Anda di halaman 1dari 66

SMK NEGERI 1 BALIKPAPAN

HIDRAULIKA PEMADAMAN KEBAKARAN


DAN ALAT PEMADAM API RINGAN
(Fire Fighting Hydraulic & Fire Extinguishers)
INGAT AKAN SINGKATAN FIRE UNTUK MEMBANTU ANDA
MELAKUKAN

- FIND (temukan ) = Mencari daerah yang terbakar

- INFORM (beritahukan) = Membunyikan tanda bahaya baik secara


manual, otomatis, berteriak

- RESTRICT (dilarang) = Jangan memindahkan sumber bahan


bakar yang tersimpan/dikemas,
besar, kecil.

- Extinguish (padamkan) = Padamkan apabila api kecil, atau


kosongkan daerah tersebut
DEFINISI
API ADALAH SUATU REAKSI KIMIA CEPAT ATAU OKSIDASI YANG
DIIKUTI OLEH PENGELUARAN CAHAYA DAN PANAS. REAKSI KIMIA
MENGANDUNG PENGERTIAN ADANYA PROSES YANG SEDANG
BERLANGSUNG SECARA “KIMIA” YANG MEMERLUKAN ADANYA
OKSIGEN, BB DAN PANAS.

FU
GE

EL
Y
CHAIN

OX
REACTION
HEAT
LEDAKAN
Adalah suatu proses pembakaran
yang berlangsung cepat, terjadinya
dalam ruang yang relatif tertutup
dan menghasilkan bunyi, cahaya,
serta tenaga dorong yang kuat.
Apa yang terbakar dari suatu bahan bakar?
Yang terbakar dari suatu bahan bakar adalah uap
dari bahan bakar tersebut

Bentuk Fisik Bahan Bakar


Bahan bakar dapat dibedakan dalam bentuk fisiknya yaitu
berbentuk padat, cair, dan gas

Bentuk Padat : Batu Bara, Kayu, Kertas, Plastik dsb

Bentuk Cair : Bensin, Kerosine, Solar, dsb

Bentuk Gas : Gas Hydrocarbon, Hydrogen, dsb


Sifat- sifat Bahan Bakar (Fuel Characteristics)
Pada dasarnya bahan bakar mempunyai sifat sbb :
Suhu Penyalaan Sendiri (Auto Ignition temperature)
Suhu penyalaan sendiri adalah suhu dimana suatu bahan bakar dapat
menyala dengan sendirinya tanpa panas dari luar

Bensin 253OC Acetylene 229 OC

Kerosene 228.9 OC Propane 467.8 OC

Titik Nyala (Flash point)


Titik nyala adalah suhu terendah bahan bakar, cukup mengeluarkan
uap dan terbakar (menyala sekejab) bila diberi sumber panas yang cukup.
Titik Bakar (Fire point)
Adalah suhu terendah suatu
bahan bakar,
cukup mengeluarkan uap dan
terbakar (menyala terus
menerus) bila diberi sumber
panas yang cukup.
Daerah bisa terbakar untuk minyak mentah

Daerah dapat terbakar dibatasi oleh :


Batas bisa terbakar atas (upper flammable limit = UFL)
Batas bisa terbakar bawah (lower flammable limit = LFL).
Daerah Bisa Terbakar (Flammable range)
Batas konsentrasi campuran antara uap, bahan bakar dengan udara yang
dapat terbakar / menyala apabila dikenai sumber panas yang cukup.

Daerah jenuh (too rich condition)


Campuran bahan bakar dan oksigen berada diatas titik ledak (UFL)
atau terlalu jenuh dengan hydro carbon. Dalam kondisi ini campuran
tidak akan terbakar , tetapi dengan adanya peranginan konsentrasi
oksigen akan meningkat atau dengan pengertian campuran bahan
bakar dengan oksigen perlahan- lahan akan berubah menjadi titik ledak.

