Anda di halaman 1dari 83

PPL PASAR MODAL OJK

“URGENSI PENERAPAN
ENGAGEMENT QUALITY CONTROL REVIEW
(EQCR)
DAN PERAN KOMUNIKASI/KONSULTASI
KEPADA REGULATOR SESUAI POJK
NOMOR 13 TAHUN 2017 DALAM RANGKA
MITIGASI RISIKO AUDIT”

Narasumber:
Tarkosunaryo MBA., CPA

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Jakarta, 24-25 Juni 2021 1
Disclaimer
• Presentasi Standar Audit disusun oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) untuk mendukung
regulator, Kantor Akuntan Publik, praktisi, pengajar dan pemangku kepentingan lainnya dalam
pengadopsian, pengimplementasian, pelatihan dan pengembangan, serta pelaksanaan Standar Audit
yang telah direvisi.
• Presentasi berikut semata-mata suatu gambaran umum dan tidak dimaksudkan untuk menyajikan
seluruh perubahan secara detail. Presentasi wajib dibaca bersama-sama dengan Standar Audit yang
sifatnya otoritatif. Presentasi berikut bukan merupakan bagian Standar Profesional Akuntan Publik
secara lengkap.
• IAPI tidak bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh pihak yang melakukan atau menahan
diri untuk melakukan suatu tindakan dengan mendasarkan pada materi publikasi ini secara langsung
maupun tidak langsung, baik yang disebabkan oleh kelalaian atau hal lainnya.

Materi Standar Audit dapat didownload pada website IAPI berikut ini:
https://iapi.or.id/Iapi/detail/362

Kode Etik Profesi Akuntan Publik 2020 dapat di download pada link berikut:
https://iapi.or.id/Iapi/detail/919

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2


Topik Bahasan
Overview Kasus-Kasus Terkait dengan Pelaporan Keuangan

Overview atas Standar Audit (SA) 220 “Pengendalian Mutu untuk


Audit atas Laporan Keuangan”

Penerapan Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan


(Engagement Quality Control Review (EQCR) )

Komunikasi dan Konsultasi dengan Pihak Regulator

Dokumentasi Pengendalian Mutu Audit atas Laporan Keuangan

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 3


Overview Kasus-Kasus Terkait dengan
Pelaporan Keuangan

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 4


LATAR BELAKANG
• Hasil ROSC Accounting and Auditing dari WB:
• Disclosure yang tepat, kurang mencerminkan substansi, typo,
tidak konsisten, terkesan copy paste
• Adanya sistem rekanan oleh bank yang mengindikasikan ada
masalah kualitas audit & persepsi
• Masih dijumpai laporan keuangan audited untuk tujuan yang
berbeda, misal laporan audited untuk tujuan bank berbeda dengan Menurunkan
laporan (re-stated) untuk tujuan pajak kepercayaan
terhadap AP
• Pengenaan sanksi kepada, Akuntan Publik Direksi dan/atau dewan
komisaris perusahaan (laporan keuangan salah saji), laporan
keuangan audited menjadi perhatian publik
• Pemalsuan opini auditor
• Pengguna laporan sulit untuk konfirmasi keabsahan laporan auditor
• Quality gap antar partner dalam satu KAP
Perlu upaya &
• Fee rendah & perikatan diluar kontrol AP komitmen
bersama untuk
meningkatkan
kepercayaan
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 5
BEBERAPA SANKSI DARI REGULATOR TERHADAP
AP PADA KURUN WAKTU TERAKHIR
Menteri Keuangan c.q. UU AP • Selain sanksi tersebut, juga terdapat AP
2018 8 akuntan publik, sanksi pembekuan atau sanksi lain yang dikenakan sanksi oleh PPPK
pembatasan jasa audit atau oleh OJK karena kekurangan SKP
PPL atau perikatan tidak sesuai dengan
2019 • 18 akuntan publik, sanksi pembekuan atau pembatasan
SA dengan tingkat pelanggaran ringan.
jasa audit
• 1 AP dicabut izinnya karena divonis hakim (incraght)
melakukan tindak pidana yang diancam lebih dari 5 Penyebab sanksi:
tahun • Kertas kerja belum sepenuhnya
2020 11 akuntan publik, sanksi pembekuan atau pembatasan memenuhi SA
jasa audit • Tidak memelihara kertas kerja
• Tidak memenuhi SPM 1/UU
2021 3 akuntan publik, sanksi pembekuan atau pembatasan jasa • Kertas kerja tidak menggambarkan hasil
audit dan proses audit.
• Tidak mematuhi kode etik profesi AP
Sanksi OJK c.q UU OJK • LAI tidak didukung kertas kerja
2019-2021 6 AP dibekukan STTD nya atau dikenakan denda

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 6


CONTOH
KASUS
1/5

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 7


CONTOH
KASUS
2/5

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 8


CONTOH
KASUS
3/5

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 9


CONTOH
KASUS
4/5

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 10


CONTOH
KASUS
5/5

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 11


Polling Question #1
Menurut anda sejauhmana tanggung jawab pemimpin rekan terhadap kualitas pekerjaan partner
lain di KAP-nya dan cabang nya?
a. Pemimpin KAP bertanggung jawab atas desain SPM dan pelaksanaannya merupakan
tanggung jawab para partner yang lain.
b. Cabang KAP merupakan entitas terpisah baik secara operasional maupun tanggung jawab
mutu karena memiliki izin usaha tersendiri dan memiliki rancangan sistem pengendalian
mutu yang tersendiri.
c. Pemimpin KAP bertindak sebagai penanggung jawab akhir mutu di KAP-nya dengan
menetapkan desain kebijakan dan prosedur pengendalian mutu dan mengendalikan
bagaimana pelaksanaannya oleh para partner lainya termasuk di cabang.
d. Partner lain merupakan penanggung jawab mutu setiap perikatan yang sejalan dengan UU AP
yang meletakan tanggung jawab pemberian jasa ada pada AP, karena itu pemimpin KAP tidak
bertanggung jawab atas hal tersebut.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 12


SANKSI STTD OJK

Ilustrasi kasus:
1. AP WJ dari KAP ABC menerima perikatan untuk melakukan audit atas PT XY pada bulan Oktober 20X7
untuk melakukan audit tahun buku 20X7.
2. Pada bulan November 20X7 AP WJ tersebut sebagai pemimpin rekan menutup KAP ABC karena ada
perubahan susunan rekan, yang disetujui sebelumnya dalam rapat partner bulan Agustus 20X6 untuk
membubarkan KAP ABC. SK penutupan KAP ABC dari MenKeu terbit Desember 20X7. Sedangkan
KAP baru yaitu KAP JKL izin usahanya terbit bulan Maret 20X8.
3. AP WJ menandatangani laporan auditor XY pada tanggal 25 Februari 20X8 dengan menggunakan nama
KAP ABC yang sesungguhnya SK izin usahanya telah dicabut oleh Menteri Keuangan.
4. Alasan AP WJ menerbitkan laporan auditor tanggal 25 Februari 20X8 dengan menggunakan KAP ABC
karena klien meminta laporan segera terbit sesuai kontrak perikatan, serta kontrak perikatan dengan
klien dan STTD di OJK masih atas nama KAP ABC. KAP baru masih dalam proses pengajuan izin usaha.

AP dikenakan sanksi atas STTD oleh OJK dan sanksi denda beberapa puluh juta Rupiah.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 13


SANKSI DENDA OLEH OJK 1/2

Ilustrasi kasus:
1. AP K memiliki STTD dari OJK, yang kemudian tanggal 9 Maret 20X9 mengajukan permohonan tidak aktif
sementara ke OJK. Beberapa bulan kemudian terbit persetujuan Mei 20X9 memberikan persetujuan untuk
tidak aktif sementara untuk jangka waktu sampai dengan pemberian aktif kembali oleh AP tersebut.
2. AP K kemudian mengirimkan proposal perikatan audit ke PT DHB perusahaan IT yang salah satunya
bergerak dalam bidang jasa yang mendapatkan izin dari OJK. Surat proposal audit bertanggal 14
September 20X9 untuk audit tahun 20X9, yang kemudian disetujui oleh PT DHB dan dilaporkan ke OJK
pada bulan berikutnya.
3. AP K kemudian menerbitkan laporan auditor independen PT DHB tahun 20X9 pada tanggal 3 Maret
20X0, yang selanjutnya oleh direksi PT DHB dilaporkan ke OJK.
4. AP K pada bulan September 20X0 mengajukan pengaktifan kembali ke OJK.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 14


SANKSI DENDA OLEH OJK 2/2

Ilustrasi Kasus:
1. Selanjutnya OJK melakukan penelitian atas laporan keuangan beserta laporan auditor tersebut, dan
kemudian melakukan klarifikasi kepada AP K. Selanjutnya OJK mendapatkan fakta diantaranya sebagai
berikut:
a. AP K tidak memberitahukan kepada direksi PT DHB bahwa sedang dalam posisi STTD yang tidak
aktif sementara.
b. AP K mengetahui bahwa PT DHB memiliki izin jasa dari OJK.
c. AP K menandatangani laporan auditor PT DHB dengan alasan karena porsi pendapatan PT DHB dari
jasa yang memerlukan izin dari OJK sangat kecil sekali, sehingga tidak signifikan, sehingga tidak
perlu diaudit oleh auditor yang aktif STTD di OJK. Selain itu PT DHB juga memiliki izin dari instansi
lain dalam rangka pelaksanaan jasa yang lain.
2. OJK juga melakukan klarifikasi ke direksi PT DHB perihal informasi tersebut.

Atas keadaan tersebut:


1. Menyimpulkan bahwa AP K telah melanggar ketentuan pasar modal yaitu menerbitkan laporan auditor untuk
laporan keuangan entitas yang terdaftar di OJK dalam status AP tidak aktif sementara
2. OJK mengenakan sanksi AP K berupa denda beberapa puluh juta Rupiah.
3. Memberikan surat peringatan untuk mematuhi ketentuan UU pasar modal.
4. Laporan auditor untuk laporan keuangan 31 Des 20X0 diterbitkan ulang pada tanggal 5 Agustus 20X0, tanpa
perubahan baik informasi dalam laporan keuangan maupun opini, yang ditandatangani oleh AP lain di KAP
tersebut yang STTD-nya aktif.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 15
SANKSI OJK

Ilustrasi kasus:
1. AP L dari KAP BSR mengaudit perusahaan jasa tahun 20X0, suatu emiten, yang pada tahun 20X0
mengadakan kontrak dengan PT Q untuk pengelolaan salah satu layanan kepada pelanggannya. PT Q sepakat
dengan perusahaan untuk membayarkan biaya dalam jumlah tertentu sebagai penggantian hak untuk durasi
kontrak selama 5 tahun. Untuk melaksanakan perjanjian tersebut, PT Q harus memasang suatu peralatan.
PT Q berhak menawarkan kepada pihak lain dan mengadakan kontrak sehingga terdapat penjualan atas hak
yang dikelola tersebut. Selanjutnya ketika sudah beroperasi perusahaan mendapatkan bagi hasil atas
penjualan layanan yang disubkontrakan tersebut.
2. Laporan keuangan tahun 20X0 mengakui seluruh nilai biaya penggantian hak ditahun 20X0 sebagai
pendapatan di tahun 20X0 yaitu pada saat awal kontrak , dengan pertimbangan bahwa PT Q telah
memperoleh hak berdasarkan perjanjian untuk mengelola salah satu jasa layanan perusahaan tersebut.

Atas keadaan tersebut OJK menyimpulkan perlakuan tersebut tidak tepat dan AP L
dikenakan sanksi atas STTD-nya.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 16


Sanksi OJK:
4 AP Dikenakan Sanksi Untuk Audit Laporan Keuangan
Satu Emiten Untuk Beberapa Tahun Buku
Simulasi kasus:
1. AP Y dari KAP JDT mengaudit emiten J tahun buku 20X0, 20X1, 20X2, dan 20X4, laporan keuangan tahun 20X0
tidak mengonsolidasi entitas dalam grup nya yang semestinya dikonsolidasi dan pengungkapan yang tidak memadai,
beberapa akun signifikan yang overstated yang kemudian terbawa ke tahun-tahun selanjutnya.
2. AP K dari KAP JDT mengaudit emiten J tahun buku 20X3, laporan keuangan menyajikan angka-angka yang
overstated sehingga terbawa ke tahun-tahun berikutnya.
3. AP T dari KAP KLM mengaudit emiten J tahun buku 20X5, AP T secara substansi tidak melakukan audit karena
hanya menandatangani laporan auditor dan tidak melakukan reviu atas hasil audit, sedangkan yang melakukan audit
adalah personil lain beserta timnya yang bukan auditor/pegawai KAP. Kertas kerja yang disusun personil lain juga
tidak memadai. Personil lain yang melakukan audit juga di klarifikasi oleh OJK dan menjelaskan bahwa kertas kerja
telah disusun dan diserahkan ke KAP tapi tidak ada reviu dari KAP. AP T tidak mengetahui angka-angka dalam
laporan keuangan, maupun saldo-saldo signifikan yang sebenarnya telah bermasalah sejak beberapa tahun
sebelumnya.
4. AP D dari KAP HBM mengaudit emiten J tahun buku 20X6, AP T tidak melakukan audit secara hati-hati dan
profesional skeptisme karena terdapat saldo-saldo akun yang bukti nya tidak cukup sehingga overstated dan telah
outstanding sejak tahun-tahun sebelumnya.

Atas keadaan tersebut:


1. OJK menyimpulkan bahwa AP tidak cermat dan hati-hati, serta tidak berperilaku profesional dalam melakukan audit.
2. OJK mengenakan sanksi terhadap STTD-nya cukup beragam sesuai kadar kesalahan
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 17
Permasalahan yang Sering Terjadi

• Pengakuan pendapatan yang premature


• Piutang fiktif
• Persediaan fiktif
• Transaksi dan saldo pihak berelasi Risk !
• Fraud
• Going concern
• Disclosure debt covenant dan risiko lainya
• Disclosure risiko likuiditas terkait utang jatuh tempo yang bersifat kontinjen
• Kualitas aset-aset produktif
• Hal-hal lain yang menjadi perhatian publik

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 18


Laporan Keuangan dan Risiko Audit bagi Akuntan Publik
Risiko
pengujian
Audit & Opini
Pelaporan Keuangan
auditor

Risiko
Risiko Risiko auditor:
kepatuhan
kesalahan • Opini tidak tepat
Inherent Control penyajian • Kesalahan
Risk Risk material persepsi
Risiko
komunikasi
Mitigasi Risiko

Komunikasi dengan TCWG, pemegang Tidak melakukan manipulasi


saham, kreditur, regulator dan atau terlibat manipulasi terkait
stakeholders lainya jasa
Tidak mengambil tanggung jawab direksi
atas laporan keuangan, filling LK ke
Melaksanakan audit sesuai
pemerintah
SPAP

Risiko reputasi Risiko hukum: Tempat rujukan


- Sanksi administrasi dari Menkeu, mencari laporan
• Cover laporan OJK keuangan bagi
• Tanda tangan - Sanksi pidana pengguna tertentu
- Gugatan perdata dari pihak lain
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 19
Substansi Audit adalah Mencari Bukti
Opini tanpa Risiko audit
SA 200 modifikasian atas
Laporan Keuangan rendah

Ya
Mematuhi Modifikasi opini
ketentuan Risiko atas LK atau
etika salah saji menarik diri
LK rendah? Tidak

Evaluasi bukti audit


dokumentasi
Gagal
Skeptisisme
yang cukup dan tepat mencapai
profesional
tujuan
SA?
Penggunaan Tujuan pada
SA yang relevan untuk
Pertimbangan mendapatkan bukti
Profesional Kepatuhan Pemahaman
terhadap SA
Tujuan SA 210 Tujuan SA 300
SA
Tujuan SA 220 Tujuan SA 315
Hampir seluruh Tujuan SA 320
AP yang kena Tujuan SA 230
Tujuan SA 330 Tujuan SA 500 Tujuan SA 600
sanksi karena Tujuan SA 240
Tujuan SA 402 Tujuan SA 501 Tujuan SA 700
Tujuan SA 250
bukti kurang !!! Tujuan SA 450 Tujuan SA 800
Tujuan SA 265 Tujuan SA 550

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 20


Bukti yang Mana?
Skeptisime dan pertimbangan profesional harus diterapkan oleh tim audit
Asersi:
Transaksi: Identifikasi dan penilaian risiko Unmodified
• Occurrence kesalahan penyajian pada tiap opinion
• Completeness
asersi tersebut karena fraud atau
• Accuracy
kesalahan
• Cut-off Basis materialitas Ya
• Classifications

Saldo akun: Risiko dinilai Risiko


– Existence tiap asersi: Prosedur pemerolehan tiap
– Completeness -High bukti cukup & tepat asersi
– Valuation & allocation -Medium rendah?
– Right & Obligation -Low

Disclosures: Tidak
Prosedur:
– Occurrence, Right &
Obligation - Permintaan keterangan
– Completeness - Prosedur analitis
- Observasi & inspeksi
Modified
– Accuracy & valuation
– Classifications &
Pemahaman: opinion
understandability • Lingkungan
entitas
• Internal kontrol

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 21


Polling Question #2
Pada saat anda mengaudit suatu entitas pada tahun pertama, apakah anda harus mendapatkan
bukti yang cukup atas saldo awal tahun ?

Jawab
a. Tidak perlu sepanjang laporan keuangan tahun lalu telah diaudit oleh AP sesuai ketentuan yang
berlaku
b. Ya perlu karena untuk mendapatkan keyakinan bahwa saldo awal tidak terdapat salah saji,
terutama untuk penugasan yang sebelumnya belum diaudit oleh AP lain
c. Tidak perlu karena saldo awal tidak berpengaruh terhadap saldo-saldo dalam laporan keuangan
sepanjang telah diaudit dan koreksi dari auditor telah dibukukan dan disetujui klien
d. Ya perlu karena saldo awal akan berpengaruh terhadap saldo-saldo tahun berjalan, meskipun
telah diaudit oleh AP lain.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 22


Overview atas Standar Audit (SA) 220
“Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan
Keuangan”

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 23


KONSEP SA 220

Tanggung jawab kepemimpinan atas mutu audit

Client acceptance &


Pelaksanaan perikatan
continuance Pemantauan

Ketentuan etika Penugasan tim


yang relevan perikatan

Dokumentasi

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 24


PERBEDAAN SPM 1 DENGAN SA 220
Standar Audit 220
Standar Perikatan Mutu (SPM) 1 Pada tingkat individual perikatan audit atas laporan
Pada tingkat organisasi Kantor Akuntan Publik keuangan

• Tanggung jawab kepemimpinan mutu • Tanggung jawab kepemimpinan atas


• Penerimaan dan hubungan mutu audit
keberlanjutan dengan klien • Penerimaan klien dan hubungan
• Persyaratan etika, standar profesi, dan keberlanjutan
hukum yang berlaku • Ketentuan etika yang relevan
• Sumber daya manusia • Pelaksanaan perikatan
• Pelaksanaan perikatan • Penugasan tim perikatan
• Pemantauan • Pemantauan

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 25


Gate Keeper Quality pada Tingkat Organisasi KAP
Managing
Partner

Risk Partner In-charge on Quality


Management Assignment Director Control
Reviewer
Client acceptance
Rekan Rekan Technical review
Perikatan Perikatan
Consultation
Marketing & Manajer Manajer
Client In-charge In-charge
Relationship Asisten Asisten Technical
Management Support
Performance engagement

Finance IT GA & Training


Admin & HRD

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 26


Komunikasi Sistem Pengendalian Mutu
• Komunikasi atas kebijakan dan prosedur pengendalian mutu kepada personil KAP
mencakup suatu penjelasan mengenai kebijakan dan prosedur pengendalian mutu dan
tujuan yang ingin dicapai dari rancangan kebijakan dan prosedur tersebut.

• Suatu pesan bahwa setiap individu dalam KAP memiliki tanggung jawab pribadi atas
mutu pekerjaannya dan diharapkan untuk mematuhi kebijakan dan prosedur tersebut.

• Dorongan kepada setiap personil KAP untuk mengomunikasikan pendapat atau


perhatiannya mengenai hal-hal yang terkait dengan pengendalian mutu menunjukkan
pentingnya untuk mendapatkan masukan atas sistem pengendalian mutu KAP.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 27


Sistem Pengendalian Mutu

Sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu merupakan tanggung jawab KAP.
Berdasarkan SPM 1, KAP berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara
suatu sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai bahwa:
a) KAP dan personelnya mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku.
b) Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan telah sesuai dengan kondisinya.
SA ini didasarkan atas suatu basis bahwa KAP harus mematuhi ketentuan yang terdapat
dalam SPM 1 atau ketentuan yang terdapat dalam peraturan perundangundangan, jika
ketentuan tersebut lebih ketat.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 28


Hirarkhi Sistem Pengendalian Mutu KAP
SPM 1 SA 220
Standar • Tanggung jawab Kepemimpinan mutu • Tanggung jawab Kepemimpinan mutu auidt PIC
• Penerimaan dan hubungan keberlanjutan dengan klien • Penerimaan dan hubungan keberlanjutan
• Persyaratan etika, standar profesi, dan hukum yang berlaku • Persyaratan etika yang relevan
• Sumber daya manusia • Penugasan tim perikatan
• Pelaksanaan perikatan • Pelaksanaan perikatan IAPI
• Pemantauan • Pemantauan

Sistem pengelolaan mutu pada tingkat organisasi KAP: Sistem pengelolaan mutu pada tingkat Individual KAP
Sistem
• Pemimpin rekan sebagai penanggung jawab akhir mutu perikatan audit:
KAP • Rekan perikatan sebagai pemimpin dan
• Delegasi wewenang dan tanggung jawab operasional bertanggung jawab atas perikatan audit
pengendalian mutu • Anggota tim perikatan lain
• Struktur organisasi, kultur, leadership style, ukuran dan • Penerapan kebijakan dan prosedur pengendalian
kompleksitas mutu perikatan
• Penyusunan dan penetapan kebijakan dan prosedur • Penyusunan dan penetapan kebijakan dan prosedur
• Komunikasi kebijakan dan prosedur • Komunikasi dan diskusi internal tim perikatan

Kebijakan dan Prosedur untuk unsur -unsur: Pelaksanaan kebijakan dan prosedur oleh tim perikatan
Kebijakan yang dipimpin oleh rekan perikatan:
• Tanggung jawab kepemimpinan mutu
• Penerimaan dan hubungan keberlanjutan dengan klien • Tanggung jawab kepemimpinan atas mutu audit
• Persyaratan etika, standar profesi, dan hukum yang • Penerimaan klien dan hubungan keberlanjutan
berlaku • Ketentuan etika yang relevan
• Penugasan tim perikatan
Prosedur • Sumber daya manunia • Pelaksanaan perikatan
• Pelaksanaan perikatan
• Pemantauan • Dampak atas hasil pemantauan
• Dokumentasi • Dokumentasi pengendalian mutu
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 29
TUJUAN SA 220

Tujuan auditor adalah untuk mengimplementasikan prosedur pengendalian mutu pada


tingkat perikatan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa:

Audit telah dilakukan dengan mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum
dan peraturan yang berlaku; dan

Laporan auditor yang diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 30


Definisi Terkait
Rekan perikatan: Rekan atau personel lain dalam KAP yang bertanggung jawab
atas perikatan dan pelaksanaannya dan atas laporan yang diterbitkan atas nama
KAP, serta yang, ketika disyaratkan, memiliki wewenang yang tepat dari organisasi
profesi, atau badan pengatur.

Penelaahan atas pengendalian mutu perikatan: Suatu proses yang dirancang


untuk menyediakan suatu evaluasi yang objektif pada saat atau sebelum tanggal
laporan tentang pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan
kesimpulan yang ditarik dalam merumuskan laporan tersebut. Proses penelaahan
pengendalian mutu perikatan berlaku untuk audit atas laporan keuangan bagi
entitas yang merupakan emiten dan untuk perikatan lain, jika relevan, yang
menurut KAP perlu diterapkan penelaahan pengendalian mutu perikatan.

