a. Pendahuluan
Rekomendasi bagi setiap negara anggota IMO harus melaksanakan
training bagi semua pelaut dalam hal :
Pencegahan kebakaran
Penanggulangnnya
b. Dasar Aturan
Advanced Fire Figthing diatur dalam STCW 78 Amandement 2010
aturan VI/3 STCW Code A aturan VI / 3 1,2,3,4.
Tujuan training Advanced Fire Figthing :
1) Memahami pengetahuan tentang pencegahan kebakaran.
2) Mampu memerintah, mengorganisasi dan mengendalikan
operasional pemadaman di kapal bila terjadi kebakaran.
3) Mampu melaksanakan pemeriksaan dan merawat peralatan
kebakaran yang ada di kapal.
C. Prinsip Dalam Penyelamatan
Semua crew harus familiar dalam keadaan darurat dengan cara latihan yang akan
meningkatkan ketrampilan dan kekompakan tim yang ada. Sebaiknya latihan dilakukan
selama kapal dalam pelayaran dan disaranakan melakukan simulasi kebakaran seperti di
kamar mesin, ruang akomodasi atau ruang muat dan dicoba dengan cara :
Bunyikan alarm
Turunkan kecepatan kapal
Tutup ventilasi
Minyak mentah 1 10
Acytelene 2,5 82
Spiritus 4,5 19
Kerosine : 0.9
Parafin : 0.6
Butan : 2.5
Propana : 1.56
Asetelene : 4.5
b) Berat jenis : perbandingan antara berat bahan / zat cair dengan berat
uap.
Kerosene : 0,8180
Gasoline : 0,7531
Solar : 0,8581
Crude oil : 0,8883
Air : 1,000
c) Gas hydrocarbon berat uapnya > 1 ( lebih berat dari udara ) sehingga uap
cenderung ke bawah permukaan tanah.
d) Cairan hydrocarbon ( minyak bumi ) Bj < 1 (lebih kecil dari air ) sehingga
bila tumpah di air akan berada di atas maka bisa terbakar
d. Bahaya Kebakaran dan Penyebarannya
Panas adalah salah satu komponen dalam unsur-unsur segitiga apidapat
menyebabkan timbulnya kebakaran
Bahan bakar mengalami perubahan temperatur sehingga mencapai titik
nyala
Bahan yang mencapai titik nyala mudah terbakar
Panas dapat berasal dari
1) Sumber panas
Mekanis
Gesekan logam-logam
Benturan benda-benda keras
Pemampatan
3) Sumber panas berasal dari reaksi kimia yang elektrotermis antara bahan
kimia yang oksidator dan educator.
• Kalium permanganat ( KmnO 4)
• glycerine
Sumber panas dapat berpindah tempat melalui 4 cara :
1. Radiasi
Proses pemindahan panas tanpa medium ( melalui gelombang electromagnet
pembawa panas / infra merah )
2. Konduksi
Proses perambatan panas dalam zat disertai perpindahan massa ( adanya
kontak langsung dua zat padat )
3. Konveksi
Proses perpindahan pada zat disertai perpindahan massa, terjadi pada zat
cair.
Konveksi alampemanas air
Konveksi paksamendinginkan air
Konveksi kebakaranmelalui udara
4. Loncatan bunga api
Suatu reaksi antara energi panas udara ( oksigen )
2. Media Pemadam
Adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memadamkan api /
kebakaran.Maksud memahami media pemadam ini agar dapat mengenal ciri
masing-masing media, keunggulan maupun kelemahannya sehingga dapat
memadamkan kebakaran yang efektif dan effisien.
Media pemadam dibagi atas 4 :
a. Media jenis padat
Pasir / tanah
Tepung kimia kering ( dry chemical powder )
1) Tepung kimia reguler :
Sodium bicarbonate ( NaHCO3 ) plus –50 C
Potasium Carbonate
Potasium Chloride ( KCl ) Super-K
2) Tepung kimia serba guna ( multi purpose dry chemical)
Mono Amonium Phaspate ( MAP),( NH4 ) H2PO4
Potasium Sulfide K2SO4
Ciri-ciri :
• Butirannya sangat halus ( Æ 15 – 60 micron)
• Sangat kering ( hampir 0 % kadungan air)
b. Media pemadam cair
1. Air tawar / laut
2. Busa / foam :
Busa kimia : Alumunium Sulfat + Natrium Bicarbonat
Busa mekanik : foam compound + air + udara
Jenis-jenis foam compound :
Fluro Protein
Light water aquaeous film forming foam ( AFFF)
Detergent foam
Protein hewani ( protein hydrolite )
C. Media pemadam jenis gas
Gas CO2 ( carbon dioksida)
Gas N2 ( Nitrogen gas )
Gas CO2 & N2 digunakan sebagai pendorong media tepung kimia kering.
2) Media cair
Fungsi utamanya pendinginan dan penyelimutan namun halon bekerja secara kimiawi(
memutus rantai reaksi api)
5. Kegiatan Pengelasan
a. Izin harus diberikan dari perwira yang bertanggung jawab sebelum
melakukan pengelasan.
b. Tidak ada material yang mudah terbakar di sekitarnya.
c. Siapkan karung basah.
d. Siapkan botol pemadam kebakaran yang siap digunakan.
e. Cegah jangan sampai bunga api ( sparks ) jatuh kebelakang hold atau
ventilator.
Portable dan semi portable extinguisher atau APAR kebakaran kecil di atas
kapal haruslah segera di padamkan
Fixed fire extinguisher system(sistem pemadam api tetap)
Untuk perlindungan bahaya kebakaran diatas kapal, SOLAS 1974 mengatur tentang
APAR :
1. Penggunaan media pemadam yang dapat menimbukan gas-gas dalam jumlah
banyak sehingga membahayakan orang, tidak boleh diizinkan.
Banyak faktor yang harus dianalisa bila system pemadam api tetap di pasang di atas
kapal, oleh sebab itu didesain berdasarkan :
Kelas kebakaran A,B,C,D dari potensi bahayanya
Media pemadam yang digunakan
Lokasi dari bahaya-bahaya spesifik
Potensi peledakan
Paparan
Efek terhadap stabilitas kapal
Metode pemadaman
Perlidungan terhadap keselamatan crew
Umumnya jenis system pemadam api tetap yang dipasang di kapal:
Fire main system
Automatic and manual sprinkles system
Spray system
Foam system
Carbon ditide system( CO2 System )
Halogen 1301
Dry chemical system
c) Pintu Pintu
Pintu-pintu tidak didesain khusus untuk dipakai dalam kejadian kebakaran di
kapal.