Daerah kurus (too lean condition)


Pada keadaan ini campuran bahan bakar dan oksigen berada
dibawah titik ledak terendah (LFL). Campuran disini
terlalu banyak mengandung oksigen sehingga proses
pembakaran tidak dapat berlangsung.
Spontaneous heating
Suatu proses biologis atau reaksi kimia dimana panas dari
suhu ruangan yang diterima digunakan untuk mengadakan
suatu reaksi kimia (chemical reaction) sehingga terjadi
penumpukan panas

Contoh :
KmnO4 (Potasium
Permanganat) dan
Glycerine
Acetylene Chloride
dan Chlorine
Berat Uap Bahan Bakar

Berat uap adalah perbandingan berat uap suatu bahan bakar dengan
udara, bila berat uap lebih dari satu maka uap tersebut akan selalu turun
kepermukaaan (mengambang dipermukaan tanah)

Contoh Karakteristik Penyalaan Beberapa Zat

Titik Nyala Suhu Penyalaan Daerah Terbakar Berat


Uap
Nama 0
F O
C 0
F O
C %

Bensin 45 43 495 523 1.4 7.6 3-4

Kerosene 100 38 444 229 0.7 5 4.5


Energy Atau Sumber Panas
Sumber-sumber panas yang telah mencapai tingkat
pemanasan yang cukup dapat mengakibatkan penyalaaan
atau kebakaran dalam rangkaian segitiga api. Energi atau
sumber panas dimaksud adalah seperti :
• Api Terbuka, Gesekan, Aliran Listrik
• Petir, Sinar Matahari
• Reaksi Kimia, Nuklir

Udara (air)
Udara yang terdapat disekitar kita komposisinya terdiri dari :
• 20,94% Oxygen (O2)
• 78,09% Nitrogen (N2)
• 0,97% adalah unsur lain yang terkandung didalamnya
seperti Argon, Carbon dioxide, Neon, Helium, Hydrogen,
Krypton, Xenon.
PERAMBATANPANAS
PERAMBATAN PANAS(HEAT
(HEATTRANSFER)
TRANSFER)

Radiasi :
Benda dapat terbakar bila diletakkan didekat sumber
panas yang menyala.Energi panas akan berpindah melalui
gas / udara secara langsung.
PERAMBATANPANAS
PERAMBATAN PANAS(HEAT
(HEATTRANSFER)
TRANSFER)

KONVEKSI
Penyeberan api dapat terjadi dari tingkat yang lebih
rendah ke tingkat lebih tinggi sejalan dengan
meningkatnya gas panas yang diproduksi sumber api
tersebut
PERAMBATANPANAS
PERAMBATAN PANAS(HEAT
(HEATTRANSFER)
TRANSFER)

KONDUKSI
Peristiwa perpindahan panas melalui benda padat
dari bahan logam yang tak terlindung
PERAMBATANPANAS
PERAMBATAN PANAS(HEAT
(HEATTRANSFER)
TRANSFER)

KONTAK LANGSUNG
Material yang mudah terbakar mengeluarkan asap
panas yang mampu meningkatkan kebakaran dan
terus terbakar apabila kontak langsung dengan nyala
api yang tidak terlindung
KLASIFIKASI KEBAKARAN
(Classification of Fire)
Klasifikasi
Klasifikasikebakaran
kebakaranadalah
adalahsuatu
suatupenggolongan
penggolonganbahaya
bahaya
Kebakaran
Kebakaranberdasarkan
berdasarkanjenis
jenisbahan
bahanyang
yangterbakar
terbakar

TUJUAN :
Untuk menentukan media pemadam
Dan cara pemadaman yang tepat

Indonesia – Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja


Dan Transmigrasi No. PER.04/MEN/1980, 14 April 1980
KLASIFIKASI KEBAKARAN NFPA

A B

D CC

Klasifikasi
Klasifikasi kebakaan
kebakaan menurut
menurut NFPA
NFPA (National
(National Fire
Fire Protection
Protection
Association)
Association) yang
yang diakui
diakui di
di Inonesia
Inonesia berdasarkan
berdasarkan PERMEN
PERMEN
NAKERTRANS
NAKERTRANS :: No.PER-04/MEN/1980
No.PER-04/MEN/1980 Tanggal
Tanggal 14
14 April
April 1980.
1980.
MEDIA PEMADAM
JENIS MEDIA PEMADAM
1. JENIS CAIR : Air, Busa kimia, Busa mekanis , AF3.
2. JENIS PADAT : Dry chemical ( Dry powder ).
3. JENIS GAS : CO2, N2 ( Inergen ), Halon

