Anda di halaman 1dari 35

RANCANGAN

SISTEM
PENJAMINAN
MUTU INTERNAL

Satuan Penjaminan Mutu


Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi
Komplek Bandar Udara Blimbingsari
Jl. Agung Wilis, Kecamatan Blimbingsari,
Banyuwangi, Jawa Timur (68452)
Tlp : (0333) 7612888, 630567,
Home Page : lp3b.ac.id / Email : LP3B_Bwi@yahoo.com
Fax : (0333)630723

2018
RANCANGAN
SISTEM PENJAMINAN MUTU
INTERNAL

1.
Pendahulua
n

Setiap perguruan tinggi wajib memiliki otonomi pengelolaan dan pengawasan


yang dilakukan oleh internal dan mandiri. Posisi Pemerintah sebatas
penentu kebijakan secara umum dan berfungsi mengawasi dari luar.
Meskipun demikian pengawasan tersebut harus dilakukan secara transparan
untuk dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat (akuntabilitas publik).
Hal ini menunjukan bahwa pengawasan bukan untuk kepentingan
Pemerintah. Akan tetapi dalam hal ini pemerintah melakukan pengawasan
untuk melindungi kepentingan masyarakat (stakeholders) yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan di Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi dan
memanfaatkan hasil pendidikan tinggi. Di samping itu, pada era otonomi
perguruan tinggi sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 8 disebutkan
“masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.” Struktur pengawasan ini
disebut pengawasan horizontal. Secara lebih rinci tata cara pengawasan
horizontal diatur dalam Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai mana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan republik Indonesia
Nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Proses penjaminan mutu pendidikan tinggi di Akademi Penerbang Indonesia


Banyuwangi merupakan kegiatan mandiri, sehingga proses tersebut
dirancang, dijalankan, dan dikendalikan sendiri. Sistem Penjaminan Mutu
Internal dilaksanakan mulai dari tingkat pelaksana sampai dengan
manajerial merupakan satu kesatuan sistem. Buku Sistem Penjaminan Mutu
Internal ini disusun sebagai pedoman dalam penyelengaraan akademik di
Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi agar sesuai dengan standar
nasional pendidikan tinggi yang di dalamnya berisi dokumen:
1. Kebijakan SPMI, antara lain berisi definisi, konsep, tujuan, strategi,
berbagai standar dan/atau standar turunan, dan prioritas,
2. Manual SPMI, berisi panduan untuk menetapkan, memenuhi,
mengendalikan, dan mengembangkan/meningkatkan standar, pedoman
atau petunjuk/instruksi kerja bagi stakeholders internal yang harus
menjalankan mekanisme tersebut,
3. Standar SPMI, berisi antara lain minimum 8 (delapan) standar bagi
pendidikan tinggi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai
mana telah dirubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No. 32
tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan/atau standar turunan
dari kedelapan standar tersebut,
4. Formulir SPMI, yang antara lain berisi berbagai formulir yang berfungsi
sebagai instrumen untuk merencanakan, menerapkan,
mengendalikan, dan mengembangkan standar.

Seluruh pendidikan tinggi di Indonesia, baik pendidikan tinggi negeri


maupun swasta dituntut untuk terus meningkatkan mutu daya saing di tingkat
nasional, regional maupun internasional dengan mencapai standar mutu yang
semakin tinggi dari waktu ke waktu. Tantangan ini hadir karena pendidikan
tinggi merupakan faktor penting yang sangat strategis dalam membangun
kualitas SDM Indonesia, yaitu:
1. Melahirkan tenaga kerja terlatih, kompetitif, dan profesional,
2. Mengembangkan iptek sebagai instrumen pokok di era globalisasi,
3. Meningkatkan kemampuan mengakses perkembangan ilmu
pengetahuan di tingkat global dan mengadaptasikannya menurut konteks
lokal guna menghadapi persaingan bebas.
Upaya meningkatkan mutu kompetitif ini harus terus dilakukan agar tercapai
peningkatan mutu yang berkelanjutan (continous quality improvement) melalui
diterapkannya budaya mutu dan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi.
Sistem ini selanjutnya menjadi salah satu kontrol untuk menjamin bahwa
setiap tahapan perencanaan dan input, proses pelaksanaan, serta output
yang dihasilkan berada pada koridor standar mutu yang telah ditetapkan dan
diimplementasikan bersama.

Penjaminan mutu didefinisikan sebagai kegiatan sistemik dalam memberikan


layanan pendidikan formal yang memenuhi atau melampaui Standar Nasional
Pendidikan, serta dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan secara
berkelanjutan. Standar nasional pendidikan dimaksudkan sebagai perangkat
untuk mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.

Standar Nasional Pendidikan (SNP) sendiri telah lebih dahulu ditetapkan


melalui Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) sebagai mana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Peraturan
tersebut menyatakan bahwa SNP bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan
nasional. Standar Nasional Pendidikan dimaksudkan untuk memacu
pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan
kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Selain itu,
standar nasional pendidikan juga dimaksudkan sebagai perangkat untuk
mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.

Dalam buku panduan yang dikeluarkan oleh Kemenristek Dikti diterangkan


bahwa sistem penjaminan mutu pendidikan terdiri atas penjaminan mutu
internal yang dilakukan oleh satuan pendidikan sendiri secara mandiri atau
dengan bantuan, dan penjaminan mutu eksternal yang dilakukan oleh badan
akreditasi atau sertifikasi di luar satuan pendidikan, baik tingkat nasional
maupun tingkat internasional yang diakui oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah. Sistem Pendidikan Mutu baik Internal (SPMI) maupun
eksternal (SPME) menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi dan merupakan bagian dari Standar
Nasional Pendidikan (SNP) (Gambar 1).
Gambar 1. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi

Sistem Penjaminan Mutu Internal dirancang dan dilaksanakan sepenuhnya oleh


internal pelaksana pendidikan tinggi sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang
ditetapkan dengan berpedoman pada Standar Nasional Pendidikan:
1. Standar isi,
2. Standar proses,
3. Standar kompetensi lulusan,
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan,
5. Standar sarana dan prasarana,
6. Standar pengelolaan,
7. Standar pembiayaan, dan
8. Standar penilaian pendidikan.
Sementara Sistem Pendidikan Mutu Eksternal dilakukan melalui proses
akreditasi yang dilaksanakan oleh institusi independen yang diakui
pemerintah yaitu Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

2. Ruang Lingkup SPMI pada Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi


2.1. Jenis Penjaminan Mutu
Jenis penjaminan mutu yang saat ini sedang dikembangkan Akademi
Penerbang Indonesia Banyuwangi dikelompokkan atas penjaminan
mutu akademik sebagai berikut:
1. Sistem penjaminan mutu akademik pada Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi meliputi penjaminan mutu atas kurikulum,
proses pembelajaran, ujian dan evaluasi, serta penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat
2. Sistem penjaminan mutu akademik pada Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi meliputi penjaminan mutu atas sarana dan
prasarana, sumberdaya keuangan, dan sumberdaya manusia.

2.2. Tujuan SPMI Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi Tujuan


Sistem Penjaminan Mutu Internal Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi adalah:
1. Menjamin penyelenggaraan kegiatan akademik sesuai dengan
kebijakan dan peraturan serta standar mutu yang telah dan akan
ditetapkan.
2. Menjamin proses dan output yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.

Untuk mencapai tujuan di atas digunakan prinsip sistem


penjaminan mutu pada Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi
sebagai berikut:

1) Customer focus (fokus pada pelanggan). Selalu berfokus kepada


kebutuhan dan kepuasan utama dari pelanggan, yaitu taruna
(mahasiswa), masyarakat dan dunia kerja.
2) Leadership (kepemimpinan). Mengedepankan visi bersama
serta tujuan dan strategi pencapaian pada Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi
3) Involvement of people (melibatkan semua pemangku
kepentingan). Mengedepankan proses partisipasi masyarakat
yang efektif, berkeadilan tanpa diskriminasi
4) Procces approach (pendekatan proses). Lebih mengutamakan
pendekatan proses dibandingkan dengan pendekatan manajemen.
5) Continous improvement (peningkatan berkelanjutan).
Menjadikan SPMI sebagai sistem yang dinamis dan merupakan
proses perbaikan yang berkesinambungan
6) Factual approach to decision making (pendekatan
berdasarkan fakta dalam pengambilan keputusan). Selalu
menggunakan fakta dan data dalam pengambilan keputusan
organisasi
7) Mutulally beneficial relationship (hubungan yang saling
menguntungkan). Pendekatan yang memungkinkan terjadinya
pengembangan hubungan yang saling menguntungkan antar
pemangku kepentingan
8) Commitment and consitancy (komitmen dan konsistensi). Sistem
yang menuntut adanya komitmen dan ketaat-asasan seluruh
pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan organisasi, dan
9) Socio-culture (sosial-budaya). Selalu mempertimbangkan
keunikan sosial budaya setempat.

2.3. Kebijakan Mutu: Visi, Misi, Tugas Pokok dan Pernyataan


Mutu
Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi

Perguruan tinggi dinyatakan bermutu atau berkualitas apabila mampu


menetapkan dan mewujudkan visi melalui pelaksanaan misinya, mampu
menjabarkan visinya ke dalam sejumlah standar mutu dan standar mutu
turunan, menerapkan, mengendalikan, dan mengembangkan sejumlah
standar mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan para pemangku
kepentingan. Oleh karenanya kebijakan mutu ini harus dimulai dari
penjabaran visi dan misi institusi.

Visi Akademi Penerbang Indonesia


Banyuwangi

Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi merupakan perguruan


tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasional
dalam berbagai rumpun ilmu pegetahuan dan/atau teknologi yang
diarahkan untuk menyiapkan SDM berkualitas, kompeten, dan berdaya
saing di bidangnya, serta memiliki kepekaan terhadap perkembangan
lokal, regional, nasional maupun global. Atas dasar pernyataan tersebut
maka dirumuskan visi, misi, dan tujuan Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi sebagai dasar dalam penyusunan pedoman arah dan
strategi pengembangan Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi.
Visi Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi :
”Pada Tahun 2025, Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi akan
menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang Profesional, Mandiri
dan Berdaya Saing Tinggi ”.

Visi tersebut dirumuskan berdasarkan pendekatan analisis internal


(kekuatan & kelemahan) dan pendekatan analisis eksternal (peluang &
ancaman) dengan melibatkan para pemangku kepentingan, Senat
Akademik, Struktural di tingkat Institusi, tim Dosen, tim Pakar,
Pemerintah Daerah, Asosiasi masing-masing bidang ilmu, dan
penggguna lulusan melalui mekanisme focus group discussion.

Misi Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi

Sebagai upaya untuk memudahkan dalam menghayati, memahami, dan


menterjemahkan visi dalam aktivitas sehari-hari seluruh pengelola
(dosen & tenaga kependidikan) pada Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi, maka visi yang telah dirumuskan kemudian diturunkan
dalam bentuk misi untuk kemudian diturunkan lagi dalam bentuk tujuan.
Masing-masing tujuan yang akan dicapai selanjutnya dideskripsikan
dalam bentuk rangkaian program yang pencapaian hasilnya dapat
diukur dengan jelas. Adapun Misi Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi adalah:
1) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penerbang dan
personil operasi penerbangn yang profesional dan memenuhi
standar internasional.
2) Menyelenggarakan penelitian serta pengabdian masyarakat yang
prima dan bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat.
3) Mengembangkan kerjasama lembaga baik dalam maupun luar
negeri.
4) Meningkatkan tata kelola lembaga yang mandiri, transparan,
akuntabel dan efisien.
Tujuan
Tujuan penyelenggaraan pendidikan di Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi adalah:
1) Menghasilkan SDM penerbang yang profesional, beretikan dan
berstandar internasional dengan sarana dan prasarana pendidikan
dan pelatihan penerbang yang sesuai dengan kemajuan teknologi
dunia
2) Melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat yang prima
melalui kegiatan publikasi yang bermanfaat untuk kesejahteraan
masyarakat.
3) Melaksanakan kerjasama yang saling menguntungkan antar lembaga
maupun perorangan baik dalam maupun luar negeri.
4) Melaksanakan tata kelola yang mandiri, transparan, akuntabel dan
efisien.

Strategi Pencapaian Visi

Strategi yang dikembangkan oleh Akademi Penerbang Indonesia


Banyuwangi pada dasarnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Strategi besarnya (grand strategy) adalah mengembangkan
program pendidikan yang efektif, efisien, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Srategi besar ini meliputi Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi beberapa program, yaitu:.
1) Membangun Sistem Penjaminan Mutu yang Kredibel yaitu:

a. Mempersiapkan kebijakan mutu yang jelas


b. Membangun organisasi penjaminan mutu yang efektif dan efisien,
dan
c. Menyusun sistem monitoring dan evaluasi yang efektif

2) Membangun Tata Pamong dan Manajemen yang Baik (Good


Governance) yaitu:

a. Membangun manajemen input, proses dan output yang baik


b. Membangun manajemen aset dan keuangan yang baik
c. Membangun manajemen sumberdaya manusia yang baik
d. Membangun manajemen infrastruktur yang baik
e. Membangun manajemen sistem informasi yang handal, dan
f. Membangun manajemen pemasaran dan promosi yang baik

3) Menyusun program akademik yang bermutu yaitu:

a. Menyiapkan program pendidikan dan pelatihan yang bermutu,


b. Menyiapkan program profesional yang bermutu
c. Menyusun program pembinaan ketarunaan (kemahasiswaan)
yang bermutu
d. Menyusun program penelitian yang bermutu, dan
e. Menyusun program pengabdian kepada masyarakat yang bermutu

3. Pernyataan Mutu (Quality Statement)


“Dengan komitmen yang tinggi terhadap mutu, Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi menghasilkan lulusan yang berkualitas, kreatif,
mandiri dan bertanggungjawab secara profesional serta
mengembangkan IPTEKS yang relevan dengan kebutuhan masyarakat ”.

3.1 Sasaran Manajemen Mutu dan Sasaran Mutu Akademi Penerbang


Indonesia Banyuwangi

1) Terakrediktasinya program-program akademik.


2) Terbentuknya system menajemen mutu yang handal diseluruh
tingkat manajemen dan program.
3) Berlangsungnya kegiatan penjaminan mutu diseluruh unit kerja
secara sistematis dan terencana.
4) Tersertifikasinya kegiatan, produk atau proses-proses yang
dilakukan Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi oleh lembaga
yang kredibel
5) Tercapainya program kerja Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi yang berhubungan dengan peningkatan mutu
perguruan tinggi ;
6) Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi menjadi Akademi
terdepan di wilayah Indonesia.
Sasaran mutu Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi untuk 5 tahun
kedepan adalah sebagai berikut :
1) Keketatan seleksi calon taruna, 2 : 1
2) Tepat waktu studi lulusan D3, minimum 50%
3) Jumlah taruna putus studi, di bawah 5%
4) Lulusan bekerja pada satu tahun pertama, minimum 75%
5) Lulusan memenuhi standar kompetensi, minimum 80%
6) Lulusan bekerja sesuai dengan kompetensi, minimum 75%
7) Nilai indeks kinerja dosen lebih besar atau sama dengan 3
(kisaran 1 – 4), minimum 70%
8) Indeks kepuasan mahasiswa lebih besar atau sama dengan 3
(kisaran 1 – 4), minimum 75%
9) Indeks kepuasan pengguna lulusan lebih besar atau sama dengan
3 (kisaran 1 – 4), minimum 50%
10)Jumlah dosen berpendidikan S-3, minimum 40%
11)Tingkat kesejahteraan pegawai dan dosen pada kehidupan yang
layak, minimum 70%
12)Kapasitas IT Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi
memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Kemenristek Dikti
13)Riset yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang terakreditasi,
minimum 1 buah per tahun.
14)Program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh
Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi , minimum 5 program
per tahun.
15)Seluruh program studi terakreditasi.
16)Jumlah hibah kompetisi yang diperoleh Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi , minimum 1 program per tahun.

3.2 Standar Mutu

Agar dapat memenuhi Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005


tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai mana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang dijabarkan lebih lanjut dalam
Standar dan Prosedur Akreditasi Program Pendidikan Diploma yang
dikeluarkan oleh BAN-PT, dan Sistem Penjaminan Mutu perguruan
Tinggi (SPM-PT) yang diterbitkan Dirjen Dikti Kementerian
Pendidikan Nasional (saat ini bernama Kementrian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi) tahun 2010, sistem penjaminan mutu
pendidikan Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi harus dapat
melaksanakan 16 (enam belas) standar yaitu :

Standar 1. Identitas
Standar 2. Isi
Standar 3. Proses Pembelajaran
Standar 4. Kompetensi Lulusan
Standar 5. Pendidik dan Tenaga kependidikan
Standar 6. Prasarana dan Sarana
Standar 7. Pengelolaan
Standar 8. Pembiayaan
Standar 9. Penilaian Pendidikan
Standar 10. Penelitian Ilmiah
Standar 11. Pengabdian Kepada Masyarakat
Standar 12. Kemahasiswaan
Standar 13. Kesejahteraan
Standar 14. SuasanaAkademik
Standar 15. Sistem Informasi
Standar 16. Kerjasama

Standar-standar ini kemudian dipetakan ke dalam komponen


evaluasi diri yang digunakan oleh Badan Akreditasi Nasional.
Pemetaan tersebut akan mempermudah proses akreditasi Sistem
Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari implementasi Sistem Penjmainan Mutu Internal
(SPMI). Badan Akreditasi Nasional memetakan hubungan SNP
dengan komponen evaluasi diri sebagai berikut :
Tabel 1. Standar minimum perguruan tinggi

STANDAR NASIONAL ANALISIS SISTEMIK KOMPONEN


PENDIDIKAN PENDIDIKAN
Standar Identitas  Visi, Misi, Tujuan
 Sasaran Mutu
Standar isi  Kurikulum Pembelajaran
 Proses Belajar dan Mengajar

Standar Proses Pembelajaran  Tata pamong, Kepemimpinan, Sistem


Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu.
 Kurikulum Pembelajaran dan Suasana
Akademik
Standar Kompetensi Lulusan  Taruna dan Lulusan
 Layanan Bimbingan Konseling
 Tracer Study
Standar Pendidikan & Tenaga  Sumberdaya Manusia
Pendidikan  Program Peningkatan Kualifikasi
& Kompetensi
 Monitoring & Evaluasi Kinerja
Standar Sarana dan Prasarana  Saran dan Prasaran
 Manajemen Aset
Standar Pengelolaan  Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem
Pengelolaan, dan penjaminan Mutu.

Standar Pembiayaan  Rencana Kegiatan dan Anggaran


Tahunan
 Pembiayaan
 Monitoring dan Evaluasi
Standar Penilaian Pendidikan  Pedoman Akademik

Standar Penelitian Ilmiah  Roadmap Penelitian


 Program Penelitian

Standar Pengabdian Kepada  Program Pengabdian Kepada


Masyarakat Masyarakat
Standar Ketarunaan  Atmosfer Akademik
 Organisasi Ketarunaan
Standar Kesejahteraan  Peraturan Kepegawaian
 Peraturan Penggajian
 Kode Etik Dosen & Tenaga
Standar Suasana Akademik  Atmosfer Akademik
 Kode Etik Dosen, Tenaga
Kependidikan, Taruna
Standar Sistem Informasi  Sistem Informasi dan Manajemen

Standar Kerjasama  Tata Pamong, Kepemimpinan, dan


Sistem Pengelolaan
 Himpunan Profesi

Penjelasan standar minimum tersebut dapat dilihat pada Buku 4


Standar Mutu Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi. Dalam
implementasi kebijakan mutu ini, setiap standar akan diterjemahkan ke
dalam mutu Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi yang dapat
terukur pencapaiannya dalam waktu satu tahun ke depan.

3.3 Mekanisme Penjaminan Mutu


Dalam melaksanakan penjaminan mutu, memandang pendidikan
tinggi sebagai suatu sistem yang terdiri atas input, proses, dan
output. Output pendidikan kemudian dievaluasi sebagai masukan
bagi perbaikan keseluruhan sistem selanjutnya sehingga sistem ini
selalu diperbaiki secara terus menerus (Gambar 2).

-Hasil Penelitian
-Jejaring Kerja
- Pelaksanaan -Kualitas Lulusan
Kurikulum dengan
- Penelitian Masyarakat
- Proses Belajar
Mengajar

Calon
Mahasiswa SDM
(Pengajar dan Tenaga
Kependidikan

Gambar 2. Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi sebagai Sistem


Sebagai suatu sistem, dengan sendirinya penjaminan mutu harus
mencakup sub-sistem input (kurikulum, calon taruna, pengajar dan
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dan pembiayaan), sub-
sistem proses (pelaksanaan kurikulum, proses belajar mengajar,
penelitian dan pengabdian masyarakat) serta output (lulusan, hasil
penelitian, dan jejaring kerjasama dengan masyarakat). Penjaminan
mutu terhadap ketiga sub-sistem tersebut tentunya harus dapat
menjamin bahwa setiap komponen sub-sistem tersebut dapat
memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).

3.4 Siklus Penjaminan Mutu di Akademi Penerbang Indonesia


Banyuwangi

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Akademi Penerbang Indonesia


Banyuwangi pada prinsipnya adalah upaya sistematis untuk
peningkatan mutu pendidikan tinggi berkelanjutan yang
dimanifestasikan dalam bentuk siklus kegiatan penjaminan mutu.
Implementasi menyeluruh SPM Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi diawali dalam bentuk implementasi “satu siklus”
kegiatan penjaminan mutu. “Satu Siklus” kegiatan penjaminan mutu
Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi terdiri atas 7 komponen
yaitu:
1) Penetapan Standar, yang didapat dari hasil benchmark baik ke
institusi perguruan tinggi di dalam maupun di luar negeri, dengan
memperhatikan peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah,
persyaratan badan-badan akreditasi maupun sertifikasi serta
keunikan Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi. Dalam
tahapan ini dilakukan sosialisasi dan pembuatan/penyempurnaan
dokumen-dokumen mutu (kebijakan mutu, sasaran mutu, rencana
mutu, prosedur-prosedur, dan lain-lain);
2) Pelaksanaan, yaitu penerapan sistem penjaminan mutu
dengan menggunakan organisasi dan prosedur pelaksanaan
serta sumberdaya manusia untuk melaksanakannya;
3) Monitoring, yang dilakukan oleh unit terkait;
4) Evaluasi diri, yang dilakukan oleh setiap unit;
5) Audit internal, dilakukan oleh unit Penjaminan Mutu
Internal untuk mengecek kepatuhan unit terhadap sistem
penjaminan mutu dan mencari peluang perbaikan (bukan
mencari-cari kesalahan) dengan berpedoman pada prosedur
mutu dan berbasis pada data atau fakta yang terjadi di lapangan.
6) Penyusunan rumusan perbaikan, didasarkan pada temuan
hasil kegiatan Audit Internal; dan
7) Peningkatan Mutu Berkelanjutan (Continuous Quality
Improvement) di semua jenjang unit pelaksanaan akademik.

Implementasi “Satu Siklus” Penjaminan Mutu akan dikendalikan


dan dikoordinasikan
secara konsisten dan terus menerus di seluruh jenjang (Gambar 3).
Unit penjaminan mutu Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi
akan melakukan evaluasi kegiatan “Satu Siklus”Penjaminan Mutu
untuk menyempurnakan siklus-siklus berikutnya.

Usulan
Perbaikan
Gambar 3. Siklus Penjaminan Mutu Berkelanjutan di Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi (Plan, Do, Check &Action/PDCA)

3.5 Mekanisme Penetapan Standar Mutu

Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi telah merumuskan berbagai


standar mutu dalam SPMI-nya. Dalam laporan ini hanya akan diuraikan
tentang MUTU STANDAR ISI. Standar ini dirumuskan setelah
mempelajari perundangan yang mengatur dan relevan dengan standar isi
tersebut. Dalam konteks ini peraturan yang digunakan antara lain (a).
Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) sebagai mana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
khususnya pasal 5, 9, 15, 17 ayat (4) dan 18, (b). Keputusan Mendiknas
No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, dan (c). Keputusan
Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
Di dalam Pasal 5 dari Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai mana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP), misalnya, disebutkan bahwa Standar Isi mencakup
lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi memuat kerangka
dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. Kemudian, pasal 9 juncto
Pasal 17 ayat (4) peraturan yang sama menyebutkan bahwa (a).
Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan
oleh perguruan tinggi yang bersangkutan untuk setiap program studi (b).
Kurikulum tersebut wajib memuat mata kuliah pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan
khusus untuk program sarjana dan diploma harus memuat pula mata
kuliah statistika, dan/atau matematika, dan (c). Kurikulum dan kedalaman
muatan kurikulum tersebut untuk setiap program studi dikembangkan,

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 17 dari 32


diatur, dan ditetapkan oleh perguruan tinggi masing-masing dengan
mengacu pada SNP.
Dengan demikian, Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi lulusan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata kuliah, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh mahasiswa pada pendidikan
tinggi. Hal ini berarti bahwa substansi Standar Isi tidak lain adalah tentang
kurikulum, dan standar ini akan berkaitan dengan standar mutu lain
di dalam SPMI- Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi yaitu
Standar Proses Pembelajaran, Standar Penilaian Pendidikan, dan Standar
Kompetensi Lulusan.
Untuk memperjelas prosisi Standar Isi dalam kurikulum suatu program
studi dan kaitannya dengan Standar Proses dan Standar Penilaian
Pendidikan dapat dilihat skema kurikulum pada Gambar 4.

KURIKULUM

DOKUMEN KEGIATAN NYATA


MATA KULIAH PROSES PEMBELAJRAN

SILABUS EVALUASI

PROGRAM KEGIATAN MENCIPTAKAN SUASAA


PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN

Gambar 4. Kandungan dalam Kurikulum Program Studi di Akademi


Penerbang Indoensia Banyuwangi

Berdasarkan Gambar 4 dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan


Standar Isi dalam SNP adalah dokumen kurikulum (Curriculum plan)
suatu program studi. Kegiatan nyata kurikulum (actual curriculum) yaitu
proses pembelajaran dan penciptaan suasana pembelajaran sama
dengan standar proses dalam SNP dalam proses evaluasi (assesment)
sama dengan standar penilaian pendidikan dalam SNP. Adapun kualifikasi

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 18 dari 32


kemampuan lulusan pendidikan tinggi yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang tercakup dalam kurikulum tersebut
dinyatakan dalam standar kompetensi lulusan dalam SNP. Berdasarkan
informasi ini dapat dinyatakan bahwa kurikulum merupakan hal yang
sangat penting dalam suatu program studi karena menyangkut 4 butir
Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi standar dalam SNP. Untuk
itu peningkatan mutu kurikulum merupakan keniscayaan bagai suatu
perguruan tinggi.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaiannya dan
penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi (SK Mendiknas No.
232/U/2000 Ps. 1 1 butir Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi).
Kurikulum dipahami sebagai dokumen dan sebagai kegiatan nyata
pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi.

