Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AUDIT KEPATUHAN

AUDIT KEPATUHAN PADA INSTANSI PERGURUAN


TINGGI

Dosen Pengampu: 1. Drs. Sukirman, M.Si, QIA

2. Badingatus Solikhah, S.E, M.Si, Akt, CA

Disusun oleh :
1. Vivi Ayuning Tyas (7211415020)
2. Ela Mey Reta (7211415091)
3. Agatha Alda Aldiana (7211415151)
4. Risna Ade Tarantika (7211415155)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

1
AUDIT KEPATUHAN PADA INSTANSI PERGURUAN TINGGI

A. Sistem Penjamin Mutu Internal (SPMI)


Reformasi Indonesia tahun 1998 telah menghembuskan angin perubahan
diberbagai sektor kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satunya adalah
lahirnya konsep otonomi dalam pelaksanaan pemerintahan yang secara perlahan
mengurangi dominasi campur tangan pemerintah. Termasuk otonomi di sektor
pendidikan tinggi. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Undang Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana perguruan tinggi
memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di lembaganya. Sejak saat itu
kurikulum nasional/kurikulum inti, legalisasi ijazah dan ujian negara Perguruan
Tinggi Swasta, sebagai bentuk pengendali mutu oleh pemerintah dihapuskan.
Agar proses otonomi pendidikan tinggi tersebut berjalan dengan baik dan terarah,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menginisiasi gagasan penjaminan mutu
didalam perguruan tinggi yang dituangkan dalam buku yang berjudul Pedoman
Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi pada tahun 2003, saat itu kebijakan tersebut
masih bersifat himbauan.
Namun, demi akselerasi peningkatan mutu pendidikan tinggi di tanah air,
pemerintah mewajibkan semua perguruan tinggi melaksanakan penjaminan mutu
pendidikan tinggi atau istilahnya SPM Dikti seperti yang tercantum dalam
Undang Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Sebagaimana
dijelaskan dalam pasal 54 ayat 6 dan 8 yang kemudian dituangkan dalam
Permenristekdikti Nomor 62 Tahun 2016 sebagai pengganti Permendikbud
Nomor 50 Tahun 2014, SPM Dikti adalah kegiatan sistemik untuk meningkatkan
mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan. Sedangkan,
tujuannnya adalah menjamin pemenuhan standar pendidikan tinggi sehingga
berkembang budaya mutu di perguruan tinggi di Indonesia. Oleh karena itu SPM
Dikti mengintegrasikan tiga struktur sebagai berikut:
1. Sistem Penjamin Mutu Internal (SPMI)
SPMI dilaksanakan oleh setiap perguruan tinggi. SPMI sendiri merupakan
kegiatan sistemik penjaminan mutu perguruan tinggi secara mandiri untuk
mengendalikan dan meningkatkan penyelengaraan pendidikan tinggi
secara bersama dan berkelanjutan. Dengan demikian setiap perguruan

2
tinggi dapat mengembangkan sendiri SPMI yang sesuai dengan visi dan
misi, sejarah, nilai dasar yang menjiwai pendirian perguruan tinggi itu,
jumlah program studi dan sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
serta budaya perguruan tinggi yang bersangkutan tanpa campur tangan
pihak lain. Namun, tentu saja tetap harus mengikuti standar nasional
pendidikan tinggi atau SN Dikti sesuai dengan Permenristekdikti Nomor
44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi sebagai
pengganti Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
2. Sistem Penjamin Mutu Eksternal (SPME) atau Akreditasi
SPME yang dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi dan Lembaga Akreditasi Mandiri.
3. Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
Baik pada perguruan tinggi maupun kemenristekdikti,

Meski memiliki otonomi khusus setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan


lima tahapan siklus utama SPMI, yang sesuai dengan Pasal 52 ayat 2 Undang
Undang Dikti, yaitu:
1. Penetapan Standar
Setiap perguruan tinggi memiliki otonomi untuk merumuskan dan
menetapkan sendiri berbagai standar dikti yang secara kuantitatif dan/atau
secara kualitatif melampaui standar nasional dikti.
2. Pelaksanaan Standar
Setelah standar dikti ditetapkan, para akademika serta tenaga kependidikan
wajib melaksanakannya agar cita-cita yang tercantum dalam standar dikti
tersebut dapat tercapai.
3. Evaluasi Pelaksanaan Standar
Evaluasi yang dapat dilakukan dalam bentuk monitoring, evaluasi diri
serta Audit Mutu Internal (AMI) pada setiap perguruan tinggi. Hal ini
penting untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana standar dikti
dilaksanakan, dipenuhi atau diwujudkan dengan benar.

3
4. Pengendalian Pelaksanaan Standar
Jika standar sudah dipenuhi atau dilampaui maka langkah berikutnya
menigkatkan standar dikti yang ditetapkan oleh perguruan tinggi. Namun,
jika yang terjadi sebaliknya maka langkah pengendalian dilakukan dalam
bentuk tindakan korektif dan perbaikan.
5. Peningkatan Standar Dikti
Hal ini dilakukan setelah melewati 4 tahap dalam siklus SPMI.

Pelaksanaan 5 tahapan siklus SPMI ini berkaitan erat dengan standar di dalam
SPMI dimana standar yang harus digunakan dalam SPMI setiap perguruan tinggi
adalah standar nasional dikti dan standar dikti yang ditetapkan oleh setiap
perguruan tinggi. Standar nasional dikti ditetapkan oleh menteri seperti yang
dijabarkan dalam pasal 54 Undang Undang Dikti. Standar nasional dikti
merupakan standar yang meliputi standar nasional pendidikan ditambah dengan
standar nasional penelitian dan standar nasional pengabdian kepada masyarakat.
Sedangkan standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh masing-masing
perguruan tinggi yang bersifat akademik maupun non akademik disusun agar
mampu melampaui standar nasional dikti
Prinsip SPMI yang sesuai dengan Undang Undang dikti dapat dirangkum
sebagai berikut;
1. Otonom
SPMI dikembangkan dan diimplementasikan secara mandiri oleh setiap
perguruan tinggi.
2. Terstandar
SPMI menggunakan standar nasional dikti yang ditetapkan oleh menteri
dan standar dikti yang ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi.
3. Akurat
SPMI menggunakan data dan informasi yang akurat pada pangkalan data
dikti.
4. Berencana dan Berkelanjutan
SPMI harus diimplementasikan berdasarkan 5 tahapan dalam siklus SPMI
yang telah dijelaskan diatas.

4
5. Terdokumentasi
Seluruh tahapan dalam siklus SPMI di dokumentasikan secara sistematis.

SPMI dijalankan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi


secara berencana dan berkelanjutan tercapainya tujuan tersebut dapat diukur
dengan terlaksananya visi dan misi serta pemenuhan kebutuhan pemangku
kepentingan perguruan tinggi yang bersangkutan.
Fungsi dari pelaksanaan SPMI tersebut adalah:
1. Meningkatkan mutu pendidikan tinggi
2. Mewujudkan visi dan misi perguruan tinggi
3. Sarana untuk memperoleh status akreditasi dan peringkat terakreditasi
program studi dan perguruan tinggi
4. Memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan perguruan tinggi