Tujuan utama mengetahui media pemadaman kebakaran


adalah untuk :
* Mengenal berbagai jenis bahan / media pemadam api dengan
maksud untuk memahami ciri dari masing-masing media,
keunggulan dan kelemahannya
* Mampu memilih media yang tepat untuk suatu jenis kebakaran
KEMAMPUAN AIR DALAM
MEMADAMKAN KEBAKARAN

PENDINGINAN
PENDINGINAN
PENYELIMUTAN (COOLING)
(COOLING)
PENYELIMUTAN
(SMOTHERING)
(SMOTHERING) DAYA
DAYASERAP
SERAP
PANAS
PANASTINGGI
TINGGI
1-LITER
1-LITERAIR
AIRMENJADI
MENJADI
1670-LITER
1670-LITERUAP
UAPAIR
AIR
KEMAMPUAN SERBUK KIMIA
DALAM MEMADAMKAN KEBAKARAN

MEMUTUSKAN
RANTAI REAKSI
PEMISAHAN//
PEMISAHAN
PENYELIMUTAN
PENYELIMUTAN
BAHANBAKAR
BAHAN BAKAR
KEMAMPUAN CAIRAN
MUDAH MENGUAP (HALON)
MEMADAMKAN API

MENDESAK
MENDESAKOKSIGEN
OKSIGEN
(BERAT>DARI
(BERAT>DARIUDARA)
UDARA)

MENGURANGI
MENGURANGIKADAR
KADAR
OKSIGEN
OKSIGEN MEMUTUSKAN
MEMUTUSKAN
(DILUTION)
(DILUTION) RANTAI
RANTAIREAKSI
REAKSI
KEMAMPUAN
KEMAMPUAN GAS
GAS CO2
CO2
MEMADAMKAN
MEMADAMKAN API
API
PENDINGINAN
PENDINGINAN
(COOLING)
(COOLING)

PENYELIMUTAN
PENYELIMUTAN
(SMOTHERING)
(SMOTHERING)

MENGURANGI
MENGURANGIKADAR
KADARO2
O2
(DILUTION)
(DILUTION)
TEKNIK PEMADAMAN API

1. STARVATION :
mengambil, menyingkirkan atau memotong suplai bahan
bakar.
2. SMOTHERING :
mengurangi, mengambil, atau memisahkan udara
terhadap bahan yang ternakar.
3. DILUTION :
mengurangi kadar oksigen di udara
4. COOLING :
mengurangi panas bahan sampai mencapai di bawah titik
nyala.
5. BREAKING CHAIN REACTION :
memutus rantai reaksi pembakaran baik secara kimiawi
atau mekanis
PRINSIP
PEMADAMAN KEBAKARAN

MEMUTUSKAN RANTAI
SEGITIGA API

MENJAUHKAN PANAS
ATAU
MEMISAHKAN BAHAN BAKAR
ATAU
MENUTUP UDARA
Teknik Pemadaman Kebakaran
Kebakaran pada dasarnya dapat dipadamkan dengan merusak
keseimbangan (memutus) percampuran ketiga unsur dalam SEGI TIGA
API (bahan bakar, panas dan oksigen).

 Teknik Pemadaman Kebakaran kelas A pada umumnya dilakukan


dengan prinsip pendinginan (cooling) dengan menggunakan air.