Kurikulum Program-program Studi tersusun atas dua hal yaitu :

1. Kurikulum Inti yang mencirikan kompetensi utama


2. Kurikulum Institusional yang merupakan bagian dari kurikulum
pendidikan tinggi, komplementer dengan Kurikulum Inti, disusun
dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri
khas perguruan tinggi yang bersangkutan (SK Mendiknas No.
232/U/2000 Ps. 7).
Kurikulum disusun berdasarkan atas elemen-elemen kompetensi yang
dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama,
kompetensi pendukung, dan kompetensi lain sebagai a methode of inquiry
yang diharapkan. Yang dimaksud dengan method of inquiry diantaranya
adalah suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan hasrat besar
untuk ingin tahu, meningkatkan kemampuan untuk menggunakan atribut
kompetensi guna menentukan pilihan jalan berkehidupan di masyarakat,
meningkatkan cara belajar sepanjang hayat (learning to learn dan learning
througout of life).
Proses penetapan standar isi di Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi telah dilakukan secara berjenjang dimulai dari tingkat
perguruan tinggi dan tingkat program studi. Penetapan standar mutu di

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 19 dari 32


tingkat program studi mengacu pada kebijakan standar mutu di tingkat
perguruan tinggi dan melengkapinya secara lebih rinci sehingga
standar mutu tersebut sesuai untuk setiap tingkatan. Standar isi
perguruan tinggi secara deduktif merupakan penjabaran visi perguruan
tinggi dan secara induktif merupakan pemenuhan kebutuhan pemangku
kepentingan dari perguruan tinggi tersebut.
Substansi dan kriteria standar isi di Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi telah dirumuskan sesuai dengan kriteria dari SNP seperti
yang tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Anatomi Standar Isi Menurut Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005


tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai mana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Diatur
PP. No 19/2005 Permen Diknas Perguruan Tinggi
oleh
 Kurikulum tingkat  Beban SKS Kerangka dasar dan
pendidikan tinggi minimal dan struktur kurikulum
wajib memuat mata maksimal pendidikan tinggi
kuliah pendidikan program dikembangkan oleh PT
agama, pendidikan pendidikan pada yang bersangkutan untuk
kewarganegaraan, pendidikan tinggi setiap program studi
Bahasa Indonesia, dirumuskan oleh Dalam pengembangan
dan Bahasa Inggris, BSNP dan kerangka dasar dan
pada program ditetapkan struktur
sarjana atau diploma dengan Permen kurikulum, perguruan
 Kurikulum tingkat  Kalender tinggi melibatkan asosiasi
pendidikan tinggi akademik untuk profesi, instansi
program sarjana dan perguruan pemerintah terkait, dan
diploma wajib memuat tinggi diatur kelompok ahli yang
mata kuliah yang lebih lanjut relevan.
bermuatan dengan Permen Kurikulum tingkat
kepribadian, pendidikan tinggi dan
kebudayaan serta kedalaman muatannya
mata kuliah Statistika, diatur oleh
dan/atau Matematika perguruan tinggi

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 20 dari 32


Standar Isi yang dirumuskan dan ditetapkan oleh Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi telah disesuaikan dengan isi dari pasal 5, 9, 15,
17 ayat (4), dan 18 dari Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai mana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) sebagiamana telah dikutip Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi di atas, dan diulang kembali dalam bentuk Tabel
2. Dalam Tabel 2 terlihat substansi dari Standar Isi yang telah ditetapkan
oleh PP. No. 32/2013 dan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas), tetapi ada juga yang perlu ditetapkan oleh PT. Jumlah
substansi standar yang perlu ditetapkan oleh PT relatif lebih banyak dari
pada yang telah ditetapkan oleh PP. No. 32/2013 dan Permendiknas. Hal
ini dapat disikapi dengan suatu pemikiran yang positif bahwa pemerintah
memberi keleluasaan terhadap PT untuk berkembang sesuai dengan
kondisi, kemampuan, dan budaya masing-masing. Suatu perguruan
tinggi wajib menetapkan dan melaksanakan secara konsisten dan
berkelanjutan kandungan Standar Isi tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
perguruan tinggi dapat memenuhi SNP bahkan selanjutnya dapat
melampaui SNP baik dalam jumlah maupun level dari substansi (kriteria)
standar tersebut.
Dalam proses penetapan standar isi Tim SPMI Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi memetakan dan merumuskan secara lebih rinci,
baik yang secara minimal telah diatur oleh Pemerintah melalui SNP
maupun yang melebihi standar minimal tersebut. Berikut ini adalah salah
satu contoh hasil dari pemetaan tersebut :

1). Substansi Standar Isi minimum berdasarkan SNP:

a. Substansi Standar Isi yang telah ditetapkan oleh PP. No.


32/2013:

1. Kurikulum tingkat pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah


Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 21 dari 32


Indonesia, dan Bahasa Inggris, pada program sarjana dan
diploma.
2. Kurikulum tingkat pendidikan tinggi program sarjana wajib
memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan
serta mata kuliah statistika, dan/atau Matematika

b. Substansi Standar Isi yang telah ditetapkan oleh Permendiknas:

1. Beban sks minimal dan maksimal program pendidikan pada


pendidikan tinggi mengacu pada BSNP dan Peraturan menteri.
2. Kalender akademik untuk perguruan tinggi mengacu pada
Peraturan Menteri.

c. Substansi Standar Isi yang perlu ditetapkan oleh Akademi


Penerbang Indonesia Banyuwangi :

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi


dikembangkan oleh Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi
untuk setiap program studi.
2. Dalam mengembangkan kerangka dasar dan struktur kurikulum
perguruan tinggi melibatkan asosiasi profesi, instansi
pemerintah terkait, dan kelompok ahli yang relevan
3. Kurikulum tingkat pendidikan tinggi dan kedalaman
muatannya diatur oleh Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi .
4. Beban SKS efektif program pendidikan tinggi diatur oleh
Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi .
5. Kurikulum tingkat pendidikan untuk setiap program studi di
Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi dikembangkan dan
ditetapkan oleh Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi
dengan mengacu SNP.

