Anda di halaman 1dari 28

Pusat Pembinaan Profesi Keuangan

Kementerian Keuangan

TEMUAN-TEMUAN UMUM
HASIL PEMERIKSAAN
TAHUN 2021

Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL) Online
Akuntan Publik
Disusun oleh:
Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK), Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.

Disclaimer
Modul ini disusun sebagai salah satu materi dalam kegiatan Pendidikan Profesional Berkelanjutan
(PPL) bagi Akuntan Publik yang diselenggarakan secara Online oleh PPPK bekerjasama dengan IAPI.
Modul ini memuat temuan-temuan yang secara umum dijumpai selama pelaksanaan pemeriksaan
kepada Akuntan Publik dan atau Kantor Akuntan Publik yang dilakukan oleh Pusat Pembinaan Profesi
Keuangan selama tahun 2021. Temuan hasil pemeriksaan yang disajikan pada modul ini hanya
sebagian dan bersifat contoh. Apabila terdapat perbedaan penafsiran antara modul ini dengan
substansi regulasi atau standar yang berlaku, maka yang digunakan sebagai pedoman penerapan
tetap mengacu pada Regulasi dan Standar dimaksud.

2
PENDAHULUAN

I. Landasan Hukum Pemeriksaan

Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan:

a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik (selanjutnya disebut


UU);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2012 tentang Komite Profesi Akuntan


Publik (selanjutnya disebut PP 84);

c. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik


(selanjutnya disebut PP 20);

d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.01/2021 tentang Pembinaan dan


Pengawasan Akuntan Publik (pengganti PMK 154/PMK.01/2017); Note: berlaku
efektif 3 (tiga) bulan sejak diundangkan (diundangkan tanggal 15 Desember 2021).

e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang Prinsip Mengenali


Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 155/PMK.01/2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang Prinsip
Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik (selanjutnya disebut
PMK 55/2017 jo PMK 155/2017);

f. Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Nomor SE-2/PPPK/2018


tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Berbasis Risiko
Bagi Akuntan dan Akuntan Publik;

g. Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Nomor SE-7/PPPK/2019


tentang Panduan Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan
Akuntan Publik;

h. Surat Edaran Kepala PPPK Nomor SE-5/PPPK/2021 tentang Metode Pelaksanaan


Pemeriksaan/Pemantauan Profesi Keuangan;

i. KMK No. 1/KM.1/12021 tentang Rencana Pemeriksaan Tahunan terhadap Akuntan


Publik, KAP dan/atau Cabang KAP Tahun 2021;

j. KMK No 1531/KM.1/2021 tentang Rencana Pemeriksaan Tahunan terhadap


Akuntan Publik, KAP dan/atau Cabang KAP Tahun 2022;

k. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) – Standar Pengendalian Mutu 1 dan


Standar Audit (SA); dan

3
l. Peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan jasa yang
diberikan.

Berikut adalah ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik yang relevan dengan proses pemeriksaan:

Pasal 51

(1) Dalam melakukan pengawasan, Menteri melakukan pemeriksaan terhadap


Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAP.

(2) Menteri dapat menunjuk pihak lain untuk dan atas nama Menteri untuk melakukan
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Dalam melakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri
berwenang untuk:

a. meminta keterangan, informasi dan/atau dokumen kepada Pihak Terasosiasi;


dan

b. meminta keterangan, informasi dan/atau dokumen kepada asosiasi profesi.

(4) Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAP dilarang menolak atau menghindari
pemeriksaan dan menghambat kelancaran pemeriksaan.

(5) Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAP yang diperiksa wajib memperlihatkan
dan meminjamkan kertas kerja, laporan dan dokumen lainnya serta memberikan
keterangan yang diperlukan termasuk kertas kerja yang berkaitan dengan nasabah
penyimpan dan simpanannya.

(6) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan
ayat (5) hanya dilakukan untuk memperoleh keyakinan atas kepatuhan Akuntan
Publik, KAP, dan cabang KAP terhadap Undang-Undang ini dan peraturan
pelaksanaannya, serta SPAP.

(7) Pemeriksa yang ditugasi oleh Menteri wajib menjaga kerahasiaan informasi yang
diperolehnya dari Akuntan Publik yang diperiksa.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan terhadap Akuntan Publik,
KAP, dan/atau cabang KAP diatur dalam Peraturan Menteri.

4
Pemeriksaan untuk menilai kepatuhan atas kewajiban AP/KAP sebagaimana diatur
pada pasal 25, 26, 27, 28, dan 29 UU AP.

Pasal 25

(1) Akuntan Publik wajib:

a. berhimpun dalam Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh


Menteri;

b. berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bagi Akuntan


Publik yang menjadi pemimpin KAP atau pemimpin cabang KAP wajib
berdomisili sesuai dengan domisili KAP atau cabang KAP dimaksud;

c. mendirikan atau menjadi Rekan pada KAP dalam jangka waktu 180 (seratus
delapan puluh) hari sejak izin Akuntan Publik yang bersangkutan diterbitkan
atau sejak mengundurkan diri dari suatu KAP;

d. melaporkan secara tertulis kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat
30 (tiga puluh) hari sejak:

i. menjadi Rekan pada KAP;

ii. mengundurkan diri dari KAP; atau

iii. merangkap jabatan yang tidak dilarang dalam Undang-Undang ini;

e. menjaga kompetensi melalui pelatihan professional berkelanjutan; dan

f. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, dan mempunyai integritas yang


tinggi.

(2) Akuntan Publik dalam memberikan jasanya wajib:

a. melalui KAP;

b. mematuhi dan melaksanakan SPAP dan kode etik profesi, serta peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan jasa yang diberikan; dan

c. membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas kerja tersebut.

