Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP PADA KLIEN DENGAN KEBUTUHAN ELIMINASI URINE

DISUSUN OLEH :
NAMA : FORDIANUS CANDY
NIM : 2019.C.11A.1010

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas izinNyalah penulis
masih diebrikankesempatan untuk menyusun “laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan eliminasi urine’’dalam penyusuanan laporan ini penulis mengumpulkan dari
berbagai sumber terutama dari internet yang memudahkan saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini penulis mengumpulkan dari berbagai sumber terutama dari
internet yang memudahkan saya dalam menyeselesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa laporan
ini sangat jauh dari kesempurnaan walaupun kita menginginkan kesempurnaan dalam hal
pembangunan dan penyempurnaan laporan ini penulis mengaharapkan kritik. Masukan dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini saya
mohon maaf yang sebesar-sebesarnya.
Demikian, semoga laporan ini bermanfaat.

Palangkaraya, 11 Oktober 2021

Fordianus Candy
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................1
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2    
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3   
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN                                                                          
1.1.1 Defenisi........................................................................................................... 4    
1.1.2 Anatomi Fisiologi...................................................................................................... 5   
1.1.3  Etiologi.........................................................................................................
1.1.4 Klafikasi................................................................................................................
1.1.5 Patofisologi ...............................................................................................................
1.1.6 Manifestasi Klinis.............................................................................................
1.1.7 Komplikasi......................................................................................................
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang...............................................................................
1.1.9 Penatalaksaan Medis.................................................................................
BAB II KONSEP KEBUTUHAN ELIMINASI DAN AKTIVITAS
1.2.1 Pengertian ...........................................................................7
1.2.2 Etiologi.................................................................................................................... 7
1.2.3 Klasifikasi ............................................................................................................. 9
1.2.4 Patofisiologi............................................................................................................ 9
1.2.5 Manifestasi klinis................................................................................................... 10
12.6  Komplikasi……………………………………………………………………… 11
1.2.7 Pemeriksaan Penunjang .......................................................................................... 11
1.2.8 Penatalaksanaan..................................................................................................... 11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
1.3.1 Pengkajian Keperawatan ..............................................................................................
1.3.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................................
1.3.3 Intervensi.........................................................................................................
1.3.4 Implementasi...............................................................................................
1.3.5 Evalusi..........................................................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar Penyakit


1.1.1 Defenisi
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga
dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan
dikeluarkan berupa urine (air kemih).

 Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.


 Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
 Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
 Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

1.1.2 Anatomi Fisiologi

Susunan Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan terdiri dari:
a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih),
c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan
d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
Ginjal (ReGinjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua
sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
Fungsi ginjal
Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan kadar
asam dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein
ureum, kreatinin dan amoniak.
Fascia Renalis terdiri dari:
Fascia renalis terdiri dari a) fascia (fascia renalis), b) Jaringan lemak peri renal, dan c) kapsula
yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal
Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di
bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna
cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut
pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil
disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah,
pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang
diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing
akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal.
Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus
proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
Proses pembentukan urin
Tahap pembentukan urin adalah sebagai berikut:
1. Proses Filtrasi ,di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan
yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida,
sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate
gromerulus.
2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida,
fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di
tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion
bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan
sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3. Proses Sekresi
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis
selanjutnya diteruskan ke luar.
Pendarahan
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria
interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal
bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah
yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen gromerulus yang kemudian menjadi
vena renalis masuk ke vena cava inferior.
Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria.
Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga
abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

1.1.3 Etiologi
1. Gangguan Eliminasi Urin
a. Intake cairan
Jumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output urine atau
defekasi. Seperti protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar, kopi
meningkatkan pembentukan urine intake cairan dari kebutuhan, akibatnya output urine
lebih banyak. 
b. Aktivitas
Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine
membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus sfingter internal dan
eksternal. Hilangnya tonus otot kandung kemih terjadi pada masyarakat yang
menggunakan kateter untuk periode waktu yang lama. Karena urine secara terus menerus
dialirkan keluar kandung kemih, otot-otot itu tidak pernah merenggang dan dapat menjadi
tidak berfungsi. Aktifitas yang lebih berat akan mempengaruhi jumlah urine yang
diproduksi, hal ini disebabkan karena lebih besar metabolisme tubuh
c. Obstruksi; batu ginjal, pertumbuhan jaringan abnormal, striktur urethra
d. Infeksi
e. Kehamilan
f. Penyakit; pembesaran kelenjar ptostat
g. Trauma sumsum tulang belakang
h. Operasi pada daerah abdomen bawah, pelviks, kandung kemih, urethra.
i. Umur
j. Penggunaan obat-obatan 