Dokumen SPMI dapat berbentuk buku atau dokumen lainnya, yang terdiri dari:
1. Buku/dokumen Kebijakan SPMI
Dokumen ini berisi garis besar bagaimana perguruan tinggi memahami,
merancang dan mengimplementasi SPMI dalam penyelenggaraan
pendidikan tinggi sehingga terwujud budaya mutu pada perguruan tinggi
tersebut. Buku/dokumen ini membahas antara lain visi, misi dan tujuan,
latar belakang perguruan tinggi menjalankan SPMI, daftar dan definisi
istilah dalam dokumen SPMI serta garis besar kebijakan SPMI pada
perguruan tinggi,
2. Buku/dokumen Manual SPMI
Yaitu sebuah dokumen yang berisi petunjuk teknis tentang cara, langkah
atau prosedur dalam penetapan, pelaksanaan, evaluasi pelaksanaan,
pengendalian pelaksanaan, serta peningkatan standar dikti secara
berkelanjutan oleh pihak yang bertanggung jawab dalam implementasi
SPMI baik pada unit pengelola program studi maupun pada perguruan
tinggi. Buku/dokumen ini memuat antara lain tujuan dan maksud manual
SPMI, luas lingkup SPMI, dan rincian yang harus dilakukan dalam
implementasi SPMI oleh pemangku kepentingan internal perguruan
tinggi..

5
3. Buku/dokumen Standar SPMI
Sebuah dokumen yang berisi berbagai kriteria, ukuran atau spesifikasi dari
seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk mewujudkan
visi dan misinya. Buku/dokumen ini antara lain memuat indikator
pencapaian standar dikti, strategi pencapaian dikti, dan pihak yang terlibat
dalam pemenuhan standar dikti
4. Buku/dokumen Formulir SPMI atau Proforma SPMI
Sebuah dokumen tertulis berisi kumpulan formulir, proforma yang
digunakan dalam mengimplementasikan standar dikti dan berfungsi untuk
mencatat hal atau infomasi ketika standar dikti diimplementasikan.

Implementasi SPMI adalah sebuah tindakan kongkrit setiap perguruan tinggi


yang dimulai dari menyusun dan menetapkan seluruh dokumen SPMI,
melaksanakan isi dokumen tersebut khususnya upaya mencapai dan melampaui
standar dikti, mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan standar dikti dan
yang terakhir yaitu meningkatkan standar dikti.
Pada akhirnya keberhasilan SPMI akan sangat bergantung dari dukungan
semua pihak khususnya akademika dan tenaga kependidikan yang diharapkan
memiliki kesadaran yang utuh bahwa budaya mutu adalah pola pikir, pola sikap
dan pola perilaku dari semua pihak yang berkepentingan di perguruan tinggi
tersebut
B. Audit Mutu Internal (AMI)
Audit Mutu Internal (AMI) merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam
satu siklus SPMI (Sistem Penjamin Mutu Internal) yang dilakukan dalam upaya
peningkatan mutu. AMI biasanya dilaksanakan secara periodik, yaitu dilakukan
minimal sekali dalam satu tahun. Audit Mutu Internal Perguruan Tinggi adalah
audit mutu yang dilaksanakan secara internal oleh universitas atau perguruan
tinggi. Audit mutu sendiri merupakan pengujian atau pemeriksaan yang
dilakukan secara sistematis dan independen. Kata sistematis disini maksudnya
adalah bahwa AMI harus direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi melalui
suatu siklus audit. Sedangkan independen, maksudnya adalah bahwa AMI harus
dilakukan oleh auditor yang tidak langsung terlibat dalam kegiatan auditee. Audit
mutu dilaksanakan untuk menetapkan:

6
1. Apakah kegiatan mutu dan hasil berkaitan sesuai dengan peraturan
yang telah direncanakan.
2. Apakah pengaturan-pengaturan yang direncanakan diterapkan secara
efektif dan sesuai untuk mencapai tujuan.
3. Kesesuaian dan ketidaksesuaian unsure-unsur sistem mutu dengan
standar yang telah ditentukan.

