Anda di halaman 1dari 6

Recognizing the Symptoms of Fraud

Diajukan untuk Mata kuliah:

Audit Kecurangan

Dosen:

Pak Meindy Mursal, Drs., Akt., M.Si

Disusun Oleh:

Marcella Nobel (2016130152)

Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Ekonomi

Semester Ganjil

2019
Symptoms of Fraud
Gejala pada penipuan dapat di pisah menjadi 6 kelompok:
1. Anomali Akuntansi
Anomali Akuntansi merupakan hasil dari proses atau prosedur yang tidak biasa dalam
sistem akuntansi. Gejala kecurangan anomaly akuntansi secara umum melibatkan
permasalahan dengan dokumen source, kesalahan dalam journal entries, dan
ketidakakuratan dalam ledgers.
a. Irregularities in Source Document
Gejala umum dari fraud ini melibatkan dokumen baik secara bentuk fisik (kertas)
atau secara elektronik. Terdapat 3 fraud actual yang menggambarkan bagaimana
gelaja dalam dokumen dapat memberikan sinyal tentang terjadinya penggelapan:
 Melibatkan dokumen yang telah di fotokopi
 Pengakuan peningkatan piutang jatuh tempo
 Kekosongan atau kredit yang berlebihan
b. Faulty Journal Entries
Akuntansi adalah Bahasa. Seperti contohnya,

Dalam Bahasa dapat diartikan sebagai seorang pengacara dibayar tunai 5000.
Dalam Bahasa akuntansi diartikan sebagai debit legal expense dan di kredit cash.
Seorang penggelap biasanya akan mencuri aset dan untuk menutupinya, mereka
biasanya berusaha untuk menyeimbangkan persamaan akuntansi sehingga
tindakan yang mereka lakukan tidak terdeteksi. Persamaan yang mereka gunakan
adalah sebagai berikut:

c. Inaccuracies in Ledgers
Ledgers adalah buku akun, dengan kata lain seluruh transaksi yang berhubungan
dengan suatu akun (seperti cash atau inventory) akan terangkum dalam ledgers.
Terdapat 2 gejala umum yang berhubungan dengan ledgers:
 Ledgers yang tidak seimbang, yaitu ketika total saldo debitu tidak sama
dengan saldo kredit
 Master (kontrol) saldo akun yang tidak sama dengan jumlah saldo
pelanggan atau vendor secara individual
2. Kelemahan Internal Control
Fraud muncul karena adanya tekanan, kesempatan dan rasionalisasi. Seperti yang
telah dibahas pada bab2, internal kontrol terdiri dari lingkungan kontrol, sistem
akuntansi, dan prosedur kontrol. Gejala fraud internal kontrol secara umum adalah:
 Kurangnya pemisahan tugas
 Kurangnya perlindungan fisik
 Kurangnya pengecekan independen
 Kurangnya otorisasi yang tepat
 Kurangnya dokumen dan catatan yang tepat
 Mengesampingkan kontrol yang ada (banyak penelitian yang menemukan
gejala ini merupakan gejala yang paling sering ditemui)
 Sistem Akuntansi yang tidak memadai
3. Anomali Analitis
Anomali analitis merupakan hubungan dalam data baik finansial maupun non-
finansial yang tidak masuk akal (perubahan volume, harga, dan mix tanpa alasan yang
pasti). Gejala dari fraud analitis adalah prosedur atau hubungan yang tidak biasa atau
yang tidak realistis untuk dapat dipercaya. Contohnya:
 Kekurangan atau penyesuaian inventaris yang tidak dijelaskan
 Penyimpanan dari spesifikasi
 Peningkatan memo
 Kelebihan pembelian
 Terlalu banyak debit atau memo kredit
 Hubungan laporan keuangan yang aneh, seperti:
 Peningkatan revenue dengan penurunan inventory
 Peningkatan revenue dengan penurunan receivable
 Peningkatan revenue dengan penurunan cash flow
 Peningkatan inventory dengan penurunan payables
 Peningkatan volume dengan penurunan cost per unit
 Peningkatan volume dengan penurunan scrap
 Peningkatan inventory dengan penurunan warehousing cost

Auditor biasanya menggunakan prosedur analitis untuk mencari gejala fraud. Akan
tetapi, prosedur analitis ini tidak selalu efektif karena terkadang hubungan analitis
tetap sama walaupun terdapat fraud.