1.1.4 Klafikasi
1. Eliminasi Urine
a. Konsep dasar
BAK / MIKSI adalah suatu proses pengosongan kandung kencing. Gangguan pemenuhan
kebutuhan eliminasi BAK adalah suatu keadaan dimana terganggunya proses mekanisme
tubuh untuk memenuhi kebutuhan eliminasi BAK atau pengosongan kandung kencing
secara normal.
Eliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini sangat
bergantung pada fungsi-fungsi organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan
uretra. Ginjal memindahkan air dari darah dalam bentuk urine. Ureter mengalirkan urine
kebladder. Dalam bladder ditampung sampai mencapai batas tertentu yang kemudian
dikeluarkan melalui uretra.
b. Refleks Miksi
Kandung kemih dipersarafi oleh saraf sakral 2 (S-2) dan sakral 3 (S-3). Saraf sensorik dari
kandung kemih dikirimkan ke medula spinalis bagian sakral 2 sampai dengan sakral 4
kemudian diteruskan ke pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pusat miksi mengirimkan
sinyal kepada otot kandung kemih (destrusor) untuk berkontraksi. Pada saat destrusor
berkontraksi spinter interna relaksasi dan spinter eksterna yang dibawah kontrol kesadaran
akan berperan. Apakah mau miksi atau  ditahan/ditunda. Pada saat miksi otot abdominal
berkontraksi bersama meningkatnya otot kandung kemih. Biasanya tidak lebih dari 10 ml
urine tersisa dalam kandung kemih yang disebut urine residu.
c. Pola eliminasi urine normal
Pola eliminasi urine sangat tergantung pada individu, biasanya miksi setelah bekerja, makan
atau bangun tidur. Normalnya miksi dalam sehari sekitar 5 kali.
d. Karakteristik urine normal
Warna urine normal adalah kuning terang karena adanya pigmen urochrome. Namun
demikian, warna urine tergantung pada intake cairan, keadaan dehidrasi konsentrasinya
menjadi lebih pekat dan kecoklatan, penggunaan obat-obat tertentu seperti multivitamin dan
preparat besi maka urine akan berubah menjadi kemerahan sampai kehitaman.
Bau urine normal adalah bau khas amoniak yang merupakan hasil pemecahan urea oleh
bakteri. Pemberian pengobatan akan memengaruhi bau urine.
Jumlah urine yang dikeluarkan tergantung pada usia, intake cairan dan status kesehatan.
Pada orang dewasa sekitar 1.200 sampai 1.500 ml per hari atau 150 sampai 600 ml per
sekali miksi.
e. Faktor – faktor yang memengaruhi eliminasi urine
1) Pertumbuhan dan perkembangan
Usia dan berat badan dapat memengaruhi jumlah pengeluaran urine. Pada usia lanjut
volume bladder berkurang, demikian juga wanita hamil sehingga frekuensi berkemih
juga akan lebih sering.
2) Sosiokultural
Budaya masyarakat di mana sebagian masyarakat hanya dapat miksi pada tempat
tertutup dan sebaliknya ada masyarakat yang dapat miksi pada lokasi terbuka.
3) Psikologis
Pada keadaan cemas dan stres akan meningkatkan stimulasi berkemih.
4)  Kebiasaan seseorang
Misalnya seseorang hanya bisa berkemih di toilet, sehingga ia tidak dapat berkemih
dengan menggunakan pot urine.
5) Tonus otot
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot bladder, otot abdomen, dan pelvis untuk
berkontraksi. Jika ada gangguan tonus, otot dorongan untuk berkemih juga akan
berkurang.
6) Intake cairan dan makanan
Alkohol menghambat Anti Diuretik Hormon (ADH) untuk meningkatkan pembuangan
urine. Kopi, teh, coklat, cola (mengandung kafein) dapat meningkatkan pembuangan
dan ekskresi urine.
7)  Kondisi penyakit
Pada pasien yang demam akan terjadi penurunan produksi urine karena banyak cairan
yang dikeluarkan melalui kulit. Peradangan dan iritasi organ kemih menimbulkan
retensi urine.
8)  Pembedahan
Penggunaan anestesi menurunkan filtrasi glomerulus sehingga produksi urine akan
menurun.
9)  Pengobatan
Penggunaan diuretik meningkatkan output urine, antikolinergik, dan antihipertensi
menimbulkan retensi urine.
10) Pemeriksaan diagnostic
Intravenus pyelogram di mana pasien dibatasi intake sebelum prosedur untuk
mengurangi output urine. Cystocospy dapat menimbulkan edema lokal pada uretra,
spasme  pada spinter bladder sehingga dapat menimbulkan urine.

