Darah yang mengalir dalam nadimu Tak patahkan semangat perjuanganmu Meraih asa harapan serta cita-cita
Tekadmu membela negeri Dengan gagah berani engkau berdiri Tak pedulikan hidup ataupun mati Demi sang saka merah putih ini
Tapi .... Kini penrjuanganmu seperti tak berarti Tangisan pilu rakyat kecil menjadi-jadi Korupsipun sudah menjadi tradisi
Wahai pahlawanku Andai engkau mengerti indonesia kini Mungkin senyumu menjadi tangismu Mungkin tawamu menjadi sedihmu
Wahai pahlawanku Maafkan kami yang belum bisa memperbaiki Negara yang miskin ini Tapi kami akan berjanji
Merebut kembali ondonesia engkau Perjuangan dulu menjadi indonesia Yang sejahtera abadi Di sat ini dan nanti
--Bangunlah Ibu Pertiwiku--
Kami saksikan suasana luka lara Menerpa Ibu Pertiwi Kami tak habis pikir Apa gerangan engkau bersedih Mengapa keadaanmu begitu mengkhawatirkan begitu mencemaskan
Kami tahu kami begitu durhaka Tak pernah berbakti kepadamu Kerusakan, perpecahan, pertikaian,banyak kami lakukan
Dan hanyalah maaf yang dapat kami pinta Selagi engkau masih mau menerima Di hati kami tak ada bisikan selain minta maaf , Dan menyaksikan engkau bangun Melawan keruntuhan itu
-Hari Pahlawan--
Demi negeri kau korbankan waktumu Demi negeri kau korbankan nyawamu Demi negeri kau korbankan keringatmu Demi negeri kau korbankan jerih payahmu Demi negeri kau korbankan hartamu
Tetapi kini kau sudah tak tampak lagi Di dinding kau hanyalah sebuah gambar Di atas tanah kau hanyalah sebuah patung Di bawah tanah kau hanyalah tinggal tulang belulang
Walaupun sosok wujud mu sudah tiada lagi Tetapi perjuanganmu bagaikan mempunyai nyawa kembali Yang terasa begitu hidup didalam samudra hati Namun aku tak bisa menjadi pahlawan sepertimu Tetapi aku berusaha untuk menjadi pahlawan untuk diriku sendiri.
Dulu kau dikejar-kejar oleh koloni Tetapi sekarang aku disini menyeruput kopi Dan mohon maaf kalau mburi2ne rodok ngentai.
--Kau Melebur Di Sana--
Kau melebur di sana Di permulaan musim gerhana Yang terselubung aroma darah Dan tanah yang berembun air mata
Kau melebur di sana Kala sang surya mengelupaskan kulit kami Hingga kawanan peluhmu yang siaga Menghalau kepulan debu Yang mengepung dari negeri asing
Kau melebur di sana Saat air bah berlarian Memanjati hamparan tanah usang Dengan jeritan malang Serta busung lapar
Kau melebur di sana Saat air mata telah mengguruh menjadi telaga Hingga timba yang kau ayunkan Menandaskan kepingan dahaga Yang merintih di setiap gigir luka kami
--Serdadu Proklamasi--
Terngiang ngiang sudah Puluhan tahun begitu membekas Semangatmu tertancap kuat hingga sekarang Tidak pernah terpikirkan
Apa jadinya bila serdadu itu hilang Proklamasi tidak akan menggema Serdadu proklamasi tancapan kuat proklamasimu Menorehkan barisan berapi api
Perjuangan itu menjalar hingga sekarang Kobaran nasionalismemu Membawa bangsa ini hingga merdeka Oh, serdadu proklamasi Maafkanlah kami,jika sekarang perjuangan itu Tersendat bagaikan kereta yang macet