“URGENSI PENERAPAN
ENGAGEMENT QUALITY CONTROL REVIEW
(EQCR)
DAN PERAN KOMUNIKASI/KONSULTASI
KEPADA REGULATOR SESUAI POJK
NOMOR 13 TAHUN 2017 DALAM RANGKA
MITIGASI RISIKO AUDIT”
Narasumber:
Tarkosunaryo MBA., CPA
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Jakarta, 24-25 Juni 2021 1
Disclaimer
• Presentasi Standar Audit disusun oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) untuk mendukung
regulator, Kantor Akuntan Publik, praktisi, pengajar dan pemangku kepentingan lainnya dalam
pengadopsian, pengimplementasian, pelatihan dan pengembangan, serta pelaksanaan Standar Audit
yang telah direvisi.
• Presentasi berikut semata-mata suatu gambaran umum dan tidak dimaksudkan untuk menyajikan
seluruh perubahan secara detail. Presentasi wajib dibaca bersama-sama dengan Standar Audit yang
sifatnya otoritatif. Presentasi berikut bukan merupakan bagian Standar Profesional Akuntan Publik
secara lengkap.
• IAPI tidak bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh pihak yang melakukan atau menahan
diri untuk melakukan suatu tindakan dengan mendasarkan pada materi publikasi ini secara langsung
maupun tidak langsung, baik yang disebabkan oleh kelalaian atau hal lainnya.
Materi Standar Audit dapat didownload pada website IAPI berikut ini:
https://iapi.or.id/Iapi/detail/362
Kode Etik Profesi Akuntan Publik 2020 dapat di download pada link berikut:
https://iapi.or.id/Iapi/detail/919
Ilustrasi kasus:
1. AP WJ dari KAP ABC menerima perikatan untuk melakukan audit atas PT XY pada bulan Oktober 20X7
untuk melakukan audit tahun buku 20X7.
2. Pada bulan November 20X7 AP WJ tersebut sebagai pemimpin rekan menutup KAP ABC karena ada
perubahan susunan rekan, yang disetujui sebelumnya dalam rapat partner bulan Agustus 20X6 untuk
membubarkan KAP ABC. SK penutupan KAP ABC dari MenKeu terbit Desember 20X7. Sedangkan
KAP baru yaitu KAP JKL izin usahanya terbit bulan Maret 20X8.
3. AP WJ menandatangani laporan auditor XY pada tanggal 25 Februari 20X8 dengan menggunakan nama
KAP ABC yang sesungguhnya SK izin usahanya telah dicabut oleh Menteri Keuangan.
4. Alasan AP WJ menerbitkan laporan auditor tanggal 25 Februari 20X8 dengan menggunakan KAP ABC
karena klien meminta laporan segera terbit sesuai kontrak perikatan, serta kontrak perikatan dengan
klien dan STTD di OJK masih atas nama KAP ABC. KAP baru masih dalam proses pengajuan izin usaha.
AP dikenakan sanksi atas STTD oleh OJK dan sanksi denda beberapa puluh juta Rupiah.
Ilustrasi kasus:
1. AP K memiliki STTD dari OJK, yang kemudian tanggal 9 Maret 20X9 mengajukan permohonan tidak aktif
sementara ke OJK. Beberapa bulan kemudian terbit persetujuan Mei 20X9 memberikan persetujuan untuk
tidak aktif sementara untuk jangka waktu sampai dengan pemberian aktif kembali oleh AP tersebut.
2. AP K kemudian mengirimkan proposal perikatan audit ke PT DHB perusahaan IT yang salah satunya
bergerak dalam bidang jasa yang mendapatkan izin dari OJK. Surat proposal audit bertanggal 14
September 20X9 untuk audit tahun 20X9, yang kemudian disetujui oleh PT DHB dan dilaporkan ke OJK
pada bulan berikutnya.
3. AP K kemudian menerbitkan laporan auditor independen PT DHB tahun 20X9 pada tanggal 3 Maret
20X0, yang selanjutnya oleh direksi PT DHB dilaporkan ke OJK.
4. AP K pada bulan September 20X0 mengajukan pengaktifan kembali ke OJK.
Ilustrasi Kasus:
1. Selanjutnya OJK melakukan penelitian atas laporan keuangan beserta laporan auditor tersebut, dan
kemudian melakukan klarifikasi kepada AP K. Selanjutnya OJK mendapatkan fakta diantaranya sebagai
berikut:
a. AP K tidak memberitahukan kepada direksi PT DHB bahwa sedang dalam posisi STTD yang tidak
aktif sementara.
b. AP K mengetahui bahwa PT DHB memiliki izin jasa dari OJK.
c. AP K menandatangani laporan auditor PT DHB dengan alasan karena porsi pendapatan PT DHB dari
jasa yang memerlukan izin dari OJK sangat kecil sekali, sehingga tidak signifikan, sehingga tidak
perlu diaudit oleh auditor yang aktif STTD di OJK. Selain itu PT DHB juga memiliki izin dari instansi
lain dalam rangka pelaksanaan jasa yang lain.
2. OJK juga melakukan klarifikasi ke direksi PT DHB perihal informasi tersebut.
Ilustrasi kasus:
1. AP L dari KAP BSR mengaudit perusahaan jasa tahun 20X0, suatu emiten, yang pada tahun 20X0
mengadakan kontrak dengan PT Q untuk pengelolaan salah satu layanan kepada pelanggannya. PT Q sepakat
dengan perusahaan untuk membayarkan biaya dalam jumlah tertentu sebagai penggantian hak untuk durasi
kontrak selama 5 tahun. Untuk melaksanakan perjanjian tersebut, PT Q harus memasang suatu peralatan.
PT Q berhak menawarkan kepada pihak lain dan mengadakan kontrak sehingga terdapat penjualan atas hak
yang dikelola tersebut. Selanjutnya ketika sudah beroperasi perusahaan mendapatkan bagi hasil atas
penjualan layanan yang disubkontrakan tersebut.
2. Laporan keuangan tahun 20X0 mengakui seluruh nilai biaya penggantian hak ditahun 20X0 sebagai
pendapatan di tahun 20X0 yaitu pada saat awal kontrak , dengan pertimbangan bahwa PT Q telah
memperoleh hak berdasarkan perjanjian untuk mengelola salah satu jasa layanan perusahaan tersebut.
Atas keadaan tersebut OJK menyimpulkan perlakuan tersebut tidak tepat dan AP L
dikenakan sanksi atas STTD-nya.
Risiko
Risiko Risiko auditor:
kepatuhan
kesalahan • Opini tidak tepat
Inherent Control penyajian • Kesalahan
Risk Risk material persepsi
Risiko
komunikasi
Mitigasi Risiko
Ya
Mematuhi Modifikasi opini
ketentuan Risiko atas LK atau
etika salah saji menarik diri
LK rendah? Tidak
Disclosures: Tidak
Prosedur:
– Occurrence, Right &
Obligation - Permintaan keterangan
– Completeness - Prosedur analitis
- Observasi & inspeksi
Modified
– Accuracy & valuation
– Classifications &
Pemahaman: opinion
understandability • Lingkungan
entitas
• Internal kontrol
Jawab
a. Tidak perlu sepanjang laporan keuangan tahun lalu telah diaudit oleh AP sesuai ketentuan yang
berlaku
b. Ya perlu karena untuk mendapatkan keyakinan bahwa saldo awal tidak terdapat salah saji,
terutama untuk penugasan yang sebelumnya belum diaudit oleh AP lain
c. Tidak perlu karena saldo awal tidak berpengaruh terhadap saldo-saldo dalam laporan keuangan
sepanjang telah diaudit dan koreksi dari auditor telah dibukukan dan disetujui klien
d. Ya perlu karena saldo awal akan berpengaruh terhadap saldo-saldo tahun berjalan, meskipun
telah diaudit oleh AP lain.
Dokumentasi
• Suatu pesan bahwa setiap individu dalam KAP memiliki tanggung jawab pribadi atas
mutu pekerjaannya dan diharapkan untuk mematuhi kebijakan dan prosedur tersebut.
Sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu merupakan tanggung jawab KAP.
Berdasarkan SPM 1, KAP berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara
suatu sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai bahwa:
a) KAP dan personelnya mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku.
b) Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan telah sesuai dengan kondisinya.
SA ini didasarkan atas suatu basis bahwa KAP harus mematuhi ketentuan yang terdapat
dalam SPM 1 atau ketentuan yang terdapat dalam peraturan perundangundangan, jika
ketentuan tersebut lebih ketat.
Sistem pengelolaan mutu pada tingkat organisasi KAP: Sistem pengelolaan mutu pada tingkat Individual KAP
Sistem
• Pemimpin rekan sebagai penanggung jawab akhir mutu perikatan audit:
KAP • Rekan perikatan sebagai pemimpin dan
• Delegasi wewenang dan tanggung jawab operasional bertanggung jawab atas perikatan audit
pengendalian mutu • Anggota tim perikatan lain
• Struktur organisasi, kultur, leadership style, ukuran dan • Penerapan kebijakan dan prosedur pengendalian
kompleksitas mutu perikatan
• Penyusunan dan penetapan kebijakan dan prosedur • Penyusunan dan penetapan kebijakan dan prosedur
• Komunikasi kebijakan dan prosedur • Komunikasi dan diskusi internal tim perikatan
Kebijakan dan Prosedur untuk unsur -unsur: Pelaksanaan kebijakan dan prosedur oleh tim perikatan
Kebijakan yang dipimpin oleh rekan perikatan:
• Tanggung jawab kepemimpinan mutu
• Penerimaan dan hubungan keberlanjutan dengan klien • Tanggung jawab kepemimpinan atas mutu audit
• Persyaratan etika, standar profesi, dan hukum yang • Penerimaan klien dan hubungan keberlanjutan
berlaku • Ketentuan etika yang relevan
• Penugasan tim perikatan
Prosedur • Sumber daya manunia • Pelaksanaan perikatan
• Pelaksanaan perikatan
• Pemantauan • Dampak atas hasil pemantauan
• Dokumentasi • Dokumentasi pengendalian mutu
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 29
TUJUAN SA 220
Audit telah dilakukan dengan mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum
dan peraturan yang berlaku; dan
Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas keseluruhan mutu setiap perikatan audit yang
ditugaskan kepada rekan yang bersangkutan. (Ref: Para. A3)
Para A3. Tindakan rekan perikatan dan pesan yang tepat kepada anggota lain tim perikatan, dalam
mengambil tanggung jawab keseluruhan atas mutu setiap perikatan audit, menekankan:
a. Pentingnya mutu audit atas:
❑ Pelaksanaan pekerjaan yang mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku;
❑ Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP yang berlaku;
❑ Penerbitan laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya; dan
❑ Kemampuan tim perikatan untuk menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatiannya tanpa
rasa takut terhadap hal-hal yang dapat merugikan dirinya; dan
b. Fakta bahwa mutu merupakan hal yang esensial dalam melaksanakan perikatan audit.
Selama perikatan audit, rekan perikatan harus tetap waspada, melalui observasi dan
permintaan keterangan selama diperlukan, terhadap bukti atas ketidakpatuhan anggota tim
perikatan terhadap ketentuan etika yang relevan. (Para 9)
Apabila terdapat hal yang menjadi perhatian rekan perikatan melalui sistem pengendalian mutu
KAP atau sebaliknya yang mengindikasikan bahwa anggota tim perikatan tidak mematuhi
ketentuan etika yang relevan, maka rekan perikatan harus menentukan tindakan yang
tepat setelah berkonsultasi dengan pihak lain dalam KAP.
Memperoleh informasi yang relevan dari KAP dan, jika relevan, KAP
jejaring, untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan
hubungan yang menciptakan ancaman terhadap independensi;
Ancaman Kedekatan
Kode Etik juga membahas ancaman kedekatan yang mungkin disebabkan oleh
penugasan staf senior yang sama dalam suatu perikatan asurans selama suatu periode
yang cukup lama dan membahas pencegahan yang tepat dalam menanggapi ancaman
tersebut.
KODE ETIK
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 EFEKTIF PER 1 JULI 2019
KEPAP
KODE ETIK
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 EFEKTIF PER 1 JULI 2019
Pengaturan pada Bagian 2 bagi Anggota Dalam Kode Etik 2019, bagian ini
ANGGOTA yang bekerja di bisnis yang lebih jelas yang ANGGOTA diatur dalam Bagian C yang berlaku
mencakup penyusunan dan penyajian
informasi dan tekanan untuk melanggar bagi CPA yang bekerja pada entitas
prinsip dasar etika. bisnis.
Tim perikatan audit harus mematuhi prinsip dasar tersebut, termasuk memenuhi ketentuan independensi sesuaï:
Bagian 4A “INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN AUDIT DAN PERIKATAN REVIU”
Seksi 400 “Penerapan Kerangka Kerja Konseptual untuk Independensi dalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu”
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 42
Bagaimana Kode Etik diterapkan pada tingkat organisasi ?
• Makin rumit struktur KAP, maka semakin rumit penerapan kode etik.
• Semakin tinggi jabatan anggota yang bekerja di bisnis, semakin tinggi tanggung jawabnya untuk
meyakinkan kepatuhan pada kode etik.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 43
Bagaimana Kode Etik Diterapkan pada tingkat individual
penugasan audit ?
Penerimaan
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
Perikatan
SPM 1 mengharuskan KAP untuk memperoleh informasi yang dipandang perlu sesuai dengan kondisinya sebelum
menerima suatu perikatan dari suatu klien baru, ketika memutuskan apakah akan melanjutkan perikatan yang
telah ada, dan ketika mempertimbangkan penerimaan perikatan baru dari klien yang telah ada. Informasi di
bawah ini membantu rekan perikatan dalam memutuskan apakah kesimpulan yang ditarik menyangkut
penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit sudah tepat:
❑ Integritas pemilik utama, manajemen inti, dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas;
❑ Kompetensi tim perikatan untuk melaksanakan perikatan audit dan kapabilitas yang diperlukan, termasuk
waktu dan sumber daya;
❑ Kemampuan KAP dan tim perikatan untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan; dan
❑ Hal signifikan yang timbul selama perikatan audit periode kini atau periode lalu, dan implikasinya terhadap
keberlangsungan hubungan perikatan. SPM 1, paragraf 27(a).
Pertimbangan dimiliki tidaknya kompetensi, kemampuan, dan sumberdaya oleh KAP untuk
melaksanakan perikatan baru dari klien baru maupun klien yang ada melibatkan penelaahan terhadap
ketentuan tertentu atas perikatan tersebut , serta profil rekan dan staf pada setiap tingkat yang relevan,
dan mencakup apakah:
Integritas Klien
Sehubungan dengan integritas klien, berikut ini adalah contoh atas hal-hal yang perlu dipertimbangkan:
• Reputasi pribadi dan bisnis dari pemilik utama, manajemen kunci dan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola klien.
• Sifat operasi klien, termasuk praktik bisnisnya.
• Informasi yang berhubungan dengan perilaku pemilik utama, manajemen kunci dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola klien terhadap hal-hal tertentu seperti interpretasi yang agresif
terhadap standar akuntansi dan lingkungan pengendalian internal.
• Apakah klien secara agresif berusaha menekan jasa profesional KAP serendah mungkin.
• Indikasi terjadinya pembatasan lingkup pekerjaan yang tidak wajar.
Keputusan untuk melanjutkan hubungan dengan klien mencakup pertimbangan atas hal-hal
signifikan yang mungkin timbul selama perikatan kini maupun terdahulu, dan implikasinya
dalam melanjutkan hubungan tersebut. Sebagai contoh, klien tertentu mungkin telah memulai
mengembangkan operasi bisnisnya ke dalam area di mana KAP tidak memiliki keahlian yang
dibutuhkan.
Pengunduran diri
Kebijakan dan prosedur tentang pengunduran diri dari: (i) suatu perikatan, atau (ii) perikatan dan
hubungan dengan klien, mencakup isu-isu sebagai berikut :
• Pembahasan dengan manajemen klien pada tingkat yang tepat dan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola mengenai langkah apa yang perlu diambil KAP berdasarkan fakta dan kondisi yang
relevan.
• Jika KAP memutuskan untuk mengundurkan diri dari: (i) suatu perikatan, atau (ii) perikatan dan
hubungan dengan klien, maka KAP membahas alasan pengunduran diri dengan manajemen klien
pada tingkat yang tepat dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
• Mempertimbangkan apakah terdapat ketentuan profesional, legal ataupun peraturan yng
mengharuskan KAP untuk tidak mengundurkan diri, atau kewajiban KAP untuk melaporkan
pengunduran diri dari: (i) suatu perikatan, atau (ii) perikatan dan hubungan dengan klien, berserta
alasannya, kepada otoritas yang berwenang.
• Mendokumentasikan hal-hal yang signifikan, konsultasi, kesimpulan dan dasar untuk menghasilkan
kesimpulan.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 49
Polling Question #4
Menurut anda apakah pemimpin KAP bertanggung jawab atas pelatihan yang cukup bagi staf KAP ?
Jawab:
a. Tidak setuju, karena pelatihan staf KAP hanya diperlukan ketika memang benar-benar
diperlukan karena biayanya mahal, fee tidak cukup untuk menutup keperluan tersebut
b. Setuju karena pelatihan penting untuk meningkatkan kualitas, pemimpin KAP adalah
penanggung jawab akhir mutu sehingga harus melakukan upaya terbaik untuk mengelola agar
semua staf diberi pelatihan yang cukup agar mampu melaksanakan peran dan tugasnya.
c. Tidak setuju karena pelatihan staf adalah tanggung jawab masing-masing partner yang merekrut
para staf tersebut sesuai kebutuhan para partner, namun pemimpin KAP harus membuat
kebijakan pelatihan dan mengawasinya.
d. Setuju karena pelatihan adalah modal utama untuk mendapatkan staf yang kompeten untuk
menunjang kualitas, namun pemimpin KAP harus berbagi tugas dengan partner lain yang diberi
tanggung jawab pelatihan.
Pada atau sebelum tanggal laporan auditor, rekan perikatan harus dapat diyakinkan, melalui
suatu penelaahan atas dokumentasi audit dan diskusi dengan tim perikatan, bahwa bukti audit
yang cukup dan tepat telah diperoleh untuk mendukung kesimpulan yang ditarik dan laporan
auditor yang diterbitkan.
Perbedaan pendapat
Jika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan, dengan pihak yang dikonsultasi (jika
relevan), antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan, maka tim
perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur KAP dalam merespons dan menyelesaikan
perbedaan pendapat tersebut.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 53
1/3 Pelaksanaan Perikatan
Arah, Supervisi, dan Pelaksanaan
❑ Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas arah perikatan audit sesuai dengan standar profesi dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
❑ Para A13. Arah tim perikatan mencakup komunikasi kepada anggota tim perikatan hal-hal tertentu seperti di
bawah ini:
➢ Tanggung jawab tim perikatan, termasuk keharusan untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan, serta untuk
merencanakan dan melaksanakan audit dengan skeptisisme profesional seperti yang disyaratkan oleh SA 200.