Audit mutu internal bertujuan untuk memeriksa sejauh mana perguruan


tinggi/ organisasi menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di
lingkungan perguruan tinggi/ organisasi yang menggunakan ISO 9001:2008
sebagai standar acuannya. Tujuan AMI diantaranya:
1. Melihat kesesuaian antara kondisi aktual dengan apa yang tertulis di
dokumen. Kondisi aktual bisa berupa record/ catatan mutu ataupun
observasi dengan melihat tata cara dalam melakukan tugas atau
pekerjaanya, apakah sudah sesuai dengan yang tertulis dalam prosedur/
instruksi kerja.
2. Audit juga bertujuan untuk melihat potensi improvement (efektifitas
dan efisiensi) dari suatu proses.
3. Audit bertujuan sebagai alat untuk memonitor implementasi sistem
manajemen yang diterapkan, apakah sudah sesuai dengan yang
diinginkan atau masih perlu ditingkatkan lagi, sekaligus memetakan
mana yang sudah bagus dan mana yang belum begitu bagus, sehingga
dapat membuat langkah-langkah perbaikan dengan segera.
C. Studi Kasus Audit Mutu Internal di Universitas Negeri Semarang
Audit Mutu Internal (AMI) bertujuan untuk menetapkan tata cara Audit Mutu
Internal di lingkungan Universitas Negeri Semarang, sebagai upaya perbaikan
efektivitas sistem manajemen mutu, penilaian peluang perbaikan serta
peningkatan performa organisasi. Hal ini berlaku terhadap seluruh tahapan audit
mulai dari perencanaan audit, pelaksanaan audit hingga rincian tindak lanjut.
Dengan sumber referensi:
1. ISO 9001:2008
2. Manual Mutu

7
Audit Mutu Internal adalah audit mutu yang dilakukan oleh Universitas
Negeri Semarang dengan tujuan untuk menentukan kesesuaian dan menilai
efektivitas dari sistem manajemen mutu yang diterapkan.
 Auditor adalah orang yang bertugas untuk melakukan audit.
 Auditee adalah orang atau pihak (Bidang/Urusan/Unit) di Universitas
Negeri Semarang yang diaudit.
 Klien adalah orang atau organisasi yang meminta audit.
 Kriteria audit adalah set kebijakan, prosedur atau persyaratan yang dipakai
sebagai rujukan.
 Bukti audit adalah rekaman/arsip pernyataan fakta atau informasi lain yang
relevan dengan kriteria audit dan dapat diverifikasi.
 Temuan audit adalah hasil penilaian bukti audit yang terkumpulkan
terhadap kriteria audit.
 Tindakan Koreksi adalah segala tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.
 Verifikasi adalah penegasan, melalui penyediaan bukti obyektif bahwa
persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi.
 Bukti Obyektif (Objective Evidence) adalah segala informasi kualitatif
atau kuantitatif, catatan atau peryataan fakta yang mendukung /
membuktikan adanya atau kebenaran sesuatu.

Audit Mutu Internal dilaksanakan minimal satu kali dalam setahun. Terdapat
beberapa kegiatan yang menunjang pelaksanaan Audit Mutu Internal dan menjadi
materi utama bahan mengaudit bagi Auditor, yaitu:
1. Penilaian kinerja dosen dalam pembelajaran, direncanakan dilaksanakan
dua kali dalam setahun, yaitu di tengah dan akhir tahun.
2. Evaluasi kinerja fakultas dan program studi / jurusan, direncanakan
dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu di akhir tahun.
3. Pengukuran kepuasan mahasiswa, mengacu pada Prosedur Mutu
Pengukuran Kepuasan Pelanggan (PM BPM-05) , direncanakan
dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu di akhir tahun.

8
Tiga kegiatan pada poin di atas dilaksanakan menggunakan instrumen sesuai
masing-masing kegiatan. Frekuensi pelaksanaan Audit Mutu Internal ditentukan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Tingginya atau kecenderungan meningkatnya ketidaksesuaian.
b. Perubahan yang signifikan dalam manajemen, organisasi, kebijakan, atau
teknik yang dapat mempengaruhi sasaran mutu.
c. Hasil pelaksanaan Audit Mutu Internal sebelumnya.