(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d serta pelatihan profesional berkelanjutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 26

Akuntan Publik bertanggung jawab atas jasa yang diberikan.

5
Pasal 27

(1) KAP atau cabang KAP wajib:

a. mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa di


bidang akuntansi;

b. mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha;

c. memiliki dan menjalankan sistem pengendalian mutu; dan

d. memasang nama lengkap kantor pada bagian depan kantor.

(2) KAP yang mempunyai Rekan warga negara asing dan/atau mempekerjakan warga
negara asing wajib menugaskan Rekan dan/atau pegawai dimaksud untuk
menyusun dan menjalankan program pengembangan profesi akuntan publik
dan/atau dunia pendidikan akuntansi secara cuma-cuma.

(3) KAP wajib menyampaikan secara lengkap dan benar paling lambat pada setiap
akhir bulan April kepada Menteri:

a. laporan kegiatan usaha dan laporan keuangan untuk tahun takwim


sebelumnya; dan

b. laporan program dan realisasi tahunan program pengembangan profesi


akuntan publik dan/atau dunia pendidikan akuntansi bagi KAP sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).

(4) KAP wajib melaporkan secara tertulis kepada Menteri:

a. perubahan susunan Rekan;

b. perubahan pemimpin KAP dan/atau pemimpin cabang KAP;

c. perubahan domisili pemimpin KAP dan/atau pemimpin cabang KAP;

d. perubahan alamat KAP;

e. berakhirnya kerja sama dengan KAPA atau OAA;

f. pencabutan izin KAPA yang melakukan kerja sama dengan KAP oleh otoritas
negara asal KAPA; atau

g. pembubaran OAA yang melakukan kerja sama dengan KAP.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4) diatur dalam Peraturan Menteri.

6
Pasal 28

(1) Dalam memberikan jasa asurans sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1),
Akuntan Publik dan KAP wajib menjaga independensi serta bebas dari benturan
kepentingan.

Pasal 29

(1) Akuntan Publik dan/atau Pihak Terasosiasi wajib menjaga kerahasiaan informasi
yang diperolehnya dari klien.

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan apabila digunakan
untuk kepentingan pengawasan oleh Menteri.

(3) Menteri wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya dari Akuntan
Publik dan/atau Pihak Terasosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

II. Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan adalah untuk menilai kepatuhan Akuntan Publik (AP) dan Kantor
Akuntan Publik (KAP) terhadap UU, PP, PMK, dan peraturan perundang-undangan
terkait jasa yang diberikan serta SPM 1 dan SPAP.

III. Jenis-Jenis Pemeriksaan

Jenis-jenis pemeriksaan sesuai ketentuan PMK 186/PMK.01/2021 yaitu:

a. Pemeriksaan Reguler;

Pemeriksaan berkala yang dilakukan berdasarkan rencana pemeriksaan tahunan.

b. Pemeriksaan Tematik;

Pemeriksaan berkala yang dilakukan dengan lingkup pemeriksaan tertentu

berdasarkan kebijakan Kepala Pusat, yang dapat ditetapkan dalam rencana


pemeriksaan tahunan.

c. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan yang dilakukan apabila:

• hasil pemeriksaan reguler, pemeriksaan tematik, dan/ atau pemeriksaan


khusus sebelumnya memerlukan tindak lanjut; atau

• terdapat pengaduan masyarakat atau informasi yang layak ditindaklanjuti.

7
Jenis-jenis pemeriksaan sesuai ketentuan PMK No 154/PMK.01/2017

a. Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan rencana pemeriksaan tahunan yang


ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri.

b. Pemeriksaan Sewaktu-waktu

Pemeriksaan yang dilakukan apabila:

• Hasil pemeriksaan berkala yang memerlukan tindak lanjut;

• Terdapat pengaduan masyarakat yang perlu ditindaklanjuti; atau

• Terdapat informasi yang layak ditindaklanjuti.

c. Evaluasi Pelaksanaan Sistem Pengendalian Mutu

Pemeriksaan untuk mengevaluasi desain dan implementasi sistem pengendalian


mutu KAP dan/atau cabang KAP.

d. Pemantauan terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dilakukan untuk memantau pelaksanaan atas rencana


perbaikan yang disampaikan kepada Akuntan Publik, KAP dan/ atau cabang KAP.

IV. Ruang Lingkup Pemeriksaan

a. Aspek Administratif

Pemeriksaan aspek administratif dilakukan untuk menilai kepatuhan AP dan KAP


terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan di bidang jasa Akuntan
Publik yang meliputi:

1) Aspek administratif umum AP dan KAP.

Bertujuan untuk menilai kepatuhan AP dan KAP yg bersifat administratif


terhadap UU, PP dan PMK

Misal: Kewajiban pengelolaan KAP, Penggunaan Nama KAP, Kantor Cabang


KAP, Tenaga Profesional Asing, Laporan Kegiatan KAP, Kerjasama dengan
KAPA dan OAA.

2) Aspek administratif terkait kertas kerja pelaksanaan pemberian jasa


profesional. Pengecekan terhadap keberadaan seluruh kertas kerja atas
Laporan Auditor Independen (LAI) yang ditandatangani oleh Akuntan Publik.

8
Bertujuan untuk menilai kepatuhan AP/KAP dalam menyusun dan menyimpan
kertas kerja pelaksanaan pemberian jasa profesional.

3) Aspek administratif terkait perpajakan.

Bertujuan untuk menilai kepatuhan AP dalam menyelesaikan kewajiban


perpajakan terkait pelaksanaan pemberian jasa profesionalnya yaitu terkait
pemenuhan kewajiban penyetoran PPN.

4) Aspek administratif terkait ketentuan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa


(PMPJ).

Bertujuan untuk menilai kepatuhan KAP dalam mematuhi ketentuan yang


berlaku pada PMK 55/2017 jo PMK 155/2017 tentang PMPJ.

Lingkup pemeriksaan:

• Status pendaftaran KAP pada aplikasi Go Anti Money Laundering (GoAML).

• Penetapan kebijakan internal penerapan PMPJ paling sedikit mengenai


prosedur penerapan PMPJ, prosedur pemantauan dan pengawasan
kepatuhan PMPJ untuk menjamin terlaksananya PMPJ serta prosedur
penerimaan dan pelatihan pegawai.

• Implementasi atas kebijakan internal terkait penerapan PMPJ tersebut.

b. Aspek Teknis

Pemeriksaan aspek teknis dilakukan untuk menilai kepatuhan AP dan KAP


terhadap Standar Profesional Akuntan Publik yang meliputi:

1) Standar Pengendalian Mutu 1 (SPM 1)

Pemeriksaan dilaksanakan untuk menilai kesesuaian desain dan implementasi


sistem pengendalian mutu KAP (SPM KAP) dengan SPM 1.

2) Standar Audit – Standar Profesi Akuntan Publik (SA – SPAP)

Pemeriksaan dilaksanakan untuk menilai kepatuhan Akuntan Publik terhadap


SA SPAP dalam pelaksanaan jasa profesional atas sampel yang ditentukan
oleh Tim Pemeriksa.

9
PROSES BISNIS PEMERIKSAAN AKUNTAN PUBLIK DAN KAP

I. Perencanaan

Analisis Profil Risiko Pemeriksaan

a. Analisis Profil Risiko Pemeriksaan terkait Kualitas Audit

Penyusunan Profil risiko dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang


mempengaruhi kualitas audit.

b. Analisis Profil Risiko Pemeriksaan terkait PMPJ

Pemetaan (mapping) risiko mempertimbangkan penilaian risiko sektoral (SRA:


Sectoral Risk Assessment) untuk Akuntan dan Akuntan Publik yang ditetapkan oleh
PPPK.

II. Rencana Pemeriksaan Tahunan (RPT)

RPT ditetapkan dengan Keputusan Menterian Keuangan.

RPT sebagai dasar pelaksanaan pemeriksaan berkala/ reguler.

RPT memuat jumlah dan nama Akuntan Publik dan KAP yang akan diperiksa dalam
1 (satu) tahun.

Pertimbangan penyusunan RPT adalah jumlah hari efektif setahun, lingkup


pemeriksaan, anggaran, alokasi hari untuk kegiatan pemeriksaan, alokasi untuk
masing-masing jenis pemeriksaan dan jumlah pegawai, dan profil risiko.

Metode penyusunan RPT:

1. Memperoleh data AP/KAP;

2. Melakukan analisis & menyusun profil risiko AP/KAP;

3. Menghitung man-days & alokasi man-days;

4. Menentukan jumlah dan objek pemeriksaan (AP/KAP) yang masuk RPT 2022;
dan

5. Penetapan RPT 2022 oleh Sekjen a.n Menkeu.

III. Profil Penyusunan Risiko Akuntan Publik/KAP

Penyusunan profil risiko AP/KAP mempertimbangkan risiko yang berkaitan dengan


kualitas audit dan risiko yeng berkaitan dengan PMPJ (mapping risiko berdasarkan
sectoral risk assessment/SRA)

10
Dari penyusunan profil tersebut, diperoleh kategori risiko AP/KAP sebagai berikut:

a. KAP Risiko Tinggi (Merah);

b. KAP Risiko Sedang (Kuning); dan

c. KAP Risiko Rendah (Hijau).

IV. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan hasil pemeriksaan, PPPK dapat mengenakan sanksi dan/atau


kewajiban penyampaian rencana perbaikan (Action Plan) kepada AP dan KAP.

Apabila berdasarkan analisis hasil pemeriksaan AP dan KAP diwajibkan untuk


menyampaikan Action Plan, maka Bidang Pemeriksa Profesi Akuntansi (Bidang
PPA) dapat melakukan pemantauan lapangan atas implementasi rencana
perbaikan yang disampaikan.

V. Rencana Pemeriksaan AP dan KAP

Rencana pemeriksaan tahun 2022

Pemeriksaan Reguler: 82 Akuntan Publik dan 76 KAP.

Pemeriksaan Tematik 10 KAP (Tematik PMPJ: 7, tematik SPM KAP:3).

Pemeriksaan Khusus (berdasarkan pengaduan/hasil analisis).

Rencana pemeriksaan tahun 2021

Pemeriksaan Berkala: 74 Akuntan Publik dan 67 KAP.

Pemeriksaan SPM KAP 10 KAP.

Pemeriksaan Sewaktu-waktu: (berdasarkan pengaduan/hasil analisis).

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN

I. Pemeriksaan Lapangan

a. Pertemuan pembuka

Pada tahap ini dilaksanakan pertemuan awal untuk membuka seluruh tahapan
pemeriksaan dengan menyampaikan tujuan, ruang lingkup, tahapan dan jadwal
pelaksanaan kegiatan.

b. Penelusuran dokumen

Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti audit yang memadai berupa
dokumentasi kertas kerja audit yang menunjukkan bahwa AP dan KAP telah
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang jasa Akuntan Publik

11
dan menyelenggarakan sistem pengendalian mutu KAP secara memadai.
Dokumentasi dimaksud meliputi dokumen administratif AP dan KAP, dokumentasi
desain dan implementasi sistem pengendalian mutu KAP, dan dokumentasi kertas
kerja audit atas perikatan audit umum yang dilaksanakan AP.

c. Permintaan keterangan

Dalam prosedur permintaan keterangan, pemeriksa melakukan wawancara,


klarifikasi dan/atau konfirmasi atas fakta-fakta yang diperoleh selama penelusuran
dokumen. Secara umum, pemeriksa dituntut untuk mengklarifikasi kondisi-kondisi
yang mengindikasikan ketidakpatuhan dan/atau pelanggaran AP dan KAP terhadap
ketentuan aspek administratif, keberadaan kertas kerja pemberian jasa profesional,
pelaporan perpajakan, Prinsip Mengenali Pengguna Jasa, desain dan implementasi
sistem pengendalian mutu KAP serta Standar Audit.

