Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR KIMIA DALAM K3 LINGKUNGAN KERJA (5)

BAHAN MUDAH TERBAKAR SERTA CARA


PENCEGAHAN DAN
PEMADAMAN KEBAKARAN
I. BAHAN MUDAH TERBAKAR
I.1 Ujud zat : dapat berupa
 Padat : kertas. belerang, karbon, kayu, batu bara
 Cair : benzena, heksana,eter, minyak tanah, bensin
 Gas : asetilen, LPG, hidrogen

I.2. Sifat Kemudahan Terbakar : meliputi beberapa parameter


a) Flash point (titik nyala)
Suhu dimana uap diatas permukaan cairan dapat dibakar
NFPA menggunakan titik nyala sebagai pembeda antara :
 Flammable (mudah terbakar) : <100 (37,8oC)
 Combustible (dapat dibakar) : >100oF (37,8oC)
Potensi bahaya :
 Bahan ”flammable” : dapat terbakar pada suhu kamar oleh letikan atau
bunga api.
 Bahan “combustible ” dapat dibakar setelah dipanaskan
b) Konsentrasi mudah terbakar (flammable range)
Daerah konsentrasi dimana uap dapat dibakar, dibawah konsentrasi batas bawah
(LFL) atau diatas konsentrasi batas atas (UFL), uap tidak dapat dibakar
Potensi bahaya : pengumpulan uap pelarut organik atau gas dalam suatu ruangan
pada range konsentrasi tersebut amat explosive
c) Titik bakar (ignition point)
Suhu dimana zat terbakar dengan sendirinya tanpa bergantung pada sumber
pemanas. Contoh titik bakar : benzena : 5620 C ; CS2 : 1000 C.
Potensi bahaya : kontak bahan dengan logam panas dapat menimbulkan kebakaran
d) Sifat-sifat físika
Beberapa sifat físika bahan yang amat penting terkait bahaya bahan kimia mudah
terbakar adalah :
 Berat jenis uap (vs udara = 1)
Lebih berat dari pada udara maka uap bergerak dibawah dan sebaliknya
 Berat jenis cairan (vs air = 1)
Lebih ringan dari air : bila terbakar tidak boleh dipadamkan dengan air
kecuali bila larut dalam air. Pelarut tidak larut dalam air dan lebih ringan
dari air juga tidak boleh dibuang dalam lingkungan perairan (sungai atau
parit)
 Kelarutan dalam air : menentukan kemudahan pemadaman api
 Titik didih : semakin rendah semakin berbahaya

II. PROSES KEBAKARAN


II. 1. Reaksi kebakaran
Adalah reaksi suatu bahan (baik organik maupun anorganik) dengan oksigen.
Reaksi tersebut hanya dapat terjadi pada suhu tertentu. Contoh :
2 C2H2 + 5O2 4CO2 + 2H2O
2 H2 + O2  2H2O
2 Mg + O2  2MgO
Reaksi kebakaran hekekatnya adalah reaksi oksidasi – reduksi
II. 2. Teori Segi Tiga Api Tetrahedron Api
Terjadinya api memerlukan syarat adanya pertemuan tiga unsur yakni bahan,
oksigen dan panas. Disebut segi tiga api, artinya api hanya dapat terjadi
ketika ada pertemuan ketiga unsur diatas
Tetrahedron api : memperlihatkan adanya reaksi radikal yang menyebabkan reaksi
berantai disamping ke tiga unsur diatas. Teori ini disebut tetrahedron api. Teori ini
penting untuk pemadaman api yakni selain menyerap ketiga unsur diatas juga
dapat dilakukan dengan menyerap radikal bebas dengan halon (halogeneted hydro
earbon).

III. PENCEGAHAN KEBAKARAN


1. Menghindarkan bahan dari :
 Sumber pemanas
 Api atau loncatan bunga api : nyala, pengelasan
 Bara api : rokok atau bara logam
 Loncatan listrik : hubungan pendek, listrik statis
 Gesekan mekanis : gerinda
 Logan panas : oven, trafo, mesin
 Energi kimia : reaksi eksotemik
2. Menurunkan suhu bakar.
 Pendinginan wadah bahan dengan air
 Pendinginan reaktor kimia yang eksotermis
 Menghindari konsentrasi mudah terbakar dengan ventilasi
3. Menurunkan kadar oksigen
 Penambahan gas inert seperti N2 (hanya dapat dilakukan pada kondisi
tertentu)
Catatan.
 Kontak antara uap/gas bakar dengan titik nyala disebut ”flash back” dan
dapat terjadi pada jarak 3 sampai dengan 4 m. Hindari flash back.
 Sumber pemanas dapat berupa gesekan, goncangan dan sinar matahari.
Hindari penyimpanan bahan dari sunar matahari
 Pasang poster larangan merokok atau bahaya kebakaran

