Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Fraud Menurut ISA 240

International Standards of Auditing seksi 240 – The Auditor’s Responsibility to Consider Fraud in an
Audit of Financial Statement paragraph 6 mendefenisikan fraud sebagai

“…tindakan yang disengaja oleh anggota manajemen perusahaan, pihak yang berperan dalam
governance perusahaan, karyawan, atau pihak ketiga yang melakukan pembohongan atau penipuan
untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil atau illegal”.

Fraud – An intentional act by one or more individuals among management, those charged with
governance, employees, or third parties, involving the use of deception to obtain an unjust or illegal
advantage.

https://akuntansiterapan.com/2010/12/22/mengupas-seluk-beluk-fraud-dan-cara-mengatasinya/

Pengertian error menurut Statement of Auditing Standards (SAS) No. 82

Error merujuk pada salah saji yang tidak disengaja atau kelalaian dalam keuangan laporan . error
mungkin melibatkan :

 Kesalahan dalam pengumpulan atau akuntansi pengolahan data dari yang keuangan Laporan
disusun .
 estimasi akuntansi Salah timbul dari pengawasan atau salah tafsir dari fakta .
 Kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan berjumlah , klasifikasi ,
cara penyajian , atau pengungkapan

Pengertian Irregularity menurut Statement of Auditing Standards (SAS) No. 82

Penyimpangan merujuk pada salah saji disengaja atau kelalaian dalam keuangan laporan .
Penyimpangan termasuk kecurangan pelaporan keuangan yang dilakukan untuk membuat laporan
keuangan yang menyesatkan , kadang-kadang disebut penipuan manajemen , dan penyalahgunaan aset
, kadang-kadang disebut defalcations . Penyimpangan mungkin melibatkan berikut:

 Manipulasi , pemalsuan , atau perubahan catatan akuntansi atau mendukung dokumen dari
mana laporan keuangan disusun .
 Keliru atau kelalaian yang disengaja peristiwa , transaksi , atau lainnya informasi yang signifikan.
 penyalahgunaan Disengaja dari prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah , klasifikasi ,
cara penyajian , atau pengungkapan

Istilah “Irregularity” berhubungan dengan laporan keuangan “Irregularity” merupakan kesalahan


penyajian keuangan yang disengaja atas informasi keuangan. Auditor terutama tertarik pada
pencegahan, deteksi, dan pengungkapan kesalahan-kesalahan karena alasan berikut :

1. Eksistensi kesalahan dapat menunjukkan bagi auditor bahwa catatan akuntansi dari kliennya
tidak dapat dipercaya dan dengan demikian tidak memadai sebagai suatu dasar untuk
penyusunan laporan keuangan. Adanya sejumlah besar kesalahan dapat mengakibatkan auditor
menyimpulkan bahwa catatan akuntansi yang tepat tidak dilakukan.
2. Apabila auditor ingin mempercayai pengendalian intern, ia harus memastikan dan menilai
pengendalian tersebut dan melakukan pengujian ketaatan (compliance tests) atas operasi.
Apabila pengujian ketaatan menunjukkan sejumlah besar kesalahan, maka auditor tidak dapat
mempercayai pengendalian intern.
3. Apabila kesalahan cukup material, kesalahan tersebut dapat mempengaruhi kebenaran (truth)
dan kewajaran (fairness) laporan keuangan.

Pengertian Korupsi Menurut Undang-Undang

Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang
termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah:

Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri,
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan
maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

http://irham93.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-korupsi-menurut-undang.html

Pengertian Tindakan ilegal (illegal acts) dalam Statement of Internal Auditing Standard No.3 – Mei
1985

Tindakan ilegal (illegal acts) merupakan istilah lain lagi. Tindakan ilegal adalah setiap tindakan yang
berlawanan dengan hukum. Tindakan ilegal dapat dilakukan secara sengaja atau dengan kurang hati-
hati. The Professional Standards and Responsibilities Committee dari The Institute of Internal Auditors
dalam Statement of Internal Auditing Standard No.3 – Mei 1985 mendefinisikan kecurangan (fraud)
sebagai:

“ Fraud encompasses an array of irregularities and illegal acts characterized by intentional deception. It
can be perpetrated for the benefit of or to the detriment of the organization and by persons outside as
well as inside the organization “. (Kecurangan meliputi serangkaian ketidakberesan dan tindakan ilegal
yang bercirikan penipuan yang disengaja. Kecurangan dapat dilakukan untuk kepentingan atau atas
kerugian organisasi dan oleh orang diluar atau didalam organisasi)”.

http://keuanganlsm.com/pengertian-audit-kecurangan/

Pengertian Bribery (Suap) menurut UU No. 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap (“UU
3/1980”). Pasal 3 UU 3/1980 menyebutkan:

“Barangsiapa menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut dapat menduga
bahwa pemberian sesuatu atau janji itu dimaksudkan supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat
sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang
menyangkut kepentingan umum, dipidana karena menerima suap dengan pidana penjara selama-
lamanya 3 (tiga) tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.15.000.000.- (lima belas juta rupiah).”

Pengertian Gratification Menurut UU Pemberantasan Tipikor

Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman
tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik (Penjelasan Pasal 12B
UU Pemberantasan Tipikor)

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl3369/perbedaan-antara-suap-dengan-gratifikasi

Pengertian Fraudulent financial reporting

Fraudulent financial reporting adalah perilaku yang disengaja atau ceroboh,baik dengan tindakan atau
penghapusan,yang menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan (bias). Fraudulent financial
reporting yang terjadi disuatu perusahaan memerlukan perhatian khusus dari auditor independen.

Arens (2005 : 310) dalam bukunya yang berjudul “Auditing & Assurance Services : An Integrated
Approach” edisi ke-10 pada bab 11 tentang fraud auditing, antara lain menyebutkan :

Fraudulent financial reporting is an intentional misstatement or omission of amounts or disclosure with


the intent to deceive users. Most cases of fraudulent financial reporting involve the intentional
misstatement of amounts not disclosures. For example, worldcom is reported to have capitalized as fixed
asset, billions dollars that should have been expensed. Omission of amounts are less common, but a
company can overstate income by omittingaccount payable and other liabilities.

Although less frequent, several notable cases of fraudulent financial reporting involved adequate
disclosure. For example, a central issue in the enron case was whether the company had adequately
disclosed obligations to affiliates known as specialm purpose entities.

http://mikhaanitaria.blogspot.co.id/2011_01_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai