Kementerian Keuangan
TEMUAN-TEMUAN UMUM
HASIL PEMERIKSAAN
TAHUN 2021
Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL) Online
Akuntan Publik
Disusun oleh:
Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK), Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
Disclaimer
Modul ini disusun sebagai salah satu materi dalam kegiatan Pendidikan Profesional Berkelanjutan
(PPL) bagi Akuntan Publik yang diselenggarakan secara Online oleh PPPK bekerjasama dengan IAPI.
Modul ini memuat temuan-temuan yang secara umum dijumpai selama pelaksanaan pemeriksaan
kepada Akuntan Publik dan atau Kantor Akuntan Publik yang dilakukan oleh Pusat Pembinaan Profesi
Keuangan selama tahun 2021. Temuan hasil pemeriksaan yang disajikan pada modul ini hanya
sebagian dan bersifat contoh. Apabila terdapat perbedaan penafsiran antara modul ini dengan
substansi regulasi atau standar yang berlaku, maka yang digunakan sebagai pedoman penerapan
tetap mengacu pada Regulasi dan Standar dimaksud.
2
PENDAHULUAN
3
l. Peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan jasa yang
diberikan.
Pasal 51
(2) Menteri dapat menunjuk pihak lain untuk dan atas nama Menteri untuk melakukan
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam melakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri
berwenang untuk:
(4) Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAP dilarang menolak atau menghindari
pemeriksaan dan menghambat kelancaran pemeriksaan.
(5) Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAP yang diperiksa wajib memperlihatkan
dan meminjamkan kertas kerja, laporan dan dokumen lainnya serta memberikan
keterangan yang diperlukan termasuk kertas kerja yang berkaitan dengan nasabah
penyimpan dan simpanannya.
(6) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan
ayat (5) hanya dilakukan untuk memperoleh keyakinan atas kepatuhan Akuntan
Publik, KAP, dan cabang KAP terhadap Undang-Undang ini dan peraturan
pelaksanaannya, serta SPAP.
(7) Pemeriksa yang ditugasi oleh Menteri wajib menjaga kerahasiaan informasi yang
diperolehnya dari Akuntan Publik yang diperiksa.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan terhadap Akuntan Publik,
KAP, dan/atau cabang KAP diatur dalam Peraturan Menteri.
4
Pemeriksaan untuk menilai kepatuhan atas kewajiban AP/KAP sebagaimana diatur
pada pasal 25, 26, 27, 28, dan 29 UU AP.
Pasal 25
c. mendirikan atau menjadi Rekan pada KAP dalam jangka waktu 180 (seratus
delapan puluh) hari sejak izin Akuntan Publik yang bersangkutan diterbitkan
atau sejak mengundurkan diri dari suatu KAP;
d. melaporkan secara tertulis kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat
30 (tiga puluh) hari sejak:
a. melalui KAP;
b. mematuhi dan melaksanakan SPAP dan kode etik profesi, serta peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan jasa yang diberikan; dan
c. membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas kerja tersebut.
(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d serta pelatihan profesional berkelanjutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e diatur dalam Peraturan Menteri.
Pasal 26
5
Pasal 27
(2) KAP yang mempunyai Rekan warga negara asing dan/atau mempekerjakan warga
negara asing wajib menugaskan Rekan dan/atau pegawai dimaksud untuk
menyusun dan menjalankan program pengembangan profesi akuntan publik
dan/atau dunia pendidikan akuntansi secara cuma-cuma.
(3) KAP wajib menyampaikan secara lengkap dan benar paling lambat pada setiap
akhir bulan April kepada Menteri:
f. pencabutan izin KAPA yang melakukan kerja sama dengan KAP oleh otoritas
negara asal KAPA; atau
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4) diatur dalam Peraturan Menteri.
6
Pasal 28
(1) Dalam memberikan jasa asurans sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1),
Akuntan Publik dan KAP wajib menjaga independensi serta bebas dari benturan
kepentingan.
Pasal 29
(1) Akuntan Publik dan/atau Pihak Terasosiasi wajib menjaga kerahasiaan informasi
yang diperolehnya dari klien.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan apabila digunakan
untuk kepentingan pengawasan oleh Menteri.
(3) Menteri wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya dari Akuntan
Publik dan/atau Pihak Terasosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tujuan pemeriksaan adalah untuk menilai kepatuhan Akuntan Publik (AP) dan Kantor
Akuntan Publik (KAP) terhadap UU, PP, PMK, dan peraturan perundang-undangan
terkait jasa yang diberikan serta SPM 1 dan SPAP.
a. Pemeriksaan Reguler;
b. Pemeriksaan Tematik;
c. Pemeriksaan Khusus
7
Jenis-jenis pemeriksaan sesuai ketentuan PMK No 154/PMK.01/2017
a. Pemeriksaan Berkala
b. Pemeriksaan Sewaktu-waktu
a. Aspek Administratif
8
Bertujuan untuk menilai kepatuhan AP/KAP dalam menyusun dan menyimpan
kertas kerja pelaksanaan pemberian jasa profesional.
Lingkup pemeriksaan:
b. Aspek Teknis
9
PROSES BISNIS PEMERIKSAAN AKUNTAN PUBLIK DAN KAP
I. Perencanaan
RPT memuat jumlah dan nama Akuntan Publik dan KAP yang akan diperiksa dalam
1 (satu) tahun.
4. Menentukan jumlah dan objek pemeriksaan (AP/KAP) yang masuk RPT 2022;
dan
10
Dari penyusunan profil tersebut, diperoleh kategori risiko AP/KAP sebagai berikut:
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
I. Pemeriksaan Lapangan
a. Pertemuan pembuka
Pada tahap ini dilaksanakan pertemuan awal untuk membuka seluruh tahapan
pemeriksaan dengan menyampaikan tujuan, ruang lingkup, tahapan dan jadwal
pelaksanaan kegiatan.
b. Penelusuran dokumen
Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti audit yang memadai berupa
dokumentasi kertas kerja audit yang menunjukkan bahwa AP dan KAP telah
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang jasa Akuntan Publik
11
dan menyelenggarakan sistem pengendalian mutu KAP secara memadai.
Dokumentasi dimaksud meliputi dokumen administratif AP dan KAP, dokumentasi
desain dan implementasi sistem pengendalian mutu KAP, dan dokumentasi kertas
kerja audit atas perikatan audit umum yang dilaksanakan AP.
c. Permintaan keterangan
Pada tahap ini Tim Pemeriksa melakukan penyusunan simpulan sementara atas
hasil pemeriksaan berdasarkan penelusuran dokumen, klarifikasi, serta analisis
fakta-fakta yang ditemukan selama pemeriksaan.
Pada tahap ini dilaksanakan pembahasan SSHP antara Tim Pemeriksa dengan
KAP. KAP dapat memberikan tanggapan terhadap SSHP secara tertulis maupun
secara lisan. Tanggapan dimaksud dituangkan dalam Risalah Pembahasan Hasil
Pemeriksaan. Selanjutnya dilakukan pertemuan penutup untuk mengakhiri proses
pemeriksaan.
12
LHP disampaikan kepada Akuntan Publik dan KAP sebagai lampiran dari Surat
Hasil Pemeriksaan yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan atas nama Kepala
Pusat.
Untuk kewajiban penyampaian rencana perbaikan, hal tersebut disampaikan paling lama
30 hari setelah tanggal surat Kepala PPPK terkait kewajiban penyampaian rencana
perbaikan ditetapkan.
Jumlah KAP
Jenis Pemeriksaan Jumlah AP diperiksa
diperiksa
Berkala 67 74
Sewaktu-waktu 1 1
SPM KAP 13 13
Total 81 88
Temuan SPM
13
III. Kategori Temuan Aspek Administratif PMPJ
Contoh temuan:
KAP belum melakukan registrasi atau belum melakukan pengkinian data pada
Aplikasi Go Anti Money Laundering (GoAML) yang diselenggarakan oleh
PPATK sebagai prosedur kewajiban pelaporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan.
b. Temuan Desain
Contoh temuan:
14
• belum menyusun prosedur penerimaan dan pelatihan pegawai; dan
• tidak terdapat pemetaan ruang lingkup dan analisis risiko pengguna jasa
dan/atau Beneficial Owner.
c. Temuan Implementasi
Contoh temuan:
d. Saran Perbaikan:
15
- Kebijakan dan prosedur penyaringan dalam rangka penerimaan
karyawan baru (pre-employee screening), pengenalan dan
pemantauan terhadap profil karyawan, serta program pelatihan bagi
pegawai terkait PMPJ secara berkesinambungan.
• Kesesuaian desain kebijakan dan prosedur pada SPM KAP dengan SPM 1.
f. Pemantauan.
Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi tebanyak yaitu sebesar 45,1%.
16
• Jangka waktu pengarsipan kertas kerja final paling lama 60 hari setelah
LAI diterbitkan.
KAP belum melaksanakan kebijakan dan prosedur SPM KAP secara memadai
mengenai:
b. Unsur Pemantauan
Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi sebesar 15,5%.
Temuan Desain:
Temuan Implementasi:
Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi sebesar 14,7%.
Temuan Desain:
KAP belum menetapkan kebijakan dan prosedur untuk meyakini bahwa KAP
telah memiliki kompetensi, kemampuan, sumber daya dan integritas klien
(berikut dengan formulir yang mampu mengakomodir prosedur tersebut).
17
Temuan Implementasi:
KAP belum melaksanakan kebijakan dan prosedur SPM KAP secara memadai
mengenai:
Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi sebesar 12,6%.
Temuan Desain:
KAP belum mengatur ketentuan dan prosedur terkait kewajiban KAP untuk
memperoleh konfirmasi tertulis mengenai kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur independensi dari personel KAP, sekurang-kurangnya sekali dalam
satu tahun.
Temuan Implementasi:
Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi sebesar 9,2%.
Temuan Desain:
Temuan Implementasi:
KAP belum melaksanakan kebijakan dan prosedur SPM KAP secara memadai
terkait:
18
• Belum mendokumentasikan proses evaluasi kinerja staf.
Secara umum baik dilihat dari desain maupun implementasinya, unsur ini
menempati posisi sebesar 2,9%.
Temuan Desain:
Temuan Implementasi:
Saran Perbaikan:
• Menetapkan desain SPM KAP yang sesuai dengan sistematika unsur yang
ditentukan dalam SPM 1.
• Membuat desain SPM KAP yang memenuhi ketentuan SPM 1 namun tetap
mempertimbangkan kemampuan KAP dalam melaksanakannya.
19
• Mendokumentasikan prosedur penilaian terkait integritas manajemen,
kompetensi KAP (waktu dan sumber daya) dan independensi AP dan KAP
terhadap calon klien.
Pemeriksaan atas Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) bertujuan untuk menilai
kepatuhan AP terhadap SPAP dalam memberikan jasanya. Dalam modul ini, hasil
pemeriksaan akan difokuskan pada 5 (lima) standar audit dengan jumlah temuan
terbanyak dan 2 (dua) standar audit lainnya sebagai berikut:
20
Temuan umum terkait pengujian akun Aset Tetap:
2) Tidak terdapat prosedur lebih lanjut atas selisih perhitungan fisik dengan data
manajemen.
3) Atas prosedur pengecekan fisik tidak ditemukan dokumentasi tarik maju atau
tarik mundur ke tanggal neraca.
2) Auditor tidak melakukan prosedur cut off atau dilakukan namun tidak mencakup
seluruh sampel, maupun hanya melakukan di periode sebelum 31 Desember
tahun berjalan.
Selain dalam pengujian akun, pelanggaran SA 500 juga umum ditemukan pada
temuan terkait tidak adanya evaluasi terkait kompetensi, objektivitas, dan
independensi pakar manajemen.
Tujuan auditor dalam SA 315 ini adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko
kesalahan penyajian material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, pada
tingkat laporan keuangan dan asersi, melalui pemahaman atas entitas dan
21
lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas. Identifikasi dan penilaian
risiko dapat menyediakan suatu dasar untuk merancang dan
mengimplementasikan respons terhadap risiko yang ditetapkan atas kesalahan
penyajian material tersebut.
Beberapa temuan terkait SA 500 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah sebagai
berikut:
1) Auditor tidak melakukan prosedur audit yang memadai terkait pemahaman atas
proses bisnis serta pengendalian internal.
Tujuan auditor dalam SA 230 ini adalah untuk menyusun dokumentasi yang
memberikan:
• Catatan yang cukup dan tepat sebagai basis untuk laporan auditor; dan
• Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan SA dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa temuan terkait SA 230 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah sebagai
berikut:
22
3) AP belum sepenuhnya mendokumentasikan hasil pengujian ToC pada akun
Pendapatan Kompensasi Minimum, dalam hal belum terdapat karakteristik
yang diidentifikasi atas faktur pajak yang telah dicocokan dengan invoice.
Tujuan auditor dalam SA 330 ini adalah untuk memperoleh bukti audit cukup dan
tepat yang berkaitan dengan penilaian risiko kesalahan penyajian material, melalui
pendesainan dan penerapan respons yang tepat terhadap risiko tersebut.
Beberapa temuan terkait SA 330 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah sebagai
berikut:
• Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan
penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam
penyusunan laporan keuangan;
Beberapa temuan terkait SA 570 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah sebagai
berikut:
23
1) AP belum melakukan prosedur penilaian risiko atas kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya.
• Memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola;
• Menyediakan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola secara
tepat waktu, hasil observasi audit yang signifikan dan relevan terhadap
tanggung jawab mereka untuk mengawasi proses pelaporan keuangan; dan
Beberapa temuan terkait SA 260 dalam pemeriksaan tahun 2021 adalah sebagai
berikut:
24
• Untuk berkomunikasi secara jelas dengan auditor komponen mengenai
ruang lingkup dan waktu pekerjaan mereka atas informasi keuangan yang
berkaitan dengan komponen serta temuan-temuan mereka;
• Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai informasi
keuangan komponen dan proses konsolidasi untuk menyatakan suatu
opini apakah laporan keuangan grup telah disajikan, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Selain temuan tersebut di atas, berikut beberapa temuan yang secara umum ditemukan
selama pelaksanaan pemeriksaan tahun 2021:
a. AP belum sepenuhnya menyusun surat perikatan audit sesuai dengan standar audit
yang berlaku (SA 210)
d. AP belum melakukan identifikasi dan penilaian risiko salah saji material dalam hal
analisis kepatuhan klien atas peraturan perundang-undangan yang berlaku (SA
250)
25
g. AP belum menetapkan dan mendokumentasikan pertimbangan yang tepat dalam
menentukan tingkat materialitas dalam perencanaan dan pelaksanaan audit (SA
320)
i. AP belum melakukan evaluasi dampak salah saji yang diidentifikasi selama audit
(SA 450)
j. AP belum sepenuhnya memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
meyakini kewajaran asersi keterjadian, kelengkapan, dan cut off atas pengujian
akun Pendapatan (SA 500)
n. AP belum melakukan identifikasi dan penilaian atas estimasi akuntansi klien (SA
540)
o. AP belum menilai risiko salah saji material dari pihak berelasi dan transaksinya (SA
550)
s. AP belum menetapkan strategi audit grup keseluruhan secara memadai (SA 600)
26
Saran Perbaikan:
• Penggunaan manual kertas kerja audit yang sudah mencakup prosedur-prosedur audit
minimal yang harus dilakukan oleh tim perikatan ketika melaksanakan pengujian, cukup
membantu pelaksanaan audit yang dilakukan.
• Atas prosedur-prosedur yang ditetapkan, AP perlu untuk mendorong pendokumentasian
kertas kerja secara memadai.
• Supervisi dari AP kepada senior maupun dari senior auditor pada anggota tim audit yang
lebih junior perlu ditingkatkan.
• AP perlu mendorong pelaksanaan konsultasi dan meningkatkan diskusi tim.
• Melakukan evaluasi akhir ketepatan dan kecukupan bukti audit sebelum menerbitkan LAI.
27
PENUTUP
Dengan diterbitkannya Modul ini, diharapkan dapat membantu Peserta PPL Online ini dalam
mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang
berlaku dan standar profesi yang telah ditetapkan. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik untuk menjaga dan meningkatkan kualitas atas
jasa-jasa yang diberikan. Selanjutnya, modul ini merupakan modul yang akan terus
mendapatkan penyempurnaan materi, seiring dengan pelaksanaan fungsi pengawasan dan
berkembangnya profesi Akuntan Publik.
28