Meskipun prosedur permintaan keterangan biasanya mengkomunikasikan hasil


penelusuran dokumen, akan tetapi permintaan keterangan dapat dilakukan selama
pemeriksaan berlangsung dan bukan merupakan prosedur yang hanya dapat
dilakukan setelah prosedur penelusuran dokumen selesai dilakukan.

d. Penyusunan Simpulan Sementara Hasil Pemeriksaan (SSHP)

Pada tahap ini Tim Pemeriksa melakukan penyusunan simpulan sementara atas
hasil pemeriksaan berdasarkan penelusuran dokumen, klarifikasi, serta analisis
fakta-fakta yang ditemukan selama pemeriksaan.

e. Pembahasan SSHP dan Pertemuan Penutup

Pada tahap ini dilaksanakan pembahasan SSHP antara Tim Pemeriksa dengan
KAP. KAP dapat memberikan tanggapan terhadap SSHP secara tertulis maupun
secara lisan. Tanggapan dimaksud dituangkan dalam Risalah Pembahasan Hasil
Pemeriksaan. Selanjutnya dilakukan pertemuan penutup untuk mengakhiri proses
pemeriksaan.

II. Pelaporan Hasil Pemeriksaan

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) disusun berdasarkan SSHP dan hasil


Pembahasan SSHP pada Pertemuan Penutup.

Berdasarkan PMK Nomor 186/PMK.01/2021, hasil pemeriksaan di sampaikan


paling lambat 60 hari setelah selesai pemeriksaan. Pada praktiknya, LHP
diselesaikan kurang dari 14 hari.

12
LHP disampaikan kepada Akuntan Publik dan KAP sebagai lampiran dari Surat
Hasil Pemeriksaan yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan atas nama Kepala
Pusat.

TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan:

Berdasarkan hasil pemeriksaan, PPPK dapat mengenakan sanksi dan/atau kewajiban


penyampaian rencana perbaikan (action plan). Bidang Perizinan dan Kepatuhan Profesi
Akuntansi (PKPA) PPPK melakukan analisis bobot pelanggaran atas temuan
pemeriksaan dan memproses pengenaan sanksi administratif sesuai ketentuan yang
berlaku.

Untuk kewajiban penyampaian rencana perbaikan, hal tersebut disampaikan paling lama
30 hari setelah tanggal surat Kepala PPPK terkait kewajiban penyampaian rencana
perbaikan ditetapkan.

PPPK dapat melakukan pemantauan lapangan atas implementasi rencana perbaikan


yang disampaikan.

TEMUAN UMUM HASIL PEMERIKSAAN 2021

I. Pelaksanaan Pemeriksaan AP dan KAP pada tahun 2021

Jumlah KAP
Jenis Pemeriksaan Jumlah AP diperiksa
diperiksa

Berkala 67 74

Sewaktu-waktu 1 1

SPM KAP 13 13

Total 81 88

II. Pengelompokan Temuan

Temuan Administratif PMPJ

Temuan SPM

Temuan Standar Audit

13
III. Kategori Temuan Aspek Administratif PMPJ

1. Ruang Lingkup Pemeriksaan PMPJ

Status pendaftaran KAP pada aplikasi GoAML.

Penetapan kebijakan penerapan PMPJ paling sedikit mengenai: prosedur


penerapan PMPJ, prosedur pemantauan dan pengawasan kepatuhan PMPJ
untuk menjamin terlaksananya PMPJ serta prosedur penerimaan dan pelatihan
pegawai.

Implementasi atas kebijakan internal terkait PMPJ tersebut.

2. Temuan-temuan Umum Aspek Administratif PMPJ

Berikut adalah beberapa temuan yang secara umum ditemukan selama


pelaksanaan pemeriksaan tahun 2021:

a. Temuan Status Terdaftar

Berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui sebanyak 3% KAP belum terdaftar


dalam Aplikasi GoAML. Terkait dengan adanya migrasi sistem dari Gathering
Report and Information Processing System (GRIPS) ke GoAML, perlu menjadi
perhatian bagi KAP untuk melakukan pengkinian data.

Contoh temuan:

KAP belum melakukan registrasi atau belum melakukan pengkinian data pada
Aplikasi Go Anti Money Laundering (GoAML) yang diselenggarakan oleh
PPATK sebagai prosedur kewajiban pelaporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan.

b. Temuan Desain

Berdasarkan hasil pemeriksaan 2021, porsi temuan terbanyak yaitu sebesar


45% KAP belum menetapkan kebijakan dan prosedur pemantauan dan
pengawasan PMPJ. Selain itu, terdapat 37% KAP belum menetapkan
kebijakan dan prosedur penerimaan dan pelatihan pegawai terkait PMPJ.
Kemudian, sebanyak 18% KAP belum menetapkan kebijakan dan prosedur
terkait langkah-langkah penerapan PMPJ.

