kain batik dengan motif tertentu mempunyai makna sesuai dengan peran dan struktur hubungan sosial tertentu. Kiain batik digunakan dalam upacara adat dan ritual di banyak daerah di Indonesia, seperti untuk keluarga bangsawan, upacara pernikahan dan sebagai identitas suatu daerah. 3. Kerajinan tangan tradisional Sejak awal hingga sekarang proses pembuatan alat batik, batik tulis dan cap dengan menggunakan tangan
B. Aspek Seni Budaya Struktur pola batik Nama-nama ragam hias penyusun pola batik Nama-nama pola batik Arti filosofi pola batik Penggunaan pola-pola batik dalam upacara adat dll
POLA BATIK
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pola Satrya Manah (upacara lamaran, dipakai oleh pemuda yang melamar gadis) Pola Semen Rante (upacara lamaran, dipakai oleh gadis yang dilamar) Pola Sidamukti (upacara mitoni) Pola Sidaluhur (upacara mitoni) Pola Semen Rama (upacara mitoni) Pola Babon Angrem (upacara mitoni) Pola Lereng Catur Karsa (upacara pernikahan)
PERAN PEMKOT YOGYAKARTA DALAM PENINGKATAN APRESIASI DAN KECINTAAN TERHADAP PRODUK BATIK
1. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 57/Perwal/2011 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Sekolah Kewajiban Penggunaan Pakaian Batik (diseyogyakan motif Yogyakarta) setiap hari Jumat 2. Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 267/KEP/2012 tentang Penggunaan Pakaian Dinas Harian di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta Kewajiban Penggunaan Pakaian Batik (diseyogyakan motif Yogyakarta) setiap hari Selasa dan kamis 3. Pemerintah Kota Yogyakarta melalui SKPD selalu memberikan berbagai fasilitas kepada para pelaku usaha batik di Kota Yogyakarta dalam bentuk pelatihan, pendampingan, bantuan penguatan modal dan promosi melalui pameran 4. Menjadikan proses membatik sebagai salah satu pelajaran muatan lokal bagi sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta dan akan terus mendorong pemakaian batik di sekolah-sekolah dari karya sendiri (seperti yag telah dipelopori oleh SMP Stela Duce II beberapa waktu lalu) 5. Memberikan berbagai dukungan kepada Dekranasda Kota Yogyakarta dalam memfasilitasi para pelaku usaha batik di Kota Yogyakarta 6. Penyusunan buku Ensiklopedia Batik Yogyakarta.
Motif ini dulunya dipakai oleh Raja dan keluarga dekatnya sebagai lambang keadilan dan keperkasaan, Empat bulatan dengan sebuah titik pusat melambangkan Raja didampingi oleh Abdi Dalem.
Sido Mukti
oleh pengantin dalam upacara pernikahan. Sido berarti terus menerus. Mukti berarti kecukupan dan penuh kebahagiaan. Diharapkan pengantin yang memakai batik ini kelak akan bahagia dan sejahtera.
Truntum
ini dipakai oleh orang tua pengantin dalam upacara pernikahan. Truntum berarti menuntun, diharapkan sipemakai/orang tua mempelai mampu memberikan petunjuk dan contoh kepada putra-putrinya untuk memasuki kehidupan baru berumah tangga yang penuh liku-liku.
Ciptoning
pemakainya menjadi orang yang bijak, mampu memberikan petunjuk tentang keluhuran budi dari jalan yang benar sesuai dengan Yang Maha Kuasa
Sido Mulyo
berarti terus-menerus, sedangkan mulyo berarti kecukupan dan kemakmuran. Diharapkan yang memakai batik ini diberikan kecukupan dan kemakmuran.
Wahyu Temurun
selalu mendapatkan petunjuk dalam menghadapi kehidupan oleh Yang Maha Kuasa.
Tambal
berarti memperbaiki / menambah sehingga dapat dimanfaatkan kembali. Ada kepercayaan bahwa orang sakit bila diselimuti batik ini akan lekas sembuh. Kalau sekarang tentunya ditambah minum obat, ke dokter dan berdoa ke Allah swt kalau ingin cepat sembuh
Udan Liris
Nitik
Parang
Ceplok Kasatrian
batik ini diharapkan agar terlihat gagah dan memiliki sifat kesatria