Penelaah pengendalian mutu perikatan: Seorang rekan, personel lain dalam


KAP, personel di luar KAP dengan kualifikasi yang sesuai, atau suatu tim yang
terdiri dari individu-individu tersebut, yang tidak satupun dari mereka merupakan
bagian dari tim perikatan, dengan pengalaman dan wewenang yang cukup dan tepat
untuk mengevaluasi secara objektif pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim
perikatan dan kesimpulan yang ditarik dalam merumuskan laporan auditor.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 31


Tanggung Jawab Kepemimpinan atas Mutu Audit

Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas keseluruhan mutu setiap perikatan audit yang
ditugaskan kepada rekan yang bersangkutan. (Ref: Para. A3)

Para A3. Tindakan rekan perikatan dan pesan yang tepat kepada anggota lain tim perikatan, dalam
mengambil tanggung jawab keseluruhan atas mutu setiap perikatan audit, menekankan:
a. Pentingnya mutu audit atas:
❑ Pelaksanaan pekerjaan yang mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku;
❑ Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP yang berlaku;
❑ Penerbitan laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya; dan
❑ Kemampuan tim perikatan untuk menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatiannya tanpa
rasa takut terhadap hal-hal yang dapat merugikan dirinya; dan
b. Fakta bahwa mutu merupakan hal yang esensial dalam melaksanakan perikatan audit.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 32


Ketentuan Etika yang Relevan

Selama perikatan audit, rekan perikatan harus tetap waspada, melalui observasi dan
permintaan keterangan selama diperlukan, terhadap bukti atas ketidakpatuhan anggota tim
perikatan terhadap ketentuan etika yang relevan. (Para 9)

Apabila terdapat hal yang menjadi perhatian rekan perikatan melalui sistem pengendalian mutu
KAP atau sebaliknya yang mengindikasikan bahwa anggota tim perikatan tidak mematuhi
ketentuan etika yang relevan, maka rekan perikatan harus menentukan tindakan yang
tepat setelah berkonsultasi dengan pihak lain dalam KAP.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 33


Ketentuan Etika yang Relevan- Independensi
Rekan perikatan harus menarik kesimpulan atas kepatuhan terhadap ketentuan independensi yang
berlaku dalam perikatan audit.

Memperoleh informasi yang relevan dari KAP dan, jika relevan, KAP
jejaring, untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan
hubungan yang menciptakan ancaman terhadap independensi;

Mengevaluasi informasi tentang pelanggaran yang teridentifikasi, jika


Dalam melakukan hal ada, terhadap kebijakan dan prosedur independensi KAP untuk
tersebut, rekan menentukan apakah pelanggaran tersebut menciptakan ancaman
terhadap independensi bagi perikatan audit; dan
perikatan harus:
Melakukan tindakan yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan
pencegahan, atau apabila dipandang tepat, menarik diri dari perikatan
audit, ketika penarikan diri tersebut dimungkinkan oleh peraturan
perundangan-undangan yang berlaku. Rekan perikatan harus
melaporkan dengan segera kepada KAP setiap ketidakmampuan dalam
menyelesaikan hal tersebut agar dapat dilakukan tindakan yang tepat.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 34
Konfirmasi Tertulis Sehubungan dengan Independensi Personil KAP
Konfirmasi tertulis dapat berupa bentuk kertas ataupun elektronik. Dengan memperoleh
konfirmasi tersebut dan mengambil tindakan yang tepat atas informasi yang
mengindikasikan adanya ketidakpatuhan, KAP menunjukkan pentingnya independensi
dan mengomunikasikan isu tersebut kepada stafnya.

Ancaman Kedekatan
Kode Etik juga membahas ancaman kedekatan yang mungkin disebabkan oleh
penugasan staf senior yang sama dalam suatu perikatan asurans selama suatu periode
yang cukup lama dan membahas pencegahan yang tepat dalam menanggapi ancaman
tersebut.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 35


Penentuan kriteria yang tepat untuk menghadapi ancaman kedekatan dapat
mencakup hal-hal sebagai berikut :

• Sifat perikatan, termasuk seberapa luas perikatan tersebut melibatkan


kepentingan publik; dan
• Lamanya penugasan staf senior tersebut dalam perikatan.

Contoh pencegahan dalam hal ini adalah:

Rotasi staf senior atau keharusan melaksanakan penelaahan pengendalian mutu


perikatan atas perikatan tersebut.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 36


Polling Question #3
Apakah anda setuju pada saat menerima klien anda sudah harus melakukan
evaluasi independensi yang mencakup semua partner di KAP dan personil kunci
lainnya ?
a. Tidak setuju, karena evaluasi independensi dilakukan nanti pada saat
menerbitkan laporan auditor.
b. Setuju karena pada saat menerima klien posisi KAP harus independen.
c. Setuju karena pada saat menerima klien posisi AP harus independen.
d. Tidak setuju karena sebagai AP dalam posisi eksternal telah bertindak
independen

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 37


Kode Etik Profesi Akuntan Publik 1/4

KODE ETIK
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 EFEKTIF PER 1 JULI 2019

KEPAP

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 38


Kode Etik Profesi Akuntan Publik 1/4

KODE ETIK KODE ETIK


PROFESI AKUNTAN PUBLIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
2020 EFEKTIF PER 1 JULI 2019

BAGIAN 1 Kepatuhan Terhadap Kode Etik,


Prinsip Dasar Etika dan Kerangka Kerja
Konseptual;
BAGIAN A: Penerapan Umum Kode Etik;

BAGIAN 2 Anggota yang Bekerja di Bisnis;


BAGIAN B: Akuntan Publik atau CPA yang
ISI Berpraktik Melayani Publik;
BAGIAN 3 Anggota yang Berpraktik Melayani Publik;

BAGIAN C: CPA yang Bekerja Pada Entitas Bisnis.


BAGIAN 4A & 4B Independensi.
Bagian 4A:Independensi dalam Perikatan Audit dan Perikatan
Reviu.
Bagian 4B: Independensi dalam Perikatan Asurans Selain
Perikatan Audit dan Perikatan Reviu.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 39


Kode Etik Profesi Akuntan Publik 3/4

KODE ETIK
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 EFEKTIF PER 1 JULI 2019

Pernyataan tentang ketidakpatuhan


NOCLAR terhadap peraturan perundang-
TIDAK DIATUR
undangan (Non-Compliance with Laws
and Regulations (NOCLAR)) – Respons
atas ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan.
ISI

Bagian 2 paragraf 260 mengatur lebih


lanjut NOCLAR bagi Anggota yang TIDAK DIATUR
BAGIAN 2
bekerja di bisnis dan Bagian 3 paragraf
360 mengatur NOCLAR bagi Anggota
yang berpraktik melayani publik.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 40


Kode Etik Profesi Akuntan Publik 4/4

KODE ETIK KODE ETIK


PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 PROFESI AKUNTAN PUBLIK
EFEKTIF PER 1 JULI 2019
Ketentuan tentang hubungan yang berlangsung
lama antara personel (termasuk rotasi 3 (tiga)
ROTASI kategori Rekan yang terlibat dalam penugasan
audit atau reviu atas laporan keuangan untuk
entitas berakuntabilitas publik) yang mencakup
ketentuan periode jeda (cooling-off period) yang
lebih lama dibandingkan pengaturan dalam
Kode Etik efektif per 1 Juli 2019 maupun ISI
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pengaturan pada Bagian 2 bagi Anggota Dalam Kode Etik 2019, bagian ini
ANGGOTA yang bekerja di bisnis yang lebih jelas yang ANGGOTA diatur dalam Bagian C yang berlaku
mencakup penyusunan dan penyajian
informasi dan tekanan untuk melanggar bagi CPA yang bekerja pada entitas
prinsip dasar etika. bisnis.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 41


Bersikap lugas dan jujur dalam semua
hubungan profesional dan bisnis
Integritas
Mematuhi peraturan
perundang-undangan yang Tidak mengompromikan
berlaku dan menghindari pertimbangan profesional
perilaku apapun yang atau bisnis karena adanya
diketahui oleh Anggota bias, benturan kepentingan,
mungkin akan atau pengaruh yang tidak
mendiskreditkan profesi Perilaku Objektivitas semestinya dari pihak lain
Anggota Profesional
PRINSIP
DASAR • Mencapai & mempertahankan
ETIKA pengetahuan dan keahlian
profesional pada level yang
disyaratkan
Menjaga kerahasiaan informasi
• Bertindak sesuai dengan
yang diperoleh dari hasil hubungan
standar profesional & standar
profesional dan bisnis Kompetensi
dan kehati- teknis yang berlaku
Kerahasiaan hatian
profesional

Tim perikatan audit harus mematuhi prinsip dasar tersebut, termasuk memenuhi ketentuan independensi sesuaï:
Bagian 4A “INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN AUDIT DAN PERIKATAN REVIU”
Seksi 400 “Penerapan Kerangka Kerja Konseptual untuk Independensi dalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu”
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 42
Bagaimana Kode Etik diterapkan pada tingkat organisasi ?

- Penyusunan dan penetapan kode etik


IAPI - Sosialisasi dan edukasi
- pengawasan
KAP
Anggota yang
Pemimpin KAP • Kebijakan bekerja di bisnis
• Prosedur
Rekan AP Rekan • Pejabat senior
non AP • Staf profesional

Penerapan dan kepatuhan kode


Tim Tim etik
perikatan perikatan

• Makin rumit struktur KAP, maka semakin rumit penerapan kode etik.
• Semakin tinggi jabatan anggota yang bekerja di bisnis, semakin tinggi tanggung jawabnya untuk
meyakinkan kepatuhan pada kode etik.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 43
Bagaimana Kode Etik Diterapkan pada tingkat individual
penugasan audit ?

Penerimaan
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
Perikatan

• Kebijakan dan • Integritas


prosedur • Obyektivitas
• Kompetensi dan kehati-hatian profesional
• Kerahasiaan
• Perilaku profesional
• Persyaratan independensi dan Profesional Sceptism

• Penerimaan perikatan sebagai momentum krusial penerapan Kode Etik , karena


perikatan akan patuh atau tidak sangat dipengaruhi situasi pada saat penerimaan
perikatan.
• Tim perikatan harus mematuhi kode etik selama penerimaan perikatan sampai
dengan pelaporan.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 44


Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan
Klien dan Perikatan Audit
Para 12. Rekan perikatan harus dapat Para 13. Jika rekan perikatan memperoleh informasi yang
diyakinkan bahwa prosedur yang tepat atas dapat menyebabkan KAP untuk menolak perikatan audit
seandainya informasi tersebut tersedia lebih awal, maka
penerimaan dan keberlanjutan hubungan rekan perikatan harus mengomunikasikan informasi
dengan klien dan perikatan audit telah diikuti, tersebut dengan segera kepada KAP, sehingga KAP dan
dan harus menentukan bahwa kesimpulan rekan perikatan dapat melakukan tindakan yang
yang ditarik dalam hal ini sudah tepat diperlukan.

SPM 1 mengharuskan KAP untuk memperoleh informasi yang dipandang perlu sesuai dengan kondisinya sebelum
menerima suatu perikatan dari suatu klien baru, ketika memutuskan apakah akan melanjutkan perikatan yang
telah ada, dan ketika mempertimbangkan penerimaan perikatan baru dari klien yang telah ada. Informasi di
bawah ini membantu rekan perikatan dalam memutuskan apakah kesimpulan yang ditarik menyangkut
penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit sudah tepat:
❑ Integritas pemilik utama, manajemen inti, dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas;
❑ Kompetensi tim perikatan untuk melaksanakan perikatan audit dan kapabilitas yang diperlukan, termasuk
waktu dan sumber daya;
❑ Kemampuan KAP dan tim perikatan untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan; dan
❑ Hal signifikan yang timbul selama perikatan audit periode kini atau periode lalu, dan implikasinya terhadap
keberlangsungan hubungan perikatan. SPM 1, paragraf 27(a).

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 45


Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan
1/4
Klien dan Perikatan Tertentu

Kompetensi, Kemampuan dan Sumber Daya

Pertimbangan dimiliki tidaknya kompetensi, kemampuan, dan sumberdaya oleh KAP untuk
melaksanakan perikatan baru dari klien baru maupun klien yang ada melibatkan penelaahan terhadap
ketentuan tertentu atas perikatan tersebut , serta profil rekan dan staf pada setiap tingkat yang relevan,
dan mencakup apakah:

• Personil KAP memiliki pengetahuan terhadap industri dan hal pokok;


• Personil KAP memiliki pengalaman dengan ketentuan dari peraturan ataupun pelaporan yang
berlaku, atau kemampuan untuk memperoleh keahlian dan pengetahuan yang diperlukan secara
efektif;
• KAP memiliki personil yang memadai dengan kompetensi dan kemampuan yang diperlukan;
• Tersedianya tenaga ahli, apabila dibutuhkan;
• Tersedianya individu yang memenuhi kriteria dan ketentuan untuk melaksanakan penelaahan
pengendalian mutu perikatan, apabila diperlukan; dan
• KAP mampu menyelesaikan perikatan sesuai dengan tenggat pelaporan.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 46


Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan
2/4
Klien dan Perikatan Tertentu

Integritas Klien

Sehubungan dengan integritas klien, berikut ini adalah contoh atas hal-hal yang perlu dipertimbangkan:

• Reputasi pribadi dan bisnis dari pemilik utama, manajemen kunci dan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola klien.
• Sifat operasi klien, termasuk praktik bisnisnya.
• Informasi yang berhubungan dengan perilaku pemilik utama, manajemen kunci dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola klien terhadap hal-hal tertentu seperti interpretasi yang agresif
terhadap standar akuntansi dan lingkungan pengendalian internal.
• Apakah klien secara agresif berusaha menekan jasa profesional KAP serendah mungkin.
• Indikasi terjadinya pembatasan lingkup pekerjaan yang tidak wajar.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 47


Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan
3/4
Klien dan Perikatan Tertentu

Keberlanjutan Hubungan dengan Klien

Keputusan untuk melanjutkan hubungan dengan klien mencakup pertimbangan atas hal-hal
signifikan yang mungkin timbul selama perikatan kini maupun terdahulu, dan implikasinya
dalam melanjutkan hubungan tersebut. Sebagai contoh, klien tertentu mungkin telah memulai
mengembangkan operasi bisnisnya ke dalam area di mana KAP tidak memiliki keahlian yang
dibutuhkan.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 48


Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan
4/4
Klien dan Perikatan Tertentu

Pengunduran diri

Kebijakan dan prosedur tentang pengunduran diri dari: (i) suatu perikatan, atau (ii) perikatan dan
hubungan dengan klien, mencakup isu-isu sebagai berikut :

• Pembahasan dengan manajemen klien pada tingkat yang tepat dan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola mengenai langkah apa yang perlu diambil KAP berdasarkan fakta dan kondisi yang
relevan.
• Jika KAP memutuskan untuk mengundurkan diri dari: (i) suatu perikatan, atau (ii) perikatan dan
hubungan dengan klien, maka KAP membahas alasan pengunduran diri dengan manajemen klien
pada tingkat yang tepat dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
• Mempertimbangkan apakah terdapat ketentuan profesional, legal ataupun peraturan yng
mengharuskan KAP untuk tidak mengundurkan diri, atau kewajiban KAP untuk melaporkan
pengunduran diri dari: (i) suatu perikatan, atau (ii) perikatan dan hubungan dengan klien, berserta
alasannya, kepada otoritas yang berwenang.
• Mendokumentasikan hal-hal yang signifikan, konsultasi, kesimpulan dan dasar untuk menghasilkan
kesimpulan.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 49
Polling Question #4
Menurut anda apakah pemimpin KAP bertanggung jawab atas pelatihan yang cukup bagi staf KAP ?

Jawab:
a. Tidak setuju, karena pelatihan staf KAP hanya diperlukan ketika memang benar-benar
diperlukan karena biayanya mahal, fee tidak cukup untuk menutup keperluan tersebut
b. Setuju karena pelatihan penting untuk meningkatkan kualitas, pemimpin KAP adalah
penanggung jawab akhir mutu sehingga harus melakukan upaya terbaik untuk mengelola agar
semua staf diberi pelatihan yang cukup agar mampu melaksanakan peran dan tugasnya.
c. Tidak setuju karena pelatihan staf adalah tanggung jawab masing-masing partner yang merekrut
para staf tersebut sesuai kebutuhan para partner, namun pemimpin KAP harus membuat
kebijakan pelatihan dan mengawasinya.
d. Setuju karena pelatihan adalah modal utama untuk mendapatkan staf yang kompeten untuk
menunjang kualitas, namun pemimpin KAP harus berbagi tugas dengan partner lain yang diberi
tanggung jawab pelatihan.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 50


Penugasan Tim Perikatan

Rekan perikatan harus dapat diyakinkan


bahwa tim perikatan, dan setiap pakar auditor Tim perikatan juga mencakup seseorang yang
yang bukan merupakan bagian dari tim menggunakan keahlian tertentu dalam bidang
perikatan, secara kolektif memiliki akuntansi atau audit, baik yang ditugaskan
kompetensi dan kemampuan yang sesuai maupun yang dipekerjakan oleh KAP, jika ada,
untuk: yaitu individu yang melaksanakan prosedur
• Melaksanakan perikatan audit sesuai audit dalam perikatan tersebut. Namun,
dengan standar profesi serta ketentuan individu dengan keahlian tersebut bukan
hukum dan peraturan yang berlaku; dan merupakan anggota tim perikatan jika
• Memungkinkan diterbitkannya laporan keterlibatan individu tersebut dalam perikatan
auditor yang sesuai dengan kondisinya. hanya sebatas konsultasi.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 51


Tim Audit

Tim audit mencakup (KEPAP 2020):


a) Semua anggota tim perikatan untuk perikatan audit;
b) Semua pihak lain dalam Kantor yang dapat secara langsung memengaruhi hasil dari perikatan audit,
termasuk:
i. Pihak yang merekomendasikan kompensasi yang diberikan kepada, atau yang memberikan pengawasan
langsung, manajemen atau pengawasan lain terhadap rekan perikatan audit sehubungan dengan
pelaksanaan perikatan audit, termasuk pihak pada semua level manajemen senior yang secara berturut-
turut berada di atas rekan perikatan sampai rekan senior atau pimpinan rekan (kepala eksekutif atau
setara);
ii. Pihak yang memberikan konsultansi mengenai isu spesifik terkait teknis atau industri, transaksi atau
peristiwa dalam perikatan audit; dan
iii. Pihak yang melakukan pengendalian mutu terhadap perikatan, termasuk pihak yang menelaah
pengendalian mutu perikatan; dan
c) Semua pihak dalam jaringan Kantor yang dapat memengaruhi hasil perikatan audit. Di bagian 4A, istilah
“tim audit” berlaku sama untuk “tim reviu”.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 52


Pelaksanaan Perikatan
Arah, Supervisi, dan Pelaksanaan
Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas:
a) Arah, supervisi, dan pelaksanaan perikatan audit sesuai dengan standar profesi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
b) Laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya.
Penelaahan
Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas penelaahan yang sedang dilakukan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur penelaahan KAP.

Pada atau sebelum tanggal laporan auditor, rekan perikatan harus dapat diyakinkan, melalui
suatu penelaahan atas dokumentasi audit dan diskusi dengan tim perikatan, bahwa bukti audit
yang cukup dan tepat telah diperoleh untuk mendukung kesimpulan yang ditarik dan laporan
auditor yang diterbitkan.
Perbedaan pendapat
Jika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan, dengan pihak yang dikonsultasi (jika
relevan), antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan, maka tim
perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur KAP dalam merespons dan menyelesaikan
perbedaan pendapat tersebut.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 53
1/3 Pelaksanaan Perikatan
Arah, Supervisi, dan Pelaksanaan

❑ Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas arah perikatan audit sesuai dengan standar profesi dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;

❑ Para A13. Arah tim perikatan mencakup komunikasi kepada anggota tim perikatan hal-hal tertentu seperti di
bawah ini:
➢ Tanggung jawab tim perikatan, termasuk keharusan untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan, serta untuk
merencanakan dan melaksanakan audit dengan skeptisisme profesional seperti yang disyaratkan oleh SA 200.
➢ Tanggung jawab rekan yang bersangkutan ketika lebih dari satu rekan terlibat dalam pelaksanaan perikatan
audit.
➢ Tujuan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
➢ Sifat bisnis entitas.
➢ Isu yang terkait dengan risiko.
➢ Masalah yang mungkin timbul.
➢ Pendekatan detail atas pelaksanaan perikatan.
Diskusi di antara anggota tim perikatan memungkinkan anggota tim yang kurang berpengalaman untuk
mengajukan pertanyaan kepada anggota tim yang lebih berpengalaman agar komunikasi yang tepat dapat terjadi
dalam tim perikatan.

Para A14. Kerja sama tim dan pelatihan yang tepat membantu anggota tim perikatan yang kurang berpengalaman
untuk memahami secara jelas tujuan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 54
2/3 Pelaksanaan Perikatan
Arah, Supervisi, dan Pelaksanaan

Rekan perikatan audit bertanggung jawab atas supervisi perikatan audit.

Supervisi mencakup hal-hal seperti berikut ini:


➢ Memantau kemajuan perikatan audit.
➢ Mempertimbangkan kompetensi dan kemampuan setiap anggota tim perikatan, termasuk apakah
mereka diberikan waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaannya, apakah mereka memahami
instruksi yang diberikan, dan apakah pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan pendekatan yang telah
direncanakan dalam perikatan audit.
➢ Mengarahkan ke hal signifikan yang timbul selama perikatan audit, mempertimbangkan signifikansi
hal tersebut dan memodifikasi pendekatan yang telah direncanakan dengan tepat.
➢ Mengidentifikasi hal yang perlu dikonsultasikan atau dipertimbangkan oleh anggota tim perikatan
yang lebih berpengalaman selama perikatan audit.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 55


3/3 Pelaksanaan Perikatan
Penelaahan
Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas penelaahan yang sedang dilakukan sesuai dengan kebijakan
dan prosedur penelaahan KAP.

Berdasarkan SPM 1, kebijakan dan prosedur KAP atas tanggung jawab penelaahan ditentukan atas dasar
bahwa pekerjaan anggota tim perikatan yang kurang berpengalaman ditelaah oleh anggota tim perikatan
yang lebih berpengalaman.

Suatu penelaahan mencakup pertimbangan atas hal-hal tertentu, sebagai contoh, apakah:
➢ Pekerjaan telah dilaksanakan berdasarkan standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
➢ Hal-hal yang signifikan telah diidentifikasi untuk pertimbangan selanjutnya;
➢ Konsultasi yang tepat telah dilakukan dan kesimpulan yang ditarik telah didokumentasikan dan
diterapkan;
➢ Terdapat kebutuhan untuk merevisi sifat, saat dan luas pekerjaan yang dilakukan;
➢ Pekerjaan yang dilaksanakan mendukung kesimpulan yang dihasilkan dan hal tersebut telah
didokumentasikan dengan tepat;
➢ Bukti yang diperoleh cukup dan tepat untuk mendukung laporan; dan
➢ Tujuan dari prosedur perikatan telah dicapai.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 56


Penelaahan pelaksanaan pekerjaan oleh Rekan Perikatan

Pada atau sebelum tanggal laporan auditor, rekan perikatan harus dapat diyakinkan, melalui suatu penelaahan atas
dokumentasi audit dan diskusi dengan tim perikatan, bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh untuk
mendukung kesimpulan yang ditarik dan laporan auditor yang diterbitkan (Para 17).

Para A18. Penelaahan secara tepat waktu oleh rekan perikatan atas hal-hal di bawah ini pada tahap-tahap yang
tepat selama perikatan memungkinkan hal signifikan diselesaikan secara tepat waktu sesuai dengan harapan rekan
perikatan pada saat atau sebelum tanggal laporan auditor:
▪ Pertimbangan atas hal yang kritikal, terutama yang terkait dengan hal-hal yang sulit atau kontroversial, yang
diidentifikasi selama pelaksanaan perikatan;
▪ Risiko signifikan; dan
▪ Hal lain yang dipandang penting oleh rekan perikatan.
▪ Rekan perikatan tidak perlu menelaah seluruh dokumentasi audit, tetapi dapat melakukannya ketika
dikehendaki. Namun, sebagaimana disyaratkan oleh SA 230, rekan perikatan tersebut harus
mendokumentasikan luas dan waktu penelaahan yang dilakukan.
Rekan perikatan tidak perlu menelaah seluruh dokumentasi audit, tetapi dapat melakukannya ketika dikehendaki.
Namun, sebagaimana disyaratkan oleh SA 230, rekan perikatan tersebut harus mendokumentasikan luas dan waktu
penelaahan yang dilakukan.

Para A19. Rekan perikatan yang mengambil alih suatu audit selama perikatan dapat menerapkan prosedur
penelahaan sebagaimana dijelaskan dalam paragraf A18 untuk menelaah pekerjaan yang telah dilakukan hingga
tanggal serah terima perikatan sehubungan dengan pengambilalihan tanggung jawab rekan perikatan.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 57
Anggota Tim dengan Keahlian Tertentu

Ketika perikatan audit melibatkan anggota tim perikatan dengan keahlian tertentu dalam bidang
akuntansi atau audit, arah, supervisi, dan reviu atas pekerjaan anggota tim perikatan tersebut
dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:

• Menyepakati dengan anggota tim perikatan sifat, ruang lingkup, dan tujuan pekerjaan yang
akan dilakukan oleh anggota tim perikatan; serta peran, sifat, saat, dan luas komunikasi
antara anggota tim perikatan tersebut dengan anggota lain tim perikatan.
• Mengevaluasi kecukupan pekerjaan anggota tim perikatan, termasuk relevansi dan
kewajaran temuan anggota tim perikatan, atau kesimpulan dan konsistensinya dengan bukti
audit lain.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 58


Penerapan
Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
Engagement Quality Control Review (EQCR)

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 59


1/6
Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
(Engagement Quality Control Review ) ((EQCR))

Untuk audit atas laporan keuangan emiten dan perikatan audit lain, jika ada, yang telah
ditetapkan oleh KAP untuk ditelaah pengendalian mutunya, rekan perikatan harus (Para 19):

• Menentukan bahwa penelaah pengendalian mutu perikatan telah ditunjuk;


• Mendiskusikan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan tentang hal signifikan yang
timbul selama perikatan audit, termasuk yang diidentifikasi selama penelaahan
pengendalian mutu perikatan; dan
• Tidak memberi tanggal laporan auditor hingga penelaahan pengendalian mutu perikatan
telah selesai dilakukan (Ref: Para. A23-A25).

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 60


2/6 Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
Gate Keeper Quality pada Level Perikatan di Internal KAP

Berdasarkan SPM dan SA 220


EQCR:
• Emiten
• Other high risk
engagements

Perencanaan Penerbitan
Penerimaan dan dan
Pengujian Penyelesaian Tanggal
klien Penilaian
Risiko Laporan

EQCR dilakukan secara obyektif oleh partner lain dengan kewenangan yang cukup untuk menelaah kepatuhan pelaksanaan
perikatan terhadap SA, kode etik, dan peraturan perundangan yang berlaku

KAP dengan SDM terbatas dapat bekerja sama dengan KAP lain untuk melaksanakan EQCR

diperlukan alokasi budget yang cukup

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 61


3/6 Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
Reviu Pengendalian Mutu Perikatan
Penyelesaian Reviu Pengendalian Mutu Perikatan Sebelum Tanggal Laporan Auditor
(Ref: Para 19c)

• Para A23. SA 700 tidak memerbolehkan laporan auditor diberi tanggal sebelum tanggal diperolehnya
seluruh bukti audit yang cukup dan tepat yang menjadi basis bagi auditor dalam menyatakan opini atas
laporan keuangan. Dalam hal audit atas laporan keuangan emiten atau ketika suatu perikatan memenuhi
kriteria untuk dilakukan reviu pengendalian mutu perikatan, reviu tersebut membantu auditor dalam
menentukan apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh.
• Para A24. Pelaksanaan reviu pengendalian mutu perikatan secara tepat waktu dan pada tahapan yang
tepat selama perikatan berlangsung memungkinkan hal-hal yang signifikan dapat diselesaikan secara tepat
waktu dan memuaskan pereviu pengendalian mutu perikatan pada tanggal atau sebelum tanggal laporan
auditor.
• Para A25. Penyelesaian reviu pengendalian mutu perikatan ditandai dengan diselesaikannya hal-hal yang
diatur dalam paragraf 20-21 oleh pereviu pengendalian mutu perikatan, dan jika relevan, kepatuhan
terhadap ketentuan yang tercantum dalam paragraf 22. Dokumentasi reviu pengendalian mutu
perikatan dapat diselesaikan setelah tanggal laporan auditor sebagai bagian dari penyusunan
kertas kerja audit final. SA 230 menetapkan ketentuan dan menyediakan petunjuk sehubungan dengan
hal ini.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 62


4/6 Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
Sifat, Saat, dan Luas Reviu atas Pengendalian Mutu Perikatan

Para 20. Penelaah pengendalian mutu perikatan harus melaksanakan evaluasi secara objektif atas
pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan, dan kesimpulan yang ditarik dalam memformulasikan
laporan auditor.

Evaluasi ini harus mencakup:


➢ Pembahasan hal signifikan dengan rekan perikatan;
➢ Penelaahan atas laporan keuangan dan laporan auditor yang diusulkan;
➢ Penelaahan atas dokumentasi audit yang dipilih untuk ditelaah yang berkaitan dengan pertimbangan
signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang ditarik; dan
➢ Evaluasi terhadap kesimpulan yang ditarik dalam memformulasikan laporan auditor dan pertimbangan
atas tepat atau tidak tepatnya laporan auditor yang diusulkan.

Luasnya reviu pengendalian mutu perikatan


bergantung pada antara lain kerumitan perikatan, Pelaksanaan reviu pengendalian mutu perikatan
apakah entitas yang menjadi objek perikatan tidak mengurangi tanggung jawab rekan perikatan
merupakan emiten, dan risiko bahwa laporan atas perikatan audit dan kinerjanya.
auditor yang diterbitkan mungkin tidak tepat.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 63
5/6 Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan

Reviu Pengendalian Mutu Perikatan atas Emiten


(Para 21)
Untuk audit atas laporan keuangan emiten, dalam menjalankan penelaahan pengendalian mutu perikatan,
penelaah pengendalian mutu perikatan juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
➢ Apakah tim perikatan telah melakukan evaluasi atas independensi KAP dalam kaitannya dengan perikatan
audit;
➢ Apakah konsultasi yang tepat telah dilakukan atas hal-hal yang melibatkan perbedaan pendapat atau hal-
hal rumit atau kontroversial lain, dan kesimpulan yang ditarik dari konsultasi tersebut; dan
➢ Apakah dokumentasi audit yang dipilih untuk penelaahan mencerminkan pekerjaan yang telah
dilaksanakan terkait dengan pertimbangan signifikan dan mendukung kesimpulan yang ditarik.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 64


6/6 Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan

Reviu Pengendalian Mutu Perikatan atas Emiten


(Para A28)
Hal-hal lain yang relevan untuk mengevaluasi pertimbangan signifikan yang dilakukan oleh tim perikatan
yang dapat dipertimbangkan dalam reviu (Para 21) pengendalian mutu perikatan atas audit laporan
keuangan emiten mencakup:
➢ Risiko signifikan yang diidentifikasi selama perikatan sebagaimana diatur dalam SA 315, dan respons
terhadap risiko tersebut sebagaimana diatur dalam SA 330, termasuk penilaian tim perikatan atas, dan
respons terhadap, risiko kecurangan sebagaimana diatur dalam SA 240.
➢ Pertimbangan yang dilakukan, khususnya yang berhubungan dengan materialitas dan risiko signifikan.
➢ Signifikansi dan sifat kesalahan penyajian, baik yang dikoreksi maupun yang tidak dikoreksi, yang
ditemukan selama berlangsungnya perikatan.
➢ Hal-hal yang dikomunikasikan kepada manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
dan, jika relevan, pihak lain seperti badan pengatur.
Hal-hal tersebut di atas, tergantung kondisinya, mungkin juga berlaku dalam reviu pengendalian mutu
perikatan untuk audit laporan keuangan entitas lainnya.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 65


Perbedaan pendapat

Jika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan, antara rekan perikatan dengan penelaah
pengendalian mutu perikatan, maka tim perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur KAP dalam
merespons dan menyelesaikan perbedaan pendapat tersebut.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 66


Personil Berbeda untuk ….

• Tim perikatan
• EQCR
• Inspeksi kertas kerja audit (monitoring)

KAP dengan jumlah AP terbatas dapat melakukan kerjasama dengan KAP lain,
misal OAI atau model kerjasama lainya, untuk melaksanakan fungsi-fungsi
tersebut.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 67


Sesuai KEPAP 2020 dan COD, Partner EQCR Juga Berlaku Ketentuan Rotasi
Efektif Tahun Buku 1 Januari 2021
Penerapan Hubungan Yang Berlangsung Lama Antara Personel
(Termasuk Rotasi Rekan) Dengan Klien Audit
Periode Jeda Berturut-turut dari Berbagai Peran
Klien Audit Merupakan Entitas dengan Akuntabilitas Publik
Audit entitas dengan akuntabilitas publik, individu tidak boleh bertindak dalam salah satu peran atau kombinasi
peran sebagai rekan berikut selama lebih dari 7 (tujuh) tahun kumulatif:

Rekan Penanggung Jawab atas


Penelaahan Pengendalian Mutu Rekan Audit Utama
Rekan Perikatan Perikatan Lainnya
(Engagement Partner (Individual Responsible for The
(Other Key Audit
(EP)) Engagement Quality Control Review
Partners (OKAP))
(EQCR))

5 th 3 th 2 th
Periode Jeda (kombinasi peran, juga berlaku)
Periode jeda untuk EP pada masa transisi 2021 sd 2023 adalah 3 tahun 68
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Polling Question #5
Menurut Anda apakah pemimpin KAP harus dalam posisi independen untuk seluruh perikatan audit di
KAP-nya meskipun perikatan audit dilaksanakan oleh partner lain bahkan di cabang KAP ?

Jawab:
a. Tidak setuju karena pemimpin KAP tidak perlu memenuhi persyaratan independensi karena tidak
menandatangani laporan auditor
b. Setuju karena pemimpin KAP adalah simbol dari KAP sehingga harus memenuhi independence in
appearance
c. Tidak setuju karena pemimpin KAP telah menetapkan kebijakan independensi bagi partner dan
personil lainnya sehingga tanggung jawabnya telah selesai
d. Setuju karena pemimpin KAP adalah penanggung jawab akhir mutu kantor.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 69


Komunikasi dan Konsultasi dengan Pihak Regulator

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 70


1/2 Pelaksanaan Perikatan

KONSULTASI
Rekan perikatan harus (Para 18):
a) Bertanggung jawab atas dilakukannya konsultasi yang tepat oleh tim perikatan atas hal yang sulit atau
kontroversial.
b) Dapat diyakinkan bahwa anggota tim perikatan telah melakukan konsultasi yang tepat selama
pelaksanaan perikatan, baik di antara sesama anggota tim perikatan maupun antara tim perikatan
dengan pihak lain pada tingkatan yang tepat dalam KAP atau di luar KAP;
c) Dapat diyakinkan bahwa sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi
tersebut disetujui oleh pihak yang dimintai konsultasi; dan
d) Menentukan bahwa kesimpulan sebagai hasil dari konsultasi tersebut telah diimplementasikan.
Konsultasi yang efektif atas hal-hal teknis, etis, dan lainnya yang signifikan dalam KAP, atau jika relevan, di
luar KAP, dapat dicapai ketika pihak yang dikonsultasikan:
• diberikan seluruh fakta yang relevan yang memungkinkan mereka untuk memberikan advis; dan
• memiliki pengetahuan, senioritas, dan pengalaman yang tepat.
Konsultasi tim perikatan dengan pihak diluar KAP mungkin tepat untuk dilakukan, sebagai contoh, ketika
kurang tersedianya sumber daya internal yang tepat dalam KAP. KAP dapat mengambil manfaat dari jasa
advisory yang disediakan oleh KAP lain, badan profesional dan badan pengatur, atau organisasi komersial
yang menyediakan jasa pengendalian mutu yang relevan.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 71
2/2 Pelaksanaan Perikatan
Perbedaan pendapat

Perbedaan pendapat

Jika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan, dengan pihak yang dikonsultasi (jika relevan),
maka tim perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur KAP dalam merespons dan menyelesaikan
perbedaan pendapat tersebut.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 72


Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan (EQCR)
Komunikasi dengan Regulator – POJK 13/2017
Pasal 19
(1) Dalam rangka persiapan dan pelaksanaan audit atas informasi keuangan historis tahunan kepada
Lembaga Jasa Keuangan, AP dan/atau KAP wajib melakukan komunikasi dengan Otoritas Jasa
Keuangan.
(2) Dalam komunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1):
a. AP dan/atau KAP dapat meminta informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan mengenai Pihak
yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan yang akan diaudit; dan/atau
b. Otoritas Jasa Keuangan dapat menginformasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian AP
dan/atau KAP dalam rangka persiapan dan pelaksanaan audit.
(3) AP dan KAP wajib menyampaikan informasi yang diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan meskipun
perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) telah berakhir.

Konsultasi/komunikasi dengan Regulator - BPK


Para A30 Untuk perikatan audit dalam lingkup keuangan negara, konsultasi/komunikasi dengan
BPK menjadi krusial/penting pada saat/sebelum penyelesaian laporan

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 73


Konsultasi/Komunikasi dengan Pihak-Pihak
Relevan Lainnya

Komite audit/dewan komisaris sebagai pihak bertanggung jawab atas


tata kelola
Konsultasi/komunikasi
atas hal-hal signifikan
kepada pihak-pihak Pemegang saham yang relevan
relevan lainnya sangat
dianjurkan bagi
auditor dalam
Kreditur
rangka untuk
mitigasi risiko:

Pihak pengguna laporan lain yang relevan

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 74


Waspada

• Auditor perlu waspada terhadap segala informasi yang bertolak belakang dari berbagai pihak
yang dilakukannya konsultasi/komunikasi.

• Laporan tidak diterbitkan sampai dengan hal-hal yang krusial terkait perbedaan pendapat
dari para pihak diselesaikan.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 75


Polling Question #6
Berdasarkan pemahaman anda, sesuai ED 701, pada tahap pertama kali diterapkan hal audit utama
akan berlaku untuk entitas yang mana berikut ini?

a. Perbankan
b. Lembaga keuangan
c. Emiten
d. BUMn dan semua entitas publik

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 76


Dokumentasi Pengendalian Mutu Audit atas
Laporan Keuangan

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 77


Dokumentasi Audit

Isu yang diidentifikasi yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap


ketentuan etika yang relevan dan bagaimana isu tersebut diselesaikan.

Auditor harus Kesimpulan tentang kepatuhan terhadap ketentuan independensi yang


memasukkan hal-hal berlaku bagi perikatan audit, dan setiap diskusi dengan KAP yang
berikut dalam relevan untuk mendukung kesimpulan tersebut.
dokumentasi audit:
Kesimpulan yang ditarik tentang penerimaan dan keberlanjutan
(Para 24) hubungan dengan klien dan perikatan audit.

Sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang ditarik dari, konsultasi
yang dilakukan selama pelaksanaan perikatan audit.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 78


Dokumentasi Konsultasi

Isu yang menjadi bahan konsultasi; dan


Dokumentasi atas konsultasi yang
dilakukan dengan profesional lain yang
melibatkan hal-hal yang sulit atau
kontroversial yang cukup lengkap dan
Hasil konsultasi, termasuk keputusan
detail memberikan pemahaman atas:
yang ditarik, dasar keputusan tersebut,
dan bagaimana keputusan tersebut
(Para A35)
diimplementasikan.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 79


Dokumentasi EQCR

Prosedur yang diharuskan oleh kebijakan KAP dalam penelaahan


pengendalian mutu perikatan telah dilaksanakan;
Untuk perikatan audit
yang ditelaah, penelaah
pengendalian mutu
perikatan (EQCR) Penelaahan pengendalian mutu perikatan telah diselesaikan pada atau
harus sebelum tanggal laporan auditor; dan
mendokumentasikan
bahwa:
Penelaah tidak menemukan adanya hal-hal yang tidak terselesaikan
(Para 25) yang dapat menyebabkan penelaah percaya bahwa pertimbangan
signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang ditarik
tidak tepat.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 80


Polling Question #7

Menurut anda seberapa efektif EQCR akan meningkatkan kualitas audit ?

a. Sangat efektif
b. Efektif
c. Kurang efektif
d. Tidak efektif

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 81


Pemantauan

Sistem pengendalian mutu yang efektif mencakup proses pemantauan yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bagi KAP bahwa kebijakan dan prosedur yang berhubungan
dengan sistem pengendalian mutu adalah relevan, memadai, dan beroperasi secara efektif. Rekan
perikatan harus mempertimbangkan hasil proses pemantauan KAP sebagaimana dibuktikan dalam
informasi yang terkini yang disirkulasi oleh KAP dan, jika relevan, KAP jejaring lain, dan apakah
defisiensi yang diidentifikasi dalam informasi tersebut dapat memengaruhi perikatan audit.

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 82


Terima Kasih

Ts/Div. Teknis & Standar

© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 83

Anda mungkin juga menyukai