 Teknik Pemadaman Kebakaran kelas B dapat dilakukan dengan


beberapa media pemadam dengan prinsip yang berlainan, yaitu :

• Prinsip penyelimutan (smothering) :


Dengan media foam (busa), dengan cara mendrop busa pada
permukaan minyak yang terbakar melalui dinding atau sekat (tidak
langsung kepermukaan minyak)

• Prinsip pendinginan (cooling) :


Media yang digunakan adalah air dalam bentuk semprotan kabut
(fog).
Teknik Pemadaman Kebakaran

• Prinsip pemisahan/ menghilangkan bahan bakar (starvation)


Menghilangkan bahan bakar dengan cara memindah atau menutup
(mengisolasi sumber bahan bakar).

 Teknik Pemadaman Kebakaran Kelas C pada prinsipnya harus


didahului dengan memutus sumber listrik itu sendiri. Prinsip yang
dilakukan adalah dengan cara penyelimutan (smothering) dan
pendinginan (cooling) dengan menggunakan media pemadam
kebakaran bentuk gas carbon dioxide (CO2).

 Teknik Pemadaman Kebakaran Kelas D, prinsipnya dipadamkan


menggunakan media padat (dry chemical) dengan prinsip pemadaman
memutus rantai reaksi pembakaran baik secara kimia atau fisika
(breaking chain reaction).
EFEK AIR DALAM
MEMADAMKAN API KLAS B

BOIL OVER
Suatu proses yang terjadi secara spontan, biasanya terjadi pada kebakaran
tanki yang terbuka berisi minyak bumi (crude oil). Air dan emulsi yang
berada didasar tanki, menerima gelombang panas selama proses pembakar
an berlangsung dipermukaan tanki. Panas yang diterima akan merubah
air menjadi uap air atau steam yang pengembangannya +/- 1700 x.
Uap ini akan terlontar ke udara sambil membawa bahan bakar yang berada
Dipermukaan.
EFEK AIR DALAM
MEMADAMKAN API KLAS B

SLOP OVER
Suatu proses yang terjadi karena “Water Jet” dijatuhkan ke -
permukaan minyak yang terbakar, air akan langsung berubah
menjadi uap seketika menyentuh permukaan minyak. Uap air
akan membawa minyak panas tersebut ke udara dan bersama
itu pula cairan minyak akan tertekan akibat “ Water jet “ tsb.
Dampak Kebakaran / Api Terhadap Manusia

Ada 4 macam jenis gas yang timbul pada saat terjadinya kebakaran yang
dapat menyebabkan kematian :
1. Carbon Monoxide : Gas tersebut dapat mencegah oksigen untuk
mencapai ke otak karena konsentrasinya cukup banyak yang dihasilkan
oleh kebakaran itu sendiri.
2. Carbon Dioxide : Diudara atmosfir akan menyebabkan kita bernapas
lebih cepat, mengakibatkan bertambah banyaknya gas- gas beracun
yang dihasilkan oleh kebakaran tersebut yang terhirup.
3. Hydrogen Cyanida : Adalah racun mematikan yang dihasilkan oleh hasil
pembakaran dari bahan wool, nylon dan beberapa jenis bahan pelastik
tertentu.
4. Hydrogen Chloride : Dapat mengakibatkan iritasi pada mata dan
tenggorokan, yang pada akhirnya frekwensi bernapas akan lebih
meningkat dan berakibat sulit untuk melihat dan berlari.
Dampak Kebakaran / Api Terhadap Manusia

Selain ke empat gas beracun tersebut dampak kebakaran / api terhadap


manusia adalah terjadinya :
• Bahaya panas
• Bahaya asap
• Bahaya kekurangan oksigen
HIDRAULIKA PEMADAMAN KEBAKARAN
(Fire Fighting Hydraulic)
Dalam pemadaman kebakaran air adalah paling banyak digunakan. Hal
tersebut dikarenakan air mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai
berikut :
 Mudah didapat dalam jumlah yang banyak.
 Daya guna cukup tinggi.
 Aman dipakai.
 Harga relatif murah.
 Mudah disimpan, diangkut dan dialirkan.
 Mempunyai daya hisap panas yang besar.
 Mempunyai daya mengembang menjadi uap yang tinggi.
 Dapat dipancarkan dalam bentuk pancaran :
 Jet :­ Jumlah air besar & Jarak cukup jauh.
­ Pada kebakaran yang sesuai (kelas A) dengan pengerahan
langsung atau tidak langsung (lewat langit-langit pada
kebakaran rumah).
 Spray :­ Jumlah air besar & Jarak dekat.
­ Pada kebakaran yang sesuai (kelas A, B tertentu).
Fog : - Jumlah air reltif agak kurang
- Jarak dekat
- Pada kebakaran yang sesuai (klas A & B)
- Dipakai sebagai perisai dalam pemadaman kebakaran

B U S A (FOAM)
Menurut jenisnya busa dapat berbentuk :
          Expansi rendah.
          Expansi menengah.
          Expansi tinggi.
 
Cara penggunaan / pelemparan busa pada api dalam bak (minyak) ada
2 (dua), cara yaitu :
          Disemprotkan kedinding bagian dalam diatas permukaan cairan.
          Dari dasar bak (tangki) dengan perlengkapan khusus.
Atas dasar terbentuknya, busa dapat dibagi sebagai berikut :
   Busa kimia - terjadi karena adanya proses kimia.
   Busa Mekanik - terjadi karena adanya proses mekanis

Alat Perlengkapan Busa :


 
Foam Making Branch Pipe (FB) :
F.B. – 225
F.B. – 450
F.B. – 900
 
Variable in-line Foam Inductor (FI) :
FI – 225
FI – 450
FI – 900
Pemadaman dengan Busa Mekanik :
 
1.      Dinginkan dinding tangki atau bejana yang terbakar.
2.      Selama air masih mengalir dari foam nozzle, jangan sekali-kali
dituangkan ketempat yang terbakar.
3.      Arahkan busa yang keluar dari foam nozzle ketempat yang terbakar.
4.      Pemasukan busa dapat dilakukan dengan cara :
* Gravitasi.
* Ditembakan kedinding bagian dalam tangki yang terbakar.
5.      Lakukan pendinginan walau sudah padam dan hentikan penyemprotan busa.
PEMANCARAN AIR PEMADAM KEBAKARAN
Lintasan Air Pemadam kebakaran.
Pancaran air pemadam kebakaran mempunyai lintasan yang sama
seperti peluru, yaitu arah vertical dan horizontal.
Pancaran air yang baik.
Pancaran air yang baik adalah pancaran
dimana sebagian besar
dari air tersebut bisa mengenai sasaran dengan tepat, yaitu :
 a.     90 % dari air mengenai sasaran dan terkumpul
dalam lingkaran yang berdiameter 15 inch.
b.     75 % dari air mengenai sasaran dan terkumpul
dalam lingkaran yang berdiameter 10 inch.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan


pancaran air.
          Tekanan nozzle
          Diameter nozzle
          Sudut lintasan.
FFaktor-faktor penyebab pancaran air jelek
* Tekanan nozzle tidak sesuai dengan diameter nozzle.
* Ujung nozzle cacat. Ujung yang silindris adalah yang
paling baik untuk nozzle yang meruncing.
     * Adanya gelembung udara didalam air yang
mengalir didalam slang akan mengakibatkan pancaran
air itu terputus-putus.
     * Cara penempatan (lay out) slang kurang baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
mendapatkan jangkauan maximum :

* Tekanan nozzle
* Diameter nozzle
* Kecepatan aliran air didalam nozzle
* Diameter nozzle bertambah besar
* Lebih banyak jumlah air yang keluar dari nozzle
mengakibatan jangkauan pancaran air maximum.
* Ujung nozzle lebih silindris,
* Tekanan pompa lebih besar
* Bentangan slang
* Lebih sedikit friction loss
* Sudut lintasan yang baik (32° horizontal dan 75° vertical)
Friction Loss
Friction loss adalah kehilangan tekanan karena
adanya gesekan-gesekan.
 
 

Makin jauh dari pompa, tekanan turun


seperti terlihat pada manometer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi friction loss :
* Kekasaran dinding bagian dalam dari slang.
* Perubahan arah aliran.
* Viscosity air.
* Panjang slang.
* Diameter slang.
* Jumlah air yang mengalir didalam slang .

Factor yang berubah-ubah untuk menghitung


friction loss didalam slang pemadan kebakaran adalah :
* Panjang slang.
* Diameter slang.
* Jumlah air yang mengalir didalam slang.
Pengaruh tekanan pada friction loss.
Tekanan > menyebabkan diameter slang > dan
hal ini akan mengakibatkan friction loss berkurang.
 
Pengaruh lengkungan / bengkokan pada
Fire Hose terhadap friction loss.
Friction loss pada Fire Hose dengan lengkungan normal,
> 5% – 6% bila dibandingkan dengan friction loss
pada Fire Hose yang lurus.
Lengkungan tajam akan menyebabkan friction loss
lebih besar lagi.
Pengaruh gulungan slang yang berbentuk
lingkaran terhadap friction loss.

Friction loss pada bentangan 1 < bentangan slang 2


karena jari-jari lingkaran pada gulungan slang no.1
lebih kecil dari pada jari-jari lingkaran pada gulungan slang
no.2 sehinggga slang pada gulungan no.1 lebih pendek
dari pada slang pada gulungan no.2.
NOZZLE
Nozzle adalah titik ujung dari system penyaluran air.
Jenis yang umum dari nozzle ada 2 :
* Straight Stream Nozzle
* Fog atau Spray Nozzle.

Nozzle berguna untuk mengatur bentuk dan kecepatan


pancaran air.

WATER HAMMER (AIR MARTIL)


Water hammer adalah kejutan tekanan didalam
saluran tertutup yang disebabkan oleh penurunan
secara cepat dari kecepatan aliran.
Kenaikan Tekanan.
Kenaikan tekanan pada waktu terjadi water hammer
didalam slang Ø 2½” dilakukan dengan rumus sbb :
Δ P = 0,65 Q,
dimana : Δ P = kenaikan tekanan …………. psi.
Q = jumlah aliran air ……………. gpm

Contoh : Nozzle Ø 1” dipasang pada slang Ø 2½”.


Tekanan nozzle 100 psi.
Berapakah tekanan total yang ditimbulkan
karena nozzle ditutup secara mendadak ?
Jawab : Q = 30 d² NP Δ P = 0,65 Q
= 30. 1² 100 = 0.65 x 300 = 195 psi.
= 30. 1. 10 = 300 psi.
Tekanan total = NP + Δ P = 100 + 195 = 295 psi.
WATER RELAY
Tujuan water relay.
* Mengusahakan pengaliran air semaksimal mungkin.
* Mempergunakan peralatan seminimal mungkin.

Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan


water relay :

Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan water relay :


* Pompa bertekanan tinggi posisinya didekat sumber air, pompa
yang bertekanan lebih rendah ditempatkan didekat objek yang terbakar.
* Tempatkan pompa type positive displacement didekat sumber air
bila kapasitas sama atau lebih besar dari pada kapasitas pompa yang lain.
* Tempatkan pompa kedua berjarak 2/3 dari jarak antara sumber air
dengan objek yang terbakar.
* Pompa yang berada didekat sumber air harus bisa memberikan air
dalam pada tekanan 10 psi untuk mencegah timbulnya kevakuman.
DRAFTING WATER
Drafting water adalah menghisap air dari sumber air
yang letaknya lebih rendah dari pada pompa.
Air terhisap karena adanya kevacuman didalam
pompa, dengan tekanan pada sumber air adalah 1 atm.
sehinggga air itu didorong masuk kedalam pompa.

Priming adalah proses mengeluarkan udara dari dalam


pompa agar pompa tersebut hampa, sehinggga tekanan
udara luar dapat mendorong air kedalam pompa.
Hambatan pada waktu menghisap air.
* Tinggi isap terlalu besar.
* Kebocoran udara.
* Pemasangan saringan pada slang isap tidak tepat.
* Saringan atau slang isap terhalang karena adanya
kotoran atau sampah.
* Slang isap terlalu kecil.
* Friction loss terlalu besar.
* Ada uap.
TEHNIK PEMADAMAN UNTUK SIMULASI
OVERHEAD FUEL & PIT
ALAT PEMADAM API RINGAN
(HAND FIRE EXTINGUISHER)
 Jenis- jenis alat pemadam api ringan dan konstruksinya
adalah sebagai berikut
 
Bahan Jenis Type Konstruksi Tekanan dalam
Pemakaian (ATM)
Padat Tepung Kering Cartridge CO2 15 – 16
Store Pressure 17 – 23
Cair Air Cartridge CO2 13 – 17
Store Pressure 17 – 23
Busa Busa Kimia Sealed 7 – 16
Valve 7 – 16
Busa Mekanik Cartridge CO2 10 – 19
 Store Pressure 17 – 23
Gas Carbon Dioxide
Store Pressure --
Catatan :
 
Gas cartridge biasanya memakai CO2 yang bertekanan
antara 10 – 17 atm.
Store Pressure dapat menggunakan CO2/ N2 bertekanan.
 
Multi purpose dry chemical mempunyai daya
pemadaman terhadap jenis kebakaran kelas A sebesar 3 X
daya yang dikeluarkan oleh Busa untuk kelas yang sama.
 
Multi purpose dry chemical mempunyai daya
pemadaman terhadap jenis kebakaran kelas C sebesar 2 X
daya yang dikeluarkan oleh Carbon Dioxide untuk kelas
yang sama.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ALAT PEMADAM
API RINGAN (APAR)

Kelebihan Kelemahan

Cepat dan sederhana Waktu pemakaian


penggunaannya terbatas
Mudah dibawa- bawa Daya tembus/
jangkauan dekat
Operasi perorangan Kehandalannya terbatas

Mudah mendekati Tidak dapat dipakai


daerah berbahaya disemua tempat
MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM API

Utamakan keselamatan
* Lakukan test terlebih dahulu
(mengikuti arah angin)
* Cukup ruang gerak untuk mendekati api
* Bergerak agak menunduk
* Posisi mengikuti arah angin
* Padamkan api dengan jarak maksimum
antara tabung pemadam api mengarah
langsung ke api
* Saat memadamkan, jangan sekali- kali
membelakangi api
* Posisi selalu bersiap mundur kebelakang
untuk menghindari api.
CARA PENGGUNAAN
 
CHEMICAL FOAM JENIS BALIK (tanpa keran atau seal) 2 gallons
Langkah- langkah pelaksanaan :
* Turunkan foamite dari tempatnya
* Bawa ketempat kebakaran (posisi alat tegak)
* Lepaskan selang & nozzle dari jepitannya (bila ada)
* Balik foamite tersebut sambil mengarahkan nozzle ke api
* Semprotkan busa ke dinding tempat minyak terbakar.
 
Catatan :
* Daya semprot foamite lebih kurang 6 meter
* Arahkan busa ke dinding tempat minyak terbakar, busanya akan
mengapung menjalar, menutup permukaan minyak yang terbakar
* Foamite tidak boleh digunakan untuk kebakaran LISTRIK.
CHEMICAL FOAM JENIS KERAN / SEAL, 2 gallons
Langkah- langkah pelaksanaan :
* Turunkan foamite dari tempatnya
* Bawa ketempat kebakaran
* Buka selang dari jepitannya
* Putuskan seal (loces) bila ada
* Buka keran penuh- penuh (jenis keran)
* Pegang nozzle kearah api
* Angkat foamite tersebut mendatar atau balik
(tergantung kondisi kebakaran)
* Semprotkan busa kearah dinding tempat minyak terbakar.
 
DRY POWDER – ANSUL, 20 lbs.

Langkah- langkah pelaksanaan :

* Turunkan alat pemadam api tersebut dari tempatnya

* Buka selang dari jepitannya

* Putuskan lead seal (segel)

* Cabut split pen (pen penahan)

* Pegang horn (nozzle) dengan tangan kiri ke arah atas

* Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk

* melakukan pengetesan, apakah alat tersebut berisi atau tidak.

* Bawa alat tersebut ketempat kebakaran (Klas A,B,C)


B.C.F. Halon 1211 (Stored pressure 12 lbs)
Langkah- langkah pelaksanaan :
* Turunkan BCF dari tempatnya
* Buka selang dari jepitannya
* Cabun pen penahan katup
* Pegang kepala semprotan dengan tangan kiri dan arahkan keatas
* Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba alat)
* Bawa alat tersebut ketempat kebakaran (minyak, kertas,
listrik dan lain- lain yang sesuai volumenya)
* Semprotkan ke sumber api dari arah datangnya angin
sehingga api padam.

Catatan :
* Asapnya mengandung gas chloor (beracun) dan menyebabkan karat
pada logam (segera jauhi asap tersebut).
* Benda logam yang terkena gas BCF sebaiknya dibersihkan agar
tidak berkarat
* Berat asapnya lebih kurang 4,5 kali dari berat udara.
 
CARBON DIOXIDE (CO2)
Langkah- langkah pelaksanaan :
* Turunkan CO2 dari tempatnya
* Lepaskan horn dari tempat jepitannya
* Putuskan lead seal (loces)
* Pegang horn, arahkan keatas (tangan kiri)
* Tekan katup (untuk mencobanya dengan tangan kanan)
* Bila penuh bawa ketempat kebakaran
* Semprotkan ke arah api dan usahakan menutup seluruh
daerah kebakaran

Perhatian :
Horn harus dipegang pada tempatnya (kayunya)
Sangat baik untuk kebakaran listrik.
PENEMPATAN ALAT PEMADAM API RINGAN
 
Rekomendasi untuk menempatkan alat pemadam api ringan :

1. Diletakkan pada jalur jalan keluar, dekat dengan pintu dan diberi label
yang mudah dibaca serta terlihat dengan jelas.
2. Cukup dekat dengan daerah berbahaya
3. Bila diletakkan pada gantungan (hanger), tinggi handle (pegangan)
dari lantai = 120 cm.
4. Suhu dimana akan diletakkan alat pemadam api tersebut adalah
antara 40 – 43 derajat C.
5 Pada gedung bertingkat :
* Posisi pada setiap lantai harus sama
* Diletakkan pada sudut- sudut gang (corridor) atau dekat pintu tangga
 
PEMILIHAN DAN PENENTUAN JUMLAH ALAT PEMADAM API
 
Pemilihan dan penentuan jumlah APAR yang diperlukan pada
suatu bangunan atau instalasi (British Standard) :
Bangunan / Instalasi Luas Lantai atau Kebutuhan Minimal
Permukaan
Jenis Satuan Isi / Berat
Gedung, Kantor < 200 Sq. Yd. Air 2 gallons
> 200 Sq. Yd. - Air 2 glns. / 200 Sq. Yd.
1000 Sq. Yd. Air Hose reel, Fire Hydrant
Pencucian di Bengkel dengan 5 – 8 Sq. Ft. D.C 7 lbs atau
Flammable liquid CO2 15 lbs atau
Foam 2 unit, @ 2 glns
8 – 20 Sq. Ft. D.C 20 lbs atau
Foam 3 unit @ 2 gallons
20 – 30 Sq. Ft D.C 30 lbs
Tempat penyemprotan dengan < 300 Sq. Yd. D.C 20 lbs / 100 Sq. Yd.
cat > 500 Sq. Yd. D.C 100 lbs / 500 Sq. Yd

Instalasi listrik < 20 Sq. Yd. D.C 7 lbs. atau


> 50 Sq. Yd. D.C 10 lbs.
D.C / CO2 100 lbs.

Anda mungkin juga menyukai