Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eliza

NIM : 126403202125
Kelas : AKS 6C
RESUME AKUNTANSI FORENSIK
Fraud Detection
Fraud detection atau upaya pendeteksian kecurangan adalah tindakan lanjutan yang
dilakukan oleh investigator apabila dicurigai atau ditemukan adanya indikasi kecurangan.
Petunjuk adanya tindakan kecurangan biasanya ditunjukkan oleh munculnya gejala-gejala
(symptoms). Dalam mendeteksi tindak kecurangan auditor harus memahami bahwa keanehan
adalah sesuatu yang berbeda dari yang diharapkan. Perbedaan tersebut tidak harus dalam jumlah
besar, akumulasi dari perbedaan-perbedaan dalam jumlah kecil seringkali menjadi gambaran dari
kecurangan yang besar dan canggih.
(https://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/akuntansi/article/download/8503/pdf)

Deteksi kecurangan dilakukan untuk mengetahui bahwa fraud telah terjadi melalui
pengenalan terhadap tanda-tanda adanya fraud. Tanda-tanda adanya fraud ditunjukkan oleh
adanya gejala / indikasi dari individu, dari organisasi, dan dari luar organisasi. Seluruh tanda-
tanda yang menunjukkan indikasi awal munculnya fraud sering dikenal dengan istilah redflag,
symtoms, atau fraud indikator.
(http:/madani.ip-dynamic.com (Wahyu Junaedi, 2021: Preventon, Detection, and Deterrence of Fraud))

Gejala kecurangan dapat dipisahkan dalam enam kelompok, yaitu:


1. Accounting Anomalies atau Penyimpangan dalam Akuntansi
Penyimpangan dalam akuntansi, salah satunya terjadi kejanggalan di dalam laporan
keuangan perusahaan. Tanda penyimpangan dalam akuntansi melibatkan masalah pada
data-data seperti:
- Ketidak teraturan atau penyimpangan dalam sumber dokumen, seperti: dokumen
yang hilang, perubahan pada dokumen, peningkatan item, kredit berlebihan, dan
lainnya.
- Jurnal yang salah, gejalanya meliputi: jurnal yang tidak seimbang, jurnal dibuat oleh
orang-orang yang bukan pada bagian atau tugas tersebut, jurnal dibuat menjelang
akhir periode akuntansi, bukti dalam bentuk foto copy, jurnal tanpa dukungan
dokumenter, tidak ada penjelasan mengenai bukti jurnal penyesuaian.
- Ketidak akuratan dalam buku besar, gejalanya meliputi: buku besar yang tidak
seimbang (saldo debit tidak sama dengan saldo kredit), master (kontrol) saldo
rekening tidak sama dengan jumlah pelanggan atau vendor masing-masing saldo.
2. Internal Control Weakneses atau Kelemahan Pengendalian Internal
Gejala terjadinya kecurangan dalam pengendalian internal adalah sebagai berikut:
kurangnya pemisahan tugas, kurangnya pengamanan fisik, kurangnya pemeriksaan
independen, kurangnya otorisasi yang tepat, kurangnya catatan dan dokumen yang tepat,
sistem akuntansi yang tidak memadai.
Contoh gejala yang dapat memicu atau dapat dicurigai sebagai kecurangan yang akan
terjadi adalah:
- Situasi yang memungkinkan seorang manajer melakukan kecurangan;
- Karyawan yang tidak menerima rincian mengenai gaji yang diterima;
- Tidak adanya komunikasi antara atasan dengan bawahan serta tidak dilakukan
pengecekan pada karyawan yang telah melakukan pekerjaanya.
3. Analitycal Anomalies atau Keanehan Analitikal
Gejala kecurangan yang ada pada keganjilan analitis merupakan prosedur atau hubungan
dimana kecurangan tersebut terlalu luar biasa atau tidak realistis untuk dapat dipercaya.
Kecurangan ini berhubungan dengan transaksi atau kegiatan yang sering terjadi yang
dilakukan sendirian atau melibatkan orang yang tidak seharusnya berpartisipasi. Indikasi
dari gejala analitis meliputi: penyimpangan dari spesifikasi persediaan, meningkatnya
jumlah memo, terlalu banyak debit atau kredit memo, peningkatan atau penurunan yang
signifikan saldo rekening, denda keterlambatan yang signifikan, abnormalisasi fisik, omzet
yang berlebihan, biaya yang tidak masuk akal.
Contoh penipuan terdeteksi dengan mempertimbangkan hubungan analitis adalah
penipuan mayberry untuk memuat perusahaan terlihat lebih baik dari yang sebenarnya.
4. Extravagant Lifestyle atau Gaya Hidup Boros
Kebanyakan orang yang melakukan kecurangan berada di bawah tekanan keuangan.
Mereka menggunakan dana hasil kecurangan untuk memenuhi kebutuhan keuangan juga
untuk meningkatkan gaya hidup mereka. Pelaku kecurangan seringkali hidup diluar
kemampuannya karena pendapatan mereka tidak mendukung gaya hidup mereka.
Perubahan gaya hidup inilah yang paling mudah terdeteksi dari gejala-gejala kecurangan.
Misalnya, jika seorang manajer mengajak karyawan untuk makan siang mewah, tinggal di
rumah yang sangat mewah, mengendarai mobil mewah, dan lainnya.
5. Unusual Behavior atau Perilaku yang tidak biasa
Psikologi mengungkapkan bahwa ketika seseorang melakukan kejahatan (terutama saat
pertama kali melakukan kecurangan), ia menjadi emosi, ketakutan, dan memiliki rasa
bersalah. Emosi adalah ekspresi diri dari stres, dengan begitu seringkali individu akan
menunjukkan pola perilaku yang tidak biasa. Perubahan perilaku adalah sinyal atau tanda
bahwa orang tersebut melakukan kecurangan. Tanda-tanda perilaku yang tidak biasa
antaralain: susah tidur, meningkatkan minum, penyalahgunaan narkoba, perilaku yang
mencurigakan, kurangnya kesenangan, takut akan tertangkap, tidak mendapatkan
ketenangan, dan lainnya.
6. Tips and Complaints atau Tips dan Keluhan
Tips dan keluhan termasuk kategori gejala-gejala kecurangan dari pada fakta kecurangan
yang sebenarnya, hal ini disebabkan karena kebanyakan tips dan keluhan seringkali
berubah menjadi sesuatu yang tidak tepat. Sesuatu yang sulit dalam menilai motivasi
seseorang yang melakukan komplain dan tips. Contoh: nasabah komplain karena mereka
merasa diambil keuntungannya, seorang karyawan memberikan tips karena cemburu.
(W. Steve Albrecht, et.all. (ed.)Fraud Examination 3rd) edition, (USA: South-Westerm Cengage
Learning, 2009), hlm 134-151.)

Anda mungkin juga menyukai