Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH STRUKTUR HEWAN

tentang
Sistem Ekskresi Pada Manusia

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan

hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang

berjudul “Sistem Ekskresi” ini dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan alam

nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang

berliku-liku menuju alam yang lurus. Amin

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa

membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan

makalah selanjutnya.

Pancor, 07 Desember 2009

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan masalah ............................................................................................ 1

C. Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2

A. Ginjal .................................................................................................................. 2

1. Proses pembentukan urine ...................................................................... 2

2. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin ......................................... 4

3. Gangguan pada ginjal ................................................................................ 5

B. Paru-paru .......................................................................................................... 6

C. Hati .................................................................................................................... 7

D. Kulit .................................................................................................................... 8

1. Epidermis (kulit air).................................................................................. 8

2. Dermis (kulit jengat) atau korium ........................................................ 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 10

A. Kesimpulan......................................................................................................... 10

B. Saran .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya tentu menghasilkan sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini

merupakan sisa yang harus dibuang agar tidak mengganggu. Demikian pula yang

terjadi pada mahluk hidup, semua mahluk hidup bisa mengeluarkan limbah

mulai dari hewan yang bersel satu sampai hewan tingkat tinggi, bahkan

manusia. Dalam proses pengeluaran limbah pada mahluk hidup memerlukan

sebuah system yang disebut system ekskresi. System ekskresi yang dimiliki

setiap mahluk hidup berbeda-beda sesuai dengan tingkatan dan konveksitas

mahluk hidup.

System ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat hasi metabolisme

sel yang sudah tidak digunakan oleh tubuh dan dikeluarkan bersama urine,

keringat, atau udara pernapasan. Pada system ekskresi manusia,sisa-sisa

metabolisme dapat diserap oleh darah kemudian diproses dan akhirnya

dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada system ekskresi pada menusia ;

- Sebutkan alat-alat ekskresi pada manusia ?

- Bagaimanakah proses pembentukan urine didalam ginjal ?

- Gangguan-gangguan apa saja yang terjadi akibat kerusakan salah satu

bagian ginjal ?
C. Tujuan

- Untuk mengetahui dan bisa menjabarkan proses pembentukan urine

didalam ginjal

- Sebagai bahan tambahan pengetahuan untuk pembuatan makalah lebih

lanjut

- Untuk mengetahui macam-macam alat-alat ekskresi pada menusia

BAB II

PEMBAHASAN

Sistem Ekskresi Pada Manusia

Pada system ekskresi manusia, sisa-sisa metabolisme diserap dari darah,

kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi. Berikut

akan di jelaskan alat-alat ekskresi manusia, antara lain;

A. Ginjal

Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji

buah kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu

dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2buah,

berwarna merah keunguan, dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan.

Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan

lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa

rongga ginjal disebut pelvis renalis.

Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron.

Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman,

glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu


tubulus kontertus proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan

lengkung henle yang terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian

saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan

tubulus proksimal maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang dewasa

panjang seluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km.

Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang

menyerupai darah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang

melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidak seimbangan potensial air

pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine.

Contoh : sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat.

1. Proses pembentukan urin

proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi 3 tahap

yaitu:

a.Tahap filtrasi (penyaringan)

Filtrasi terjadi di kapsul bowman diglomerulus. Ketika darah masuk

glomerulus maka tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air

dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melalui pori-pori

endothelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar dan

melewati lempeng filtrasi masuk kedalam ruang kapsul bowman. Hasil

filtrasi glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrate glomerulus atau

urin primer.

b. Tahap reabsorbsi (penyerapan kembali)

Reabsorbsi terjadi di tubulus kontertus proksimal, lengkung henle

dan sebagian tubulus kontertus distal. Reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel


epithelium diseluruh tubulus ginjal. Za-zat yang direabsorbsi antara lain ;

air, gllukosa, asam amino, ion-ion Na  , K  , Ca 2 ,Ci-, HCO3-,dan HbO4 2 ,

sedangkan urea hanya diserap sebagian.

Urutan terjadinya reabsorbsi yaitu, urin primer masuk dari

glomerulus ketubulus proksimal. Kemudian terjadi rebsorbsi glukosa dan

67% ion Na  ,selain itu juga terjadi reabsorbsi air dan ion Ci  secara

pasif. Bersamaan dengan itu petrat menuju lengkung henle yang tengah

berkurang volumenya dan bersifat isotonis. Pada lengkung henle terjadi

sekresi aktif ion Ci  kejaringan disekitarnya. Reabsorbsi dilanjutkan

ditubulus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsorbsi Na  dan air dibawah

control ADH. Disamping reabsorbsi, ditubulus ini juga terjadi sekresi H 

,NH 4 ,urea, kreatinin dan beberpa obat-obatan pada urin.

Hasil reabsorbsi ini berupa urin sekunder yang komposisinya

mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi

warna dan bau pada urin.

c.Augmentasi (pengumpulan)

Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus

pengumul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na  ,

Ci  dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus

pengumpul, urin dibawa ke pelfis renalis.dari velvis renalis urin mengalir

melalui uretter menuju vesica urinaria (kandung kemih) yang merupakan

tempat penyimpanan sementara urin.


2. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin

Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap harinya

dipengaruhi oleh hal-hal berikut ;

a.zat-zat diuretic

Jika banyak mengkonsumsi zat-zat diuretic (kopi, teh,alcohol)

maka zat terrsebut akan menghambat reabsorbsi ion H 4 ,sehingga ion

ADH berkurang sehingga reabsorbsi air terhambat dan volume urin

meningkat.

b. Suhu

Jika suhu internal dan exsternal naik diatas normal maka

kecepatan respirasi menigkat dan pembuluh kutaenius melebar. Saat

volume air turun, hormone ADH disekresikan sehingga reabsorbsi air

menigkat. Disamping it, penigkatan suhu merangsang pembuluh abdominal

mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan filtrasi menurun. Kedua

hal ini mengurangi volume ini

c.Konsentrasi darah

Konsentrasi darah dan larutan dalam darah berpengaruh terhadap

produksi urin jika kitaminum air seharian maka komsentrasi air didarah

menjadi rendahhal ini merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormone

ini meningkatkan reabsorbsi air di ginjal sehingga volume urin turun.

d. Emosi

Enosi tertentu seperti merangsang peningkatan dan penurunan

volume urin.
3. Gangguan pada ginjal

Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan karena

berbagai hal antara lain : bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal/karena

pembentukan batu ginjal.

Jenis-jenis kelainan akibat kerusakan salah satu bagian ginjal adalah

a. Nefritis

Nefritis merupakan kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi

racun kuman biasanya karena bakteri streptococcus. Akibat nefritis ini

seseorang akan mengalami uremia dan dedema.

b. Batu ginjal

Terbentuk karena pengendapan garam kalsium didalam rongga ginjal,

saluran ginjal dan kandung kemih. Penyebab pengendapan garam ini akibat

terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral dan sedikit mengkonsumsi air.

c. Albuminuria

Adalah ditemukan, albumin pada urin. Adanya albumin pada urin

merupakan indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium

atau karena iritasi sel-sel ginjal akibat masuknya substansi seperti racun,

bakteri, eter, atau logam berat.

d. Glikosuria

Adalah ditemukan glukosa pada urin. Adanya glukosa pada urin

menunjukkan bahwa terjadi kerusakan pada tabung ginjal

e. Hematuria

Adalah ditemukan sel darah merah dalam urin. Disebabkan peradangan

pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.
f. Ketosis

Adalah ditemukan keton didalam darah. Hal ini dapat terjadi pada

orang yang melakukan diet karbohidrat.

g. Diabetes insipitus

Adalah suatu penyakit penderitanya mengeluarkan urin terlalu banyak.

Penyebab diabetes insipidus adalah kekurangan hormone ADH, hormone

ADH(anti diuretika) ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian balakang.

Komposisi urin berpariasi tergantung jenis makanan serta air yang

diminumnya. Urin normal berwarna jernih transparan sedangkan warna kuning

muda urin berasal dari zat warna empedu. Urin normal pada manusia

mengandug air, urea, asam urat, amoniak, keratin, asam laktat, asam fospat,

asam sulfat, klorida, garam-garam terutama garam dapur, dan zat-zat yang

berlebihan didalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan.

Dilihat dri banyaknya macam zat yang terkandung dalam urin tersebut,

maka ginjal merupakan alat pengeluaran utama. Funfsi ginjal antara lain ;

a. Membuang sisa metabolisme dari tubuh

b. Mengatur keseimbangan air dan garam didalam darah

c. Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan, bakteri

dan zat warna.

d. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam

atau basa serta membuang kelebihan bahan makanan tertentu seperti gula

dan vitamin.

B. Paru-paru
Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dalam

proses pernapasan. Pada prinsipnya CO 2 diangkut dengan 2 cara yaitu melalui

plasma darah (  15%) dan dingkut dalam bentuk ion HCO3- (  30 %) melalui

proses berantaiyang disebut pertukaran klorida.

Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus

paru-paru mengikat O 2 dan mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam

jaringan darah mengikat CO 2 untuk dikeluarkan bersama H2O yang

dikeluarkan dalam bentuk uap air.

Reaksi kimianya dapat ditulis sbb :

CO 2 + H 2 OH 2 CO 3 HCO 3 + H 

Ion H  yang bersifatracun diikat oleh hemoglobin, sedang HCO 3

keluar dari sel darah merah masuk kedalam plasma darah. Sementara itu pula,

kedudukan HCO 3 digantikan oleh ion Cl _ (clorida) dari plasma darah.

C. Hati

Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu  1/2 liter

setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6.

mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen

(zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin.

Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu

(vasica velen) dan dikeluarkan keusus halus untuk membantu system

pencernaan, misalnya :

a. Mencernakan lemak

b. Mengaktifkan lipase

c. Mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang dapat larut dalam air
d. Membantu daya absorbsi lemak pada dinding usus.

Kurang lebih satu juta sel darah merah yang telah tua dan rusak

dirombak dalam hati oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin sel

darah merah dipecah menjadi zat besi, globin dan hemin zat besi diambil dan

disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sum-sum tulang. Globumin

digunakan lagi untuk metabolisme protein/ untuk membentuk Hb baru,

sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu yang berwarna hijau biru.

Jika pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh kolesterol yang

mengendap dan membentuk batu empedu, maka warna veses akan menjadi

coklat atau abu-abu sedangkan darah akan berwarna kekunig-kuningan karena

empedu masuk keperedaran darah (disebut penyakit kuning).

Organ hati juga merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan

enzim orginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi

asam amino ornitin + urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH 3

dan CO 2 yang bersifat racun.

Dalam sel-sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin

juga berperan mengikat NH 3 menjadi arginin yang hanya dapat dipecah

didalam hati, sedangkan urea dari hati diangkut keginjal untuk dikeluarkan

bersama urin.

D. Kulit

Sebagai alat ekskresi, kulit atau integument mengeluarkan

peluh(keringat). Luas kulit pada manusia dewasa  20.000 cm 2 , tebal  0.01

cm hingga 0.5 cm.


Banyaknya keringat yang dihasilkan / dikeluarkan seseorang dipengaruhi

antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu lingkugan, makanan ,keadaan kesehatan

dan keadaan emosi.

Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam terutama garam dapur

(NaCl) atau sisa metabolisme sel, urea serta asam.

Kulit (integument) terdiri dari

a. Epidermis (kulit air)

Bagian luar epidermis disebut stratum korneum (lapisan tanduk) dan

bagian dalam disebut lapisan malpighi.

Stratum korneum merupakan jaringan yang mati dan tersusun dari

berlapis-lapis jaringan sel pipih, fungsinya melindungi sel-sel dan mencegah

masuknya bibit penyakit.

Lapisan malpighi terdiri dari sel-sel yang aktif membelah dan

menghasilkan pigmen melanin selain itu juga terdapat stratum lusidum serta

stratum gronulosum yang berfungsi mengganti sel-sel dilapisan stratum

korneum.

Perbedaan jumlah pigmen menyebabkan perbedaan warna kulit orang

albino. Orang albino tidak mempunyai melanin.

b. Demis (kulit jengat) atau korium

Dalam demis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf,

kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula

sebasea) yang terletak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.
Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis

masuk ke bagian dermis. Dari kapiler darah kelenjar keringat menyerap cairan

jaringan yang terdiri dari air dan  1 % larutan garam beserta urea. Cairan

jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran keringat

kepermukaan kulit.

Pengaturan kerja kelenjar keringat dibawah pengaruh pusat pengaturan

suhu badan dari system saraf pusat (hipotalamus) dan enzim brandikinin.

Fungsi hiotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah.

Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsanan saraf dapat

terlihat dengan menjadi merahnya warna kulit akibat pengembangan pembuluh

darah di lapisan dermis.

Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu

tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan, pelindug untuk mengurangi

hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas,

zat-zat kimia, dan kuman-kuman juga sebagai alat indera peraba.


BAB III

P E N U T U P

A. Kesimpulan

System ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.

Masing-masing organ tersebut, bisa mengeluarkan sisa metabolisme dari

dalam tubuh.

 Ginjal

Ginjal merupakan alat ekskresi utama berjumlah sepasang dan

terletak di kanan an kiri dekat tulang pinggang. Dalam ginjal terjadi proses-

proses pembentukan urine, yang meliputi ;

- Tahap filtrasi ( penyaringan)

- Tahap reabsorbsi ( penyerapan kembali)

- Tahap augmentasi (proses pengumpulan)

 Kulit

Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita dan termasuk salah

satu alat ekskresi. Kulit memiliki struktur yang terdiri atas lapisan

epidermis dan lapisan dermis. Pada lapisan dermis terdapat akar rambut,

kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan serabut saraf.

Dimana kulit mengeluarkan sisa metabolisme berupa air, urea dan garam.

 Paru-paru

Paru-paru merupakan organ pernapasan dan juga organ ekskresi.

Paru-paru mengeluarkan sisa metabolisme berupa gas, CO 2 dan H 2 O.


 Hati

Hati atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh dan

merupakan salah satu alat ekskresi penting. Hati juga menghasilkan enzim

orginase untuk menguraikan asam amino orgenin menjadi asam amino ornitin

dan urea. Hati mengeluarkan sisa metabolisme dalam tubuh berupa zat

warna empedu.

B. Saran

- penulis berharap kritikan dari pembaca yang bersifat membangun

- penulis juga berharap untuk makalah selanjutnya bisa lebih baik dari

sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA

Kadaryanto, et,al. (2006). Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.

Karmana, O., dan Anwar, A.(1987). Pegangan Pelajaran : Biologi untuk SMA IIA2.
Bandung: Ganeca Exact.

Lestari, S., et. al. (2007). IPA : Biologi Eksplorasi Kelas VIII. Klaten: Intan
Pariwara.

Purwanto, B. dan Nugroho, A. (2007). Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2. Solo:
Tiga Serangkai.

Saktiyono. (2004). Sains : Biologi SMP 3. Jakarta: Esis-Penerbit Erlangga, hlm.


16-17.

Tim IPA SMP/MTs. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam 2. Jakarta: Galaxy Puspa
Mega. Hlm 10

Tim BIOLOGI SMU.(1997).Pegangan Belajar: Biologi 2. Jakarta: Galaxy Puspa


Mega. Hlm. 357.
TUGAS MAKALAH BIOLOGI

(SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA)

KELOMPOK IV

1.IFANA
2.REGITA ROHMAT
3.MOH RISKI

Anda mungkin juga menyukai