2). Substansi Standar Isi yang melampaui SNP


Seperti dikemukakan dalam buku Pedoman Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi, standar ditetapkan dengan meramu visi program

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 22 dari 32


studi dan kebutuhan stakeholders. Salah satu cara sederhana dan
praktis dalam perumusan substansi Standar Isi yang melampaui SNP
dapat dilakukan dengan cara memperhatikan dua aspek tersebut dan
merujuk pada Standar Penjaminan Mutu Eksternal (akreditasi atau
sertifikasi) yang dicita-citakan. Tim yang ditunjuk melakukan
pencermatan substansi yang sesuai dengan visi dan kebutuhan
stakeholders dan yang ada dalam standar yang diacu tersebut tetapi
belum ada dalam SNP. Penetapan Standar Isi seyogyanya secara
bertahap sesuai dengan kemampuan institusi tersebut tetapi
terprogram dengan baik.
Lingkup Standar Isi yang dijadikan acuan oleh Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi , antara lain :
- Butir - butir mutu mutu dalam pedoman quality assurance (DIKTI)
- Badan Akreditasi Nasional (BAN)
- ASEAN University Network Quality Assurance (AUN-QA)

Contoh praktek baik penetapan sub kriteria standar isi diluar SNP
oleh suatu program studi dengan memperhatikan visi program studi
dan kebutuhan stakeholders serta mengacu pada sub kriteria standar
kurikulum BAN PT adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Standar Isi yang ditetapkan oleh Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi sesuai dengan SNP dan melampaui SNP
Standar Isi Suatu Prodi sesuai Standar Isi Suatu Prodi diluar SNP
dengan
No Sub No Sub
1 Struktur kurikulum
Kriteria 1 Kesesuaian kurikulum
Kriteria dengan visi
dan misi program studi
2 Cakupan kurikulum 2 Ketersediaan peta kurikulum
3 Relevansi kurikulum 3 Urutan (sequence) mata kuliah di
dalam
4 Beban kredit kurikulum 4 Urutan (sequence) pelaksanaan
mata
5 Integrasi kurikulum 5 Kesesuaian keahlian dosen
dengan
6 Fleksibilitas kurikulum 6 Relevansi peninjauan kurikulum
Fleksibilitas mata kuliah pilihan
Kesesuaian keahlian dosen
dengan
Kesesuaian praktikum
Kecukupan modul praktikum

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 23 dari 32


3.6 Mekanisme Pemenuhan Standar Mutu
Tahap pemenuhan standar mutu (dalam hal ini standar isi) meliputi
Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi kegiatan penyusunan,
penyempurnaan dan peninjauan kurikulum program studi di Akademi
Penerbang Indonesia Banyuwangi yang menghasilkan dokumen kurikulum
dan rencana pelaksanaannya dalam kalender akademik.

Gambar 5 Diagram Alir Kegiatan Peninjauan Kurikulum

Berdasarkan Gambar 5 dan Tabel 3 tahap kegiatan pemenuhan standar isi


dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dewan normatif Perguruan tinggi perlu menetapkan kebijakan yang
berhubungan dengan kurikulum di tingkat perguruan tinggi yang sesuai
denga visi, misi, dan nilai- nilai Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi serta mengacu pada substansi Standar Isi SNP.
Kebijakan tersebut antara lain memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, kedalaman muatan kurikulum dan beban SKS efektif.

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 24 dari 32


2. Dewan normatif aras-aras program studi perlu menetapkan kebijakan
kurikulum divtingkat fakultas dengan mengacu pada kebijakan
kurikulum tingkat perguruan tinggi dan mengakomodasikan visi dan
misi fakultas.
3. Perguruan tinggi dan program studi menetapkan tim tracer study
untuk melakukanstudi pelacakan untuk mengetahui kebutuhan
stakeholders, yang terdiri atas:
a. Kebutuhan Industri, adalah persyaratan dari lapangan kerja
terhadap tingkat pengetahuan, keterampilan dan kompetensi dari
lulusan.
b. Kebutuhan Masyarakat, adalah persyaratan tentang peran dan
tanggungjawab lulusan, serta dampak ilmu dan/atau teknologi
terhadap pembangunan masyarakat.
c. Kebutuhan Profesional, adalah persyaratan tentang
kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh organisasi profesi, dan
kriteria program pendidikan menurut organisasi profesi. Studi
pelacakan ini dimaksudkan untuk melibatkan asosiasi profesi,
instansi pemerintah terkait, dan kelompok ahli yang relevan dalam
penyusunan kurikulum.
4. Jurusan/program studi perlu membentuk tim kurikulum untuk
melaksanakan kegiatan yang tercakup dalam tahapan proses I dan II
5. Tim atau satuan tugas melakukan pemetaan dan merumuskan
substansi Standar Isi minimum berdasarkan SNP dan yang melampaui
SNP
6. Rumusan substansi didiskusikan dengan unit pada perguruan tinggi
yang relevan dengan Standar Isi tersebut atau dilakukan focus group
discussion (FGD) atau lokakarya.
7. Bila rumusan tersebut dirasakan sudah baik selanjutnya disampaikan
kepada Senat Perguruan Tinggi untuk mendapat persetujuan. Khusus
pada perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat, setelah
mendapat persetujuan Senat Perguruan Tinggi, standar mutu tersebut
harus dimintakan persetujuan dari badan hukum penyelenggaraan
perguruan tinggi yang bersangkutan, karena penerapan standar mutu
tersebut akan berdampak pada aspek pendanaan.

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 25 dari 32


8. Tim atau satuan tugas melakukan penyusunan dokumen mutu
implementasi Standar Isi perguruan tinggi (penyusunan manual mutu,
manual prosedur, instruksi kerja, dan borang);
9. Setelah persetujuan dan pengesahan Standar Isi oleh dewan
normatif, Direktur AKADEMIK menuangkan substansi Standar Isi
tersebut di dalam sebuah peraturan yang berlaku internal AKADEMIK
yang bersangkutan. Dengan demikian, standar mutu Akademi
Penerbang Indonesia Banyuwangi masuk pada tahap pelaksanaan
atau implementasi.
10. Sosialisasi Standar Isi dan dokumen mutu pada internal stakeholders.
11. Kegiatan implementasi Standar Isi dan dokumen mutu. Kegiatan
implementasi Standar Isi adalah merupakan kegiatan nyata kurikulum
yang mencakup proses pembelajaran, proses evaluasi (assesment), dan
penciptaan suasana pembelajaran.

Secara umum, Penetapan standar isi dilakukan melaui mekanisme:

a. Studi terhadap seluruh ketentuan normatif berupa peraturan


perundang-undangan yang mengatur identitas perguruan tinggi;
b. Evaluasi diri dengan menerapkan SWOT analisis dan/atau studi
pelacakan untuk merumuskan isi standar;
c. Uji publik terhadap isi standar dengan mengundang perwakilan dari
unsur-unsur para pemangku kepentingan.
Mekanisme yang sama dilakukan bila pemenuhan standar mutu telah
tercapai dan akan ditetapkan standar baru.