Pemilihan Auditor dan pelaksana audit harus memperhatikan objektivitas dan


independensi (tidak menjadi bagian dari unit kerja yang diaudit). Kriteria temuan
Audit Mutu Internal terdiri atas:
a. Ketidaksesuaian, yaitu tidak terpenuhinya prosedur atau peraturan lain
yang telah ditetapkan.
b. Remarks (Saran perbaikan) yaitu saran yang diberikan Auditor kepada
Auditee untuk memperbaiki proses, sarana, maupun sumber daya manusia,
yang bertujuan untuk peningkatan kinerja.
Berikut merupakan prosedur yang dilakukan:
Prosedur Umum

9
Prosedur Detail

Program Audit Mutu Internal (AMI)

Persiapan Audit Mutu Internal

10
Pelaksanaan Audit Mutu Internal

Audit Mutu Internal (AMI) dilaksanakan dengan tujuan untuk :


1. Mengukur tingkat kesesuaian pelaksanaan prosedur mutu SMM ISO
9001:2008 pada tingkat Fakultas, Prodi dan Unit Pendukung Akademik,
2. Mengetahui pencapian sasaran mutu berbasis Renstra yang dilakukan
ditingkat Fakultas, Prodi, dan Unit Pendukung,
3. Mengukur kepuasan stakeholder internal terhadap layanan Unnes
(Dosen, dan tenaga kependidikan), dan
4. mengukur kinerja layanan skripsi mahasiswa.
AMI tahun 2013 telah dilaksanakan Badan Penjaminan Mutu (BPM) Unnes
pada tanggal 16 s/d 20 Desember 2013 dengan empat ruang lingkup audit yang
meliputi:
1. Kinerja Unit Fakultas dalam Implementasi SMM ISO dan IWA 2:2007,
2. Kinerja Unit Program Studi dalam Implementasi SMM ISO dan IWA
2:2007,
3. Kinerja Unit Pendukung dalam implementasi SMM ISO dan IWA
2:2007,
4. Kinerja Kepuasan Dosen danTenaga Kependidikan terhadap Layanan
Unnes,

11
5. Kepusan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen dalam pembelajaran, dan
6. Kinerja Dosen dan Tenaga Kependidikan Unnes.
AMI dilaksanakan secara serentak di 8 Fakultas, 47 Program Studi, LP2M, 2
Badan (BPM dan BPTIK), UPT Perpustakaan, dan 2 Biro (BAAKK dan BAUK)
dilingkungan Universitas Negeri Semarang dengan melibatkan 54 orang Auditor
Internal ISO.
Penilaian Kinerja Unit diukur melalui implementasi Fakultas dan Program
Studi terhadap prosedur mutu ISO (PM-ISO) yang telah ditetapkan yaitu terdapat
PM Akademik, mulai dari Penerimaan mahasiswa baru sampai dengan wisuda
dan Prosedur Mutu Non akademik. AMI ISO tahun ini merupakan audit
kepatuhan (Compliance Audit) terhadap prosedur mutu yang telah ditetapkan dan
Audit Kinerja ketercapaian sasaran mutu yang telah ditetapkan masing-masing
Fakultas, Prodi, dan unit pendukung. Hasil analisis laporan AMI ISO yang
dilakukan berdasarkan pengumpulan data temuan audit dimasing-masing
Fakultas, Program Studi, dan unit pendukung dapat dilaporkan sebagai berikut:
I. Universitas Negeri Semarang
Laporan AMI ini mengukur kinerja implementasi sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007 dalam mencapaikan sasaran mutu
universitas yang telah ditetapkan ditahun 2013. Dari hasil audit ada
beberapa temuan kesesuaian dan ketidaksesuaian terhadap kinerja capaian
sasaran mutu dibandingkan dengan targetnya, dimana temuan
ketidaksesuaian menunjukan adanya capaian yang masih dibawah target
yang telah ditetapkan dan juga adanya temuan ketidakcukupan bukti atau
data yang mendukung capaian kinerja sasaran mutu masing-masing
indicator, secara lengkap temuan masing-masing Fakultas dapat ditunjukan
dalam tabel berikut.
Tabel
Rekap Temuan Audit ISO tingkat Universitas
TEMUAN TEMUAN KETIDAK-
NO FAKULTAS KESESUAIAN SESUAIAN
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 FIP (6 prodi) 25 44.64% 31 55.36%

12
2 FBS (13 prodi) 37 66.07% 19 33.93%
3 FIS (6 prodi) 32 57.14% 24 42.86%
4 FMIPA (9 prodi) 37 66.07% 19 33.93%
5 FT (4 prodi) 34 60.71% 22 39.29%
6 FIK (4 prodi) 18 32.14% 38 67.86%
7 FE (4 prodi) 37 66.07% 19 33.93%
8 FH (1 prodi) 39 69.64% 17 30.36%
Total 259 57.81% 189 42.19%
Sumber : Laporan AMI Tahun 2013

II. Fakultas Ilmu Keolahragaan


Laporan AMI ini mengukur kinerja implementasi sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007 dalam mencapaikan sasaran mutu
yang telah ditetapkan ditahun 2013 pada tingkat Fakultas dan Program studi.
Dari hasil audit ada beberapa temuan kesesuaian dan ketidaksesuaian
terhadap kinerja capaian sasaran mutu dibandingkan dengan targetnya,
dimana temuan ketidaksesuaian menunjukan adanya capaian yang masih
dibawah target yang telah ditetapkan dan juga adanya temuan
ketidakcukupan bukti atau data yang mendukung capaian kinerja sasaran
mutu masing-masing indicator, secara lengkap temuan masing-masing prodi
di Fakultas dapat ditunjukan dalam tabel berikut.
Tabel

Rekap Temuan Audit ISO tingkat FIK

NO Prodi TEMUAN KESESUAIAN TEMUAN KETIDAK-


SESUAIAN

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 IKM 32 57% 24 43%

2 IKOR 25 44.64% 31 55%

13
3 PJKR 15 26.79% 41 73%

4 PKLO 26 46.43% 30 54%

5 Fakultas 18 32.14% 38 68%

Total 116 41.43% 164 58.57%

Hasil temuan audit di FIK, tentang implementasi ISO 9001:2008 Tahun


2013 antara lain:
1. Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat terdapat ketidaksesuaian antara
lain: (a) kehadiran dosen dalam perkuliahan (b) rerata waktu
penyelesaian skripsi (c) dosen berkualifikasi S3 (d) program
kerjasama inernasional yang terealisasi.
2. Prodi Ilmu Keolahragaan terdapat ketidaksesuaian antara lain:
(a)ketersediaan deskripsi, SAP, Silabus dan kontrak perkuliahan (b)
rerata waktu penyelesaian skripsi (c) publikasi riset dalam jurnal
nasionL (d) dosen berkualifikasi S3 dan guru besar (e) ruang kuliah
yang memenuhi standar.
3. Prodi PJKR terdapat ketidaksesuaian antara lain: (a) kehadiran dosen
dalam perkuliahan b) rerata waktu penyelesaian skripsi (c) publikasi
riset dalam jurnal nasional terakreditasi d) dosen berkualifikasi S3
dan guru besar (e) jumlah kerjasama nasional maupun internasional.
4. Prodi PKLO terdapat ketidaksesuaian antara lain: (a) ketersediaan
deskripsi, SAP dan Silabus (b) kehadiran dosen dalam perkuliahan
(c) publikasi riset dalam jurnal nasioan maupun internasional (e)
prosentase dosen berkualifikasi S3 dan guru besar.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://sertifikat-iso.com/audit-mutu-internal-iso-9001

upm2.ipdn.ac.id

Video tentang Sistem Penjamin Mutu Internal Pendidikan Tinggi (SPMI Dikti)
yang diakses pada (http://m.youtube.com/atch?v=PW62gLQNQvE)

15

Anda mungkin juga menyukai