1.1.5 Patofisologi
A. Ginjal
1. Ginjal terbentang dari vertebra torakalis ke-12 sampai denganvertebra lumbalis ke-3. Dalam
kondisi normal, ginjal kiri lebih tinggi 1,5 – 2 cm dari ginjal kanan karena posisi anatomi hepar
(hati). Setiap ginjal dilapisi oleh kapsul yang kokoh dan dikelilingi oleh lapisan lemak. Produk
pembuangan hasil metabolisme yang terkumpul dalam darah di filtrasi di ginjal.
2.      Darah sampai ke setiap ginjal melalui arteri renalis yang merupakan percabangan dari aorta
abdominalis. Arteri renalismemasuki ginjal melalui hilum. Setiap ginjal berisi 1 jutanefron, yang
merupakan unit fungsional ginjal kemudian membentuk urine.
3.      Darah masuk ke nefron melalui arteiola aferen. Sekelompok pembuluh darah ini membentuk
jaringan kapiler glomerulus, yang merupakan tempat pertama filtrasi darah dan pembentukan
urine. Apabila dalam urine terdapat protein yang berukuran besar (proteinuria), maka hal ini
merupakan tanda adanya cedera pada glomelorus. Normalnya glomelorus memfiltrasi sekitar 125 ml
filtrat/menit.
4.      Sekitar 99 % filtrat direabsorsi ke dalam plasma, dengan 1 % sisanya diekskresikan sebagai
urine. Dengan demikian ginjal memiliki peran dalam pengaturan cairan dan eletrolit.
5.      Ginjal juga sebagai penghasil hormon penting untuk memproduksi eritrisit, pengatur tekanan
darah dan mineralisasi mineral. Ginjal memproduksi eritropoietin, sebuah hormon yang terutama
dilepaskan dari sel glomerolus sebagai penanda adanyahipoksia ( penurunan oksigen) eritrosit.
Setelah dilepaskan dari ginjal, fungsi eritropoesis ( produksi dan pematangan eritrosit ) dengan
merubah sel induk tertentu menjadi eritoblast. Klien yang mengalami perubahan kronis tidak dapat
memproduksi hormon ini sehingga klien tersebut rentan terserang anemia.
6.      Renin adalah hormon lain yang diproduksi oleh ginjal berfungsi untuk mengatur aliran darah
pada saat terjadi iskemik ginjal ( penurunan suplai darah ). Fungsi renin adalah sebagai enzim untuk
mengubah angiotensinogen ( substansi yang disentesa oleh hati ) menjadi angiotensin I. Kemudian
angiotensi I bersikulasi dalam pulmonal ( paru-paru ), angiotensin I diubah menjadi angiotensin II
dan angeotensin III. Angeotensin IImenyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan menstimulasi
pelepasan aldosteron dari korteks adrenal.
7.      Aldesteron menyebabkan retensi air sehingga meningkatkan volume darah. Angiotensin
III mengeluarkan efek yang sama namun dengan derajat yang lebih ringan. Efek gabungan dari
keduanya adalah terjadinya peningkatan tekanan darah arteri dan aliran darah ginjal.
8.      Ginjal juga berfungsi sebagai pengatur kalsium dan fosfat. Ginjal bertanggungjawab untuk
memproduksi substansi mengaktifkan vitamin D. Klien dengan gangguan fungsi ginjal tidak
membuat metabolik vitamin D menjadi aktif sehingga klien rentan pada kondisi demineralisasi
tulang karena adanya gangguan pada proses absorbsi kalsium.
B. Ureter
1.      Ureter membentang pada posisi retroperitonium untuk memasuki kandung kemih di dalam
rongga panggul ( pelvis ) pada sambungan uretrovesikalis. Dinding ureter dibentuk dari tiga lapisan
jaringan. Lapisan dalam, merupakan membran mukosa yang berlanjut sampai lapisan pelvis renalis
dan kandung kemih. Lapisan tengah merupakan serabut polos yang mentranspor urine melalui ureter
dengan gerakan peristaltis yang distimulasi oleh distensi urine di kandung kemih. Lapisan luar
adalah jaringan penyambung fibrosa yang menyokong ureter.
2.      Gerakan peristaltis menyebabkan urine masuk kedalam kandung kemih dalam bentuk
semburan. Ureter masuk dalam dinding posterior kandung kemih dengan posisi miring. Pengaturan
ini berfungsi mencegah refluks urine dari kandung kemih ke dalam ureter selama proses
berkemih ( mikturisi ) dengan menekan ureter pada sambungan uretrovesikalis ( sambungan ureter
dengan kandung kemih ).

C.  Kandung Kemih
1.      Merupakan suatu organ cekung yang dapat berdistensi dan tersusun atas jaringan otot serta
merupakan wadah tempat urine dan ekskresi. Vesica urinaria dapat menampungan sekitar 600 ml
walaupun pengeluaran urine normal 300 ml. Trigonum ( suatu daerah segetiga yang halus pada
permukaan bagian dalam vesica urinaria ) merupakan dasar dari kandung kemih.
2.      Sfingter uretra interna tersusun atas otot polos yang berbentuk seperti cincin berfungsi sebagai
pencegah urine keluar dari kandung kemih dan berada di bawah kontrol volunter (parasimpatis :
disadari ).

D. Uretra
1.      Urine keluar dari vesica urinaria melalui uretra dan keluar dari tubuh melalui meatus uretra.
Uretra pada wanita memiliki panjang 4 – 6,5 cm. Sfingter uretra eksterna yang terletak sekitar
setengah bagian bawah uretra memungkinkan aliran volunter urine.
2.      Panjang uretra yang pendek pada wanita menjadi faktor predisposisi mengalami infeksi.
Bakteri dapat dengan mudah masuk ke uretra dari daerah perineum. Uretra pada ria merupakan
saluran perkemihan dan jalan keluar sel serta sekresi dari organ reproduksi dengan panjang 20 cm.

1.1.6 Manifestasi Klinis


Menurut Putri dan Wijaya (2013), tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih sangat ditentukan
oleh letaknya, besarnya, dan morfologinya. Walaupun demikian penyakit ini mempunyai tanda dan
gejala umum yaitu hematuria, dan bila disertai infeksi saluran kemih dapat juga ditemukan kelainan
endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda sistemik lainnya. Batu pada pelvis ginjal dapat
bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat, umumnya gejala batu saluran kemih
merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. Tanda dan gejala yang ditemui antara lain :
1 Nyeri didaerah pinggang (sisi atau sudut kostevertebral), dapat dalam bentuk pegal hingga kolik
atau nyeri yang terus menerus dan hebat karena adanya pionefrosis.
2 Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai mungkin terabanya ginjal
yang membesar akibat adanya hidronefrosis.
3 Nyeri dapat berubah nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal yang terkena.
4 Batu nampak pada pemeriksaan pencitraan.
5 Gangguan fungsi ginjal 22
6 Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing

1.1.7 Komplikasi
Menurut Putri & Wijaya (2013), komplikasi untuk penyakit batu saluran kemih adalah :
1 Obstruksi ; menyebabkan hidronefrosis
2 Infeksi
3 Gangguan fungsi ginjal

1.1.8 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Wijayaningsih (2013), pemeriksaan diagnostik untuk batu saluran kemih diantaranya
sebagai berikut :
1.Urinalisa Warna mungkin kuning, cokelat gelap, berdarah, secara umum menunjukkan Kristal
(sistin, asam urat, kalsium oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat), alkali
(meningkatkan magnesium, fosfat ammonium, atau batu kalsium fosfat), urin 24 jam : (kreatinin,
asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urin menunjukan Infeksi
saluran kemih (ISK), Blood ureum nitrogen (BUN /kreatinin serum dan urin) ; abnormal (tinggi
pada serum atau rendah pada urin).
2 Darah lengkap Hemoglobin, hematokrit ; abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
3 Hormon paratiroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal
4 Foto rontgen menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomi pada area ginjal dan sepanjang
ureter.
5 Ultrasonografi ginjal untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu.

1.1.9 Penatalaksaan Medis


Menurut Putri & Wijaya (2013), tujuan penatalaksanaan batu saluran kemih adalah menghilangkan
obstruksi, mengobati infeksi, menghilangkan rasa nyeri, serta mencegah terjadinya gagal ginjal dan
mmengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi. Adapun mencapai tujuan tersebut, dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1 Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasinya, dan besarnya batu
2 Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kemih seperti : rasa nyeri, obstruksi disertai
perubahan-perubahan pada ginjal, infeksi dan adanya gangguan fungsi ginjal.
3 Menghilangkan obstruksi, infeksi dan rasa nyeri.
4 Mencari latar belakang terjadinya batu.
5 Mengusahakan penceghan terjadinya rekurensi Penatalaksanaan secara umum pada obstruksi
saluran kemih bagian bawah diantaranya sebagai berikut :
a. Cystotomi ; salah satu usaha untuk drainase dengan menggunakan pipa sistostomy yang
ditempatkan langsung didalam kandung kemih melalui insisi supra pubis.
b. Uretrolitotomy ; tindakan pembedahan untuk mengangkat batu yang berada di uretra. Menurut
Purnomo dalam Wardani (2014) pemeriksaan penunjang yang dapat dilaukan yaitu Extracorporeal
Shockwave Lithotripsy (ESWL) merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada
tindakan ini digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu
dan Tindakan endourologi merupakan tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan BSK yang
terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang
dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui
insisi kecil pada kulit.

1.2 Konsep Kebutuhan Eliminasi dan Aktivitas


1.2.1 Pengertian
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa – sisa metabolisme tubuh. Pembuangan ini dapat
melalui urine ataupun bowel (Wartonah, 2012). Eliminasi merupakan pengeluaran cairan. Proses
pengeluaran ini sangat bergantung pada fungsi – fungsi organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter,
bladder, dan uretra (Wartonah, 2014). Gangguan eliminasi merupakan keadaan ketika individu
mengalami atau berisiko mengalami disfungsi eliminasi (Carpenito, 2013).

1.2.2 Etiologi
1. Trauma sumsum tulang belakang
2. Tekanan uretra yang tinggi disebabkan oleh otot detrusor yang lemah
3. Sfingter yang kuat
4. Sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat)
5. Operasi pada daerah abdomen bawah

1.2.3 Klafikasi
Pada kebutuhan eliminasi urine, masalah yang ada diantaranya :
1. Retensi Urine Retensi urine merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan isinya, sehingga menyebabkan distensi
dari vesika urinaria.
2. Inkontinensia Dorongan Inkontinensia dorongan merupakan keadaan dimana seseorang
mengalami pengeluaran urine tanpa sadar, terjadi segera setelah merasa dorongan yang kuat untuk
berkemih.
3. Inkontinensia Total Inkontinensia total merupakan keadaan dimana seseorang mengalami
pengeluaran urine yang terus menerus dan tidak dapat diperkirakan
4. Inkontinensia Stress Inkontinensia stress merupakan keadaan seseorang yang mengalami
kehilangan urine kurang dari 50 ml, terjadi dengan peningkatan tekanan abdomen.
5. Inkontinensia Refleks Inkontinensia refleks merupakan keadaan dimana seseorang mengalami
pengeluaran urine yang tidak dirasakan, terjadi pada interval yang dapat diperkirakan bila volume
kandung kemih mencapai jumlah tertentu.
6. Enuresis Enuresis merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang
diakibatkan tidak mampu mengontrol sfingter eksterna. Ini banyak terjadi pada anak atau orang
jompo, umumnya pada malam hari.
1.2.4 Patofisologi
1.2.5 Mekanisme Klinis
1. Ketidaknyamanan daerah pubis
2. Distensi vesika urinaria
3. Ketidaksanggupan untuk berkemih
4. Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine (25 - 50 ml)
5. Meningkatnya keresahan dan keinginan untuk berkemih
6. Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya

1.2.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan IVP (Intravenous pyelogram) Dengan membatasi jumlah asupan dapat
memengaruhi produksi urine
2. Pemeriksaan urine (urinalisis) Warna (N : jernih kekuningan) Penampilan (N : jernih) Bau (N :
beraroma) PH (N : 4,5 – 8,0) Berat jenis (N : 1,005 – 1.030) Glukosa (N : negatif) Keton (N :
negatif)
3. Kultur urine (N : kuman patogen negatif)

1.2.7 Penatalaksanaan Medis


1. Monitor atau observasi perubahan faktor, tanda gejala terhadap masalah perubahan eliminasi
urine dan inkontinensia
2. Monitor terus perubahan retensi urine
3. Lakukan kateterisasi urine
4. Kurangi faktor yang memengaruhi / penyebab masalah

1.3 Menajemen Asuhan Keperawatn


1.3.2 Pengkajian Keperawatan
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jl. Beliang No. 110 Telp / Fax (0536) 3227707

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Fordianus candy


NIM : 2019.C.11a.1010
Ruang Praktek : Gardenia
Tanggal Praktek :
Tanggal & Jam Pengkajian :

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Dayak / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jl. Tingang
Tgl MRS : 4 Maret 2021
Diagnosa Medis : Skizifenia Paranoid

B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


1. Keluhan Utama :
Klien mengatakan alasan masuk ke rumah sakit dikarenakan sering menyendiri di rumah
dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain karena malu akan penyakit jiwa yang pernah
dialaminya
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Saat ini klien mengatakan merasa selaludianggap “gila” dan belum sembuh oleh
keluarganya. Klien terlihat sedih dan kesal dan sering duduk di sudut ruangan. Hal-hal yang
menurut klien memperbaiki keadaan adalah perawatan dan obat-obatan yang diberikan
selama di rumah sakit.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Klien mengatakan sebelumnya pernah masuk ke rumah sakit jiwa ini selama 5 bulan di tahun
2005dengandiagnosaSkizopfrenia Paranoid. Selama di rumah skit klien menerima perawatan
dan obat-obatan yang membantunya sembuh. Klien mengatakan belum pernah dioperasi dan
tidak memiliki riwayat alergi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan
GENOGRAM KELUARGA :

Laki-laki

Perempuan
Pasien
Sudah meninggal

C. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Saat dilakukan pengkajian, penampilan klien bersih dan rapi. Klien dalam keadaan compos
mentis atau sadar. Klien kooperati tetapi kurang dalam kontak mata pada lawan bicara.
Selama wawancara, klien berbicara sangat lambat dan berulang-ulang. Klien terlihat tidak
terlalu bersemangat melakukan wawancara dan tampak lesu. Klien tidak memiki gangguan
dalam mengingat.
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
b. Ekspresi wajah : Lesu
c. Bentuk badan : Simetris
d. Cara berbaring/bergerak : Baik
e. Berbicara : Lancar (Baik)
f. Suasana hati : Sedih
g. Penampilan : Rapi
h. Fungsi kognitif :
 Orientasi waktu : Pasien dapat membedakan siang dan malam
 Orientasi Orang : Pasien dapat mengenal perawat dan orang sekelilingnya
 Orientasi Tempat : Pasien tau bahwa dia diarawat di rumah sakit
i. Halusinasi :  Dengar/Akustic  Lihat/Visual  Lainnya ................
j. Proses berpikir :  Blocking  Circumstansial  Flight oh ideas
 Lainnya
k. Insight :  Baik  Mengingkari  Menyalahkan orang lain
m. Mekanisme pertahanan diri : Adaptif  Maladaptif
n. Keluhan lainnya : ………………….

3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 360C  Axilla  Rektal  Oral
b. Nadi/HR : 96 x/mt
c. Pernapasan/RR : 20 x/tm
d. Tekanan Darah/BP : 100/70 mmHg

4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan merokok : -
 Batuk, sejak :
 Batuk darah, sejak :-
 Sputum, warna : Kuning
 Sianosis
 Nyeri dada
 Dyspnoe nyeri dada  Orthopnoe  Lainnya …….………..
 Sesak nafas  saat inspirasi  Saat aktivitas Saat istirahat
 Type Pernafasan  Dada  Perut Dada dan perut
 Kusmaul  Cheyne-stokes  Biot
 Lainnya
Irama Pernafasan  Teratur Tidak teratur
Suara Nafas  Vesukuler  Bronchovesikuler
 Bronchial  Trakeal
Suara Nafas tambahan  Wheezing  Ronchi kering
 Ronchi basah (rales)  Lainnya……………
Keluhan lainnya :
Tidak ada

5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
 Nyeri dada  Kram kaki  Pucat
 Pusing/sinkop  Clubing finger  Sianosis
 Sakit Kepala  Palpitasi  Pingsan
 Capillary refill  > 2 detik  < 2 detik
 Oedema :  Wajah  Ekstrimitas atas
 Anasarka  Ekstrimitas bawah
 Asites, lingkar perut ……………………. cm
 Ictus Cordis  Terlihat  Tidak melihat
Vena jugularis  Tidak meningkat  Meningkat
Suara jantung  Normal,………………….
 Ada kelainan
Keluhan lainnya :
-........................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
-..............................................................................................................................

6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E :4
V :5
M :6
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran :  Compos Menthis  Somnolent  Delirium
 Apatis  Soporus  Coma
Pupil :  Isokor  Anisokor
 Midriasis  Meiosis
Refleks Cahaya :  Kanan √ Positif  Negatif
 Kiri √ Positif  Negatif
 Nyeri, lokasi -………………………………..
 Vertigo  Gelisah  Aphasia  Kesemutan
 Bingung  Disarthria  Kejang  Trernor
 Pelo
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : Pasien dapat membedakan bau balsam dan minyak kayu putih
Nervus Kranial II : Pasien dapat melihat objek jauh dan dekat
Nervus Kranial III : Pasien mampu menggerakan mata ke semua arah
Nervus Kranial IV : Pasien dapat menggerakan mata ke atas dan ke bawah
Nervus Kranial V : Pasien dapat membuka mulutnya
Nervus Kranial VI : Pasien dapat menggerakan kedua matanya kekiri dan kekanan
Nervus Kranial VII : Pasien dapat tersenyum
Nervus Kranial VIII : Pasien merespon saat di panggil
Nervus Kranial IX : Pasien dapat menelan
Nervus Kranial X : Pasien dapat menggerakan organ tubuhnya
Nervus Kranial XI : Pasien dapat menggerakan bahu
Nervus Kranial XII : Pasien dapat menjulurkan lidahnya
Uji Koordinasi :
Ekstrimitas Atas : Jari ke jari  Positif  Negatif
Jari ke hidung  Positif  Negatif
Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempul kaki  Positif  Negatif
Uji Kestabilan Tubuh :  Positif  Negatif
Refleks :
Bisep :  Kanan +/-  Kiri +/- Skala……4……. Trisep :
 Kanan +/-  Kiri +/- Skala……4……. Brakioradialis
:  Kanan +/-  Kiri +/- Skala……4……. Patella :
 Kanan +/-  Kiri +/- Skala……4……. Akhiles :
 Kanan +/-  Kiri +/- Skala……4……. Refleks
Babinski  Kanan +/-  Kiri +/-
Refleks lainnya : -.........................................................................................
Uji sensasi : -.........................................................................................
..........................................................................................
Keluhan lainnya :
-..............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
-..............................................................................................................................
7. ELIMINASI URI (BLADDER) :
Produksi Urine : 1500 ml, 5 x/hr
Warna : Kuning
Bau : Khas Urin
 Tidak ada masalah/lancer  Menetes  Inkotinen
 Oliguri  Nyeri  Retensi
 Poliuri  Panas  Hematuri
 Dysuri  Nocturi
 Kateter  Cystostomi
Keluhan Lainnya :
-..............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
-..............................................................................................................................
8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
Mulut dan Faring
Bibir : Kering
Gigi : Lengkap
Gusi : Tidak ada peradangan
Lidah : Lembut dengan Pucat
Mukosa : Lembut
Tonsil : Normal
Rectum : Normal
Haemoroid : Tidak ada
BAB : 1 x/hr Warna : Kuning,
Tidak ada masalah  Diare  Konstipasi  Kembung
 Feaces berdarah  Melena  Obat pencahar  Lavement
Bising usus : Normal
Nyeri tekan, lokasi : -
Benjolan, lokasi : -
Keluhan lainnya :
-..............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
-..............................................................................................................................

9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :


 Kemampuan pergerakan sendi  Bebas  Terbatas
 Parese, lokasi -
 Paralise, lokasi -.................................................................................................
 Hemiparese, lokasi -...........................................................................................
 Krepitasi, lokasi -...............................................................................................
 Nyeri, lokasi
 Bengkak, lokasi -................................................................................................
 Kekakuan, lokasi -..............................................................................................
 Flasiditas, lokasi -...............................................................................................
 Spastisitas, lokasi -.............................................................................................
 Ukuran otot  Simetris
 Atropi
 Hipertropi
 Kontraktur
 Malposisi
Uji kekuatan otot :  Ekstrimitas atas………..  Ekstrimitas bawah……..
 Deformitas tulang, lokasi -.................................................................................
 Peradangan, lokasi -...........................................................................................
 Perlukaan, lokasi -..............................................................................................
 Patah tulang, lokas -...........................................................................................
Tulang belakang  Normal  Skoliosis
 Kifosis  Lordosis

10. KULIT-KULIT RAMBUT


Riwayat alergi  Obat -.........................................................................
 Makanan : Ikan Patin
 Kosametik -................................................................
 Lainnya......................................................................
Suhu kulit  Hangat  Panas  Dingin
Warna kulit  Normal  Sianosis/ biru  Ikterik/kuning
 Putih/ pucat  Coklat tua/hyperpigmentasi
Turgor  Baik  Cukup  Kurang
Tekstur  Halus  Kasar
Lesi :  Macula, lokasi
 Pustula, lokasi -..........................................................
 Nodula, lokasi -..........................................................
 Vesikula, lokasi..........................................................
 Papula, lokasi -...........................................................
 Ulcus, lokasi -............................................................
Jaringan parut lokasi -............................................................................................
Tekstur rambut : Kering
Distribusi rambut - Merata
Bentuk kuku  Simetris  Irreguler
 Clubbing Finger  Lainnya....................
Masalah Keperawatan :
-..............................................................................................................................
11. SISTEM PENGINDERAAN :
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan :  Berkurang  Kabur
 Ganda  Buta/gelap
Gerakan bola mata :  Bergerak normal  Diam
 Bergerak spontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD) : Baik 6/6
Mata kiri (VOS) : Baik 6/6

Selera  Normal/putih  Kuning/ikterus  Merah/hifema


Konjunctiva  Merah muda  Pucat/anemic
Kornea  Bening  Keruh
Alat bantu  Kacamata  Lensa kontak  Lainnya…….
Nyeri : .................................................................................................
Keluhan lain :..................................................................................................
…………………………………………………………………
b. Telinga / Pendengaran :
Fungsi pendengaran :  Berkurang  Berdengung  Tuli
c. Hidung / Penciuman:
Bentuk :  Simetris  Asimetris
 Lesi
 Patensi
 Obstruksi
 Nyeri tekan sinus
 Transluminasi
Cavum Nasal Warna -………………….. Integritas -……………..
Septum nasal  Deviasi  Perforasi  Peradarahan
 Sekresi, warna ………………………
 Polip  Kanan  Kiri  Kanan dan Kiri
Masalah Keperawatan :
-..............................................................................................................................
12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE
Massa  Ya  Tidak
Jaringan Parut  Ya  Tidak
Kelenjar Limfe  Teraba  Tidak teraba
Kelenjar Tyroid  Teraba  Tidak teraba
Mobilitas leher  Bebas  Terbatas
13. SISTEM REPRODUKSI
a. Reproduksi Pria
Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi
Gland Penis .................................................................
Maetus Uretra ..............................................................
Discharge, warna ........................................................
Srotum ....................................................................
Hernia ....................................................................
Kelainan ……………………………………………
Keluhan lain ………………………………………….
a. Reproduksi Wanita
Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi.......................................................
Perdarahan .................................................................
Flour Albus ..............................................................
Clitoris .......................................................................
Labis ....................................................................
Uretra ....................................................................
Kebersihan : Baik  Cukup  Kurang
Kehamilan : ……………………………………
Tafsiran partus : ……………………………………
Keluhan lain......................................................................................................
...........................................................................................................................
Payudara :
 Simetris  Asimetris
 Sear  Lesi
 Pembengkakan  Nyeri tekan
Puting :  Menonjol  Datar  Lecet  Mastitis
Warna areola ....................................................................................................
ASI  Lancar  Sedikit  Tidak keluar
Keluhan lainnya.................................................................................................
...........................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
..........................................................................................................................
D. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :
Persepsi klien tentang penyakitnya, klien mengatakan sadar akan penyakitnya dan percaya
bahwa penyakitnya akan segera sembuh jika klien menerima perawatan dan obatobatan secara
teratur.
2. Nutrisida Metabolisme
TB : 171 Cm
BB sekarang : 65 Kg
BB Sebelum sakit : 68 Kg
Diet :
 Biasa  Cair  Saring  Lunak
Diet Khusus :
 Rendah garam  Rendah kalori  TKTP
 Rendah Lemak  Rendah Purin  Lainnya……….
 Mual
 Muntah…………….kali/hari
Kesukaran menelan  Ya  Tidak
Rasa haus
Keluhan lainnya.....................................................................................................

Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit


Frekuensi/hari 3 x Sehari 3 x Sehari
Porsi 1 Porsi 1 Porsi
Nafsu makan Baik Baik
Jenis Makanan Nasi, Lauk Pauk, Sayur Nasi, Lauk Pauk, Sayur
Jenis Minuman Air Putih Air Putih
Jumlah minuman/cc/24 jam 1500 ml 1500 ml
Kebiasaan makan Pagi, siang, malam Pagi, siang, malam
Keluhan/masalah Tidak nafsu makan Nafsu makan baik
Masalah Keperawatan

3. Pola istirahat dan tidur


- Sebelum sakit pasien tidur malam ± 5 jam, siang ± 1 jam
- Saat sakit pasien tidur malam 6-8 jam, siang ± 2 jam
Masalah Keperawatan
-…………………………………………………………………………………………………

4. Kognitif :
Klien kooperati tetapi kurang dalam kontak mata pada lawan bicara. Selama wawancara, klien
berbicara sangat lambat dan berulang-ulang. Klien terlihat tidak terlalu bersemangat
melakukan wawancara dan tampak lesu. Klien tidak memiki gangguan dalam mengingat.

Masalah Keperawatan
…………………………………………………………………………………………………
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran ) :
klien mengatakan sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya. Klien mengatakan ingin lekas
sembuh dan kumpul dengan anggota keluarganya. Tetapi klien merasa dirinya kurang berarti
karena tidak punya penghasilan sendiri.
Masalah Keperawatan
-…………………………………………………………………………………………………
6. Aktivitas Sehari-hari
Pasien mengatakan sering mengurung diri dikamar
Masalah Keperawatan
-…………………………………………………………………………………………………
7. Koping –Toleransi terhadap Stress
Ketika klien mengalami masa sulit atau mengalami masalah, klien lebih memilih menyendiri
di kamar.
Masalah Keperawatan
-…………………………………………………………………………………………………
8. Nilai-Pola Keyakinan
klien terkadang sholat,dan sering orang tua klien membaca kan Alquran pada klien
Masalah Keperawatan
-…………………………………………………………………………………………………

E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik
2. Bahasa sehari-hari
Pasien menggunakan bahasa Indonesia
3. Hubungan dengan keluarga :
Baik
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Klien mengatakan tidak terlalu sering berinteraksi dengan lingkungan tepat klien tinggal dan
teman-temannya dikarenakan klien malu akan penyakit yang dideritanya
5. Orang berarti/terdekat :
Bagi klien orang yang berarti adalah orang tua nya (ibu)
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Pasien mengatakan di waktu luang dihabiskan untuk berkumpul dengan keluarga
7. Kegiatan beribadah :
Klien menganut agama Islam. Klien mengatakan sebelum klien masuk ke rumah sakit jiwa
sering beribadahtetapi setelah klien berada di rumah sakit tidak pernah ibadah lagi.

ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
Ketidak efektifan bersihan jalan
DS: Pasien mengatakan nyeri nafas b/d penumpukan secret yang
seperti tertusuk-tusuk benda tidak keluar saat batuk.
tajam pada perut kanan
bawah, skala nyeri 7 ( nyeri
berat ) nyeri muncul tiba-tiba,
saat batuk dan saat bergerak
unuk berdiri dan berjalan,
durasi nyeri 2-5 menit

DO: Wajah tampak meringis


menahan nyeri, tangan kanan
memegang perut kanan bawa
saat duduk, berdiri, dan
berjalan.TTV TD: 100/60
mmHg, N: 118x/menit, RR:
20x/menit, S: 38,00C, .
.