3.7 Mekanisme Pengendalian Standar Mutu

Manajemen pengendalian standar mutu (dalam hal ini standar isi)


mempunyai dua makna, yaitu evaluasi dan peningkatan standar. Oleh
karena itu dalam tahap ini dilaksanakan evaluasi terhadap implementasi
standar isi (mencakup proses pembelajaran, proses penilaian/evaluasi
dan penciptaan academic atmosphere) yang selanjutnya berdasarkan
hasil penilaian tersebut dilakukan upaya peningkatan standar mutu

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 26 dari 32


sehingga terbangun siklus peningkatan mutu yang berkelanjutan atau
“Kaizen”

Secara umum kegiatan evaluasi pemenuhan Standar Isi bertujuan


mengetahui kesesuaian dan ketercapaian implementasi/pelaksanaan
standar, dibandingkan dengan Standar Isi yang telah ditetapkan. Untuk
itu, kegiatan evaluasi harus didasarkan atas dokumen Standar Isi dan
dokumen implementasi pemenuhan Standar Isi. Hal ini sesuai dengan
prinsip ‘speak with data’ sebagaimana dikemukakan dalam Buku
Pedoman Penjaminan Mutu, Ditjen. Dikti (2003).

Berdasarkan Gambar 5 dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan evaluasi


implementasi Standar Isi berarti evaluasi implementasi dokumen
kurikulum dan kalender akademik dalam kegiatan proses pembelajaran,
proses evaluasi (assesment), dan penciptaan suasana pembelajaran.
Adapun bila pelaksanaan kegiatan manajemen pengendalian Standar Isi
didasarkan atas Gambar 5 dapat dikatakan bahwa evaluasi implementasi
Standar Isi atau implementasi dokumen kurikulum dapat dilakukan dalam
2 kegiatan yaitu :
1. Pengendalian standar melalui evaluasi penyempurnaan
kurikulum yang dapat dilakukan setiap akhir semester (arah panah
evaluasi ke tahapan proses II), dan
2. Pengendailain standar melalui evaluasi peninjauan kurikulum yang
dilakukan 4 atau 5 tahun sekali setelah dihasilkan lulusan (arah panah
evaluasi ke tahapan proses I). Artinya manajemen pengendalian
dokumen kurikulum atau evaluasi implementasi kurikulum perlu
dilakukan secara terus menerus selama kurun waktu implementasi
dokumen kurikulum tersebut (siklus ke tahapan proses II), dan pada
waktu tertentu setelah dampak dari implementasi dokumen kurikulum
tersebut dapat diketahui (siklus ke tahapan proses I).

Manajemen Pengendalian Standar Isi Melalui Evaluasi


Penyempurnaan Kurikulum Evaluasi penyempurnaan dokumen
kurikulum atau Standar Isi dilakukan secara terus menerus selama

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 27 dari 32


kurun waktu penggunaan kurikulum tersebut. Umumnya dilakukan pada
setiap akhir semester, sehingga hasil penyempurnaan dokumen
dkurikulum dapat diterapkan pada semster berikutnya. Evaluasi
penyempurnaan dokumen kurikulum dilakukan secara bersamaan
dengan evaluasi mutu proses pembelajaran yang dilakukan secara
internal oleh pejabat jurusan, dosen, dan mahasiswa. Untuk itu,
evaluasi penyempurnaan dokumen kurikulum atau Standar Isi
dilakukan melalui evaluasi hasil pembelajaran dan evaluasi proses
pembelajaran. Evaluasi hasi pembelajaran disebut juga evaluasi
substantif, tes, atau pengukuran hasil belajar. Adapun evaluasi
proses pembelajaran dikenal sebagai evaluasi diagnostik atau
evaluasi manajerial. Evaluasi pembelajaran sebagai proses sirkuler
tidak hanya berfungsi untuk mengetahui tingkat penguasaan
mahasiswa, tetapi juga berfungsi untuk senantiasa meningkatkan Standar
Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi
proses pembelajaran dimaksudkan untuk mengevaluasi proses
pembelajaran itu sendiri, agar proses pembelajaran berikutnya
dapat berjalan lebih baik juga dimaksudkan untuk mengevaluasi Standar
Isi (dokumen kurikulum). Dengan melakukan evaluasi proses
pembelajaran, berbagai masukan yang diperoleh dari proses evaluasi
tersebut dapat digunakan untuk mengetahui berbagai kekuatan dan
kelemahan berbagai kriteria yang terdapat dalam dokumen kurikulum,
proses pembelajaran, dan penilaian hasil (assessment). Dengan evaluasi
proses ini perguruan tinggi /program studi akan mampu mengontrol
pelaksanaan Standar Isi yang telah ditetapkan.
Manajeman Pengendalian Standar Isi Melalui Evaluasi Peninjauan
Kurikulum Evaluasi peninjauan dokumen kurikulum atau Standar Isi
dilakukan pada waktu tertentu misalnya setiap 5 tahun, atau setelah
dampak dari implementasi kurikulum tersebut dapat diketahui, atau bila
terjadi perubahan tuntutan stakeholders yang mengharuskan perguruan
tinggi/program studi meninjau kurikulumnya. Dalam evaluasi peninjauan
kurikulum perlu dilibatkan stakeholders secara eksternal atau internal. Oleh
karena itu dalam evaluasi ini diperlukan kegiatan tracer study. Pada
kegiatan ini perguruan tinggi/program studi perlu menyiapkan atau memiliki
hal-hal seperti:

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 28 dari 32


1. Dokumen proses penilaian yang mampu memperlihatkan
bagaiman tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan yang telah
ditetapkan dapat diukur dan dicapai.
2. Perangkat atau mekanisme yang mampu meyakinkan bahwa
hasil penilaian yang digabungkan dengan hasil survey, sungguh
dapat digunakan/dioperasikan sebagai bukti pada sistem perbaikan
standar isi secara berkelanjutan. Hasil penilaian dan hasil survey
untuk peninjauan kurikulum antara lain evaluasi diri, komentar penguji
dari luar, umpan balik dari mahasiswa, komentar alumni, kepuasan
stakeholders, hasil akreditasi, dan lain-lain.

Gambar 6. Manajemen Pengendalian Standar Isi


Contoh-contoh pertanyaan dalam evaluasi proses pembelajaran oleh
taruna:
o Bagaimana pendapat taruna terhadap pembelajaran selama satu
periode tertentu?
o Apakah proses pembelajaran sesuai dengan dokumen rencana yang
telah dibuat pada awal pembelajaran?

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 29 dari 32


o Jika ada perubahan, bagaimana bentuk perubahan itu dan apa alasan
perubahan?
o Apakah dosen atau tim dosen dalam proses pembelajaran ini telah
bekerja dengan baik dan kompak?

Contoh-contoh pertanyaan evaluasi proses pembelajaran oleh dosen:


o Bagaimana pendapat taruna terhadap pembelajaran selama
satu periode tertentu?
o Apakah pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah
dibuat pada awal pembelajaran?
o Jika ada perubahan, bagaimana bentuk perubahan itu dan apa alasan
perubahan?
o Apakah dosen atau tim dosen dalam proses pembelajaran ini bekerja
dengan baik dan kompak?
o Apakah silabus perlu penyempurnaan?
o Apakah prasyarat mata kuliah perlu?

Semua jawaban terhadap pertanyaan tersebut dapat digunakan sebagai


masukan untuk membuat keputusan misalnya:
o Apakah dosen dan tim dosen yang sekarang ini perlu diperbaiki
formasinya?
o Apakah strategi pembelajaran yang selama ini digunakan perlu
diganti dengan yang lain?
o Apakah metode pembelajaran dosen perlu diubah?
o Apakah silabus perlu penyempurnaan?
o Apakah prasyarat mata kuliah perlu?

3.8 Organisasi Penjaminan dan Pengendalian Mutu


Penjaminan mutu dilakukan melalui implementasi manajemen mutu
terpadu yang melekat pada struktur organisasi yang berlaku di Akademi
Penerbang Indonesia Banyuwangi . Direktur Akademi bertanggung
jawab atas terbentuknya organisasi mutu dan terlaksananya penjaminan
mutu. Penjaminan mutu di Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi
mencakup penjaminan mutu akademik (pendidikan, penelitian, dan

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 30 dari 32


pemberdayaan masyarakat) dan non-akademik. Oleh karena itu
organisasi mutu harus disesuaikan dengan ruang lingkup tersebut.
Di tingkat AKADEMIK, penjaminan mutu menjadi tanggung jawab Ketua,
Senat akademik dan pelaksanaannya dilakukan oleh “Unit Penjaminan
Mutu”. Senat akademik yang merupakan badan normatif tertinggi di
bidang akademik mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :
1. Menyusun Statuta Akademik
2. Menyusun Renstra atau rencana strategis.
3. Merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan Akademik
4. Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan.
5. Merumuskan tatatertib kehidupan kampus
6. Memberikan masukan kepada Ketua Penjamin Mutu berdasarkan
penilaiannya atas kinerja Direktur dalam masalah akademik

Sedangkan Ketua yang dibantu oleh para Wakil Ketua Penjamin Mutu
bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan peningkatan mutu
AKADEMIK serta penyelenggaraan penjaminan mutu. Dalam
pelaksanaan penjaminan mutu, Ketua didukung oleh unit penjaminan
mutu internal yang dibentuk dengan SK Ketua.
Tugas unit penjamin mutu internal serta unit pendukungnya (GPM)
ditingkat /program studi, biro/pusat adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan dan melaksanakan sistem penjaminan mutu
2. Membuat perangkat yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
sistem penjaminan mutu
3. Melakukan evaluasi pelaksanaan sistem penjaminan mutu
4. Melakukan pengembangan sistem penjaminan mutu.
5. Melaporkan secara berkala pelaksanaan sistem penjaminan mutu
di Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi.
Sedangkan fungsi unit penjaminan mutu internal adalah melayani
dalam bidang :

1. Pelatihan (training), konsultasi, pendampingan dan kerjasama di


bidang penjaminan mutu
2. Pengembangan sistem informasi penjaminan mutu

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 31 dari 32


3. Pengembangan dan pelaksanaan sistem penjaminan mutu yang
sesuai dengan kondisi sosisl budaya kampus Akademi
Penerbang Indonesia Banyuwangi .
4. Pengembangan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi mutu
internal di Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi.
5. Monitoring dan evaluasi internal pengusulan proposal hibah dan
implementasi dana hibah Unit penjaminan mutu internal dipimpin oleh
seorang ketua dan dibantu oleh seorang sekretaris bertanggung jawab
dalam menyiapkan dan menyusun kebijakan mutu dan manual mutu,
baik akademik di Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi
Organisasi penjaminan mutu ditingkat program studi terdiri atas Ketua
Program Studi dan Koordinator Akademik Program Studi, Pada setiap
unit administrasi ditunjuk salah seorang perwakilannya menjadi anggota
Unit Penjaminan Mutu Internal Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi dan bertugas sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan
penjaminan pada Program Studi yang bersangkutan.

Kepala Publikasi & Ilmuan melaksanakan fungsi quality assurance bagi


unit-unit di bawahnya dalam bidang penelitian dan pengabdian
masyarakat.

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 32 dari 32


Gambar 7. Struktur Organisasi Penjaminan Mutu Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi

3.9 Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal


Untuk melakukan SPMI yang baik, Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi perlu menyiapkan dokumen secara lengkap
Dokumen/buku/naskah penjaminan mutu. Paling sedikit, Akademi
Penerbang Indonesia Banyuwangi harus memiliki empat
Dokumen/buku/naskah yang terdiri atas :
1. Dokumen kebijakan mutu (Policy)
2. Dokumen pedoman mutu (manual),
3. Dokumen standar mutu (standard) dan
4. Dokumen formulir mutu.

Secara hierarki, kedudukan Dokumen/Buku/Naskah tersebut diatas


perannya dalam SPMI ditampilkan dalam Gambar 8:

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 33 dari 32


Dokumen kebijakan mutu merupakan naskah/buku/dokumen yang berisi
definisi, konsep, tujuan, strategi, berbagai standar mutu dan atau standar
mutu turunan, prioritas dan sebagainya.
Dokumen pedoman mutu (manual) yaitu naskah/buku/dokumen yang
berisi mekanisme perencanaan, penerapan, pengendalian dan
peningkatan standar mutu; pedoman atau petunjuk/instruksi kerja bagi
pemangku kepentingan internal yang harus menjalankan mekanisme
pekerjaan tersebut.
Standar mutu merupakan naskah/buku/dokumen yang berisi minimum 8
standar mutu khusus bagi pendidikan tinggi sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) sebagai mana telah dirubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP), turunan/sub standar dari 8 standar mutu tersebut; penambahan
jumlah standar mutu selain kedelapan standar mutu tersebut.

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 34 dari 32


Dokumen formulir mutu merupakan naskah/buku/dokumen yang berisi
berbagai formulir yang berfungsi sebagai instrumen untuk merencanakan,
menerapkan, mengendalikan dan mengembangkan standar mutu.
Formulir yang telah diisi disebut sebagai rekaman Mutu, dan berfungsi
sebagai bukti pelaksanaan kegiatan sistem penjaminan mutu.

Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal Hal 35 dari 32

Anda mungkin juga menyukai