➢ Tanggung jawab rekan yang bersangkutan ketika lebih dari satu rekan terlibat dalam pelaksanaan perikatan
audit.
➢ Tujuan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
➢ Sifat bisnis entitas.
➢ Isu yang terkait dengan risiko.
➢ Masalah yang mungkin timbul.
➢ Pendekatan detail atas pelaksanaan perikatan.
Diskusi di antara anggota tim perikatan memungkinkan anggota tim yang kurang berpengalaman untuk
mengajukan pertanyaan kepada anggota tim yang lebih berpengalaman agar komunikasi yang tepat dapat terjadi
dalam tim perikatan.
Para A14. Kerja sama tim dan pelatihan yang tepat membantu anggota tim perikatan yang kurang berpengalaman
untuk memahami secara jelas tujuan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 54
2/3 Pelaksanaan Perikatan
Arah, Supervisi, dan Pelaksanaan
Berdasarkan SPM 1, kebijakan dan prosedur KAP atas tanggung jawab penelaahan ditentukan atas dasar
bahwa pekerjaan anggota tim perikatan yang kurang berpengalaman ditelaah oleh anggota tim perikatan
yang lebih berpengalaman.
Suatu penelaahan mencakup pertimbangan atas hal-hal tertentu, sebagai contoh, apakah:
➢ Pekerjaan telah dilaksanakan berdasarkan standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
➢ Hal-hal yang signifikan telah diidentifikasi untuk pertimbangan selanjutnya;
➢ Konsultasi yang tepat telah dilakukan dan kesimpulan yang ditarik telah didokumentasikan dan
diterapkan;
➢ Terdapat kebutuhan untuk merevisi sifat, saat dan luas pekerjaan yang dilakukan;
➢ Pekerjaan yang dilaksanakan mendukung kesimpulan yang dihasilkan dan hal tersebut telah
didokumentasikan dengan tepat;
➢ Bukti yang diperoleh cukup dan tepat untuk mendukung laporan; dan
➢ Tujuan dari prosedur perikatan telah dicapai.
Pada atau sebelum tanggal laporan auditor, rekan perikatan harus dapat diyakinkan, melalui suatu penelaahan atas
dokumentasi audit dan diskusi dengan tim perikatan, bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh untuk
mendukung kesimpulan yang ditarik dan laporan auditor yang diterbitkan (Para 17).
Para A18. Penelaahan secara tepat waktu oleh rekan perikatan atas hal-hal di bawah ini pada tahap-tahap yang
tepat selama perikatan memungkinkan hal signifikan diselesaikan secara tepat waktu sesuai dengan harapan rekan
perikatan pada saat atau sebelum tanggal laporan auditor:
▪ Pertimbangan atas hal yang kritikal, terutama yang terkait dengan hal-hal yang sulit atau kontroversial, yang
diidentifikasi selama pelaksanaan perikatan;
▪ Risiko signifikan; dan
▪ Hal lain yang dipandang penting oleh rekan perikatan.
▪ Rekan perikatan tidak perlu menelaah seluruh dokumentasi audit, tetapi dapat melakukannya ketika
dikehendaki. Namun, sebagaimana disyaratkan oleh SA 230, rekan perikatan tersebut harus
mendokumentasikan luas dan waktu penelaahan yang dilakukan.
Rekan perikatan tidak perlu menelaah seluruh dokumentasi audit, tetapi dapat melakukannya ketika dikehendaki.
Namun, sebagaimana disyaratkan oleh SA 230, rekan perikatan tersebut harus mendokumentasikan luas dan waktu
penelaahan yang dilakukan.
Para A19. Rekan perikatan yang mengambil alih suatu audit selama perikatan dapat menerapkan prosedur
penelahaan sebagaimana dijelaskan dalam paragraf A18 untuk menelaah pekerjaan yang telah dilakukan hingga
tanggal serah terima perikatan sehubungan dengan pengambilalihan tanggung jawab rekan perikatan.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 57
Anggota Tim dengan Keahlian Tertentu
Ketika perikatan audit melibatkan anggota tim perikatan dengan keahlian tertentu dalam bidang
akuntansi atau audit, arah, supervisi, dan reviu atas pekerjaan anggota tim perikatan tersebut
dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:
• Menyepakati dengan anggota tim perikatan sifat, ruang lingkup, dan tujuan pekerjaan yang
akan dilakukan oleh anggota tim perikatan; serta peran, sifat, saat, dan luas komunikasi
antara anggota tim perikatan tersebut dengan anggota lain tim perikatan.
• Mengevaluasi kecukupan pekerjaan anggota tim perikatan, termasuk relevansi dan
kewajaran temuan anggota tim perikatan, atau kesimpulan dan konsistensinya dengan bukti
audit lain.
Untuk audit atas laporan keuangan emiten dan perikatan audit lain, jika ada, yang telah
ditetapkan oleh KAP untuk ditelaah pengendalian mutunya, rekan perikatan harus (Para 19):
Perencanaan Penerbitan
Penerimaan dan dan
Pengujian Penyelesaian Tanggal
klien Penilaian
Risiko Laporan
EQCR dilakukan secara obyektif oleh partner lain dengan kewenangan yang cukup untuk menelaah kepatuhan pelaksanaan
perikatan terhadap SA, kode etik, dan peraturan perundangan yang berlaku
KAP dengan SDM terbatas dapat bekerja sama dengan KAP lain untuk melaksanakan EQCR
• Para A23. SA 700 tidak memerbolehkan laporan auditor diberi tanggal sebelum tanggal diperolehnya
seluruh bukti audit yang cukup dan tepat yang menjadi basis bagi auditor dalam menyatakan opini atas
laporan keuangan. Dalam hal audit atas laporan keuangan emiten atau ketika suatu perikatan memenuhi
kriteria untuk dilakukan reviu pengendalian mutu perikatan, reviu tersebut membantu auditor dalam
menentukan apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh.
• Para A24. Pelaksanaan reviu pengendalian mutu perikatan secara tepat waktu dan pada tahapan yang
tepat selama perikatan berlangsung memungkinkan hal-hal yang signifikan dapat diselesaikan secara tepat
waktu dan memuaskan pereviu pengendalian mutu perikatan pada tanggal atau sebelum tanggal laporan
auditor.
• Para A25. Penyelesaian reviu pengendalian mutu perikatan ditandai dengan diselesaikannya hal-hal yang
diatur dalam paragraf 20-21 oleh pereviu pengendalian mutu perikatan, dan jika relevan, kepatuhan
terhadap ketentuan yang tercantum dalam paragraf 22. Dokumentasi reviu pengendalian mutu
perikatan dapat diselesaikan setelah tanggal laporan auditor sebagai bagian dari penyusunan
kertas kerja audit final. SA 230 menetapkan ketentuan dan menyediakan petunjuk sehubungan dengan
hal ini.
Para 20. Penelaah pengendalian mutu perikatan harus melaksanakan evaluasi secara objektif atas
pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan, dan kesimpulan yang ditarik dalam memformulasikan
laporan auditor.
Jika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan, antara rekan perikatan dengan penelaah
pengendalian mutu perikatan, maka tim perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur KAP dalam
merespons dan menyelesaikan perbedaan pendapat tersebut.
• Tim perikatan
• EQCR
• Inspeksi kertas kerja audit (monitoring)
KAP dengan jumlah AP terbatas dapat melakukan kerjasama dengan KAP lain,
misal OAI atau model kerjasama lainya, untuk melaksanakan fungsi-fungsi
tersebut.
