(SPMI)
1.1. Pendahuluan
1.2. Tujuan
1.3. Sasaran
Sasaran dari Sistem Penjaminan Mutu adalah terciptanya sinergi antara Pangkalan Data
Perguruan Tinggi Nasional, Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan
Mutu Eksternal. Standar yang digunakan adalah Standar Nasional Pendidikan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan
tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven) untuk mengawasi
penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara berkelanjutan
sebagaimana diatur oleh pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas juncto Pasal 91 PP no 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kegiatan ini mencakup mulai dari
perencanaan, penerangan, pengendalian dan pengembangan standar mutu perguruan
tinggi secara konsisten dan berkelanjutan sehingga stakeholder baik internal maupun
eksternal memperoleh kepuasan.
Tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam SPMI meliputi landasan ideal penjaminan
mutu akademik, pelaksanaan penjaminan mutu, evaluasi diri, audit internal dan koreksi.
Pelaksanaan SPMI akan mencapai hasil yang optimal apabila memenuhi beberapa
persyaratan yaitu apabila disertai dengan komitmen, perubahan paradikma, dan sikap
mental para pelaku proses pendidikan tinggi, serta pengorganisasian penjaminan mutu.
Pelaksanaan SPMI dapat dikendalikan melalui berbagai model manajemen kendali mutu.
Apabila hasil audit yang dilakukan terhadap standar mutu pembelajaran menunjukkan
hasil positif maka standar mutu berikutnya harus dinaikkan. Sedangkan apabila hasil
evaluasi negative maka harus segera dilakukan tindakan agar standar mutu dapat dicapai.
Visi dalam SPMI harus merupakan pernyataan yang menggambarkan penglihatan dari
institusi tentang keadaan keadaannnya dimasa depan ( kurun waktu 10 atau 20 tahun
kedepan). Yang ingin diwujudkan, walaupun pada saat visi dirumuskian gambaran
tersebut terlihat sesuatu yang mustahil dicapai, namun di kemudian hari ternyata visi
tersebut mampu menjadi sumber inspirasi bagi seluruh sumber daya di sebuah institusi
Misi dalam SPMI adalah sebuah pernyataan tentang keadaan, situasi, posisi yang saat ini
sedang dijalankan atau dihasilkan oleh sebuah institusi. Misi hanya menggambarkan
situasi pada saat ini dan/atau di masa dating namun dalam jangka waktu pendek sekitar 2
atau 5 tahun kedepan. Misi biasanya berisi uraian tentang tugas pokok, pelaksanaan
kegiatan institusi, keluaran/hasil dan keberadaan/posisi institusi.
Visi dan Misi adalah dokumen dari sebuah proses perencanaan strategis perguruan tinggi.
Pernyataan visi, misi dan tujuan akan menjadi acuan utama bagi seluruh standar mutu
didalam SPM PT, artinya isi semua standar dalam SPM Perguruan Tinggi tidak boleh
bertentangan dengan visi, misi dan tujuan dari perguruan tinggi.
2.6.1. Delapan standar minimal wajib yang diatur dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang
SNP yaitu: (i) Standar isi, (ii) Standar proses, (iii) Standar kompetensi lulusan, (iv)
Standar pendidik dan tenaga kependidikan, (v) Standar sarana dan prasarana, (vi) standar
pengelolaan, (vii) Standar pembiayaan dan (viii) Standar penilaian pendidikan.
2.6.2. Standar lain yang memiliki kriteria melampaui batas minimal baik secara kualitatif
maupun kuantitatif atas inisiatif yang dijabarkan dari visi oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan.
Jaminan eksistensi mutu ini mutlak diperlukan karena SPMI suatu perguruan tinggi
merupakan kegiatan mandiri dari perguruan tinggi yang bersangkutan sehingga proses
tersebut dirancang, dijalankan dan dikendalikan sendiri tanpa campur tangan Pemerintah,
dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.
Kebijakan ini diambil berdasarkan pertimbangan bahwa setiap perguruan tinggi memiliki
spesifikasi yang berlainan dalam hal sejarah, visi, misi, budaya organisasi, ukuran
organisasi (jumlah program studi, dosen, mahasiswa), struktur organisasi, sumber daya
dan pola kepemimpinan.
Berawal dari kondisi tersebut, dimasa yang akan datang, eksistensi perguruan tinggi akan
tergantung pada stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, dosen, tenaga
penunjang serta pihak-pihak lain yang berkepentingan),
Sistem Penjamin Mutu Perguruan Tinggi terdiri dari 3 sub sistem yaitu Pangkalan Data
Perguruan Tinggi (PDPT), Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem
Penjaminan Mutu Eksternal. Berdasarkan status dan ruang lingkup sub sistem
sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan, maka mekanisme SPM adalah
sebagai berikut:
2.9.2. Tahap pelaksanakan SPMI dengan menggunakan data yang telah tersimpan dalam
PDPT melalui evaluasi dalam dua lingkup yaitu evaluasi diri baik secara kualitatif
maupun kuantitatif tentang pemenuhan SNP yang terdiri dari delapan macam standard an
evaluasi diri tentang sejauh mana perguruan tinggi yang bersangkutan telah melampaui
ke delapan standar dalam SNP serta mengembangkan standar tersebut beserta
pemenuhannya secara berkelanjutan.
2.9.3. Tahap akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi atau lembaga
mandiri yang diakui Pemerintah melakukan akreditasi yang disebut SPME dengan
ketentuan apabila perguruan tinggi tidak memenuhi delapan standar minimal dalam SNP,
maka perguruan tinggi tersebut dinyatakan tidak terakreditasi.
Dalam suatu proses pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang satu sama lain
saling berinteraksi dan berinterelasi. Komponen tersebut adalah dosen, mahasiswa, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode atau strategi pembelajaran. Agar komponen
didalam proses pembelajaran tersebut dapat mencapai keberhasilan dalam
implementasinya maka perlu dirumuskan dan ditetapkan standar mutu Perguruan Tnggi
sesuai dengan visi dan misi yang telah ditentukan.
Standar mutu adalah standar atau ukuran yang ditetapkan, dilaksanakan, dikelola dan
dikendalikan oleh perguruan tinggi secara maksimal sehingga menghasilkan mutu
pembelajaran yang maksimal juga, Standar mutu ini disusun berdasarkan ketentuan
normatif peraturan perundangan, visi dan misi perguruan tinggi, serta kebutuhan
pengguna terutama tentang kualitas lulusan agar memenuhi kompetensi yang diperlukan
oleh pengguna lulusan.
Dalam penyelenggaraannya, STPP sebagai lembaga pendidikan tinggi kedinasan tetap
berorientasi pada pengguna dengan mengacu pada mutu pola pemberdayaan masyarakat
yang reformis, demokratis, partisipatif, desentralisasi, transparan, akuntael serta sejalan
dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat.
3.2. Jumlah Standar Mutu STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta memiliki 8 standar minimal
yaitu :
Standar yang ditetapkan memuat visi, misi dan tujuan, rasional, subyek/pihak yang
bertanggungjawab untuk mencapai/memenuhi standar, definisi/istilah, pernyataan isi
standar, strategi, indikator, dokumen terkait dan referensi
1.2. Tujuan
1.3. Sasaran
Sasaran dari Sistem Penjaminan Mutu adalah terciptanya sinergi antara Pangkalan Data
Perguruan Tinggi Nasional, Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan
Mutu Eksternal. Standar yang digunakan adalah Standar Nasional Pendidikan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan
tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven) untuk mengawasi
penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara berkelanjutan
sebagaimana diatur oleh pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas juncto Pasal 91 PP no 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kegiatan ini mencakup mulai dari
perencanaan, penerangan, pengendalian dan pengembangan standar mutu perguruan
tinggi secara konsisten dan berkelanjutan sehingga stakeholder baik internal maupun
eksternal memperoleh kepuasan.
Tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam SPMI meliputi landasan ideal penjaminan
mutu akademik, pelaksanaan penjaminan mutu, evaluasi diri, audit internal dan koreksi.
Pelaksanaan SPMI akan mencapai hasil yang optimal apabila memenuhi beberapa
persyaratan yaitu apabila disertai dengan komitmen, perubahan paradikma, dan sikap
mental para pelaku proses pendidikan tinggi, serta pengorganisasian penjaminan mutu.
Pelaksanaan SPMI dapat dikendalikan melalui berbagai model manajemen kendali mutu.
Apabila hasil audit yang dilakukan terhadap standar mutu pembelajaran menunjukkan
hasil positif maka standar mutu berikutnya harus dinaikkan. Sedangkan apabila hasil
evaluasi negative maka harus segera dilakukan tindakan agar standar mutu dapat dicapai.
Misi dalam SPMI adalah sebuah pernyataan tentang keadaan, situasi, posisi yang saat ini
sedang dijalankan atau dihasilkan oleh sebuah institusi. Misi hanya menggambarkan
situasi pada saat ini dan/atau di masa dating namun dalam jangka waktu pendek sekitar 2
atau 5 tahun kedepan. Misi biasanya berisi uraian tentang tugas pokok, pelaksanaan
kegiatan institusi, keluaran/hasil dan keberadaan/posisi institusi.