Contoh temuan:

KAP belum sepenuhnya menyusun kebijakan internal PMPJ, dalam hal:

• belum menyusun prosedur pemantauan dan pengawasan PMPJ;

14
• belum menyusun prosedur penerimaan dan pelatihan pegawai; dan

• tidak terdapat pemetaan ruang lingkup dan analisis risiko pengguna jasa
dan/atau Beneficial Owner.

c. Temuan Implementasi

Berdasarkan hasil pemeriksaan 2021, porsi temuan implementasi PMPJ


terbanyak yaitu 47% KAP belum mengimplementasikan pemantauan PMPJ,
disusul posisi kedua sebesar 43% KAP belum mengimplementasikan pelatihan
PMPJ dan memantau profil pegawai secara periodik. Terakhir, sebanyak 10%
KAP belum mengimplementasikan PMPJ pada perikatan yang menjadi sampel
pemeriksaan.

Contoh temuan:

KAP belum sepenuhnya mengimplementasikan PMPJ, dalam hal:

• belum terdapat dokumentasi komunikasi penerapan PMPJ;

• belum melakukan pemantauan transaksi;

• belum mendokumentasikan penilaian profil risiko bisnis BO;

• belum mendokumentasikan hasil komunikasi secara memadai dan hasil


persetujuan manajemen atas rencana pelaksanaan prosedur PMPJ pada
perikatan PT ABC tahun buku 20XX; dan

• belum menatausahakan dokumen dan sistem pencatatan pelaksanaan


PMPJ.

d. Saran Perbaikan:

• Melakukan pendaftaran dan pengkinian data pada Aplikasi GoAML yang


diselenggarakan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK) sebagai prosedur kewajiban pelaporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan.

• Menetapkan kebijakan internal PMPJ sesuai dengan SE-7 tahun 2019


yang memuat:

- Kebijakan dan prosedur langkah-langkah penerapan PMPJ;

- Kebijakan dan prosedur pemantauan dan pengawasan kepatuhan


PMPJ untuk menjamin terlaksananya PMPJ, serta

15
- Kebijakan dan prosedur penyaringan dalam rangka penerimaan
karyawan baru (pre-employee screening), pengenalan dan
pemantauan terhadap profil karyawan, serta program pelatihan bagi
pegawai terkait PMPJ secara berkesinambungan.

• Mengimplementasikan kebijakan dan prosedur tersebut untuk kemudian


didokumentasikan secara memadai.

IV. Kategori Temuan Aspek Teknis: Sistem Pengendalian Mutu

1. Ruang Lingkup Pemeriksaan

Fokus pemeriksaan PPPK terkait Sistem Pengendalian Mutu adalah:

• Kesesuaian desain kebijakan dan prosedur pada SPM KAP dengan SPM 1.

• Implementasi yang dilakukan AP/KAP terhadap kebijakan dan prosedur SPM


KAP yang telah ditetapkan.

Unsur-Unsur dalam Sistem Pengendalian Mutu 1 adalah sebagai berikut:

a. Tanggungjawab Kepemimpinan atas Mutu;

b. Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku;

c. Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien;

d. Sumber Daya Manusia;

e. Pelaksanaan Perikatan; dan

f. Pemantauan.

2. Temuan-temuan Umum Aspek Teknis: Sistem Pengendalian Mutu

Berikut adalah beberapa temuan yang secara umum ditemukan selama


pelaksanaan pemeriksaan tahun 2021. Penyajian temuan-temuan umum pada
modul ini akan disajikan menurut persentase temuan paling besar.

a. Unsur Pelaksanaan Perikatan

Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi tebanyak yaitu sebesar 45,1%.

Contoh temuan desain:

KAP belum menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai:

• Kriteria jenis klien yang memerlukan Engagement Quality Control and


Review (EQCR) dan kriteria pihak yang melaksanakan EQCR.

16
• Jangka waktu pengarsipan kertas kerja final paling lama 60 hari setelah
LAI diterbitkan.

• Pelaksanaan proses supervisi dan konsultasi.

Contoh Temuan Implementasi:

KAP belum melaksanakan kebijakan dan prosedur SPM KAP secara memadai
mengenai:

• Tidak ada dokumentasi pelaksanaan supervisi dan konsultasi pada kertas


kerja.

• Tidak mengevaluasi kebutuhan EQCR dan tidak menunjuk pihak yang


tepat untuk melaksanakan EQCR.

• Tidak mengimplementasikan pengarsipan kertas kerja final paling lambat


60 hari setelah tanggal LAI diterbitkan.

b. Unsur Pemantauan

Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi sebesar 15,5%.

Temuan Desain:

KAP belum menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai:

• Periode pelaksanaan pemantauan.

• Persyaratan sebagai pihak pemantau adalah yang tidak boleh terlibat


dalam tim perikatan.

Temuan Implementasi:

KAP belum melaksanakan kebijakan dan prosedur Pemantauan.

c. Unsur Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan


Perikatan Tertentu

Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi sebesar 14,7%.

Temuan Desain:

KAP belum menetapkan kebijakan dan prosedur untuk meyakini bahwa KAP
telah memiliki kompetensi, kemampuan, sumber daya dan integritas klien
(berikut dengan formulir yang mampu mengakomodir prosedur tersebut).

17
Temuan Implementasi:

KAP belum melaksanakan kebijakan dan prosedur SPM KAP secara memadai
mengenai:

• Tidak terdapat dokumentasi analisis pendahuluan beserta dokumen


pendukung dalam rangka penerimaan dan keberlanjutan hubungan
dengan klien.

• Tidak terdapat dokumentasi analisis penerimaan yang merujuk pada


penilaian integritas manajemen, kompetensi KAP (waktu dan sumber
daya) dan independensi AP dan KAP terhadap calon klien.

d. Unsur Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku

Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi sebesar 12,6%.