Pola nafas tidak efektif b/d


obstruksi udara di aveoli di tandai
denga nafas tidak teratur, dan sesak

DS : Pasien mengatakan tidak


nafsu makan
DO : bb sebelum sakit 50kg, bb
sesudah sakit 48kg
PRIORITAS MASALAH

1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b/d penumpukan secret yang tidak keluar saat batuk.
2. Pola nafas tidak efektif b/d obstruksi udara di aveoli di tandai denga nafas tidak teratur, dan
sesak
3. Defisit nutrisi b/d kurang nafsu makan, ditandai dengan penurunan berat badan
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. R

Ruang Rawat :Gardenia

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Ketidak Setelah dilakukan tindakan Latihan batuk 1. Agar
efektifan keperawatan 2 x 7 jam efektif mengetahui
bersihan diharapkan bersihan jalan 1. Identifikasi kemampuan
jalan nafas nafas pasien membaik, kemampuan pasien saat
b/d dengan kriteria hasil : batuk batuk
penumpuka 1. Teknik batuk 2. Atur posisi 2. Agar pasien
n secret efektif baik semi dapat relax
yang tidak 2. Menunjukan fowler/fowl dan jalan
keluar saat perkembangan er nafas lancer
batuk. jalan nafas yang 3. Jelaskan 3. Untuk
efektif tujuan dan mengantisipa
3. Status prosedur si pasien saat
pernafasan/kepaten batuk batuk, posisi
an jalan nafas tidak efektif dan
terganggu 4. Kolaborasi tekniknya
4. Frekwensi nafas pemberian sudah tau
membaik obat, jika 4. Berkolaboras
5. Keadaan pasien perlu i agar jalan
membaik nafas
kembali
normal

Diagnosa Tujuan (Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan hasil)
2. Pola nafas Setelah dilakukan Manajemen pola 1. Agar
tidak efektif tindakan nafas mengetahui
b/d keperawatan 2 x 7 1. Pantau jalan pola nafas
obstruksi jam diharapkan pola nafas pasien normal,
udara di nafas pasien 2. Posisikan atau tidak
aveoli di membaik, dengan klien semi- 2. Agar pasien
tandai denga kriteria hasil : fowler/fowler lebih tenang
nafas tidak 1. Pola nafas 3. Ajarkan teknik dan relax
teratur, dan teratur batuk efektif 3 Untuk
sesak 2. Frekwensi 4. Kolaborasi mengantisipasi
pernafasan dalam pasien saat
membaik pemberian batuk, posisi
3. Menunjukan obat, jika dan tekniknya
kepatenan perlu sudah tau
jalan nafas 4 Kolaborasi agar
4. Pasien pola nafas
mampu pasien normal
menguasai
teknik batuk
efektif
3. Defisit 5. Keadaan Manajemen nutrisi
nutrisi b/d pasen 1. Monitor
kurang membaik asupan 1. Memilih makan
nafsu makanan yang sesuai
makan, 2. Lakukan oral dengan
ditandai Setelah dilakukan hygine kebutuhan diet
dengan tindakan sebelum pasien
penurunan keperawatan 2 x 7 makan 2. Agar
berat jam diharapkan 3. Ajarkan diet meminimalisir
nurtisi pasien yang di terjadinya
membaik, dengan programkan infeksi
kriteria hasil : 4. Kolaborasi 3. Menjelaskan
1. Nutrisi yang dengan ahli diet yang di
di butuhkan gizi untuk lakukan
terpenuhi menentukan 4. Berkolaborasi
2. Berat badan jumblah kalori agar status gizi
kembali dan jenis pasien
normal nutrient yang terpenuhi
3. Nafsu diberikan, jika
makannya perlu
bertambah
4. Frekwensi
makan
membaik

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Tanda
tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama
Perawat
1. Meliat teknik dan S : pasien mengatakan
Selasa/ 14 mei dari pasien batuk sesak nafas berkurang
2019 pukul 2. Menghitung O:
14.00 WIB frekwensi 1. Pasien tampak
pernapasan pasien lemah
3. Mengatur posisi 2. Frekwensi nafas
semi fowler pasien membaik
4. Mengajarkan teknik 3. Pasien tampak
batuk efektif pada tenang setelah di
pasien atur posisi semi
5. Kolaborasi dalam fowler
pemberian 4. Pasien mampu
nebulizer mengikuti cara
batuk efektif
5. Setelah diberi
tindakan nebulizer,
pasien sesak
nafasnya
Berkurang
A : bersihan jalan nafas
teretas
P : lanjutkan perawatan di
rumah oleh keluarga dan
konsumsi OAT selama 6
bulan

1. Menghitung ttv S : pasien mengatakan


pasien sesak nafas berkurang
2. Memposisikan O : pasien terbaring di
pasien semi-fowlwe tempat tidur, rasa sakit
3. Mengajarkan teknik tampak sudah berkurang
batuk efektif 1. RR 24x/mnt
4. Kolaborasi 2. TD 120/80mmHg
pemberian obat 3. N 96/mnt
Nebulizer 4. S 360C
combivent 5. Terpasang oksigen
3L/mnt
6. Terpasang Inf
NaCl 0,9% 20 tpm
di sebelah kiri
A : Pola nafas tidak
efektif teratasi
P : lanjutkan perawatan di
rumah oleh keluarga dan
konsumsi OAT selama 6
bulan

.
1. Menghitung makan S : Pasien mengatakan
yang masuk/ yang nafsu makannya sudah
dimakan pasien mulai membaik
sesuai diet atau O:
tidak 1. Makanan yang
2. Melakukan oral diberikan sudah
hygine mengurangi sesuai dengan diet
terjadinya infeksi pasien
3. Menjelaskan 2. Dengan adanya
tentang diet TKTP oral hygine
yang dijalaninya sebelum makan,
4. Berkolaborasi agar pasien terbiasa
status gizi pasien dengan perilaku
terpenuhi hidup sehat
3. Pasien mengerti
tentang diet yang
di jalaninya
4. Status gizi pasien
terpenuhi
A : Defisit nutrisi teratasi
P : lanjutan menjelaskan
ke keluarga agar sama-
sama menjaga dan
mengingatkan pasien
menerapkan perilaku
hidup sehat
Tanda
Hari/Tanggal tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
Perawat

Anda mungkin juga menyukai