Visi dan Misi adalah dokumen dari sebuah proses perencanaan strategis perguruan tinggi.
Pernyataan visi, misi dan tujuan akan menjadi acuan utama bagi seluruh standar mutu
didalam SPM PT, artinya isi semua standar dalam SPM Perguruan Tinggi tidak boleh
bertentangan dengan visi, misi dan tujuan dari perguruan tinggi.
2.6.1. Delapan standar minimal wajib yang diatur dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang
SNP yaitu: (i) Standar isi, (ii) Standar proses, (iii) Standar kompetensi lulusan, (iv)
Standar pendidik dan tenaga kependidikan, (v) Standar sarana dan prasarana, (vi) standar
pengelolaan, (vii) Standar pembiayaan dan (viii) Standar penilaian pendidikan.
2.6.2. Standar lain yang memiliki kriteria melampaui batas minimal baik secara kualitatif
maupun kuantitatif atas inisiatif yang dijabarkan dari visi oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan.
Jaminan eksistensi mutu ini mutlak diperlukan karena SPMI suatu perguruan tinggi
merupakan kegiatan mandiri dari perguruan tinggi yang bersangkutan sehingga proses
tersebut dirancang, dijalankan dan dikendalikan sendiri tanpa campur tangan Pemerintah,
dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.
Kebijakan ini diambil berdasarkan pertimbangan bahwa setiap perguruan tinggi memiliki
spesifikasi yang berlainan dalam hal sejarah, visi, misi, budaya organisasi, ukuran
organisasi (jumlah program studi, dosen, mahasiswa), struktur organisasi, sumber daya
dan pola kepemimpinan.
Berawal dari kondisi tersebut, dimasa yang akan datang, eksistensi perguruan tinggi akan
tergantung pada stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, dosen, tenaga
penunjang serta pihak-pihak lain yang berkepentingan),
Sistem Penjamin Mutu Perguruan Tinggi terdiri dari 3 sub sistem yaitu Pangkalan Data
Perguruan Tinggi (PDPT), Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem
Penjaminan Mutu Eksternal. Berdasarkan status dan ruang lingkup sub sistem
sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan, maka mekanisme SPM adalah
sebagai berikut:
2.9.2. Tahap pelaksanakan SPMI dengan menggunakan data yang telah tersimpan dalam
PDPT melalui evaluasi dalam dua lingkup yaitu evaluasi diri baik secara kualitatif
maupun kuantitatif tentang pemenuhan SNP yang terdiri dari delapan macam standard an
evaluasi diri tentang sejauh mana perguruan tinggi yang bersangkutan telah melampaui
ke delapan standar dalam SNP serta mengembangkan standar tersebut beserta
pemenuhannya secara berkelanjutan.
2.9.3. Tahap akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi atau lembaga
mandiri yang diakui Pemerintah melakukan akreditasi yang disebut SPME dengan
ketentuan apabila perguruan tinggi tidak memenuhi delapan standar minimal dalam SNP,
maka perguruan tinggi tersebut dinyatakan tidak terakreditasi.
3.1. Pengertian Standar Mutu
Dalam suatu proses pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang satu sama lain
saling berinteraksi dan berinterelasi. Komponen tersebut adalah dosen, mahasiswa, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode atau strategi pembelajaran. Agar komponen
didalam proses pembelajaran tersebut dapat mencapai keberhasilan dalam
implementasinya maka perlu dirumuskan dan ditetapkan standar mutu Perguruan Tnggi
sesuai dengan visi dan misi yang telah ditentukan.
Standar mutu adalah standar atau ukuran yang ditetapkan, dilaksanakan, dikelola dan
dikendalikan oleh perguruan tinggi secara maksimal sehingga menghasilkan mutu
pembelajaran yang maksimal juga, Standar mutu ini disusun berdasarkan ketentuan
normatif peraturan perundangan, visi dan misi perguruan tinggi, serta kebutuhan
pengguna terutama tentang kualitas lulusan agar memenuhi kompetensi yang diperlukan
oleh pengguna lulusan.
Dalam penyelenggaraannya, STPP sebagai lembaga pendidikan tinggi kedinasan tetap
berorientasi pada pengguna dengan mengacu pada mutu pola pemberdayaan masyarakat
yang reformis, demokratis, partisipatif, desentralisasi, transparan, akuntael serta sejalan
dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat.
3.2. Jumlah Standar Mutu STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta memiliki 8 standar minimal
yaitu :
Standar yang ditetapkan memuat visi, misi dan tujuan, rasional, subyek/pihak yang
bertanggungjawab untuk mencapai/memenuhi standar, definisi/istilah, pernyataan isi
standar, strategi, indikator, dokumen terkait dan referensi