4. Gaya Hidup Mewah


Kebanyakan orang yang melakukan fraud berada dalam tekanan finansial. Terkadang
tekanan tersebut real, terkadang tekanan tersebut muncul karena adanya keserakahan.
Ketika pelau telah memenuhi kebutuhannya, biasanya mereka akan terus mencuri
dengan penggelapan dana untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Biasanya dengan
membeli mobil baru, liburan, renovasi rumah dan masih banyak hal yang lain. Sangat
sedikit pelaku yang menyimpan apa yang telah mereka ambil. Biasanya, mereka akan
langsung menghabiskan apa yang telah mereka curi. Dan seiring berjalannya waktu
mereka akan semakin berani mengambil dalam jumlah yang lebih besar dan gaya
hidup mereka menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya.
5. Perilaku yang tidak biasa
Penelitian dalam psikologi membuktikan bahwa ketika seseorang (pelaku yang baru
pertama kali melakukan fraud) melakukan kejahatan, mereka akan dipenuhi oleh
ketakutan dan rasa bersalah yang biasanya disebut juga sebagai stress. Individu
tersebut biasnya melakukan perilaku tidak biasa untuk menghadapi stress mereka.
Apabila pelaku kejahatan tidak merasakan ketakutan, rasa bersalah, dan stress maka
orang-orang tersebut disebut sebagai sociopaths atau psycopaths.
6. Tips dan Keluhan
Terdapat 3 elemen fraud:
 Theft Act
Melibatkan secara pengambilan uang tunai, inventaris, informasi atau aset
lainnya. Untuk mendeteksinya, seseorang dapat menyaksikan tindakan pelaku
ketika pelaku melakukan fraud. Rekan kerja, manajer, dan karyawan lain
biasanya berada di posisi terbaik untuk mendeteksi penipuan.
 Concealment
Melibatkan lang-langkah yang diambil pelaku untuk menyembunyikan fraud
dari pihak lain. Untuk mendeteksinya, dapat dilihat dari catatan yang diubah
atau kesalahan perhitungan uang tunai atau inventaris. Rekan kerja mungkin
berada dalam posisi yang lebih baik untuk mendeteksi kecurangan dalam
penyembunyian karena mereka terpapar ke penyembunyian secara teratur
sementara auditor lainnya hanya melihat sampai kegiatan yang melibatkan
penyembunyian.
 Conversion
Melibatkan penjualan aset curian atau mentransfernya menjadi uang tunai
kemudian uang tersebut digunakan. Untuk mendeteksinya, dapat dilihat dari
perubahan gaya hidup yang dilakukan pelaku. Auditor tidak memiliki titik
referensi untuk melihat perubahan gaya hidup. Rekan kerja, teman, dan
manajer yang harus mendeteksi penipuan.
Tips and Complaints are Fraud Symptoms
Keluhan dan tip dikategorikan sebagai gejala fraud daripada bukti actual karena
banyak tip dan keluhan ternyata tidak dapat dibenarkan. Seringkali sulit untuk
mengetahui apa membuat seseorang mengeluh atau memberikan tip. Ada beberapa
alasan mengapa seseorang ragu untuk maju dengan pengetahuan atau kecurigaan
fraud. Alasan-alasan tersebut adalah:
 Biasanya tidak mungkin untuk mengetahui dengan pasti bahwa suatu
penipuan terjadi
 Mereka takut akan pembalasan karena menjadi whistle-blower
 Mereka sering diintimidasi oleh pelaku
 Mereka sering berpikir bahwa memekik pada sesorang itu salah
 Tidak mudah untuk maju dalam banyak organisasi
New Laws Protect Whistle-Blowers and Promote Fraud Detection
Undang-undang whistle-blowing baru telah membantu membuat tip dan keluahan
lebih efektif, terutama untuk perusahaan public, dengan mengamanatkan setiap
perusahaan public untuk memiliki sistem whistle-blowing yang dapat membantu
untuk mengungkap banyak penipuan yang tidak diketahui sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai