Anda di halaman 1dari 45

Jakarta .....

2021

WB
MATERI PELATIHAN
HELICOPTER LANDING OFFICER
YANG DISELENGGARAKAN OLEH
PT. WARA BERKAH (AVIATION HUMAN RESOURCE)
Daftar Isi

 Legislation /Legislasi
 Air Ground Communication / Komunikasi Penerbangan
 Heliport / Helideck Fasilities ( Fasilitas Heliport / Helideck)
 Heliport / Helideck Operation (Pengoperasian Heliport / Helideck)
 Helicopter Knowledge (Pengetahuan Helikopter)
 Helicopter Loading (Pemuatan Helikopter)
 Dangerous Goods (Barang-Barang Berbahaya)
 Refueling (Pengisian Bahan Bakar)
 Fire Fighting (Pemadam Kebakaran)
 Emergency Response Plan (Rencana Tanggap Darurat)
CHAPTER IX
FIRE FIGHTING
Api terjadi karena reaksi kimia antara :
 Bahan bakar (fuel)
 Oxygen (zat asam)
 Panas (Ignition)
A. Bahan Bakar (Fuel)
Bahan bakar adalah semua benda yang dapat terbakar:
 Padat : Kayu, Kain, Kertas, Kulit Dll
 Cair: Bensin, Minyak Tanah, Kerosin, Solar Dll
 Gas : LNG, LPG, Helium dll
Semua bahan bakar yang terbakar ada uapnya (vapor) yg terbetuk karena
panas.
1. Titik Nyala (Flash Point)
Adalah suhu terendah dari suatu bahan bakar baik padat /cair / gas dapat
berubah menjadi uap dan akan menyala bila ada api.
Makin rendah titik nyala gampang terbakar dan sebaliknya:
 Bensin = -43°C
 Kerosin = 38°C -74°C
 Parafin = 38°C
 Butana = -60°C
 Fropana = -104°C
 Asetilene = -18°C
Faktor penyebab sumber nyala:
a. Peristiwa alam : Sinar matahari; Gunung meletus; Panas bumi.
b. Proses kimia : Karbid / batu kapur
c. Proses mekanis: Benturan (paku dan Palu; pergesekan)
d. Proses Nuklir : Reaktor; senjata; tenaga nuklir
2. Titik Bakar ( Fire Point)
Titik bakar adalah suhu terendah (padat, cair) mengeluarkan uap bercampur
dgn udara dapat menyala.
3. Suhu Penyalaan Sendiri (Auto Ignition Temperature)
Dapat menyala tanpa diberi panas:
Bensin = 253°C
Kerosine = 228.9°C
Parafine = 316°C
Acetilene = 229°C
Propane = 467.8°C
Butane = 405°C
4. Daerah Bisa Terbakar
Adalah batas konsentrasi minimum sampai campuran antara uap bbm bila
dicampur udara + panas
5. Peledakan Oleh Pembakaran
Bisa terjadi didalam ruang tertutup yg menghasilkan panas
6. Berat Uap dan Berat Jenis
Berat uap = berat bahan/berat udara
Berat jenis = berat bahan/zat air
 Gas Hydrocarbon berat uapnya >udara.
 Gas Hydrocarbon (minyak bumi) berat jenisnya < air.
B. Sumber Nyala ( Panas)
a. Sumber panas mekanis
• Gesekan logam – logam (benda keras)
• Benturan logam logam
b. Sumber panas listrik
Timbul krn hubungan pendek: Busi; las listrik; strika; solder; petir dll
c. Sumber panas reaksi kimia oxydator dan educator:
• Kalium permanganate (KMN04) dan Gycerine
• Sulfur dan gula pasir
d. Api terbuak (open flame)
e. Hot surface (panas permukaan):
1. Radiasi
Proses pemindahan panas melalui gelombang electromagnetic
pembawa panas = infra red “Panas Matahari”
2. Konduksi
Prses pemindahan panas merambat dari satu benda ke benda lain
3. Konveksi
Proses pemindahan panas melalui gerakan melalui gerakan udara /
cairan
4. Kontak langsung (Direct Flame Contact)
Proses pemindahan panas melalui suatu benda yang terbakar

C. Oxygen /O2 (Zat Asam)


Oxygen adalah jenis gas yang diperlukan dalam kehidupan manusia
Komposis gas diudara:
Nitrogen (N2) 78%
Oxygen (O2) 21%
CO2 dll 1%
Pembakaran tidak bisa terjadi tanpa oxygen
Tahap – Tahap Kebakaran
1. Tahap 1 (Incipient Phase)
 Oxygen masih banyak
 Temperature belum panas dan mudah dimatikan
 Ventilasi tidak banyak masalah
 Masih mudah untuk bernafas
2. Tahap Nyala Bebas (Free Burning Phase)
 Api bergerak / menjalar dengan bebas
 Oxygen banyak diambil oleh nyala api
 Temp naik dengan cepat dan sangat tinggi
 Sulit untuk dimatikan dan sulit bernafas
3. Tahap Membara (Smoldering Phase)
 Oxygen mulai berkurang
 Ruangan dipenuhi asap
 Temp sangat tinggi
 Potensi timbul ledakan
HASIL – HASIL DARI PROSES PEMBAKARAN
1. Api
Api dan panas saling berkaitan:
 Api besar Panas tinggi ;
 Api kecil Temp rendah
2. Asap
Hasil dari pembakaran yang tidak sempurna, pengaruh asap:
 Menghalangi penglihatan
 Sakit pada mata
 Sesak nafas
 Keracunan
3. Gas – gas
a. Carbon Monoxide (CO)
Adalah gas yang berbahaya
b. Carbon dioxide
b. Carbon dioxide
Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat terbakar pengaruhnya:
Menurunkan prosentase CO2
2% diudara, mempercepat pernafasan 50
3% diudara mempercepat pernafasan 100%
50% diudara selama 1 jam tidak berpengaruh serius
100% diudara beberapa menit akan mengakibatkan kematian
c. Hydrogen Sulfida (H2S)
Terbentuk bila terbakar (wool, karet, rambut) dengan ciri seperti telur busuk,
pengaruhnya:
0.02% diudara tercium baunya
0.04% - 0.07% selama 1,5 jam diudara membuat pusing
Diatas 0.07% keracunan, gugup, gelisah dan rasa takut
d. Sulfur Dioxide (SO2)
Terbentuk bila terbakar:wool, kayu-kayuan , pengaruhnya:
Sakit dan mata perih; batuk – batuk; 0.05% diudara berbahaya
e. Ammonia (NH3)
Terjadi dari wool; sutra; plastic; melamin, pengaruhnya:
 Sakit mata/perih
 0.25% - 0.65% selama 1.5 jam bahaya serius / kematian
 Gas ini banyak terdapat di pabrik-pabrik dan kilang minyak bumi
f. Hydrogen Cyanide
Terbentuk dari kebakaran wool; sutra; karet; kayu; kertas(kadar racunnya
tinggi), pengaruhnya:
 Menghisap langsung mengakibatkan kematian.
 0.3% selama 6 – 8 menit sdh berbahaya
g. Gas –gas lain
Hydrogen Chloride; Nitrogen Dioxide; Acreliein Phosgene adalah gas –gas yang
sangat berbahaya.
4. Berkurangnya Prosentasi O2
Pada daerah dimana terjadi kebakaran prosentase O2 berkurang disebabkan
dominasi CO2 dgn berat 1.5 kali udara.
5. Kemungkinan terjadi lledakan
Uap panas bercampur oxygen berpeluang jadi ledakan.

Klasifikasi kebakaran
 Memudahkan usaha pencegahan
 Dapat memilih media pemadam
Klasifikasi Kebakaran selalu berkembang karena:
 Ditemukan bahan bakar baru
 Media pemadam baru
Klasifikasi Kebakaran = Klsifikasi NFPA (National Fire Protection Association)
Klasifikasi Kebakaran di Indonesia : No PER/MEN/1980tgl 14 April 1980
(Menaker)
1. Klas “A” : Bahan padat biasa (Ordinary Combustable Material
2. Kls “B” : Bahan Cair dan Gas dan bahan padat mudah terbakar
3. Klas “C” : Listrik (Energyzed Electrical Equipment)
4. Klas “D” : Logam Mulia (Metal)
CARA PEMADAMAN API
Prinsip utama merusak kesimbangan (proporsi) campuran unsur segi
tiga api (panas; bahan bakar; oxygen)
Prinsip diatas dicapai dengan:
 Pendingin
 Oxygen dillution (pemisahan oxygen)
 Pemisahan bahan bakar (Starvation system)
 Fuel removel (menjauhkan fuel dari kebakaran)
 Melindungi bahan bakar / benda dari api.
 Pemutusan rantai reaksi pembakaran (Breaking Chain Reaction)
 Media Pemadam
 Bahan bahan yang dapat memadamkan api.
1. Padat
 Panas / tanah / lumpur
 Tepung kimia kering
 Tepung kimia regular
 Sodium bicarbonate (NaHCO3) plus -50°C
 Potasium bicarbonate KHCO3) purple – K
 Potasium Carbonate (pot carbonate + urea / monex)
 Potasium chloride (KCL) super K
 Tepung kimia serbaguna (multi purpose dry chemical)
 Mono amonium phospate (MAP, NH4, H2PO4)
 Potasium Sulfide K2SO4
2. Cair
 Air (tawar atau laut
 Busa / foam
 Busa kimia
 Busa mekanik (Fluoro protein; Light water aqueos film forming foam /
AFFF; Detergen foam; Protein hewani (protein hydrozilate)
3. Gas
 Gas CO2 (Carbon dioxide)
 Gas N2 (Nitrogen gas)
4. Cair mudah menguap
 Bahan dasar hydro carbon (halon / halogeneted hydrocarbon
Fungsi utama penggunaan media sbb:
1. Media Padat
Fungsi utamanya penyelimutan (secara fisik) namun untuk tepung kimia
regular maupun serbaguna selain penyelimutan juga memutus rantai
reaksi api.
2. Media Cair
Fungsi utama pendinginan dan penyelimutan, namun Halon bekerja
secara kimiawi (memutus rantai reaksi api)
3. Media Gas
Fungsinya penyelimutan, pengenceran oxygen dan penyelimutan

Karakteristik Media Pemadaman


1. Di gedung2x (Fix Fire Extenguishing System)
2. Di mobil/Kendaraan (Fix Mobile Fire Appliances)
3. Portable Fire Extenguishing.
Alat Pemadam Api Portable Gampang di bawa – bawa

1. Secara Tradisional , sederhana bukan buatan pabrik (selimut Api)


2. Buatan Pabrik (Modern) :

A. Water Pressurize type


Alat pemadam portable dengan pemadamnya air yg ditekan
B. Chemical Foam Type
Portable dengan bahan pemadam Gas CO2
C. Carbon Dioxide Type
Portable dengan bahan pemadamnya gas CO2
D. Dry Chemical powder
Bahan pemadam serbuk kimia kering
E. Halon Carbon Type
Bahan pemadamnya Cairan yang mudah menguap
A. Water Pressurize Type:
1. Stered pressure type water extenghuiser , menggunakan udara
untuk mendorong /memancarkan air.
2. Catridge operated type water extenghuisher, menggunakan GAS CO2
/ N2 dalam capsul untuk mendorong air (api Klas A).
B. Chemical Foam Type
1. Transportable, dapat dibawa – bawa (ada selaput tipis pada tabung sehingga
terjamin larutan tidak tercampur sewaktu ada goncangan
2. Non transportable, tidak dilengkapi selaput tipis.
C. Carbon Dioxude Type
Mempunyai tekanan 800 – 900 PSI pada temp dibawah 88°F
Ciri – ciri: Berat gas 1.5 x berat udara, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak beracun dan tidak dapat terbakar.
D. Dry Chemical Powder
Mempunyai bahan dasar sbb:
1. Potasium Bicarbonate (KCHO3)
2. Sodium Bicarbonate (Na HCO3)
3. Potasium Chloride (KCL)
4. Urea Potasium Bicarbonate (KC2N2H303)
5. Amonium Phospate (NH4H2PO4)
Dry chemical powder tidak dapat digabung penggunaan pemadaman
dengan alat pemadam api basah.
Sifat@ Non toxid (tidak beracun), non conducting (tidak kena arus listri), non
freezing (tidak membeku)
E. Hallon type (Hallogeneted Hydrocarbon).
Hallon terdiri dari Carbon, Fluorine, Brimine dan Londine.
Keuntungan:
 Tidak merusak / berbekas
 Tidak mengantar arus listrik
 Tahan lama dalam penyimpanan
 Dapat mencapai bagian@ sulit
 Lebih ampuh dari Gas carbone
 Cocok untuk api klas “A”, “B”, dan “C” khususnya
Jenis2 Hallon:
1. Hallon 1001 Chlorodrome Methane
2. Hallon 1202 Dibromo Difluoro Methane
3. Hallon 1211 Bromo Difluoro Methane
4. Hallon 1301 Bromo Trifluoro Methane
5. Hallon 1204 Dibromo Tetra Fluoro Methane
Teknik penggunaan alat pemadam api:

1. Ambil alat pemadam api ringan /APAR


2. Cari posisi tidak berlawanan arah angin
3. Lepaskan slang dari jepitan, cabut safety pin
4. Lakukan test dan ingat keselamatan sendiri
5. Ambil jarak ± 4 M.

Waktu Pengoerasian Alat Pemadam Api ringan


Berat media Volume media Waktu minimum
pengukuran
3 KG kebawah Sampai dengan 3 liter 6 detik
Diatas 3 – 6 KG Diatas 3-6 liter 9 detik
Diatas 6 – 10 KG Diatas 6-10 liter 12 detik
Diatas 10 KG Diatas 10 liter 13 detik
1. Api Klas “A” Tanda gambar segi tiga sama sisi (warna dasar Hijau)
dan ditengah huruf A dan tulisan “Ordinary
Combustable”

2. Api Klas “B” Bujur sangkar warna merah dengan huruf “B” , “Flameable
Liquid”
B

3. Api Klas “C” Tanda gambar lingkaran (biru) ditengah ada huruf “C”
tulisan “Electrical Equipment”
C

4. Api Klas “D” Tanda gambar bintang 5 (kuning) dan ditengahnya


tulisan “D”, tulisan “Combustable metal”
D
Jenis Konstruksi alat pemadam api ringan:
1. Air tanki pompa (pump water tank extenghuiser)
a. Gendong (back pack pump tank)
b. Jinjing (Sirrup pump tank)
2. Tekanan tersimpan (store pressure/ prssurize water extenghuisher)
3. Tabung gas (Gas catridge / catridge operated water extenghuiser)
4. Busa Kimia
a. Balik biasa (over turning)
b. Berkerangan (Valve)
c. Sekat pecah (Breakable seal)
5. Busa Mekanik
6. CO2 dengan system pendorong swa pancar (self expelling)
7. Soda acid (storage pressure)
8. Hallon storage pressure
9. Tepung Kimia (Chemical powder)
a. Tekanan tersimpan (storage pressure)
b. Tabung gas (gas cartridge)
Kemampuan Apar dinyatakan dalam rating dengan symbol bilangan.
Angka 40 = menyatakan rating Apar
Huruf “A” = Menyatakan klasifikasi Apar
1. Rating klas “A” bervariasi dari 1 – 40 A
2. Rating klas “B” berdasarkan luas kebakaran
40 B, angka 40 menytakan luas yang dapat dipadamkan oleh yg
kurang mampu = 40 feet.
Kemampuan orang kurang mampu = 40% dari orang mampu
3. Rating C dan D belum mempunyai standar rating
Pemilihan Apar
1. Kelas kebakaran, Bentuk kebakaran
2. Potensi kebakaran, Pengguna Apar
3. Area / posisi Apar
4. Pengaruh Apar
Penempatan APAR
1. Mudah dilihat
2. Cepat diambil dan digunakan
3. Tidak menjebak sipemakai
4. Bebas dari kemungkinan kerusakan
5. Penyebaran merata

Hal – hal yang perlu dipertimbangkan

1. Lingkungan pisik -40°C – 49°C (bahan cair), hindari dari temperatur


extrimie matahari, hujan , getaran dll.
2. Reaksi kimia (korosif dll)
3. Kondisi ruangan (lorong lorong terutama Apar beroda)
Penentuan jumlah APAR
NFPA mengelompokan tingkat bahaya kedalam 3 klas:
1. Tingkat bahaya rendah (low hazard), misal kantor, anjungan, akomodasi
dll) klas “A”
2. Tingkat bahaya sedang (moderat hazard)
Di lokasi dimana terdapat zat / bahan bakar mudah terbakar : Control
room, gudang, bengkel dll klas “A” dan “B”.
3. Tingkat bahaya tinggi (high hazard)
Tempat yang sangat mudah terbakar seperti : ruang pompa, kamar
mesin dll, klas “A” dan “B”.
Tabel Minimum Apar klas “A”
Type bahaya Min Rating Apar Min Jarak Apar
Rendah / Low 2A 75 feet
Sedang / Moderate 2A 75 feet
Tinggi / high 4A 75 feet

Tabel Ukuran Min Apar klas “B”

Type bahay Min Rating Apar Min Jarak Apar


Rendah / Low 5B 30 feet
Sedang / Moderate 10 B 50 feet
Tinggi / High 20 B 30 feet
30 B 30 feet
40 B 50 feet
50 feet

Sedangkan berdasarkan peraturan menteri tenaga kerja Per 04/MEN/1980


max jarak 15 M
FIX FIRE FIGHTING INSTALLATION
1. Dapat mengetahui timbulnya kebakaran dengan cepat (sistem deteksi)
2. Dapat memberitahu (alarm system)
3. Dapat memadamkan api secara otomatis / manual.
Jenis alat pemadam api tetap:
1. Fire Main System
a. Single Fire Main System
b. Looped Fire Main System
2. Sprinkler System:
a. Sumber air
b. Penggerak air
c. System pemipaan
d. Manometer
e. Kerangan / klep penahan
f. Alarm dan Katup pemancar air
3. System Spray Air
Tujuan:
1. Pemadaman kebakaran
2. Pegendalian kebakaran
3. Perlindungan dan paparan kebakaran
4. Pencegahan kebakaran
Pertimbangan khusus keterbatasan Spry Air :
 Bahan – Bahan dengan temperatur tinggi
 Bahan bakar yang larut dalam air
 Tidak boleh digunakan langsung untuk bahan yang mudah
bereaksi : sodium metalic, Calsium yang menghasilkan uap panas.
 LNG (pada temperatur Crygenic) akan mendidih secara tiba - tiba
4. System Pemadam Busa
a. Busa Pengembangan rendah
 Fix monitor (cannon)
 Foam Hose Stream
 Foam Monitor Stream
 Handlines (berupa slang nozzle)
 Portable monitor
b. System pemadaman busa, faktor pentingnya:
 Kualitas dan kuantitas air yang tersedia
 Daya tiup udara
 Sarana pengisian cairan busa
 Sarana penyalur
Busa pengembangan tinggi tdk boleh digunakan antara lain:
 Bahan kimia (cellulose Nitrat< Oxidator)
 Instalasi listrik
 Logam yang reaktif (sodium/Na, Pottasium)
 Bahan yang reaktif terhadap air (hazardouz water reactive material) seperti
ricthylaluminum dan Phosporus Pentoxide.
5. System Tepung Kimia (Dry Chemical System)
Didaftar oleh Underwriter laboratories Oct 1954 dan NFPA standard tahun
1956 dan digunakan untuk:
 Bahan padat biasa (Ordinary Combustable Material)
 Cairan (Flameable Liquid)
 Gas – Gas mudah terbakar
 Peralatan listrik
 Logam (menggunakan dry powder khusus)
Penanggulangan Kebakaran:
1. Mencegah Terjadinya Kebakaran
Tindakan yang dilakukan guna mencegah terjadinya kebakaran
dengan memanfatkan semuabenda yang ada disetarnya.
2. Perlindungan Bahaya Kebakaran
Tindakan guna melindungi dari bahaya kebakaran sehingga
terhindar dari resiko fatal dan kerugian materi
3. Pemadaman Kebakaran
Salah satu tindakan dalam penanggulangan kebakaran bersifat refresif.
Faktor penyebab kebakaran:
1. Manusia
2. Peralatan
3. Alam
4. Kecelakaan
5. Benda barang berbahaya
Sebab – Sebab Terjadi Kebakaran
1. Listrik
2. Rokok
3. Gesekan Mekanik
4. Pemanasan Lebih (Overheat Material)
5. Api Terbuka
6. Permukaan Panas
7. Letikan Bara Pembakaran
8. Mekanikal Spark
9. Pengelasan
10.Listrik Statis
11.Petir
12.Reaksi Kimia
13.Radiasi
14.Broering (Spontaneous Combustion)
Jika Mendengar Alarm
1. Jangan Panik
2. Utamakan Selamat
3. Jangan Menggunakan Lift
4. Minta Pertolongan Segera
5. Beritahu Posisi
6. Tutup Celah Jendela
7. Jalan Dengan Merangkak ( Udara Lebih Bersih Pada Posisi 30 Cm )
Menghidar Dari Bahaya Kebakaran
1. Sarana Jalan Keluar (Escape Map)
2. Lokasi Alarm
3. Lokasi Alat Pemadam / Hydrant
4. Bunyikan Alarm
5. Padamkan Api Jika Mungkin
6. Evakuasi
Unsur – Unsur Api:
 Bahan Bakar (Fuel)
 Oxygen (O2, Zat Asam)
 Sumber Panas
 Sumber Nyala

Komposisi Gas Di Udara (100%)


Nitrogen (N2)= 78%
Oxygen (O2) = 21%
CO2 Dan Gas Lain = 1%
Terjadinya Nyala Api
a. Peristiwa Alam (Natural Process)
 Sinar Matahari
 Letusan Gunung
 Panas Bumi
 Halilintar
b. Reaksi Kimia
 Karbit / Batu Kapur Dicelupkan Ke Air
c. Peristiwa Listrik
 Hubungan Pendek
 Listrik Statis
d. Peristiwa Mekanik
 Pergerakan 2 Bendabenturan 2 Benda (Paku & Palu)
 Pemampatan Udara
e. Peristiwa Nuklir
 Reaktor Nulir; Senjata Nuklir Dll
Kelas – Kelas Api
• Kelas “A”
Benda Padat Selain Metal / Logam, Batu Bara, Arang, Kertas, Karet Dsb
Tanda Gambar Segitiga Dan Ditengah “A” Ordinary Combustable Back
Ground Hijau
• Kelas “B”
Bahan Bakar Cair Atau Gas ( Premium, Kerosine, Solar, Olie, LNG, LPG
Tanda Gambar Bujur Sangkar “B” Flameable Back Ground Merah
• Kelas “C”
Benda Yang Terbakar Mengandung Aliran Listrik
Tanda Gambar Lingkaran “C” Electrical Equipment Back Ground Biru
• Kelas “D”
Magnesium, Aluminium, Titanium, Besi, Uranium, Sodium Pottasium
Tanda Gambar “D” Combustable Metal Back Ground Kuning
Sifat – Sifat Api
• Falsh Point
Suatu Temperature Terendah Bahan Bakar Menguap Dan Mudah
Terbakar Sebentar Jika Diberi Nyala.
Contoh : Avigas 100 – 130, Flash Point – 50°F
• Fire Point
Suatu Temperature Terendah Bahan Bakar Menguap Dan Mudah
Terbakar Terus Jika Diberi Nyala.
Contoh Avigas 100 – 130, Flash Point -50°F
• Ignition Temperature
Suatu Temperature Dimana Bahan Bakar Akan Terbakar Tanpa Diberi
Nyala Api
• Ledakan (Explosive)
Merupakan Sebuah Proses Energi Yang Menghasilkan Tenaga
Contoh: Terbakarnya Tanki Bahan Bakar, Bangunan Ber “AC”
Batas – Batas Ledakan / Explosive Limit
 Ledakan Rendah / Tinggi Tergantung Prosentase Uap Yang Terbentuk Dan
Tercampur Oxygen
 Sebab Ledakan : Proses Penguapan
 Flash Point Rendah Gampang Meledak

Pemindahan Panas
Bila Ada Perbedaan Panas, Dari Tinggi Ke Rendah
Cara Pemindahan Panas
 Konduksi
Sarana Penghubung Benda Padat
 Konfeksi
Sarana Penghubung Benda Cair, Udara, Gas
 Radiasi
Pancaran Gelombang Panas, Sumber Panas Itu Sendiri
Oksidasi, Intensiti Dan Perambatan Nyala Api
Oksidasi:
 Oksidasi Lambat (Karatan)
 Oksidasi Cepat
 Sangat Cepat (Ledakan)

Intensiti
 Banyaknya Panas Dari Api / Kebakaran Tergantung Dari:
 Jenis Benda
 Luas
 Oxygen
Perambatan Nyala
 Kesegala Arah
 Waktu Dan Jarak
Penanggulangan / Pemadaman Api
A. Mendinginkan /Extenghuis By Cooiling
Menurunkan Temperature
B. Menurunkan Prosentase Oxygen
Sampai Mencapai Dibawah 9%
C. Memisahkan Bahan Bakar
Menjauhkan Bahan Bakar Yang Mudah Terbakar
D. Menghalangi/Memutus Reaksi Pembakaran
1. Hallogenated Hydro Carbon (Hallon)
 Brome Tri Fluoro Methane 9hallon 1301) Api Saja
 Brome Chloro Di Fluoro Methane (Hallon 1211)
 Di Brome Tetra Fluoro Methane (Hallon 2402)
2. Alkali Metal Salt
 Sodium Be Carbonate (Regular Dry Chemicalpowder)
 Potasium Be Carbonate (Purple –K)
 Potasium Carbonate (Monnex)
 Potasium Chloride (Sper –K)
3. Amonium Salt ( Multy Purpose Dry Chemical Powder)
Alat Pemadam Api
Tetapa /Fix Dipasang Di Bangunan
Tetap / Fix Diatas Kendaraan
Yg Mudah Dibawa – Bawa / Portable
Alat Pemadam Api Modern:
1. Water Pressurize Type
 Stereo Pressure Type Water Extenghuisher
 Cartridge Operational Water Extenghuiser
2. Chemical Foam Type
 Transportable
 Non Transportable
3. Carbon Dioxide Type
4. Dry Chemical Powder Type
5. Hallo Carbon Type
 Hallons 1001 - Chlorodromo Methane
 Hallon 1202 - Dibrodifluoro Methane
 Hallon 1211 - Bromodifluoro Methane
 Hallon 1301 - Bromodifluoro Methane
 Hallon 2402 - Dibrome Tetra Fluoro Methane
Question?
Thank you

Anda mungkin juga menyukai