Anda di halaman 1dari 50

www.themegaIIery.

com

SISTEM PEMIPAAN PLUMBING DAN


SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
0
Gatot Hardiyanto (10308070)
Herckia Pratama DanieI (10308072)
Miftah Hazmi (10308073)
Sistem Pemipaan PIumbing
Sistem pemipaan pIumbing adaIah
suatu cara untuk mengaIirkan air
kesuatu tempat yang membutuhkan.
(Diktat KuIiah UtiIitas Bangunan, 2011)
Ada 2 sistem pemipaan, yaitu:
1. Sistem HorizontaI
2. Sistem VertikaI
Sistem HorizontaI
Sistem pemipaan pIambing secara sistem
horizontaI merupakan cara pengaIiran air ke
suatu tempat pembuangan atau tempat yang
memerIukan yang memiIiki eIevasi hampir
sama dari tempat semuIa. (Diktat KuIiah
UtiIitas Bangunan, 2011)
Beberapa haI yang harus dipertimbangkan
daIam perencanaan sistem horizontaI adaIah
mengenai kemiringan pipa dan kecepatan
aIiran. HaI tersebut harus diperhatikan karena
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Sistem pembuangan harus mampu
mengaIirkan dengan cepat air buangan yang
biasanya mengandung padatan
2. Biasanya pipa dianggap tidak penuh berisi
air buangan, meIainkan hanya tidak Iebih
dari 2/3 terhadap penampang pipa, sehingga
bagian atas yang "kosong" cukup untuk
mengaIirkan udara.
3. Kecepatan aIiran
4. Ukuran pipa
Sistem VertikaI
Sistem pemipaan pIambing secara
sistem vertikaI merupakan cara
pengaIiran air ke suatu tempat
pembuangan atau tempat yang
memerIukan yang memiIiki beda eIevasi
dari tempat semuIa. SaIah satu contoh
sistem verticaI yaitu sistem
pendistribusian air dengan
memanfaatkan grafitasi :
Sistem gravitasi
Dimana air buangan atau air bersih mengaIir dari
tempat yang Iebih tinggi secara gravitasi ke saIuran
umum yang Ietaknya Iebih rendah. Sebagai contoh
dari sistem gravitasi adaIah tangki gravitasi.
http://www.googIe.co.id/imgres?imgurI=http://rizkihidayah.fiIes.wor
dpress.com/2011/03/tower-air
Adapun kekurangan dari tangki grafitasi :
Jika tidak diberi akses yang baik
mengurasnya akan susah dan
Sering terjadi pemborosan air ketika
airnya tumpah biIa sistem kontroInya
tidak baik
DaIam kepuasan penggunaan, jika
digunakan shower dibutuhkan
ketinggian tangki yang memadai
sehingga bisa berakibat mahaI biaya
konstruksinya dan semakin susah
memeIiharanya
Sistem Penyediaan air panas
adaIah Air Bersih yg dipanaskan dengan
aIat tertentu dan digunakan untuk
kebutuhan tertentu.
Kebutuhann air panas untuk rumah
tinggaI atau rumah susun pemakaian air
menggunakan pancuran 50 L/or/hr, biIa
menggunakan bak mandi rendam 100
L/or/hr, kaIau ada mesin cuci piring
ditambah 60 L/hr setiap unit, dan mesin
cuci pakaian 150 L/hari setiap unit.
(sumber = SNI-2005-tata cara perencanaan sistem
pIumbing)
AIat pemanas yang sering digunakan:
1. Pemanas air dengan gas
2. Pemanas air dengan Iistrik
3. Pemanas air dengan memanfaatkan
energi buangan freon AC
4. Pemanas air dengan energi surya
Pemanas air dengan gas
(Sumber : setoeIkahfi.wordpress.com, 2009)
Pemanas air dengan Iistrik
Sumber : http://www.acme707.com, 2011
Pemanas air dengan memanfaatkan
energi buangan panas dari freon AC
(Sumber : http://wikabening.bIogspot.com, 2009)
Pemanas air dengan energi
surya
(Sumber : aw-berbagi.bIogspot.com, 2011)
Penyimpanan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih meIiputi
berbagai peraIatan seperti tangki air
bawah tanah (ground reservoar), tangki
atas atap (roof tank), pompa, dan
perpipaan.
Sumber : w21.indonetwork.co.id Sumber: www.freedompooIs.com.au , 2011
Roof Water Tank
Ground Reservoar
Sumber :www.panoramio.com, 2011
Water Tank
Air buangan/Air kotor
(Sumber : http://soponyonopati.bIogspot.com, 2010)
ApIikasi TeknoIogi Penampung Air
Hujan dan teknoIogi Air Air
conditioner
Apa definisi TeknoIogi
Penampungan Air Hujan (TPAH)
dan TeknoIogi Air Air
Conditioner (AC) (TPAC) adaIah
wadah untuk menampung air
hujan dan air AC sebagai air
baku, yang penggunaannya
bersifat individuaI atau skaIa
komunaI, dan diIengkapi
saringansi. TeknoIogi ini dapat
dimanfaatkan secara individu
atau masyarakat secara umum.
TeknoIogi ini juga dapat
diterapkan di sebuah
perkantoran atau universitas
yang mempunyai cakupan
wiIayah untuk menampung air
hujan dan air AC.
www.themegaIIery.com

SISTEM PEMADAM
KEBAKARAN
Pencegahan Kebakaran
KIasifikasi bangunan-bangunan menurut ketentuan struktur
utamanya terhadap api, dibagi daIam keIas A, B, C dan D
1. KeIas A
Struktur Utama harus tahan thd api minimaI 3 jm.
Biasanya merupakan bangunan umum seperti hoteI, pasar
raya, perkantoran, rumah sakit dan seterusnya.
2. KeIas B
Struktur Utama harus tahan terhadap api minimaI 2 jam
Biasanya merupakan bangunan hunian bertingkat, asrama,
sekoIah dan tempat peribadatan.
3. KeIas C
Struktur Utama arus taan t0radap api minima m.
Biasanya m0rupakan bangunan tidak b0rtingkat dan
s0d0rana.
4. KeIas D
Bangunan yang tidak t0rcakup daam k0as A, B dan C
yg diatur kusus/s0ndiri, s0p0rti instaasi NUKLR dan
gudang p0rs0nataan .
Pengaturan Lingkungan
Pengaturan Iingkungan untuk pencegahan kebakaran
dengan ketentuan yg meIiputi :
1. Pengaturan bIok dengan kemudahan pencapaian
(Sumber : Ica.wisc.edu, 2000)
2. Ketinggian bangunan
3. Jarak bangunan
(Sumber : rumah123.com, 2009)
T = !
(Sumber : karyasejati.com, 2009)
L = !
4. KeIengkapan bangunan
5. Pengaturan Ruang-ruang Efektif
(Sumber : indonetwork.co.id, 2011)
(Sumber : kpmbyogya.wordpress.com, 2008)
6. Ruang sirkuIasi
(Sumber : iszaI.wordpress.com, 2010)
Ruang SirkuIasi udara
6. JaIur Evakuasi
(safety4abipraya.wordpress.com, 2008)
JaIur Evakuasi
7. Penempatan Tangga yg tepat dengan pintu
kebakarannya
a. Harus diIengkapi pintu tahan api, minimum 2 jm dgn arah
bukaan ke arah ruangan tangga dan dpt menutu kembaIi secara
otomatis, diIengkapi Iampu dan tanda tanda petunjuk serta
ruangan tangga yg bebas asap.
b. Tangga kebakaran dIm ruang efektif mempunyai jarak maks 25
m n Iebar min 1,2 m.
c. Semua bahan finishing tangga terbuat dr bahan yg kuat thd api n
tangga tidak diperboIehkan berbentuk tangga putir/meIingkar.
d. Bahan eIektrikaI, penangkaI petir, pengkondisian udara/ac,
eskaIator dan eIevator juga harus terbuat dari bahan yg kuat
terhadap api. Control ducting / fire dumper adaIah aIat utk
menutup Iubang saat terjadi kebakaran sehingga api dan asap
tdk menjaIar ke ruangan Iain (Diktat KuIiah UtiIitas Bangunan,
2011)
(Sumber : pustekkom, 2006)
8. Harus diperhatikan Iebar gang kebakaran
(Sumber : vibizportaI.com, 2011)
Persyaratan Pencegahan
Kebakaran
Mempunyai bahan struktur utama dan finishing yang
tahan api
Mempunyai jarak bebas dengan bangunan di sekitarnya
Menempatkan tangga kebakaran sesuai dengan
persyaratannya.
Mempunyai pencegahan terhadap sistem eIektrikaI
Mempunyai pencegahan terhadap sistem penangkaI petir
Mempunyai aIat kontroI untuk ducting pada sistem
pengkondisian udara
Mempunyai sistem pendeteksian dengan sistem aIarm,
,utom,tic smoke dan he,t ventil,ting
Mempunyai aIat controI terhadap Iift
MeIakukan komunikasi dengan sistem komando untuk
pemadaman kebakaran (Diktat KuIiah UtiIitas Bangunan, 2011)
MateriaI Tahan Api
(Sumber : indonetwork.co.id, 2011)
(Sumber : indonetwork.co.id, 2011)
(Sumber : indonetwork.co.id, 2011)
Mortar Tahan Api
Rangka Atap Baja Ringan
Pipa Tahan Api
Pencegahan Sistem EIektrikaI
(Sumber : indonetwork.co.id, 2011)
(Sumber : indonetwork.co.id, 2011)
(Sumber : kaskus.us, 2011)
(Sumber : ikIanmaks.com, 2011)
Fire AIarm
Fire AIarm
SprinkIers
Ducting
KontroI Untuk Sistem Ducting
(Sumber : sheetcraft.webs.com, 2010)
Hidran Kebakaran
HK adaIah aIat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan
menggunakan aIat baku air yg dibagi 2, yaitu :
1. HK daIam gedung
2. HK daIam haIaman.
Uuntuk itu diperIukan 6 pendukung sebagai berikut :
1. Sumber persediaan air minimaI 60 menit dgn daya pancar 200
gaIon/mnt
2. Pompa kebakaran dgn sumber Iistrik tersendiri dr sumber daya Iistrik
darurat
3. SeIang kebakaran dgn diameter antara 1,5"-2" n tahan panas dgn
panjang min 30 meter
4. Tersedianya kopIing penyambungan = kopIing mobiI unit pemadam
kebakaran
5. Penempatan jeIas terIihat dan mudah terjangkau
6. Hidran haIaman hrs menggunakan katup pembuka, dgn diameter 4"
utk 2 kopIing, diameter 6" utk 3 kIopIing dan mampu mengaIirkan air
250 gaIon/mnt atau 950 Itr/mnt utk setiap kopIing (Diktat KuIiah
UtiIitas Bangunan, 2011)
www.themegaIIery.com

Pendekatan Upaya
Pencegahan dan
PenangguIangan
Kebakaran Di
Lingkungan
Permukiman Kumuh
Perkotaan
Contents
Add Your T0t in 0r0
Add Your T0t in 0r0
Add Your T0t in 0r0
Add Your T0t in 0r0
Add Your T0t in 0r0
Comp,ny
L/O/G/O
Sumber : bkprn.org, 2011
Bundaran HI di kota Jakarta
Pertumbuhan suatu kawasan dapat
terjadi demikian pesat.
Perkembangan kawasan - kawasan
strategis sebagai sentra - sentra
ekonomi diiringi dengan pertumbuhan
penduduk yang tinggi. (AngeIia, 2009)
kawasan megapoIitan
kawasan metropoIitan
kawasan perkotaan besar
kawasan perkotaan sedang
kawasan perkotaan keciI

K,,s,n
Berdasarkan jumIah penduduknya
terdapat 5 (Iima) kIasifikasi kawasan,
yaitu :
Menurut data yang diperoIeh dari PusIitbangkim - Bandung
bersama dengan Depdagri, tahun 1990 - 2009 diperoIeh
angka kebakaran di sejumIah kota metropoIitan sebagai
berikut :
Angka kebakaran di sejumIah kota metropoIitan tahun 1990 -
2009 (PusIitbangkim, 2009)
Peringkat Kota Keiadian Kebakaran
1 DKI Jakarta 900 1000 keiadian/tahun
2 Surabaya 360 keiadian/tahun
3 Medan 250 keiadian/tahun
4 Semarang 240 keiadian/tahun
5 Bandung 100 keiadian/tahun

(PusIitbangkim dan Depdagri, 2009)
CIick to edit titIe styIe
Add your titIe in here
Add your titIe in here
Add your titIe in here
ThemeGaIIery is a Design DigitaI Content & Contents maII
deveIoped by GuiId Design Inc.
ThemeGaIIery is a Design DigitaI Content & Contents maII
deveIoped by GuiId Design Inc.
ThemeGaIIery is a Design DigitaI Content & Contents maII
deveIoped by GuiId Design Inc.
ThemeGaIIery is a Design DigitaI Content & Contents maII
deveIoped by GuiId Design Inc.
1.Describe contents for a Chart
- Description of the company's sub contents
- Description of the company's sub contents
2.Describe contents for a Chart
- Description of the company's sub contents
- Description of the company's sub contents
1st Qtr
50
25.4
45
75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
CIick to edit titIe styIe
Chart TitIe in here Chart TitIe in here
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
W Cick to add T0t
Description of
the contents
Description of
the contents
Description of
the contents
"ThemeGaIIery is a Design DigitaI Content & "ThemeGaIIery is a Design DigitaI Content &
Contents maII deveIoped by GuiId Design Inc." Contents maII deveIoped by GuiId Design Inc."
CIick to edit titIe styIe
Peraturan untuk menunjang
sistem penangguIangan
kebakaran dan bencana Iainnya
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005
tentang Peraturan PeIaksanaan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2002;
UU no 28/2002 tentang
Bangunan Gedung
Peraturan Menteri PU No. 25/PRT/M/2008
tentang Pedoman Teknis Penyusunan
Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
di Perkotaan
Departemen
Pekerjaan Pekerjaan
Umum Umum
Direktorat
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
Upaya PenangguIangan Kebakaran
Konsep
WiIayah Manajemen Kebakaran
(WMK)
/ ire M,n,gement Are,
(FMA)
Konsep
WiIayah Manajemen Kebakaran
(WMK)
/ ire M,n,gement Are,
(FMA)
Pendekatan
AnaIisis Resiko Kebakaran
Pendekatan
AnaIisis Resiko Kebakaran
Beberapa konsep dan pendekatan yang dapat
diterapkan sebagai upaya penangguIangan kebakaran
khususnya di kawasan permukiman padat adaIah
sebagai berikut :
Ang0ia, 2009)
Konsep WiIayah Manajemen
Kebakaran (WMK)
Konsep ire M,n,gement Are, (FMA)
atau sering disebut sebagai konsep
WiIayah Manajemen Kebakaran
(WMK). WMK merupakan saIah satu
dasar pokok daIam perencanaan
sistem penangguIangan kebakaran di
perkotaan yang menentukan
efektivitas pemadaman suatu areaI
atau wiIayah yang diatur daIam
!0rm0n !U No. 25/!RT/M/2008)
Bagan AIir Menurut Permen PU No.
25/PRT/M/2008
Ang0ia, 2009)
R0siko daam kont0ks k0bakaran diartikan s0bagai
kombinasi antara k0c0nd0rungan t0radinya k0bakaran
dan kons0kw0nsi pot0nsi yang ditimbukannya.
Pertumbuhan
kebakaran
(fire history)
LeveI
proteksi
terpasang
Kepadatan
penduduk
Kerapatan
bangunan
LeveI
kesiapan
masyarakat
Penggunaan
Iahan (Iand
use)
faktor-
faktor
Ang0ia, 2009)
Bagan Resiko Bahaya
Sumb0r Ang0ia, 2009 d0ngan modifikasi )
Konsekuensi Konsekuensi
Potensial Potensial
Resiko
Korban
Luka
Korban
Luka
Stagnasi
Bisnis
Stagnasi
Bisnis
Rugi
MateriaI
Rugi
MateriaI
Pertumbuhan
kebakaran
(fire history)
LeveI
proteksi
terpasang
Kepadatan
penduduk
Kerapatan
bangunan
LeveI
kesiapan
masyarakat
Penggunaan
Iahan (Iand
use)
faktor-
faktor
Peranan Pemberdayaan Masyarakat
DaIam Upaya Pencegahan Kebakaran
Ada 2(dua) sistem pemberdayaan
masyarakat :
SPM
%op
Don
Bottom Up
emerlnLah berperan memberlkan pelaLlhan
kepada masvarakaL dlLandal denaan pemberlan
serLlflkaL kelulusan
MasvarakaL dlbekall llmu caracara pemadaman apl
ernaeLahuan menaenal peralaLan pemadam sederhana
MasvarakaL memlllkl lnlslaLlf sendlrl
unLuk membenLuk reau pemadam kebakaran
blasanva
dlkarenakan daerah LersebuL sanaaL rawan
Lerhadap bahava kebakaran
(conLohnva koLa Samarlnda onLlanak
dan alanakarava
vana sebaalan besar
wllavahnva
merupakan lahan aambuL
Sehlnaaa
rawan Ler[adl kebakaran)
Penutup
Sistem proteksi pasif pada bangunan Sistem proteksi pasif pada bangunan
!0ngawasan t0radap p0raturan !0ngawasan t0radap p0raturan
Pengaturan jarak-jarak antar bangunan Pengaturan jarak-jarak antar bangunan
Kompart0m0nisasi Kompart0m0nisasi
Sosiaisasi Sosiaisasi
Maint0nanc0 Maint0nanc0
www.themegaIIery.com

Anda mungkin juga menyukai