Temuan Desain:

KAP belum mengatur ketentuan dan prosedur terkait kewajiban KAP untuk
memperoleh konfirmasi tertulis mengenai kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur independensi dari personel KAP, sekurang-kurangnya sekali dalam
satu tahun.

Temuan Implementasi:

KAP belum mendokumentasikan reviu terhadap kondisi sekeliling yang


menimbulkan ancaman terhadap independensi.

e. Unsur Sumber Daya Manusia

Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi sebesar 9,2%.

Temuan Desain:

KAP belum menetapkan kebijakan terkait dengan promosi, kompensasi dan


estimasi kebutuhan personel KAP.

Temuan Implementasi:

KAP belum melaksanakan kebijakan dan prosedur SPM KAP secara memadai
terkait:

• Belum mengimplementasikan ketentuan minimal pengembangan


profesional staf pada tahun 2020.

18
• Belum mendokumentasikan proses evaluasi kinerja staf.

• Belum terdapat dokumentasi terkait dengan implementasi proses


rekrutmen seperti wawancara dan proses terkait dengan masa percobaan
pegawai sampai dengan menjadi pegawai di KAP.

f. Unsur Tanggung Jawab Kepemimpinan atas Mutu

Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi sebesar 2,9%.

Temuan Desain:

KAP belum sepenuhnya menetapkan desain Sistem Pengendalian Mutu KAP


sesuai dengan SPM 1 dalam hal sistematika dan penamaan unsur-unsur
Sistem Pengendalian Mutu KAP belum sesuai dengan SPM 1.

Temuan Implementasi:

KAP belum sepenuhnya mengimplementasikan kebijakan dan prosedur unsur


Tanggung Jawab Kepemimpinan atas Mutu, dalam hal KAP belum
mendokumentasikan pelaksanaan budaya internal yang mengakui pentingnya
mutu dalam melaksanakan suatu perikatan berupa pelaksanaan kegiatan rapat
periodik.

Saran Perbaikan:

• Menetapkan desain SPM KAP yang sesuai dengan sistematika unsur yang
ditentukan dalam SPM 1.

• Membuat desain SPM KAP yang memenuhi ketentuan SPM 1 namun tetap
mempertimbangkan kemampuan KAP dalam melaksanakannya.

• Mengomunikasikan SPM KAP kepada seluruh personel KAP baik pusat


maupun cabang secara tepat waktu.

• Mendokumentasikan pelaksanaan rapat periodik dalam rangka penguatan


budaya internal yang mampu mendorong kualitas/ mutu KAP.

• Menetapkan kebijakan dan prosedur pemerolehan konfirmasi


independensi seluruh personel KAP sekurang-kurangnya sekali dalam
setahun.

• Mendokumentasikan reviu terhadap kondisi sekeliling yang menimbulkan


ancaman terhadap independensi.

19
• Mendokumentasikan prosedur penilaian terkait integritas manajemen,
kompetensi KAP (waktu dan sumber daya) dan independensi AP dan KAP
terhadap calon klien.

• Mendokumentasikan proses rekrutment, promosi, serta pengembangan


kompetensi staf.

• Melakukan pelatihan staf auditor dapat dilaksanakan secara internal.

• Merancang kebijakan dan prosedur terkait EQCR yang sesuai dengan


kondisi KAP masing-masing

• Merancang kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa pengarsipan


kertas kerja tidak lebih dari 60 hari setelah LAI diterbitkan, dan
mengimplementasikan kebijakan dan prosedur tersebut.

• Mendokumentasikan pelaksanaan reviu kertas kerja secara memadai.

• Membuat checklist atas prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan (pada


tahapan planning) dan mengecek pelaksanaan prosedur tersebut pada
proses reviu.

• Menetapkan jangka waktu pelaksanaan pemantauan secara berkala


dalam desain SPM KAP.

• Menetapkan kriteria pihak yang bertanggung jawab sebagai pemantau.

• Mendokumentasikan pelaksanaan pemantauan secara memadai.

V. Aspek Teknis: Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

Pemeriksaan atas Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) bertujuan untuk menilai
kepatuhan AP terhadap SPAP dalam memberikan jasanya. Dalam modul ini, hasil
pemeriksaan akan difokuskan pada 5 (lima) standar audit dengan jumlah temuan
terbanyak dan 2 (dua) standar audit lainnya sebagai berikut:

a. SA 500 Bukti Audit

Tujuan auditor adalah untuk merancang dan melaksanakan prosedur pemerolehan


bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat menarik kesimpulan memadai sebagai
basis opini auditor.

Dalam pelaksanaan pemeriksaan, Tim Pemeriksa mengambil beberapa sampel


akun untuk mereviu prosedur yang dilakukan dalam rangka pemerolehan bukti
audit. Beberapa temuan terkait SA 500 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah
sebagai berikut:

20
Temuan umum terkait pengujian akun Aset Tetap:

1) Tidak ditemukan dokumentasi prosedur pengecekan fisik aset tetap.

2) Tidak terdapat pengujian ke dokumen kepemilikan aset tetap.

3) Tidak melakukan pengujian penambahan dan pengurangan aset tetap.

Temuan umum terkait pengujian akun Persediaan:

1) Tidak ditemukan dokumentasi prosedur pengecekan fisik persediaan.

2) Tidak terdapat prosedur lebih lanjut atas selisih perhitungan fisik dengan data
manajemen.

3) Atas prosedur pengecekan fisik tidak ditemukan dokumentasi tarik maju atau
tarik mundur ke tanggal neraca.

4) Tidak melakukan pengujian Net Realizable Value (NRV).

5) Tidak melakukan pengujian untuk meyakini kewajaran penggunaan metode


First In First Out (FIFO).

Temuan umum terkait pengujian akun Piutang Usaha:

1) Konfirmasi piutang tidak terbalas, namun auditor tidak melakukan prosedur


alternatif.

2) Dilakukan prosedur alternatif namun tidak mencakup keseluruhan sampel yang


telah ditetapkan.

Temuan umum terkait pengujian akun Penjualan dan HPP:

1) Tidak ditemukan dokumentasi prosedur test of detail (vouching).

2) Auditor tidak melakukan prosedur cut off atau dilakukan namun tidak mencakup
seluruh sampel, maupun hanya melakukan di periode sebelum 31 Desember
tahun berjalan.

Selain dalam pengujian akun, pelanggaran SA 500 juga umum ditemukan pada
temuan terkait tidak adanya evaluasi terkait kompetensi, objektivitas, dan
independensi pakar manajemen.

b. SA 315 Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material


Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

Tujuan auditor dalam SA 315 ini adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko
kesalahan penyajian material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, pada
tingkat laporan keuangan dan asersi, melalui pemahaman atas entitas dan

21
lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas. Identifikasi dan penilaian
risiko dapat menyediakan suatu dasar untuk merancang dan
mengimplementasikan respons terhadap risiko yang ditetapkan atas kesalahan
penyajian material tersebut.

Beberapa temuan terkait SA 500 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah sebagai
berikut:

1) Auditor tidak melakukan prosedur audit yang memadai terkait pemahaman atas
proses bisnis serta pengendalian internal.

2) AP belum melakukan pemahaman entitas dan lingkungannya, termasuk


pemahaman pengendalian internal, serta penilaian risiko salah saji material.

3) AP belum sepenuhnya melakukan pemahaman pengendalian internal secara


memadai.

4) AP belum sepenuhnya mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian


material pada tingkat laporan keuangan dan tingkat asersi untuk golongan
transaksi, saldo akun, dan pengungkapan.

c. SA 230 Dokumentasi Audit

Tujuan auditor dalam SA 230 ini adalah untuk menyusun dokumentasi yang
memberikan:

• Catatan yang cukup dan tepat sebagai basis untuk laporan auditor; dan

• Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan SA dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Beberapa temuan terkait SA 230 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah sebagai
berikut:

1) AP belum sepenuhnya mendokumentasikan hasil pemahaman dan pengujian


secara konsisten pada kertas kerja, dalam hal uraian hasil prosedur dan
identifikasi atas pemahaman dan pengujian pengendalian internal dan aspek
lain belum konsisten dengan dokumen sumber atau informasi pendukung
relevan yang diperoleh.

2) AP belum sepenuhnya mendokumentasikan prosedur vouching, dalam hal


tidak mendokumentasikan identifikasi/ karakteristik dokumen yang diuji.

22
3) AP belum sepenuhnya mendokumentasikan hasil pengujian ToC pada akun
Pendapatan Kompensasi Minimum, dalam hal belum terdapat karakteristik
yang diidentifikasi atas faktur pajak yang telah dicocokan dengan invoice.

d. SA 330 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Tujuan auditor dalam SA 330 ini adalah untuk memperoleh bukti audit cukup dan
tepat yang berkaitan dengan penilaian risiko kesalahan penyajian material, melalui
pendesainan dan penerapan respons yang tepat terhadap risiko tersebut.

Beberapa temuan terkait SA 330 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah sebagai
berikut:

1) AP belum sepenuhnya melakukan penilaian atas pengungkapan sensitivitas


Liabilitas Imbalan Pasca Kerja terkait asumsi perubahan yang utama selain
perubahan tingkat diskonto.

2) AP belum sepenuhnya melakukan evaluasi akhir atas kecukupan bukti audit


sebelum opini diterbitkan, dalam hal terdapat prosedur audit yang belum
dilakukan.

3) AP belum sepenuhnya melaksanakan prosedur audit untuk menilai ketepatan


apakah penyajian, termasuk pengungkapan terhadap ketidakpastian pada
pengakuan saldo akun Pekerjaan Dalam Proses Konstruksi (PDPK) dan
penggabungan saldo PDPK ke dalam saldo akun Tagihan Bruto telah sesuai
dengan ketentuan dalam PSAK 34.

e. SA 570 Kelangsungan Usaha

Tujuan auditor dalam SA 570 ini adalah untuk:

• Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan
penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam
penyusunan laporan keuangan;

• Untuk menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah


terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau
kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya; dan

• Untuk menentukan dampak terhadap laporan auditor.

Beberapa temuan terkait SA 570 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah sebagai
berikut:

23
1) AP belum melakukan prosedur penilaian risiko atas kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya.

2) AP belum sepenuhnya melakukan evaluasi kelangsungan usaha entitas secara


memadai dalam hal:

• AP belum mengevaluasi management’s plan tahun berjalan secara


memadai

• Tidak ditemukan evaluasi management’s plan tahun sebelumnya apakah


telah berjalan dengan efektif.

f. SA 260: Komunikasi Tata Kelola

Tujuan auditor dalam SA 570 ini adalah untuk:

• Mengomunikasikan secara jelas kepada pihak yang bertanggung jawab atas


tata kelola tentang tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan audit atas
laporan keuangan, dan gambaran umum perencanaan lingkup dan saat audit;

• Memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola;

• Menyediakan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola secara
tepat waktu, hasil observasi audit yang signifikan dan relevan terhadap
tanggung jawab mereka untuk mengawasi proses pelaporan keuangan; dan

• Mendukung komunikasi dua-arah yang efektif antara auditor dengan pihak


yang bertanggung jawab atas tata kelola.

Beberapa temuan terkait SA 260 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah sebagai
berikut:

1) AP belum melakukan komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas


tata kelola.

2) AP belum sepenuhnya mendokumentasikan pelaksanaan komunikasi dengan


pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

g. SA 600: Pertimbangan Khusus-Audit atas Laporan keuangan Grup

Tujuan auditor dalam SA 570 ini adalah untuk:

a) Untuk menentukan apakah bertindak sebagai auditor laporan keuangan grup;

b) Jika bertindak sebagai auditor laporan keuangan grup:

24
• Untuk berkomunikasi secara jelas dengan auditor komponen mengenai
ruang lingkup dan waktu pekerjaan mereka atas informasi keuangan yang
berkaitan dengan komponen serta temuan-temuan mereka;

• Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai informasi
keuangan komponen dan proses konsolidasi untuk menyatakan suatu
opini apakah laporan keuangan grup telah disajikan, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Beberapa temuan terkait SA 260 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah


sebagai berikut:

1) AP belum sepenuhnya mengidentifikasi komponen-komponen signifikan


secara memadai.

2) AP belum sepenuhnya melakukan evaluasi secara memadai atas


kecukupan bukti audit yang diperoleh auditor komponen terkait proses
pengujian vouching pada akun pendapatan pada entitas anak.

Selain temuan tersebut di atas, berikut beberapa temuan yang secara umum ditemukan
selama pelaksanaan pemeriksaan tahun 2021:

a. AP belum sepenuhnya menyusun surat perikatan audit sesuai dengan standar audit
yang berlaku (SA 210)

b. AP belum sepenuhnya melakukan penelaahan secara memadai (SA 220)

c. AP belum melakukan identifikasi dan penilaian risiko kesalahan penyajian material


yang diakibatkan oleh kecurangan (SA 240)

d. AP belum melakukan identifikasi dan penilaian risiko salah saji material dalam hal
analisis kepatuhan klien atas peraturan perundang-undangan yang berlaku (SA
250)

e. AP belum menetapkan strategi audit secara keseluruhan dan belum


mendokumentasikan diskusi tim perikatan (SA 300)

f. AP belum sepenuhnya melaksanakan prosedur penilaian risiko audit secara


memadai yaitu dalam hal AP tidak melakukan pemahaman bisnis klien termasuk
pengendalian internal klien untuk mengidentifikasi dan menilai risiko bawaan dan
risiko pengendalian, serta AP belum mengindentifikasi dan menilai risiko kesalahan
penyajian material, baik pada tingkat laporan keuangan maupun tingkat asersi
untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan (SA 315)

25
g. AP belum menetapkan dan mendokumentasikan pertimbangan yang tepat dalam
menentukan tingkat materialitas dalam perencanaan dan pelaksanaan audit (SA
320)

h. AP belum sepenuhnya melakukan respons yang memadai untuk menguji efektivitas


pengendalian internal (SA 330)

i. AP belum melakukan evaluasi dampak salah saji yang diidentifikasi selama audit
(SA 450)

j. AP belum sepenuhnya memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
meyakini kewajaran asersi keterjadian, kelengkapan, dan cut off atas pengujian
akun Pendapatan (SA 500)

k. AP belum sepenuhnya melakukan pengujian atas penilaian penyajian kewajaran


saldo awal (SA 510)

l. AP belum melaksanakan prosedur analitis awal (SA 520)

m. AP belum menentukan kebijakan sampling audit untuk digunakan dalam pengujian


(SA 530)

n. AP belum melakukan identifikasi dan penilaian atas estimasi akuntansi klien (SA
540)

o. AP belum menilai risiko salah saji material dari pihak berelasi dan transaksinya (SA
550)

p. AP belum mengidentifikasi peristiwa kemudian yang memerlukan penyesuaian atau


pengungkapan dalam laporan keuangan (SA 560)

q. AP belum sepenuhnya melakukan analisis secara memadai apakah terdapat


peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya (SA 570)

r. AP belum memperoleh surat representasi dari manajemen yang ditujukan kepada


Akuntan Publik selaku penanggung jawab LAI (SA 580)

s. AP belum menetapkan strategi audit grup keseluruhan secara memadai (SA 600)

t. AP dalam menyusun Laporan Auditor belum sepenuhnya menggunakan frasa yang


tepat dalam menyebutkan kerangka pelaporan keuangan yang diacu (SA 700)

u. AP belum meletakkan informasi penyajian laporan keuangan entitas induk di


laporan auditor independen pada paragraf yang tepat (SA 706)

26
Saran Perbaikan:

• Penggunaan manual kertas kerja audit yang sudah mencakup prosedur-prosedur audit
minimal yang harus dilakukan oleh tim perikatan ketika melaksanakan pengujian, cukup
membantu pelaksanaan audit yang dilakukan.
• Atas prosedur-prosedur yang ditetapkan, AP perlu untuk mendorong pendokumentasian
kertas kerja secara memadai.
• Supervisi dari AP kepada senior maupun dari senior auditor pada anggota tim audit yang
lebih junior perlu ditingkatkan.
• AP perlu mendorong pelaksanaan konsultasi dan meningkatkan diskusi tim.
• Melakukan evaluasi akhir ketepatan dan kecukupan bukti audit sebelum menerbitkan LAI.

27
PENUTUP

Dengan diterbitkannya Modul ini, diharapkan dapat membantu Peserta PPL Online ini dalam
mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang
berlaku dan standar profesi yang telah ditetapkan. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik untuk menjaga dan meningkatkan kualitas atas
jasa-jasa yang diberikan. Selanjutnya, modul ini merupakan modul yang akan terus
mendapatkan penyempurnaan materi, seiring dengan pelaksanaan fungsi pengawasan dan
berkembangnya profesi Akuntan Publik.

28

Anda mungkin juga menyukai