dan cara untuk mencegah suatu musibah. Pelatihan ini sangat diperlukan bagi kawan -
kawan yang berminat atau ingin bekerja di kapal pesiar. Karena BST ini adalah pelatihan
dasar yang wajib diikuti. Bukan hanya calon pelaut saja, tapi semua karyawan di
perusahaan, termasuk: Trainees & newcomers, semua karyawan, Office Staff, HSE
Department, Training & Development, Human Resources Development. Mereka semua
tersebut sebenarnya wajib mengikuti BST tersebut. Nah, karena postingan ini ditujukan bagi
teman - teman yang ingin berlayar (alias kerja di kapal pesiar), teman - teman wajib
mengetahui fungsi dan manfaat yang akan di dapat dalam pelatihan BST. Apa saja yang
diberikan dari BST ini??
Jadi dari BST kita akan mendapatkan beberapa materi penting tentang keselamatan, cara
menanggulangi bencana dll. Untuk materi pelatihannya mulai dari pengenalan peralatan, cara
penggunaan hingga cara untuk menyelamatkan nyawa seseorang.Dari materi tersebut, banyak
manfaat yang akan didapat. Manfaatnya antara lain:
- Menggugah kepedulian peserta akan pentingnya penerapan dan nilai K3 dilingkungan kerja,
- Meningkatkan pengetahuan peserta akan upaya pencegahan kecelakaan dilingkungan kerjanya,
- Meningkatkan moral Perusahaan dan karyawan serta mengurangi resiko kerugian bagi Perusahaan.
Untuk durasi pelatihan biasanya ada yang 8 hari bahkan 10 hari, tergantung dari pemberi program
itu sendiri. Per hari kita latihan selama 8 jam (08.00 - 16.00). Itu kita lakukan selama 8 hari. 6 hari
teori dikelas, dan 2 hari terakhir ujian praktek dan tulis.
1. Petunjuk Keselamatan
Penyelamatan jiwa manusia di laut merupakan suatu pengetahuan praktis pelaut yang menyangkut
bagaimana cara menyelamatkan diri maupun orang lain.
a. Terbakar
b. Tubrukan
c. Kandas
d. Bocor
e. Tenggelam
Di dalam proses penyelamatan jiwa, baik para penolong maupun yang ditolong harus memahami :
a) Cara menggunakan alat-alat penolong yang ada di kapal dan tehnik pelaksanaannya.
b) Persiapan – persiapan dan tindakan – tindakan yang harus diambil sebelum, selama terapung dan
bertahan di laut.
c) Tindakan – tindakan pada waktu naik sekoci / rakit penolong.
d) Tindakan – tindakan selama terapung dan bertahan di laut.
e) Penyelamatan jiwa manusia dan memberikan pertolongan kepada kepada orang lain yang berada
dalam bahaya adalah kewajiban dan tanggung jawab sebagai dasar dari konvensi Internasional
(SOLAS ’74) bab V. Peraturan 10, tentang berita – berita bahaya, kewajiban dan prosedur.
2. Prinsip Bertahan Hidup di Laut
a. Berusaha untuk tetap hangat, jika mungkin untuk tetap kering
b. Jangan berenang kecuali sangat diperlukan
c. Gunakan perlengkapan survival sesuai dengan petunjuk.
d. Gunakan peralatan yang anda temukan
e. Jangan makan / minum bahan – bahan yang mengandung alkohol
f. Jangan minum urin atau air laut karena akan menambah kebutuhan air / haus.
4. Kapal Tenggelam
Alat – alat penolong yang wajib disediakan di atas kapal untuk bertahan hidup apabila kapal
tenggelam sesuai SOLAS ’74 adalah :
a. Alat Penyelamatan Diri
Pelampung penyelamat, baju berenang, pakaian cebur, sarana pelindung panas.
b. Isyarat Visual
Cerawat tangan (redhand flare), Cerawat parasut (parachute signalI, Isyarat asap apung (buoyant
smoke signal).
c. Survival Craft :
• Sekoci Penolong
• Rakit Penolong (Kembung, tegar)
d. Sekoci Penyelamat (Rescue Boat)
e. Alat – alat Peluncur dan Embarkasi
f. Roket Pelempar Tali (Line Throwing Apliances)
ISYARAT BAHAYA.
d) Pembatalan
O O O Dari situasi kebakaraan dan keadaan darurat 3 tiup pendek pada suling kapal dan 3 bunyi
pendek pada alarm umum.
III. EVAKUASI
1. Meninggalkan Kapal (Abandon Ship)
Adalah suatu perintah nahkoda yang diambil bila mana keadaan darurat yang terjadi di atas kapal
seperti : Terbakar, Bocor, tidak dapat diatasi dan mengancam keselamatan jiwa di atas hapal.
Apabila mendengar perintah meninggalkan kapal maka seluruh awak kapal harus menuju ke stasiun
sekoci penolong untuk melaksanakan tugas, sesuai sijil meninggalkan kapal.
Para penumpang harus mengikuti petunjuk petugas yaitu :
• Berbaris dengan tertib untuk naik keatas sekoci penolong maupun rakit penolong kembung
(arahkan dengan benar).
• Bagi yang tersesat diarahkan kembali ke sekoci yang telah di tentukan (lihat sijil sekoci)
• Komandan sekoci memeriksa anak buah atau penumpang yang akan naik di sekocinya.
• Panggil nama satu per satu, kemudian periksa kelengkapannya (topi, life jacket, pakaian
secukupnya, sepatu dll).
• Pada waktu naik sekoci dahulukan :
- Anak – anak.
- Orang tua.
- Perempuan.
• Pada watu naik sekoci / rakit harap di bimbing.
Menggunakan sekoci dengan dewi – dewi gaya berat, pelaksanaan terdiri dari 6 orang anak buah
kapal.
a. Pasang plug (tutup lubang pembuangan air).
b. Periksa dan cabut harbour safety pins.
c. Lepaskan cashing / grips dan bebaskan sekoci dari baut lainnya (Periksa Triggers)
d. Periksa tali penahan (Tricing Pendants)
e. Dengan mengangkat handle dari rem, lengan dewi-dewi segera keluar, bersamaan dengan sekoci
di area sampai geladak embarkasi.
f. Pasang boat swain tackle dan rapatkan sekoci ke lambung kapal.
g. Lepaskan tricing pendants (dengan melemparkan pelican hook).
h. Penumpang dan ABK naik / masuk ke sekoci (dahulukan anak-anak, perempuan dan orang tua).
Duduk ditempat yang rendah dengan tenang.
i. Area boat swain tackle, lepaskan dari blok tali lopor dan lemparkan ke kapal.
j. Turunkan sekoci sampai di permukaan air, perhatikan ombak.
k. Lepaskan ganco tali lopor (hook falls), dahulukan yang di buritan atau bersamaan, dan segera
pasang kemudi dan celaga (rudder and tiller)
l. Lepaskan / cabut pasak tali tangkap (toggle painter) kemudian tarik tali tangkap untuk memberikan
laju terhadap sekoci.
m. Dayung sekoci menjauh dari kapal tenggelam, untuk menghindari hisapan
Catatan : Rumus ini untuk sekoci yang panjangnya 24 kaki atau 7,3 Meter.
a. Kapal Barang
Jumlah kapasitas sekoci di satu lambung harus mampu menampung seluruh orang yang berada di
atas kapal.
b. Kapal Penumpang
Jumlah kapasitas sekoci di satu lambung harus mampu menampung setengah jumlah orang yang
berada di atas kapal, jika jumlah kapasitas yang 50 % lagi hanya mampu menampung 37,5 %, maka
12,5 diganti dengan rakit kapsul (ILR).
c. Kapal Tanker
Di perbolehkan hanya membawa 2 sekoci penolong dengan syarat :
1. Satu sekoci di masing – masing lambung.
2. Panjang sekoci tidak boleh lebih dari 28 kaki / 8,5 meter.
3. Ujung belakang sekoci paling sedikit 1,5 x panjang sekoci di muka baling – baling.
4. Diletakkan sedekat mungkin dengan air.
Persyaratan :
1. Jumlah minimum sekoci penyelamat pada kapal penumpang.
a) Kapal isi kotor > 500 ton
Paling sedik 1 sekoci penolong pada setiap sisi kapal.
b) Kapal isi kotor < 500 ton Paling sedikit membawa satu sekoci penyelamat. 2. Kapal barang paling
sedikit membawa satu sekoci penyelamat untuk tiap sisi kapal. 3. Sekoci penyelamat harus
ditempatkan : a. Sekoci ditempatkan dalam keadaan posisi yang layak untuk peluncuran dan
pengangkatan kembali. b. Harus dalam keadaan terus menerus siap untuk diluncurkan dalam waktu
tidak lebih dari 5 menit. c. Penataan sekoci penyelamatan tidak boleh merintangi pengoperasiaan
pesawat luput maut lainnya. V. ALAT – ALAT PENOLONG PERORANGAN Persyaratan alat-alat
penolong berdasarkan peraturan Internasional SOLAS (Safety Of Life at Sea) 1978, amandemen
tahun 1983, Chapter III section II & IV, Solas 1983, meliputi :
a. Dibuat dari bahan yang tepat oleh orang yang ahli
b. Tahan terhadap suhu –30 oC s/d +65 oC.
c. Diberi warna yang menyolok.
d. Dilengkapi dengan bahan yang dapat memantulkan cahaya.
e. Dapat dioperasikan dengan mudah dan baik dalam segala kondisi laut.
f. Di beri tanda masa berlaku dengan jelas.