5 th 3 th 2 th
Periode Jeda (kombinasi peran, juga berlaku)
Periode jeda untuk EP pada masa transisi 2021 sd 2023 adalah 3 tahun 68
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Polling Question #5
Menurut Anda apakah pemimpin KAP harus dalam posisi independen untuk seluruh perikatan audit di
KAP-nya meskipun perikatan audit dilaksanakan oleh partner lain bahkan di cabang KAP ?
Jawab:
a. Tidak setuju karena pemimpin KAP tidak perlu memenuhi persyaratan independensi karena tidak
menandatangani laporan auditor
b. Setuju karena pemimpin KAP adalah simbol dari KAP sehingga harus memenuhi independence in
appearance
c. Tidak setuju karena pemimpin KAP telah menetapkan kebijakan independensi bagi partner dan
personil lainnya sehingga tanggung jawabnya telah selesai
d. Setuju karena pemimpin KAP adalah penanggung jawab akhir mutu kantor.
KONSULTASI
Rekan perikatan harus (Para 18):
a) Bertanggung jawab atas dilakukannya konsultasi yang tepat oleh tim perikatan atas hal yang sulit atau
kontroversial.
b) Dapat diyakinkan bahwa anggota tim perikatan telah melakukan konsultasi yang tepat selama
pelaksanaan perikatan, baik di antara sesama anggota tim perikatan maupun antara tim perikatan
dengan pihak lain pada tingkatan yang tepat dalam KAP atau di luar KAP;
c) Dapat diyakinkan bahwa sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi
tersebut disetujui oleh pihak yang dimintai konsultasi; dan
d) Menentukan bahwa kesimpulan sebagai hasil dari konsultasi tersebut telah diimplementasikan.
Konsultasi yang efektif atas hal-hal teknis, etis, dan lainnya yang signifikan dalam KAP, atau jika relevan, di
luar KAP, dapat dicapai ketika pihak yang dikonsultasikan:
• diberikan seluruh fakta yang relevan yang memungkinkan mereka untuk memberikan advis; dan
• memiliki pengetahuan, senioritas, dan pengalaman yang tepat.
Konsultasi tim perikatan dengan pihak diluar KAP mungkin tepat untuk dilakukan, sebagai contoh, ketika
kurang tersedianya sumber daya internal yang tepat dalam KAP. KAP dapat mengambil manfaat dari jasa
advisory yang disediakan oleh KAP lain, badan profesional dan badan pengatur, atau organisasi komersial
yang menyediakan jasa pengendalian mutu yang relevan.
© 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 71
2/2 Pelaksanaan Perikatan
Perbedaan pendapat
Perbedaan pendapat
Jika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan, dengan pihak yang dikonsultasi (jika relevan),
maka tim perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur KAP dalam merespons dan menyelesaikan
perbedaan pendapat tersebut.
• Auditor perlu waspada terhadap segala informasi yang bertolak belakang dari berbagai pihak
yang dilakukannya konsultasi/komunikasi.
• Laporan tidak diterbitkan sampai dengan hal-hal yang krusial terkait perbedaan pendapat
dari para pihak diselesaikan.
a. Perbankan
b. Lembaga keuangan
c. Emiten
d. BUMn dan semua entitas publik
Sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang ditarik dari, konsultasi
yang dilakukan selama pelaksanaan perikatan audit.
a. Sangat efektif
b. Efektif
c. Kurang efektif
d. Tidak efektif
Sistem pengendalian mutu yang efektif mencakup proses pemantauan yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bagi KAP bahwa kebijakan dan prosedur yang berhubungan
dengan sistem pengendalian mutu adalah relevan, memadai, dan beroperasi secara efektif. Rekan
perikatan harus mempertimbangkan hasil proses pemantauan KAP sebagaimana dibuktikan dalam
informasi yang terkini yang disirkulasi oleh KAP dan, jika relevan, KAP jejaring lain, dan apakah
defisiensi yang diidentifikasi dalam informasi tersebut dapat memengaruhi perikatan audit.