IV. BAHAYA KEBAKARAN


1. Api dan panas : menghanguskan harta dan benda, juga dapat menimbulkan cedera
dan kematian
2. Gas panas : - merusak paru-paru
- membakar benda lain
3. Asap : - mengganggu penglihatan dan pernafasan
- mengandung gas CO yang mematikan
- bergerak lebih dulu dari panas
4. Gas beracun :
- CO2 Pembakaran karbon tidak sempurna
- H2S : pembakaran kulit dan karet
- SO2 : Pembakaran kulit dan belerang
- HCN : Pembakaran busa, polisianida, akrilik
- HCl : Pembakaran PVC
- Fosgen : pembakaran organoklor

Pengendalian bahaya diatas :


 Personel pemadam api harus terlatih dan memakai alat
pelindung diri.
 Memilih alat pemadam api yang tepat agar api dapat segera
dipadamkan.

V. PEMADAMAN API
 Memilih APAR yang sesuai
 kebakaran pelarut organik lebih ringan
dari pada air dan tak larut dalam air (kelas B) tidak dapat dipadamkan
dengan air, karena akan membesar. Pemadaman dengan busa, bahan kimia
kering dan gas CO2 adalah tepat.
 Hanya kebakaran kayu juga kertas (kelas
A) yang dapat dimatikan dengan air
 Kebakaran peralatan listrik dapat
dipadamkan dengan air, setelah listruk dimatikan
 Pemadam api CO2, bubuk kimia kering
dan halon adalah pemadam api universal. Pemadam api halon tidak boleh
digunakan lagi kecuali di tempat khusus seperti pesawat terbang. Hal ini
dikhawatirkan halon akan merusak lapisan ozon di atmosfer
 Menggunakan alat pelindung diri
Mengingat adanya bahaya produk kebakaran diatas maka personal pemadam
api harus menggunakan APD yang sesuai
 Bila suatu bahan telah terbakar, maka lindungi wadah bahan
lain dengan pendinginan agar tidak menimbulkan ledakan
 Pemeriksaan APAR
- setiap 6 bulan atau 1 tahun, dilihat dari berat APAR
- posisi APAR harus terlihat dan mudah dijangkau dan diambil, tidak
boleh tersembunyi
- APAR yang tidak memenuhi persyaratan sebaiknya digunakan untuk
pelatihan
 Latihan pemadaman api
- setiap pekerja wajib berlatih memadamkan api sebab kebakaran dapat
terjadi dimana saja
- latihan pemadaman api dapat dilakukan setiap 6 bulan atau setiap tahun
dengan menggunakan APAR yang telah lama disimpan dan dapat diisi
kembali dengan yang baru
 Kunci penting pemadaman kebakaran
- Padamkan api sebelum besar secara cepat dan tepat ” Fire blanket ” atau
karung basah dapat digunakan untuk pemadaman
- Bila api telah membahayakan keselamatan gunakan APAR
- Arahkan semprotan APAR pada dasar api dari kebalikan arah angin.
Tenang dan jangan panik
- Bila api tak terkendali panggil pasukan pemadam kebakaran setempat
dan selamatkan diri

PERTANYAAN
1. Jelaskan hubungan antara titik nyala dengan LFL (Low Flammable Limit)
2. Apa bedanya antara flash point dan fire point
3. Apa bahayanya kalau pelarut seperti Benzena, heksana dan thinner dibuang
kedalam parit atau sungai
4. Bila dalam suatu pabrik terdapat logam aktif yang mudah terbakar seperti besi
sponge, pemadam api apa yang perlu disediakan oleh pabrik

PEMERIKSAAN
1. Penyimpanan. Bahan kimia mudah terbakar, tidak boleh disimpan berdekatan
dengan dapur atau api. Sebaiknya disimpan secara terpisah dari bahan lain atau
dalam almari tahan api
2. Keberadaan APAR : gas CO2, bubuk kimia kering, halon, hidran dan alarm.
3. Periksa ketinggian letak APAR, kemudahan untuk terlihat dan dijangkau, tanggal
pemeriksaan
4. Kejadian kebakaran atau hampir kebakaran serta sebab dan penanggulangan
kecelakaan yang pernah terjadi
5. Keberadaan poster-poster bahaya kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai